Pengertian Modernisasi
Arti kata modernisasi dengan kata dasar modern berasal dari bahasa Latin modernus
yang dibentuk dari kata modo dan ernus. Modo berarti cara dan ernus menunjuk pada adanya
periode waktu masa kini. Modernisasi berarti proses menuju masa kini atau proses menuju
masyarakat yang modern. Modernisasi dapat pula berarti perubahan dari masyarakat
tradisional menuju masyarakat yang modern. Jadi, modernisasi merupakan suatu proses
perubahan di mana masyarakat yang sedang memperbaharui dirinya berusaha mendapatkan
ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki masyarakat modern.
2. Ciri Manusia Modern
Modernisasi dapat terwujud apabila masyarakatnya memiliki individu yang
mempunyai sikap modern. Menurut Alex Inkeles, terdapat 9 ciri manusia modern. Ciri-ciri
itu sebagai berikut:
1) Memiliki sikap hidup yang menerima hal-hal yang baru dan terbuka untuk perubahan.
2) Memiliki keberanian untuk menyatakan pendapat atau opini mengenai lingkungannya
sendiri atau kejadian yang terjadi jauh di luar lingkungannya serta dapat bersikap
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
demokratis.
Menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi ke masa depan daripada masa lalu.
Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
Percaya diri.
Perhitungan.
Menghargai harkat hidup manusia lain.
Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menunjung tinggi suatu sikap di mana imbalan yang diterima seseorang haruslah sesuai
dengan prestasinya dalam masyarakat.
3.Syarat-Syarat Modernisasi
Selain dorongan modernisasi, terdapat pula syarat-syarat modernisasi. Menurut
Sarjono Soekanto, syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1) Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang sudah melembaga dan tertanam kuat
dalam kalangan pemerintah maupun masyarakat luas.
2) Sistem administrasi Negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi.
3) Sistem pengumpulan data yang baik, teratur, dan terpusat pada suatu lembaga atau badan
tertentu seperti BPS (Badan Pusat Statistik).
4) Penciptaan iklim yang menyenangkan (favourable) terhadap modernisasi terutama media
massa.
5) Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
6) Sentralisasi wewenang dalam perencanaan social (social planning) yang tidak
mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
4. Sikap Mental Manusia Modern
MODERNISASI
1. Definisi Modernisasi
C.C. Black, mengemukakan bahwa kata modernisasi berasal dari bahasa latin, yaitu
kata modern, kemudian digunakan dalam bahasa Inggris pada dekade ke 17 untuk
menjelaskan perubahan di Eropa pada masa itu terutama revolusi Perancis. Dalam bidang
ilmu pengetahuan modernisasi merupakan istilah umum untuk menjelaskan proses perubahan
pada manusia sejak revolusi ilmu pengetahuan. Istilah modernisasi kemudian menjadi
modernitas (digunakan pertama sekali di Amerika Latin) dan modernizer (1966: 5). Black
mendefinisikan modernisasi sebagai suatu proses adaptasi kelembagaan kepada perubahan
fungsi yang sesuai dengan perkembangan pengetahuan manusia, perlindungan terhadap
lingkungan yang merupakan implikasi dari revolusi ilmu pengetahuan . (1966:7) Black
memahami modernisasi sebagai proses adaptasi fungsi kelembagaan terhadap perkembangan
ilmu dan teknologi yang terjadi di Eropa, kemudian melalui proses Eropanisasi dan
westernisasi proses modernisasi juga terjadi di negara luar Eropa. Modernisasi merupakan
salah satu bentuk perubahan hubungan manusia yang disebabkan oleh hubungan sebab akibat
dari industrialisasi, ilmu dan teknologi. Proses perubahan memlibatkan berbagai aspek dalam
masyarakat, seperti politik, ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
Definisi lain diungkapkan oleh beberapa pakar sebagai berikut:
Danile Lerner sebagaimana yang dikutip oleh Paresh Chattopadhyay (1971: 184)
mengemukakan bahwa modernisiasi adalah proses perubahan sosial melalui
pembangunan dalam bidang ekonomi. Ini bermakna proses modernisasi berawal dari
kepentingan untuk membangun ekonomi. Pembangunan yang mengabaikan aspek
ekonomi tidak akan mewujudkan modernisasi.
