Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE LIVELIHOOD)

DI KELURAHAN PASAWAHAN, KABUPATEN BANDUNG


R.M. Kunta Lamona Wiria Saputra, Wawargita Permata Wijayanti, Dian Dinanti
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 – Telp (0341)567886
e-mail: kuntawiriasaputra@gmail.com

ABSTRAK

Dalam sepuluh tahun terakhir, banjir telah menjadi ancaman bagi penghidupan masyarakat di Kecamatan
Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Salah satu kawasan yang terancam banjir adalah Kelurahan Pesawahan.
Trend banjir mengakibatkan terendamnya rumah dan fasilitas publik, tertutupnya akses menuju/ke dalam
kawasan, gagal panen pertanian, kerusakan harta benda, dan beragam kerugian lainnya. Secara tidak langsung,
kondisi tersebut menyebabkan gangguan pada penghidupan masyarakat akibat kesulitan akses terhadap asset-
asset penghidupannya. Di sisi lain, harga jual rumah dan tanah yang rendah di lokasi akibat seringnya banjir
menyebabkan masyarakat memilih untuk tetap bertahan di lokasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan tingkat keberlanjutan penghidupan dan menentukan strategi penghidupan masyarakat di
Kelurahan Pasawahan. Tingkat keberlanjutan penghidupan ini mempertimbangkan lima asset, yaitu human
asset, natural asset, financial asset, social asset, dan physical asset. Guna mencapai tujuan, penelitian diawal
dengan perhitungan indeks kerentanan banjir dengan Flood Vulnerability Index. Selanjutnya adalah kondisi aset
penghidupan yang diketahui dari penilaian pentagon asset dengan teknik skoring. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebenarnya Kelurahan Pasawahan memiliki tingkat kerentanan banjir yang rendah. Namun, Kelurahan
Pesawahan tergolong memiliki tingkat keberlanjutan penghidupan yang tergolong rendah. Artinya, bencana
banjir sebenarnya tidak menjadi factor utama yang mengancam keberlanjutan di kelurahan ini. Berdasarkan
kondisi tersebut, pelaksanaan strategi di wilayah tersebut menggunakan strategi konsolidasi agar stabilitas
perekonomian masyarakat terjaga.

Kata Kunci: banjir, kerentanan, keberlanjutan, aset-penghidupan, strategi

ABSTRACT

In the last ten years, flood becomes the most dangerous factor that threat livelihooods of local people in
Dayeuhkolot District, Bandung Regency. One of the most flood prone areas is Pesawahan Sub-District. Flood
disaster that attracted this area affect to submerged houses and public facilities, closed access to / into the area,
agricultural harvest failures, property damage, and various other losses. Indirectly, these conditions cause a
disruption to people's livelihoods due to difficulties in accessing their livelihood assets. On the other hand, the
selling price of houses becomes low since flood attract this location and it makes local people choose to stay in
this location. This study aims to determine the sustainability level of local people livelihoods in Pesawahan Sub-
District. The sustainability level of livelihoods considers five assets, e.g human, natural, financial, social, and
physical assets. In order to achieve this aim, the research is started with calculating flood vulnerability using Flood
Vulnerability Index and it is countined by assessing the livelihood assets of local people and valuating these assets
using scoring technique. The results show that level of flood vulnerability in this location includes to low and the
sustainability of the local people livelihoods is classified into low level. This means that flood is not actually as a
main factor threatening sustainability in Pesawahan. Based on these conditions, the implementation of the
strategy in the region uses a consolidation strategy to improve the economic stability of local people.

