Anda di halaman 1dari 27

Dosen Pengampu: Putri Kemala Dewi Lubis, S.E M. Si, Ak.

CRITICAL BOOK REPORT


( Untuk memenuhi Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis )

Disusun Oleh :

JIHAN SAFIRA NURULITA


( 7171141010 )

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


T.A 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Critical book report dalam rangka untuk
memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis yang
diampu oleh Ibu Putri Kemala Dewi Lubis, S.E M. Si, Ak.
Critical book report yang penulis buat ini merupakan jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi kami tetap berusaha semaksimal mungkin dalam
pembuatan ini. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran untuk
memperbaiki isi tugas yang kami buat, sehingga dapat menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan tugas ini. Penulis berharap critical book
report ini dapat bermanfaat bukan hanya bagi kami pribadi namun juga bagi
pembaca untuk menambah wawasannya.

Medan, Oktober 2020

Penulis

(Jihan Safira Nurulita)

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak keluarnya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem


perencanaan pembangunan nasional (SPPN 2004), kedudukan perencanaan
pembangunan daerah di Indonesia menjadi semakin kuat. Dengan adanya
Undang-undang tersebut, diharapkan pelaksanaan perencanaan pembangunan di
Indonesia akan menjadi lebih baik dan bersifat baku dan mengikat. Dengan kata
lain pelaksanaan perencanaan pembangunan di Indonesia, baik untuk tingkat
nasional maupun daerah harus mengacu dan berpedoman pada sistem ini.

Sesuai dengan SPPN 2004, perencanaan pembangunan merupakan satu


kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana –
rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan negara dan masyarakat di tingkat pusat
dan daerah, dimana masing – masing dokumen perencanaan berkaitan satu sama
lainnya dan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lainnya, karena telah diatur melalui undang – undang, maka sifatnya
mengikat dan mempunyai implikasi hukum tertentu.

Pada laporan makalah ini bertujuan untuk memberikan secara ringkas dan
padat mengenai seluk beluk dari Konsep Perencanaan Pembangunan dimana
sesuai dengan SPPN 2004, perencanaan pembangunan merupakan satu kesatuan
tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana – rencana
pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan
oleh unsur penyelenggaraan negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah,
dimana masing – masing dokumen perencanaan berkaitan satu sama lainnya dan
harus dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya,
karena telah diatur melalui undang – undang, maka sifatnya mengikat dan
mempunyai implikasi hukum tertentu.

3
1.2 Tujuan Penulisan
1. Mengkritisi/membandingkan materi kuliah Perencanaan Pembangunan
dalam tiga buku yang berbeda.
2. Untuk mengetahui lebih dalam isi buku yang di kritik
3. Membiasakan diri untuk berpikir kritik
4. Untuk membiasakan mahasiswa membaca buku, dan
5. Memenuhi kewajiban tugas KKNI

1.3 Manfaat penulisan

1. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang Perencanaan Pembangunan


2. Melatih mahasiswa dalam berfikir kritis untuk mencari informasi yang ada
di buku.
3. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang isi materi dari buku
yang di kritik.

4
BAB II
IDENTITAS BUKU

2.1 Identitas Buku

1. Identitas Buku Utama

a. Judul buku :Perencanaan


Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi
b. Penulis : Sjafrizal
c. Penerbit : Rajawali Press
d. Tahun terbit : 2017
e. Jumlah halaman : 399 halaman
f. Bahasa : Indonesia

2. Identitas Buku Pembanding

a. Judul buku : Perencanaan Pembangunan


b. Penulis : Dr. Ridwan S.E
c. Penerbit : Alfabeta Bandung
d. Tahun terbit : 2017
e. Jumlah Halaman : 238 Halaman
f. Bahasa : Indonesia

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 RINGKASAN ISI BUKU

Sejak keluamya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem


Permcamn Pembangunan Nasional (SPPN 2004)), kedudukan perencanaan
pembangunan daerah di Indonesia menjadi semakin kuat. Argumentasi yang
semula berkembang tentang tidak perlunya pembangunan diatur melalui sistem
perencanaan dalam era otonomi daerah, otomatis sudah tidak perlu diperdebatkan
lagi. Dengan adanya undang-undang tersebut, maka penyusunan perencanaan
menjadi suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap aparat pemerintah
dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari dan bila hal ini tidak dilakukan akan
menimbulkan implikasi hukum tenentu.

Dari segi lain, keluamya SPPN 2004 tersebut, juga menimbulkan


perubahan yang cukup signifnkan dalam penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan daerah di Indonesia. Perubahan tersebut antara lain adalah: Mama,
menyangkut dengan jenis dokumen perencanaan pembangunan daerah yang hams
dibuat oleh masing-masing daerah sesuai dengan perkembangan demokratisasi
dan otonomi dalam sistem pemerintahan daerah. Kedua, sesuai dengan perubahan
jenis dokumen yang perlu dibuat, maka teknis penyusunan Rncana juga
mengalami perubahan yang cukup mendasar. Ketiga, tahapan penyusunan rencana
juga mengalami perubahan untuk dapat menerapkan Sistem Perencanaan
Partisipatif (Participatory Planning) guna meningkatkan penyerapan aspirasi
masyarakat dalam penyusunan rencana pembangunan.

Di samping itu, dengan dimulainya pelaksanaan otonomi daerah sejak


tahun 2001 yang lalu, peranan pemerintah daerah menjadi semakin penting dalam
mendorong proses pembangunan di daerahnya masing-masing. Perubahan sisrem
pemerintahan daerah tersebut mendorong semua daerah berlomba-lomba untuk
mempercepat proscs pembangunan daerah dalam rangka memenuhi tuntutan
umum untuk dapat segera meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah

6
bersangkutan. Kondisi yang demikian menyebabkan semakin pentingnya peranan
perencanaan pembangunan daerah sebagai wadah untuk melaksanakan
kewenangan daerah dalam mendorong kegiatan pembangunan daerah secara lebih
terarah dan sistematis.

Perubahan yang cukup mendasar tersebut tentunya memerlukan


pemahaman baru bagi para aparatur dan perencana daerah dalam menyusun
dokumen perencanaan pembangunan yang diperlukan dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Sementara itu, kemampuan aparatur daerah dalam teknis
penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah ternyata juga masih
terbatas, terutama pada daerah kabupaten dan kota. Untuk mengatasi

B. Maksud dan Tuiuan

Maksud utama dari penulisan buku ini adalah untuk dapat mcnghasilkan
salah satu buku ajar yang dapat dijadikan sebagai acuan akademik yang bersifat
praktis dan operasional dalam ilmu Perencanaan Pembangunan Daerah dj
Indonesia khusus dalam era otonomi sesuai dengan ketentuan perundangan
yangberlaku. Dengan demikian, buku ini tidak hanya dapat digunakan dalam
bidang akademik saja, tetapi juga dapat menjadi salah satu buku acuan bagi pm
perencana di daerah dalam memahami sistem perencanaan pembangunan daerah
dan mengembangkan kemampuan teknis aparatur dalam menyusun dokumen
perencanaan pembangunan daerah.

Sedangkan tujuan utama penulisan buku ini secara lebih spesiflk adalah
sebagai berikut:

1. Membentuk dan mengembangkan kompetensi Ilmu Perencanaan


Pembangunan Daerah (PPD) khusus dalam era otonomi sebagai landasan
akademik serta dukungan ilmiah untuk pelaksanaan perencanaan
pembangunan daerah di Indonesia dewasa ini;

2. Memberikan analisis yang memadaj tentang penerapan beberapa jenis


teknik perencanaan pembangunan daerah yang bersifat praktis dan

7
operasional sesuai dengan kondisi data dan kemampuan teknis tenaga
perencana yang umumnya tersedia di daerah;

3. Membahas konsep dan teknis penyusunan dokumen perencanaan


pembangunan daerah yang bersifat operasional sesuai dengan ketent'uan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dewasa ini.

C. Perlunya Perencanaan Pembangunan

Pertanyaan yang sangat mendasar dalam ilmu perencanaan pembangunan


adalah: mengapa kegiatan dan proses pembangunan perlu diatur dan didorong
dengan sistem perencanaan? Pertanyaan ini muncul karena Teori Ekonomi Klasik
(Ekonomi Liberal) mengajarkan bahwa penggunaan mekanisme pasar akan lebih
etisien dari campur tangan pemerintah. Karena itu pulalah banyak negara~ negara
yang sudah maju tingkat pembangunannya, seperti Amerika Serikat dan negara-
negaxa Eropa tidak lagi menggunakan Perencanaan pembangunan sebagai alat
untuk mendorong proses pembangunan, tetapi menggunakan mekanisme pasar
sebagai faktor penggerak dalam bentuk "invisible hand”.

Akan tetapi untuk negara berkembang, termasuk Indonesia, perencan dan


pembangunan temyata masih mempunyai peranan yang sangat besar sebaga alat
untuk mendorong dan mengendalikan proses pembangunan secara lebih cepat dan
temah. Ada tiga alasan utama mengapa perencanaan pembangunan masih temp
banyak digunakan di negara berkembang, yaitu:

1. Karena mekanisme pasar belum berjalan secara sempuma (Market


Failure), maka kondisi masyarakat banyak yang masih sangat terbelakang
tingka: pendidikannya menyebabkan mereka belum mampu bersaing
dengan golongan yang sudah maju dan mapan. Di samping itu, informasi
belum tersebar secara merata ke s.e1uruh tempat karena masih banyak
daerah yang terisolir karena keterbatasan prasarana dan sarana
perhubungan. Dalam hal ini, campur tangan pemerintah yang dilakukan

8
secara terencana menjadi sangat penting dan menentukan terlaksananya
proses pembangunan secara baik.

2. Karena adanya ketidakpastian masa datang sehingga perlu disusun


perencanaan pembangunan untuk mengantisipasi kemungkinan situasi
buruk yang mungkin timbul di kemudian hari berikut tindakan dan
kebijakan preventif yang perlu dilakukan sebelumnya.

3. Untuk dapat memberikan arahan dan koordinasi yang lebih baik terhadap
para pelaku pembangunan, baik di kalangan pemerintah, swasta maupun
masyarakat secara keseluruhan sehingga dalam jangka panjang akan
terwujud proses pembangunan yang terpadu, bersinergi, dan saling
menunjang satu sama lainnya.