S.N. Eisentadt pula mendefinisikan lebih luas dari pembangunan dalam proses
modernisasi. Secara historikal Eisentadt, merumuskan modernisasi sebagai proses
perubahan menuju ke type masyarakat modern, ekonomi dan politik sebagaimana
yang dilakukan di barat pada dari abad ke 17, (1966:1). Konsep tersebut diluaskannya
lagi dengan meletakkan konsep modernsasi yang sejajar dengan konsep
pembangunan. Ini disebabkan pada masyarakat modern proses perubahan sosial
melalui pembangunan merupakan bahagian yang terpenting. Lagipun, modernisasi
bukanlah suatu konsep yang sangat abstrak, ia mejadi lebih nyata melalui proses
pembangunan, dimana pembangunan membuat masyarakat menjadi semakin
kompleks terutamanya dibidang ekonomi.
James OConnell, mendefinasikan modernisasi (1976:13) sebagai proses dari
masyarakat tradisional atau pre-teknologi ditransformasikan ke masyarakat yang
menggunakan teknologi mesin, rasional, sikap sekuler, dan defferensiasi yang tinggi
pada struktur masyarakat.
Myron Weiner, (1966;3) yang mendefinisikan modernisasi berdasarkan fokus ilmu
yang menyertainya. Untuk itu Weiner memberi tiga bertuk studi modernisasi
berdasarkan disiplin ekonomi, sosiologi & antropologi, dan politik. Ilmu ekonomi
mendefinisikan modernisasi melalui pemakaian teknologi oleh manusia untuk
mengolah dan mengontrol sumber ekonomi yang akan meningkatkan pengdapatan
setiap individu untuk dipasarkan. Sedangkan ilmu sosiologi dan antropologi
memfokuskan kajian pada proses deferensiasi dari masyarakat modern. Ianya
mengkaji tentang munculnya struktur baru yang akan menyebabkan wujudnya fungsi
struktur yang baru atau menyebabkan perkembangan fungsi dari struktur yang lain,
juga akan memberi perhatian pada deferensiasi pekerjaan seperti munculnya
pekerjaan baru, akan wujud pembangunan pendidikan yang semakin kompleks dan
wujudnya komunitas baru. Sosiologi mengkaji tentang gangguan terhadap proses
modernisasi, seperti muculnya tekanan, sakit mental, kejahatan, perceraian, rasial,
keagamaan, konflik kelas, dan kenakalan anak-anak. Ilmu politik juga mengkaji
tentang gangguan modernisasi tetapi memfokuskan pada kajian problem negara dan
pembangunan pemerintahan sesuai dengan tujuan modernisasi. Kajiannya lebih
memfokuskan pada kemauan pemerintah agar dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan yang dikehendaki oleh proses modernisasi, terutama dalam membuat
kebijakan yang sesuai untuk masyarakat. Ilmu politik melihat proses modernisasi
disuatu negara melalui perkembangan demokrasi, sehingga modernisasi politik
identik dengan proses demokratisasi.
2. Proses Modernisasi
Szyimon Chodak (dalam Vago, 1989 : 130) mengemukakan bahwa modernisasi
dimulai dari tiga cara, yaitu:
1) modernisasi merupakan hasil dari industrialisasi pada sebuah negara, yang membawa
perubahan sistem nilai, tingkah laku, adat, orientasi baru pada produksi, dengan motivasi
untuk mendukung terealisasnya industrialisasi.
2) modernisasi merupakan hasil spontan yang merupakan bentuk kontak antara kebudayaan
produk pembangunan dengan masyarakat yang kurang membangun.
3) merupakan akibat perencanaan ekonomi pemerintah.
Dengan demikian proses modernisasi memerlukan waktu yang lama, yang mengikuti proses
pembangunan ekonomi dan industri. Pencapaian tingkat ekonomi dan stabilitas ekonomi
negara dan proses industrialisasi merupakan prasyarat untuk menuju masyarakat yang
modern.
Chodak,
yang
mengambil
pengalaman
modernisasi
sub-Sahara
Afrika,
mengidentifikasi tiga sebab dan bentuk modernisasi, yaitu industri, akulturasi dan
modernisasi itu sendiri. Industri menyebabkan berkembangnya kebutuhan material baru,
sikap dan orientasi nilai baru dan pembahagian kerja. Semuanya itu akan menimbulkan
aturan baru, organisasi dan sistem aktivitas yang lebih terdiffrensiasi. Adapun akulturasi
merupakan dasar bertemunya dua kebudayaan yang berbeda dan ia termanifes melalui
tingkah laku, gaya hidup dan pendidikan praktis dari kebudayaan yang berbeda itu. Akhirnya
terjadi transformasi yang selektif yang akan menuju kepada suatu budaya yang baru.
Sedangkan sumber penyebab dari modernisasi itu sendiri, bermula dari proses modernisasi
yang membentuk model organisasi, institusi, dan orientasi nilai ke negara barat. Masingmasing dari bentuk modernisasi tersebut membentuk defferensiasi aturan, stabilitas dari
spesialisasi institusi dan generasi yang spesifik yang diantaranya saling berhubungan.
Menurut More, (1963:91) kondisi sistem sosial turut meransang ke situasi menuju
modernisasi, yang dimulai melalui struktur sosial yang didukung oleh beberapa rangsangan
yang terus menerus. Pembangunan ekonomi merupakan stimulan yang tertinggi kepada
proses modernisasi, walaupun bukan absolut tetapi ia merupakan alat yang terpenting untuk
reformasi sosial. Kemudian baru didukung oleh administrasi yang efesien, pemeliharaan
sistem politik. Stimulan yang baik juga adalah pendidikan yang dapat mempengaruhi agar
rezim bertindak demokrasi. Setelah itu baru diikuti tindakan land reform yang dapat
membawa kepada keadilan sosial. Selalunya modernisasi berada dalam term pertumbuhan
ekonomi, yang sering disebut dengan proses industrialisasi. Industrialisasi merupakan sumber
kekuatan untuk produksi ekonomi atau pertumbuhan ekonomi, sebab ia merupakan jalan
untuk mewujudkan organisasi, transportasi, komunikasi dan lain-lainnya. Dalam suatu
masyarakat yang menuju modern, selalunya diawali proses modernisasi dari kelembagaan
(institusional), setelah itu diikuti proses modernisasi individu, walaupun proses modernisasi
dapat juga dimulai dari individu sebagai agen perubah. Pada akhirnya bahwa proses
modernisasi selalu berjalan menuju keperbaikan kualitasnya dari masa ke masa. Oleh sebab
itu, modernisasi menurut Vago, tidak akan pernah berakhir.
3. Modernisasi Ekonomi & Politik
Salah satu aspek modernisasi adalah ekonomi. Namun demikian belum dijumpai teori
secara khusus yang mengkaji tentang modernisasi ekonomi. Modernisasi ekonomi bermakna
pembangunan aspek ekonomi untuk tujuan pertumbuhan ekonomi. Aspek terpenting dari
ekonomi adalah sistem produksi. Pada sistem produksi tersebut melibatkan dua aspek
sebagaimana yang dikemukan oleh Marx, adalah kekuatan dari produksi berupa peralatan
teknologi untuk aktivitas ekonomi, dan kedua hubungan sosial dari produksi. Proses
modernisasi ekonomi berawal dari perubahan model produksi dari subsiten kepada model
produksi yang menghasilkan barang secara massal (banyak) untuk kepentingan pasar. Oleh
sebab itu, dari aspek fisikal dan teknologi adalah perubahan penggunaan alat produksi dari
tenaga manusia dan hewan kepada peralatan yang menggunakan mesin yang terbaru.
Perubahan model produksi dan pengunaan teknologi melibatkan perubahan jumlah modal
(finance). Orientasi produksi adalah adanya keuntungan yang sebanyak-banyaknya dengan
sedikit-dikitnya modal. Agar produksi dapat dilakukan secara massal dengan modal yang
sedikit, maka diperlukan peralatan teknologi yang canggih, alat transporasi yang cepat.
Proses penemuan peralatan teknologi yang canggih ini, akan melahirkan perkembangan ilmu
dan teknologi. Sedangkan dalam hubungan sosial akan muncul persaingan yang kompettitif
dan sehat, dimana pasar dan kualitas sebagai penentu keberhasilannya. Produksi yang
berorientasi pasar ini akan memerlukan perubahan pada pola perdagangan (pemasaran). Pasar
tradisional yang sederhana akan berkembangan menjadi pasar yang semaking kompleks
disebabkan semakin bertambahanya beraneka raagam dan jumlah produksi yang dijual
dipasar. Proses jual beli pula berkembang dari tukar-menukar barang kepada pengunaan uang
dan menggunakan check saja. Harga sangat ditentukan oleh keperluan barangan tersebut
dipasaran dengan perhitungan jumlah biaya produksi dan keuntungan yang akan diperoleh.
Modernisasi politik melalui tiga aspek yaitu institusi politik yang adil, sivilisasi, dan hukum
(law) yang adil. Pada masyarakat tradisional tidak wujud institusi politik yang jelas dan
terbuka. Rekrukmen politik berdasarkan keturunan, pemimpin politik bukan kerana
dikehendaki rakyat tetapi kerana hak istimewa yang dimiliki secara turun temurun. Patisipasi
politik tidak ada sebab tidak tersedianya lembaga politik yang bebas untuk menyalurkan
kepentingan rakyat. Partai politik, media massa, pemerintah yang bersih dan hukum tidak
mewujudkan fungsi yang sebenarnya. Oleh sebab itu, modernisasi politik adalah proses
transformasi politik kepada berfungsi lembaga politik secara benar untuk membela
kepentingan rakyatnya. Kepemimpinan politik lahir dari rakyat kerana kemampuannya
membela kepentingan rakyat, media massa yang bebas, dan lembaga hukum yang adil.
Umumnya modernisasi politik adalah terjadinya proses demokratisasi dalam semua aspek
demi wujudnya keadilan sosial.
4. Karaterisitik Modernisasi
Peneliti tentang karateristik modernisasi ini dilakukan oleh banyak pakar yang
masing-masing memiliki kesamaan tetapi terdapat perbedaan dalam mengemukakannya,
sebut saja misalnya Frank X Sutton (1976: 28) mengemukakan lima karateristik, yaitu:
1) bersifat universal, spesifik, dan mempunyai nilai motivasi,
2) mempunyai mobiliti tinggi dalam hubungan vertikal,
3) bersifat egaliterian,
4) kelas ditentukan berdasarkan kepakaran yang dimiliki, dan
5) umumnya memilki asosasi.
Peneliti lain yang memiliki pendapat yang sama adalah Robert A Ward dan Rustow,
mengemukakan tujuh karateristik, dapat disimpulkan sebagai berikut; mempunyai
differensiasi yang tinggi dan memiliki fungsi sistem yang spesifik pada organisasi
pemerintahan, mempunyai integritas yang tinggi pada struktur pemerintahan, umumnya
bersifat rasional, prosedur yang sekuler dalam proses politik. Dengan volume yang besar,
ruang yang luas dan efesiensi tinggi dalam proses politik dan administrasi. Pelaksanaan
Sumawinata (lepas Landas Indonesia). Kedua hasil kajian baru teori modernisasi
menampilkan Wong (Familiisma dan Kewiraswastaan di China), Dove (budaya lokal dan
pembangunan di Indonesia), dan Davis (Revisi Kajian Agama di Jepang dan Teori Barikade).
Sebenarnya peneliti yang beraliran modernisasi tidak terbatas pada pakar yang dikemukakan
Swarsono dan Alvin Y SO itu saja. Umumnya ilmuan cendrung menggunakan persfektif
modernisasi dalam menganalaisis fenomena negara-negara yang baru merdeka selepas tahun
50-an. Peneliti lain seperti C.E. Black, Eistand, Moore, Hungtinton, Dessay, Giddens, Weiner
dan lain-lainnya. Selain itu aliran Maxis-pun sudah dari awal mengkaji tentang teknologi dan
ekonomi yang merupakan salah satu aspek daripada modernisasi.
6. Modernisasi di Barat
Modernisasi bermula daripada dua sebab yaitu perkembangan ilmu dan teknologi
serta perkembangan industri di Eropa pada dekad ke 16, yang membawa perubahan secara
cepat pada masyarakat. Perubahan tersebut melahirkan masyarakat yang berbeda dari
masyarakat tradisional, sehingga disebut modern. Proses modern disebut modernisasi.
Modernisasi di Barat muncul dalam dua bentuk proses sosial. Pertama, modernitas, kedua,
modernisme. Kedua konsep tersebut mempunyai kandungan yang berbeda, tetapi saling
mendukung untuk satu tujuan membentuk masyarakat sejahtera dan masyarakat industri
(advance society). Ini bermakna, modernisasi merupakan proses perubahan sosial menuju ke
suatu titik tujuan, yang tujuan itu sendiri mempunyai standar yang relatif. Bagi sebuah negara
tujuan modernisasi adalah untuk meningkatkan karateristik ekonomi agar negara relatif lebih
stabil. (Chirot,Germani, More, dalam Vago:1989: 129). Modernitas mengacu pada ilmu dan
teknologi, ekonomi, dan fisikal, didalamnya terkandung dua konsep yaitu industri, ilmu dan
teknologi. Industri akan melahirkan produk keperluan manusia yang harus dinilai dengan
pertimbangan kualitas serta proses menejerial yang efesien, sedangkan ilmu dan teknologi
akan menyebarkan informasi tentang teknologi. Ilmu dan teknologi sangat diperlukan untuk
perkembangan industri. Sedangkan modernisme merujuk pada idiologi modern yang diwakili
melalui cara hidup cara berpakaian, pekerjaan dan hubungan sosial, didalamnya terkandung
dua konsep yaitu pendidikan dan demokrasi. Pendidikan akan memenuhi standarisasi
kecakapan yang diperlukan oleh industri, sehinga pendidikan sangat penting untuk
mendukung perkembangan industri. Pendidikan juga bergantung pada ilmu dan teknologi
bagai penyesuaian perkembangan teknologi yang diperlukan industri. Salah satu wadah
perkembangan ilmu serta penyebaran informasi dan teknologi, adalah lembaga pendidikan.
Demokrasi pula ditujukan agar produk industri bersifat manusiawi, dan kebijakan politik
pendidikan, sistem pendidikan di timur dipengaruhi oleh barat atau pengaruh negara yang
menjajahnya. Ilmu yang diajarkan adalah ilmu yang berasal dari barat, belum berusaha
menciptakan ilmu tersendiri yang sesuai dengan keperluan negaranya. Baru setelah akhir
abad ke 20 dan memasuki abad ke 21, negara-negara timur berusaha mengembangkan ilmu
dan metoda pengajaran tersendiri berdasarkan pengalaman yang diajarkan oleh barat. Dalam
bidang politik, demokrasi di negara timur (non barat) adalah demokrasi simbolik yaitu
demokrasi hanya pada tahapan simbolnya saja. Pemerintahan dijalan secara otorter, dan
sentralistik. Demokrasi yang sebenaranya belum muncul di negara timur, sebab masih
lemahnya ekonomi, pendidikan dan pengatahuan tentang demokrasi serta besarnya tekanan
dari barat. Jika negara timur melaksanakan demokrasi maka di dalam negerinya tidak ada
kestabilan politik. Namun demikian negara timur tidak pula merumuskan bentuk
pemerintahan yang cocok untuk negaranya, tetapi memakai demokrasi dari barat yang tidak
wujud secara benar. Aspek modernitas pula tidak wujud di negara timur, sebab semua
keperluan negara timur disediakan oleh barat, sehingga timur sangat bergantung kepada barat.
Oleh sebab itu negara timur hanya mementingkan ekonomi, tidak demokrasi, tidak ilmu dan
teknologi. Untuk meningkatkan ekonomi negara timur melaksankan program industrialisasi
melalui pemindahan industri di barat ke timur. Maka beridirlah pabrik besar di negara timur.
Bagi barat pula peluang ini dapat membebaskan barat daripada pencemaran sekitaran, biaya
murah, buruh murah, dan tersedianya bahan produksi yang banyak. Proses pemindahan
pabrik dari barat ke timur ini, tidak diikuti oleh pemindahan ilmu dan teknologi kepada timur.
Semua pekerja pakar dibawa dari barat, pekerja tempatan hanya pada level menengah dan
bawah. Oleh kerananya, tidak terjadi penyebaran informasi ilmu dan teknologi. Oleh sebab
itu, sesungguh proses modernisasi di timur sangat menguntungkan barat, sedangkan timur
hanya mendapat untung dibawah tekanan barat. Krisis mata uang sekarang ini merupakan
contoh melukiskan bahwa kekuasaan barat begitu besar terhadap timur. Sebenarnya timur
belum mampu secara sendiri menentukan proses modernisasi yang diperlukan oleh timur.
Hanya prinsip-prinsi asasnya sahaja yang diajarkan kepada manusia di timur. Oleh itu tidak
hairan apabila modernisasi di timur hanya berkembang pada tahap implikasi dari modernisasi
serta prinsif asasnya sahaja. Jika modernisasi di barat mewujudkan homogenisasi, liberalisasi
dan rasionalisasi, maka homogenisasi, liberalisasi, dan rasionalisasi akan menjadi bahan
perbincangan di timur tetapi hampir tidak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
disebabkan kesemua konsep tersebut diambil secara langsung dari barat. Modernisasi di timur
berakibat terhadap barat, terutama pada proses pemindahan industri di barat ke timur.
Pemindahan industri dari barat ke timur mengakibatkan terjadinya pengangguran di barat.
Pemilik pabrik lebih suka memakai tenaga kerja dimana kilangnya didirikan, sebab gaji
murah masa yang dipakai untuk bekerja lebih lama. Dibandingkan dengan buruh di barat
yang gajinya sangat tinggi dan masa kerja singkat. Pengangguran di barat adalah menjadi
beban pemerintahan, sebab umumnya di negara barat menanggung biaya pengangguran. Bagi
timur pula proses pemindahan indusrti ke timur oleh barat, akan melahirkan eksploitasi
terhadap sumber daya yang tersedia di timur, eksploitasi tenaga kerja, dan mengalirnya uang
dari timur ke barat sebagai pemilik modal. Dilihat dari segi lingkungan, umumnya pabrik
yang didirkan di timur tidak ramah pada lingkungan, akibatnya akan terjadi pencemaran
lingkungan, terutama terhadap sungai dan udara. Para petani yang biasanya hidup bergantung
pada hutan dan sungai terpaksa kehilangan tempat untuk mencari makan, sebab hutan telah
diambil industri, sedangkan sungai telah pula tercemar. Maka wujudlah petani yang tidak
punya tanah bahkan tidak punya pekerjaan.
8. Modernisasi Pada Masyarakat Agraris
Modernisasi pada masyarakat agraris non barat terjadi sebagaimana proses
modernisasi di negara non barat umumnya pada lingkup mikro. Dimana pada masyarakat
agraris terjadi proses kolonialisasi yang dilakukan oleh pemilik modal, dilanjutkan dengan
kotanisasi (mencontoh gaya hidup kota), dan urbanisasi. Modernisasi di masyarakat agraris
muncul disebabkan oleh pihak luar. Masyarakat desa tidak memahami apa yang dimaksud
dengan modern dan modernisasi. Oleh sebab itu, modernisasi pada masyarakat agraris (desa):
(1) dilakukan oleh pemerintah melalui program pembangunan desa dan
(2) yang terjadi dengan sendirinya disebabkan oleh interaksi dengan pihak luar, seperti pergi
ke kota, mencontoh di televisi, kemasukan agent perubahan ke desa dan kemasukan industri
di desa.
Modernisasi yang dilakukan pemerintah dilakukan dalam bentuk program-program
pembangunan pedesaan baik melalui perencanaan dari pusat mahupun perencanaan dari
masyarakat itu sendiri. Proses pembangunan masyarakat desa dihuraikan oleh Mohd. Shukri
Abdullah (1989) melalui tiga pendekatan pembangunan, yaitu pembangunan komuniti,
revolusi hijau dan pembangunan yang berorientasi pada kemiskinan. Kesemua pendekatan itu
bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian yang subsisten menuju ke pengembangan
hasil pertanian yang berorientasi pasar guna mengurangi kemiskinan. Gerakan yang paling
populer pada negara yang sedang membangunan tentang pembangunan masyarakat petani ini
adalah program land reform, yaitu program memberikan tanah kepada petani, subsidi pupuk,
pembuatan jalan ke desa, pembentukan pasar, pengadaan sekolah, pengadaan teknologi baru
bidang pertanian, pembentukan organisasi petani, program bimbingan pada petani, pemberian
pinjaman uang, dan insentif. Proses modernisasi dan perubahan sosial terjadi secara lambat.
(Mosher, 263;1966) Sedangkan modernisasi yang datang dari masyarakat sendiri (tanpa
pembangunan) disebabkan oleh mencontoh melalui interaksi langsung dengan masyarakat
luar, pendidikan, masyarakat kota yang datang. Selain itu muncul dari menonton televisi,
mendengar radio, mendengar pidato politik. Penyebab lain pada negara yang sedangkan
menjalankan industrialisasi adalah kemasukan pabrik di pedesaan (luar bandar).
Industrialisasi yang menggunakan peralatan modern sudah tentu sangat berbeda dengan
sistem produksi masyarakat yang masih subsisten yaitu bergantung kepada sumber alam, dan
bekerja untuk memenuhi keperluan hidup hari ini. Kesannya secara lansugn atau tidak
langsung akan terjadi konflik kepemilikan hak milik atas tanah atau hutan. Kehadiran industri
di masyarakat agraris akan mengakibatkan perubahan model produksi. Penduduk akan
berganti bekerja dari mengolah tanah miliknya sendiri menjadi bekerja di pabrik atau menjadi
buruh pada tanah milik orang lain. Hal ini disebabkan tanah (termasuk hutan) petani diambil
oleh industri. Maknanya penduduk kehilangan pekerjaan utama yaitu berkebun atau
berladang. Akibatnya akan terjadi proses peminggiran dan pemiskinan disebabkan perubahan
mode produksi dan pola konsumsi dengan pendapatan rendah sementara harga barang
menjadi tinggi disebabkan industri. Perubahan model produksi akan membawa perubahan
secara keseluruhan pada masyarakat terutama perubahan dalam ekonomi masyarakat dari
ekonomi subsisten agraris berubah ke ekonomi kapitalis atau menjadi pekerja yang
bergantung kepada industri, tetapi tetap saradiri. Bagi yang tidak mempunyai kecekapan yang
diperlukan industri masyarakat akan kehilangan pekerjaan, atau menjadi buruh di tempat lain
atau juga berpindah ke kawasan lain yang dapat menjamin kehidupannya. Perubahan
ekonomi ini mempunyai akibat terhadap perubahan lain dalam struktur sosial, sistem nilai
dan migrasi penduduk. Industri yang menyebabkan berkurangnya sumber kehidupan
masyarakat agraris disebabkan berkurangnya tanah dan hutan, memaksa penduduk untuk
merespon perubahan tersebut. Berkebun atau berladang sudah tidak boleh lagi sesuka hati,
tetapi sudah dibatasi oleh luas tanah yang sempit. Oleh kondisi yang demikian pertani akan
memilih untuk menggunakan tanah yang sedikit secara maksimal. Misalnya dengan
menggunakan baja yang cukup, bertanam dua atau tiga kali setahun, dan menjual hasil
pertanian untuk mendapatkan wang disebabkan seluruh keperluan harus diperoleh melalui
wang. Kemasukan industri bermakna mengembangkan pola interaksi dengan masyarakat luar
yang datang ke tempat mereka kerana bekerja pada kilang. Interaksi tersebut akan
menyebabkan pendedahan minda menuju ke masyarakat yang lebih modern dari sebelumnya.
Disinilah proses pencontohan terjadi, dan modernisasi berjalan dengan sendirinya. Pengaruh
dari mondeisasi ini akan menyebabkan perubahan nilai dan pola tingkah laku. Peter S.J. Chen
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk
bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
- memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
- mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
- mempertahankan hidup dari musuh alaminya. bereproduksi.
- merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu
beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Jenis Adaptasi
Adaptasi terbagi atas tiga jenis yaitu: Adaptasi morfologi adalah adaptasi yang
meliputi bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh
dan kaki burung berbeda sesuai makanannya. Adaptasi Fisiologi adalah adaptasi yang
meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu
organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh hewan memamah biak. Adaptasi
Tingkah Laku adalah adaptasi berupa perubahan tingkah laku. Misalnya: ikan paus yang
sesekali menyembul ke permukaan untuk mengambil udara.
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya.
Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut :
a. Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar
dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang
tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
b. Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah
dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap.
Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan
lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini
mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk
menangkap serangga.
c. Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya
tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya
d. Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar,
memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat
menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan
insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh
unsur yang diperlukan.
e. Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh
di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi
merupakan
penyesuaian
fungsi
fisiologi
tubuh
untuk
telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah
menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka
bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.
Sumber:
http://www.forumsains.com/biologi-smu/pengertian-adaptasi/