Anda di halaman 1dari 16

Perkembangan

Koperasi di
Indonesia
Kelompok 4
Nama Anggota Kelompok

● Adam Firman Fadhillah ● Nasyrief Ahmad Fasya (190810101139)


(190810101122)
● Anti Baidilah (190810101140)
● Anindya Putri Padmasari
● Feri Kurniawan (190810101143)
(190810101123)
● ● Ratna Yuliawati (200810101052)
Mahdiana Ratna Dila (190810101127)
● ● Reibica Meyrista Ardella
Amalia Fakhrun Nisa (190810101131)
(200810101054)
● Marinda Ayu Nurazizah
(190810101132)
PERKEMBANGAN KOPERASI DALAM SISTEM EKONOMI
TERPIMPIN
 Peraturan konsep pengembangan koperasi secara misal dan seragam dan dikeluarkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut :
(1) Menyesuaikan fungsi koperasi dengan jiwa dan semangat UUD 1945 dan Manipol RI tanggal 17 Agustus 1959, dimana koperasi
diberi peranan sedemikian rupa sehingga kegiatan dan penyelenggaraannya benar-benar dapat merupakan alat untuk melaksanakan
ekonomi terpimpin berdasarkan sosialisme ala Indonesia, sendi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia dan dasar untuk mengatur
perekonomian rakyat guna mencapai taraf hidup yang layak dalam susunan masyarakat adil dan makmur yang demokratis.

(2) Bahwa pemerintah wajib mengambil sikap yang aktif dalam membina Gerakan Koperasi berdasarkan azas-azas demokrasi terpimpin,
yaitu menumbuhkan, mendorong, membimbing, melindungi dan mengawasi perkembangan Gerakan Koperasi.
 
(3) Bahwa dengan menyerahkan penyelenggaraan koperasi kepada inisiatif Gerakan Koperasi sendiri dalam taraf sekarang bukan saja
tidakk mencapai tujuan untuk membendung arus kapitalisme dan liberalism, tetapi juga tidak menjamin bentuk organisasi dan cara
bekerja yang sehat sesuai dengan azas-azas koperasi yang sebenarnya. (Engineering, 2022)
 
PERKEMBANGAN KOPERASI PADA MASA ORDE
BARU
Semangat Orde Baru yang dimulai titik awalnya 11 Maret 1996 segera setelah itu pada tanggal 18 Desember 1967 telah
dilahirkan Undang-Undang Koperasi yang baru yakni dikenal dengan UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok
Perkoperasian. Konsideran UU No. 12/1967 tersebut adalah sebagai berikut ;
 
Bahwa Undang-Undang No. 14 Tahun 1965 tentang Perkoperasian mengandung pikiran-pikiran yang nyata-nyata hendak :
1. Menempatkan fungsi dan peranan koperasi sebagai abdi langsung daripada politik. Sehingga mengabaikan koperasi
sebagai wadah perjuangan ekonomi rakyat.
2. Menyelewengkan landasan-landasan, azas-azas dan sendi-sendi dasar koperasi dari kemrniannya.
3. Bahwa berhubung dengan itu perlu dibentuk Undang-Undang baru yang sesuai dengan semangat dan jiwa Orde Baru
sebagaimana dituangkan dalam Ketepatan-ketepatan MPRS Sidang ke IV dan Sidang Istimewa untuk memungkinkan bagi
koperasi mendapatkan kedudukan hokum dan tempat yang semestinya sebagai wadah organisasi perjuangan ekonomi
rakyat yang berwatak sosial dan sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional.
4. Bahwa koperasi bersama-sama dengan sector ekonomi Negara dan swasta bergerak di
segala sektor ekonomi Negara dan swasta bergerak di segala kegiatan dan
kehidupan ekonomi bangsa dalam rangka memampukan dirinya bagi usaha-usaha
untuk mewujudkan masyarakat Sosialisme Indonesia berdasarkan Panvcasila yang
adil dan makmur di ridhoi Tuhan Yang Maha Esa.
5. Bahwa berhubungan dengan itu, maka Undang-Undang No. 14 tahun 1965 perlu
dicabut dan perlu mencerminkan jiwa, serta cita-cita yang terkandung dalam jelas
menyatakan, bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan dan koperasi adalah satu bangunan usaha yang
sesuai dengan susunan perekonomian yang dimaksud itu. (Engineering, 2022)
PERKEMBANGAN KOPERASI PADA MASA
REFORMASI
Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan koperasi yang otonom, namun
fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas kebutuhan yang tinggi seperti jasa
keuangan, pelayanan infrastruktur serta pembelian bersama. Dengan otonomi selain peluang untuk
memanfaatkan potensi setempat juga terdapat potensi benturan yang harus diselesaikan di tingkat
daerah.
 
Dalam hal ini konsolidasi potensikeuangan, pengem­bangan jaringan informasi serta pengembangan
pusat inovasi dan teknologi merupakan kebutuhan pendukung untuk kuat­nya kehadiran koperasi.
Pemerintah di daerah dapat mendo­rong pengem­bang­an lembaga penjamin kredit di daerah.
Pemusatan koperasi di bidang jasa keuangan sangat tepat untuk dilakukan pada tingkat
kabupaten/kota atau “kabupaten dan kota” agar menjaga arus dana menjadi lebih seimbang dan
memperhatikan kepentingan daerah (masyarakat setempat). (Engineering, 2022)
 
(Teguh Sugiyanto M.Pop.Hum.Res, 2019)
PERKEMBANGAN KOPERASI SAAT INI
Perkembangan koperasi hingga kini masih didominasi oleh koperasi simpan pinjam, koperasi di sektor
riil belum mengalami perkembangan yang signifikan, meskipun koperasi ini diharapkan dapat
menghasilkan nilai tambah yang besar yang jumlahnya semakin berkurang termasuk anggotanya
sendiri. Koperasi konsumen tetap berusaha bertahan meski pangsa pasarnya tergerus oleh supermarket
yang semakin modern.

Secara umum, menurut Djabarudin Djohan kondisi koperasi nasional masih menghadapi kelemahan

mendasar seperti:
(1) Bisnis koperasi kebanyakan masih di bawah skala ekonomi,
(2) Lemah dalam aspek bisnis mulai dari permodalan, manajemen, akses pasar,
(3) Sulit akses pada lembaga keuangan,
(4) Profesionalisme sumber daya manusia koperasi masih rendah dan
(5) Sulit bersaing di pasar.
Pengembangan koperasi juga memiliki tantangan, oleh karena itu perlu dilakukan
upaya penguatan peran koperasi dalam hal pengelolaan kelembagaan, peningkatan
kapasitas sumber daya manusia koperasi, pemanfaatan teknologi dan sistem
informasi baik dalam pengelolaan koperasi maupun dalam penyelenggaraan
usahanya, perlu adanya pembinaan dan pendampingan serta kerjasama. Upaya yang
dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi adalah melalui
modernisasi koperasi. (Engineering, 2022)
PERKEMBANGAN KOPERASI PADA MASA
PANDEMI
Dimasa pendemi, semua pelaku usaha terkena dampak termasuk koperasi. Usaha koperasi mengalami penurunan
baik di sektor usaha riil maupun simpan pinjam. Secara umum usaha koperasi mengalami penurunan antara 30%
sampai 50%. Jenis usaha koperasi yang terkena dampak signifikan adalah koperasi konsumen jasa dan produsen .
(Hidayat, 2021)
Sebagai lembaga ekonomi sekaligus sebagai lembaga sosial, koperasi dapat tumbuh dan berkembang dari potensi
anggotanya untuk membangun ekosistem yang saling menguatkan dalam suatu wilayah atau daerah, berdasarkan
produk unggulan lokal. Dalam upaya mengembangkan potensi koperasi di masa pandemi Covid-19, pengembangan
koperasi dapat dilihat dari pengelompokkan berdasarkan jenisnya. Koperasi konsumen (59,2 persen), jasa (20
persen), simpan pinjam (13,4 persen), produsen (4,9 persen), dan pemasaran (2,6 persen). Jenis koperasi konsumen
yang paling dominan didorong untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk merespons kebutuhan
anggotanya. Dengan layanan digital, koperasi dapat meningkatkan kualitas layanan pemenuhan kebutuhan konsumsi
anggotanya. Koperasi jenis konsumen pada umumnya juga menjalankan unit usaha simpan pinjam, yang kini bisa
bertransformasi menggunakan teknologi digital. Hal itu membuat kebutuhan pinjaman dan layanan simpanan anggota

dapat dilakukan lebih cepat, transparan dan akuntabel. (Sukmana, 2020)


Sebagai upaya pemerintah merespon dampak pandemi, KemenKopUKM juga telah menyalurkan bantuan permodalan
kepada koperasi melalui LPDB-KUMKM. Hal ini juga mendorong pengurus dan pengelola dapat mengembangkan usaha online
bagi anggotanya, untuk menangkap bertumbuhnya bisnis digital saat ini. Koperasi juga dapat melakukan kerja sama antar koperasi,
sehingga koperasi yang lebih besar dapat mendukung koperasi yang skala usahanya lebih kecil melalui kemitraan dan jaringan
usaha. Pengelolaan keuangan koperasi menjadi hal yang dapat dilakukan koperasi untuk mempertahakan likuiditas dan untuk
melihat kembali efektivitas biaya operasional yang telah dijalankan selama ini. Untuk menyiapkan koperasi di tahun 2021, maka
koperasi akan didukung melalui program Digitalisasi Perkoperasian dan UMKM yang dituangkan dalam kegiatan Pengembangan
dan Pembaruan Perkoperasian. (Zuraya, 2021) Inovasi koperasi juga dapat dilaksanakan dengan cara mengembangkan teknologi,
pengembangan database UMKM anggota koperasi dan penguatan sistem pengawasan koperasi. Sebagai upaya mendukung proses
digitalisasi, KemenkopUKM juga telah membangun Portal Inovasi dan Transformasi Digital Koperasi (IDXCoop) yang telah
dilaunching pada 19 November 2020 lalu, dan telah diakses sekitar 582 unit koperasi yang terigistrasi di
www.idxcoop.kemenkopukm.go.id. Keberadaan 1.235 Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) di 33 provinsi dan 341
kabupaten dan kota, dapat berperan sebagai mentor dan motivator bagi gerakan koperasi, sekaligus sebagai upaya edukasi
perkoperasian kepada masyarakat. Dengan adanya kegiatan pendampingan di lapangan merupakan kunci proses transformasi
koperasi memasuki ekosistem digital. (Handoyo, 2020)
PERKEMBANGAN KOPERASI DALAM SISTEM EKONOMI
TERPIMPIN
Peranan gerakan koperasi dalam demokrasi terpimpin dan ekonomi terpimpin diatur didalam pasal 6 dan pasal 7. Pasal 6 berbunyi sebagai
berikut : “ Gerakan Koperasi mempunyai peranan :
a) Dalam tahap nasional demokrasis :
1. Mempersatukan dan memobilisir seluruh rakyat pekerja dan produsen kecil yang merupakan tenaga-tenaga produktif untuk
meningkatkan produksi, mengadilkan dan meratakan distribusi;
2. Ikut serta menghapus sisa-sisa imperalisme, kolonialisme dan feodalisme;
3. Membantu memperkuat sector ekonomi Negara yang memegang posisi memimpin;
4. Menciptakan syarat-syarat bagi pembangunan masyarakat sosialis Indonesia.
b) Dalam Tahap sosialisme Indonesia :
1. Menyelenggarakan tata ekonomi tanpa adanya penghisapan oleh manusia atas manusia;
2. Meningkatkan tingkat hidup rakyat jasmaniah dan rokhaniah;
3. Membina dan mengembangkan swadaya dan daya kreatif rakyat sebagai perwujudan masyarakat gotong-royong.”
Pasal 7 menyatakan sebagai berikut :
1. “Pemerintah menetapkan kebijaksanaan pokok perkoperasian.
2. Dengan Peraturan Pemerintah diatur hubungan antara gerakan koperasi dengan Pemerintah, Perusahaan Negara/Perusahaan Daerah dan
swasta bukan koperasi”. Memori penjelasannya menyatakan : “Untuk menjamin azas Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin
kebijaksanaan perkoperasian ditetapkan oleh Pemerintah”. (Wisnuwardana, 2016)
Referensi

- Engineering, K. P. (2022, April 12). Sejarah Perkembangan Koperasi. Retrieved from Koperasi Eka Citra : https://kopec.co.id/2479-2/
- Handoyo. (2020, December 31). Kemenkop UKM kembangkan koperasi berbasis kawasan, komunitas dan komoditas di 2021. Retrieved from
kontan.co.id: https://nasional.kontan.co.id/news/kemenkop-ukm-kembangkan-koperasi-berbasis-kawasan-komunitas-dan-komoditas-di-2021
- Hidayat, N. (2021, March 12). Laksanakan Multistrategi Percepatan Koperasi di Masa Pandemi. Retrieved from Gatracom:
https://www.gatra.com/news-506025-ekonomi-laksanakan-multistrategi-percepatan-koperasi-di-masa-pandemi.html
- Sukmana, Y. (2020, December 31). Begini Strategi Pengembangan Koperasi 2021. Retrieved from Kompas:
https://money.kompas.com/read/2020/12/31/120433826/begini-strategi-pengembangan-koperasi-2021?page=all
- Teguh Sugiyanto M.Pop.Hum.Res, P. I. (2019). Statistik Koperasi Simpan Pinjam 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS).
- Widyaningrum, S. A. (2019). Statistik Koperasi Simpan Pinjam 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS).
- Wisnuwardana, I. G. (2016). Wajah Sosialisme Dalam perkembangan koperasi. Prodi Pendidikan Sejarah FPIPS IKIP PGRI Bali, 1-16.
- Zuraya, N. (2021, January 1). Kemenkop Kembangkan Koperasi Berbasis Kawasan dan Komoditas. Retrieved from Republika:
https://www.republika.co.id/berita/qm8e67383/kemenkop-kembangkan-koperasi-berbasis-kawasan-dan-komoditas-part1
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai