Anda di halaman 1dari 25

PERAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) DALAM

PEMBANGUNAN KABUPATEN FLORES TIMUR


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang
melakukan pengembangan di segalah aspek bidang dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional
dan tujuan bangsa Indonesia yang tercantum pada pembukaan UUD 1945 pada Alinea ke empat
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi
dan keadilan sosial .

Pembangunan merupakan suatu proses modernitas yang tersadar dan terencana untuk menuju
perubaahan yang lebih baik dari sebelumnya. Pembangunan merupakan upaya nasional untuk
untuk mewujudkan human ascend. Karena sifat hakiki manusia adalah makhluk
multidimensional, maka pembangunan nasional menjadi wadah terakumulasinya berbagai
program-program pembangunan yang berasal dari pembangunan daerah.

Agar pembangunan dapat terencana dengan baik maka perlunya Pembangunan di Indonesia
saat ini yaitu dengan adanya satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan negara dan masyarakat di tingkat pusat
dan daerah dengan melibatkan masyarakat. yang baik sangat perlu adanya peran dan partisipasi
dari masyarakat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelenggaraan
pemerintahan.
Oleh karena itu pembangunan di Indonesia mengalami kegagalan pembangunan. Di
Indonesia krisis sosial yang melanda Indonesia hingga saat ini bukan terjadi begitu saja,
melainkan suatu proses panjang yang melibatkan seluruh stake holders. Dapat dikatakan, krisis
multidimensi yang terjadi hingga saat ini merupakan wujud nyata dari kegagalan pembangunan.
Kegagalan pembangunan tidak hanya disebabkan oleh karut marutnya pelaksanaan
pembangunan di lapangan, melainkan di mulai dari salah satu upaya pemerintah dalam rangka
memajukan pembangunan daerah Kabupaten Flores Timur dengan menetapkan peraturan
mengenai pembentukan badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) Kabupaten Flores
Timur sebagai perangkat daerah . Oleh karena itu maka dengan adanya pembentukan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Flores Timur sangat diperlukan
keberadaannya untuk menyusun dan melaksanakan pembangunan secara merata dan adil dengan
otonomi yang seluas-luasnnya. Untuk itu pemerintah mengupayahkan agar pembangunan
tersebut dapat berjalan semaksimal mungkin tanpa adanya hambatan. Untuk itu peranan
BAPPEDA sebagai katalisator dalam mendesain perencanaan dan melaksanakan pembangunan
secara merata dan adil dengan otonomi yang seluas-luasnya agar pembangunan tersebut dapat
berjalan semaksimal mungkin tanpa ada hambatan. Oleh Karea itu BAPPEDA sebagai
katalisator dalam mendesain perencanaan dan penganggaran menjadi lebih baik dan benar, yang
akan dituangkan dalam APBD Kabupaten setiap tahun, menjadi kunci utama dan ini menjadi
tugas pokok dan fungsi BAPPEDA sebagai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah di
Kabupaten Flores Timur.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Flores Timur memuat dua unsur pokok
yaitu pernyataan perjanjian kinerja harus ditandatangani oleh penanggungjawab program dengan
atasan langsung dalam hal ini Bupati dengan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Flores Timur dan lampiran yang berisi tentang target capaian yang ditetapkan
bersama yang akan dicapai pada akhir tahun anggaran, beserta pernyataan Penetapan Kinerja
(PK) dan Penetapan Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Flores Timur
Tahun 2020.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Dalam Pembangunan Di
Kabupaten Flores Timur’’
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas adapun yang menjadi pokok permasalahan yaitu
bagaimana Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Terhadap
Perencanaan Pembangunan di Kabupaten Flores Timur?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan peranan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) terhhadap Perencanaan Pembangunan di Kabupaten Flores
Timur.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat, baik dari aspek teortis maupun aspek praktis,
serta bagi pihak-pihak yang membutuhkan

1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan menambah kajian ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa Fakultas Ekonomi Pembangunan serta dapat melengkapi kajian mengenai
Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dalam pembangunan di
Kabupaten Flores Timur
2. Manfaat Praktis
Hasil Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dan sumbang pemikiran yang
diharapkan bermanfaat bagi pemerintah khususnya Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dalam menangani masalah penyusunan perencanaan
pembangunandaerah
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 KAJIAN PUSTAKA


2.1.1 TEORI PEMBANGUNAN
Pengertian Pembangunan harus kita lihat secara dinamis, dan bukan dlihat sebagai
konsep statis. Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa
akhir. Adapun definisi yang di kemukakan para ahli yang di tulis penulis sebagai
berikut:
1. Fakih ( 2001:10) Menurut Fakih (2001:10)
pembangunan adalah kata benda netral yang maksudnya adalah suatu kata
yang digunakan untuk menjelaskan proses dan usaha yang meningkatkan
kehidupan ekonomi,politik,budaya,infrastruktur masyarakat dan sebagainya.
2. Galtung dan Trijono (2007:3)
Menurut Galtung dan Trijono pembangunan merupakan upaya untuk
memenuhan kebutuhan dasar manusia, baik secaraa individual maupun
kelompok, dengan cara-cara yang tidak menimbulkan kerusakan,baik terhadap
kehidupan sosial maupun lingkungan alam.
3. Katz dan Yuwono (2001:47)
Menurut Katz dan Yuwono mengatakan pembangunan yang besar dari suatu
keadaan tertentu ke keadaan yang dipandang lebih bernilai “pada umumnya
tujuan-tujuan pembangunan ialah pembinaan bangsa “Naisional Building”
atau perkembangan sosial ekonomi
4. Effendi (2002:2) Menurut Effendi (2002:2)
pembangunan ialah suatu upaya meningkatkan segenap sumber daya yang
dilakukan secara berencana dan berkelanjutan dengan prinsip daya guna yang
merata dan berkeadilan.
5. Rogers (Rochajat,dkk:2011:3)
Menurut Rogers (Rochajat,dkk:2011:3) Pembangunan merupakan perubahan
yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan
sebagai kehendak suatu bangsa.
2.1.2 TEORI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Perencanaan pembangunan merupakan suatu upaya untuk mengubah keadaan
ekonomi esok suatu bangsa dari negara berkembang menjadi jauh lebih baik dari
keadaan sebelumnya yakni dengan upaya meningkatkan pendapatan nasional dan
pendapatan perkapita, menyelapkan ketimpangan pendapatan serta ketimpangan
kesejahteraan dan meningkatkan lapangan kerja.
Sedangkan menurut Mark Tuner dan David Hulme mendefenisikan perencanaan
pembangunan merupakan proses modernisasi perubahan menyeluruh dari masyarakat
tradisional atau pra modern kebentuk penguasaan teknologi dan perubahan organisasi
sosial masyarakat dengan ciri meningkatkan kesejahteraan ekonomi, stabilisasi politik
seperti dunia barat
Menurut Coralie Bryant dan Louise G. Whait perencanaan pembangunan sebagai
suatu peningkatan kapasitas untuk mempengaruhi masa depan mempuyai beberapa
implikasi. Menurut Conyers dan Hills suatu proses yang bersinambungan yang
mencakup keputusan-keputusan atau pilihan berbagai alternatif pengguna sumber
daya untuk mencapai tujuan tertentu pada masa yang akan datang.
2.1.3 Pengertian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Badan perencanaan pembangunan daerah (Bappeda) adalah lembaga teknis
daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah yang di pimpin
oleh seorang kepala badan daerah yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Gubernur/Bupati/Wali kota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah.
Menurut Davidov dan Rainer yang di kutip dari Ateng Syafruddin, perencanaan
dapat berarti : “Suatu Proses untuk menetapkan tindakan yang selayaknya dengan
demikian pilihanpilihan yang tersediakan membentuk suatu proses perencanaan yang
terdiri atas tiga macam peringkat : pertama, memilih tujuan dan syarat-syarat, kedua,
mengenai seperangkat alternatif yang bersifat konsisten dengan ketentuan-ketentuan
umum tersebut serta memilih sesuatu serta memilih suatu alternatif yang di
kehendaki, ketiga mengarahkan tindakan-tindakan yang menuju kepda pencapaian
tujuan-tujua yang telah ditentukan.
Begitupula dengan Surhayanto (2000:65) mengartikan pembangunan sebagai
proes perubahan dari suatu kondisi tertentu ke kondisi yang lebih baik. Pembangunan
juga dapat diartikan sebagai satu upaya teerkordinasi untuk menciptakan alternatif
yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhui dan
mencapai aspirasinya yang paling manusiawi.
Badan perencanaan pembangunan daerah di bentuk berdasarkan pertimbaangaan:
1. Bahwa dalam rangka usaha peningkatan keserasian pembangunan di daerah
diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral dan
pembangunan daerah.
2. Bahwa dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan
kesinambungan pembangunan didaerah, diperlukan perencanaan yang lebih
menyeluruh, Terarah dan terpadu.

Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan daerah ini disusun perencanaan


pembangunan daerah sebagai suatu bentuk kesatuan sistem perencanaan nasional yang
disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan daerah (BAPPEDA).

Agar arah pembangunan dapat terencana dengan baik maka perlu adanya badan
perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) dalam menjalankan perannya sesuai
standar perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan sehingga hasil pembangunan
dari perencanaan tersebut dapat sesuai dengan target pembangunan yang telah
ditetapkan. Masalah lain yang dianggap berpengaruh banyak terhadap kemampuan
lembaga BAPPEDA dalam menjalankan fungsi koordinasi perencanaan pembangunan
secara optimal adalah kurangnya keterpaduan dan sinergi antarsektor, kurang
terpadunya perencanaan dan penganggaran.
Dalam arti sempit perencanaan merupakan kaitan persiapan dalam perumusan
kebijaksanaan, sedangkan dalam arti luas perencanaan itu mencakup perumusan
kebijaksanaan , penetapan kebijaksanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan tersebut.
Pemikiran demikian timbul dari adaanya bermacam teori perencanaan, yaitu:

1) Perencanaan menyatukan penyelidikan dengan penyelenggaraan dan


membuat kedua-duanya berlangsung terus bersama-sama
2) Perencanaan merupakaan proses yang kontinu, karena administrasi
darimana ia merupkan suatu bagian adalah dinamis.
3) Perencanaan membedakan antaraa yang konstan dan yang bervariasi
dalam satu situasi
4) Harus berlangsung dalam pemikiran standar-standar yang meliputi tujuan-
tujuan yang dirumuskan dengan tepat, kualitas dan cara-cara serta alat-alat
penghasil yang bersifat teknologi yaang dirumuskan dengan tepat dan baik
yang berupa manusia maupun yang berupa materi.
5) Perencanaan tergantung pada organisasi fungsional dan Pembagian
tanggung jawab.

Oleh karena itu perencanaan tersebut harus bersifat implementatif, umumnya


pembangunan nasional di banyak negaraa berkembang, termaksud indonesia, di
tekankan atau di prioritaskan pada pembangunan ekonomi. Selaain itu pembangunan
ekonomi akan mendukung dan merangsang pembaharuan dan perubahan dalam
kehidupan lain dimasyarakat ke arah yang lebih baik. Pemerintah merupakan pihak
yang paling penting dan berperaan sebagai penggeraak dalam pembangunan, yaitu
melalui perencaanaan pembangunaan.

Pembuatan informasi perencaanaan pembangunan daeraah berbasis teknologi


informasi, tidak lepas dari amanat UndangUndang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah.

Hal ini selaras dengan pernyataan sjafrizal dalam bukunya,yaitu perencanaan


pembangunan yang didadalamnya termaksud unsur perencanaan nasional dan daerah
diantaranya bertujuan untuk mewujudkan integrasi, sinkronisasi,dan sinergi antar
daerah tersebut sehingga proses pembangunaan nasional secara keseluruhan menjadi
semakin terpadu, dapat bertumbuh secara cepat dan efisien. (Sjafrizal, 2016)

Secara umum tedapat faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan


dalam rencana pembangunan. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Dualisme pola penyusunan dan penetapan rencana


2. Arah pembangunan yang kurang realistis.
3. Kelemahan dalam teknis penyusunan.
4. Keterbatasan data statistik yang tersedia.
5. Terdapat gangguan perekonomian dan terjadinya bencana alam. (Sjafrizal,
2016).

Pada dasarnya badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) merupakan


badan staf yang langsung dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala
daerah. Dimana badan perencanaan pembangunan daerah( BAPPEDA) berperan
sebagai pembantu kepala daerah dalam menentukan kebijakan di bidang perencanaan
pembangunan daerah. Untuk mencapai daya gunaa dan hasil guna sebesar-besarnya
dalam penyususnan rencana dan program pembagunan daerah, BAPPEDA Tingkat 1
dan BAPPEDA Tingkat II di wajibkan senantiasa melaksanakan dan memelihara
hubungan,konsultasi dan koordinasi baik dengan instansi-instansi daerah maaupun
instansi-instansi vertikal.

Pemerintah merupakan pihak yang paling penting dan berperan sebagai penggerak
dalam pembangunan, yaitu melalui perencanaan pembangunan. Perencanaan
pembangunan adalah suatu usaha pemerintah untuk mengkoordinasikan semua
keputusan ekonomi dalam jangka panjang untuk mempengaruhi secara langsung serta
mengendalikan pertumbuhan variabelvariabel ekonomi yang penting. Perencanaan
pembangunan yang ditujukan untuk mencapai setiap sasaran dan tujuan pembangunan
pada dasarnya disusun oleh pemerintah melalui badan perencanaan

2.1.4 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan


Daerah (BAPPEDA)
Sejak diberlakukannya UU Nomor 23 Tahun 2014 Maka pemerintahan serta
pembangunan yang sentralistik atau top down berubah menjadi suatu sistem yang
desentralisasi. Dimana menurut UU tersebut daerah mempunyai kewajiban untuk
mengatur daan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan salah satunya kewajiban tersebut
adalah mengurus dan mengatur msalah pembangunan. Dimana pembangunan
merupakan proses perubahan dari kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik atau
dari yang belum ada menjadi ada.
Salah satu badan yang mempunyai peran sangat penting dalam perencanaan
pembangunan adalah badan perencanaan pembaangunan daerah,dimana badan inilah
yang akan membantu kepala daerah yang menentukan kebijakan dibidang
perencanaan pembangunan daeraah serta penilaian atas pelaksanaannya. Hal ini
merupakan peranan yang sangat penting dalam setiap perencanaan pembangunan
setiap daerah. Disamping itu adapun yang menjadi tugas pokok dan fungsi badan
perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) setelah revisi UU No 32 tahun 2004
menjadi UU No 23 tahun 2014 dan terbitnya UU No 25 tahun 2004 tentang sistem
perencanaan pembangunan nasional diantaranya adalah melaksanakan kordinasi dan
sinkronisasi perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota terutama pada lintas bataas
untuk mencapai keserasian pembangunan daerah sesuai dengan tujuan rencana
pembangunan jangka panjang, menengah dan tahunan.
Mekanisme rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) bila
dilakukan dengan menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif,maka
sebelumnya naskah RPJMD disusun terlebih dahulu perlu dilakukan penjaringan
aspirasi dan keinginan masyarakat tentang visi dan misi serta arah pembangunan.
Badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) terbagi menjadi
BAPPEDA Tingkat I dan BAPPEDA Tingkat II. BAPPEDA Tingkat I mencakup
provinsi yang mempunyai tugas membantu Gubernur/ Kepala Daerah tingkat I dalam
menentukan kebijaksanaan di bidang perencanaan pembangunan di Daerah serta
penilaian atas pelaksanaannya. Sedangkan BAPPEDA Tingkat II mencakup
Kabupaten/ Kota Madya mempunyai tugas membantu Bupati/ Walikotamadya Kepala
Daerah tingkat II dalam membentuk kebijaksanaan di bidang perencanaan
pembangunan di Daerah Tingkat II serta penilaian atas pelaksanaannya. Pemerintah
dalam melaksanakan perencanaan Pembangunan di Daerah, BAPPEDA Tingkat I dan
BAPPEDA Tingkat II berkewajiban mengusahakan keterpaduan antara rencana
Nasional dan Daerah serta mengkoordinasikan aspek-aspek perencanaan dari seluruh
unit vertikal yang terdapat dalam wilayahnya.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud BAPPEDA Tingkat I
mempunyai fungsi:
1. Menyusun Pola Dasar Pembangunan Daerah yang terdiri atas Pola Umum
Pembangunan Daerah jangka panjang dan Pola Umum PELITA Daerah
Tingkat I.
2. Menyusun REPELITA Daerah Tingkat I.
3. Menyusun program-program tahunan sebagai pelaksanaan rencana-
rencana tersebut yang dibiayai oleh Daerah sendiri ataupun yang
diusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk dimasukan ke dalam program
tahunan nasional.
4. Melakukan koordinasi perencanaan di antara Dinas-dinas Satuan
Organisasi lain dalam lingkungan Pemerintah Daerah, InstansiInstansi
vertikal Daerah-daerah tingkat II dan Badan-badan lain yang berada dalam
wilayah Daerah Tingkat I yang bersangkutan.
5. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tingkat I
bersama-sama dengan Biro Keuangan Daerah Dengan koordinasi
Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat I.
6. Melaksanakan koordinasi dan atau mengadakan penelitian untuk
kepentingan perencanaan pembangunan di Daerah.
7. Mengikuti persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana
pembangunan di Daerah untuk penyempurnaan perencanaan lebih lanjut.
8. Memonitor pelaksanaan pembangunan di Daerah.
9. Melakukan kegiatan-kegiatan lain dalam rangka perencanaan sesuai
dengan petunjuk Gubernur Kepala Daerah Tingkat I.

Sedangkan untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana BAPPEDA


Tingka II mempunyai fungsi:
1. Menyusun pola Dasar Pembangunan Daerah yang terdiri atas Pola Umum
Pembangunan Daerah jangka panjang dan Pola Umum REPELITA Daerah
Tingkat II.
2. Menyusun REPELITA Daerah Tingkat II.
3. Menyusun program-program tahunan sebagai pelaksanaan rencanarencana
tersebut yang biayai oleh Daerah sendiri ataupun yang diusulkan kepada
Pemerintah Daerah Tingkat I untuk dimasukan kedalam program Daerah
Tingkat I dan atau yang diusulkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I
untuk dimasukan ke dalam program Daerah Tingkat I dan atau yang
diusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk dimasukan ke dalam program
tahunan nasional.
4. Melakukan koordinasi perencanaan di antara Dinas-dinas Satuan
Organisasi lain dalam lingkungan Pemerintah Daerah Instansi-instansi
Vertikal kecamatan-kecamatan, dan Badanbadan lain yang berada dalam
wilayah Daerah Tingkat II yang bersangkutan.
5. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tingkat II
bersama-sama dengan Bagian keuangan Daerah dengan koordinasi
Sekretaris wilayah Daerah Tingkat II.
6. Melaksanakan koordinasi dan atau mengadakan penelitian untuk
kepentingan perencanaan pembangunan di Daerah.
7. Mengikuti persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana
pembangunan di Daerah untuk penyempurnaan perencanaan lebih lanjut
8. Memonitor pelaksanaan pembangunan di Daerah.
9. Melakukan kegiatan-kegiatan lain dalam rangka perencanaan sesuai
dengan petunjuk Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II

Berdasarkan dimensi pendekatan dan koordinasi, perencanaan


pembangunan terdiri dari:

1. Perencanaan Makro
Perencanaan pembangunan makro adalah perencanaan pembangunan
nasional dalam skala makro atau menyeluruh. Dalam perencanaan makro ini
dikaji berapa pesat pertumbuhan ekonomi dapat dan akan direncanakan,
berapa besar tabungan masyarakat dan pemerintah akan tumbuh, bagaimana
proyeksinya, dan hal-hal lainnya secara makro dan menyeluruh. Kajian ini
dilakukan untuk menentukan tujuan dan sasaran yang mungkin dicapai
dalam jangka waktu rencana, dengan memperhitungkan berbagai variabel
ekonomi mikro. Perencanaan makro ini dilakukan dengan melihat dan
memperhitungkan secara cermat keterkaitannya dengan perencanaan
sektoral dan regional.
2. Perencanaan Sektoral
Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan dengan
pendekatan berdasarkan sektor. Yang dimaksud dengan sektor adalah
kumpulan dari kegiatan-kegiatan atau program yang mempunyai persamaan
ciri-ciri serta tujuannya. Pembagian menurut klasifikasi fungsional seperti
sektor, maksudnya untuk mempermudah perhitungan-perhitungan dalam
mencapai sasaran makro. Sektor-sektor ini kecuali mempunyai ciri-ciri yang
berbeda satu sama lain, juga mempunyai daya dorong yang berbeda dalam
mengantisipasi investasi yang dilakukan pada masing-masing sektor.
Meskipun pendekatan ini menentukan kegiatan tertentu, oleh instansi
tertentu, di lokasi tertentu, faktor lokasi pada dasarnya dipandang sebagai
tempat atau lokasi kegiatan saja. Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan
perencanaan lainnya yang terutama bertumpu pada lokasi kegiatan.
(BAPPENAS)
3. Perencanaan regional
Perencanaan dengan dimensi pedekatan regional menitikberatkan pada
aspek lokasi di mana kegiatan dilakukan. Pemerintah daerah mempunyai
kepentingan yang berbeda dengan instansi-instansi di pusat dalam melihat
aspek ruang di suatu daerah. Departemen/lembaga pusat dengan visi atau
kepentingan yang bertitik berat sektoral melihat "lokasi untuk kegiatan",
sedangkan pemerintah daerah dengan titik berat pendekatan pembangunan
egional (wilayah/daerah) melihat "kegiatan untuk lokasi". Kedua pola pikir
itu bisa saja menghasilkan hal yang sama, namun sangat mungkin
menghasilkan usulan yang berbeda. Pemerintah daerah dalam merencanakan
pembangunan daerah mengupayakan pendayagunaan ruang di daerahnya,
mengisinya dengan berbagai kegiatan (jadi sektoral) sedemikian rupa
sehingga menghasilkan alternatif pembangunan yang terbaik bagi daerah
tersebut. Pilihan daerah terhadap alternatif yang tersedia dapat
menghasilkan pertumbuhan yang tidak optimal dari sudut pandang sektor
yang melihat kepentingan nasional secara sektoral. Berbagai pendekatan
tersebut perlu dipadukan dalam perencanaan pembangunan nasional, yang
terdiri dari pembangunan sektor-sektor di berbagai daerah, dan
pembangunan daerah/wilayah yang bertumpu pada sektorsektor.
(BAPPENAS)
4. Perencanaan Makro
Perencanaan mikro adalah perencanaan skala rinci dalam perencanaan
tahunan, yang merupakan penjabaran rencanarencana baik makro, sektoral,
maupun regional ke dalam susunan proyek-proyek dan kegiatankegiatan
dengan berbagai dokumen perencanaan dan penganggarannya. Secara
operasional perencanaan mikro ini antara lain tergambar dalam Daftar Isian
Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO), dan rancangan kegiatan.
Perencanaan ini merupakan unsur yang sangat penting, karena pada
dasarnya pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan, baik untuk PJP II
maupun yang tertulis dalam Repelita VI, seluruhnya diandalkan pada
implementasi dari rencana-rencana di tingkat mikro. Efektivitas dan
efisiensi yang menjadi masalah nasional sehari-hari dapat ditelusuri
penanganannya dalam perencanaan dan pelaksanaan rencana di tingkat
mikro.
Konsep berupa dimensi pendekatan dan koordinasi, perencanaan
pembangunan tersebut di dukung oleh penjelasan teori perencanaan
wilayah.
Menurut (Riyadi dan Bratakusumah 2003). Teori perencanaan wilayah
menjelaskan suatu proses perencanaan pembangunan yang dimaksudkan
untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih baik
bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungannya dalam
wilayah tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai
sumber daya yang ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat
menyeluruh, lengkap, tetap berpegang pada azas prioritas.
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BAPPEDA tidak lepas dari tujuan
atau hasil akhir pembangunan yang ingin dicapai. Oleh sebab itu peranan
BAPPEDA juga diperkuat oleh teori penetapan tujuan. Teori penetapan
tujuan merupakan teori motivasi kognitif yang berdasarkan pada premis
bahwa orang memiliki kebutuhan yang dapat diingat atau dipikirkan sebagai
outcomes tertentu atau sasaran (goals) yang diharapkan dapat dicapai.
(Locke dan Latham, 2006).

2.1.5 Pembangunan Daerah


Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan
masyarakaat dan mengelola sumberdayasumberdaya yang ada dan bersama-sama
mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu pemerintah daerah beserta
partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumberdaya- sumberdaya yang
ada harus mampu menaksir sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk
merancang dan membangun perekonomian daerah.
Pembangunan daerah adalah seluruh pembangunan yang dilaksanakan di daerah
dan meliputi aspek kehidupan masyarakat, dilaksanakan secara terpadu dengan
mengembangkan swadaya gotong royong serta partisipasi masyarakat secara aktif.
Dalam hubungan ini pembangunan daerah diarahkan untuk memanfaatkan secara
maksimal potensi sumber daya alam dan mengembangkan sumberdaya manusia
dengan meningkatkan kualitas hidup,keterampilan,prakarsa dengan bimbingan dan
bantuan dari pemerintah. Dengan demikian ciri pokok pembangunan daerah adalah:
1) Meliputi seluruh aspek kehidupan
2) Dilaksanakan secara terpadu
3) Meningkatkan swadaya masyarakat.
2.1.6 Tujuan Pembangunan Daerah
Pembangunan daerah dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
baik jangka panjang maupun jangka pendek. Tujuan pembangunan jangka pendek
adalah menunjang atau mendukung keberhasilan pembangunan proyek-proyek
penunjang daerah. Tujuan pembangunan jangka panjang adalah mengembangkan
seluruh desa di Indonesia menjadi desa swasembada melalui tahap-tahap desa
swadaya dan swakarya dan memperhatikan keserasian pembangunan daerah pedesaan
dan daerah perkotaan, imbangan kewajiban antara pemerintah dan masyarakat serta
keterpaduan yang harmonis antara program sektoral atau regional dengan partisipasi
masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat dalam rangka
pemerataan pembangunan diseluruh indonesia.
2.2 TINJAUAN EMPIRIS

Tinjauan empiris terlebih dahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan


penelitian. Sebagai bahan pertimbangan, dalam penelitian akan di cantumkan beberapa
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh penelitian lainnya.

Fahrizanur (2017) Meneliti tentang peranan badan perencanaan pembangunan daerah


(BAPPEDA) dalam perencanaan pembangunan di daerah kabupaten paser. Metode teknik
analisis data yang digunakan yaitu menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitiannya ini
dapat disimpulkan bahwa badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) sebagai
lembaga perencanaan di daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya lebih banyak
berfungsi eksternal di banding internal khusunya sebagai koordinator pengelolaan
pembangunan baik antara instansi pemerintahan maupun dengan swasta/masyarakat.

Setio Rini (2017) Meneliti tentang peranan badan perencanaan pembangunan daerah
(BAPPEDA) Kota Samarinda dalam musyawarah perencanaan pembangunan kecamatan
(Studi di kecamatan Samarinda ulu). Metode teknik analisis data yang digunakan yaitu
menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitiannya ini diketahui bahwa peranan badan
perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) Kota Samaarinda sebagai fasilitator dalam
musrenbang Kecamatan di Kecamatan Samarinda Ulu dapat dilihat dari proses penyusunan
surat edaraan, sosialisasi surat edaran, menerjunkan tim Bappeda, dan pendamping dalam
Musrenbang .
Muhammad Khairul Anwar (2016) Meneliti tentang Fungsi pengkoordinasian badan
perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) dalam perencanaan Kota Samarinda.
Metode analisi data yang digunakan yaitu menggunakan kualitatif model interaktif miles,
huberman dan jhoni. Hasil penelitiannya ini diketahui bahwa BAPPEDA Kota Samarinda
merupakan salah satu organisasi/lembaga pemerintahan yang bertugas membantu
penyelenggaraan pemerintahan di Kota Samarinda sesuai dengan instruksi dari kepala
daerah yang menjabat, dan berfungsi sebagai perencanaan pembangunan di Kota Samarinda
yaitu membuat rencana pembangunan jangka panjang (20 tahun), rencana pembangunan
jangka menengah (5 tahun), dan rencana kerja pemerintah daerah (1 tahun)

Aisyah Oktaviani Putri, Sirojuzilam dan Abdul Kadir (2018) Meneliti tentang Analisis
pelaksanaan perencanaan pembangunan di kelurahan sel putih tengah kecamatan Medan
Petisah Kota Medan. Metode analisis data yang digunakan yaitu menggunakan deskriptif
kualitatif. Hasil penelitiannya ini ialah utuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana
pelaksanaan perencanaan pembangunan di kelurahan sel putih tengah terhadap infrastruktur,
berupa bangunan jalan dan perbaikan di bidang fisik.

Masjudin Ashari, Wahyunadi, dan Hailuddin (2015) Meneliti tentang Analisis


perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Lombok Utara (Studi kasus perencanaan
partisipatif tahun 2009-2013). Metode analisis data yang digunakan yaitu menggunakan
analisis kualitatif yang menggunakan paradigma interpretatif. Hasil penelitiannya ini
diketahui bahwa menunjukkan proses partisipatif yang melibatkan masyarakat hanya terjadi
pada tahap penyelidikan, perumusan masalah, identifikaasi daya dukung, dan perumusan
tujuan, tidak pada tahap penetapan langkah-langkah rinci dan perancangan anggaran.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Analisa Data Hasil Penelitian

1 Fahrizianur Peranan Badan Teknik Hasil penelitiannya ini dapat diketahui


(2017) Perencanaan Analisa data bahewa Badan Perencanaan
Pembagunan yang Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Daerah digunakan sebagai lembaga perencanaan di daerah
(BAPPEDA) adalah sesuai dengan tugas pokok dan
dalam deskriptif fungsinya lebih banyak berfungsi
perencanaan kualitatif eksternal dibanding internal khususnya
pembangunan sebagai koordinaor pengelolaan
daerah pembangunan baik antara instansi
Kabupaten Paser pemerintahan maupun dengan
swasta/masyarakat.

2 Setio Rini Peranan Badan Teknik Peranan Badan Perencanaan


(2017) Perencanaan analisa data Pembangunan (BAPPEDA) Kota
Pembanguna yang Samarinda sebagai fasilitator dalam
Daerah digunakan musrenbang Kecamatan Samarinda Ulu
(BAPPEDA) yaitu dapat dilihat dari proses penyusunan
Kota Samarinda deksriptif surat edaran, sosialisasi surat edaran,
dalam kualitatif menerjunkan Tim BAPPEDA dan
musyawarah pendampingan dalam musrenbang
perencanaan
pembangunan
kecamatan (Studi
di Kecamatan
Samarinda ulu)

3 Muhamad Fungsi Teknik BAPPEDA Kota Samarinda


Khairul Anwar Pengkoordinasian Analisa data merupakan salah satu
(2016) Badan yang organisasi/lembaga pemerintahan yang
Perencanaan digunakan bertugas membantu penyelenggaraan
Pembangnan adalah pemerintahandi Kota Samarinda sesuai
kualitatif dengan instruksi dari kepala daerah
model yang menjabat dan berfungsi sebagai
interaktif perencanaan pembangunan di Kota
miles Samarinda yaitu membuat mmebuat
Huberman rencana pembangunan jangka panjang
dan jhonny (20 tahun), rencana pembangunan
jangka mengengah (5 tahun) dan
rencana kerja pemerintah (1 tahun)

4 Aisyah Analisis Teknik Hasil penelitiannya adlah untuk


Oktaviani Putri, Pelaksanaan Analisa data mengetahi dan mendeskripsikan
Sirojuzilam, dan Perencanaan yang bagaimana pelaksanaan perencanaan
Abdul Kadir Pembangunan di digunakan pembangunan di keluarahan sel putih
(2018) Kelurahan Sel yaitu tengah terhadap infrastruktur berupa
Putih Tengah deskriptif pembangunan jalan dan perbaikan di
Kecamatan kualitatif bidang fisik
Medan Petisah
Kota Medan

5 Majudin Ashari, Analisis Teknik Hasil penelitiannya ini dapat diketahui


Wahyunadi, dan Perencanaan Analisa data bahwa menunjukan proses partisipastif
Haeluddin Pembangunan yang yang melibatkan masyarakat hanya
(2015) Daerah di digunakan terjadi pada tahap penyidikan,
Kabupaten yaitu perumusan masalah, identifikasi daya
Lombok Utara kualitatif dukung, dan perumusan tujuan tidak
(Studi kasus yang pada tahap penetapan Langkah-langkah
perencanaan menggunakan rinci dan perencanaan anggaran
partisipatif tahun paradigma
2009-2013 interpretatif

2.3 KERANGKA KONSEP

Adapun peran badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) dalam menciptakan


pembangunan daerah di Kabupaten Flores Timur yaitu:

1. Menyusun APBD dan melakukan koordinasi perencanaan daerah Kabupaten


Flores Timur
Dalam hal ini perencanaan APBD BAPPEDA harus melakukakn
koordinasi perencanaan dengan instansi instansi vertikal lainnya. Sehingga
demikian diharapkan bahwa tujuan pembangunan dalam setiap aspek dapat
diwujudkan.
2. Memonitor pelaksanaan pembangunan di daerah Kabupaten Flores Timur
Maksudnya yaitu memonitoring atau melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan pembangunan menjadi salah satu tugas dan fungsi BAPPEDA.
Fungsi monitoring menjadi salah satu fungsi yang sangat di perlukan
seandainya hasil pengamatan menunjukan adanya hal atau kondisi yang tidak
sesuai dengan yang direncanakan semula. Tujuan monitoring untuk
mengamati atau mengetahui perkembangan dan kemajuan dalam pelaksanaan
pembangunan di daerah.
Setelah menjelaskan teori Berdasarkan peranan badan perencanaan
pembangunan daerah (BAPPEDA) di Kabupaten Flores Timur, Maka penulis
menggambarkan secara singkat melalui bagan berikut ini:

Peran BAPPEDA

Menyusun APBD dan melakukan koordinasi


perencanaan pembangunan daerah di
Kabupaten Flores Timur

Memonitor Pelaksanaan Pembangunan di


Kabupaten Flores Timur

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif kualitatif dimana suatu penelitian bertujuan untuk menggambarkan serta
memahami dan menjelaskan bagaimana proses perumusan kebijakan dalam bidang
perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Flores Timur.

Alasan menggunakan metode deskriptif kualitatif karena dengan menggunakan metode


penelitian kualitatif informasi didapatkan secara mendetail dan lebih dalam sehingga
permasalahan yang terjadi di lapangan dapat difokuskan dan penelitian kualitatif membantu
penulis untuk memaparkan lebih banyak informasi karena metode yang digunakan berupa
wawancara dan obeservasi langsung saat melakukan penelitian.

Lokasi Penelitian berada di kantor Badan Perencanaa Pembangunana Daerah Kabupaten


Flores Timur dan waktu yang dibutuhkan bagi penulis untuk melakukan penelitian adalah
kurang lebih 2 bulan yaitu November sampai dengan Desember 2021.
3.2 PENDEKATAN PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Alasan pemilihan


pendekatan kualitatif adalah Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu
fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan data yang sedalam-dalamnya
pula, yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail suatu data yang diteliti.

3.3 FOKUS PENELITIAN

Fokus penelitian bertujuan membatasi masalah yang dibahas dengan penelitian. Menurut
Creswell (Herdiansyah,2012:86) fokus penelitian adalah suatu konsep atau suatu proses yang
dieksplorasi secara mendalam dalam penelitian kualitatif.

Fokus penelitian ini sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yaitu menjawab
pertanyaan peranan BAPPEDA dalam pembangunan di Kabupaten Flores Timur

3.4 JENIS DAN SUMBER DATA

1. Jenis data yan digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif .
Data Kualitatif adalah data yang bukan merupakan bilangan, tetapi berupa ciri-ciri,
sifat-sifat, keadaan atau gambaran dari kualitas objek yang diteliti.
2. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder.
1. Sumber data primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber penelitian atau
lokasi penelitian berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Data primer
dapat berupa pendapat subjek riset (orang) baik secara individu maupun kelompok,
hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian, atau kegiatan, dan hasil
pengujian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan
wawancara dengan para informan mengenai peranan BAPPEDA dalam
pembangunan di Kabupaten Flores Timur.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang dipergunakan untuk mendukung data primer yang
diperoleh melalui studi pustaka yang berasal dari buku-buku, penelitian lapangan,
maupun dokumen-dokumen atau arsip yang berkaitan dengan objek penelitian.
3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan
masalah, tujuan penelitian, serta objek yang diteliti. Jika diperhatikan teknik pengumpulan
data yang paling banyak digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan observasi. Maka
dengan itu, penelitian yang akan dilakukan akan menggunakan metode yang sama.

1. Wawancara
Definisi wawancara menurut Subagyo (2011:62-63) adalah
metodepengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara yaitu kegiatanyang
dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung denganmengungkap
pertanyaan-pertanyaan pada para informan. Wawancarabermakna berhadapan
langsung antara pewawancara (interviewer)dengan responden dan kegiatannya
dilakukan secara lisan. Wawancara mendalam dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara mewawancarai sumber-sumber data dengan mengajukan
beberapapertanyaan kepada sumber informasi. Wawancara dilakukan oleh
penuliskepada informan terpilih, pertanyaan yang diajukan pada masing
masinginforman sesuai dengan fokus dan masalah penelitian.
2. Dokumentasi
Dokumentasi sangat besar manfaatnya karena dapatmenggambarkan latar
belakang mengenai pokok masalah penelitian jugadapat dijadikan bahan
pengecekan terhadap kesesuaian data Teknik inidigunakan untuk mengumpulkan
data-data tertulis.
3. Observasi
Observasi adalah tinjauan langsung yang bertujuan dengan
membandingkan apa yang telah diperoleh melalui literatul yang ada dan apa yang
betul-betul terjadi atau berlangsug di lapangan. Observasi merupakan salah satu
pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap responden (wawancara atau
angket) namun juga dapat merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi dan
kondisi) observasi ini dilakukan dengan cara peneliti mendatangi lokasi penelitian,
selanjutnya melakukan pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang
diteliti.

3.6 INFORMAN PENELITIAN

Secara Umum, Instrumen penelitian adalah sebuah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan
penelitian.

Adapun instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (Human
Instrumen), melalui wawancara yg bertindak sebagai perencana dan pelaksana dalam
mengumpulkan data, melakukakan analisis, menafsirkan dan melakukan laporan peranan
BAPPEDA. Peneliti mewawancarai informan dan mencatat berbagai informasi yang
berkaitan dengan masalah tentang peranan badan perencanaan pembangunan daerah
(BAPPEDA) dalam pembangunan kota makassar. Selain peneliti (Human Instrumen) penulis
akan menggunakan beberapa alat untuk mendukung dan memperlancar penelitian yaitu :
pedoman wawancara, alat tulis kantor(atk), Hp, dan Leptop.

3.7 TEKNIK ANALISA DATA

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, gambar,foto dan
sebagainya dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit - unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, kemudian membuat kesimpulan yang mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain. Tiga tahap yang digunakan dalam analisis data, yaitu:

1. Reduksi Data
Menurut Sugiyono (2012:92), mereduksi data berarti merangkum,memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dicaritema dan polanya. Sehingga data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data. Reduksi data yang penulis lakukan dalam
penelitian ini adalah dengan memilih data, menggolongkan data, membuang data yang
tidak diperlukan lalu melakukan analisa berdasarkan teori yang digunakan.
2. Penyajian Data
Menurut Prastowo (2011:244), penyajian data merupakan sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Pada tahap ini data yang telah dipilah-pilah diorganisasikan dalam kategori
tertentu dalam bentuk display data agar memeroleh gambaran secara utuh.
3. Verifikasi Data
Menurut Sugiyono (2012:252), verifikasi dan kesimpulan dalam penelitian
kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak. Hal ini karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
kualitatif bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan, tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel

4.

Anda mungkin juga menyukai