Keywords: flood, vulnerability, sustainability, livelihoods-assets, strategies

berkelanjutan jika memampukan masyarakat


PENDAHULUAN
untuk menghadapi dan pulih dari tekanan aspek
Pendekatan sustainable livelihood kerentanan yang ada, baik berupa shock, tren,
menggambarkan kegiatan masyarakat yang atau seasonally (Saragih et al, 2007). Kajian
meliputi kemampuan, aset – aset, dan kegiatan terkait penghidupan berkelanjutan diperlukan
yang diperlukan untuk sarana hidup (Martopo, et sebagai tolak ukur dalam mengukur
al, 2012). Penghidupan dapat dikatakan keberlanjutan masyarakat untuk tinggal di

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019 265
KAJIAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE LIVELIHOOD) DI KELURAHAN PASAWAHAN, KABUPATEN BANDUNG

wilayah Kelurahan Pasawahan dengan kondisi 2. Bagaimana kondisi aset penghidupan


banjir yang ada. masyarakat di Kelurahan Pasawahan?
Di Indonesia, banjir terjadi selama musim Penelitian tersebut memiliki tujuan untuk
hujan pada bulan Januari – Februari akibat curah merumuskan strategi penghidupan yang
hujan yang tinggi. Masyarakat yang tinggal di berkelanjutan dengan memanfaatkan aset
wilayah rentan banjir atau yang rutin terdampak penghidupan masyarakat di Kelurahan
banjir biasanya sudah siap dengan kemungkinan Pasawahan. Hasil yang diharapkan dari penelitian
banjir apabila tempat tinggalnya dekat dengan ini adalah tingkat penghidupan masyarakat dan
tubuh perairan, khususnya sungai (Rosyidie, rumusan strategi penghidupan untuk
2013). Kabupaten Bandung memiliki beberapa meningkatkan keberlanjutan masyarakat yang
wilayah yang rentan dengan banjir dikarenakan berada di Kelurahan Pasawahan.
dekat dengan wilayah sungai. Contohnya adalah
di Kecamatan Dayeuhkolot yang dilewati oleh METODE PENELITIAN
Sungai Citarum, Sungai Citepus, dan Sungai Kelurahan Pasawahan merupakan satu-
Cisangkuy. Hal tersebut menyebabkan beberapa satunya kelurahan di Kecamatan Dayeuhkolot
wilayah di Kecamatan Dayeuhkolot termasuk dengan luas wilayah sebesar 192,2 ha atau 18%
kedalam wilayah yang memiliki kerentanan dari luas total kecamatan. Kelurahan Pasawahan
terhadap banjir, seperti di Kelurahan Pasawahan memiliki jumlah penduduk sebanyak 12.992 jiwa
yang dilewati oleh Sungai Citarum dan Sungai dengan kepadatan penduduk sebesar 68 jiwa/ ha.
Citepus. Topografi Kelurahan Pasawahan berupa daratan
Kerentanan yang terjadi di Kelurahan dengan ketinggian 675 mdpl.
Pasawahan adalah kerentanan bencana alam, Penelitian dilakukan di Kelurahan
yaitu banjir. Banjir yang terjadi merupakan banjir Pasawahan dikarenakan mayoritas kondisi guna
yang diakibatkan oleh meluapnya Sungai Citarum lahan dan mata pencaharian masyarakat berada
beserta anak sungainya. Pada kondisi sekarang di sektor industri, namun berada di dalam wilayah
hampir setiap tahun terjadi banjir akibat luapan yang memiliki aspek kerentanan berupa banjir.
dari Sungai Citarum, khususnya selama lima Teknik analisis yang digunakan adalah analisis
tahun terakhir sejak tahun 2012 dan apabila perubahan guna lahan, analisis kerentanan, dan
hujan terjadi dengan intensitas yang tinggi (Survei pentagon asset.
Primer, 2018).
Dampak yang dihasilkan oleh banjir Metode Sampling
tersebut terganggunya kegiatan belajar mengajar, Pengambilan sampel diambil dengan
serta lumpuhnya perekonomian warga. Hal menggunakan Tabel Isaac dan Michaels.
tersebut terjadi karena rumah, sekolah, pasar, Pengambilan sampel didasarkan pada tabel
dan pabrik terendam, serta terputusnya akses tersebut dan menggunakan pertimbangan dari
jalan dari dan menuju Kabupaten Bandung, hasil wawancara dari pihak kecamatan. Sampel
khususnya Kelurahan Pasawahan (Survei Primer, yang digunakan adalah berdasarkan jumlah KK
2018). Kondisi tersebut menyebabkan dengan jumlah sampel sebesar 85 KK di
masyarakat sulit dalam mengakses aset yang Kelurahan Pasawahan.
terkait dengan kegiatan berkehidupan yang ada
di wilayah mereka. Analisis Kerentanan
Dampak lain akibat banjir terhadap Metode analisis kerentanan digunakan
masyarakat di wilayah Kecamatan Dayeuhkolot untuk menganalisis kerentanan wilayah dengan
adalah masyarakat tidak dapat pindah dari menemukan Indeks Kerentanan Total
tempat tinggal mereka sekarang untuk pindah ke berdasarkan hasil indeks kerentanan fisik, indeks
wilayah lain. Hal tersebut disebabkan harga jual kerentanan sosial, indeks kerentanan ekonomi,
tempat tinggal mereka rendah, karena berada dan indeks kerentanan infrastruktur. Parameter
dalam wilayah yang rentan banjir (Survei Primer, yang digunakan dalam analisis kerentanan adalah
2018). sebagai berikut (Anggraeni et al, 2014;
Rumusan masalah dalam penelitian Prayudhatama, 2017; Perka BNPB no. 2 Tahun
tersebut adalah sebagai berikut: 2012).
1. Bagaimana kondisi kerentanan yang
diakibatkan oleh banjir di Kelurahan
Pasawahan?

266 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019
R.M. Kunta Lamona Wiria Saputra, Wawargita Permata Wijayanti, Dian Dinanti

Tabel 1. Parameter Analisis Kerentanan Tabel 2. Parameter Aset Penghidupan


No. Indeks Parameter No. Aset Parameter Keterangan
1. Indeks Kerentanan 1. Topografi 1. Human Kesehatan Kondisi Kesehatan
Fisik 2. Luas Genangan Asset / Masyarakat Masyarakat
3. Frekuensi Banjir Modal Pendidikan Jenjang Pendidikan
2. Indeks Kerentanan 1. Kepadatan Penduduk Manusia Terakhir Terakhir
Sosial 2. Kelompok Umur (Proporsi Pelatihan Banyaknya Pelatihan
Jumlah Penduduk Manula) Keahlian yang diikuti oleh
3. Tingkat Pendidikan Pekerjaan Masyarakat
4. Tingkat Kesehatan Keterampilan Kepemilikan
3. Indeks Kerentanan 1. Tingkat Pendapatan Masyarakat Keterampilan Khusus
Ekonomi 2. Kondisi Kemiskinan 2. Natural Produktivitas Produktivitas
3. Presentase Pengangguran Asset / Pertanian Pertanian
4. Indeks Kerentanan 1. Kondisi Fasilitas Umum Modal Luas Lahan Pertanian
Infrastruktur 2. Kondisi Jaringan Transportasi Alam Kepemilikan Kepemilikan Lahan
Sumber: Anggraeni et al (2014), Prayudhatama (2017), Perka BNPB Lahan Pertanian
no. 12 Tahun 2012 3. Financial Pendapatan Pendapatan dalam
Dalam penghitungan indeks kerentanan Asset / Masyarakat Sebulan
Modal Kepemilikan Penyisihan Hasil
wilayah total, parameter-parameter tersebut Finansial Tabungan Pendapatan untuk
akan dihitung per desa ke dalam rumus Flood Tabungan
Vulnerability Index (Balica et al, 2009): Kepemilikan Investasi yang
𝐹𝑉𝐼&'()* Investasi dilakukan dari Hasil
𝐹𝑉𝐼 = Tabungan
𝐹𝑉𝐼+(, Akses Dalam Kemudahan dalam
dengan: Meminjam/Be Meminjam/Berhutang
rhutang
FVI : Flood Vulnerability Index / 4. Social Tingkat Pekerjaan Sampingan
Indeks Kerentanan Banjir Asset / Kesejahteraan
FVIScale : Nilai Parameter Kerentanan Modal Masyarakat
Sosial Hubungan Hubungan
FVIMax : Nilai Tertinggi Parameter Kekerabatan Kekerabatan Antar
Kerentanan Masyarakat
Pengklasifikasian indeks kerentanan Partisipasi Banyaknya
Masyarakat Organisasi/Lembaga
dilakukan dengan menggunakan perhitungan yang diikuti
interval rata-rata dari keempat indeks Jaringan Sosial Sumber Informasi
Masyarakat
kerentanan dengan rumus sebagai berikut
5. Physical Kondisi Status Kepemilikan
(Purnama, 2008 dalam Nurdin & Suprayogo, Asset / Tempat Tempat Tinggal
2015; Martopo et al, 2012). Modal Fisik Tinggal Kondisi Fisik Tempat
𝑋𝑡 − 𝑋𝑟 Tinggal
𝐾𝑖 = Kepemilikan Jumlah Kendaraan
𝑘 Kendaraan Pribadi
dengan: Kondisi Akses Kemudahan dalam
Ki : Lebar Interval Jalan Berakses
Kondisi Akses Akses Air yang
Xt : Data Tertinggi Air Digunakan
Xr : Data Terendah Kondisi Akses Akses Sanitasi yang
k : Jumlah Kategori Sanitasi Digunakan
Sumber: Saleh (2014), Wijayanti et al (2016), Morse & McNamara
Pentagon Asset (2013), Masud et al (2016), Saragih et al (2007)

Pentagon asset menggambarkan Penentuan Strategi Penghidupan


hubungan kelima aset (aset manusia, aset alam, Penentuan strategi penghidupan dilakukan
aset sosial, aset finansial, dan aset fisik) terhadap secara deskriptif dengan berdasarkan kepada
akses ke aset yang dimiliki (Saleh, 2014). kondisi kerentanan yang ada di wilayah studi
Perhitungan pentagon asset menggunakan nilai serta kondisi aset masyarakat yang dapat
rata-rata dari masing-masing nilai aset dimanfaatkan dari lima aset penghidupan di
penghidupan masyarakat (Dinanti et al, 2014). wilayah tersebut. Dari segi kerentanan, strategi
Kelas klasifikasi aset penghidupan yang dilakukan yang digunakan didasarkan dari tingkat
di Kelurahan Pasawahan terbagi menjadi lima kerentanan wilayah tersebut yaitu apakah
kelas yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, tergolong kerentanan rendah, sedang, atau
dan sangat baik. Klasifikasi tersebut didasarkan tinggi. Sedangkan pemilihan strategi dari segi aset
dari parameter terkait aset penghidupan yang didasarkan pada kondisi aset yang dapat
terdapat pada Tabel 2. dimanfaatkan untuk melakukan strategi tersebut.
Selain itu, pemilihan strategi juga didasari pada

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019 267
KAJIAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE LIVELIHOOD) DI KELURAHAN PASAWAHAN, KABUPATEN BANDUNG

kondisi eksisting masyarakat yang terdapat di Banjir yang terjadi disebabkan oleh
Kecamatan Dayeuhkolot. intensitas hujan yang tinggi, serta kondisi
topografi wilayah yang berada di cekungan. Banjir
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat menggenang wilayah hingga ketinggian 3
Berdasarkan RTRW Kab. Bandung tahun meter di beberapa wilayah ketika musim hujan.
2016 – 2036 dan Perpres no. 45 tahun 2018 Waktu surut yang dibutuhkan untuk surut air
tentang RTR Kawasan Perkotaan Cekungan cukup lama hingga 30 hari, kecuali di Kelurahan
Bandung, Kecamatan Dayeuhkolot memiliki Pasawahan yang hanya membutuhkan waktu 1 –
fungsi kawasan sebagai berikut: 3 hari.
1. Pusat Pendidikan Tinggi (Contohnya di Sementara itu, untuk kondisi aset
Desa Sukapura dan Desa Citeureup yaitu
penghidupan masyarakat di Kelurahan
Universitas Telkom)
Pasawahan dapat dilihat pada tabel berikut.
2. Pusat Perdagangan dan Jasa (Contohnya
Kawasan Perdagangan dan Jasa di Jl. Buah Tabel 3. Kondisi Aset Penghidupan
Batu – Bojongsoang – Dayeuhkolot dan Jl. Masyarakat Kelurahan Pasawahan
Dayeuhkolot – Baleendah) Aset
Parameter Aset Kondisi Aset Penghidupan
Penghidupan Kelurahan Pasawahan
3. Pusat Kegiatan Industri (Contohnya di Pendidikan Terakhir • SD (29%)
sebagian besar wilayah Kecamatan • SMP (22%)
Dayeuhkolot), dan • SMA/SMK (47%)
4. Pusat Peruntukan Pertahanan dan • Perguruan Tinggi (2%)
Kondisi Kesehatan • Tidak Ada Penyakit (2%)
Keamanan Negara (Contohnya, Yonzipur HUMAN ASSET
Dalam Setahun • 1-2 Kali (60%)
3/YW di Desa Dayeuhkolot) • 3-4 Kali (11%)
5. Kawasan Peruntukkan Perumahan • Ada Penyakit Kambuh (27%)
Pelatihan yang • Tidak Mengikuti Pelatihan
Kepadatan Sedang hingga Tinggi diikuti oleh (66%)
Sementara itu, kondisi kerentanan yang Masyarakat • Mengikuti 1 Kali Pelatihan
berada di Kecamatan Dayeuhkolot adalah (34%)
Kepemilikan • Tidak Memiliki Keterampilan
bencana alam yang berupa banjir. Berdasarkan Keterampilan Khusus (72%)
RTRW Kabupaten Bandung tahun 2016 – 2036, • Memiliki 1 Keterampilan
Kecamatan Dayeuhkolot memiliki beberapa Tidak digunakan (28%)
Produktivitas Lahan • 2 Juta/100 Tumbak (1%)
daerah yang termasuk kategori rentan banjir
NATURAL ASSET

• Tidak Ada (99%)


dimana salah satu dari wilayah tersebut adalah Luas Lahan • 30 Tumbak (1%)
Kelurahan Pasawahan. Berikut merupakan • 100 Tumbak (1%)
• Tidak Punya (98%)
gambaran banjir yang terjadi di Kelurahan
Status Lahan • Pribadi (2%)
Pasawahan. • Tidak Punya (98%)
Pendapatan • < Rp. 1.300.000 (18%)
Masyarakat • Rp. 1.400.000 – Rp.
2.500.000 (27%)
• Rp. 2.600.000 – Rp.
3.800.000 (40%)
• Rp. 3.900.000 – Rp.
5.100.000 (12%)
FINANCIAL ASSET

• > Rp. 5.200.000 (3%)


Penyisihan untuk • Tidak Punya (39%)
Menabung • < Rp. 500.000 (51%)
• Rp. 600.000 – Rp. 1.000.000
(10%)
Kepemilikan • Tidak Punya (39%)
Investasi • Uang (59%)
• Uang dan Emas (2%)
Kemudahan • Tidak Pernah (39%)
Berhutang • Mudah (42%)
• Sulit (19%)
Pekerjaan • Tidak Ada (74%)
Sampingan • Memiliki 1 Pekerjaan
SOCIAL ASSET