D. Dari Perencanaan Ekonomi ke Perencanaan Pembangunan

llmu perencanaan pembangunan sebenarnya berasal dari perencanaan


ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan. Sebagaimana diungkapkan oleh Bintoro (1976) bahwa literatur
tentang perencanaan sosial yang terbit sebelum tahurr 1965 kebanyakan
menggunakan istilah perencanaan ekonomi (Economic Planning) karena sasaran
akhirnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat dari buku
Arthur Lewis terdahulu yang diterbitkan tahun 1951 berjudul The Principles of
Economic Planning. Demikian pula halnya dengan buku-buku karangan Mead, J.
E (1948), Gunnar Myrdal (1957), dan United Nation (1963) yang juga
menggunakan istilah perencanaan ekonomi.

Akan tetapi, setelah 1965 sampai sekarang banyak literatur yang


menggunakan istilah perencanaan pembangunan (Development Planning).
Perkembangan ini terlihat dari judul buku Arthur Lewis berikutnya yang
diterbitkan pada tahun 1966 menggunakan judul Development Planning dan juga
buku A.Waterson (1965). Khusus untuk Indonesia, buku Perencanaan karangan
Bintoro Tjokroamidjojo (1976) dan Hendra Esmara (1986) juga menggunakan
istilah Perencanaan Pembangunan. Bahkan lembaga perencanaan resmi

9
pemerintah di Indonesia umumnya menggunakan istilah Badan Perencanaan
Pembangunan, baik untuk tingkat nasional (BAPPENAS) maupun untUk tingkat
daerah (BAPPEDA).

E. Sejarah Perencanaan Pembangunan di Indonesia

Sebenarnya, perencanaan pembangunan bukanlah hal yang barn di


Indonesia, karena sistem ini sudah dimulai sejak kemerdekaan diproklamirkan.
Hal ini dilandasi oleh pemikiran para ahli ekonomi dan politik nasional waktu itu
bahwa pembangunan ekonomi dan sosia] tidak dapat hanya diserahkan kepada
mekanisme pasar (Market Mechanism) saja sebagaimana banyak dilakukan oleh
negara-negara yang menganut paham ekonomi liberal. Sesuai dengan Undang-
Undang Dasar 1945, pemerintah mempunyai peranan penting dalam pengendalian
ekonomi dan proses pembangunan nasional dan daerah. Namun demikian,
peranan pemerintah (Government Intervention) tersebut perlu dilakukan secara
sistematis melalui pelaksanaan sistem perencanaan pembangunan.

Penerapan sistem, perencanaan pembangunan di Indonesia dimulai pada


tanggal 12 April 1947 dengan dibentuknya oleh Presiden Republik Indonesia
Panitia Pemikir Siasat Ekonomi yang disebut juga sebagai ”Brain Trust".
Kemudian, panitia ini Berhasil menyusun landasan perencanaan pembangunan
pertama di Indonesia yang diberi judul: Dasar Pokok Daripada Plan Mengatur
Ekonomi Indonesia yang merupakan landasan dasar untuk penyusunan
perencanaan pembangunan yang lebih rinci. Panitia ini diketuai oleh Wakil
Presiden Mohammad Hatta dengan tiga orang wakil ketua yaitu A.K, Gani,
Mohammad Roem, dan Sjafruddin Perwiranegara.

Berpedoman pada dasar pokok kebijakan ekonomi tersebut, pada bulan


Juli tahim 1947 itu juga, disusunlah dokumen perencanaan pembangunan yang
lebih rinci untuk beberapa sektor ekonomi oleh IJ. Kasimo dengan judul Plan
Produksi Tiga Tahun Republik Indonesia 1948-1950. Ruang lingkup perencanaan
ini masih terbatas pada sektor-sektor pertanian, petemakan, kehutanan, dan
perindustrian. Namun demikian, karena Indonesia pada waktu itu masih dalam

10
perjuangan fisik menghadapi agresi Belanda yang berkuasa kembali di Indonesia,
maka pelaksanaan rencana pembangunan ini tidak dapat berjalan dengan baik
(Bintoro, 1976).

F. Perencanaan Pembangunan Nasonal vs Daerah

Penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah sangat


diperlukan sebagai bagian integral dalam perencanaan pembangunan nasional.
Alasannya adalah karena potensi pembangunan masnig-masing daerah umumnya
sangat berbeda, baik segi geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia,
kondisi ekonomi, sosial dan budaya. Perbedaan potensi pembangunan daerah ini
menyebabkan kemampuan daerah untuk bertumbuh dan berkembang menjadi
tidak dama antara satu daerah.

BAB 3

UNSUR POKOK PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

A. Kondisi Umum Daerah

Penyusunan setiap dokumen perencanaan pembangunan daerah


biasanyaselalu dimulai dengan analisis tentang kondisi umum(exiting condition)
darinegara atau daerah bersangkutan. Analisis ini sangat penting artinya
untukdapat mengetahui secara jelas kondisi objektif yang terdapat pada
negaraatau daerah tersebut yang selanjutnya akan dijadikan sebagai landasan
utamauntuk menyusun rencana ke depan secara realistis. Adalah suatu hal
yangsangat tidak realistis dan berbahaya bila suatu perencanaan
pembangunantidak didasarkan pada kondisi riil yang terdapat daerah
bersangkutan.

Analisis tentang kondisi umum daerah tersebut biasanya meliputi


aspekgeografis, sumber daya alam, agama dan budaya. penduduk dan sumberdaya
manusia, potensi ekonomi daerah, hukum dan pemerintahan, danlain-lainnya.
Aspek geografis yang perlu dianalisis adalah yang mempunyaipengaruh terhadap
kegiatan pembangunandan posisi daerah, geormofologi, tata guna lahan dan

11
sistem jaringan jalan.Termasuk dalam aspek geografi ini adalah menyangkut
dengan analisis tentangkondisi lingkungan hidup yang meliputi hutan lindung,
abrasi pantai danlongsor serta pencemaran udara dan sungai.

Aspek sumber daya alam yang perlu dibahas terutama diarahkan padajenis
dan kualitas lahan yang sangat berpengaruh bagi kegiatan pertaniandalam arti
luas. Tidak kalah pentingnya adalah analisis tentang potensipertambangan seperti
minyak dan gas, batu bara, panas bumi, dan sumberdaya air. Untuk daerah yang
berlokasi di tepi pantai, analisis potensi sumberdaya alam ini tentunya meliputi
juga potensi perikanan dan kelautan lainnyayang sangat penting bagi kehidupan
para nelayan dan masyarakat yang hidupdan bekerja di tepi pantai.

Di bidang sosial, pembahasan tentang kondisi umum daerah


dimulaidengan analisis tentang agama dan budaya yang terdapat dalam
masyarakatsetempat. Aspek ini juga berkaitan erat dengan upaya untuk
mencapaipercepatan pembangunan daerah karena tingkah laku masyarakat
sangatdipengaruhi oleh unsur agama dan budaya tersebut. Dalam hal
ini,pembahasan terutama diarahkan komposisi penduduk daerah menurut
agamadan etnis. Kemudian pembahasan juga ditujukan pada perkembangan
saranaperibadatan serta fasilitas pendukung kegiatan budaya yang terdapat
padadaerah bersangkutan.

B. Visi dan Misi Pembangunan Daerah

Di samping tujuan, setiap perencanaan pembangunan, baik jangkapanjang


dan jangka menengah, disusun dengan mengacu pada visi dan misiyang telah
ditetapkan sebelumnya. Hal ini dilakukan agar perencanaan yangdisusun benar-
benar mengacu pada tujuan dan saran pada visi dan misi yang telah disepakati dan
ditetapkan tersebut. Visi dan misi pembangunandaerah yang baik biasanya
dijaring secara intensif dari aspirasi dan keinginandari masyarakat yang menjadi
sasaran utama pembangunan tersebut.

12
Untuk dapat memahami perumusan visi tersebut, berikut ini
diberikanbeberapa contoh visi yang telah ditetapkan dalam dokumen
perencanaanpembangunan, sebagai berikut:

1. Visi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional 2005-


2025: "Terwujudnya Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur".

2. Visi dalam RPJP Provinsi Sumatera Barat 2005-2025; "Menjadi


ProvinsiTerkemuka Berbasis Sumber Daya Manusia yang Agamais di
Tahun 2025."

3. Visi dalam RPJM Nasional 2010-2015: "Terwujudnya Indonesia


yangSejahtera, Demokratis dan Berkeadilan

4. Visi dalam RPJM Provinsi Sumatera Barat 2006-2010:


"TerwujudnyaMasyarakat Sumatera Barat Madani Yang Adil, Sejahtera,
dan Bermartabat.

Sedangkan, misi pada dasarnya merupakan cara dan upaya umum


danbersifat pokok yang akan dilakukan dalam mewujudkan dan
merealisasikanvisi yang telah ditetapkan tersebut. Karena itu misi berhubungan
erat denganarah, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang akan
dilakukanuntuk mewujudkan visi pembangunan. Ini berarti bahwa arah,
strategi,kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang dimuat dalam
dokumenperencanaan pembangunan sebaiknya dijabarkan dari misi pembangunan
yangtelah ditetapkan semula. Dengan cara demikian diharapkan pencapaian
visidan misi tersebut akan menjadi lebih terjamin dalam pelaksanaan
kegiatanpembangunan nantinya.

Dalam hal ini, tentunya misi tersebut harus sesuai dengan fungsi
danperanan dari para pelaku pembangunan, baik dari
unsurpemerintah,swastamaupun masyarakat umum. Di samping itu, misi
pembangunan ini jugadirumuskan dengan memperhatikan permasalahan dan

13
kendala yang dihadapidimasa lalu serta sasaran pembangunan yang ingin dicapai
dimasa mendatang.

