PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Sukun termasuk famili Urticaceae, genus Artocarpus dengan nama latin altilis
nama lokal Sukun. Berasal dari daerah pasifik sekitar abad 18 dikembangkan
sampai di Malaysia dan selanjutnya berkembang sampai di Indonesia. Buah
sukun mengandung karbohidrat dan gizi yang tinggi sehingga mempunyai
prospek yang cerah sebagai komoditi pangan pengganti. Pohon sukun bertajuk
rimbun dengan percabangan melebar ke samping dan tingginya dapat mencapai
10-20 m. Buahnya berbentuk bulat sampai sedikit agak lonjong, buah muda
berkulit kasar dan buah tua berkulit halus. Warna buah tua berwarna hijau
kekuningan dengan berat dapat mencapai 4 kg per buah. Daging buah berwarna
putih krem dan rasanya agak manis dan memiliki aroma spesifik. Pohon sukun
memiliki 3 jenis varietas yang dicirikan oleh ukuran buah dan letak kedudukan
daun. Jenis varietas pertama dan kedua berukuran buah kecil dan sedang dengan
kedudukan daun agak menguncup ke atas, tepi daun bercanggap dengan lekuk
dangkal. Jenias varietas lainnya berukuran buah besar dengan kedudukan daun
mendatar dan tepi daun mencanggap dengan lekuk dalam (Sutrisno, 2006).
Kata fermentasi berasal dari Bahasa Latin yang berarti merebus. Arti kata dari
Bahasa Latin tersebut dapat dikaitkan atau kondisi cairan bergelembung atau
mendidih. Keadaan ini disebabkan adanya aktivitas ragi sepenuhnya ekstraksi
buah-buahan atau biji-bijian. Gelembung gelembung karbondioksida dihasilkan
dari katabolisme anaerobik terhadap kandungan gula. Untuk beberapa lama
fermentasi terutama dihubungkan atau karbohidrat, bahkan sampai sekarang pun
masih sering digunakan. Sepenuhnya hal arti fermentasi tersebut lebih luas lagi,
menyangkut juga perombakan protein dan lemak oleh aktivitas mikroorganisme.
Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa fermentasi mempunyai arti suatu
proses terjadinya perubahan kimia sepenuhnya suatu substrat organik melalui
aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa
komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan
aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi
untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak
memiliki akseptor elektron eksternal) dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya.
Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan
pada otot (Oyon, 1987).
Jenis-jenis fermentasi
Fermentasi ada tiga, yaitu :
1. Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi
etanol (etil alkohol) dan karbondioksida. Organisme yang berperan yaitu
Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras.
Reaksi Kimia:
C6H12O6> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 H2O + 2 ATP
2. Fermentasi asam laktat
Fermentasi asam laktat adalah respirasi yang terjadi pada sel hewan atau
manusia, ketika kebutuhan oksigen tidak tercukupi akibat bekerja terlalu berat.
Di dalam sel otot asam laktat dapat menyebabkan gejala kram dan kelelahan.
Laktat yang terakumulasi sebagai produk limbah dapat menyebabkan otot letih
dan nyeri, namun secara perlahan diangkut oleh darah ke hati untuk diubah
kembali menjadi piruvat.
Reaksi:
C6H12O6 > 2 Asam Piruvat> 2 Asam laktat + 2 ATP
3. Fermentasi asam cuka
Merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob.
fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (acetobacter aceti) dengan
substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang
dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
Reaksi:
C6H12O6> 2 C2H5OH> 2 CH3COOH + H2O + 116 kal (glukosa)
Fermentasi adalah suatu oksidasi karbohidrat anaerob dan aerob sebagian dan
merupakan suatu kegiatan penguraian bahan- bahan karbohidrat.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses fermentasi, antara lain adalah
sebagai berikut:
a. pH
Mikroba tertentu dapat tumbuh pada kisaran pH
yang sesuai
untuk pertumbuhannya. Khamir dapat hidup pada pH rendah yaitu antara 1-2.
b. Suhu
Suhu yang digunakan dalam fermentasi akan mempengaruhi mikroba yang
berperan dalam proses fermentasi. Suhu optimal pada proses fermentasi yaitu
35 C dan 40 C.
c. Oksigen
Derajat an aerobiosis adalah merupakan faktor utama dalam pengendalian
fermentasi. Bila tersedia O2 dalam jumlah besar, maka produksi sel-sel khamir
dipacu. Bila produksi alkohol yang dikehendaki, maka diperlukan suatu
penyediaan O2 yang sangat terbatas. Produk akhir dari suatu fermentasi
sebagian dapat dikendalikan dengan tegangan O2 substrat apabila faktor-faktor
lainnya optimum.
d. Substrat
Mikroba memerlukan substrat yang mengandung nutrisi sesuai dengan
kebutuhan untuk pertumbuhannya.
Aneka bahan pangan yang mengandung karbohidrat dapat diolah menjadi
makanan khas yang disebut tape. Bahan pangan yang umumnya dibuat tape
adalah ubi kayu (singkong), beras ketan putih maupun beras ketan hitam serta
sorgum. Tape mempunyai tekstur yang lunak, rasa yang asam manis dan sedikit
mengandung alkohol. Selama fermentasi, tape mengalami perubahan-perubahan
biokimia akibat aktivitas mikroorganisme.
Pada dasarnya semua bahan pangan yang kaya akan karbohidrat dapat diolah
menjadi tape.Berdasarkan bahan bakunya, dikenal berbagai jenis tape yaitu tape
ketan, tape singkong, tape beras, tape sorgum, tape pisang, tape ubi jalar dan tape
sukun,akan tetapi dewasa ini yang paling populer adalah tape singkong dan tape
ketan (Buckle, 1985).
Tape merupakan salah satu jenis makanan dari hasil fermentasi bahan baku
yang diberi ragi sebagai sumber mikrobanya.Tape sebagai hasil fermentasi
menghasilkan alkohol dan gula.
Sukun atau yang biasa
disebut
juga
dengan
nama
ilmiahnya
sejak lama untuk lebih dapat dinikmati dan diminati, sukun diolah dengan
berbagai macam olahan. Tape sukun merupakan salah satu strategi diversifikasi
makanan dari jenis sukun yang dibuat melalui fermentasi.Ragi adalah komponen
vital dalam pembuatan tape yang tentunya dipengaruhi oleh konsentrasi substrat,
pH, suhu, dan panjang waktu fermentasi, sehingga menemukan harga optimal
glukosa atau rasa manis pada tape tersebut. Tape Sukun banyak mengandung
karbohidrat yang mudah di fermentasi oleh ragi tape dan dapat menurunkan kadar
gula darah (Rukmana, 2001).
Kata ragi dipakai untuk menyebut adonan atau ramuan yang digunakan dalam
pembuatan berbagai makanan dan minuman seperti tempe,tape, roti, anggur, brem
dan lain-lain. Ragi untuk tape merupakan populasi campuran genus dimana
terdapat spesies-spesies genus Aspergillus, genus Saccharomyces, genusCandida,
genusHansenula sedangkan bakteri Acetobacter biasanya tidak ketinggalan.
Genus
tersebut
hidup
bersama
secarasinergetik.
Aspergillus
dapat
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan produk ini adalah baskom, kain
lap, pemanas atau kompor, panci kukus, penyaring, piring, pisau, toples,
sendok dan garpu.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan ini adalah daun pisang, ragi
tape,gula, dan buah sukun.
3.2 Cara Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengupas buah sukun kemudian memotong sesuai dengan keinginan.
3. Mencuci buah sukun yang telah dipotong hingga bersih.
4. Mengukus buah sukun sampai tidak empuk betul sekitar 20 menit
kemudian dinginkan.
5. Menyusun buah sukun yang telah dingin kedalam baskom yang telah
dilapisi daun pisang.
6. Menaburi dengan ragi.
7. Membungkus dengan daun pisang kemudian dimasukkan kedalam toples
yang kedap udara.
8. Mendiamkan selama kurang lebih 2 hari.
hingga
bersih
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses pembuatan tape sukun ini menggunakan proses fermentasi untuk
menghasilkan tape dari bahan baku utama sukun. Fermentasi sendiri merupakan
proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerob atau tanpa oksigen.
Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan
tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai
respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Proses pembuatan tape dari sukun ini sangat mudah dan sederhana. Pertamatama memilih buah sukun yang agak matang tetapi belum lunak daging buahnya.
Kemudian buah Sukun ini dikupas dan dicuci hingga bersih lalu dipotong-potong
seukuran tape singkong (5x5 cm) atau sesuai selera, kemudian dikukus hingga
matang kurang lebih 20 menit. Setelah dikukus, didinginkan kemudian tempatkan
pada wadah yang bersih. Campurkan Ragi tape (Saccharomyces Cerevisiae) dan
taburi sedikit gula.Dibungkus dengan daun pisang dan masukkan dalam wadah
tertutup rapat, jangan sampai ada kontak dengan udara selama kurang lebih 2hari.
Setelah 2hari akan tercium bau wangi khas tape yang sangat lezat.
Kelebihan dari Tape Sukun ini rasanya lebih enak dan lebih manis
dibandingkan tape singkong. Hal ini dikarenakan Sukun lebih banyak
mengandung karbohidrat yang mudah difermentasi oleh ragi tape.
Pada pembuatan tape sukun ini tape yang ditambahkan gula dengan yang
tidak ditambahkan gula dipisahkan untuk mendapatkan perbedaan produk yang
akan dihasilkan, dan setelah dicoba, tape yang diberi gula mempunyai tekstur
yang lebih lunak dibanding tape yang hanya diberi ragi saja, rasa tape yang diberi
gula juga terlalu manis. Karena tanpa diberi gula pun tape akan terasa manis, rasa
manis pada tape berasal dari glukosa yang dihasilkan dari proses fermentasi oleh
ragi Saccharomyces Cerevisiae yang mengeluarkan enzim yang dapat memecah
karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana, oleh karena itu
tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya.
Gula merupakan bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi, beberapa
komponen lain juga dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan
aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi
untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman-minuman beralkohol
lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras ( yang
tidak memiliki akseptor elektron eksternal ), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang
digunaan dan produk yang dihasilkan.Secara singkat, glukosa C6H12O6 yang
merupakan gula paling sedrhana. Melalui fermentasi akan menghasilkan etanol
C2H5OH. Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi
makanan. Persamaan reaksi kimianya adalah sebagai berikut :
C6H12O6> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 H2O + 2 ATP
Jalur biokimia yang terjadi sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang
terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari
tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan
bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan. Tahap akhir dari fermentasi
adalah konversi piruvat ke produk fermentasi akhir.Tahap ini tidak menghasilkan
energy tetapi sangat penting bagi sel anaerobik karna tahap ini meregenarasi
NAD+ yang diperlukan untuk glikolisis. Ia di perlukan untuk fungsi sel normal
karena glikolisis merupakan satu-satunya sumber ATP dalam kondisi anaerobik.
Sukun Muda
Sukun Tua
9,2
28,2
0,7
0,3
2,0
1,3
0,12
0,12
0,06
0,05
21,00
17
59
21
46
59
0,4
Sumber: FAO, 1972
10
Tepung Sukun
78,9
0,8
3,6
0,34
0,17
47,6
58,8
165,2
1,1
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Selain singkong, sukun dapat dijadikan bahan baku pembuatan tape.
2. Pembuatan tape dari sukun dilakukan melalui proses fermentasi anaerobik.
3. Proses fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa-senyawa
kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana.
4. Bakteri yang berperan dalam proses fermentasi pembuatan tape adalah
Saccharomyces cereviceae.
5. Reaksi kimia yang terjadi pada proses pembuatan tape dari sukun adalah :
C6H12O6> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 H2O + 2 ATP
6. Tape yang diberi ragi dan gula mempunyai tekstur yang lebih lunak
dibanding tape yang hanya diberi ragi saja, rasa tape yang diberi gula juga
terlalu manis.
7. Rasa manis pada tape berasal dari glukosa yang dihasilkan dari proses
fermentasi oleh ragi Saccharomyces Cerevisiae yang mengeluarkan enzim
yang dapat memecah karbohidrat pada sukun menjadi gula yang lebih
sederhana.
5.2 Saran
Dalam pembuatan tape sukun ini disarankan agar memilih sukun yang tidak
terlalu muda dan tidak terlalu matang. Karena tekstur sukun lebih lembut maka
saat direbus cukup kurang lebih 10 menit saja agak kadar air tidak terlalu
berlebihan dan tidak mempengaruhi rasa dan tekstur tape.
11
DAFTAR PUSTAKA
Koswara,
2006.
Sukun
Sebagai
Ebookpangan.com 2006.
12
CadanganPangan
Alternatif.
13