Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Critical book report dalam rangka untuk
memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis yang
diampu oleh Ibu Putri Kemala Dewi Lubis, S.E M. Si, Ak.
Critical book report yang penulis buat ini merupakan jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi kami tetap berusaha semaksimal mungkin dalam
pembuatan ini. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran untuk
memperbaiki isi tugas yang kami buat, sehingga dapat menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan tugas ini. Penulis berharap critical book
report ini dapat bermanfaat bukan hanya bagi kami pribadi namun juga bagi
pembaca untuk menambah wawasannya.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada laporan makalah ini bertujuan untuk memberikan secara ringkas dan
padat mengenai seluk beluk dari Konsep Perencanaan Pembangunan dimana
sesuai dengan SPPN 2004, perencanaan pembangunan merupakan satu kesatuan
tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana – rencana
pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan
oleh unsur penyelenggaraan negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah,
dimana masing – masing dokumen perencanaan berkaitan satu sama lainnya dan
harus dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya,
karena telah diatur melalui undang – undang, maka sifatnya mengikat dan
mempunyai implikasi hukum tertentu.
3
1.2 Tujuan Penulisan
1. Mengkritisi/membandingkan materi kuliah Perencanaan Pembangunan
dalam tiga buku yang berbeda.
2. Untuk mengetahui lebih dalam isi buku yang di kritik
3. Membiasakan diri untuk berpikir kritik
4. Untuk membiasakan mahasiswa membaca buku, dan
5. Memenuhi kewajiban tugas KKNI
4
BAB II
IDENTITAS BUKU
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
bersangkutan. Kondisi yang demikian menyebabkan semakin pentingnya peranan
perencanaan pembangunan daerah sebagai wadah untuk melaksanakan
kewenangan daerah dalam mendorong kegiatan pembangunan daerah secara lebih
terarah dan sistematis.
Maksud utama dari penulisan buku ini adalah untuk dapat mcnghasilkan
salah satu buku ajar yang dapat dijadikan sebagai acuan akademik yang bersifat
praktis dan operasional dalam ilmu Perencanaan Pembangunan Daerah dj
Indonesia khusus dalam era otonomi sesuai dengan ketentuan perundangan
yangberlaku. Dengan demikian, buku ini tidak hanya dapat digunakan dalam
bidang akademik saja, tetapi juga dapat menjadi salah satu buku acuan bagi pm
perencana di daerah dalam memahami sistem perencanaan pembangunan daerah
dan mengembangkan kemampuan teknis aparatur dalam menyusun dokumen
perencanaan pembangunan daerah.
Sedangkan tujuan utama penulisan buku ini secara lebih spesiflk adalah
sebagai berikut:
7
operasional sesuai dengan kondisi data dan kemampuan teknis tenaga
perencana yang umumnya tersedia di daerah;
8
secara terencana menjadi sangat penting dan menentukan terlaksananya
proses pembangunan secara baik.
3. Untuk dapat memberikan arahan dan koordinasi yang lebih baik terhadap
para pelaku pembangunan, baik di kalangan pemerintah, swasta maupun
masyarakat secara keseluruhan sehingga dalam jangka panjang akan
terwujud proses pembangunan yang terpadu, bersinergi, dan saling
menunjang satu sama lainnya.
9
pemerintah di Indonesia umumnya menggunakan istilah Badan Perencanaan
Pembangunan, baik untuk tingkat nasional (BAPPENAS) maupun untUk tingkat
daerah (BAPPEDA).
10
perjuangan fisik menghadapi agresi Belanda yang berkuasa kembali di Indonesia,
maka pelaksanaan rencana pembangunan ini tidak dapat berjalan dengan baik
(Bintoro, 1976).
BAB 3
11
sistem jaringan jalan.Termasuk dalam aspek geografi ini adalah menyangkut
dengan analisis tentangkondisi lingkungan hidup yang meliputi hutan lindung,
abrasi pantai danlongsor serta pencemaran udara dan sungai.
Aspek sumber daya alam yang perlu dibahas terutama diarahkan padajenis
dan kualitas lahan yang sangat berpengaruh bagi kegiatan pertaniandalam arti
luas. Tidak kalah pentingnya adalah analisis tentang potensipertambangan seperti
minyak dan gas, batu bara, panas bumi, dan sumberdaya air. Untuk daerah yang
berlokasi di tepi pantai, analisis potensi sumberdaya alam ini tentunya meliputi
juga potensi perikanan dan kelautan lainnyayang sangat penting bagi kehidupan
para nelayan dan masyarakat yang hidupdan bekerja di tepi pantai.
12
Untuk dapat memahami perumusan visi tersebut, berikut ini
diberikanbeberapa contoh visi yang telah ditetapkan dalam dokumen
perencanaanpembangunan, sebagai berikut:
Dalam hal ini, tentunya misi tersebut harus sesuai dengan fungsi
danperanan dari para pelaku pembangunan, baik dari
unsurpemerintah,swastamaupun masyarakat umum. Di samping itu, misi
pembangunan ini jugadirumuskan dengan memperhatikan permasalahan dan
13
kendala yang dihadapidimasa lalu serta sasaran pembangunan yang ingin dicapai
dimasa mendatang.
14
pembangunan yang jelas tersebut, maka perencanaan akan menjadi lebih jelas,
konkret danterukur. Pada satu segi, penetapan sasaran dan target yang bersifat
konkret dan terukur ini sangat penting artinya untuk memudahkan
pelaksanaanpembangunan daerah. Sedangkan di segi lain, penetapan sasaran dan
targetyang jelas dan konkret tersebut juga penting artinya untuk
meudahkanmelakukan monitoring dan evaluasi dari hasil pelaksanaanbagi instansí
pelaksanarencana tersebut.
15
Dalampelaksanaannya, strategi tersebut terbagi kepada empat kategori yaitu
strategikepemimpinan (leadership strategy) dan strategi pilihan (strategic choices)
sertastrategi pertumbuhan (growth strategy) dan strategi pengelolaan
(managingstrategy). Pilihan strategi tersebut harus digunakan dengan tepat
agarsumber daya yang digunakan dalam strategi tersebut dapat mencapai
tujuandan sasarannya karena ada strategi yang disusun untuk jangka pendek
danmenengah.
16
2. Strategi Menyeluruh dan Strategi Parsial
17
BAB 4
RUANG LINGKUP DAN BENTUK
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Perencanaan makro menyangkut dengan ruang lingkup dan bentuk
perencanaan yang berkaitan dengan kegiatan pembangunan secara keseluruhan.
Bentuk dan ruang lingkup perencanaan ini menjadi penting karena kinerja
pembangunan yang baik adalah berdampak secara menyeluruh dan tidak untuk
sektor dan bagian tertentu saja. Di samping itu, para pimpinan daerah sebenarnya
lebih berkepentingan dengan dampak yang menyeluruh tersebut dibandingkan
dengan menurut sektor atau program, dalam rangka memenuhi harapan publik
akan perbaikan kesejahteraaan masyarakat secara keseluruhan. Dalam pola
penulisan RPJM, aspek ini lazim disebut sebagai kerangka ekonomi makro yang
berisikan strategi, kebijakan serta sasaran dan target pembangunan secara
menyeluruh baik untuk tingkat nasional maupun daerah.
BAB 6
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DALAM ERA OTONOMI
18
Sedangkan yang di maksud Otonomi Daerah adalah wewenang untuk
mengatur dan mengurus rumah tangga daerah, yang melekat pada Negara
kesatuan maupun pada Negara federasi. Di Negara kesatuan otonomi daerah lebih
terbatas dari pada di Negara yang berbentuk federasi. Kewenangan mengantar dan
mengurus rumah tangga daerah di Negara kesatuan meliputi segenap kewenangan
pemerintahan kecuali beberapa urusan yang dipegang oleh Pemerintah Pusat
seperti :
1. Hubunganluarnegeri
2. Pengadilan
3. Moneterdankeuangan
4. Pertahanandankeamanan
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga
sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara
memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung
jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber
potensi yang ada di daerahnya masing-masing.
BAB 9
TEKNIK PERENCANAAN REGIONAL
19
Bab ini membahas beberapa teknik analisis regional yang banyak
terpakaidalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Dengan
menggunakanteknik perencanaan regional ini diharapkan penyusunan rencana
menjadilebih tepat dan terarah. Teknik analisis regional yang banyak terpakai
dalampenyusunan perencanaan pembangunan daerah antara lain adalah:
ProdukDomestik Regional Bruro(PDRB), Koefisien Lokasi (Location Quotient),
AnalisisShift-Share, Ketimpangan Pembangunan Regional (Regional Disparity),
KlassenTypology, dan Model Gravitasi.
BAB 10
TEKNIK ANALISIS INPUT DAN OUTPUT
20
pembangunan terpadu ini, alat analisis yang lazim digunakan dalam Ilmu
Ekonomi adalah Teknik Analisis Input-Output. Bab ini membahas secara rinci
tentang konsep dasar dari teknik analisis Input-Output yang selanjutnya dapat
digunakan sebagai salah satu bentuk teknik perencanaan pembangunan daerah.
Pembahasan dimulai dengan aspek landasan teoritis yang melatarbelakangi
munculnya Analisis Input-Output ini. Kemudian analisis dilanjutkan dengan
penjelasan tentang Teknik Input- Output Nasional yang mula-mula muncul untuk
membahas perekonomian suatu negara. Selanjutnya, pembahasan dilanjutkan
dengan Teknik Input- Output Regional yang merupakan pengembangan khusus
untuk membahas perekonomian daerah. Pada bagian terakhir dibahas pula
beberapa bentuk pemanfaatan analisis Input-Output ini sebagai salah satu bentuk
teknik perencanaan pembangunan daerah.
