Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PEMBANGUNAN DESA TERPADU

Di Majalengka
Mata Kuliah: Teori dan Isu Pembangunan
Dosen: H.A Rifai Yusuf. Drs. M.Si

Disusun Oleh:
Dika Alrifqi Fauzan (118090171)
Reckel Asyrof Labib (118090172)
Dewi Laras Sari (118090144)
Kelas 3 AN G

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI


Jalan Terusan Pemuda No. 1 Cirebon
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb.
Pujisyukurkehadirat Allah SWT yang telahmemberikanrahmat, taufik dan
hidayahnyakepadailahisehingga kami dapatmenyelesaikan tugas makalah  tentang Perilaku
Organisasi inidenganbaik dan tepat waktu.

Penulisan makalah inidapatterselesaikanatasbantuan dari berbagaipihak,


baiksecaralangsungmaupuntidaklangsung.Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik maupun saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi menyempurnakan tugas makalah ini. Semoga tugas makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin .
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Cirebon, 22 Desember 2020

Penulis
BAB I

A. Pendahuluan

Pembangunan dalam arti luas adalah sebagai proses pertumbuhan atau


kemakmuran, distribusi atau keadilan, transformasi atau kemajuan.
Pembangunan sangat berkaitan dengan masalah ekonomi. Sejarah doktrin
ekonomi menunjukan pada saat dilahirkan ekonomika berhubungan erat dengan
etika (Ace Partadiredja,1981). Di satu pihak Ilmu ekonomi di anggap paling
maju dalam menawarkan Pembangunan bagi semua kalangan (masyarakat
maupun negara).

Reformasi ekonomi menghasilakan bagunan ekonomi yang di landasakan


pada kekuatan ekonomi rakyat dan negara. Dengan kata lain dalam membangun
sebuah ekonomi yang di perankan oleh masyarakat, kebijakan-kebijakan
pemerintah juga mempengaruhi pembangunan ekonomi tersebut. Faktor politik
dan ekonomi berhubungan erat, namun dalam kenyataannya mudah
mengatakan tapi sukar menerapkan. Hubungan Politik dengan ekonomi menurut
Bruno Frey, politik dalam bentuk keinginan mendapat suara terbanyak dalam
pemilihan umum, dan ekonomi dalam bentuk usaha memperkecil tingkat
pengangguran dan tingkat inflasi di masyarakat.

Pemilu yang demokratis dan terciptanya proses check and balances,


yakni terselenggaranya kehidupan kenegaraan dimana dapat dilaksanakan
sebuah pemerintahan yang bersih dan efisien yang diimbangi oleh control yang
efektif dari lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif dan dalam mewujudkan itu
peran masyarakat juga sangat di perlukan, yaitu dengan memilih wakil-wakilnya
dengan mempertimbangkan kesejateraan bersama.
Revolusioner sangat di perlukan dalam proses pembangunan yang
sejalan dengan ekonomi dan politik yang demokratis, modern dan
menempatkan hukum sebagai rujukan utama dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara yang menjamin keadilan bagi semua orang. Jika proses reformasi ini
tidak terkelolah dengan baik, akan cenderung mendorong situasi yang khaos dan
kondisi revolusioner yang pada gilirinya dapat menciptakan disintegrasi bangsa.
Dengan Pemilu yang demokrtasis yaitu adanya keadilan hukum dan diiringi
dengan pembangunan yang merata di masyarakat tentu akan membentuk
sebuah negara yang ideal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud konsep pembangunan?

2. Apa yang dimaksud pedesaan?

3. Bagaimana pembangunan di pedesaan?

4. Bagaimana jenis pembangunan di pedesaan?


BAB II

A. Konsep Pembangunan

Pembangunan merupakan suatu hal yang tidak asing lagi dalam suatu
negara. Definisi pembangunan sendiri mengalami perbaikan secara terus-
menerus sebagai akibat dari kegagalan definisi maupun konsep pembangunan
yang sebelumnya atau sebagai akibat munculnya suatu sudut pandang yang
baru dalam melihat pembangunan. (Winarno, 2013: 40). Terdapat beberapa
pengertian terkait dengan pembangunan yang dikemukakan oleh beberapa
tokoh. Mahardhani (2014: 4) mengemukakan pembangunan adalah konsep
pembangunan (development concept) dalam pelaksanaannya, diartikan sebagai
suatu perubahan atas sikap hidup, yang semakin rasional dan penerapan dari
teknologi yang makin meningkat. Pembangunan menurut Otto Soemarwoto (di
dalam Wisadirana 2004: 81) diartikan sebagai suatu bentuk usaha untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia, secara baik dengan lebih dulu
mengkaitkan dengan pengertian dari mutu lingkungan.

