MAKALAH PEMBANGUNAN
NIM : 1603060033
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan dalam arti luas adalah sebagai proses pertumbuhan atau kemakmuran,
distribusi atau keadilan, transformasi atau kemajuan. Pembangunan sangat berkaitan dengan
masalah ekonomi. Sejarah doktrin ekonomi menunjukan pada saat dilahirkan ekonomika
berhubungan erat dengan etika (Ace Partadiredja,1981). Di satu pihak Ilmu ekonomi di
anggap paling maju dalam menawarkan Pembangunan bagi semua kalangan (masyarakat
maupun negara).
Reformasi ekonomi menghasilakan bagunan ekonomi yang di landasakan pada
kekuatan ekonomi rakyat dan negara. Dengan kata lain dalam membangun sebuah ekonomi
yang di perankan oleh masyarakat, kebijakan-kebijakan pemerintah juga mempengaruhi
pembangunan ekonomi tersebut. Faktor politik dan ekonomi berhubungan erat, namun dalam
kenyataannya mudah mengatakan tapi sukar menerapkan. Hubungan Politik dengan
ekonomi menurut Bruno Frey, politik dalam bentuk keinginan mendapat suara terbanyak
dalam pemilihan umum, dan ekonomi dalam bentuk usaha memperkecil tingkat
pengangguran dan tingkat inflasi di masyarakat.
Pemilu yang demokratis dan terciptanya proses check and balances, yakni
terselenggaranya kehidupan kenegaraan dimana dapat dilaksanakan sebuah pemerintahan
yang bersih dan efisien yang diimbangi oleh control yang efektif dari lembaga legislatif,
eksekutif dan yudikatif dan dalam mewujudkan itu peran masyarakat juga sangat di perlukan,
yaitu dengan memilih wakil-wakilnya dengan mempertimbangkan kesejateraan bersama.
PEMBAHASAN
Menurut Aristoteles negara adalah persekutuan dari keluarga dan desa guna
memperoleh hidup yang sebaik-baiknya. Plato mendefinisikan negara adalah suatu
tubuh yang senantiasa tampak maju, berkembang, sebagaimana layaknya orang-orang
(manusia).(Inu Kencana Syafiie, 2010:75).
Sebagaimana manusia negara juga bisa lahir, tumbuh berkembang dan mati,
ada yang di sebabkan oleh penyakit menahun seperti kemiskinan, penjajahan, namun
ada pula yang mati seketika karena peperangan atau pemberontakan provinsi-provinsi
separatis yang kemudian memisahkan diri menjadi negara yang berdiri sendiri,
sehingga wilayah pusatnya kehilangan wilayah karena keseluruhnya terbagi habis dan
tidak lagi mengakui sebagai sub ordinat dari negara pusat. (Inu Kencana Syafiie,
2010:74)
Negara terbentuk atas dasar keingin manusia bisa berdasarkan telaah atas peristiwa
sejarah suatu bangsa. Karena dalam diri manusia memiliki rasa kebangsaan yaitu
salah satu dari bentuk rasa cinta, bahkan pusat gabungan dari rasa cinta karena
merupakan kumpulan yang besar sehingga melahirkan jiwa kebersamaan.
2. Pengertian Masyarakat
Dalam kebangsaan kita mengenal adanya ras, bahasa, agama, batas wilayah,
budaya dan lain-lain. Maka di perlukan nilai dan pandangan hidup yang sama yaitu
dengan memunculkan suatu ideology untuk mempersatukan pemeluknya. contohnya
negara Indonesia.
