Anda di halaman 1dari 88

PERANAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

(BAPPEDA) DALAM PEMBANGUNAN KOTA SUKABUMI

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS


EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUKABUMI SUKABUMI 2020

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT atas segala


rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-nya. Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai
manakala penulis Makalah berjudul “Peranan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) dalam Pembangunan Kota Sukabumi”.

Penelitian ini bertujuan Untuk Mengetahui Peranan Badan Perencanaan


Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dalam Pembangunan Kota Sukabumi. Jenis
Penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan
Penelitian Kualitatif. Metode pengumpulan data melalui studi observasi,
wawancara dan dokumentasi langsung di Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kota Sukabumi. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa
proses perencanaan Bappeda Kota Sukabumi mempunyai penyusunan dokumen
perencanaan diantaranya RPJPD disusun 20 tahun sekali, RPJMD disusun 5
tahun sekali dan RKPD yang disusun 1 tahun sekali, dimana faktor pendukung
tereliasasinya rencana pembangunan kota Sukabumi yaitu ketersediaan SDM
yang memadai, sarana dan prasarana, sedangkan faktor penghambat yaitu
penyesuaian anggaran.

Akhirul kata, mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat


bermanfaat bagi semua pihak.

Billahi fi Sabili Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Hormat kami,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL HALAMAN JUDUL


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan teori
1. Teori Pembangunan
2. Teori Perencanaan Pembangunan
3. Pengertian Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA)
4. Kedudukan Tugas Pokok Fungsi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
5. Pembangunan Daerah
6. Tujuan Pembangunan Daerah
B. Tinjauan Empiris
C. Kerangka Konsep

BAB III PEMBAHASAAN


A. Gambaran Umum Objek Penelitian
B. Gambar Umum Informan
C. Hasil Penelitian
D. Pembahasaan

BAB V KESIMPULAN
A. kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Republik Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang

sedang melakukan pembangunan disegala aspek bidang dalam rangka mewujudkan

cita-cita nasional dan tujuan bangsa Indonesia yang tercantum pada pembukaan UUD

1945 pada Alinea ke empat yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan selurh

tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi

dan keadilan sosial.

Pembangunan merupakan suatu proses modernitas yang tersadar dan terencana

untuk menuju perubaahan yang lebih baik dari sebelumnya. Pembangunan merupakan

upaya nasional untuk untuk mewujudkan human ascend. Karena sifat hakiki manusia

adalah makhluk multidimensional, maka pembangunan nasional menjadi wadah

terakumulasinya berbagai programprogram pembangunan yang berasal dari

pembangunan daerah.

Agar pembangunan dapat terencana dengan baik maka perlunya Pembangunan

di Indonesia saat iniyaitu dengan adanya satu kesatuan tata cara perencanaan

pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka

panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur

penyelenggaraan negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah dengan

melibatkan masyarakat. Maka arah pembangunan yang baik sangat perlu adanya peran

dan partisipasi dari masyarakat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses

penyelenggaraan pemerintahan.

Krisis sosial yang melanda Indonesia hingga saat ini bukan terjadi begitu saja,

melainkan suatu proses panjang yang melibatkan seluruh stake holders. Dapat

dikatakan, krisis multidimensi yang terjadi hingga saat ini merupakan wujud nyata dari
2

kegagalan pembangunan. Kegagalan pembangunan tidak hanya disebabkan oleh karut

marutnya pelaksanaan pembangunan di lapangan, melainkan di mulai dari hulunya.

Salah satu upaya pemerintah dalam rangka memajukan pembangunan daerah


kota makassar dengan menetapkan peraturan mengenai pembentukan badan
perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) Kota Sukabumi sebagai perangkat
daerah.Oleh karena itu maka dengan adanya pembentukan badan perencanaan
pembangunan daerah (BAPPEDA) Kota Makassar sangat diperlukan keberadaannya
untuk menyusun dan melaksanakan pembangunan secara merata dan adil dengan
otonomi yang seluas-luasnya. Untuk itu pemerintah mengupayakan agar pembangunan
tersebut dapat berjalan semaksimal mungkin tanpa ada hambatan. Untuk itu peranan
BAPPEDA sebagai katalisator dalam mendesain perencanaan dan penganggaran
menjadi lebih baik dan benar, yang akan dituangkan dalam APBD Kota setiap tahun
menjadi kunci utama dan ini menjadi tugas pokok dan fungsi BAPPEDA sebagai Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah di Kota Makassar. Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Makassar memuat dua unsur pokok yaitu pernyataan
perjanjian kinerja yang harus ditandatangani oleh penanggungjawab program dengan
atasan langsung dalam hal ini Walikota dengan Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Makassar dan lampiran yang berisi tentang target capaian
yang ditetapkan bersama yang akan dicapai pada akhir tahun anggaran, beserta
pernyataan Penetapan Kinerja (PK) dan Penetapan Kinerja Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Makassar Tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas adapun yang menjadi pokok permasalahan


yaitu Bagaimana Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Terhadap Perencanaan Pembangunan di Kota Makassar ?

D. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat, baik dari aspek teoritis

maupun aspek praktis, serta bagi pihak-pihak yang

pemerintah khususnya Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

dalam menangani masalah penyusunan perencanaan pembangunandaerah.


3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Katz dan Yuwono (2001:47)

Menurut Katz dan Yuwono mengatakan pembangunan yang besar dari

suatu keadaan tertentu ke keadaan yang dipandang lebih bernilai “pada

umumnya tujuan-tujuan pembangunan ialah

pembinaan bangsa “Naisional Building” atau perkembangan

sosial ekonomi.

4. Effendi (2002:2)

Menurut Effendi (2002:2) pembangunan ialah suatu upaya


4

meningkatkan segenap sumb er daya yang dilakukan secara

berencana dan berkelanjutan dengan prinsip daya guna yang

merata dan berkeadilan.

5. Rogers (Rochajat,dkk:2011:3)

Menurut Rogers (Rochajat,dkk:2011:3) Pembangunan

merupakan perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial

dan ek onomi yang diputuskan sebagai kehendak suatu bangsa.

2. Teori Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pembangunan merupakan suatu upaya untuk

mengubah keadaan ekonomi esok suatu bangsa dari negara

berkembang menjadi jauh lebih baik dari keadaan sebelumnya yakni

dengan upaya meningkatkan pendapatan nasional dan pendapatan

perkapita, menyelapkan ketimpangan pendapatan serta ketimpangan

kesejahteraan dan meningkatkan lapangan kerja.

Sedangkan menurut Mark Tuner dan David Hulme

mendefenisikan perencanaan pembangunan merupakan proses

modernisasi perubahan menyeluruh dari masyarakat tradisional atau pra

modern kebentuk penguasaan teknologi dan perubahan

organisasi sosial masyarakat dengan ciri meningkatkan kesejahteraan ekonomi,

stabilisasi politik seperti dunia barat.

Menurut Coralie Bryant dan Louise G. Whait perencanaan pembangunan

sebagai suatu peningkatan kapasitas untuk mempengaruhi masa depan

mempuyai beberapa implikasi. Menurut Conyers dan Hills suatu proses yang

bersinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan berbagai

alternatif pengguna sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu pada masa

yang akan datang.


5

3. Pengertian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA)

Badan perencanaan pembangunan daerah (Bappeda) adalah lembaga teknis

daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah yang di

pimpin oleh seorang kepala badan daerah yang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Gubernur/Bupati/Wali kota dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah di bidang penelitian dan perencanaan pembangunan

daerah.

Menurut Davidov dan Rainer yang di kutip dari Ateng

Syafruddin, perencanaan dapat berarti : “Suatu Proses untuk menetapkan

tindakan yang selayaknya dengan demikian pilihanpilihan yang tersediakan

membentuk suatu proses perencanaan yang terdiri atas tiga macam peringkat :

pertama, memilih tujuan dan syarat-syarat, kedua, mengenai seperangkat

alternatif yang bersifat konsisten dengan ketentuan-ketentuan umum tersebut

serta memilih sesuatu serta memilih suatu alternatif yang di kehendaki, ketiga

mengarahkan tindakan-tindakan yang menuju kepda pencapaian tujuan-tujuan

yang telah ditentukan.

Begitupula dengan Surhayanto (2000:65) mengartikan

pembangunan sebagai proes perubahan dari suatu kondisi tertentu ke kondisi

yang lebih baik. Pembangunan juga dapat diartikan sebagai


6

satu upaya teerkordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih

banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhui

dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi.

Badan perencanaan pembangunan daerah di bentuk

berdasarkan pertimbaangaan:

1. Bahwa dalam rangka usaha peningkatan keserasian

pembangunan di daerah diperlukan adanya peningkatan

keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan

daerah.

2. Bahwa dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan,

keseimbangan dan kesinambungan pembangunan didaerah,

diperlukan perencanaan yang lebih menyeluruh, Terarah dan

terpadu.

Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan daerah ini

disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai suatu bentuk

kesatuan sistem perencanaan nasional yang disusun oleh Badan

Perencanaan Pembangunan daerah (BAPPEDA).

Agar arah pembangunan dapat terencana dengan baik maka perlu adanya

badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) dalam menjalankan

perannya sesuai standar perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan

sehingga hasil pembangunan dari perencanaan tersebut dapat sesuai dengan

target pembangunan yang telah ditetapkan. Masalah lain yang dianggap

berpengaruh banyak terhadap kemampuan lembaga BAPPEDA dalam

menjalankan fungsi koordinasi perencanaan pembangunan secara optimal

adalah kurangnya keterpaduan dan sinergi antarsektor, kurang terpadunya

perencanaan dan penganggaran.


7

Dalam arti sempit perencanaan merupakan kaitan persiapan dalam

perumusan kebijaksanaan, sedangkan dalam arti luas perencanaan itu

mencakup perumusan kebijaksanaan , penetapan kebijaksanaan dan

pelaksanaan kebijaksanaan tersebut. Pemikiran demikian timbul dari adaanya

bermacam teori perencanaan, yaitu:

1) Perencanaan menyatukan penyelidikan dengan

penyelenggaraan dan membuat kedua-duanya berlangsung terus

bersama-sama

2) Perencanaan merupakaan proses yang kontinu, karena administrasi

darimana ia merupkan suatu bagian adalah dinamis.

3) Perencanaan membedakan antaraa yang konstan dan yang

bervariasi dalam satu situasi

4) Harus berlangsung dalam pemikiran standar-standar yang meliputi

tujuan-tujuan yang dirumuskan dengan tepat, kualitas dan cara-cara serta

alat-alat penghasil yang bersifat teknologi yaang dirumuskan dengan tepat

dan baik yang berupa manusia maupun yang berupa materi.

5) Perencanaan tergantung pada organisasi fungsional dan pembagian


tanggung jawab.

Oleh karena itu perencanaan tersebut harus bersifat implementatif,

umumnya pembangunan nasional di banyak negaraa berkembang, termaksud

indonesia, di tekankan atau di prioritaskan pada pembangunan ekonomi. Selaain

itu pembangunan ekonomi akan mendukung dan merangsang pembaharuan dan

perubahan dalam kehidupan lain dimasyarakat ke arah yang lebih baik.

Pemerintah merupakan pihak yang paling penting dan berperaan sebagai

penggeraak dalam pembangunan, yaitu melalui perencaanaan pembangunaan.

Pembuatan informasi perencaanaan pembangunan daeraah berbasis

teknologi informasi, tidak lepas dari amanat UndangUndang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah.


8

Hal ini selaras dengan pernyataan sjafrizal dalam bukunya,yaitu

perencanaan pembangunan yang didadalamnya termaksud unsur perencanaan

nasional dan daerah diantaranya bertujuan untuk mewujudkan integrasi,

sinkronisasi,dan sinergi antar daerah tersebut sehingga proses pembangunaan

nasional secara keseluruhan menjadi semakin terpadu, dapat bertumbuh secara

cepat dan efisien. (Sjafrizal, 2016)

Secara umum tedapat faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

kegagalan dalam rencana pembangunan. Faktor-faktor

tersebut antara lain:

1. Dualisme pola penyusunan dan penetapan rencana.


2. Arah pembangunan yang kurang realistis.

3. Kelemahan dalam teknis penyusunan.

4. Keterbatasan data statistik yang tersedia.

5.Terdapat gangguan perekonomian dan terjadinya bencana

alam. (Sjafrizal, 2016).

Pada dasarnya badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA)

merupakan badan staf yang langsung dibawah dan bertanggung jawab langsung

kepada kepala daerah. Dimana badan perencanaan pembangunan

daerah( BAPPEDA) berperan sebagai pembantu kepala daerah dalam

menentukan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan daerah. Untuk

mencapai daya gunaa dan hasil guna sebesar-besarnya dalam penyususnan

rencana dan program pembagunan daerah, BAPPEDA Tingkat 1 dan BAPPEDA

Tingkat II di wajibkan senantiasa melaksanakan dan memelihara

hubungan,konsultasi dan koordinasi baik dengan instansi-instansi daerah

maaupun instansi-instansi vertikal.

Pemerintah merupakan pihak yang paling penting dan berperan sebagai

penggerak dalam pembangunan, yaitu melalui perencanaan pembangunan.

Perencanaan pembangunan adalah suatu usaha pemerintah untuk


9

mengkoordinasikan semua keputusan ekonomi dalam jangka panjang untuk

mempengaruhi secara langsung serta mengendalikan pertumbuhan

variabelvariabel ekonomi yang penting. Perencanaan pembangunan yang

ditujukan untuk mencapai setiap sasaran dan tujuan pembangunan pada

dasarnya disusun oleh pemerintah melalui badan perencanaan.

4. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Sejak diberlakukannya UU Nomor 23 Tahun 2014 Maka pemerintahan

serta pembangunan yang sentralistik atau top down berubah menjadi suatu

sistem yang desentralisasi. Dimana menurut UU tersebut daerah mempunyai

kewajiban untuk mengatur daan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan salah

satunya kewajiban tersebut adalah mengurus dan mengatur msalah

pembangunan. Dimana pembangunan merupakan proses perubahan dari

kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik atau dari yang belum ada menjadi

ada.

Salah satu badan yang mempunyai peran sangat penting dalam

perencanaan pembangunan adalah badan perencanaan pembaangunan

daerah,dimana badan inilah yang akan membantu kepala daerah yang

menentukan kebijakan dibidang perencanaan pembangunan daeraah serta

penilaian atas pelaksanaannya. Hal ini merupakan peranan yang sangat penting

dalam setiap perencanaan pembangunan setiap daerah. Disamping itu adapun

yang menjadi tugas pokok dan fungsi badan perencanaan pembangunan daerah

(BAPPEDA) setelah revisi UU No 32 tahun 2004 menjadi UU No 23 tahun 2014

dan terbitnya UU No 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan

nasional diantaranya adalah melaksanakan kordinasi dan sinkronisasi

perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota terutama pada lintas bataas untuk


10

mencapai keserasian pembangunan daerah sesuai dengan tujuan rencana

pembangunan jangka panjang, menengah dan tahunan.

Mekanisme rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)

bila dilakukan dengan menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif,maka

sebelumnya naskah RPJMD disusun terlebih dahulu perlu dilakukan penjaringan

aspirasi dan keinginan masyarakat tentang visi dan misi serta arah

pembangunan.

Badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) terbagi menjadi

BAPPEDA Tingkat I dan BAPPEDA Tingkat II. BAPPEDA Tingkat I mencakup

provinsi yang mempunyai tugas membantu Gubernur/ Kepala Daerah tingkat I

dalam menentukan kebijaksanaan di bidang perencanaan pembangunan di

Daerah serta penilaian atas pelaksanaannya. Sedangkan BAPPEDA Tingkat II

mencakup Kabupaten/ Kota Madya mempunyai tugas membantu Bupati/

Walikotamadya Kepala Daerah tingkat II dalam membentuk kebijaksanaan di

bidang perencanaan pembangunan di Daerah Tingkat II serta penilaian atas

pelaksanaannya. Pemerintah dalam melaksanakan perencanaan Pembangunan

di Daerah, BAPPEDA Tingkat I dan BAPPEDA Tingkat II berkewajiban

mengusahakan keterpaduan antara rencana Nasional dan Daerah serta

mengkoordinasikan aspek-aspek perencanaan dari seluruh unit vertikal yang

terdapat dalam wilayahnya.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud

BAPPEDA Tingkat I mempunyai fungsi:


1. Menyusun Pola Dasar Pembangunan Daerah yang terdiri atas Pola Umum

Pembangunan Daerah jangka panjang dan

Pola Umum PELITA Daerah Tingkat I.

2. Menyusun REPELITA Daerah Tingkat I.

3. Menyusun program-program tahunan sebagai pelaksanaan rencana-

rencana tersebut yang dibiayai oleh Daerah sendiri ataupun yang diusulkan
11

kepada Pemerintah Pusat untuk dimasukan ke dalam program tahunan

nasional.

4. Melakukan koordinasi perencanaan di antara Dinas-dinas Satuan

Organisasi lain dalam lingkungan Pemerintah Daerah, InstansiInstansi

vertikal Daerah-daerah tingkat II dan Badan-badan lain yang berada dalam

wilayah Daerah Tingkat I yang bersangkutan.

5. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tingkat I

bersama-sama dengan Biro Keuangan Daerah Dengan koordinasi

Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat I.

6. Melaksanakan koordinasi dan atau mengadakan penelitian untuk

kepentingan perencanaan pembangunan di Daerah.

7. Mengikuti persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana

pembangunan di Daerah untuk penyempurnaan perencanaan

lebih lanjut.

8. Memonitor pelaksanaan pembangunan di Daerah.

9. Melakukan kegiatan-kegiatan lain dalam rangka perencanaan sesuai

dengan petunjuk Gubernur Kepala Daerah Tingkat I.

Sedangkan untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana

BAPPEDA Tingka II mempunyai fungsi:


1. Menyusun pola Dasar Pembangunan Daerah yang terdiri atas

Pola Umum Pembangunan Daerah jangka panjang dan Pola

Umum REPELITA Daerah Tingkat II.

2. Menyusun REPELITA Daerah Tingkat II.

3. Menyusun program-program tahunan sebagai pelaksanaan

rencanarencana tersebut yang biayai oleh Daerah sendiri ataupun yang

diusulkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I untuk dimasukan kedalam

program Daerah Tingkat I dan atau yang diusulkan kepada Pemerintah

Daerah Tingkat I untuk dimasukan ke dalam program Daerah Tingkat I dan


12

atau yang diusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk dimasukan ke dalam

program tahunan nasional.

4. Melakukan koordinasi perencanaan di antara Dinas-dinas

Satuan Organisasi lain dalam lingkungan Pemerintah Daerah Instansi-

instansi Vertikal kecamatan-kecamatan, dan Badanbadan lain yang berada

dalam wilayah Daerah Tingkat II yang bersangkutan.

5. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tingkat II

bersama-sama dengan Bagian keuangan Daerah

dengan koordinasi Sekretaris wilayah Daerah Tingkat II.

6. Melaksanakan koordinasi dan atau mengadakan penelitian untuk

kepentingan perencanaan pembangunan di Daerah.

7. Mengikuti persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana

pembangunan di Daerah untuk penyempurnaan perencanaan

lebih lanjut.
8. Memonitor pelaksanaan pembangunan di Daerah.

9. Melakukan kegiatan-kegiatan lain dalam rangka perencanaan sesuai

dengan petunjuk Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah

Tingkat II.

Berdasarkan dimensi pendekatan dan koordinasi, perencanaan

pembangunan terdiri dari:

1. Perencanaan makro

Perencanaan pembangunan makro adalah perencanaan pembangunan

nasional dalam skala makro atau menyeluruh. Dalam perencanaan makro ini

dikaji berapa pesat pertumbuhan ekonomi dapat dan akan direncanakan,

berapa besar tabungan masyarakat dan pemerintah akan tumbuh, bagaimana

proyeksinya, dan hal-hal lainnya secara makro dan menyeluruh. Kajian ini

dilakukan untuk menentukan tujuan dan sasaran yang mungkin dicapai dalam

jangka waktu rencana, dengan memperhitungkan berbagai variabel ekonomi


13

mikro. Perencanaan makro ini dilakukan dengan melihat dan

memperhitungkan secara cermat keterkaitannya dengan perencanaan

sektoral dan regional.

2. Perencanaan sektoral

Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan dengan

pendekatan berdasarkan sektor. Yang dimaksud dengan sektor adalah

kumpulan dari kegiatan-kegiatan atau program yang mempunyai persamaan

ciri-ciri serta tujuannya. Pembagian menurut klasifikasi fungsional seperti

sektor, maksudnya untuk mempermudah perhitungan-perhitungan dalam

mencapai sasaran makro. Sektor-sektor ini kecuali mempunyai ciri-ciri yang

berbeda satu sama lain, juga mempunyai daya dorong yang berbeda dalam

mengantisipasi investasi yang dilakukan pada masing-masing sektor.

Meskipun pendekatan ini menentukan

kegiatan tertentu, oleh instansi tertentu, di lokasi tertentu, faktor lokasi pada

dasarnya dipandang sebagai tempat atau lokasi kegiatan saja. Pendekatan

ini berbeda dengan pendekatan perencanaan lainnya yang terutama

bertumpu pada lokasi kegiatan. (BAPPENAS,)

3. Perencanaan regional

Perencanaan dengan dimensi pedekatan regional

menitikberatkan pada aspek lokasi di mana kegiatan dilakukan. Pemerintah

daerah mempunyai kepentingan yang berbeda dengan instansi-instansi di

pusat dalam melihat aspek ruang di suatu daerah. Departemen/lembaga

pusat dengan visi atau kepentingan yang bertitik berat sektoral melihat

"lokasi untuk kegiatan", sedangkan pemerintah daerah dengan titik berat

pendekatan pembangunan egional (wilayah/daerah) melihat "kegiatan untuk

lokasi". Kedua pola pikir itu bisa saja menghasilkan hal yang sama, namun

sangat mungkin menghasilkan usulan yang berbeda. Pemerintah daerah

dalam
14

merencanakan pembangunan daerah mengupayakan pendayagunaan

ruang di daerahnya, mengisinya dengan berbagai kegiatan (jadi sektoral)

sedemikian rupa sehingga menghasilkan alternatif pembangunan yang

terbaik bagi daerah tersebut. Pilihan daerah terhadap alternatif yang tersedia

dapat menghasilkan pertumbuhan yang tidak optimal dari sudut pandang

sektor yang melihat kepentingan nasional secara sektoral. Berbagai

pendekatan tersebut perlu dipadukan dalam perencanaan pembangunan

nasional, yang terdiri dari pembangunan sektor-sektor di berbagai daerah,

dan pembangunan daerah/wilayah yang bertumpu pada sektorsektor.

(BAPPENAS,)

4. Perencanaan mikro

Perencanaan mikro adalah perencanaan skala rinci dalam perencanaan

tahunan, yang merupakan penjabaran rencanarencana baik makro, sektoral,

maupun regional ke dalam susunan proyek-proyek dan kegiatankegiatan

dengan berbagai dokumen perencanaan dan penganggarannya. Secara

operasional perencanaan mikro ini antara lain tergambar dalam Daftar Isian

Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO), dan rancangan kegiatan.

Perencanaan ini merupakan unsur yang sangat penting, karena pada

dasarnya pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan, baik untuk PJP II

maupun yang tertulis dalam Repelita VI, seluruhnya diandalkan pada

implementasi dari rencana-rencana di tingkat mikro. Efektivitas dan efisiensi

yang menjadi masalah nasional sehari-hari dapat ditelusuri

penanganannya dalam perencanaan dan pelaksanaan rencana

di tingkat mikro.
Konsep berupa dimensi pendekatan dan koordinasi,

perencanaan pembangunan tersebut di dukung oleh penjelasan teori

perencanaan wilayah.
15

Menurut (Riyadi dan Bratakusumah 2003). Teori perencanaan wilayah

menjelaskan suatu proses perencanaan pembangunan yang dimaksudkan untuk

melakukan perubahan menuju arah

perkembangan yang lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah,

dan lingkungannya dalam wilayah tertentu, dengan memanfaatkan atau

mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada, dan harus memiliki orientasi

yang bersifat menyeluruh, lengkap, tetap berpegang pada azas prioritas.

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BAPPEDA tidak lepas dari tujuan atau

hasil akhir pembangunan yang ingin dicapai. Oleh sebab itu peranan BAPPEDA

juga diperkuat oleh teori penetapan tujuan. Teori penetapan tujuan merupakan

teori motivasi kognitif yang berdasarkan pada premis bahwa orang memiliki

kebutuhan yang dapat diingat atau dipikirkan sebagai outcomes tertentu atau

sasaran

(goals) yang diharapkan dapat dicapai. (Locke dan Latham, 2006).

5. Pembangunan Daerah

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

daerah dan masyarakaat dan mengelola sumberdayasumberdaya yang ada dan

bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu

pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan

menggunakan sumberdayasumberdaya yang ada harus mampu menaksir

sumberdayasumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun

perekonomian daerah.

Pembangunan daerah adalah seluruh pembangunan yang


16

dilaksanakan di daerah dan meliputi aspek kehidupan masyar


akat,

dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya

gotong royong serta partisipasi masyarakat secara aktif. Dalam

hubungan ini pembangunan daerah diarahkan untuk memanfaatkan

secara maksimal potensi sumber daya alam dan mengembangkan

sumberdaya manusia dengan meningkatkan kualitas

hidup,keterampilan,prakarsa dengan bimbingan dan bantuan dari

pemerintah. Dengan demikian ciri pokok pembangunan daerah

adalah:

1). Meliputi seluruh aspek kehidupan

2). Dilaksanakan secara terpadu

3). Meningkatkan swad


aya masyarakat
.

6. Tujuan Pembangunan Daerah

Pembangunan daerah dilaksanakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan, baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Tujuan pembangunan jangka pendek adalah menunjang atau

mendukung keberhasilan pembangunan proyek-proyek penunjang daerah.

Tujuan pembangunan jangka panjang adalah mengembangkan seluruh desa di

Indonesia menjadi desa swasembada melalui tahap-tahap desa swadaya dan

swakarya dan memperhatikan keserasian pembangunan daerah pedesaan dan

daerah perkotaan, imbangan kewajiban antara pemerintah dan masyarakat serta

keterpaduan yang harmonis antara program sektoral atau regional dengan

partisipasi masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat

setempat dalam rangka pemerataan pembangunan diseluruh indonesia.


17

B. Tinjauan Empiris

Tinjauan empiris terlebih dahulu berfungsi sebagai pendukung untuk

melakukan penelitian. Sebagai bahan pertimbangan, dalam penelitian akan di

cantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh penelitian lainnya.

Fahrizanur (2017) Meneliti tentang peranan badan perencanaan

pembangunan daerah (BAPPEDA) dalam perencanaan pembangunan di daerah

kabupaten paser. Metode teknik analisis data yang digunakan yaitu menggunakan

deskriptif kualitatif. Hasil penelitiannya ini dapat disimpulkan bahwa badan

perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) sebagai lembaga perencanaan di

daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya lebih banyak berfungsi

eksternal di banding internal khusunya sebagai koordinator pengelolaan

pembangunan baik antara instansi pemerintahan maupun dengan

swasta/masyarakat.

Setio Rini (2017) Meneliti tentang peranan

badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) Kota Samarinda

dalam musyawarah perencanaan pembangunan kecamatan (Studi di kecamatan

Samarinda ulu). Metode teknik analisis data yang digunakan yaitu menggunakan

deskriptif kualitatif. Hasil penelitiannya ini diketahui bahwa peranan badan

perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) Kota Samaarinda sebagai

fasilitator dalam musrenbang Kecamatan di Kecamatan Samarinda Ulu dapat

dilihat dari proses penyusunan surat edaraan, sosialisasi surat edaran,

menerjunkan tim Bappeda, dan pendamping dalam Musrenbang .

Muhammad Khairul Anwar (2016) Meneliti tentang Fungsi

pengkoordinasian badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) dalam

perencanaan Kota Samarinda. Metode analisi data yang digunakan yaitu

menggunakan kualitatif model interaktif miles, huberman dan jhoni. Hasil

penelitiannya ini diketahui bahwa BAPPEDA Kota Samarinda merupakan salah


18

satu organisasi/lembaga pemerintahan yang bertugas membantu

penyelenggaraan

pemerintahan di Kota Samarinda sesuai dengan instruksi dari kepala daerah yang

menjabat, dan berfungsi sebagai perencanaan pembangunan di Kota Samarinda

yaitu membuat rencana pembangunan jangka panjang (20 tahun), rencana

pembangunan jangka menengah (5 tahun), dan rencana kerja pemerintah daerah

(1 tahun).

Aisyah Oktaviani Putri, Sirojuzilam dan Abdul Kadir (2018) Meneliti

tentang Analisis pelaksanaan perencanaan pembangunan di kelurahan sel putih

tengah kecamatan Medan Petisah Kota Medan. Metode analisis data yang

digunakan yaitu menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitiannya ini ialah

utuk mengetahui dan mendemakalahkan bagaimana pelaksanaan perencanaan

pembangunan di kelurahan sel putih tengah terhadap infrastruktur, berupa

bangunan jalan dan perbaikan di bidang fisik.

Masjudin Ashari, Wahyunadi, dan Hailuddin (2015) Meneliti tentang

Analisis perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten

Lombok Utara (Studi kasus perencanaan partisipatif tahun 2009-2013). Metode

analisis data yang digunakan yaitu menggunakan analisis kualitatif yang

menggunakan paradigma interpretatif. Hasil penelitiannya ini diketahui bahwa

menunjukkan proses partisipatif yang melibatkan masyarakat hanya terjadi pada

tahap penyelidikan, perumusan masalah, identifikaasi daya dukung, dan

perumusan tujuan, tidak pada tahap penetapan langkah-langkah rinci dan

perancangan anggaran.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Analisis


Penelitian Peneltian Data Hasil Penelitian
19

1 Fahrizanur Peranan badan Teknik Hasil penelitiannya ini dapat di


(2017) perencanaan analisis data ketahui bahwa badan
yang perencanaan pembangunan
pembangunan digunakan daerah (BAPPEDA) sebagai
daerah yaitu lembaga perencanaan di daerah
deskriptif sesuai dengan tugas pokok dan
(BAPPEDA)
kualitatif. fungsinya lebih banyak berfungsi
dalam
eksternal dibanding internal
perencanaan
khususnya sebagai koordinator
pembangunan
pengelolaan
didaerah
kabupaten

Paser. pembangun
an baik
antara
instansi
pemerintaha
n maupun
dengan
swasta
/masyarakat
.
20

2 Setio Peranan badan Teknik Hasil


Rini analisis penelitiannya
perencanaan
(2017) data
pembangunan yang ini dapat
daerah digunaka diketahui
n yaitu
(BAPPEDA) bahwa peranan
deskriptif
Kota Samarinda kualitatif. badan
dalam perencanaan
musyawarah pembangunan
perencanaan daaerah
pembangunan (BAPPEDA)
kecamatan Kota
(Studi di Samarinda
sebagai
Kecamatan fasilitator
Samarinda ulu). dalam
musrenbang
kecamatan di
kecamatan
Samarinda ulu
dapat dilihat
dari proses
penyusunan
surat edaran,
sosialisasi
surat edaran,
menerjunkan
tim BAPPEDA,
dan
pendampingan
dalam
musrenbang
3 Muham Fungsi pengkoordinasia n badan perencanaan Teknik Hasil
mad pembangunan daerah analisis penelitiannya
Khairul ini dapat
(BAPPEDA) dalam perencanaan data yang diketahui
Anwar Kota digunaka bahwa
(2016) BAPPEDA
Samarinda. n
Kota
yaitu Samarinda
kualitatif merupakan
salah satu
model organisasi/lem
interaktif baga
pemerintahan
miles,
yang bertugas
huberman membantu
dan penyelenggara
21

jhonny. an
pemerintahan
di Kota
Samarinda
sesuai dengan
instruksi dari
kepala daerah
yang menjabat
dan berfungsi
sebagai
perencanaan
pembangunan
di Kota
Samarinda
yaitu membuat
rencana
pembangunan
jangka
panjang (20
tahun),
rencana
pembangunan
jangka
menengah ( 5
tahun), dan
rencana kerja
pemerintah
daerah (1
tahun).
4 Aisyah Analisis pelaksanaan perencanaan Teknik Hasil
Oktavian pembangunan analisis penelitiannya
i data ini ialah untuk
di kelurahan sel putih tengah kecamatan medan yang mengetahui
Putri, petisah Kota Medan. digunaka dan
Sirojuzil n yaitu mendemakala
deskriptif hkan
am dan
kualitatif. bagaimana
Abdul pelaksanaan
Kadir perencanaan
pembangunan
(2018) di kelurahan
sel putih
tengah
terhadap
infrastruktur,
berupa
pembangunan
jalan dan
perbaikan di
bidang fisik.
22

5 Masjudin Teknik Hasil


Ashari, analisis penelitiannya
ini dapat
Wahyun dataa diketahui
adi, dan yang bahwa
Haeluddi menunjukkan
n (2015). digunaka
proses
n partisipatif yang
yaitu melibatkan
kualitatif masyarakat
Analisis
yang hanya terjadi
perencanaan menggun pada tahap
aka n penyelidikan,
pembangunan
paradigm perumusan
daerah di a masalah,
Kabupaten interpreta identifikasi
tif. daya dukung,
Lombok Utara dan perumusan
(Studi kasus tujuan tidak
pada tahap
perencanaan penetapan
partisipatif lagkah-langkah
rinci dan
tahun 2009 -
perancangan
2013). anggaran.

C. Kerangka Konsep

Adapun peran badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) dalam

menciptakan pembangunan daerah di kota

Sukabumi yaitu:

1. Menyusun APBD dan melakukan koordinasi perencanaan daerah kota

Sukabumi.

Dalam hal ini perencanaan APBD BAPPEDA harus melakukakn

koordinasi perencanaan dengan instansi instansi vertikal lainnya. Sehingga


23

demikian diharapkan bahwa tujuan pembangunan dalam setiap aspek dapat

diwujudkan.

2. Memonitor pelaksanaan pembangunan di daerah kota makassar


.

Maksudnya yaitu memonitoring atau melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan menjadi salah

satu tugas dan fungsi BAPPEDA. Fungsi monitoring menjadi

salah satu fungsi yang sangat di perlukan seandainya hasil

pengamatan menunjukan adanya hal atau kondisi yang tidak

sesuai dengan yang direncanakan semula. Tujuan monitoring

untuk mengamati atau mengetahui perkembangan dan kemajuan

dalam pelaksanaan pembangunan aerah.


di d

Setelah menjelaskan teori Berdasarkan peranan badan

perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) di Kota

Makassar, Maka penulis menggambarkan secara singkat melalui

bagan berikut ini:


Peran BAPPEDA

Menyusun APBD dan melakukan


kordinasi perencanaan pembangunan
daerahkota makassar

Memonitor pelaksanaan pembangunan


di daerah kota makassar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep

BAB III METODE PENELITIAN

dengan penelitian. Menurut Creswell (Herdiansyah,2012:86) fokus penelitian adalah

suatu konsep atau suatu proses yang dieksplorasi secara mendalam dalam

penelitian kualitatif.
24

Fokus penelitian ini sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yaitu

menjawab pertanyaan peranan BAPPEDA dalam pembangunan di kota Sukabumi.

yang diteliti. Data primer dapat berupa pendapat subjek riset (orang) baik secara

individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),

kejadian, atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data primer dalam penelitian ini

diperoleh dengan cara melakukan wawancaradengan para informan mengenai

peranan BAPPEDA dalam pembangunan di Kota Sukabumi.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang dipergunakan untuk mendukung data primer

yang diperoleh melalui studi pustaka yang berasal dari buku-buku, penelitian

lapangan, maupun dokumen-dokumen atau arsip yang berkaitan dengan objek

penelitian.

E. Pengumpulan Data pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam,

disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian, serta objek yang diteliti. Jika

diperhatikan teknik pengumpulan data yang paling banyak digunakan adalah

wawancara, dokumentasi dan observasi. Maka dengan itu, penelitian yang akan

dilakukan akan menggunakan metode yang sama.

1. Wawancara

Definisi wawancara menurut Subagyo (2011:62-63) adalah

metodepengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara yaitu kegiatanyang

dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung denganmengungkap

pertanyaan-pertanyaan pada para informan. Wawancarabermakna berhadapan

langsung antara pewawancara (interviewer)dengan responden dan kegiatannya


25

dilakukan secara lisan.

Wawancara mendalam dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancarai


sumber-sumber data dengan mengajukan

beberapapertanyaan kepada sumber informasi. Wawancara dilakukan oleh

penuliskepada informan terpilih, pertanyaan yang diajukan pada masing

masinginforman sesuai dengan fokus dan masalah penelitian.

2. Dokumentasi

Dokumentasi sangat besar manfaatnya karena

dapatmenggambarkan latar belakang mengenai pokok masalah

penelitian jugadapat dijadikan bahan pengecekan terhadap

kesesuaian data Teknik inidigunakan untuk mengumpulkan


-data
data

tertulis.

3. Observasi

Observasi adalah tinjauan langsung yang bertujuan dengan

membandingkan apa yang telah diperoleh melalui literatul yang ada

dan apa yang betul -betul terjadi atau berlangsug di lapangan.

Observasi merupakan salah satu pengumpulan data yang tidak

hanya menguk
ur sikap responden (wawancara atau angket) namun

juga dapat merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi dan

kondisi) observasi ini dilakukan dengan cara peneliti mendatangi

lokasi penelitian, selanjutnya melakukan pengamatan


dan pencatatan

fenomena
-fenomena yang diteliti.

F. Instrumen Penelitian

Secara Umum, Instrumen penelitian adalah sebuah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan

penelitian.
26

Adapun instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (Human

Instrumen), melalui wawancara yg bertindak sebagai perencana dan pelaksana

dalam mengumpulkan data, melakukakan analisis, menafsirkan dan melakukan

laporan peranan BAPPEDA. Peneliti mewawancarai informan dan mencatat berbagai

informasi yang berkaitan dengan masalah tentang peranan badan perencanaan

pembangunan daerah (BAPPEDA) dalam pembangunan kota Sukabumi. Selain

peneliti (Human Instrumen) penulis akan menggunakan beberapa alat untuk

mendukung dan memperlancar penelitian yaitu : pedoman wawancara,

alat tulis kantor(atk), Hp, dan Leptop.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan dokumentasi, gambar,foto dan sebagainya dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, kemudian membuat kesimpulan yang mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain. Tiga tahap yang digunakan dalam analisis data, yaitu:

1. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2012:92), mereduksi data berarti merangkum,memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dicaritema dan polanya.

Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas

dan memermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data. Reduksi data

yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan memilih data,

menggolongkan data, membuang data yang tidak diperlukan lalu melakukan

analisa berdasarkan teori yang digunakan.


27

2. Penyajian Data

Menurut Prastowo (2011:244), penyajian data merupakan

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada tahap ini data

yang telah dipilah-pilah diorganisasikan dalam kategori tertentu

dalam bentuk
displaydata agar memeroleh gambaran secara utuh.

3. Verifikasi Data

Menurut Sugiyono (2012:252), verifikasi dan kesimpulan

dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan

masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Hal

ini karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif

bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian di

lapangan, tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan didukung

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Nama dan Sejarah Perusahaan / Lembaga

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai daerah penelitian, penulis kemudian

memberikan gambaran umum daerah penelitian, dimana sangat memberikan andil

dalam pelaksanaan penelitian ini terutama pada saat melakukan wawancara,


28

dalam hal ini dalam menentukan teknik wawancara yang digunakan terhadap

suatu masalah yang

diteliti.

Kondisi geografis Kota Sukabumi yang beragam, memiliki luas wilayah

175,77 km memiliki jumlah penduduk kota Sukabumi Tahun 2013 tercatat

sebanyak 1.387.302 jiwa yang terdiri dari 685.488 laki-

laki dan 701.814 perempuan, mengakibatkan kompleksitas permasalahan

pembangunan yang semakin besar, oleh karena itu BAPPEDA kota Sukabumi

didalam melaksanakan tugasnya menghadapi berbagai permasalahan yang

membutuhkan alternatifalternatif pemecahan masalah.

Untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana permasalahan dipecahkan,

diperlukan identifkasi faktor-faktor penentu keberhasilan dimasa yang akan

datang.

33

Salah satunya adalah dengan melalui penilaian terhadap capaian kinerja apakah masih jauh

dari harapan atau belim mencapai target yang ditetapkan sesuai dengan dokumen renstra.

Masing-masing permasalahan yang ada kemudian diuraikan lagi untuk mengetahui faktor-

faktor, baik secara internal maupun


29

eksternal, yang menjadi pendorong munculnya permasalahan tersebut.

Identifikasi permasalahan pada tiap program dilakukan dengan memperhatikan

capaian indikator kinerja pembangunan berdasarkan standar yang digunakan.

2. Visi dan Misi Organisasi

a. Visi

Terwujudnya perencanaan yang inovatif, berorientasi global dan

berkelanjutan.

b. Misi

1) Mewujudkan koordinasi perencanaan yang partisipatif, efektif,

inofatif, dan sinergis

2) Meningkatkan kapasitas dan integritas perencana

3) Melaksanakanpengendalian dan perencanaan pelaksanaan

pembangunan serta menyediakan data dan informasi yang

akurat dan terkini berbasis teknologi informasi dan komunikasi


.
35
3. Struktur Organisasi dan Job Description

a.Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Kota Makassar

Badan

Sekretariat

Kelompok jabatan
Fungsional
Subbagian Subbagian umum
Sub bagian
keuangan dan kepegawaian
perencanaan dan
pelaporan

Bidang perencanaan Bidang ekonomi dan Bidang sosial budaya dan Bidang infratstruktur dan
dan pengendalian sumber daya alam pemerintahan umum pengembangan wilayah

Subbidang perencanaan Subbidang perdagangan Subbidang kesejahteraan Subbidang infrastruktur


Makro ,perindu strian dan koperasi rakyat

Subbidang pengendalian Subbidang keuangan ,penanaman Subbidang pemerintahan dan Subbidang perhubungan
modal dan pariwisata aparatur dan komunikasi

Subbidang pelaporan
Subbidang pangan, pertanian dan Subbidang pendidikan Subbidang pengembangan
perikanan kesehatan dan kebudayaan wilayah
36

b. Job Description

Struktur organisasi BAPPEDA Kota Sukabumi terdiri atas 1 (satu) orang Kepala

Badan, 1 (satu) orang Sekretaris dan4 (empat) orang Kepala Bidang dan 13 (tiga

belas ) orang Kasubag/Kasubid sebagaimana gambar diatas.

Adapun demakalah kerja masing-masing adalah sebagai berikut : Sekretariat,

mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan administrasi bagi seluruh

satuan kerja di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Di

samping tugas pokok tersebut, sekretariat menyelenggarakan fungsi sebagai :

1. Pengelolaan ketatausahaan Badan;

2. Pelaksanaan urusan kepegawaian Badan;

3. Pelaksanaan urusan keuangan Badan;

4. Pelaksanaan urusan perlengkapan Badan;

5. Pelaksanaan urusan umum dan rumah tangga Badan;

6. Pelaksanaan koordinasi perumusan program kerja dan rapat kerja Badan.

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sekretaris dibantu oleh 3 (tiga)

orang

Kepala Sub Bagian yaitu Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian

Keuangan dan Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas pokokmenyusun

rencana kerja, melaksanakan tugas teknis ketatausahaan, mengelola

administrasi kepegawaian, melaksanakan urusan rumah tangga Badan,

melaksanakan pengadaan dan pemeliharaan aset Badan, membuat laporan serta

mengevaluasi semua pengadaan barang.Dalam melaksanakan tugas, sub bagian

umum dan kepegawaian menyelenggarakan fungsi :


33

1. Melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan

fungsinya;

2. Mengatur pelaksanaan kegiatan sebagian urusan ketatausahaan meliputi

surat-menyurat, kearsipan, serta mendistribusikan surat sesuai bidang;

3. Melaksanakan urusan kerumahtanggaan Badan;

4. Melaksanakan usul kenaikan pangkat dan pensiun;

5. Melaksanakan usul kenaikan gaji berkala dan tugas belajar;

6. Menghimpun dan mensosialisasikan peraturan perundang-undangan di

bidang kepegawaian dalam lingkup Badan;

7. Menyiapkan bahan penyusunan standarisasi meliputi


bidang

kepegawaian, pelayanan, organisasi dan ketatalaksanaan;

8. Menyusun rencana dan program kerja sesuai tugas dan fungsinya;

9. Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU);

10. Membuat daftar kebutuhan barang (RKB);

11. Membuat Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU)

12. Menyusun kebutuhan biaya pemeliharaan barang Badan;

13. Menerima dan meneliti semua pengadaan pada lingkup Badan;

14. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat berharga lainnya tentang

barang inventaris Badan;

15. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yang berkaitan dengan

bidang tugasnya;

16. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;

17. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.


Sub Bagian Keuangan, memiliki tugas pokok menyusun rencana kerja

serta melaksanakan tugas teknis keuangan.Dalam melaksanakan tugas, sub

bagian keuangan menyelenggarakan fungsi :


34

1. Menyusun rencana dan program kerja sesuai tugas dan fungsinya;

2. Mengumpulkan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Badan;

3. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja

Anggaran (RKA) dan Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA) dari

masing-masing satuan kerja sebagai bahan konsultasi perencanaan;

4. Menyusun realisasi perhitungan anggaran dan administrasi

perbendaharaan Badan;

5. Menyusun neraca keuangan Badan;

6. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.

Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas pokok

menyusun rencana kerja, melaksanakan tugas penyusunan perencanaan dan

pelaporan lingkup Badan. Dalam melaksanakan tugas, sub bagian perencanaan

dan pelaporan menyelenggarakan fungsi :

1. Mengkoordinasikan program dan kegiatan unit-unit kerja lingkup Badan;

2. Melaksanakan Pengumpulan bahan dan data dalam rangka penyusunan,

Daftar Usulan kegiatan (DUK) pada masing-masing bidang;

3. Menyusun rencana dan program kerja sesuai tugas dan fungsinya unitunit

kerja Badan (RENJA);

4. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Badan;

5. Mengumpulkan bahan Perjanjian Kinerja Instansi Badan;

6. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan RENSTRA Badan;

7. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan laporan evaluasi terhadap


35

RENJA;

8. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.

Bidang yang berada dalam struktur BAPPEDA Kota


assar
Makyaitu:

1. Bidang Ekonomi
dan Sumber Daya Alam

1. Sub Bidang Perdagangan,


Perindustrian dan
Koperasi

2. Sub BidangKeuangan, Penanaman Modal dan Pariwisata

3. Sub Bidang Pangan, Pertanian dan Perikanan

Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam mempunyai tugas

menyusunrencana dan mengkoordinasikan penyusunan perencanaan di

Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam meliputi bidang Perindustrian,

Perdagangan, Koperasi, UKM, Tenaga Kerja, Keuangan, Pendapatan,

Penanaman Modal, Pariwisata, Pertanian, Peternakan dan Perikanan.


lam Da

melaksanakan tugas, bidang ekonomi dan sumber daya alam

menyelenggarakan fungsi :

1. Mengkoordinasikan Penyusunan Rancangan RPJPD, RPJMD dan RKPD

Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam;

2. Menverifikasi Rancangan Renstra Perangkat Daerah Bidang Ekonomi dan

Sumber Daya Alam;


3. Mengoordinasikan Pelaksanaan Musrenbang RPJPD, RPJMD, RKPD

Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam;

4. Mengoordinasikan Pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi RTRW

Daerah dan RPJMD Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam;

5. Mengoordinasikan Pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait

RPJPD, RPJMD, RKPD Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam;

6. Mengoordinasikan Pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait APBD

Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam;


36

7. Mengoordinasikan Sinergitas dan Harmonisasi Kegiatan Perangkat

Daerah Kab/Kota Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam;

8. Mengoordinasikan Pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi Kegiatan K/L,

Prov di Kab/Kota Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam;

9. Mengoordinasikan Pembinaan teknis perencanaan kepada Perangkat

Daerah Kab/Kota Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam;

10. Melaksanakan pengendalian/monitoring pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam;

11. Melaksanakan Pengelolaan Data dan informasi perencanaan

pembangunan daerah Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam;

12. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam;

13. Pengelolaan administrasi urusan tertentu.

Sub Bidang Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi mempunyai

tugas menyusun rencana kerja, menyiapkan bahan, mengolah dan

menganalisas program pembangunan bidang Perindustrian, Perdagangan,

Koperasi dan UKM dan Tenaga Kerja. Dalam melaksanakan tugas, sub bidang

perdagangan, perindustrian dan koperasi mempunyai fungsi :

1. Merancang penyusun rancangan RPJPD, RPJMD, RKPD pada lingkup

bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan UKM, tenaga kerja;

2. Menganalisis Rancangan Renstra Perangkat Daerah pada lingkup bidang

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, Tenaga Kerja;

3. Menyiapkan Pelaksanaan Musrenbang RPJPD pada lingkup bidang

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, Tenaga Kerja;

4. Merencanakan pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi RTRW Daerah

danRPJMD pada lingkup bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi

dan UKM, Tenaga Kerja;


37

5. Membuat konsep pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat

daerah Kab/Kota pada lingkup bidang Perindustrian, Perdagangan,

Koperasi dan UKM, Tenaga Kerja;

6. Merencanakan Pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait RPJPD,

RPJMD, RKPD pada lingkup bidang Perindustrian, Perdagangan,

Koperasi dan UKM, Tenaga Kerja;

7. Merencanakan pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait APBD

pada lingkup bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM,

Tenaga Kerja;
8. Merencanakan Sinergitas dan Harmonisasi Kegiatan Perangkat Daerah

Kab/Kota pada lingkup bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan

UKM, Tenaga Kerja;

9. Merencanakan Dukungan pelaksanaa kegiatan Pusat, Provinsi pada

lingkup bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, Tenaga

Kerja;

10. Merencanakan Pengendalian / Monitoring pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah pada lingkup bidang Perindustrian, Perdagangan,

Koperasi dan UKM, Tenaga Kerja;

11. Melaksanaan Pengelolaan Data dan Informasi Perencanaan

Pembangunan Daerah pada lingkup bidang Perindustrian, Perdagangan,

Koperasi dan UKM, Tenaga Kerja;

12. Merencanakan dan menyusun evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan

perencanaan pembangunan daerah pada lingkup bidang Perindustrian,

Perdagangan, Koperasi dan UKM, Tenaga Kerja;

13. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;

14. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.


38

Sub Bidang Keuangan, Penanaman Modal dan Pariwisatamempunyai tugas

menyusun rencana kerja, menyiapkan bahan, mengolah dan menganalisa

program pembangunan bidang Keuangan, Pendapatan, Penanaman Modal,

Pariwisata.Dalam melaksanakan tugas, sub bidang keuangan, penanaman

modal dan pariwisata mempunyai fungsi :

1. Merancang Penyusun Rancangan RPJPD, RPJMD, RKPD pada lingkup

bidang Keuangan, Pendapatan, Penanaman Modal, Pariwisata sebagai

bahan acuan dalam melaksanakan tugas;

2. Menganalisis Rancangan Renstra Perangkat Daerah pada lingkup bidang

Keuangan, Pendapatan, Penanaman Modal, Pariwisata;

3. Menyiapkan Pelaksanaan Musrenbang RPJPD pada lingkup bidang

Keuangan, Pendapatan, Penanaman Modal, Pariwisata;

4. Merencanakan pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi RTRW Daerah

dan RPJMD pada lingkup bidang Keuangan, Pendapatan, Penanaman

Modal, Pariwisata;

5. Membuat konsep pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat

daerah Kab/Kota pada lingkup bidang Keuangan, Pendapatan,

Penanaman Modal, Pariwisata;

6. Merencanakan Pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait RPJPD,

RPJMD, RKPD pada lingkup bidang Keuangan, Pendapatan, Penanaman

Modal, Pariwisata;

7. Merencanakan pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait APBD

pada lingkup bidang Keuangan, Pendapatan, Penanaman Modal,

Pariwisata;

8. Merencanakan Sinergitas dan Harmonisasi Kegiatan Perangkat Daerah

Kab/Kota pada lingkup bidang Keuangan, Pendapatan, Penanaman

Modal, Pariwisata;
39

9. Merencanakan Dukungan pelaksanaa kegiatan Pusat, Provinsi pada

lingkup bidang Keuangan, Pendapatan, Penanaman Modal, Pariwisata;

10. Merencanakan Pengendalian / Monitoring pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah pada lingkup bidang Keuangan, Pendapatan,

Penanaman Modal, Pariwisata;

11. Melaksanaan Pengelolaan Data dan Informasi Perencanaan

Pembangunan Daerah pada lingkup bidang Keuangan, Pendapatan,

Penanaman Modal, Pariwisata;

12. Merencanakan dan menyusun evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan

perencanaan pembangunan daerah pada lingkup bidang Keuangan,

Pendapatan, Penanaman Modal, Pariwisata;

13. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;

14. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.

Sub Bidang Pangan, Pertanian dan Perikanan mempunyai tugas

menyusun rencana kerja dan mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja

bidang Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan. Dalam melaksanakan

tugas, sub bidang pangan, pertanian dan perikanan mempunyai fungsi :

1. Merancang Penyusun Rancangan RPJPD, RPJMD, RKPD meliputi bidang

Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan sebagai bahan acuan

dalam melaksanakan tugas;

2. Menganalisis Rancangan Renstra Perangkat Daerah meliputi bidang

Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan;


3. Menyiapkan Pelaksanaan Musrenbang RPJPD meliputi bidang Pangan,

Pertanian, Peternakan dan Perikanan;

4. Merencanakan pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi RTRW Daerah

danRPJMD meliputi bidang Pangan, Pertanian, Peternakan dan

Perikanan;
40

5. Membuat konsep pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat

daerah Kab/Kota meliputi bidang Pangan, Pertanian, Peternakan dan

Perikanan;

6. Merencanakan Pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait RPJPD,

RPJMD, RKPD meliputi bidang Pangan, Pertanian, Peternakan dan

Perikanan;

7. Merencanakan pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait APBD

meliputi bidang Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan;

8. Merencanakan Sinergitas dan Harmonisasi Kegiatan Perangkat Daerah

Kab/Kota meliputi bidang Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan;

9. Merencanakan Dukungan pelaksanaa kegiatan Pusat, Provinsi meliputi

bidang Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan;

10. Merencanakan Pengendalian / Monitoring pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah meliputi bidang Pangan, Pertanian, Peternakan dan

Perikanan;

11. Melaksanaan Pengelolaan Data dan Informasi Perencanaan

Pembangunan Daerah meliputi bidang Pangan, Pertanian, Peternakan

dan Perikanan;

12. Merencanakan dan menyusun evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan

perencanaan pembangunan daerah meliputi bidang Pangan, Pertanian,

Peternakan dan Perikanan;

13. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;

14. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.

2. Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan Umum terdiri atas :

4. Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat

5. Sub Bidang Pemerintahan dan Aparatur


41

6. Sub Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Kebudayaan.

Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan Umum mempunyai tugas

menyusun rencana kerja dan mengkoordinasikan penyusunan perencanaan di

Bidang Sosial Budayadan Pemerintahan Umum meliputi bidang

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk

dan KB, Pemberdayaan Masyarakat, Penanggulangan Bencana, Sosial,

Adminduk dan Capil, Trantibum, Kesbangpol, Setwan, Setda, Pengawasan,

Kepegawaian, Kebudayaan, Kesehatan, Pendidikan, Pemuda dan Olahraga,

Perpustakaan, dan Kearsipan.Dalam melaksanakan tugas, Bidang Sosial

Budaya dan Pemerintahan Umum menyelenggarakan fungsi:

1. Mengkoordinasikan Penyusunan Rancangan RPJPD, RPJMD dan RKPD

Bidang Sosial Budayadan Pemerintahan Umum;

2. Menverifikasi Rancangan Renstra Perangkat Daerah Bidang Sosial

Budayadan Pemerintahan Umum;


3. Mengoordinasikan Pelaksanaan Musrenbang RPJPD, RPJMD, RKPD

Bidang Sosial Budayadan Pemerintahan Umum;

4. Mengoordinasikan Pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi RTRW

Daerah dan RPJMD Bidang Sosial Budayadan Pemerintahan Umum;

5. Mengoordinasikan Pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait

RPJPD, RPJMD, RKPD Bidang Sosial Budayadan Pemerintahan Umum;

6. Mengoordinasikan Pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait

APBD Bidang Sosial Budayadan Pemerintahan Umum;

7. Mengoordinasikan Sinergitas dan Harmonisasi Kegiatan Perangkat

Daerah Kab/Kota Bidang Sosial Budayadan Pemerintahan Umum;

8. Mengoordinasikan Pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi Kegiatan

K/L, Prov di Kab/Kota Bidang Sosial Budayadan Pemerintahan Umum;


42

9. Mengoordinasikan Pembinaan teknis perencanaan kepada Perangkat

Daerah Kab/Kota Bidang Sosial Budayadan Pemerintahan Umum;

10. Melaksanakan pengendalian/monitoring pelaksanaan

perencanaan pembangunan daerah Bidang Sosial Budayadan

Pemerintahan Umum;

11. Melaksanakan Pengelolaan Data dan informasi

perencanaan pembangunan daerah Bidang Sosial Budayadan

Pemerintahan Umum;

12. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah Bidang Sosial Budayadan Pemerintahan Umum;

13. Pengelolaan administrasi urusan tertentu.

Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas menyusun

rencana kerja, menyiapkan bahan, mengolah dan menganalisa

programprogram pembangunan meliputi bidang Pemberdayaan Perempuan

dan

Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB, Pemberdayaan

Masyarakat, Penanggulangan Bencana, Sosial, Adminduk dan Capil.Dalam

melaksanakan tugas, Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat menyelenggarakan

fungsi :

1. Merancang Penyusun Rancangan RPJPD, RPJMD, RKPD yang meliputi

lingkup bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,

Pengendalian Penduduk dan KB, Pemberdayaan Masyarakat,

Penanggulangan Bencana, Sosial, Adminduk dan Capil;

2. Menganalisis Rancangan Renstra Perangkat Daerah yang meliputi lingkup

bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian

Penduduk dan KB, Pemberdayaan Masyarakat, Penanggulangan


43

Bencana, Sosial, Adminduk dan Capil;

3. Menyiapkan Pelaksanaan Musrenbang RPJPD yang meliputi lingkup

bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian

Penduduk dan KB, Pemberdayaan Masyarakat, Penanggulangan

Bencana, Sosial, Adminduk dan Capil;

4. Merencanakan pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi RTRW Daerah

dan RPJMD yang meliputi lingkup bidang Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB, Pemberdayaan

Masyarakat, Penanggulangan Bencana, Sosial, Adminduk dan Capil;

5. Membuat konsep pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat

daerah Kab/Kota yang meliputi lingkup bidang Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB, Pemberdayaan

Masyarakat, Penanggulangan Bencana, Sosial, Adminduk dan Capil;

6. Merencanakan Pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait RPJPD,

RPJMD, RKPD yang meliputi lingkup bidang Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB, Pemberdayaan

Masyarakat, Penanggulangan Bencana, Sosial, Adminduk dan Capil;

7. Merencanakan pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait APBD

yang meliputi lingkup bidang Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB, Pemberdayaan

Masyarakat, Penanggulangan Bencana, Sosial, Adminduk dan Capil;

8. Merencanakan Sinergitas dan Harmonisasi Kegiatan Perangkat Daerah

Kab/Kota yang meliputi lingkup bidang Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB, Pemberdayaan

Masyarakat, Penanggulangan Bencana, Sosial, Adminduk dan Capil;

9. Merencanakan Dukungan pelaksanaa kegiatan Pusat, Provinsi yang

meliputi lingkup bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


44

Anak, Pengendalian Penduduk dan KB, Pemberdayaan Masyarakat,

Penanggulangan Bencana, Sosial, Adminduk dan Capil;

10. Merencanakan Pengendalian / Monitoring pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah yang meliputi lingkup bidang Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB,

Pemberdayaan Masyarakat, Penanggulangan Bencana, Sosial, Adminduk

dan Capil;
11. Melaksanaan Pengelolaan Data dan Informasi
Perencanaan

Pembangunan Daerah yang meliputi lingkup bidang Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB,

Pemberdayaan Masyarakat, Penanggulangan Bencana, Sosial, Adminduk

dan Capil;

12. Merencanakan dan menyusun evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan

perencanaan pembangunan daerah yang meliputi lingkup bidang

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian

Penduduk dan KB, Pemberdayaan Masyarakat, Penanggulangan

Bencana, Sosial, Adminduk dan Capil;

13. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;

14. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.

Sub Bidang Pemerintahan dan Aparatur mempunyai tugas menyusun

rencana kerja, menyiapkan bahan, mengolah dan menganalisa

programprogram pembangunan meliputi bidang Ketentraman, Ketertiban

Umum dan Perlindungan Masyarakat, Kesatuan Bangsa dan Politik,

Sekretariat (Dewan dan Daerah) Pengawasan, dan Kepegawaian.Dalam

melaksanakan tugas, Sub Bidang Pemerintahan dan Aparatur

menyelenggarakan fungsi:
45

1. Merancang Penyusun Rancangan RPJPD, RPJMD, RKPD yang meliputi

lingkup bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan

Masyarakat, Kesatuan Bangsa dan Politik, Sekretariat (Dewan dan

Daerah)

Pengawasan, dan Kepegawaian sebagai bahan acuan dalam

melaksanakan tugas;
2. Menganalisis Rancangan Renstra Perangkat Daerah yang meliputi

lingkup bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan

Masyarakat, Kesatuan Bangsa dan Politik, Sekretariat (Dewan dan

Daerah) Pengawasan, dan Kepegawaian;

3. Menyiapkan Pelaksanaan Musrenbang RPJPD yang meliputi lingkup

bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat,

Kesatuan Bangsa dan Politik, Sekretariat (Dewan dan Daerah)

Pengawasan, dan Kepegawaian;

4. Merencanakan pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi RTRW Daerah

dan RPJMD yang meliputi lingkup bidang Ketentraman, Ketertiban Umum

dan Perlindungan Masyarakat, Kesatuan Bangsa dan Politik, Sekretariat

(Dewan dan Daerah) Pengawasan, dan Kepegawaian;

5. Membuat konsep pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat


daerah

Kab/Kota yang meliputi lingkup bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan

Perlindungan Masyarakat, Kesatuan Bangsa dan Politik, Sekretariat

(Dewan dan Daerah) Pengawasan, dan Kepegawaian;

6. Merencanakan Pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait RPJPD,

RPJMD, RKPD yang meliputi lingkup bidang Ketentraman, Ketertiban

Umum dan Perlindungan Masyarakat, Kesatuan Bangsa dan Politik,

Sekretariat (Dewan dan Daerah) Pengawasan, dan Kepegawaian;


46

7. Merencanakan pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait APBD

yang meliputi lingkup bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan

Perlindungan Masyarakat, Kesatuan Bangsa dan Politik, Sekretariat

(Dewan dan Daerah) Pengawasan, dan Kepegawaian;

8. Merencanakan Sinergitas dan Harmonisasi Kegiatan Perangkat Daerah

Kab/Kota yang meliputi lingkup bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan

Perlindungan Masyarakat, Kesatuan Bangsa dan Politik, Sekretariat

(Dewan dan Daerah) Pengawasan, dan Kepegawaian;

9. Merencanakan Dukungan pelaksanaa kegiatan Pusat, Provinsi yang

meliputi lingkup bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan

Masyarakat, Kesatuan Bangsa dan Politik, Sekretariat (Dewan dan

Daerah) Pengawasan, dan Kepegawaian;

10. Merencanakan Pengendalian / Monitoring pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah yang meliputi lingkup bidang Ketentraman,

Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat, Kesatuan Bangsa dan

Politik, Sekretariat (Dewan dan Daerah) Pengawasan, dan Kepegawaian;

11. Melaksanaan Pengelolaan Data dan Informasi Perencanaan


Pembangunan

Daerah yang meliputi lingkup bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan

Perlindungan Masyarakat, Kesatuan Bangsa dan Politik, Sekretariat

(Dewan dan Daerah) Pengawasan, dan Kepegawaian;

12. Merencanakan dan menyusun evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan

perencanaan pembangunan daerah yang meliputi lingkup bidang

Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat, Kesatuan

Bangsa dan Politik, Sekretariat (Dewan dan Daerah) Pengawasan, dan

Kepegawaian;
13. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;

14. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.


47

Sub Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Kebudayaan mempunyai tugas

menyusun rencana kerja, menyiapkan bahan, mengolah dan menganalisa

program-program pembangunan meliputi bidang Kebudayaan, Kesehatan,

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Perpustakaan, dan Kearsipan. Dalam

melaksanakan tugas, Sub Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Kebudayaan

mempunyai fungsi:

1. Merancang Penyusun Rancangan RPJPD, RPJMD, RKPD yang meliputi

lingkup bidang Kebudayaan, Kesehatan, Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga, Perpustakaan, dan Kearsipan sebagai bahan acuan dalam

melaksanakan tugas;

2. Menganalisis Rancangan Renstra Perangkat Daerah yang meliputi

lingkup bidang Kebudayaan, Kesehatan, Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga, Perpustakaan, dan Kearsipan;

3. Menyiapkan Pelaksanaan Musrenbang RPJPD yang meliputi lingkup

bidang Kebudayaan, Kesehatan, Pendidikan, Pemuda dan Olahraga,

Perpustakaan, dan Kearsipan;

4. Merencanakan pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi RTRW Daerah

dan RPJMD yang meliputi lingkup bidang Kebudayaan, Kesehatan,

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Perpustakaan, dan Kearsipan;


5. Membuat konsep pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat
daerah

Kab/Kota yang meliputi lingkup bidang Kebudayaan, Kesehatan,

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Perpustakaan, dan Kearsipan;

6. Merencanakan Pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait RPJPD,

RPJMD, RKPD yang meliputi lingkup bidang Kebudayaan, Kesehatan,

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Perpustakaan, dan Kearsipan;


48

7. Merencanakan pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait APBD

yang meliputi lingkup bidang Kebudayaan, Kesehatan, Pendidikan,

Pemuda dan Olahraga, Perpustakaan, dan Kearsipan;

8. Merencanakan Sinergitas dan Harmonisasi Kegiatan Perangkat Daerah

Kab/Kota yang meliputi lingkup bidang Kebudayaan, Kesehatan,

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Perpustakaan, dan Kearsipan;

9. Merencanakan Dukungan pelaksanaa kegiatan Pusat, Provinsi yang

meliputi lingkup bidang Kebudayaan, Kesehatan, Pendidikan, Pemuda

dan Olahraga, Perpustakaan, dan Kearsipan;

10. Merencanakan Pengendalian / Monitoring pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah yang meliputi lingkup bidang Kebudayaan,

Kesehatan, Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Perpustakaan, dan

Kearsipan;

11. Melaksanaan Pengelolaan Data dan Informasi Perencanaan


Pembangunan

Daerah yang meliputi lingkup bidang Kebudayaan, Kesehatan, Pendidikan,

Pemuda dan Olahraga, Perpustakaan, dan Kearsipan;


12. Merencanakan dan menyusun evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan

perencanaan pembangunan daerah yang meliputi lingkup bidang

Kebudayaan, Kesehatan, Pendidikan, Pemuda dan Olahraga,

Perpustakaan, dan Kearsipan;

13. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;

14. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.

3. Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah terdiri atas :

7. Sub Bidang Infrakstruktur

8. Sub Bidang Perhubungan dan Komunikasi


49

9. Sub Bidang Pengembangan Wilayah

Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah mempunyai tugas

menyusun rencana kerja dan mengkoordinasikan penyusunan perencanaan di

bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah yang meliputi bidang

Pekerjaan Umum, Pemukiman dan Perumahan, Pemadam Kebakaran,

Komunikasi dan Informatika, Penelitian dan Pengembangan, Statistik,

Persandian dan Perhubungan, Penataan Ruang, Pertanahan, Lingkungan

Hidup, dan Kecamatan. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah menyelenggarakan fungsi :

1. Mengkoordinasikan Penyusunan Rancangan RPJPD, RPJMD dan RKPD

Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah;

2. Menverifikasi Rancangan Renstra Perangkat Daerah Bidang Infrastruktur

dan Pengembangan Wilayah;

3. Mengoordinasikan Pelaksanaan Musrenbang RPJPD, RPJMD, RKPD

Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah;

4. Mengoordinasikan Pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi RTRW

Daerah dan RPJMD Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah;

5. Mengoordinasikan Pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait

RPJPD, RPJMD, RKPD Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah;

6. Mengoordinasikan Pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait

APBD Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah;

7. Mengoordinasikan Sinergitas dan Harmonisasi Kegiatan Perangkat

Daerah Kab/Kota bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah;

8. Mengoordinasikan Pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi Kegiatan

K/L, Prov di Kab/Kota Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah;

9. Mengoordinasikan Pembinaan teknis perencanaan kepada Perangkat

Daerah Kab/Kota Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah;


50

10. Melaksanakan pengendalian/monitoring pelaksanaan

perencanaan pembangunan daerah Bidang Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah;

11. Melaksanakan Pengelolaan Data dan informasi


perencanaan

pembangunan daerah Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah;

12. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah;

13. Pengelolaan administrasi urusan tertentu.

Sub Bidang Infrastruktur mempunyai tugas menyusun rencana kerja,

menyiapkan bahan data, mengolah, menganalisa program-program

pembangunan yang meliputi bidang Pekerjaan Umum, Pemukiman dan

Perumahan, dan Pemadam Kebakaran.Dalam melaksanakan tugas, Sub

Bidang Infrastruktur menyelenggarakan fungsi:

1. Merancang Penyusun Rancangan RPJPD, RPJMD, RKPD yang meliputi

lingkup bidang Pekerjaan Umum, Pemukiman dan Perumahan, dan

Pemadam Kebakaran;

2. Menganalisis Rancangan Renstra Perangkat Daerah yang meliputi lingkup

bidang Pekerjaan Umum, Pemukiman dan Perumahan, dan Pemadam

Kebakaran;

3. Menyiapkan Pelaksanaan Musrenbang RPJPD yang meliputi lingkup

bidang Pekerjaan Umum, Pemukiman dan Perumahan, dan Pemadam

Kebakaran;

4. Merencanakan pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi RTRW Daerah

dan RPJMD yang meliputi lingkup bidang Pekerjaan Umum, Pemukiman

dan Perumahan, dan Pemadam Kebakaran;


51

5. Membuat konsep pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat

daerah Kab/Kota yang meliputi lingkup bidang Pekerjaan Umum,

Pemukiman dan

Perumahan, dan Pemadam Kebakaran;

6. Merencanakan Pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait RPJPD,

RPJMD, RKPD yang meliputi lingkup bidang Pekerjaan Umum,

Pemukiman dan Perumahan, dan Pemadam Kebakaran;

7. Merencanakan pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait APBD

yang meliputi lingkup bidang Pekerjaan Umum, Pemukiman dan

Perumahan, dan Pemadam Kebakaran;

8. Merencanakan Sinergitas dan Harmonisasi Kegiatan Perangkat Daerah

Kab/Kota yang meliputi lingkup bidang Pekerjaan Umum, Pemukiman dan

Perumahan, dan Pemadam Kebakaran;

9. Merencanakan Dukungan pelaksanaa kegiatan Pusat, Provinsi yang

meliputi lingkup bidang Pekerjaan Umum, Pemukiman dan Perumahan,

dan Pemadam Kebakaran;

10. Merencanakan Pengendalian / Monitoring pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah yang meliputi lingkup bidang Pekerjaan Umum,

Pemukiman dan Perumahan, dan Pemadam Kebakaran;

11. Melaksanaan Pengelolaan Data dan Informasi Perencanaan


Pembangunan

Daerah yang meliputi lingkup bidang Pekerjaan Umum, Pemukiman dan

Perumahan, dan Pemadam Kebakaran;

12. Merencanakan dan menyusun evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan

perencanaan pembangunan daerah yang meliputi lingkup bidang

Pekerjaan
52

Umum, Pemukiman dan Perumahan, dan Pemadam Kebakaran; 13.

Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;

14. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.

Sub Bidang Perhubungan dan Komunikasi mempunyai tugas menyusun

rencana kerja, menyiapkan bahan, mengolah dan menganalisa program-program

pembangunan yang meliputi bidang Komunikasi dan Informatika, Penelitian dan

Pengembangan, Statistik, Persandian dan Perhubungan. Dalam melaksanakan

tugas, Sub Bidang Perhubungan dan Komunikasi menyelenggarakan fungsi:

1. Merancang Penyusun Rancangan RPJPD, RPJMD, RKPD yang meliputi

lingkup bidang Komunikasi dan Informatika, Penelitian dan

Pengembangan, Statistik, Persandian dan Perhubungan sebagai bahan

acuan dalam melaksanakan tugas;

2. Menganalisis Rancangan Renstra Perangkat Daerah yang meliputi lingkup

bidang Komunikasi dan Informatika, Penelitian dan Pengembangan,

Statistik, Persandian dan Perhubungan;

3. Menyiapkan Pelaksanaan Musrenbang RPJPD yang meliputi lingkup

bidang Komunikasi dan Informatika, Penelitian dan Pengembangan,

Statistik, Persandian dan Perhubungan;

4. Merencanakan pelaksanaan Sinergitas dan Harmonisasi RTRW Daerah

dan RPJMD yang meliputi lingkup bidang Komunikasi dan Informatika,

Penelitian dan Pengembangan, Statistik, Persandian dan Perhubungan;

5. Membuat konsep pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat

daerah Kab/Kota yang meliputi lingkup bidang Komunikasi dan

Informatika, Penelitian dan Pengembangan, Statistik, Persandian dan

Perhubungan;

6. Merencanakan Pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait RPJPD,

RPJMD, RKPD yang meliputi lingkup bidang Komunikasi dan Informatika,


53

Penelitian dan Pengembangan, Statistik, Persandian dan Perhubungan;


7. Merencanakan pelaksanaan Kesepakatan dengan DPRD terkait APBD

yang meliputi lingkup bidang Komunikasi dan Informatika, Penelitian dan

Pengembangan, Statistik, Persandian dan Perhubungan;

8. Merencanakan Sinergitas dan Harmonisasi Kegiatan Perangkat Daerah

Kab/Kota yang meliputi lingkup bidang Komunikasi dan Informatika,

Penelitian dan Pengembangan, Statistik, Persandian dan Perhubungan;

9. Merencanakan Dukungan pelaksanaa kegiatan Pusat, Provinsi yang

meliputi lingkup bidang Komunikasi dan Informatika, Penelitian dan

Pengembangan, Statistik, Persandian dan Perhubungan;

10. Merencanakan Pengendalian / Monitoring pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah yang meliputi lingkup bidang Komunikasi dan

Informatika, Penelitian dan Pengembangan, Statistik, Persandian dan

Perhubungan;

11. Melaksanaan Pengelolaan Data dan Informasi Perencanaan

Pembangunan Daerah yang meliputi lingkup bidang Komunikasi dan

Informatika, Penelitian dan Pengembangan, Statistik, Persandian dan

Perhubungan;

12. Merencanakan dan menyusun evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan

perencanaan pembangunan daerah yang meliputi lingkup bidang

Komunikasi dan Informatika, Penelitian dan Pengembangan, Statistik,

Persandian dan Perhubungan;

13. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;

14. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.

4. Keadaan Pegawai Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Sukabumi.
54

laki-laki dan 13(tiga belas) orang perempuan, untuk jenjang pendidikan

berkualifikasiSLTA sebanyak 5 (lima) orang laki-laki dan 2 (dua) orang perempuan.

Sementara tenaga kontrak berdasarkan latar belakang pendidikan juga terdiri dari

SLTA, S1 dan S2.

Dukungan sumber daya manusia aparatur untuk menjalankan tugas pokok dan
55

Jumlah 43 43 17 4

Sumber Data : Sekretariat Bappeda Kota Sukabumi,2017.


56

sudut pandang status kepegawaian, maka penempatan pejabat/pegawai telah

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan, sebagaimana dapat dilihat pada


mbargadi

bawah ini.

Keadaan Pegawai Lingkup BAPPEDA Kota Makassar Berdasarkan

StatusKepegawaian
.

100%
80% 29 14
60%
Perempuan
40%
Laki-Laki
32 11
20%
0%
PNS Tenaga Kontrak

.
Sumber Data : Sekretariat Bappeda Kota Makassar,2017

Gambar 4.
2

Pada gambar di atas terlihat komposisierdasarkan


b status kepegawaian

bahwa jumlah Pegawai


NegeriSipil baik laki
-laki dan perempuan jika dibandingkan

jumlah tenaga kontrak -laki


laki dan perempuan, maka dapat dilihat bahwa dengan

Jika ditinjau dari aspek komposisi pegawai pada saat ini khususnya dalam jumlah PNS

sebanyak 61 orang (pejabat 21 orang dan staf 42 orang) masih kurang sementara

tenaga kontrak dengan jumlah 25 orang sudah melebihi dari kebutuhan

BAPPEDA Kota Sukabumi. Hal ini akan memberikan dampak pada pembagian

tugas dimana akan ada tugas yang dikerjakan oleh tenaga kontrak sebagai subsitusi

bukan sebagai tenaga yang membantu PNS.

Keadaan Pegawai LingkupBAPPEDA Kota Sukabumi Berdasarkan


57

Distribusi pada Bidang dan Sekretariat.

Sekretariat

Bidang Ekonomi
13 17 dan SDA
10 Bidang Infrastruktur
10 dan Peng. Wil
11
Bidang Sosbud dan
Pem. Umum
Bidang Perencanaan
dan Pengendalian

Sumber Data : Sekretariat Bappeda Kota Makassar,2017 (Termasuk tenaga kontrak).

Gambar 4.3

Dari gambar diatas terlihat bahwa berdasarkan distribusi pegawai ,

S ekretariat berjumlah 17(tujuh belas) orang; Bidang E konomi dan Sumber

Daya Alam berjumlah 10 (sepuluh) orang; Bidang Sosial Budaya berjumlah

10(sepuluh) orang; Bidang Infrastruktur dan Pengembangan

Wilayahberjumlah 11(sebelas ) orangdan Bidang Perencanaan dan

Pengendalianberjumlah 13(tiga belas ) orang.Distribusi pegawai ini

berdasarkan tingkat beban kerja dan kapasitas ruangan yang ada.

B. Gambaran Umun Informan


Berdasarkan informan dalam penelitian ini, maka yang menjadi informan

kunci dalam penelitian ini adalah pejabat fungsional Perencana Madya

Bappeda Kota Sukabumi, sedangkan informan utama dalam


58

penelitian ini adalah kepala bappeda dan kepala bidang fisik sarana dan

prasarana, informan tamb


ahan adalah para staf bappeda yang turut

berpartisipasi dalam perda tersebut


.

Tabel4.3
Data Informan

No. Nama Jenis Jabatan

Kelamin

1 Ichsan,ST,M.SI Laki-laki Pejabat


Fungsional
Perencana
Madya
Bappeda Kota
Makassar
2 Zulkarnain Djumain, Laki-laki Staf Bidang
SE.,MM Pengendalian
dan
Perencanaan
Bappeda Kota
Makassar.

C. Hasil Penelitian

1. Peran Bappeda dalam Pembangunan Daerah di Kota Sukabumi


Dalam pelaksanaan pembangunan daerah, tidak terlepas dari peran

serta pemangku kepentingan yaitu pemerintah daerah, masyarakat dan

swasta. Komitmen bersama serta konsitensi dalam melaksanakan program

kegiatan yang telah di rumuskan menjadi kunci utama dalam mencapai

pembangunan yang berkesinambungan dan berkelanjutan.

Bappeda kota Sukabumi menjaadi salah satu perangkat daerah yang

bertugas melaksanakan fungsi perencanaan dalam hal pembangunan

daerah, wujud peranan bappeda dalam melaksanakan pembangunan


59

dalam hal perencanaan tentu saja dapat dilihat beberapa aspek. Oleh

karena itu, untuk memaksimalkan peranannya, bappeda melaksanakannya

sesuai dengan tugas dengan fungsi yang telah di tetapkan. Seperti yang di

utarakan oleh bapak Ic, bahwa :

“Sejauh ini, untuk melihat peranan bappeda dalam hal


pembangunan daerah di segala bidang, tentunya perlu ditelusuri
terlebih dahulu apa yang menjadi tugas pokok dan fungsi bappeda
sendiri, jadi fungsi bappeda itu sendiri itukan ada 3 yang pertama,
terkait dengan perencanaan, trus yang ke dua ituu terkait dengan
evaluasi dan monitoring dan ketiga adalah pengendalian. Jadi
bappeda tidak boleh keluar dari fungsi dan tugas pokok
perencanaan pembangunan tersebut. Bappeda juga memiliki
bidang-bidang terdiri dari bidang ekonomi, sosial budaya, bidang
perencanaan pengendalian, bidang ipw dan sekretariat, setiap
bidang tersebut membawai tiga kasubid. Peran Bappeda Kota
Sukabumi Sangat Strategis dalam proses Perencanaan dikota Kota
Sukabumi saya katakan demikian karena Bappeda Kota Sukabumi
sesuai dengan perwali 108 Tahun 2016 tentang Tugas dan Fungsi
Tata Kerja Badan perencanaan pembangunan Kota Sukabumi.
Dalam Perwali menyebutkan Badan Perencanaan Pembangunaan
Kota Sukabumi Mempunyai Tugas dan Fungsi Seperti
Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi. Jadi perencanaan yang
dimaksud yaitu merencanakan Tujuan Sasaran, program dan
kegiatan-kegiatan kota Sukabumi untuk dapat mewujudkan visi misi
kepala daerah. Sedangkan evaluasi pada bappeda melaksanakan
evaluasi dan monev capaian dari pada tujuan, sasaran, program
dan kegiatan dalam dokumen perencanaan. Pengendalian yang
dimaksud yaitu Bappeda Kota Sukabumi melaksanakaan
pengendalian dan pelaporan terhadap, tujuan, sasaran, program
dan kegiatan hasil dokumen perencanaan tepat waktu sesuai
dengan perundangundangan. Dalam proses perencanaan Bappeda
Kota Sukabumi juga mempunyai penyusunan yang namanya
dokumen perencanaan diantaranya rencana pembangunan jangka
panjang daerah ( RPJP) dokumen ini disusun 25 Tahun sekali,
menyusun dokumen rencana pembangunan jangka menengah
Daerah (RPJMD) disusun 5 Tahun Sekali, dan menyusun Dokumen
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) yang disusun 1 tahun
sekali dan ada pula dokumen perencaan lainnya yaitu RENSTRA
dan RENJA. Bappeda juga Setiap tahunnya mengadakan
musyawarah Pembangunan ( MUSRENBANG ) sebagai wadah atau
tahapan perencanaan yang wajib dilakukan dan membantu peran
Bappeda”.(wawancara 18 september 2019)

Sebagai yang di utarakan oleh Bapak Ic bappeda, diketahui bahwa

salah satu tolak ukur peranan bappeda dalam pembangunan daerah

adalah dilihat dari aspek pelaksanaan fungsi bappeda itu sendiri, dimana
60

dalam pelaksanaannya berbagai aktivitas yang berdampak pada

perumusan perencanaan pembangunan yang merupakan faktor kunci dan

awal keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembangunan dalam berbagai

bidang.

Eksitensi badan perencanaaan pembangunan daerah kota Sukabumi

dalam pencapaiannya kinerjanya dapat diukur melalui program yang

dicanangkan sebagai bagaian dari keseluruhan proses pembangunan

daerah dengan menyerasikan langkah dan perencanaan program

pembangunan yang dilakukan setiap tahun melalui rencana kerja

pemerintah daerah RKPD sebagai pedoman dalam penyusunan rancanagn

anggaran pembangunan belanja daerah RPAD

2. Peranan Bappeda dalam Mengimplementasikan Tujuan dan Sasaran

dalam Dokumen RPJMD

Perumusan rencana pembangunan jangka menengah daerah

(RPJMD) mengacu pada rencanaa pembangunan jangka panjang daerah

RPJPD. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah

(RPJMD) untuk periode 5 tahun sesuai dengan masa jabatan kepala daerah.

Rencana pembangunan jangka menengah daerah RPJMD berisikan

gambaran umum kondisi daerah, gambaran pengelolaan keuangan daerah

serta kerangka pendanaan analisis isu-isu strategis visi, misi, tujuan dan

sasaran, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan program

pembangunan daerah, indikasi rencana program prioritas yag disertai

kebutuhan, pendanaan, penatapan indikator kinerja daerah dan pedoman

transisi serta kaidah pelaksanaan. Implementasi tujuan dan sasaran

bappeda kota Sukabumi dapat melaksanakan pengendalian dan evaluasi

serta program dan kegiatan kepada seluruh perangkat daerah kota

Sukabumi sebagai betikut yang diutarahkan oleh bapak Ic bahwa:


61

“Saya dapat jelaskan kembali bappeda memiliki tiga fungsi


yaitu perencanaan, pengendalian dan evaluasi sehingga dalam
mengimplementasikan tujuan dan sasaran bappeda kota Sukabumi
melaksanakan pengendalian dan evaluasi program dan kegiatan
kepada seluruh perangkat daerah dikota maakassar agar dalam
mencapai tujuan dan sasaran harus merumuskan program, kegiatan,
indikator dan targget dengan tepat. Jadi maksudnya bappeda
mengendaliakan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
perangkat daerah untuk mengkamodir pencapaian tujuan dan
sasaran yang akan dicapai. Setelah dikendalikan perangkat daerah
wajib melaporkan hasil capaian tujuan dan sasaran kebappeda serta
faktor penghambat dan pendorong dari tujuan dan sasaran yang akan
dicapai”.(18 september 2019)
Maka dari itu sama halnya pada peran bappeda dalam

mengimplementasikan tujuan dan sasaran dalam dokumen RPJMD harus

melaksanakan pengendalian dan evaluasi program dan kegiatan kepada

seluruh perangkat daerah dan juga bappeda kota Sukabumi harus dapat

mencapai tujuan dan sasaran agar dapat merumuskan program kegiatan

indikator dan target dengan tepat agar tujuan dan sasaran dapat dicapai.

Perlu diperhatikan brhasil atau tidaknya suatu perencanaan bukan hanya

dari tersedianya suatu dokumen dan rumusan perencanaan semata, tetapi

ditentukan dari implementasi serta fase evaluasi yang sistematis terhadap

pencapaian visi, misi dan tujuan bappeda kota Sukabumi. Bappeda kota

Sukabumi juga mempunyai pengendalian evaluasi perencanaan program

dan kegiatan dalam pembangunan kota Sukabumi yang dapat diuraikan oleh

bapak Ic.

“Berbicara peran bappeda dalam pengendalian evaluasi


perencanaan program dan kegiatan dalam pembangunan kota
Sukabumi. Jadi bappeda kota Sukabumi sesuai dengan tupoksi
melaksanakan pengendalian. Pengendalian dilakukan setiap triwulan
dengan cara mengkordinasikan keseluruh perangkat daerah agar
melaksanakan evaluasi rencana strategis (RENSTRA) rencana kerja
(RENJA) sesuai dengan ketentuan peraturan mentri dalam negeri no
86 tahun 2017 tentang tata cara perencanaan, pengendalian dan
evaluasi pembangunan daerah. Dan laporan itu dikumpulkan ke
bappeda untuk selanjutnya bappeda kota Sukabumi melaksanakan
evaluasi program dan kegiatan target dan pencapaian tiap perangkat
daerah. Jadi peran bappeda dalam pengendalian yaitu mengevaluasi
dan memastikan program dan kegiatan sudah mendukung
62

pembangunan fisik dan non fisik dikota Sukabumi. (Hasil wawancara


18 september 2019).

Maka dari itu kita juga selalu mengevaluasi usulan seluruh SKPD

karena jangan sampai terlalu banyak usulan keuangan kita tidak mencukupi

dan tujuan dari evaluasi ini adalah agar hasil yang dicapai sesuai sasaran

yang telah di tentukan.

3. Faktor-faktor penghambat dan pendukung

Peranan bappeda terhadap pembangunan di kota Sukabumi dilihat

dari sejauh mana pelaksanaan fungsi bappeda sendiri serta bagaimana

melaksanakan proses perumusan kebijakan teknis yang tercermin dalam

proses pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan musrembang

yang telah digaambarkan sebelumnya dalam hal proses perumusan

kebijakan teknis, terdapat beberapa faktor-faktor yang berpengaruh tidak

bisa di pungkiri ada banyak hal yang bisa mempengaruhi proses

pelaksanaan perumusan kebijakan tersebut, baik faktor-faktor yang

mendukung maupun faktor-faktor penghambat berjalannya proses tersebut

yang dapat diuraikan oleh bapak Zk bahwa:

“Faktor penghambat internal dalam menjalankan perannya


seperti yang saya ketahui yaitu masih minimnya SDM manusia sesuai
kompeten di tempatkan dalam perangkat daerah kota Sukabumi.
Belum optimalnya SDM di bappeda mengoprasikan sistem
perencanaan pembangunan daerah dikota Sukabumi minimnya
pengetahuan SDM di bappeda tentang perencanaan pengendalian
dan evaluasi. Adapun juga faktor penghambat eksternal pada
perangkat daerah SDM masih belum memahami proses perencanaan
pengendalian dan pelaporan serta evaluasi perencanaan. Untuk
pelaoporan masih dibuat secara manual belum dilakukan dengan
sistem perencanaan e-planning.
Maka dari itu bappeda kota Sukabumi mempunyai faktor
pendukung yaitu sudah memiliki sistem informasi perencanaan
pembangunan (SIPPD) sehingga perencanaan pengendalian dan
evaluasi bisa dilaksanakan melalui SIPPD. Kordinasi yang tepat
antara perangkat daerah dan bappeda dalam proses perencanaan
pengendalian dan evaluasi.” ( wawancara 25 september 2018).
63

Maka dari itu faktor pendukung terealisasinya rencana pembangunan

dikota Sukabumi yaitu ketersediaan SDM yang memadai, ketersediaan

sarana dan prasarana, ketersediaan anggaran, adanya kordinasi yang baik

antara tim penyusun RKPD dengan tim penyusun APBD dan TAPD, tingkat

kinerja tim penyusun RKPD dalam RENJA bappeda cukup baik, adanya

kesesuaian kegiatan dokumen RENSTRA dengan dokumen RENJA SKPD,

adanya kordinasi yang baik antara tim penyusun RENJA dengan tim

penyusun DPA SKPD, adanya komitmen yang besar dari legislatif dan

eksekutif untuk melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan

daerah.

Adapun faktor penghambat yaitu penyesuaian / kesiapan anggran

kerangka anggaran yang mesti diperhatikan dalam proses perumusan dan

penetapn kebijakan pembangunan, sehingga dalam pelaksanaannya

pembagian alokasi dana terhadap rancangan awal RKPD yang memuat

prioritas pembangunan tidak terganggu. Usulan yang terlalu banyak bisa

mengakibatkan faktor pendukung penghambat perencanaan pembangunan

mengacu pada usulan kegiatan yang ada pada musrembang. Setiap usulan

di bahas untuk selanjutnya di tetapkan sebagai usulan kegiatan prioritas

dalam menetapkan kebijakan. Keterbatasan dokumen penunjang dalam

pelaksanaan forum musrembang, salah satu menjadi hal penunnjang

kegiatan agar berjalan lancar adalah kelengkapan forum itu sendiri baik itu

peserta narasumber serta dokumen-dokumen penunjang lainnya seperti

pada sebagaian besar forum musyawara perencaanaan pembangunan yang

di adakan dikota Sukabumi, hal yabg menjadi kekurangan dan permasalahan

yaitu kurangnya dokumen–dokumen acara seperti misalnya forum

musrembang daerah, pengadaan daftar permasalahan dan tantangan


64

daerah, peta kemiskinan dan pengangguran serta hasil pelaksanaan

pembangunan daerah pada tahun sebelumnya.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah informan 2 orang yang

mempunyai pertanyaan yang berbeda. Bappeda kota Sukabumi sudah cukup

maksimal dalam perencanaan pembangunan daerah kota Sukabumi.

Bappeda kota Sukabumi juga sudah sesuai dengan perwali 108

tahun 2016 tentang tugas dan fungsi tata kerja badan perencanaan

pembangunan kota Sukabumi. Bappeda kota Sukabumi juga menjaadi salah

satu perangkat daerah yang bertugas melaksanakan fungsi perencanaan

dalam hal pembangunan daerah, wujud peranan bappeda dalam

melaksanakan pembangunan dalam hal perencanaan tentu saja dapat dilihat

beberapa aspek. Bappeda kota Sukabumi mempunyai tugas dan fungsi

seperti perencanaan, pengendalian, dan evaluasi.

Perencanaan yang dimaksud bagaimana merencanakan tujuan

sasaran, program, dan kegiatan kota Sukabumi untuk dapat mewujudkan visi

dan misi kepala daerah. Sedangkan evaluasi pada bappeda melaksanakan

evaluasi pada tujuan sasaran, program dalam kegiatan dokumen

perencanaan dan juga yang dimaksud dengan pengendalian yaitu bappeda

kota Sukabumi dapat melaksanakan pengendalian dan pelaporan terhadap

tujuan, sasaran, program dan hasil dokumen perencanaan tepat waktu dan

juga harus sesuai dengan perundang –undangan. Dalam proses

perencanaan bappeda kota Sukabumi juga menyusun yang namanya

dokumen perencanaan diantaranya rencana pembangunan jangka panjang

daerah (RPJPD) dokumen ini disusun 25 tahun sekali. Adapun dokumen

rencana pembangunan jangka menengah daerah ( RPJMD) disusun 5 tahun


65

sekali dan juga rencana kerja pemerintah daerah ( RKPD) yang disusun

satu tahun sekali.

Bappeda kota Sukabumi juga mempunyai penghambat dan

pendukung dalam menjalankan fungsinya yang pertama faktor penghambat

internal dalam menjalankan perannya yaitu masih minimnya SDM manusia

sesuai kompeten di tempatkan dalam perengkat daerah kota Sukabumi dan

juga belum optimalnya SDM bappeda mengoprasikan sistem perencanaan

pembangunan daerah dikota Sukabumi. Minimnya pengetahuan SDM di

bappeda tentang perencanaan, pengendalian dan evaluasi, yang kedua

faktor penghambat eksternal pada perangkat daerah SDM masih belum

memahami proses perencanaan, pengendalian dan pelaporan serta evaluasi

perencanaan untuk pelaporaan masih menggunakan yang manual belum

menggunakan sistem perencanaan e-planning.

Untuk faktor pendukung bappeda kota Sukabumi sudah memiliki sistem

informasi perencanaan pebangunan sehingga proses perencanaan,

pengendalian, dan evaluasi bisa dilaksanakan melalui sistem informasi

perencanaan pembangunan.

Adapun peneliti mengambil satu sampel peneliti terdahulu untuk

membandingkan hasil peneliti saat ini dan penelitian terdahulu:

Muhammad Khairul Anwar (2016) yang berjudul Fungsi

pengkoordinasian badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA)

dalam perencanaan kota Samarinda. Hasil penelitiannya ini dapat diketahui

bahwa BAPPEDA kota Samarinda merupakan salah satu

organisasi/lembaga pemerintahan yang bertugas membantu

penyelenggaaraan pemerintahan dikota Samarinda sesuai dengan intruksi

dari kepala daerah yang menjabat dan berfungsi sebagai perencanaan

pembangunan dikota samarinda yaitu membuat rencana pembangunan


66

jangka panjang (20 tahun), rencana pembangunan jangka menengah (5

tahun), dan rencana kerja pemerintahan daerah (1 tahun).

Sedangkan pada penelitian saya pada tahun 2019 yang berjudul

Peranan badan perencanaan pembangunan pembangunan daerah

(BAPPEDA) dalam pembangunan kota Sukabumi. Hasil penelitian ini dapat

diketahui bahwa proses perencanaan BAPPEDA kota Sukabumi mempunyai

penyusunan dokumen perencanaan diantaranya RPJP disusun 25 tahun

sekali, RPJMD disusun 5 tahun sekali dan RKPD yang disusun 1 tahun

sekali.

Dari hasil penelitian keduanya sama-sama mengetahui bahwa bagaimana

peran Bappeda dalam perencanaan disuatu daerah, dan juga ingin

mengetahui bagaimana proses perencanaan disuatu daerah dalam

menyusun dokumen perencanaan diantaranya RPJP, RPJMD, dan RKPD.


67

BAB V
68

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang didasarkan pada

analisis data, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran bappeda dalam perwali menyebutkan Badan Perencanaan

Pembangunan Kota Makassar mempunyai tugas dan


fungsi seperti

perencanaan pengendalian dan evaluasi. Jadi perencanaan yang

dimaksud yaitu merencanakan tujuan sasaran ,program dan kegiatan


-

kegiatan kota Makassar untuk dapat mewujudkan visi misi kepala

daerah.

2. Dalam proses perumu


san kebijakan teknis perencanaan

pembangunan, terdapat beberapa -faktor


faktor yang berpengaruh, baik

faktor-faktor yang mendukung maupun faktor


-faktor yang menghambat

berjalannya proses tersebut. Faktor


-faktor yaang menjadi pendukung

antara lain adalah: Adanya koordinaasi, partisi


pasi masyaraakat, serta

komitmen pemerintah. Sedangkan yang menjadi faktor-faktor

penghambat proses perumusan kebijakan antara lain adalah:

penyesuaian/kesiapan anggaran, usilan yang terlalu banyak, serta

kebatasan dokumen penunjang.

76
77

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis

menyarankan:

1. Agar penerapan perencanaan pembangunan dikota Sukabumi dapat

berjalan sebagai mana yang diharapkan demi terciptanya kesejahteraan

masyarakat , maka pemerintah daerah dituntut untuk lebih serius dalam

meningkatkan pendapatan daerahnya khususnya sektor pajak yang

berperan penting dalam peningkatan asli daerah sehingga meningkatkan

kualitas pembangunan daerah.

2. Pemerintah hendaknya melibatkan seluruh pelaku usaha dalam proses

perencanaan pembangunan untuk mencapai efektifnya perencanaan

pembangunan dikota Sukabumi, sehingga pola pelaksanaan

perencanaan pembangunan kota Sukabumi dapat berjalan dengan baaik

khususnya di kota Sukabumi.

3. Apabila dalam pelaksanaan musrembang dilakukan dengan baik oleh

pemerintah daerah maka hasilnya pasti baik, tetapi karna sikap tidak

percaya masyarakat terhadap hasil pelaksanaan musrembang sehingga

pelaksanaan perencanaan pembangunan di kota Makssar tidak berjalan

dengan baik.
70

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Oktaviani Putri, Sirojuzilam Dan Abdul Kadir. 2018. Analisis Pelaksanaan
Perencanaan Pembangunan Dikelurahan Sel Putih Tengah Kecamatan
Medan Petisah Kota Medan.

Fahrizanur. 2017. Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


(BAPPEDA) Dalam Perencanaan Pembangunan Di Daerah Kabupaten
Paser. Jurnal Ilmu Pemerintahan, 2017, 5(4): 1599-1612

Kuncoro, Mudrajad. 2008 . Ekonomi Pembangunan II. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Mahyudi, Ahmad. 2004. Ekonomi Pembangunan dan Analisis Data Empiris.


Bogor Selatan:Ghalia Indonesia.

Masjudin Ashari, Wahyunadi, Dan Hailuddin. 2015. Analisis Perencanaan


Pembangunan Daerah Di Kabupaten Lombok Utara ( Studi Kasus
Perencanaan Partisipatif Tahun 2009-2013). Jurnal Ekonomi Dan
Kebijakan Publik, Vol.6, No.2, Desember 2015: 163-180.

Muhammad Khairul Anwar. 2016. Fungsi Pengkoordinasian Badan Perencanaan


Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Dalam Perencanaan Kota
Samarinda. Jurnal Administrasi Negara, 2016, 4 (1): 2305-2319.

Munir, Badrul. 2002. Perencanaan Pembngunan Daerah dalam Perspektif


Otonomi Daerah, cetakan ke-2 2002, Bappeda Provinsi NTB, Mataram.

Prastowo. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan


Penelitian . Jogjakarta

Riyadi, dan Bratakusumah. 2003. Perencanaan Pembangunan Daerah Stategi


Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

Safi’I, H.M. 2009. Perencanaan pembangunan daerah. Averroes Press

Siswanto Sunarto. 2008. Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia. Sinar


Grafika, Jakarta

Setio Rini. 2017. Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


(BAPPEDA) Kota Samarinda Dalam Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Kecamatan (Studi Di Kecamatan Samarinda Ulu). Jurnal
Administrasi Negara Volume 5, (Nomor 2) 2017: 5948-5961.

Sjafrisal. 2016. Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi. Jakarta


Rajawali Pers.

Soekarwati. 1990. Prinsip Dasar Perencanaan Pembangunan dengan Pokok


Bahasan Khusus Perencanaan Daerah. Rajawali. Jakarta
71

Subagyo, Joko. 2011. Metodologi Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta.

Sugiyono. 2012 .Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung.

Tarigan, Rabinson. 2006. Perencanaan pembangunan Wilayah Edisi Revisi.


Jakarta :Bumi Aksara.

Todaro, Michael P. 1998. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: BPFE UGM.

Wrihatnolo, R. Randy. Nugroho. D. Riant. 2006. Manajemen Pembangunan


Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Zulkarimen Nasution , Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan


Penerapannya, ( PT Raja Grafindo Persada : Jakarta 2007) hlm 254.

Undang-Undang:

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah


Daerah.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional.

Website:

Https://id.m.wikipedia.org/wiki/Badan_Perencanaan_Pembangunan_Daerah.

Http://www.slemankab.go.id/604/Rencana-Pembangunan-Jangka-

Menengahrpjmp.slm

Http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2199251-Pengertian-

Perencanaan-Pembangunan
72

L
A
M
P
I
R
A
N
Daftar Pertanyaan dan Jawaban Informan BAPPEDA kota Sukabumi
N Nama Jabatan Pertanyaan Jawaban
0

1 Ichsan,S Pejabat 1. Bagaimana 1. Sejauh ini,


T, fungsion untuk
M.SI melihat
al peranan
perenca bappeda
dalam hal
na
pembangu
madya nan
BAPPE daerah
disegala
73

DA peran bidang,
kota tentunya
BAPPEDA
perlu di
Sukabu kota telusuri
mi terlebih
Makassar
dahulu apa
dalam yang
proses menjadi
tugas
perencanaa
pokok dan
n di kota fungsi
Makassar? bappeda
sendiri,
jadi fungsi
bappeda
itu sendiri
itukan ada
3 yang
pertama,
terkait
dengan
perencana
an, trus
yang
kedua itu
terkait
dengan
evaluasi
dan
monitoring
dan ketiga
adalah
pengendali
an. Jadi
bappeda
tidak boleh
keluar dari
fungsi dan
tugas
pokok
perencana
an
pembangu
nan
tersebut.
Bappeda
juga
memiliki
bidang-
bidang
terdiri dari
bidang
ekonomi,
74

sosial,
budaya,
bidang
perencana
an
pengendali
an, bidang
ipw dan
sekretariat,
setiap
bidang
tersebut
membawai
3 kasubid.
75

Peran bappeda
kota Sukabumi
sangat strategis
dalam proses
perencanaan
dikota Sukabumi.
Saya katakan
demikian karena
bappeda kota
Sukabumi sesuai
dengan perwali
108 tahun 2016
tentang tugas dan
fungsi tata kerja
badan
perencanaan
pembangunan
kota Sukabumi.
Dalam perwali
menyebutkan
badan
perencanaan
pembangunan
kota Sukabumi
mempunyai
tugas dan fungsi
seperti
perencanaan,
pengendalian,
dan evaluasi.
Jadi perencanaan
yang dimaksud
yaitu
merencanakan
tujuan dan
sasaran, program
dan kegiatan-
kegiatan kota
Sukabumi untuk
dapat
mewujudkan visi
misi kepala
daerah.
76

Sedangkan
evaluasi pada
bappeda
melaksanakan
evaluasi dan
capaian dari pada

tujuan , sasaran,
program dan kegiatan
dalam dokumen
perencanaan.
Pengendalian yang
dimaksud yaitu
bappeda kota
Sukabumi
melaksanakan
pengendalian dan
pelaporan terhadap
tujuan, sasaran,
program dan kegiatan
hasil dokumen
perencanaan tepat
waktu sesuai dengan
perundangundangan.
Dalam proses
perencanaan
bappeda kota
Sukabumi juga
mempunyai
penyusunan yang
namanya dokumen
perencanaan
diantaranya rencana
pembangunan jangka
panjang daerah
(RPJP) dokumen ini
disusun 25 tahun
sekali, menyusun
dokumen rencana
pembangunan jangka
menengah daerah
(RPJMD) disusun 5
tahun sekali, dan
menyusun dokumen
rencana kerja
pemerintah daerah
(RKPD) yang
77

disusun satu tahun


sekali dan ada pula
dokumen perencana
lainnya yaitu
RENSTRA dan
RENJA.
Bappeda juga
setiap tahunnya
mengadakan
musyawarah
pembangunan
(MUSRENBANG)
sebagai wadah atau
tahapan perencanaan
yang wajib dilakukan
dan membantu peran
2. Bagaimana bappeda.
peranan (Wawancara
BAPPEDA 18 september 2019)
dalam
mengimple 2. Saya dapat jelaskan
kembali bappeda
mentasikan
memiliki 3 fungsi
tujuan dan yaitu perencanaan,
sasaran pengendalian dan
evaluasi program
dalam dan kegiatan
dokumen kepada seluruh
perangkat daerah
RPJMD?
dikota
Sukabumiagar
dalam mencapai
tujuan dan sasaran
harus merumuskan
program, kegiatan,
indikator dan target
dengan tepat. Jadi
maksudnya
bappeda
mengendalikan
program dan
kegiatan yang akan
78

dilaksanak
an oleh
perangkat
daerah
untuk
mengkamo
dir
pencapaia
n tujuan
dan
sasaran
yang akan
dicapai.
Setelah
dikendalika
n
perangkat
daerah
wajib
melaporka
n hasil
capaian
tujuan dan
sasaran ke
pengendalia n evaluasi perencanaa n program dan kegiatan bappeda
dalam pembangun serta faktor
an kota penghamb
at dan
pendorong
dari tujuan
dan
sasaran
yang akan
dicapai .
(Wawanca
ra 18
september
2019).
79

3. Berbicara
peran
Bappeda
dalam
pengend
alian
evaluasi
perencan
aan
program
dan
kegiatan
dalam
pembang
unan kota
Sukabum
i. Jadi
bappeda
kota
Sukabum
i sesuai
dengan
tupoksi
melaksan
akan
pengend
alian.
Pengendali
an
dilakukan
setiap
triwulan
dengan
cara
mengkordin
asikan
keseluruh
perangkat
daerah
agar
80

Sukabumi? melaksanak
an evaluasi
rencana
strategi
(RENSTRA
) rencana
kerja
(RENJA)
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
mentri
dalam
negeri no
86 tahun
2017
tentang tata
cara
perencanaa
n,
pengendali
an dan
evaluasi
pembangun
an daerah.
Dan
laporan itu
dikumpulka
n ke
bappeda
untuk
selanjutnya
bappeda
kota
Sukabumi
melaksanak
an evaluasi
81

program
dan
kegiatan
target dan
pencapaian
tiap
perangkat
daerah.
Jadi peran
bappeda
dalam
pengendali
an yaitu
mengevalu
asi dan
memastikan
program
dan
kegiatan
sudah
mendukung
pembangun
an fisik dan
non fisik
dikota
Sukabumi.
(Wawancara
18
september
2019)

2 Zulkarna Staf 1. Faktorfaktor apa 1. Faktor


in bidan penghambat
Djumain, g internal
dalam
82

SE.,M pengenda yang menjadi penghambat bagi bappeda menjalankan


M lian dan perannya
perenca seperti yang
n aan saya ketahui
bapped yaitu masih
a kota minimnya
Sukabu SDM manusia
mi sesuai
kompeten
ditempatkan
dalam
perangkat
kota daerah kota
Makassar Sukabumi.
dalam Belum
menjalanka optimalnya
n perannya? SDM bappeda
mengoperasik
an sistem
perencanaan
pembangunan
daerah dikota
Sukabumi.
Minimnya
pengetahuan
SDM masih
beum
memahami
proses
perencnaan
pengendalian
dan pelaporan
2. Faktor - serta evaluasi
faktor apa perencnaan.
Untuk
pelaporan
Bappeda
masih dibuat
secara
83

manual belum
dilakukan
dengan
sistem
perencanaan
eplanning.
(Wawancara
25 september
2019)

2. Maka dari itu


Bappeda kota
Sukabumi
mempunyai
faktor
pendukung
yaitu sudah
memiliki
sistem
informasi
perencanaan
pembanguna
n (SIPPD)
sehingga
perencanaan
84

dalam pengendalian dan


menjalanka evaluasi bisa
n perannya dilaksanakan melalui
dikota SIPPD. Kordinasi yang
Makassar? tepat antara perangkat
daera h dan bappeda
dalam proses
perencanaan
pengendalian dan
evaluasi.
(Wawancara 25
september 2019).

DOKUMENTASI
KANTOR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA
SUKABUMI PROVINSI SULAWESI SELATAN
Jl. Ahmad Yani No.2, Bulo Gading, Kec. Ujung Pandang, Kota
Sukabumi, Sulawesi Selatan.
85

Syamsidar , panggilan Sidar lahir di Palopo pada tanggal 03


Juni 199 7 dari pasangan suami istri Bapa k Askar dan Ibu
Hasmawati. Peneliti adalah anak Pertama dari 3 bersaudara.
Peneliti sekarang bertempat tinggal di Jln. Bumi Permata Hijau
Kel. Mangasa Kec. Rappocini Kota Makassar.

Pendidikan Wawancara selanjutnya


yang ditempuh oleh peneliti yaitu SD N 2 Pendolo
(Bapak Zulkarnain
lulus tahun 200 9, SMP Negeri 1 Burau Djumain, SE.,MM
lulus tahun ) A Negeri 1 Burau
201 2, SM
lulus tahun 201 5.

Penerimaan surat penelitian


(Ibu Ivanna mursalim )

Foto Bersama Informan BAPPEDA

Wawancara hari pertama


(Bapak Ichsan, ST,M.SI )

BIOGRAFI PENULIS

Anda mungkin juga menyukai