Anda di halaman 1dari 26

KARAKTERISTIK PERUMAHAN

Menurut Sidik (2000), karakteristik perumahan dapat


dipandang melalui hal – hal berikut :

1. Lokasinya tetap dan hampir tidak mungkin dipindah


2. Pemanfaatannya dalam jangka panjang
3. Bersifat heterogen secara multidimensional, terutama
dalam lokasi dan sumber daya alam.
4. Secara fisik dapat dimodifikasi.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI)
03-1733-2004 ketentuan dasar fisik lingkungan
perumahan harus memenuhi faktor-faktor berikut
ini:

1. Ketinggian lahan tidak berada di bawah permukaan air


setempat, kecuali dengan rekayasa/ penyelesaian teknis.

2. Kemiringan lahan tidak melebihi 15% dengan ketentuan:


a. Tanpa rekayasa untuk kawasan yang terletak pada lahan
bermorfologi datar landai dengan kemiringan 0-8%; dan
b. Diperlukan rekayasa teknis untuk lahan dengan kemiringan
8-15%.
Dilansir dari netherlands-tourism.com, sepertiga wilayah Belanda terletak di bawah permukaan air laut.
Titik terendahnya adalah 6,7 meter di bawah permukaan air laut.
PERSYARATAN KESEHATAN PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN
MENURUT KEPMENKES NO 829/MENKES/SK/VII/1999 ADALAH :

1. Lokasi
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran
lahar, tanah longsor, gel tsunami, daerah gempa, dll
Tidak terletak pada daerah bekas TPA sampah atau bekas tambang
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti
jalur pendaratan penerbangan

2. Kualitas udara
Suhu udara nyaman antara 18 – 30 o C; Kelembaban udara 40 – 70 %; Gas
SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam; Pertukaran udara 5 kaki 3
/menit/penghuni; Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam; Gas formaldehid
kurang dari 120 mg/m3
Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas
lantai.
3. Kebisingan dan Getaran
Kebisingan dianjurkan 45 dB A, mak 55 dB. A
Tingkat getaran mak 10 mm/ detik

4. Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang


bersarang di dalam rumah.

5. Pembuangan Limbah
Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari
sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari
permukaan tanah;
Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak
menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air
tanah.
Kepadatan hunian; Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan
tidak untuk lebih dari 2 orang.
KUALITAS TANAH DI DAERAH PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN HARUS
MEMENUHI PERSYARATAN BERIKUT:

Kandungan Timah hitam (Pb) mak 300 mg/kg


Kandungan Arsenik (As) total mak 100 mg/kg
Kandungan Cadmium ( Cd) mak 20 mg/kg
Kandungan Benzo(a) pyrene mak 1 mg/kg
PERSYARATAN RUMAH TINGGAL MENURUT KEPMENKES NO.
829/MENKES/SK/VII/1999 ADALAH:

1. Bahan bangunan

Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepapaskan bahan yang


dapat membahayakan kes, antara lain: debu total kurang dari 150
ug/m2, asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum
(Pb) kurang dari 300 mg/kg
Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
bekembangnya mikroorganisme patogen
2. Komponen dan Penataan Ruang

Lantai kedap air dan mudah dibersihkan


Dinding rumah memiliki ventilasi, dikamar mandi dan kamar cuci
kedap air dan mudah dibersihkan
Langit2 rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
Ada penangkal petir
Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/ atau buatan langsung
maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh
ruangan dengan intensitas penerangan 60 lux dan
tidak menyilaukan mata

4. Kualitas udara
Suhu udara nyamannya 18-30 0 c
Kelembaban udara 40-70 %
Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam
Pertukaran udara
PRASARANA DAN SARANA LINGKUNGAN
PEMUKIMAN:

Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi kel dengan


konstruksi yang aman dari kecelakaan

Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan


vektor penyakit

Memiliki sarana jln lingk konstruksi trotoar tidak membahayakan,


jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan
jalan tidak menyilaukan mata

Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air


yang memenuhi persyaratan kesehatan
Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi
syarat kesehatan

Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah RT harus memenuhi


syarat kesehatan

Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kes, kom, t4 kerja, t4


hiburan, t4 pendidikan, kesenian, dll

Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan


penghuninya

Tempat pengelolaan makanan harus menjamin tidak terjadi


kontaminasi makanan yg dapat menimbulkan keracunan
Unsur-unsur Pemukiman

1. Penduduk / Warga / Perkumpulan Orang-orang atau


manusia
2. Rumah
3. Sarana fisik
KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG LINGKUNGAN
PEMUKIMAN

Kondisi perumahan dan permukiman saat ini masih


ditandai oleh:

- Belum mantapnya system penyelengaraan termasuk


system kelembagaan,
- Rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan yang layak
dan terjangkau,
- Menurunnya tingkat pemenuhan permukiman.
Dari segi kualitas pelayanan prasarana dan sarana dasar
lingkungan, masih banyak kawasan yang tidak dilengkapi dengan
berbagai prasarana dan sarana pendukung, fasilitas sosial dan
fasilitas umum.

Secara fisik lingkungan, masih banyak ditemui kawasan


perumahan dan permukiman yang telah melebihi daya tampung
dan daya dukung lingkungan.

Dampak dari semakin terbatas atau menurunnya daya dukung


lingkungan, diantaranya meningkatnya lingkungan permukiman
kumuh pertahunnya sehingga pada saat ini luas lingkungan
permukiman kumuh telah mencapai 47.500 ha yang tersebar tidak
kurang dari 10.000 lokasi.
Tantangan, Kendala, Dan Peluang
Pembangunan Perumahan Dan Permukiman

Secara umum tantangan yang dihadapi dalam pengadaan dan


pembangunan perumahan dan permukiman, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
Pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman terutama
bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Mengurangi kesenjangan pelayanan prasarana dan sarana antar
tingakat golongan masyarakat.
Meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha.
Penyediaan pasarana dan sarana perumahan dan permukiman
yang serasi dan berkelanjutan.
Pengelolaan pembangunan perumahan dan permukiman secara
efektif dan efisien.
Kendala Pembangunan Perumahan Dan
Permukiman

Pelaksanaan Pembangunan Perumahan Dan


Permukiman tentu tidak lepas dari berbaga
kendala, yang antara lain dapat berupa:

-Terbatasnya lahan yang tersedia


-Rendahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat
-Terbatasnya informasi
-Terbatasnya kemampuan pemerintah daerah
Peluang Pembangunan Perumahan Dan
Permukiman

Disamping tantangan dan kendala, ada juga peluang yang dapat


dimanfaatkan dalam pembangunan perumahan dan permkiman.

Peluang itu adalah semakin meningkatnya pendapatan daerah,


meningkatnya kemampuan dan kepedulian dunia usaha dan
masyarakat, terkendalinya pertumbuhan penduduk, telah
tersusunnya sejumlah rencana tata ruang baik di tingkat propinsi
maupaun kabupaten bahkan tingkat kecamatan, perkembangan
ilmu poengetahuan dan teknologi, serta mulai meningkatnya
koordinasi dalam pembangunan perumahan dan permukiman.
Perumahan dan Permukiman Ditinjau dari
Aspek Kesehatan
Ditinjau dari aspek kesehatan, maka perumahan dan permukiman harus mendapat
perhatian karena :
1. Perumahan/permukiman dapat menimbulkan kemudahan
untuk terjadinya penularan penyakit baik antar keluarga
maupun anggota keluarga yang lain.

Penularannya dapat berupa penularan langsung (penyakit kulit, mata, cacar dan
lain-lain.
Serta penyakit yang menular atau yang ditimbulkan karena makanan yang dimakan
secara bersama (penyakit saluran pencernaan makanan, peracunan makanan dan
lain-lain).
Dan penyakit yang ditularkan oleh vektor, karena sanitasi rumah dan lingkungan
yang tidak baik (pes, malaria, dan lain-lain)
2. Pencemaran lingkungan, misalnya oleh limbah
rumah tangga, sampah, dsb
3. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan karena
masalah lingkungan social, seperti stress, dsb.
Rumah atau tempat tinggal yang buruk atau kumuh
dapat mendukung terjadinya penularan penyakit dan
gangguan kesehatan, :

1. Infeksi saluran napas, contoh : TBC, influenza, campak, dsb.


2. Infeksi pada kulit, contoh : Skabies, impetigo, dan lepra.
3. Infeksi akibat infestasi tikus, contoh : pes dan leptospirosis
4. Arthropoda, contoh : infeksi saluran pencernaan dan dengue,
malaria, dsb
5. Kecelakaan, contoh : terpeleset, patah tulang, dan geger ptak.
6. Mental, contoh : neurosis, gangguan kepribadian, psikosomatis
. (Chandra, Budiman. 2007)
Agenda Global Perumahan dan Permukiman
Permasalahan perumahan dan permukiman sesungguhnya tidak dapat
dilepaskan dari berbagai perkembangan dimensi sosial, ekonomi dan
lingkungan, baik ditingkat lokal, nasional, regional maupun global.

Dalam rangka penanganan permukiman kumuh diperkotaan, khususnya


sebagai dampak urbanisasi dari desa ke kota, telah dicanangkan pula
Declaration on Cities Without Slums.

Berdasarkan Plan Of Implementation dari World Summit


Sustainable Development di Johanesburg awal September
2002, telah ditargetkan agar pada tahun 2015 sekitar 50%
penduduk miskin di dunia tertentaskan dari kemiskinanya,
termasuk dapat terpenuhi kebutuhan akan perumahan yang
layak.
Untuk selanjutnya, visi yang ditetapkan hingga 2020 didalam penyelenggaraan
perumahan dan permukiman :

“Setiap orang (KK) Indonesia mampu memenuhi kebutuhan rumah yang layak
dan terjangkau pada lingkungan yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan
dalam upaya terbentuknya masyarakat yang berjati diri, mandiri dan produktif
”.
Misi yang harus dijalankan dalam rangka mewujudkan visi penyelenggaraan
perumahan dan permukiman:
1. Melakukan pemberdayaan masyarakat dan para pelaku kunci lainnya di
dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman
2. Mamfasilitasi dan mendorong terciptanya iklim yang kondusif didalam
penyelenggaraan perumahan dan permukiman
3. mengoptimalkan pandayagunaan sumber daya pendukung penyelenggaraan
perumahan dan permukiman.

Anda mungkin juga menyukai