Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI PENGHIDUPAN MASYARAKAT

PASCA BENCANA ALAM GEMPABUMI


30 SEPTEMBER 2009 DI KOTA PADANG
(Kasus Masyarakat, Kelurahan Kampung Pondok dan Kelurahan Purus, Kecamatan Padang Barat)

Aisyah Maya Tara


asy4_may4@yahoo.co.id

M. Baiquni
baiquni99@gmail.com

Abstract

Natural disasters an earthquake in the city of Padang on 30 September 2009 cause many
casualty and damage very large against life source of people. An earthquake this gives climate change
which means against the victims were still alive. Hence this research aimed at 1). Acknowledge the
changing life source of people after the earthquake 2). Know the impact, and business recovery that
occurs in asset, access, and the activity of people aftermath of the disasters an earthquake. 3).
Knowing strategy life source of people fishing communities and traders. This research using a method
of descriptive qualitative. The research area divided into two urban villages of Purus and Kampung
Pondok. The sample done by means of non probability of sampling. Fast or slow the recovery of
livelihood those societies depend on many factors, such as the level of damage regional and owned
assets and activities of access and the activity of society.

Keywords: impact of earthquakes, livelihood, recovery

Abstrak
Bencana alam gempabumi di Kota Padang pada tanggal 30 September 2009 menyebabkan
banyaknya korban jiwa dan kerusakan sangat besar terhadap penghidupan masyarakat. Gempabumi ini
memberi dampak perubahan yang berarti terhadap korban yang masih hidup. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk 1). Mengetahui perubahan penghidupan masyarakat pasca gempabumi
2). Mengetahui dampak dan usaha pemulihan yang terjadi pada asset, akses, dan aktivitas masyarakat
paca bencana alam gempabumi. 3). Mengetahui strategi penghidupan masyarakat nelayan dan
pedagang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Daerah penelitian terbagi atas dua
kelurahan yaitu Kelurahan Purus dan Kelurahan Kampung Pondok. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara non probability sampling. Cepat atau lambatnya pemulihan penghidupan masyarakat
tersebut bergantung kepada banyak faktor diantaranya tingkat kerusakan daerah serta aset yang
dimiliki dan kegiatan akses dan aktivitas masyarakat.

Kata kunci: dampak gempabumi, penghidupan, pemulihan

223
(Kelurahan Purus dan Kelurahan Pondok). 2).
PENDAHULUAN Mengetahui dampak yang terjadi pada aset,
Bencana alam merupakan suatu bentuk akses dan Aktivitas masyarakat nelayan dan
dinamika wilayah yang tidak pernah terduga dan pedagang dalam menjalani kehidupan sehari-
tidak dapat diramalkan bahkan diprediksi oleh hari serta usaha masyarakat dalam pemulihan.
kecangihan teknologi sekalipun. Salah satu 3). Mengetahui strategi masyarakat nelayan dan
bencana alam yang terjadi di Indonesia adalah pedagang dalam bertahan hidup pasca
Gempabumi berkekuatan 7,9 skala Richter gempabumi di Kecamatan Padang Barat
mengguncang wilayah Sumatra Barat pada 30 (Kelurahan Purus dan Kelurahan Pondok).
September 2009. Gempabumi tersebut telah Penghidupan adalah merupakan sebuah
menimbulkan dampak yang besar terhadap kesatuan dari kemampuan aset termasuk aspek
semua aspek kehidupan, seperti aspek fisik- sosial dan aktivitas yang dilakukan untuk
lingkungan, ekonomi-keuangan, sosial-budaya menunjang hidup. Penghidupan dapat
serta politik-pemerintahan sehingga berkelanjutan apabila bisa pulih dari tekanan
meninbulkan kerugian yang cukup parah di Kota seperti bencana alam dan lain-lain dengan
Padang. mengunakan aset dan kemampuan yang dimiliki
Berdasarkan data Badan Penanggulangan sekarang tanpa mengantungkan kepada
Bencana/Diskominfo Kota Padang, jumlah sumberdaya alam (Chambers dan Cownway,
korban jiwa di Kota Padang mencapai 383 1992 dalam Ellis, 2000).
orang, rumah rusak berat 33.597, rusak sedang Pada hakekatnya semua jenis bencana
35.816, rusak ringan 37.615, dan sarana baik yang disebabkan oleh alam, ulah manusia,
prasarana mencapai 1.600 lebih. Gempabumi ini dan atau keduanya, seperti gempabumi, tsunami,
telah menimbulkan kemacetan terhadap kegiatan letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor,
ekonomi Kota Padang sebagai pusat ekonomi kekeringan, kebakaran hutan/bencana asap,
utama daerah. Sektor yang terkena imbas wabah hama penyakit, dan bencana akibat
langsung adalah perdagangan grosir, jasa kecelakaan industri serta kegagalan teknologi
keuangan, kepariwisataan, pelayanan pendidikan yang selalu mengancam kehidupan bangsa
dan kesehatan serta jasa pemeritahan. Kawasan Indonesia. Bencana mengakibatkan penderitaan
yang terkena dampak langsung dari bencana manusia, kerugian harta benda, kerusakan
gempabumi akan mengalami kemacetan lingkungan, sarana dan prasarana, serta fasilitas
ekonomi yang serius, sebagai akibat rusaknya umum (BMKG, 2006)
prasarana dan sarana pendukungnya. Melalui konsep penghidupan yang
Kegiatan produksi dan distribusi serta berkelanjutan, kita dapat memperoleh gambaran
konsumsi akan terganggu, sebagai akibat mengenai kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap
bencana yang menghancurkan sistem ekonomi masyarakat untuk menjalankan kehidupannya.
dan sosial serta pelayanan umum di kawasan Dengan menggunakan kapasitas atau
tersebut. Kemacetan ini menyebabkan proses kemampuan yang dimiliki serta kepemilikan
pemiskinan akan meningkat tajam, hal ini sumberdaya untuk mencapai tingkat kehidupan
merupakan dampak dari peningkatan status yang diharapkan. Berkaitan dengan bencana
kemiskinan tersebut. Sebagian dari mereka akan alam gempabumi, bagaimana mereka dapat
merantau, sisanya akan bertahan di kampung pulih dan bertahan hidup pada saat masa-masa
dengan segala kekurangan yang terjadi yang krisis, serta tindakan apa saja yang mereka
mendorong akses ekonomi dan sosial. lakukan untuk segera pulih dari keadaan setelah
Diperkirakan kegiatan ekonomi dan sosial di gempabumi. Perbedaan kondisi yang terjadi
kawasan tersebut akan mulai pulih dalam jangka sudah berbeda dengan keadaan sebelumnya.
waktu setahun sampai dua tahun, dimana Banyaknya masyarakat yang jatuh miskin dan
pemulihan ini juga dipengaruhi oleh kebijakan kehilangan harta benda yang sangat berharga.
