Anda di halaman 1dari 12

INOVASI PERTANIAN

OLEH:
IR. SERMAN NIKOLAUS, M. Sc.
Pengantar:
Tujuan penyuluhan pertanian adalah untuk
merubah prilaku petani (pengetahuan,
ketrampilan, sikap, dan tindakan). Karena itu,
maka materi yang diajarkan kepada petani
dalam penyuluhan pertanian harus berupa
inonasi pertanian, supaya terjadi perubuhan
perilaku yang berkaitan dengan inovasi tersebut.
yang selanjutnya terjadi perubahan produksi,
pendapatan, dan kesejahteraan dari petani.
Pengertian Inovasi Pertanian
Yang dimaksud dengan Inovasi adalah ide,
cara/metode, benda atau teknologi yang dirasakan
baru oleh seseorang. Kebaruan sebuah inovasi bukan
dilihat dari tahun penciptaannya, tetapi dilihat dari
kapan keberadaan dari inovasi tersebut disadari oleh
seseorang/sekelompok orang. Jadi walaupun tahun
penciptaannya sudah lama, tetapi kalau seseorang
baru menyadari adanya ide, cara atau teknologi
tersebut maka hal itu disebut inovasi.
(Lanjutan)
• Misalnya: komputer bagi kita adalah sebuah
inovasi, tetapi bagi orang Amerika barang
tersebut bukan lagi sebagai Inovasi. Sebaliknya
bagi orang-orang desa obat-obat tradisional
bukan lagi sebagai inovasi, tetapi bagi orang-
orang kota, bahkan orang-orang Amerika, obat-
obat tersebut tergolong inovasi.
• Inovasi Pertanian: ide, cara, benda, teknologi
di bidang pertanian.
Sumber-sumber Inovasi Pertanian:
1. Lembaga-lembaga penelitian di bidang
pertanian, seperti: Perguruan-perguruan Tinggi
di bidang pertanian dan Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP),
2. Lembaga-lembaga lain yang bergerak di bidang
pertanian (Sekolah-sekolah Pertanian dan
LSM-LSM),
3. Petani lain yang pertaniannya tergolong sukses
(maju).
Karakteristik atau ciri-ciri inovasi pertanian
yang mempengaruhi kecepatan adopsinya
oleh petani
1. Keuntungan Relative: tingkat keuntungan/
kelebihan atau manfaat dari inovasi tersebut
dibandingkan dengan teknologi yang sudah
ada. Keuntungan relative di sini dapat berupa:
keuntungan ekonomi, peningkatan produksi,
umur produksi pendek, daya tahan terhadap
penyakit, atau efisiensi biaya dll. Keuntungan
relative semakin besar, kecepatan adopsi
semakin baik
(Lanjutan)
2. Kompatabilty: artinya tingkat kesesuaian inovasi
tersebut dengan kondisi petani, baik kondisi
sosial, ekonomi, nilai, budaya, dan lingkungan.
a. Kompability dengan nilai: Misalnya inovasi
varietas jagung hibrida ditolak petani di Timor
karena hasil jagung ini cepat rusak oleh hama
gudang, atau pada masyarakat muslim tidak
suka memelihara ternak babi karena dianggap
najis.
(Lanjut)
b. Kompatabel dengan Tujuan Managemen Tradisional:
Misalnya, kacang tanah atau kapas akan memberikan
produksi lebih baik kalau ditanam lebih awal sesuai
dengan kapan hujan itu datang. Tetapi karena tujuan
petani dalam berusahatani adalah untuk
menhasilkan pangan, maka yang perlu ditanam
paling awal sesuai musim datangnya hujan adalah
tanaman pangan seperti jagung dan padi, kemudian
baru tanaman tanaman semusim yang lain, seperti
kacang tanah atau kacang-kacang yang lain.
(Lanjut)
c. Kompatebel dengan teknologi pertanian
yang sudah diterapkan petani:
Maksudnya adalah: inovasi yang
diperkenalkan harus merupakan lanjutan atau
bagian dari teknologi pertanian yang sudah
diterapkan petani.
Misalnya: memperkenalkan inovasi tentang
kesehatan ternak harus diikuti dengan
teknologi makanan ternak yang berkualitas.
(Lanjutan)
3. Komplexity atau tingkat kerumitan dari
Inovasi: yaitu derajat kesulitan dari inovasi
tersebut untuk dimengerti dan diterapkan.
Semakin sulit sebuah teknologi untuk
dimengerti dan diterapkan tingkat adopsinya
semakin lambat. Sebaliknya semakin mudah
sebuah teknologi untuk dimengerti dan
diterapkan, maka semakin cepat pula
teknologi tersebut untuk diadopsi.
(Lanjut)
4. Triability: yaitu derajat kebisaan dari inovasi
tersebut untuk dicoba. Kalau sebuah inovasi
dapat diuji-cobakan petani maka inovasi
tersebut pasti diadopsi petani. Dalam
melakukan uji-coba pasti membutuhkan biaya
dan lahan, Kalau kedua hal ini tersedia pada
petani maka ujicoba pasti bisa dilakukan, dan
kalau hasil uji coba sukses, maka peluang
untuk adopsi tinggi.
(Lanjutan)
4. Observabilility: yaitu tingkat dapat/tidaknya
hasil ujicoba sebuah inovasi dapat dilihat
petani. Semakin nyata hasil ujicoba sebuah
inovasi dapat dilihat petani, maka semakin
besar pula peluang petani untuk mengadopsi
inovasi tersebut. Sebaliknya, semakin tidak
nyata hasil penerapan dapat dilihat, semakin
kecil pula peluang petani untuk
mengadopsinya.

Anda mungkin juga menyukai