Misi pembangunan ini selanjutnya akan dijabarkan menjadi arah,


strategi,kebijakan dan program pembangunan yang dirumuskan secara lebih
konkretdan operasional sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan sumber
daya,baik dana dan tenaga yang dimiliki para pelaku pembangunan
tersebut.Sebagai contoh dapat diberikan bahwa misi yang tertera dalam
RPJPIndonesia 2005-2025 meliputi delapan aspek utama, yaitu:

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,


berbudaya,dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila;

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing tinggi;

3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum;

4. Mewujudkan Indonesia yang aman, damai, dan bersatu;

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan;

6. Mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari;

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri,


maju,kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional;

8. Mewujudkan Indonesia yang berperan dalam pergaulan


duniainternasional;

C. Sasaran dan Target Pembangunan Daerah

Perencanaan yang baik seharusnya mempunyai sasaran dan


targetpembangunan secara jelas untuk periode waktu tertentu. Sasaran
padadasarnya adalah bentuk konkret dari tujuan yang ingin dicapai
melaluipelaksanaan pembangunan sesuai yang direncanakan. Sedangkan target
adalahsasaran lebih konkret dan spesifik lagi dalam bentuk kuantitatif yang
hanusdicapai pada waktu tertentu. Dengan adanya sasaran dan target

14
pembangunan yang jelas tersebut, maka perencanaan akan menjadi lebih jelas,
konkret danterukur. Pada satu segi, penetapan sasaran dan target yang bersifat
konkret dan terukur ini sangat penting artinya untuk memudahkan
pelaksanaanpembangunan daerah. Sedangkan di segi lain, penetapan sasaran dan
targetyang jelas dan konkret tersebut juga penting artinya untuk
meudahkanmelakukan monitoring dan evaluasi dari hasil pelaksanaanbagi instansí
pelaksanarencana tersebut.

D. Strategi Pembangunan Daerah

Strategi pembangunan daerah pada dasarnya adalah merupakan cara


ataujalan terbaik untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
semula.Karena itu strategi yang baik dan tepat akan dapat menghasilkan
pencapaiantujuan secara tepat dan terarah sehingga tujuan pembangunan dapat
dicapaisecara efektif dan efisien. Tentunya penetapan strategi yang tepat untuk
suatunegara dan daerah akan sangat ditentukan pula oleh kondisi, potensi yang
dapat dimanfaatkan untuk mendukung upaya pencapaian tujuan dan
sasaranpembangunan daerah turut pula menentukan.

Strategi pembangunan daerah sebaiknya dirumuskan


denganmemperhatikan kondisi umum dan potensi yang dimiliki
daerahbersangkutan, baik yang sudah dapat dilaksanakan, maupun
belum.Pertimbangan ini sangat penting artinya agar proses pembangunan
tersebutdapat berjalan secara lebih terarah dan efisien sehingga mampu
bersaingdengan daerah lainnya.

1. Pilihan Strategi Pembangunan

Secara teoritis, ada empat jenis strategi yang digunakan, dikaitkandengan


keadaan dan kebutuhan. Strategi Klasik dan Strategi Sistematik digunakandalam
keadaan normal sebaliknya Strategi Evolusi dan Strategi Proses digunakanuntak
mengatasi keadaan krisis. Strategi Klasik dan Evolusi dapat digunakanuntuk
mencapai keuntungan maksimum dan sebaliknya Strategi Proses danStrategi
Sistematik adalah untuk mewujudkan keuntungan optimum.

15
Dalampelaksanaannya, strategi tersebut terbagi kepada empat kategori yaitu
strategikepemimpinan (leadership strategy) dan strategi pilihan (strategic choices)
sertastrategi pertumbuhan (growth strategy) dan strategi pengelolaan
(managingstrategy). Pilihan strategi tersebut harus digunakan dengan tepat
agarsumber daya yang digunakan dalam strategi tersebut dapat mencapai
tujuandan sasarannya karena ada strategi yang disusun untuk jangka pendek
danmenengah.

Strategi Klasik digunakan dalam keadaan normal bertujuan


untukmencapai manfaat maksimum berlandaskan kepada konsep dan teori
denganserta panjang.Strategi Evolusi digunakan dalam keadaan krisis dan
bertujuan mencapaimanfaat maksimum berdasarkan analisa situasi dan kondisi
yang sesuai untuk jangka pendek. Strategi Proses juga digunakan dalam keadaan
krisisnamun bertujuan untuk mewujudkan kepuasan atau manfaat optimumdengan
menggerakkan beberapa satuan kerja tertentu yang dianggap mampumengatasi
masalah dalam jangka pendek. Strategi Sistemik digunakan dalamkeadaan normal
yang bertujuan untuk mengendalikan seluruh satuankerja untuk beroperasi
berdasarkan sistem kerja tertentu untuk mencapaikeuntungan optimum. Keempat
strategi tersebut berbeda menurut keadaan,waktu dan satuan kerja pelaksananya
sehingga keberhasilannya bergantungkepada analisis situasi.

Dengan demikian, strategi pembangunan pada dasarnya harusberlandaskan


kepada empat kategori tersebut di atas. Strategi kepemimpinanberdasarkan
pembentukan visi dan misi dengan melibatkan sekelompokpemangku kepentingan
strategis (elites). Strategi pilihan berdasarkankeputusan investasi oleh pemangku
kepentingan dalam perencanaansektoral dan regional. Strategi pertumbuhan
berdasarkan inovasi termasukkebijakan bersifat insentif dan disinsentif. Strategi
pengelolaan berdasarkankarakteristik struktur dan budaya organisasi serta
perubahan lingkunganluar. Konsekuensi dari pemilihan strategi adalah
keselarasan strategi dengan kebutuhan dan kemampuan dikaitkan dengan berbagai
upaya penguatanaspek-aspek kepemimpinan (leadership), kewirausahaan
(entrepreneurship),dan pengelolaan (managerialship)

16
2. Strategi Menyeluruh dan Strategi Parsial

Strategi pembangunan daerah dapat bersifat menyeluruh danparsial.


Strategi yang menyeluruh berkaitan dengan upaya meningkatkanpertumbuhan
ekonomi melalui peningkatan tabungan dan investasi. Strategiparsial berkaitan
dengan alokasi dan distribusi anggaran pendapatan danbelanja menurut satuan
kerja untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentuKeseluruhan upaya bersifat
parsial dianggap sebagai bagian dari upayamenyeluruh karena bagian dari sistem
kerja dalam organisasi yang telahdirumuskan melalui visi dan misi serta
kewenangan tertentu bersifat spesifik.

3. Strategi Fokus dan Strategi Campuran

Strategi pembangunan daerah bertujuan meningkatkan laju


pertumbuhanekonomi berdasarkan sektor-sektor yang potensial dikembangkan
padakawasan-kawasan yang memiliki faktor penumbuh (growing
factors).Pembangunan perlu diarahkan kepada sektor-sektor tertentu dalam
suatu.wilayah atau dikaitkan dengan pengembangan antarsektor dalam satu
wilayahdan antar wilayah. Strategi pembangunan demikian akan dapat
meningkatkanlaju pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataannya sehingga
stabilitaspembangunan dapat terwujud sebagai resultan dari keduanya.
Strategipembangunan demikian mengaitkan kebijakan sektoral dan
kewilayahanmelalui strategi konsolidasi dan strategi ekspansi serta strategi
integrasi yangdisesuaikan dengan karakteristik sektor dan kawasannya.Dari segi
metode dan cara penyusunan strategi pembangunan daerah,terdapat dua cara yang
lazim digunakan. Pertama, dengan menggunakanmetode SWOT yang didasarkan
pada aspek-aspek kekuatan (Strength),kelemahan (Weaknesses), peluang
(Opportunities), dan ancaman (Treath).

17
BAB 4
RUANG LINGKUP DAN BENTUK
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Perencanaan makro menyangkut dengan ruang lingkup dan bentuk
perencanaan yang berkaitan dengan kegiatan pembangunan secara keseluruhan.
Bentuk dan ruang lingkup perencanaan ini menjadi penting karena kinerja
pembangunan yang baik adalah berdampak secara menyeluruh dan tidak untuk
sektor dan bagian tertentu saja. Di samping itu, para pimpinan daerah sebenarnya
lebih berkepentingan dengan dampak yang menyeluruh tersebut dibandingkan
dengan menurut sektor atau program, dalam rangka memenuhi harapan publik
akan perbaikan kesejahteraaan masyarakat secara keseluruhan. Dalam pola
penulisan RPJM, aspek ini lazim disebut sebagai kerangka ekonomi makro yang
berisikan strategi, kebijakan serta sasaran dan target pembangunan secara
menyeluruh baik untuk tingkat nasional maupun daerah.

BAB 6
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DALAM ERA OTONOMI

Pengertian otonomi menyangkut dengan dua hal pokok yaitu :


kewenangan untuk membuat hukum sendiri dan kebebasan untuk mengatur
pemerintahan sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, maka otonomi daerah
pada hakikatnya adalah hak atau wewenang untuk mengurus rumah tangga sendiri
bagi suatu daerah otonom (Sarundajang, 2000). Hak atau wewenang tersebut
meliputi pengaturan pemerintahan dan pengelolaan pembangunan yang
diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah

Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga


sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara
memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung
jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber
potensi yang ada di daerahnya masing-masing.

18
Sedangkan yang di maksud Otonomi Daerah adalah wewenang untuk
mengatur dan mengurus rumah tangga daerah, yang melekat pada Negara
kesatuan maupun pada Negara federasi. Di Negara kesatuan otonomi daerah lebih
terbatas dari pada di Negara yang berbentuk federasi. Kewenangan mengantar dan
mengurus rumah tangga daerah di Negara kesatuan meliputi segenap kewenangan
pemerintahan kecuali beberapa urusan yang dipegang oleh Pemerintah Pusat
seperti :

1. Hubunganluarnegeri
2. Pengadilan
3. Moneterdankeuangan
4. Pertahanandankeamanan
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga
sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara
memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung
jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber
potensi yang ada di daerahnya masing-masing.

BAB 9
TEKNIK PERENCANAAN REGIONAL

Dalam menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerahyang baik,


diperlukan beberapa teknik analisis khusus di bidangperencanaan regional.
Alasannya adalah bahwa teknik perencanaanyang biasanya dipakai dalam
penyusunan perencanaan pembangunan nasionalbanyak yang tidak sesuai dengan
kondisi dan struktur pembangunan daerahdi mana aspek ruang (space) dan
perbedaaan potensi pembangunan antarwilayah merupakan unsur sangat penting
Pengertian regional di sini adalahwilayah administratif dalam suatu negara
(subnation) yang meliputi provinsi,kabupaten, dan kota. Teknik analisis regional
menjadi penting karena jumlahprovinsi, kabupaten, dan kota di Indonesia dewasa
ini mencapai lebih dari 500.

19
Bab ini membahas beberapa teknik analisis regional yang banyak
terpakaidalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Dengan
menggunakanteknik perencanaan regional ini diharapkan penyusunan rencana
menjadilebih tepat dan terarah. Teknik analisis regional yang banyak terpakai
dalampenyusunan perencanaan pembangunan daerah antara lain adalah:
ProdukDomestik Regional Bruro(PDRB), Koefisien Lokasi (Location Quotient),
AnalisisShift-Share, Ketimpangan Pembangunan Regional (Regional Disparity),
KlassenTypology, dan Model Gravitasi.

A. Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada dasarnya merupakan data


daninformasi dasar tentang kegiatan ekonomi suatu daerah. Secara definitif,
PDRB tersebut pada dasarnya adalah jumlah nilai produksi barang dan jasa yang
dihasilkan pada suatu daerah pada periode tertenru. Dewasa ini, data
PDRBseluruh daerah provinsi. kabupaten, dan kota diini sudah tersedia
dihampirIndonesia yang dipublikasikan oleh BPS setempat seuap tahunnya.
Analisisdan perencanaan pembangunan yang menyangkut dengan
perekonomiandacrah, seperti struktur perekonomian daerah, pertumbuhan
ekonomi dantingkat kemakmuran dacrah, umumnya menggunakan PDRB ini
sebagai datadan informasi dasar.

BAB 10
TEKNIK ANALISIS INPUT DAN OUTPUT

Kenyataan yang terjadi pada negara maju maupun sedang berkembang,


umumnya menunjukkan bahwa kegiatan sosial ekonomi masyarakat adalah saling
berkaitan satu sama lainnya. Hal ini disebabkan karena berkembangnya suatu
kegiatan sosial ekonomi juga dipengaruhi oleh kegiatan lainnya. Oleh karena itu,
tentunya perencanaan pembangunan daerah yang baik adalah yang bersifat
terpadu dengan kegiatan-kegiatan terkait lainnya. Namun demikian, untuk
mewujudkan perencanaan yang terpadu tersebut tidaklah mudah, karena
membutuhkan peralatan analisis tersendiri. Untuk dapat mewujudkan perencanaan

20
pembangunan terpadu ini, alat analisis yang lazim digunakan dalam Ilmu
Ekonomi adalah Teknik Analisis Input-Output. Bab ini membahas secara rinci
tentang konsep dasar dari teknik analisis Input-Output yang selanjutnya dapat
digunakan sebagai salah satu bentuk teknik perencanaan pembangunan daerah.
Pembahasan dimulai dengan aspek landasan teoritis yang melatarbelakangi
munculnya Analisis Input-Output ini. Kemudian analisis dilanjutkan dengan
penjelasan tentang Teknik Input- Output Nasional yang mula-mula muncul untuk
membahas perekonomian suatu negara. Selanjutnya, pembahasan dilanjutkan
dengan Teknik Input- Output Regional yang merupakan pengembangan khusus
untuk membahas perekonomian daerah. Pada bagian terakhir dibahas pula
beberapa bentuk pemanfaatan analisis Input-Output ini sebagai salah satu bentuk
teknik perencanaan pembangunan daerah.

BAB 13
TEKNIK INDIKATOR KERJA

A. Pengertian Indikator Kerja

Dadang Solichin (2008) mengemukakan indikator kinerja (Performance


Indicators) pada dasarnya adalah merupakan alat yang dapat membantu perencana
dalam mengukur perubahan yang terjadi dalam proses pembangunan. Sedangkan
indikator adalah ukuran dari suatu kegiatan dan kejadian yang berlangsung pada
suatu negara atau daerah. Secara lebih spesifik, indikator adalah angka statistik
dan hal normatif yang menjadi perhatian para perencana yang dapat membantu
dalam membuat penilaian ringkas, komprehensif, dan berimbang terhadap kondisi
atau aspek penting pada suatu masyarakat.

Sedangkan kinerja (performance) pada dasarnya diartikan sebagai


gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kebijakan, program atau kegiatan
pembangunan dalam rangka mewujudkan tujuan serta visi dan misi dari suatu
negara, daerah atau organisasi (LAN, 1993). Sehubungan dengan hal diatas, maka
analisis indikator kinerja tidak hanya cukup menekankan pada aspek biaya (cost)
dan manfaat (benefit) yang diperoleh dari pelaksanaan program, dan kegiatan

21
pembangunan tertentu, tetapi juga harus mencakup manfaat terhadap
pembangunan secara keseluruhan yang meliputi bidang ekonomi, sosial dan
budaya.

B. Fungsi dan Manfaat Indikator Kerja

Secara umum, fungsi dan peranan dari indikator kinerja dalam penyusunan
dokumen perencanaan pembangunan daerah meliputi beberapa hal, yaitu
diantaranya:

1) Untuk memperjelas tentang: what, how, who and when suatu program dan
kegiatan dilakukan;
2) Menciptakan konsensus yang dibangun oleh pihak yang berkepentingan
dengan pembangunan (stakeholders);
3) Membangun landasan yang jelas untuk pengukuran dan analisis
pencapaian sasaran pembangunan
4) Sebagau alat untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja pembangunan
yang telah dapat dilaksanakan dalam periode waktu tertentu.

C. Jenis Indikator Kerja

Indikator kinerja pembangunan daerah secara umum dapat dibagi atas dua
jenis utama, yaitu Indikator Kinjera Makro dan Indikator Kinerja Program dan
Kegiatani. Indikator Kinerja Makro menyangkut dengan keberhasilan pelaksanaan
pembangunan yang bersifat menyeluruh atau lintas program dalam suatu negara
atau daerah tertentu. Sedangkan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan hanyalah
menyangkut dengan keberhasilan pelaksanaan pembangunan pada suatu program,
dan kegiatan tertentu saja.

22
BAB 19
PENYUSUNAN RENCANA KERJA
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Dokumen perencanaan pembangunan daerah terakhir yang wajib disusun
sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional adalah Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang lazim disebut sebagai Renja SKPD. Sama hal nya dengan
RKPD, Renja SKPD pada dasarnya adalah rencana tahunan (Annual Planning)
yang bersifat lebih operasional. Perbedaannya adalah bahwa RKPD disusun oleh
Bappeda karena mencakup seluruh aspek pembangunan dalam suatu daerah,
sedangkan Renja SKPD disusun oleh SKPD bersangkutan untuk aspek
pembangunan daerah tertentu saja, misalnya pendidikan, pertanian, kesehatan, dan
lain-lainnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD bersangkutan.
Sama dengan dokumen perencanaan yang telah dijelaskan terdahulu,
Renja SKPD ini juga mempunyai kaitan yang erat pula dengan dokumen
perencanaan lainnya, yaitu Renstra SKPD, RKPD, dan Rencana Kerja Anggaran
(RKA). Keterkaitan ini perlu dijaga untuk dapat mewujudkan keterpaduan
perencanaan baik dengan rencana jangka menengah (5 tahun), maupun dengan
penyusunan anggaran.

23
BAB IV
KELEBIHAN DAN KELEBIHAN BUKU

3.1. Kelebihan Buku

Kelebihan buku utama dibandingkan buku pembanding yaitu :

1. Buku utama membahas materi perencanaan pembangunan lebih


kompleks dibandingkan dengan buku pembanding dan buku utama
pastinya menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga
mempermudah pembaca untuk memahami isi pembahasan yang cukup
luas
2. Buku utama kaya akan kajian teori yang cukup banyak menambah
referensi pembaca
3. Buku utama juga membahas hal detail seperti mengenai beberapa
teknik dalam melakukan perencanaan pembangunan di daerah dengan
menggunakan beberapa teknik seperti teknik infikator pembangunan
daerah, teknik perencanaan regional, tekni analisis input-output, teknik
prediksi, dan teknik analisis SWOT.
4. buku utama memberikan gambaran secara tertulis lebih lengkap
khususnya mengenai perencanaan pembangunan dalam era otonomi
secara konseptual
5. Buku utama juga memaparkan rumus dan kurva mengenai materi
pembahasan yang menyangkut perencanaan pembangunan.
6. Buku utama dielngkapi cara penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan daerah seperti penyusunan rencana pembangunan jangka
panjang daerah.
7. Buku utama dilengkapi contoh mengenai cara penyusunan indikator
kinerja.

24
3.2. Kelemahan Buku
Dalam buku utama pada pembahasan perencanaan pembangunan dengan
menggunakan kajian teori yang cukup banyak tidak dilengkapi dengan solusi atas
program peningkatan kesejahteraan secara adil bagi rakyat seperti pada buku
pembanding.

25
BAB V
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Perencanaan pembangunan pada dasarnya adalah cara, teknik atau metode
untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara tepat, terarah, dan efisien sesuai
dengan sumber daya yang tersedia. Sedangkan tujuan dari perencanaan
pembangunan adalah untuk mendorong proses pembangunan secara lebih terarah
dan cepat guna untuk mewujudkan masyarakat yang maju, makmur, dan sejahtera
dan hal ini dilakukan karena Mengingat pembangunan bertujuan untuk
meningkatkan pembangunan daerah yang bersifat menyeluruh, maka dalam
penyusunan dokumen RPJMD, perlu disusun pula suatu bab khusus tentang
kerangka ekonomi makro dan sumber pembiayaan pembangunan daerah
bersangkutan. Melalui analisis kerangka ekonomi makro ini akan dapat diperoleh
gambaran umum perekonomian daerah secara makro dan analisis ini sangat
penting artinya sebagai dasar dalam perumusan strategi, sasaran pembangunan,
kebijakan dan program pembangunan daerah dari segi ekonomi dan keuangan.
Dengan cara demikian, perumusan strategi, kebijakan, dan program pembangunan
akan menjadi lebih tepat dan terarah sesuai dengan potensi ekonomi dan kondisi
masyarakat daerah bersangkutan.

4.2. Saran
Dalam pembahasan mengenai perencanaan pembangunan, sebaiknya
membuat sebuah peta konsep di tiap awal bab, agar pembaca lebih memahami
setiap pembahasan secara garis besar terlebih dahulu.

26
DAFTAR PUSTAKA

Sjafrizal. 2017. Perencanaan Pembangunan Daerah DalamEra Otonomi. Depok :


Ridwan. 2017. Perencanaan Pembangunanan . Bandung : Alfabeta Bandung

27

Anda mungkin juga menyukai