pemerintah untuk percepatan pemulihan Pada konteks keluarga miskin, strategi
tersebut. penanganan masalah ini pada dasarnya
Tujuan dari penelitian ini adalah 1). merupakan kemampuan segenap anggota
Mengetahui perubahan penghidupan masyarakat keluarga dalam mengelola dan menata berbagai
pasca bencana alam gempabumi pada sektor aset yang dimilikinya.
sosial dan ekonomi di kecamatan Padang Barat
224
Konsep penghidupan berkaitan dengan hasil wawancara dan survei di lapangan. Setelah
isu mendasar mengenai penangulangan dibaca dipelajari dan ditelaah lagi kemudian
kemiskinan dan pengelolahan sumberdaya. Hal menyusun dalam satuan. Satuan- satuan itu
ini berkaitan dengan kepemilikan aset menjadi kemudian dikategorikan dan di olah dengan
bernilai ekonomi dan aktivitas yang menggunakan tabel frekwensi.
dilakukannya untuk mewujutkan rumahtangga Pengumpulan data di lakukan dengan
yang bertahan (Baiquni, 2007). cara Studi pustaka, studi pustaka yaitu metode
Bencana alam gempabumi yang melanda pengumpulan sebagian literatur sesuai dengan
Kota Padang berdampak sangat besar tema peneliti serta melakukan observasi dimana
pengaruhnya terhadap perubahan mata cara dan teknik pengumpulan data dengan
pencaharian masyarakat. Kekhawatiran akan melakukan pengamatan dan pencatatan secara
keberlanjutan mata pencaharian dimasa depan sistemmatis terhadap gejala atau fenomena yang
inilah yang menyebabkan masyarakat dituntut ada pada objek penelitian di Kelurahan
untuk terus bertahan hidup dan memanfaatkan Kampung Pondok dan Kelurahan Purus.
potensi yang dimiliki oleh setiap individu, serta Selanjutnya Survei penelitian yang diadakan
memanfaatkan aset, akses, dan aktivitas yang untuk memproleh fakta dari gejala-gejala yang
mereka miliki. ada dan mencari keterangan secara faktual.
Selanjutnya juga melakukan wawancara tanya
METODE PENELITIAN jawab terhadap responden penelitian seperti
Daerah penelitian dipilih berdasarkan pedagang di Kelurahan Kampung Pondok dan
karakteristik mata pencaharian dan kondisi fisik Nelayan di Kelurahan Purus, tidak lupa
serta sosial masyarakat, sehingga dapat mengambil dokumentasi berupa foto pada
mengambarkan kondisi yang terjadi di daerah penelitian.
Kecamatan Padang Barat agar dapat ditemukan
perbedaan antara daerah tesebut terhadap
penghidupan setelah gempabumi terjadi. Metode
penelitian menggunakan deskriptif kualitatif.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non
probability sampling, dengan cara purposive
sampling yaitu sampel yang dipilih secara
cermat dengan mengambil orang atau objek
penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-ciri
yang tepat. Penelitian ini berfokus pada
perubahan penghidupan masyarakat.
Penentuan sampel berdasarkan 1). lokasi
tingkat kerusakan terparah di Kecamatan Padang
Barat 2). berdasarkan mata pencaharian
masyarakat 3). keadaan masyarakat dan etnis
dari setiap daerah. Unit analisi yang digunakan
adalah individu korban gempabumi. Pada
penelitian ini pengambilan sampel ditentukan
oleh peneliti dikarenakan nelayan di Kelurahan
Purus dan pedagang pada Kelurahan Kampung
Pondok yang terkena dampak dari bencan
gempabumi. Dengan jumlah sampel sebanyak
26 orang masyarakat yang terkena dampak
bencana alam gempabumi di Kelurahan Purus
dan 30 orang masyarakat pedagang yang terkena
dampak gempabumi di Kelurahan Kampung
Pondok. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian.
Adapun langkah-langkah proses dalam
analisis data adalah Menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber didapatkan dari
225
HASIL DAN PEMBAHASAN dirasakan sangat kurang setelah kejadian
gempabumi.
Permasalahan penghidupan yang terjadi
Usaha dan cara bertahan hidup yang
pasca bencana adalah hal yang sangat serius dan
dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Kampung
harus segera ditanggulangi. Dari hasil temuan di
Pondok adalah dengan mengadakan pelelangan
lapangan, banyak cara yang dilakukan untuk
barang. Tidak semua barang dapat dijual dengan