Menurut Nitisastro (di dalam Winarno, 2013: 38) dijelaskan bahwa


pembangunan adalah suatu proses menurut waktu, suatu proses transformasi
sebagai suatu breakthrough, dari keadaan ekonomi yang terhenti (stagnant) ke
pertumbuhan kumulatif yang sifatnya terus menerus. Pembangunan menurut
Bryant dan White (di dalam Mahardhani 2014: 2) yang mendefinisikan
pembangunan sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan manusia, untuk mempengaruhi masa depannya. Bryant dan White
(di dalam Mahardhani, 2014: 2) menyebutkan bahwa terdapat 5 implikasi yang
perlu diperhatikan dalam definisi pembangunan, yaitu :
1. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal manusia, baik
individu atau kelompok (capacity).

2. Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan pemerataan


sistem nilai serta kesejahteraan.

3. Pembangunan berarti mendorong kepercayaan terhadap masyarakat untuk


membangun dirinya sesuai kemampuan yang yang ada padanya. Kepercayaan
ini dinyatakan dalam bentuk kesepakatan yang sama, kebebasan memilih, dan
kekuasaan untuk memutuskan (empowerment).

4. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan dan membangun secara


mandiri (sustainability).

5. Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan negara yang satu terhadap


negara yang lain dengan menciptakan hubungan saling menguntungkan
(simbiosis mutualis) dan saling menghormati (interdependensi).

Pembangunan sebagai suatu proses mempunyai beberapa unsur, antara


lain yaitu proses perubahan, upaya yang terencana, tujuan yang lebih baik,
dengan nilai dan norma tertentu. (Hariyono, 2010: 21). Berdasarkan beberapa
definisi pembangunan yang telah dikemukakan oleh tokoh-tokoh diatas, pada
dasarnya dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan merupakan suatu
proses terus-menerus yang dilakukan

B. Pedesaan
Sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari daerah pedesaan. Terdapat
berbagai pengertian yang merujuk pada istilah pedesaan yang dikemukakan oleh
beberapa tokoh. Pengertian pedesaan menurut Balai Pustaka (2003) yang
dikutip dalam Asnudin (2009: 293) yaitu wilayah permukiman yang dipengaruhi
oleh beberapa hal, yaitu kondisi tanah dan air sebagai syarat penting untuk
terwujudnya pola kehidupan agraris penduduk di tempat itu.

Terdapat pendapat lain yang mengemukakan tentang pengertian


pedesaan. Salah satunya adalah Wisadirana (2004: 21) yang menyebutkan
pedesaan yaitu daerah masyarakat hukum terbawah dibawah kecamatan,
sumber ekonomi utamanya yaitu pertanian, dan usaha sampingan adalah
memelihara ternak, sedangkan masyarakat ditandai dengan pergaulan yang
akrab, dan masih memegang teguh adat istiadat setempat.

Sedangkan Desa menurut Nurcholis (2011: 2) menyebutkan bahwa Desa


adalah wilayah yang ditempati sejumlah orang yang saling mengenal, hidup
bergotong-royong, memiliki adat istiadat yang relatif sama, dan mempunyai tata-
cara sendiri untuk mengatur kehidupan kemasyarakatannya.

Pendapat lain oleh R. Bintarto (1968: 95) yang dikutip dalam Nurcholis
(2011: 4) bahwa desa merupakan perwujudan geografis yangditimbulkan oleh
beberapa unsur, yaitu unsur-unsur fisiografis sosial ekonomis, politis, dan
cultural yang terdapat di situ dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan
daerah-daerah yang lain

C. Pembangunan Desa

Pembangunan secara umum diartikan sebagai upaya untuk memajukan


kehidupan masyarakat dan warganya. Pada dasarnya pembangunan perdesaan
merupakan bagian dari pembangunan nasional yang harus memperhatikan
pembangunan yang merata, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan
kestabilan nasional. (Mahardhani, 2014: 62). Pembangunan pedesaan adalah
pembangunan yang dilakukan di wilayah pedesaan, yang mencakup seluruh
aspek kehidupan masyarakat Desa. Banyaknya masyarakat Indonesia yang
tinggal di pedesaan, membuat pembangunan yang ada di Desa mendapatkan
perhatian lebih.
Pembangunan Desa menurut R. Bintoro (2003: 25) yaitu pembangunan
yang dilaksanakan di wilayah pemerintahan terendah, yaitu Desa dan Kelurahan
dengan ciri utama pembangunan Desa yang terpenting yaitu keikutsertaan
masyarakat pada pembangunan di Desa atau Kelurahan, baik dilaksanakan
secara langsung dalam bentuk swadaya mandiri maupun gotong royong.

Pembangunan Desa muncul pada pelita I (19559-1974) yang melahirkan


Jendral Pembangunan Desa di Departemen Dalam Negeri sebagai suatu kreasi
dan ikon Orde Baru. (Eko et al, 2014: 36). Pembangunan Desa sebagai suatu
proses yang diarahkan untuk kepentingan masyarakat, diharapkan
pelaksanannya bisa berjalan atas inisiatif masyarakat setempat. Dalam hal ini,
partisipasi masyarakat Desa sangat diperlukan dalam pelaksanaan
pembangunan yang ada di Desa. Pembangunan pedesaan diarahkan secara
optimal untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam beserta sumber daya
manusianya. Pembangunan perdesaan dikatakan telah berhasil apabila segala
potensi yang tersedia diperdesaan digunakan secara maksimal dan
mendapatkan hasil yang memuaskan. (Mahardhani, 2014: 63). Hasil dari
pembangunan diharapkan harus bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Desa.
Sebisa mungkin pembangunan Desa dilakukan dengan memanfaatkan segala
potensi yang ada di Desa demi kualitas hidup masyarakat Desa.

Karakteristik masyarakat Desa berbeda dengan karakteristik masyarakat


yang tinggal di kota. Masyarakat yang tinggal di pedesaan cenderung
memegang erat adat istiadat. Perkembangan pada masyarakan Desa juga
berjalan lambat. Beberapa permasalahan juga dialami di Desa salah satunya
tentang kemiskinan.
Terkait dengan masalah kemiskinan, ternyata sebagian besar masyarakat
yang mengalami permasalahan tersebut berada di Desa. Sehingga sudah
sewajarnya untuk mengatasi hal tersebut pembangunan difokuskan di Desa.
Selama ini pembangunan terfokus di daerah kota sehingga banyak masyarakat
Desa yang akhirnya melakukan urbanisasi. Masyarakat Desa mengadu nasib di
kota dengan keterbatasan yang dimiliki dan pada akhirnya menjadi persoalan di
kota. (Mahardhani, 2014: 54).

D. Jenis Pembangunan Desa

Pembangunan Desa terdiri atas dua hal. Secara umum, menurut Kuncoro
(di dalam Ahmad, 2013: 80) pembangunan Desa terbagi atas :

 Pembangunan Fisik
Pembangunan fisik merupakan pembangunan yang hasilnya
tampak secara mata, atau hasilnya dapat dirasakan langsung oleh
masyarakat. Pembangunan ini merupakan salah satu penunjang dan
sarana masyarakat yang bisa digunakan untuk melaksanakan aktivitas
sehari-hari. Contoh dari pembangunan fisik atau infrastruktur antara lain
yaitu berupa bangunan, fasilitas umum, pembangunan jalan raya,
jembatan, pasar, listrik, air bersih, transportasi, dan sebagainya.

 Pembangunan Non Fisik


Pembangunan non fisik adalah jenis pembangunan yang muncul
dari adanya dorongan masyarakat setempat, dan memiliki jangka waktu
yang tidak sebentar. Pelaksanaan antara pembangunan fisik dan non fisik
harus dilakukan dengan seimbang. Pembangunan yang bersifat non fisik
kemudian dijadikan dasar dalam pembangunan fisik. Contoh dari
pembangunan non fisik antara lain dalam pemenuhan kebutuhan di
bidang ekonomi, pendidikan, dan sebagainya.
BAB III

A. Kesimpulan
Pembangunan merupakan suatu proses untuk meningkatkan tarap hidup
masyarakat mejadi lebih baik dari sebelumnya baik secara fisik maupun non
fisik. Berbagai pembangunan dari segi fisik yang telah dilakukan oleh pemerintah
mulai dari pusat hingga ke daerah-daerah bahkan sampai kepada pedesaan.
Sedangkan pembangunan dari segi non fisik berupa pembangunan sumber daya
manusia (SDM) bagi masyarakat secara merata masih dapat dikatergorikan
belum terlaksana secara opimal. Hal ini dapat terlihat dari angka kemiskinan
yang semakin tahun semakin meningkat baik di tingkat kota maupun pedesaan.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uin-suska.ac.id/7091/6/BAB%20V.pdf

http://digilib.uinsgd.ac.id/11174/4/4_%20BAB%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai