Anda di halaman 1dari 17

KONDISI DAN TANTANGAN

PENANGGULANGAN PASCA BENCANA


Roni Faisal, S.ST., M.Tr.Sos
1. GUNUNG API AKTIF
-
-
Gunung Galunggung (Garut, Tasikmalaya
Gunung Ciremai (Kuningan, Majalengka, JAWA BARAT RAWAN BENCANA
Cirebon)
- Gunung Gede (Bogor, Sukabumi, Cianjur)
- Gunung Guntur (Bandung, Garut)
- Gunung Papandayan (Bandung, Garut)
- Gunung Salak (Bogor, Sukabumi)
- Gunung Tangkuban Perahu
- (Bandung, KBB, Subang)

2. GEMPA BUMI
- 3 Sesar Aktif
(Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, serta Sesar
Baribis)
- 2 Lempeng (Lempeng Euroasia dan
Lempeng Indoaustralia)

3. BANJIR
(GENANGAN, BANDANG, ROB)
- Kabupaten/Kota Bandung
- Kabupaten/Kota Bekasi
- Kabupaten Indramayu
- Kabupaten/Kota Cirebon
- Kabupaten Subang
- Kabupaten Karawang
- Kabupaten Pangandaran

4. PERGERAKAN TANAH TINGGI DAN


MENENGAH 6. KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN 8. ANGIN PUTING BELIUNG 10. KEJADIAN LUAR BIASA
- Berada di 22 Kabupaten/ Kota bagian tengah - Sebagian besar berada di kawasan Hutan - Sebagian besar berada di Kab/Kota di Jawa - Covid-19
dan selatan Jawa Barat. dan Perkebunan Barat khususnya pada saat pergantian musim - Demam berdarah
- Flu Burung, anthrax
5. TSUNAMI 7. KEBAKARAN PEMUKIMAN 9. KEGAGALAN TEKNOLOGI
- Pantai Selatan Jawa Barat (Pangandaran, - Sebagian besar berada di wilayah - Pst Sukhoi (Gunung Salak Bogor – 2012)
Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Sukabumi) perkotaan padat penduduk - Pst Lion Air (Pantai Tj. Pakis Karawang – 2019)
PERMASALAHAN
Bencana menimbulkan permasalahan sosial
diantaranya: hancur atau rusaknya rumah
dan perabotan rumah tangga, sarana dan
prasarana sosial ekonomi hancur/rusak,
trauma, shok dan munculnya penyakit
(diare, ISPA, dll), hilangnya mata
pencaharian atau lapangan pekerjaan,
sementara hidup di camp pengungsian
dengan segala kekurangan dan keterbatasan.
PASCABENCANA

-PEMULIHAN-
Rangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena
bencana dengan memfungsikan kembali
kelembagaan, sarana dan prasarana

REHABILITASI REKONSTRUKSI
Rehabilitasi berfokus pada perbaikan sarana dan Rekontruksi berfokus pada pembangunan ulang sarana
prasarana yang belum rusak sepenuhnya serta dapat dan prasarana yang sudah tidak dapat dipergunakan
diperbaiki. atau diperbaiki kembali.
Menghidupkan kembali pelayanan-pelayanan dasar, Pembangunan atau penggantian bangunan fisik secara
Membantu masyarakat kembali menjalani kehidupan permanen, Restorasi penuh terhadap infrastruktur,
normal, Membantu perbaikan tempat tinggal dan Revitalisasi aktivitas ekonomi, Integrasi upaya-upaya
fasilitas publik, Pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat mitigasi dalam proses pembangunan kembali,
Pembangunan shelter Bersifat rumah permanen.
Tim Kaji Cepat - Untuk Tanggap Darurat
BENCANA
Tim Assessment - untuk Rehabilitasi dan Rekonstruksi

KAJIAN KEBUTUHAN RENCANA AKSI


PASCABENCANA REHABILITASI DAN
(JituPasna) REKONSTRUKSI
(Renaksi RR)
Koordinasi oleh BNPB/BPBD,
Akibat : Kebutuhan: bersama K/L, SKPD, Aparat Desa,
5 Sektor :
 Kerusakan  Pembangunan Masyarakat dan Pihak Lain  Kebijakan, Strategi
- Pemukiman
 Kerugian  Penggantian  Penetapan Prioritas
- Infrastruktur
 Gangguan Akses  Penyediaan  Rincian Kegiatan
- Sosial
 Gangguan Bantuan  Penanggung Jawab
- Ekonomi
Fungsi  Pemulihan Fungsi  Sumber Dana
- Lintas sektor
 Peningkatan  Pengurangan  Jadwal
Risiko Risiko  Dll

nrk
MEMAHAMI PROBLEM PADA FASE
PASCABENCANA
Persoalan mendasar yang dapat mempengaruhi proses
rehabilitasi:
Pendataan
Time-frame pemulihan fisik dan sosial, ekonomi, dan budaya
Actors dan stakeholders
Koordinasi, kolaborasi
Local community engagement
Local participation
PEMULIHAN EKONOMI:
TANTANGAN DI MASA REHABILITASI AWAL
 Bersifat spontan
 Jangka pendek  Kebutuhan semakin
 Subsisten (minimalis, meningkat  Muncul
 Tekanan psikologis kerawanan
asal ada) sosial di
karena tidak bekerja
 Tidak pasti semakin meningkat Pengungsian
 Low cash dan Huntara
Ex. Padat karya
membersihkan lingkungan
bagus, tetapi hanya untuk
7 hingga 14 hari.
PERMASALAHAN DI HUNTARA
1. Kualitas Huntara beragam : potensi kesenjangan sosial
2. Fasilitas MCK dan air bersih menjadi kendala
3. Ada huntara dekat sungai yang rawan banjir
4. Sumber penghidupan masih sulit: Huntara yang berlokasi di daerah yang
kering tidak memungkinkan untuk pertanian dan juga sulit untuk
peternakan
5. Kurang adanya koordinasi dan pengawasan terhadap pembangunan
Huntara menghasilkan kualitas yang berbeda antara satu Huntara dengan
yang lainnya walaupun dalam satu kawasan.
6. Fungsi Huntara untuk pemulihan psikologis masih kurang mendapat priotitas
7. Tidak bersamaan dengan pemulihan ekonomi.
8. Kurangnya keterlibatan dalam perencanaan dan pembangunan Huntara
(bahkan tidak melibatkan RT dan RW).
9. Minimnya informasi (informasi tidak jelas) mengakibatkan adanya
penolakan untuk menerima Huntara dan mendesak ganti rugi berupa
uang cash.
PERMULIHAN TEMPAT TINGGAL:
DARI PENGUNGSIAN - HUNIAN SEMENTARA – RELOKASI (ex. Palu)

Tenda bantuan dari Huntara mulai dibangun


UNHCR, UNDP, satu bulan pascabencana. Huntap membutuhkan waktu lebih
Pemerintahan China, Turki, Desain umum dibuat oleh lama karena mempertimbangkan
Ausaid, BUMN KemenPUPRdengan kawasan rawan bencana dan
Diberikan setelah hari pembangunan diserahkan kawasan yang sesuai dengan
kelima hingga tiga bulan pada pengembang/ kebutuhan penduduk. Setelah 3
pasca bencana: 3 bulan donatur Pendataan 2-3 tahun tahun dan
pendataan di kelurahan dilakukan oleh RT, Isu yang ada: status lahan adalah seterusnya
dan forum2 korban Kelurahan, Forum2 korban, HGU, sehingga kepemilikan lahan
serta mendaftar langsung belum bisa untuk penduduk
STRATEGI PEMULIHAN UNTUK „BUILD BACK BETTER“

Koordinasi antar stakeholders: Partisipasi melalui:


🢝 Membutuhkan leadership yang kuat
Membentuk kelompok
🢝 Pendampingan selama kegiatan
masyarakat (Pokmas) untuk
Membuka peluang partisipasi masyarakat melalui: perencanaan Huntara dan
🢝 Pertemuan rutin dengan warga Huntap
🢝 Membentuk kelompok-kelompok masyarakat untuk pemulihan
ekonomi Mengoptimalkan peran
🢝 Membentuk kelompok-kelompok masyarakat untuk perencanaan pemimpin lokal dan tokoh dalam
relokasi forum korban bencana
(setidaknya RT/RW)
Mempertimbangkan budaya masyarakat melalui:
🢝 Pendekatan terhadap tokoh masyarakat Koordinasi antar seluruh
🢝 Mempertimbangkan sejarah perkembangan suatu wilayah pengembang dan donatur untuk
🢝 Mengoptimalkan kelembagaan di tingkat masyarakat: mengoptimalkan peran Huntara
perkumpulan, kelompok kegiatan, dan organisasi lokal sebagai transisi menuju Huntap

Anda mungkin juga menyukai