3. Pengertian Pembangunan
B. Teori Pembangunan
2. Teori Dependensi
Secara garis besar, teori dependensi adalah suatu keadaan dimana keputusan-
keputusan utama yang memengaruhi kemajuan ekonomi di Negara berkembang
seperti keputusan mengenai harga komoditi, pola investasi, hubungan moneter,
dibuat oleh individu atau institusi di luar negeri yang bersangkutan. (Zulkarimen
Nasution, 2007: 44)Teori-teori yang mengenai ketergantungan dan keterbelakangan
telah digambarkan dalam studi-studi yang dilakukan Celso Furtado, Andre Gunder
Frank, Theotonio Dos Santos,dan Fernando Henrique Cardoso. Pada umumnya
mereka itu membahas secara serius masalah colonial yang secara historis membekas
pada pertumbuhan di Negara-negara Amerika Latin, Afrika dan Asia. Menurut
mereka, kecuali dengan suatu pengenalan yang eksplisit akan konsekuensi hubungan
tersebut. Dengan kata lain bahwa keterbelakangan yang ada sekarang ini merupakan
kosekuensi masa penjajahan yang telah dialami oleh Negara-negara baru. (Robert
Jakson dan Georg Sorensen, 2009 : 262)
C. Pembangunan Negara Maju Dan Negara Yang Sedang Berkembang
Perkembangan ekonomi di negar maju telah dimulai sejak beberapa abad yang
lalu dan mengalami akselerasi sejak terjadinya revolusi industri di Inggris. Dengan
dimulainya Revolusi Industri di Inggris maka Inggris merupakan negara dimana
modernisasi ekonomi permulaan sekali berlangsung. Dalam dua dasawarsa pada abad
ke 18, negara ini mencapai taraf take-off dalam pembangunan ekonominya. Negara-
negra Eropa Barat lainya dan negara-negara yang dibentuk oleh bangsa-bangsa Eropa
Barat seperti Selandia Baru, Australia, Amerika Serikat dan Kanada baru mengikuti
jejak Inggris dan mengalami percepatan dan mencapai taraf take-oof pembangunan
ekonominya pada permulaan abad ke-19. Dan dalam bagian kedua abad itu Revolusi
Industri menjalar pula ke Russia dan Jepang. Dengan demikian negara maju telah
mengalami pertumbuhan ekonomi yang berterusan sejak satu atau dua abad yang lalu
sebelum mencapai tingkat kesejateraan yang tinggi yang dialaminya. (Sadono
Sukirno, 1982: 27)
Perkembangan ekonomi yang telah berlaku di Negara Maju bukan saja telah
menyebabkan peningkatan di dalam kesejateraan masyarakat tetapi juga menimbulkan
pula perombakan dalam struktur ekonominya. Peran sektor industri dan sektor jasa-
jasa, ditinjau dari peranan dalam menciptakan pendapatan nasional dan menyediakan
pekerjaan kepada penduduk, menjadi bertambah besar dari masa ke masa. (Sadono
Sukirno, 1982: 27)
D. Indikator Pembangunan
Berbicara mengenai pembangunan yang dilakukan oleh otoritas suatu negara tentu
tidak dapat dilepaskan dari indikator yang digunakan sebagai alat untuk mengukurnya.
Hal ini penting dilakukan agar upaya yang dilakukan dalam bingkai pembangunan dapat
diketahui dampaknya bagi kehidupan masyarakat. Apakah beragam upaya
pembangunan yang dilakukan berdampak positif ataukah berimplikasi negatif terhadap
kehidupan masyarakat dan negara. Dengan adanya indikator tersebut di samping dapat
mengetahui dampaknya, juga akan dapat diketahui beragam kelebihan dan mungkin
kekurangan yang ada dalam upaya tersebut sehingga dapat dilakukan perbaikan di waktu
berikutnya.
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu
indikaor makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi, indikator ini merupakan bagian
kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tampaknya pendapatan per kapita telah
menjadi indikator makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki
beberapa kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah
dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah ada asumsi
bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis ditunjukkan oleh
adanya peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi). Walaupun
demikian, beberapa ahli menganggap penggunaan indikator ini mengabaikan pola
distribusi pendapatan nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan
pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.
2. Struktur Ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan
transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya
perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, konstribusi sektor
manupaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus.
Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan
permintaan atas barang-barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi
dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak , kontribusi sektor pertanian terhadap
pendapatan nasional akan semakin menurun.
3. Urbanisasi
IKH atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk mengukur
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat indicator makroekonomi
tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur
keberhasilan ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh
terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung
berdasarkan kepada (1) angka rata-rata harapan hidup pada umur satu tahun, (2) angka
kematian bayi, dan (3) angka melek huruf. Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan
hidup dan kematian b yi akan dapat menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat
kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung beasosiasi dengan kesejahteraan
keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat menggambarkan
jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan.
Variabel ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat, karena tingginya status
ekonomi keluarga akan mempengaruhi status pendidikan para anggotanya. Oleh para
pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas
manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping pendapatan per kapita sebagai
ukuran kuantitas manusia.
PENUTUP
Proses pembangunan merupakan suatu kegiatan yang terus menerus dan menyeluruh
dilakukan mulai dari penyusunan suatu rencana, penyususnan pogram, kegiatan pogram,
pengawasan sampai pada pogram terselesaikan.
Pertumbuhan Ekonomi di setiap negara berbeda-beda tergantung dari tingkat pendapatan per
kapita suatu negara tersebut dan tergantung dari berapa besar pendapatan / penghasilan dari
penduduknya. Jika pendapatan Negara itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat
tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu negara itu di bawah rata-rata maka pertumbuhan
ekonominya juga rendah.
Partisipasi aktif masyarakat sipil juga sangat diperlukan dalam proses pembangunan negara
baik di tingkat pusat maupun daerah provinsi, kabupaten/kota, distrik dan kampung. Hal ini
menuntut kesadaran dan semangat masyarakat sipil seutuhnya sebagai warga Negara yang
turut bertanggung jawab dalam proses pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Badruddin, Syamsiah. Teori dan Indikator Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor, 2009.
Kencana Syafiie, Inu. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Sukirno, Sadono. Beberapa Apek Dalam Persoalan Pembangunan Daerah. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 1982.