Disusun:
Kelas A
UNIVERSITAS JEMBER
2022
A. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara
bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.
Secara etimologi, kata manajemen diambil dari Bahasa prancis kuno, yakni
“management” yang artinya adalah seni dalam mengatur dan melaksanakan. Manajemen
dapat juga didefenisikan sebagai upaya perencanaan, pengkoordinasian,
pengoraganisasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasran secara efisien
dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah untuk mencapai tujuan sesuai perencanaan dan
efisiensi untuk melaksanakan pekerjaan dengan benar dan terorganisir.
a) George R. Terry, manajemen adalah sebuah proses yang khas yang terdiri dari
beberapa tindakan, perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan pengawasan.
b) Mary Parker Follet, manajemen adalah sebuah seni dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Dengan kata lain, seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan.
c) Henry Fayol, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasiaan, dan pengawasan/kontrol terhadap sumber daya yang ada agar
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
d) Lawrence A. Appley, manajemen adalah sebuah keahlian yang dimiliki seseorang
atau organisasi untuk menggerakkan orang lain agar mau melakukan sesuatu.
B. Pendekatan Manajemen
Apabila dilihat berbagai literatur manajemen, akan ditemukan beberapa pendekatan
dalam pemikiran manajemen, yaitu:
1) Pendekatan Tingkah Laku
Pendekatan ini didasarkan pada teori bahwa manajemen berarti pencapaian tujuan
dengan bantuan orang lain, maka mempelajari manajemen harus dipusatkan pada
hubungan antara orang. Kadang-kadang juga disebut penelaahan “human factor
approach” (Liem Tjeng Bie) atau “behavior science approach”.
Pendekatan ini merupakan perkembangan dari penerapan ilmu-ilmu tentang
perilaku dan ilmu jiwa sosial pada manajemen. Menurut pendekatan ini, titik fokus
tindakan manajerial adalah perilaku manusia. Apa yang dicapai, bagaimana
mencapainya dan mengapa dapat dicapai dipandang ada kaitannya dengan dampaknya
dan pengaruhnya terhadap manusia. Individu dianggap sebagai mahluk sosio-
psikologis. Dengan demikian, yang diper-soalkan dalam pendekatan tingkah laku ini
antara lain: hubungan manusiawi, motivasi, kepemimpinan, latihan dan komunikasi.
Pendekatan perilaku menyatakan “manajemen tidaklah melakukannya: justru
manajemen menyebabkan orang lain melakukannya”.
Pendekatan tingkah laku memberikan sumbangan pikiran yang penting antara lain:
penggunaan “partisipasi” dan cara-cara dalam menghadapi pertentangan yang timbul
akibat perbedaan pendapat, serta penekanan pengaruh lingkungan dan pengaruh
irasionalitas terhadap perilaku.
2) Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif dikenal juga sebagai pendekatan matematis. Di dalam studi
manajemen, pendekatan ini menitik beratkan peranan pemakaian data angka,
matematika, dan statistik dalam membantu manajemen dalam memecahkan persoalan-
persoalan yang dihadapinya. Karena itu, studi manajemen diberi label penelitian
operasi (operations research) atau ilmu manajemen (management science).
Pendekatan kuantitatif terhadap manajemen titik berat terletak pada optimalisasi
atau minimalisasi usaha dengan penggunaan model-model matematika, statistik,
ekonometri, dan lain-lain sangatlah besar. Suatu jawaban yang diperoleh dengan
sendirinya perlu ditafsirkan dan kebijaksanaan dapat digariskan berdasarkan hasil
perhitungan-perhitungan yang diperoleh. Pemanfaatan komputer mempercepat
perhitungan-perhitungan tersebut sehingga manajemen dapat segera menyelesaikan
soal-soal yang dihadapinya.
3) Pendekatan Proses
Pendekatan manajemen dalam hal ini menganggap manajemen sebagai suatu proses
aktivitas yang terdiri dari berbagai sub-aktivitas yang masing-masing merupakan fungsi
fundamental manajemen. Menurut Terry sub-aktivitas tersebut meliputi: perencanaan,
pengorganisasian, peng-gerakan, dan pengawasan. Keempat sub-aktivitas tersebut
merupakan fungsi fundamental manajemen yang berkaitan erat satu sama lain: suatu
fungsi tidak seluruhnya terhenti sebelum fungsi berikutnya dimulai. Dalam keadaan
saling pengaruh keempat fungsi fundamental manajemen itu sama-sama membentuk
proses manajemen merupakan suatu sirkulasi berkelanjutan yang tak berujung.
4) Pendekatan Sistem
Suatu sistem terdiri dari “input”, “proses transpormasi”, dan “output” yang
merupakan suatu totalitas, yang digerakkan oleh sistem-sistem yang lebih kecil yang
dinamakan subsistem tadi, dan tidak lepas dari kaitannya dengan sistem yang lebih
kecil yang dinamakan subsistem tadi, dan tidak lepas dari kaitannya dengan sistem
yang lebih luas.
Sebuah organisasi, misalnya perusahaan, adalah sebuah sistem yang meliputi
bagian-bagian yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu, intern dengan
berbagai aktivitas (planning, organizing, actuating, controlling) dan pemanfaatan
sarana bersangkutan (man, money, material, machines, maket, methods dan
information = 6 M + 1 I), ekstern berkaitan dengan elemen lingkungan sebagai
perangsang input dan penerima out-put mereka. Lingkungan ini, oleh Lubis dan
Huseini (1987) seperti: industri, bahan baku, tenaga kerja, keuangan, pasar, teknologi,
kondisi ekonomi, pemerintah, dan kebudayaan. Oleh Pamuji (1989) meliputi faktor
pisik alamiah – trigatra yaitu lokasi dan posisi geografi, iklim dan kekayaan alam, serta
kemampuan penduduk. Faktor sosial pancagatra yaitu Ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan hukum. Untuk lebih jelasnya manajemen sebagai suatu sistem dapat dilihat
pada gambar 2.3
5) Pendekatan Kontijensi (Berdasarkan keadaan/Peluang)
Pendekatan kontijensi (contingency approach) disebut juga dengan pendekatan
situasional (situational approach) Pendekatan ini termasuk pendekatan yang relatif
baru muncul yang berpendapat bahwa tidak ada resep yang terbaik untuk mengatasi
masalah tertentu dan menekankan. pentingnya relevansi tindakan manajerial dengan
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam lingkungan. Dengan demikian, menurut
pendekatan ini, manajemen dipandang harus sesuai dengan lingkungan, pemecahan
masalah yang terbaik adalah menyelesaikan dengan situasi/kontijensinya.
Manajemen berdasarkan kontijensi banyak digunakan dalam manajemen
kemiliteran yang menyusun rencana untuk berbagai macam kondisi yang diasumsikan
akan terjadi. Dalam kondisi tertentu rencana tertentu yang akan dilaksanakan tetapi
apabila kondisinya berbeda akan digunakan rencana yang lain pula.
Pendekatan ini berpendapat bahwa tindakan apa pun yang dilakukan manajer,
misalnya berkomunikasi, akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang timbul dalam situasi
secara keseluruhan. Karena sifatnya itulah maka keberhasilan dalam manajemen
tergantung pada tindakan-tindakan yang sesuai dengan faktor-faktor yang mungkin
terjadi dalam lingkungan.
Dalam manajemen agribisnis, terdapat beberapa aspek utama yang harus disusun dengan
baik, diantaranya adalah:
Seperti yang sudah kita bahas bersama dari pengertian manajemen agribisnis di atas,
dalam memutuskan pengemangan pada suatu bisnis pertanian diperlukan adanya
perencanaan visi dan juga misi yang matan sebagai wujud utama pelaksanaannya.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan analisa SWOT atau (Strength, Weakness, Opportunity
Threats) terhadap jenis usaha yang sedang dikembangkan. Hal ini dilakukan tidak lain adalah
demi menentukan arah bisnis dan perjalanan bisnis ke depannya.
2) Rencana Pemasaran
Dalam bidang pertanian, manajemen pemasaran harus disusun sebelum adanya rencana
produksi. Tujuannya tentu saja demi membuat bagan yang lebih tertarget, seperti produk apa
yang nantinya akan dihasilkan, siapa saja yang harus membeli, tujuan pemasaran, dan
perkiraan harganya.
Hal tersebutlah yang membuat manajemen agribisnis memiliki peranan yang sangat
penting, karena tanpa adanya rencana pemasaran yang matang, maka produk bisa dipastikan
tidak akan laku di pasaran. Padahal, industri pertanian adalah salah satu industri yang rentan
mengalami kegagalan karena mudah layu dan jika sudah layu maka tidak akan layak untuk
dikonsumsi.
3) Rencana Produksi
Rencana produksi dalam manajemen agribisnis adalah suatu penggunaan aset dan juga
sarana perusahaan dalam menghasilkan suatu produk. Prinsip utama yang ditekankan di
dalamnya mencakup orientasi pasar, yang artinya memproduksi atau menghasilkan suatu
produk atau jasa yang memang diperlukan pasar. Tujuannya adalah bila barang tersebut
sudah diproduksi, maka bisa laris di pasar karena ada nilai guna di dalamnya.
4) Rencana Keuangan
Keuangan adalah salah satu faktor yang paling penting dalam bisnis apapun. Keuangan
juga menjadi tujuan utama dalam melakukan bisnis. Manajemen agribisnis diperlukan untuk
membuat suatu perencanaan keuangan dan bila diperlukan akan dilakukan bersama dengan
para konsultan.
Agribisnis adalah bisnis pertanian yang artinya memerlukan banyak sumber daya
manusia. Sehingga, proses perekrutan yang banyak akan memerlukan pengeluaran yang
banyak untuk suatu perusahaan. Dengan adanya manajemen bisnis yang baik, maka akan
membantu menekan keperluan sumber daya manusia, salah satu contohnya adalah dengan
menghimpun beberapa aktivitas pada satu tanggung jawab khusus.
1. proses;
2. pengordinasian sumber daya manusia;
3. seni/pendekatan atau approach.
a) Perencanaan (Planning)
Di dalam manajemen, perencanaan merupakan fungsi yang paling utama. Perencanaan
merupakan suatu pemikiran yang menyangkut rangkaian tindakan berdasarkan pemahaman
penuh terhadap semua faktor yang terlibat, mengarah ke masa yang akan dating, dan
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Perencanaan berhubungan dengan tindakan
memilih tujuan-tujuan, tindakan, kebijaksanaan, dan prosedur dengan alternatif yang ada.
Langkah-langkah kegiatan perencanaan dalam penerapannya dibidang agribisnis meliputi
:
1. Identifikasi kebutuhan pasar
Untuk memulai usaha dalam agribisnis maka perlu dilakukan terlebih dahulu
identifikasi kebutuhan pasar untuk menentukan komoditas apa yang akan dihasilkan dan
segmen pasar yang akan dimasuki.
2. Identifikasi kebutuhan input
Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah keterbatasan sumber daya untuk
untuk mencapai keuntungan dan manfaat yang optimal.
3. Identifikasi jaringan ketersediaan modal usaha
Hal ini dilakukan untuk memilih teknologi yang akan diterapkan dalam Agribisnis
dan jumlah tenaga kerja yang akan diberdayakan.
4. Mengembangkan alternatif tindakan untuk memilih alteratif yang paling sesuai
dan optimal dalam sistem agribisnis.
b) Pengorganisasian
Fungsi ini merupakan tindakan dalam mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang
efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan dengan
demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam
kondisi lingkungan tertentu untuk mencapai tujuan. Dalam fungsi ini dilakukan bermacam-
macam aktifitas yang memiliki tugas-tugas tertentu.
Adapun beberapa contoh penerapan pengorganisasian dalam agribisnis adalah sebagai
berikut :
1. Membentuk struktur organisasi dalam kegiatan agribisnis.
Hal ini dilakukan agar kegiatan agribisnis berjalan teratur sesuai dengan
perencanaan dan tujuan yang telah ditentukan.
2. Membagi pekerjaan dalam kegiatan agribisnis.
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan tugas yang telah ditentukan
dalam kegiatan agribisnis yang telah dirancang.
3. Merumuskan tugas yang akan dilakukan dalam kegiatan agribisnis.
c) Koordinasi
Fungsi koordinasi merupakan tindakan untuk menyelaraskan dan tindakan anggota-
anggota organisasi agar terciptanya hubungan kerja yang baik antar anggota. Untuk
penerapannya dalam sistem agribisnis yaitu untuk mengusahakan agar pelaku-pelaku dalam
agribisnis dapat saling membantu mengerjakan tugasnya masing-masing dengan baik
sehingga kendala yang ada dapat dihadapi.
d) Pengendalian
Pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja dapat dilakukan dengan fungsi
pengendalian. Hal ini dilakukan agar rencana-rencana yang dibuat untuk mencapai tujuan-
tujuan dapat diselenggarakan.
Contoh penerapan fungsi ini dalam sistem agribisnis adalah sebagai berikut :
1. Mengendalikan kinerja pelaku agribisnis agar berjalan sebagaimana mestinya.
2. Memonitor hasil kerja pelaku agribisnis agar sesuai dengan hasil tertentu yang
diharapkan.
3. Mengawasi jalannya usahatani agar sesuai dengan yang diharapan dan dapat
mengantisipasi segala bentuk resiko yang akan dihadapi.
G. Komponen Pokok Manajemen Agribisnis
1. Agroinput atau Agribisnis Hulu
Komponen pertama yang terdapat di dalam agribisnis adalah mencakup kegiatan
perencanaan pengadaan produk, lokasi usaha, standar produksi, pengadaan tenaga kerja
hingga adanya penyaluran produksi terhadap usaha tani.
2. Usaha Tani
Usaha Tani merupakan sebuah tempat diselenggarakannya usaha pertanian yang
dilakukan oleh petani tertentu. Baik kegiatan pertanian tersebut dikerjakan seorang
pemilik atau manajer. Hal-hal penting yang terdapat pada sektor usaha tani antara lain
seperti tanah, air, hingga sinar matahari.
3. Agribisnis Hilir Pengolahan Hasil
Agribisnis hilir pengolahan hasil merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan
mengolah produk usaha tani agar bisa menjadi produk olahan yang baik dari proses
awal hingga akhir.
4. Agribisnis Hilir Pemasaran
Agribisnis hilir pemasaran merupakan kegiatan yang diadakan untuk memberikan
kelancaran pada pemasaran komoditas pertanian, baik itu hasil pertanian yang segar
ataupun olahan dari dalam dan luar negeri.
5. Jasa Layanan dan Pendukung
Jasa layanan dan pendukung yaitu kegiatan yang menyediakan jasa terhadap
agribisnis seperti adanya lembaga keuangan, penelitian, pendidikan hingga penyuluhan.
Manajemen sangat dibutuhkan dalam agribisnis dan memiliki peran aktif dalam
pengembangan agribisnis sesuai dengan fungsi manajemen yaitu :
1. Perencanaan
3. Pengarahan
Dalam suatu organisasi sering terjadi perbedaan antar anggota organisasi, padahal
suatu organisasi disusun untuk mencapai satu tujuan bersama. Hal tersebut dapat
menimbulkan perbedaan yang akhirnya dapat mempengaruhi keputusan yang akan
diambil, oleh karena itu berbagai pendapat tersebut perlu dipadukan agar harmonis
dalam suatu tindakan koordinasi yang akan menuju kesuatu tujuan organisasi.
Koordinasi merupakan daya upaya untuk mensinkronkan dan menyatukan tindakan-
tindakan sekelompok manusia. Koordinasi merupakan otak dalam batang tubuh dari
keahlian manajemen.
5. Pengawasan