RESEP/FORMULA MAKANAN
Dosen Pembimbing :
Zulfiana Dewi,SKM,.M.P
Oleh :
Fajarina P07131215096
JURUSAN GIZI
DIPLOMA IV
MARET 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Modifikasi resep sebagai salah satu cara untuk meningkatkan cita
rasa makanan. Menu yang telah ada dimodifikasi, sehingga dapat
mengurangi rasa bosan/jenuh pasien terhadap masakan yang sering
disajikan. Demikian pula pengembangan resep untuk meningkatkan nilai
gizi masakan, sekaligus meningkatkan daya terima pasien. Modifikasi
resep dapat berupa modifikasi bahan pendukungnya, modifikasi bentuk,
atau cara pengolahannya. Dengan demikian, modifikasi resep
dimaksudkan untuk : (1) Meningkatkan keanekaragaman masakan bagi
pasien ; (2) Meningkatkan nilai gizi pada masakan; dan (3) Meningkatkan
daya terima pasien terhadap masakan (Aritonang, 2014).
Dalam praktikum ini, akan dilakukan pengembangan resep makanan
tinggi antioksidan. Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat
menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga
radikal bebas tersebut dapat diredam. Antioksidan didefinisikan sebagai
senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses
oksidasi lipid. Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat
menunda atau mencegah terbentuknya reaksi radikal bebas (peroksida)
dalam oksidasi lipid (Dalimartha dan Soedibyo, 1999).
Kanker dapat dicegah dengan bantuan antioksidan. Pada penderita
penyakit kanker, sel kanker mengakibatkan adanya serangan radikal
bebas dalam sel yang mengakibatkan terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan sel yang abnormal yang dapat menyebabkan kerusakan
pada jaringan (Swartz, 1979).
Antioksidan yang dihasilkan tubuh manusia tidak cukup untuk
melawan radikal bebas, untuk itu tubuh memerlukan asupan
antioksidan dari luar (Dalimartha dan Soedibyo, 1999).
Berdasarkan sumbernya, antioksidan dibedakan dalam dua
kelompok, antioksidan alami dan sintetik. Antioksidan alami merupakan
antioksidan yang diperoleh dari hasil ekstraksi bahan alami atau terbentuk
dari reaksi-reaksi kimia selama proses pengolahan (Santoso, 2005).
Antioksidan alami dapat diperoleh dari beragam sumber bahan pangan,
seperti sayur-sayuran, buah-buahan, rempahrempah, dan lain-lain. Contoh
dari antioksidan alami adalah vitamin C, vitamin E, dan β-karoten.
Menurut Santoso (2005), senyawa antioksidan alami dalam tumbuhan
umumnya adalah senyawa fenolik dan polifenolik, seperti golongan
flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam-asam
organik polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki fungsi sebagai
antioksidan meliputi flavon, flavanol, isoflavon, katekin dan kalkon,
sedangkan turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam
klorogenat, dan lain-lain (Santoso, 2005).
Antioksidan yang terdapat dalam ubi ungu adalah antosianin.
Menurut Prof.Ali Khomsan, Guru Besar Gizi Masyarakat dari Institut
Pertanian Bogor, antosianin memiliki manfaat sebagai antioksidan, anti-
inflamasi dan mampu merelaksasi pembuluh darah. Keunggulan lainnya
adalah mengandung karbohidrat kompleks sehingga tidak cepat membuat
gula darah meningkat, tinggi serat, non-gluten, serta mengandung
betakaroten yang tinggi. "Kandungan antosianin dalam ubi ungu sekitar
110 mg, sementara pada ubi putih 0.06 mg dan ubi kuning 4,56 mg.
Sementara itu betakaroten ubi ungu mencapai 9.900 mkg, ubi putih 260
mkg, dan ubi kuning 2.900
Kue talam menjadi pilihan makanan yang akan dikembangkan
resepnya menjadi resep baru yang kaya akan antioksidan sebagai makanan
selingan untuk pasien rumah sakit yang membutuhkan asupan makanan
kaya antioksidan karena disukai banyak orang dan cara membuatnya yang
mudah. Selain itu harga untuk 1 porsi kue talam juga cukup terjangakau
sehingga layak untuk di jadikan sebagai makanan selingan untuk pasien di
Rumah Sakit. Kue talam ini akan dimodifikasi menjadi Kue talam ubi
ungu yang akan menambah nilai gizinya terutama akan menambah kadar
antioksidan pada kue tersebut.
Modifikasi ini dilakukan dengan cara penambahan bahan pada
adonan kue talam dengan bahan makanan yang tinggi antioksidan yaitu
dengan penambahan ubi ungu yang kaya akan antioksidan dan memvariasi
adonanya dengan penambahan sedikit putih telur untuk menambah nilai
gizi dari olahan talam yang akan dibuat.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana menghasilkan produk baru (kue talam ubi ungu) yang
tinggi antioksidan berdasarkan resep yang telah ada.
1.2.2 Bagaimana mengetahui daya terima produk baru (kue talam ubi
ungu) yang tinggi antioksidan berdasarkan resep yang telah ada.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk menghasilkan produk baru (kue talam ubi ungu) yang tinggi
antioksidan berdasarkan resep yang telah ada.
1.3.2 Untuk mengetahui daya terima produk baru (kue talam ubi ungu)
yang tinggi antioksidan berdasarkan resep yang telah ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengembangan Resep
Pengembangan resep adalah kegiatan untuk meningkatkan menu
sehingga lebih berkualitas dalam aspek rasa, aroma, penampilan dan nilai
gizi dengan tetap memperhatikan prinsip dasar dari resep awalnya. Selain
itu, pengembangan resep jugamerupakan cara untuk menambah variasi
menu dan bertujuan untuk meningkatkandaya terima pasien terhadap
menu yang disajikan.
Tujuan dari pengembangan resep adalah untuk menjamin bahwa
makanan yang disajikan selalu konsisten jualitas dan kuantitasnya, sebagai
panduan kerja bagi juru masak agar menghasilkan kualitas masakan yang
sama, dan juga sebagai alat kontrol produksi. Pengembangan resep
diperlukan untuk meningkatkan daya terima pasien terhadap menu yang
disajikan.
Modifikasi resep sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
citarasa makanan. Menu yang telah ada dimodifikasi, sehingga dapat
mengurangi rasa bosan/jenuh pasien terhadap masakan yang sering
disajikan. Demikian pula pengembangan resep untuk meningkatkan nilai
gizi masakan, sekaligus meningkatkan daya terima pasien. Modifikasi
resep dapat berupa modifikasi bahan pendukungnya, modifikasi bentuk,
atau cara pengolahannya. Dengan demikian, modifikasi resep
dimaksudkan untuk : (1) Meningkatkan keanekaragaman masakan bagi
pasien ; (2) Meningkatkan nilai gizi pada masakan; dan (3) Meningkatkan
daya terima pasien terhadap masakan (Aritonang, 2014).
2.2. Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan
satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas
tersebut dapat diredam. Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang
dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid.
Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau
mencegah terbentuknya reaksi radikal bebas (peroksida) dalam oksidasi
lipid (Dalimartha dan Soedibyo, 1999).
Secara kimia senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi
elektron ( elektron donor). Secara biologis, pengertian antioksidan adalah
senyawa yang dapat menangkal atau meredam dampak negatif oksidan.
Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada
senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan
tersebut dapat di hambat (Winarti, 2010). Antioksidan dibutuhkan tubuh
untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Antioksidan adalah
suatu senyawa atau komponen kimia yang dalam kadar atau jumlah
tertentu mampu menghambat atau memperlambat kerusakan akibat proses
oksidasi. Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam
jumlah berlebih, sehingga apabila terbentuk banyak radikal maka tubuh
membutuhkan antioksidan eksogen. Adanya kekhawatiran kemungkinan
efek samping yang belum diketahui dari antioksidan sintetik menyebabkan
antioksidan alami menjadi alternatif yang sangat dibutuhkan.
Resiko terkena penyakit degeneratif seperti kardiovaskuler, kanker,
aterosklerosis, osteoporosis dan penyakit degeneratif lainnya bisa
diturunkan dengan mengkosumsi antioksidan dalam jumlah yang cukup.
Konsumsi makanan yang mengandung antioksidan dapat meningkatkan
status imunologi dan menghambat timbulnya penyakit degeneratif akibat
penuaan. Kecukupan antioksidan secara optimal dibutuhkan oleh semua
kelompok usia (Winarsi, 2007).
Ada beberapa pengelompokan antioksidan, yaitu 4.1 Antioksidan
enzimatis dan antioksidan non enzimatis. a. Antioksidan enzimatis
misalnya enzim superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation
peroksidase. b. Antioksidan non enzimatis, dibagi dalam 2 kelompok lagi :
- Antioksidan larut lemak, seperti tokoferol, karotenoid, flavonoid, quinon,
dan bilirubin. - Antioksidan larut air, seperti asam askorbat, protein
pengikat logam.
2.3 Penyakit Kanker
Penyakit kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan
pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh tidak normal (tumbuh sangat cepat dan
tidak terkendali), menginfiltrasi/ merembes, dan menekan jaringan tubuh
sehingga mempengaruhi organ tubuh (Akmal, dkk., 2010: 187). Penyakit
kanker menurut Sunaryati merupakan penyakit yang ditandai pembelahan
sel tidak terkendali dan kemampuan selsel tersebut menyerang jaringan
biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang
bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh
(metastasis) (Sunaryati, 2011: 12).
Penyakit kanker adalah suatu kondisi sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali (Diananda,
2009: 3). Penyakit kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, berkembang cepat
dan terus membelah diri, hingga menjadi penyakit berat (Maharani, 2009:
12).
Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh
sel-sel yang tumbuh secara terus-menerus, tidak terbatas, tidak
terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berfungsi fisiologis.
Kanker terjadi karena timbul dan berkembang biaknya jaringan sekitarnya
(infiltratif) sambil merusaknya (dekstrutif), dapat menyebar kebagian lain
tubuh, dan umumnya fatal jika dibiarkan.
2.9 Uji Kimia dengan Metode Luff Schoorl (Uji Kadar Karbohidrat)
Uji Kimia adalah uji dimana kualitas produk diukur secara objektif
berdasarkan kandungan kimia yang terdapat dalam suatu produk. (Kartika,
1998). Uji kimia yang dilakukan adalah menggunakan uji Luff Schoorl .
Metode Luff Schoorl adalah berdasarkan proses reduksi dari larutan Luff
Schoorl oleh gula-gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan
maltosa). Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat
mereduksikan Cu2+ menjadi Cu1+.
c. Antropometri
TL : 48 cm
LLA : 25,5 cm
TB : = (2,02 x TL) – (0,04 x U) + 64,19
= (2,02 x 48) – (0,04 x 38) + 64,19
= 96,96 – 1,52 + 64,19
= 159,63 cm
BBI : = (TB-100)
= (159,63 – 100)
= 59,63 kg
LLA Actual
LLA/U : = LLA Standart x 100%
25,5
= 32,6 X 100%
= 78,22% (kurang)
d. Kebutuhan zat gizi
𝑘𝑘𝑎𝑙
Kebutuhan energy= 35 𝐵𝐵𝐼
𝑘𝑔
= 35 kkal x 59,63
= 2087,05 kkal
Protein = 1,3 gr/Kg BBI
= 1,3 gr x 59,63 kg
= 77,51 gram
= 77,51 x 4
= 310,04 kal (14,85%)
15% x 2087,05
Lemak = 9
= 34,78 gr
= 34,78 x 9
= 349,02 kal (16,72%)
TE−kal.protein−kal.lemak
Karbohidrat sisa = 4
2087,05−310,04−349,02
= 4
= 356,99 gram
Pembagian Kalori Sehari
07.00 WITA = 20% dari total kebutuhan kalori = 417,41 kkal
10.00 WITA = 10% dari total kebutuhan kalori = 208,71 kkal
13.00 WITA = 30% dari total kebutuhan kalori = 626,12 kkal
16.00 WITA = 10% dari total kebutuhan kalori = 208,71 kkal
20.00 WITA = 20% dari total kebutuhan kalori = 417,41kkal
21.00 WITA = 10% dari total kebutuhan kalori = 208,71 kkal
3.3 Identifikasi Resep Lama dan Resep Baru
Resep Lama
“Kue Talam Pandan”
Bahan :
Lapisan hijau
30 gr tepung beras
5 gr tepung tapioka
10 gr gula pasir
20 ml santan
1 gr garam
0,5 gr vanili
Sckp Pasta pandan
Lapisan Putih
3 gr tepung beras
3 gr tepung tapioka
1 gr garam
Secukupnya air
Alat :
Pisau 1 buah
Panci pengukus
Cetakan kue talam
Baskom
Sendok
Kompor
Cara Membuat :
Diagram Alir :
Campur tepung beras, tapioka, pasta pandan, santan, gula, vanili, garam
Aduk rata
30 gr ubi ungu
5 gr tepung tapioka
5 gr tepung beras
13 gr gula pasir
20 ml santan
20 gr putih telur ayam
1 gr garam
0,5 gr vanili
Lapisan Putih
15 ml santan
1 sdm air panas
3 gr tepung beras
3 gr tepung tapioka
1 gr garam
Alat :
Pisau 1 buah
Panci pengukus
Cetakan kue talam
Baskom
Sendok
Kompor
Talenan
Diagram Alir :
Bersihkan ubi ungu
Campur tepung beras, tapioka, ubi ungu, santan, putih telur, gula, vanili,
garam
Aduk rata
Garam 1 0 0 0 0
Vanili 0,5 0 0 0 0
Pasta pandan 1 0 0 0 0
Resep Baru
Nama Bahan Berat Harga/satuan Harga total
Ubi ungu 210 gr Rp. 12.000/kg Rp.2.520,-
Tepung tapioka 56 gr Rp. 6.000/ ½ kg Rp.672 ,-
Tepung beras 56 gr Rp. 6.000/ ½ kg Rp.672 ,-
Gula pasir 121 gr Rp. 12.000/kg Rp.1.452 ,-
Santan 245 ml Rp. 2.500/bks Rp.9.423 ,-
Putih telur ayam 140 gr Rp. 2.000/btr Rp.10.000,-
Garam 14 gr Rp. 3.000/bks Rp.84 ,-
Vanilli 7 gr Rp. 1.000/buah Rp.3.500,-
Harga 7 porsi Rp. 28.323,-
Harga 1 porsi Rp. 4,046,-
Data dianalisis
3.6 Uji Fisik
a. Bahan : Kue Talam Ubi Ungu
b. Alat :
Neraca analitik 1 buah
c. Cara Kerja :
1. Mengamati bentuk kue talam ubi ungu
2. Menimbang berat kue talam ubi ungu
Nama :
Tanggal :
Komentar :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..............
...................................................................................................................................
Lampiran 2
DAFTAR BELANJA
Resep Baru
Kue Talam Ubi Ungu
Nama Bahan Berat Harga/satuan Harga total
Ubi ungu 210 gr Rp. 12.000/kg Rp.2.520,-
Tepung tapioka 56 gr Rp. 6.000/ ½ kg Rp.672 ,-
Tepung beras 56 gr Rp. 6.000/ ½ kg Rp.672 ,-
Gula pasir 121 gr Rp. 12.000/kg Rp.1.452 ,-
Santan 245 ml Rp. 2.500/bks Rp.9.423 ,-
Putih telur ayam 140 gr Rp. 2.000/btr Rp.10.000,-
Garam 14 gr Rp. 3.000/bks Rp.84 ,-
Vanilli 7 gr Rp. 1.000/buah Rp.3.500,-
Harga 7 porsi Rp. 28.323,-