BAB 13
TEKNIK INDIKATOR KERJA
21
pembangunan tertentu, tetapi juga harus mencakup manfaat terhadap
pembangunan secara keseluruhan yang meliputi bidang ekonomi, sosial dan
budaya.
Secara umum, fungsi dan peranan dari indikator kinerja dalam penyusunan
dokumen perencanaan pembangunan daerah meliputi beberapa hal, yaitu
diantaranya:
1) Untuk memperjelas tentang: what, how, who and when suatu program dan
kegiatan dilakukan;
2) Menciptakan konsensus yang dibangun oleh pihak yang berkepentingan
dengan pembangunan (stakeholders);
3) Membangun landasan yang jelas untuk pengukuran dan analisis
pencapaian sasaran pembangunan
4) Sebagau alat untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja pembangunan
yang telah dapat dilaksanakan dalam periode waktu tertentu.
Indikator kinerja pembangunan daerah secara umum dapat dibagi atas dua
jenis utama, yaitu Indikator Kinjera Makro dan Indikator Kinerja Program dan
Kegiatani. Indikator Kinerja Makro menyangkut dengan keberhasilan pelaksanaan
pembangunan yang bersifat menyeluruh atau lintas program dalam suatu negara
atau daerah tertentu. Sedangkan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan hanyalah
menyangkut dengan keberhasilan pelaksanaan pembangunan pada suatu program,
dan kegiatan tertentu saja.
22
BAB 19
PENYUSUNAN RENCANA KERJA
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Dokumen perencanaan pembangunan daerah terakhir yang wajib disusun
sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional adalah Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang lazim disebut sebagai Renja SKPD. Sama hal nya dengan
RKPD, Renja SKPD pada dasarnya adalah rencana tahunan (Annual Planning)
yang bersifat lebih operasional. Perbedaannya adalah bahwa RKPD disusun oleh
Bappeda karena mencakup seluruh aspek pembangunan dalam suatu daerah,
sedangkan Renja SKPD disusun oleh SKPD bersangkutan untuk aspek
pembangunan daerah tertentu saja, misalnya pendidikan, pertanian, kesehatan, dan
lain-lainnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD bersangkutan.
Sama dengan dokumen perencanaan yang telah dijelaskan terdahulu,
Renja SKPD ini juga mempunyai kaitan yang erat pula dengan dokumen
perencanaan lainnya, yaitu Renstra SKPD, RKPD, dan Rencana Kerja Anggaran
(RKA). Keterkaitan ini perlu dijaga untuk dapat mewujudkan keterpaduan
perencanaan baik dengan rencana jangka menengah (5 tahun), maupun dengan
penyusunan anggaran.
23
BAB IV
KELEBIHAN DAN KELEBIHAN BUKU
24
3.2. Kelemahan Buku
Dalam buku utama pada pembahasan perencanaan pembangunan dengan
menggunakan kajian teori yang cukup banyak tidak dilengkapi dengan solusi atas
program peningkatan kesejahteraan secara adil bagi rakyat seperti pada buku
pembanding.
25
BAB V
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Perencanaan pembangunan pada dasarnya adalah cara, teknik atau metode
untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara tepat, terarah, dan efisien sesuai
dengan sumber daya yang tersedia. Sedangkan tujuan dari perencanaan
pembangunan adalah untuk mendorong proses pembangunan secara lebih terarah
dan cepat guna untuk mewujudkan masyarakat yang maju, makmur, dan sejahtera
dan hal ini dilakukan karena Mengingat pembangunan bertujuan untuk
meningkatkan pembangunan daerah yang bersifat menyeluruh, maka dalam
penyusunan dokumen RPJMD, perlu disusun pula suatu bab khusus tentang
kerangka ekonomi makro dan sumber pembiayaan pembangunan daerah
bersangkutan. Melalui analisis kerangka ekonomi makro ini akan dapat diperoleh
gambaran umum perekonomian daerah secara makro dan analisis ini sangat
penting artinya sebagai dasar dalam perumusan strategi, sasaran pembangunan,
kebijakan dan program pembangunan daerah dari segi ekonomi dan keuangan.
Dengan cara demikian, perumusan strategi, kebijakan, dan program pembangunan
akan menjadi lebih tepat dan terarah sesuai dengan potensi ekonomi dan kondisi
masyarakat daerah bersangkutan.
4.2. Saran
Dalam pembahasan mengenai perencanaan pembangunan, sebaiknya
membuat sebuah peta konsep di tiap awal bab, agar pembaca lebih memahami
setiap pembahasan secara garis besar terlebih dahulu.
26
DAFTAR PUSTAKA
27