bertahan hidup dan untuk mengatasi masalah
cara melelang, disesuaikan dengan jenis barang
pada saat situasi darurat. Pemulihan
yang akan dilelang. Sebanyak 13% barang
penghidupan tidak terlepas dari tiga komponen
dagangan sisa-sisa dari gempabumi ini dilelang,
diantaranya adalah aset, akses, dan aktivitas ke
pelelangan ini bertujuan untuk mengurangi
tiga komponen tersebut saling berkaitan dan
kerugian, sebagai modal baru untuk meneruskan
merupakan faktor yang menjadi acuan
usaha yang sempat hancur akibat gempabumi.
pemulihan seseorang dalam menjalani
Selanjutnya cara yang dilakukan menjual
kehidupan pasca bencana.
barang dengan harga murah, cara ini dirasakan
Perubahan penghidupan yang dialami
sangat efektif dalam pemasaran barang
oleh masyarakat Minangkabau khususnya di
dagangan. Dengan cara menjual barang-barang
Kelurahan Kampung Pondok dan Kelurahan
yang masih layak pakai dengan harga jual yang
Purus sangat besar. Terlihat jelas dari aktivitas
cukup terjangkau dan lebih murah dari harga
yang dilakukan oleh masyarakatnya pada
biasanya. Sebanyak 30% kegiatan seperti ini
kejadian sesudah dan sebelum gempabumi.
Perubahan penghidupan yang terjadi dilakukan oleh para pedagang.
pada Kelurahan Kampung Pondok yaitu lebih Cara dan usaha masyarakat pedagang
kepada pengaturan pengeluaran dan selain melelang dan menjual murah, para
memanfaatkan uang untuk kebutuhan pokok, pedagang juga menggunakan jasa kredit
disamping itu perubahan pola fikir masyarakat sebanyak 60% pedagang melakukannya. Hal ini
untuk lebih waspada dan melindungi aset bertujuan untuk mengumpulkan modal awal
mereka dari kerugian, dimana sebelumnya tidak dalam membuka usaha baru maupun
terfikirkan oleh sebagian pedagang dalam melanjutkan usaha perdagangan. Selanjutnya
menjalankan usaha dan bisnis mereka. Para membuka usaha baru sebanyak 23% usaha baru
pedagang tidak mengalami perubahan mata yang tumbuh disebabkan para pedagang melihat
pencaharian, mereka tetap bertahan dengan mata keuntungan peluang bisnis yang bagus dari
pencaharian sebagai pedagang dengan barang usaha yang akan mereka jalani. Banyak dari
dagangan masih sama serta menambah usaha masyarakat Kelurahan Kampung Pondok
baru yang dirasakan lebih menguntungkan. membuka usaha baru seperti laundry pakaian
Perubahan penghidupan yang dirasakan yang tergolong usaha baru di Kota Padang.
oleh masyarakat nelayan pada Kelurahan Purus Usaha dan cara bertahan hidup yang
adalah banyak dari para nelayan yang mencari dilakukan oleh masyarakat nelayan di Kelurahan
alternatif pekerjaan untuk bertahan hidup dan Purus adalah terlibat dalam kegiatan sosial
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan ekonomi yang mereka bentuk, seperti arisan,
menjadi buruh bangunan dirasakan lebih kegiatan pengajian berdimensi kepentingan
menguntungkan dibandingkan sebagai nelayan ekonomi, simpan pinjam, dan jaringan sosial
dengan pendapatan tidak menentu. Dengan yang bisa mereka manfaatkan untuk menunjang
kejadian bencana alam gempabumi membuat kelangsungan hidup keluarga. Sebanyak 46%
kehidupan mereka menjadi tidak jelas. Dari masyarakat nelayan memanfaatkan jaringan
setiap bencana yang ada melahirkan banyak sosial. Hadirnya kegiatan-kegiatan tersebut
hikmah, salah satunya gempabumi ini membuat merupakan cara adaptasi masyarakat nelayan
masyarakat Kelurahan Purus menjadi produktif. dalam menghadapi kesulitan hidup yang
Masyarakat yang biasanya hanya sebagai dihadapinya.
pengangguran, sekarang mereka mencari Julo-julo adalah sebuah organisai sosial
pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. yang berkebang di tengah masyarakat
Selain sisi positifnya, sisi negatif yang Minangkabau. kususnya pada masyarakat
ditimbulkan dari bencana gempabumi ini adalah petani, nelayan, pedagang. Keberadaan
masyarakat Kelurahan Purus menjadi sangat kelompok julo-julo ini tergantung pada
individual. Rasa tolong menolong antar sesama ketersediaan pasar dan kebutuhanya. Julo-julo

226
dapat berupa kelompok di tengah masyarakat Tabel 1. Strategi Pemulihan Penghidupan
untuk saling pinjam meminjam tenaga kerja Masyarakat.
kelompok, juga dapat pula sebagai pinjam Kelurahan Kelurahan
meminjam barang atau jasa, bahkan uang. Julo- Strategi Kampung Purus
julo yang berkembang di masyarakat Pemulihan Pondok
Minangkabau dapat berupa tenaga untuk Penghidupan M T M T
mengelolah lahan pertanian, julo-julo untuk (%) (%) (%) (%)
membangun rumah dan julo-julo untuk kegiatan Asuransi 40 60 - -
pengeluaran lainya yang membutuhkan tenaga Kredit/Pinjaman 60 40 - -
dan biaya yang besar. Sehingga julo-julo Tabungan 67 33 27 73
sebenarnya merupakan bentuk dari Organisasi 77 23 65 35
pengembangan budaya gotong royong, yang Memanfaatkan - - 58 42
tercermin dalam pepatah adat Minangkabau Sumberdaya
yakni: ringan samo dijinjiang, barek samo Alam
dipikua. Keberadaan Julo-julo semakin hari Peralihan Mata - - 54 46
semakin berkurang, ini disebabkan oleh aktivitas Pencaharian dan
masyarakat. Selain aktivitas yang padat, Kerja
semakin meningkatnya kebutuhan hidup sampingan
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
Peran Istri/ - - 69 31
julo-julo ditinggalkan masyarakat. Bagi mereka
Wanita
yang telah mengikuti kegiatan julo-julo ini Keterangan M: Memanfaatkan T: Tidak Memanfaatkan
mereka menunggu semua anggotanya dapat Sumber: Data Primer
terbantu dahulu, setelah itu mereka dapat keluar
dari kegiatan julo-julo Hidup penuh dengan risiko yang terduga
Sebanyak 27% masyarakat nelayan maupun tidak terduga, oleh karena itulah kita
melakukan usaha bertahan hidup dengan cara perlu memahami akan pentingnya asuransi.
menjual barang-barang berharga seperti emas, Kejadian alam gempabumi ini telah memakan
hewan ternak, sepeda motor serta barang-barang banyak korban, baik korban jiwa maupun harta,
yang dapat dijual. Kegiatan ini terpaksa mereka seperti mengingatkan kita akan perlunya
lakukan, karena mereka sudah tidak punya apa- asuransi. Bagi setiap anggota masyarakat
apa lagi untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari termasuk dunia usaha, risiko untuk mengalami
sehingga alternatif tercepat untuk mendapatkan ketidakberuntungan seperti ini selalu ada. Dalam
uang dengan cara menjual barang-barang yang rangka mengatasi kerugian yang timbul,
ada. manusia mengembangkan sebuah cara dalam
Cara yang paling sering dilakukan oleh mengatasi masalah tersebut yang saat ini kita
masyarakat nelayan ini adalah dengan cara kenal sebagai asuransi. Asuransi merupakan
hutang/bon di warung yang menjual kebutuhan salah satu pendukung pemulihan yang dirasakan
pokok seperti beras, sayur dan lain-lain. sangat bermanfaat pada saat terjadinya
Sebanyak 31% masyarakat menggunakan cara gempabumi di Kelurahan Kampung Pondok.
seperti ini dalam memenuhi kebutuhan Strategi pemulihan dengan cara seperti ini lebih
hidupnya. Pembayaran hutang/bon ini dilakukan membantu para pedagang dalam menjaga dan
ketika para suami mendapatkan hasil dari mempertahankan aset yang mereka miliki agar
melaut. Kegiatan ini dilakukan atas dasar saling tidak mengalami kerugian dalam bisnis
percaya, kegiatan ini seperti roda yang berputar perdagangan yang mereka jalani.
setiap hari pada masyarakat nelayan dalam Salah satu strategi penghidupan yang
memenuhi kebutuhan hidup. dilakukan oleh para pedagang pada Kelurahan
Strategi pemulihan penghidupan yang Kampung Pondok adalah dengan cara
dilakukan oleh Kelurahan Kampung Pondok dan pemanfaatan kemampuan keuangan serta aset
Kelurahan Purus seperti yang di tunjukan pada yang miliki, mereka sebelum membuka usaha
Tabel 1. berikut ini. mereka telah memikirkan kemungkinan terburuk
yang akan terjadi dalam kehidupan dan usaha
mereka, sehingga mereka melindungi aset dan
barang-barang berharga mereka dengan berbagai

227
cara diantaranya dengan cara asuransi. Asuransi gempabumi. Peralihan dan mencari alternatif
tanpaknya sangat bermanfaat bagi sebagian lain selain menjadi nelayan membuat
pedagang di daerah ini. Sebanyak 40% para masyarakat pada kelurahan ini dituntut untuk
pedagang memanfaatkan asuransi sebagai dapat lebih mandiri, serta dapat berinovasi lebih
jaminan aset mereka. Belajar dari pengalaman baik lagi seperti pekerjaan industri rumahan.
setelah kejadian gempabumi ini, para pedagang Setelah kejadian gempabumi, permintaan akan
di Kelurahan Pondok tanpaknya lebih tenaga dan buruh bangunan terus meningkat,
mempercayakan dan mengikutkan asuransi toko peningkatan ini disebabkan oleh tingginya
serta barang dagangan yang ada, karena tidak permintaan akan perbaikan infrastruktur yang
mau terjadi kerugian lagi terhadap aset yang rusak akibat gempabumi.
mereka miliki. Para pedagang masih trauma Banyaknya rumah, jalan, bangunan yang
akan gempabumi yang terjadi. rusak membuat masyarakat pada Kelurahan
Sekitar 60% masyarakat Kelurahan Purus memanfaatkan tenaga dan kemampuan
Kampung Pondok melakukan pinjaman untuk mereka menjadi tukang bangunan, hal ini
memperbaiki kehidupan dan usaha mereka. menjadi peluang besar bagi mereka untuk
Sebanyak 67% masyarakat pada Keluraha memulihan kondisi perekonomian rumahtangga
Kampung Pondok memanfaatkan tabungan. mereka setelah gempabumi.
Kegiatan menabung telah berlangsung semenjak Strategi penghidupan yang dilakukan
mereka mulai berdagang dan berbisnis. Begitu selanjutanya yaitu penambahan aktivitas yang
juga dengan para nelayan yang memanfatkan dilakukan oleh para wanita dan ibu-ibu pada
tabungan sebanyak 27% dalam pemulihan Kelurahan Purus. Sebelum terjadinya
penghidupanya. gempabumi banyak dari para ibu-ibu yang
Peran dari organisasi sangat penting pada menjadi Ibu rumahtangga, mereka hanya
kedua kelurahan ini terlihat bahwa pemanfaatan mengharapkan penghasilan dari suami mereka
organisasi untuk pemulihan penghidupan yang memiliki mata pencaharian sebagai
tergolong besar di kedua keluran ini, terlihat nelayan. Pada saat sekarang setelah bencana
sebanyak 77% di Kelurahan Kampung Pondok alam gempabumi, tampakanya telah merubah
dan 65% Pada Kelurahan Purus. sebahagian besar dari aktivitas yang mereka
Sebanyak 58% masyarakat pada lakukan, mereka merasakan pendapatan yang
Kelurahan Purus sangat menggantungkan diberikan oleh suami sebagai nelayan menjadi
hidupnya kepada sumberdaya alam yaitu laut, menurun dan tidak mencukupi lagi. Dengan
hal ini disebabkan oleh keterbatasan keadaan demikian para nelayan juga merasakan
kemampuan pekerjaan yang dimiliki oleh setiap kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
individu pada Kelurahan Purus. Kondisi seperti ini memaksa para ibu-ibu dan
Selain memanfaatkan sumberdaya alam wanita di Kelurahan Purus untuk mencari
yang ada, pemulihan penghidupan dilakukan tambahan penghasilan, dengan cara bekerja
dengan cara peralihan mata pencaharian. sebagia tukang cuci pakaian dan menjadi
Peralihan ini bertujuan untuk memenuhi pembantu rumahtangga, membuka lapangan
kebutuhan hidup serta menggantikan pekerjaan pekerjaan baru seperti pengolahan hasil laut dan
sementara dari nelayan yang dianggap kurang industri rumahan.
menguntungkan. Beralihnya mata pencaharian Peran wanita dan ibu-ibu pada pada
mengakibatkan banyaknya terdapat nelayan kecamatan ini berpengaruh besar dalam
temporer pada Kelurahan Purus, peralihan mata pemulihan penghidupan setelah gempabumi.
pencaharian ini menyebabkan para nelayan Tercatat bahwa 69% peran wanita dalam
temporer tidak menggantungkan hidupnya dari mencukupi penghidupan rumahtangga nelayan,
melaut beralih menjadi tukang bangunan, buruh, hal ini terjadi dikarenakan kebutuhan ekonomi
pedagang, maupun supir angkot. Tercatat bahwa yang terus meningkat dan kemampuan yang
54% masyarakat pada Kelurahan Purus dimiliki oleh setiap wanita untuk bekerja. Selain
mengalami peralihan mata pencaharian dan kegiata tersebut. Peran wanita terutama istri
mencari pekerjaan sampingan setelah menjadi berat ketika para nelayan melaut,
gempabumi terjadi. Dengan adanya pekerjaan karena tanggung jawab keluarga seutuhnya
sampingan ini telah membuat masyarakat dapat dilimpahkan kepada istri untuk menjaga
berangsur pulih dari kondisi terburuk akibat keluarga selama para suami melaut. Para

228
nelayan yang melaut tidak pulang selama hingga mempengaruhi dalam waktu pemulihan
berhari-hari sehingga peran suamipun diambil kehidupan masyarakat.
alih oleh para istri, semua kebutuhan keluarga Dampak terhadap aset, akses dan
dipenuhi oleh para istri, hal ini menyebabkan aktivitas adalah pada saat situasi setelah
para istri harus bekerja dan mencari nafkah gempabumi pada kedua kelurahan ini, dimana
untuk kebutuhan keluarga. semua menata kembali aset yang mereka miliki
Dengan dibangunnya wisata kuliner dan memanfaatkan kelima modal utama yang
masakan laut di sekitar daerah Bandar Purus, mereka miliki yaitu modal alam, finansial,
para nelayan merasa sedikit terbantu dalam sosial, manusia, fisik sehingga menunjang
menjuah hasil tangkapan laut yang didapatkan, terhadap aktivitas dan akses yang ada.
dibandingkan dengan menjual ke pasar. Para Usaha dan cara bertahan hidup yang
nelayan ini lebih mudah dan cepat mendapatkan dilakukan pada Kelurahan Kampung Pondok
uang dengan hasil penjualan ikan ke warung- adalah melelang barang dagangan, memberikan
warung kuliner ini. potongan harga barang, peminjaman modal
kredit dan usaha, membuka lapangan usaha
baru. Sedangkan usaha dan cara bertahan hidup
yang dilakukan oleh masyarakat pada Kelurahan
Purus adalah memanfaatkan jaringan sosial yang
ada, menjual barang-barang berharga yang
dimiliki serta hutang/bon di warung-warung
terdekat.
Strategi pemulihan penghidupan yang
dilakukan oleh masyarakat pada Kelurahan
Kampung Pondok adalah dengan cara
pemanfaatan asuransi, kredit/pinjaman,
pemanfaatan tabungan serta pemanfaatan
organisai sosial.
Gambar 3. Warung Kuliner di Kelurahan Purus Strategi pemulihan penghidupan yang
dilakukan oleh masyarakat pada Kelurahan
Berdirinya kedai dan warung makan Purus adalah dengan cara pemanfaatan
disepanjang pantai Purus telah membantu sumberdaya alam, peralihan mata pencaharian
perekonomian masyarakat sekitar, bagi para ibu- dan pekerjaan sampingan serta pemanfaatan
ibu dan wanita yang memiliki kemampuan organisasi dan pemanfaatan wanita/istri untuk
memasak dapat dipekerjakan pada warung- mencari nafkah serta pemanfaatan tabungan.
warung makan, sehingga dengan adanya Ucapan terimakasih yang sebesar-
kegiatan tersebut dapat membantu setiap besarnya kepada Bapak Dr. M. Baiquni, M.A
rumahtangga nelayan dan masyarakat Kelurahan dan Ibu Dr. Ir. Dina Ruslanjari, M.Si selaku
Purus menata hidup mereka kembali dengan Dosen Pembimbing Skripsi serta kepada Bapak
cara memperbaiki perekonomian keluarga. Drs. H. BS. Eko Prakoso, M.SP dan Bapak Prof.
Dr. H.A. Sudibyakto, M.S.
KESIMPULAN
Perubahan penghidupan yang dialami DAFTAR PUSTAKA
masyarakat setelah kejadian gempabumi A report Yokohama Word Conference on
berpengaruh terhadap perubahan sikap dan Natural DisasterReduction may 23- 27
tingkah laku dalam kehidupan sosial, terdapat 1994,Disaster Prevention for
sisi positif dan negatif dari kejadian gempabumi. Sustanable Development Economic and
Seperti pada Kelurahan Kampung Pondok policy issues
masyarakat lebih bersosialisasi dan saling tolong
menolong antar tetangga dibandingkan sebelum Ayatrohaedi (2011). Mengenali Kearifan Lokal
gempabumi, sedangkan pada Kelurahan Purus Nusantara. Diterima 17 Maret 2001.
masyarakat menjadi lebih egois dan Dari
individualisme, mementingkan diri sendiri http://djatiesampoerno.weebly.com/1/p

229
ost/2011/01/menggali-kearifan-lokal-
nusantara.html

Rachmad (2009). Metode penelitian survei


diterima dari 17 Maret 2011 dari:
http://www.scribd.com/doc/22885644/6
067757-Metode-Penelitian-Survey

Laporan Bencana Alam di Sumatra Barat dan


Jambi: Penilaiyan Kerusakan, Kerugian,
Kebutuhan-Kebutuhan Awal. BNP.
Bappenas. 2009

Baiquni, M. 2001. Participatory Rural


Appraisal: Pendekatan Dan Metode
Partisipatif Dalam Pengembangan
Masyarakat.

Baiquni, M. 2007. Stategi Penghidupan


Masyarakat di Masa Krisis. Yogyakarta:
Ideas Media.

Chambers dan Conway. Dalam Modul:


Kerangka Penghidupan Berkelanjuta
2007.

Ellis, Frank. 2000. Rural livelihood and


Diversity in Developing Countries.
Oxford University Press: New York

M.S, Amir. 1999. Adat Minagkabau Pola dan


Tujuan Orang Minang. Jakarta: PT
Mutiara Sumber Widya

Saragih Sebastian, Jonatan Lassa, Afan Ramli


Modul Kerangka Kerja Penghidupan
Berkelanjutan. 2007

Padang Barat Dalam Angka Tahun 2009. BPS


Kota Padang

230

Anda mungkin juga menyukai