Sampingan (26%)
Hubungan • Tetangga Sebelah (3%)
Kekerabatan • Lingkup RT (19%)
Gambar 1. Dampak Banjir Kelurahan Pasawahan • Lingkup RW (51%)
• Lingkup Kelurahan (27%)

268 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019
R.M. Kunta Lamona Wiria Saputra, Wawargita Permata Wijayanti, Dian Dinanti

Aset
Parameter Aset Kondisi Aset Penghidupan pekerjaan tetap adalah masyarakat yang
Penghidupan Kelurahan Pasawahan
Banyaknya Lembaga • Tidak Mengikuti
bekerja sebagai buruh pabrik serta
yang Diikuti Kelembagaan (90%) karyawan. Mereka tidak memikirkan
• Mengikuti 1 Kelembagaan memiliki keterampilan karena sudah
(10%)
Sumber Informasi • Interaksi Langsung (64%)
memiliki pekerjaan tetap. Sedangkan,
• HP (22%) untuk masyarakat yang tidak memiliki
• Internet (14%) keterampilan dan tidak memiliki
pekerjaan tetap umumnya bekerja
Kondisi Fisik Tempat Permanen (100%) sebagai kuli bangunan hingga pekerja
Tinggal serabutan. Padahal, jika masyarakat yang
Status Kepemilikan Pribadi (100%)
Tempat Tinggal
tidak memiliki pekerjaan tetap dan tidak
Jumlah Kepemilikan • Tidak Punya (16%) memiliki keterampilan dapat memiliki
Kendaraan • 1 Unit Motor (67%) keterampilan, maka keterampilan
• 1 Unit Mobil (1%)
• 1 Unit Sepeda (5%)
tersebut dapat menjadi alternatif
• 1 Unit Motor dan 1 Unit pendapatan jika digunakan.
PHYSICAL ASSET

Mobil (4%) Aset penghidupan selanjutnya adalah


• 1 Unit Motor dan 1 Unit
Sepeda (1%)
natural asset dengan mayoritas masyarakat tidak
• 2 Unit Motor (5%) memiliki natural asset dikarenakan tidak memiliki
• 2 Unit Motor dan 1 Unit lahan yang digunakan untuk menunjang
Mobil (1%)
pekerjaan mereka karena lahan – lahan yang ada
Kemudahan • Mudah (84%)
Berakses • Terkadang Sulit (11%) sudah tidak dapat dimanfaatkan karena sudah
• Sulit (5%) menjadi milik pabrik. Masyarakat yang memiliki
Akses Air • PDAM (4%) lahan di wilayah tersebut memiliki lahan yang
• Pabrik (45%)
• Sumur Bor (51%) berada di luar wilayah Kecamatan Dayeuhkolot.
Akses Sanitasi Pribadi (100%) Aset penghidupan selanjutnya adalah
financial asset, dengan kondisi parameter aset
Aset penghidupan pertama yaitu human
penghidupan adalah sebagai berikut:
asset di Kelurahan Pasawahan memiliki kondisi
1. Parameter pertama adalah pendapatan
sebagai berikut:
dengan mayoritas masyarakat memiliki
1. Pendidikan terakhir mayoritas adalah
pendapatan Rp. 2.600.000 – Rp.
masyarakat yang memiliki pendidikan
3.800.000 dikarenakan mayoritas
SMA/SMK dengan prosentase 47%.
masyarakat yang bekerja di sektor
2. Parameter kondisi kesehatan dimana
industri dengan gaji UMR.
mayoritas masyarakat termasuk jarang
2. Parameter selanjutnya adalah penyisihan
sakit dengan hanya 1 – 2 kali sakit dalam
menabung dengan mayoritas masyarakat
setahun.
menyisihkan tabungan < Rp.
3. Parameter pelatihan masyarakat
500.000/bulan. Walaupun masyarakat
mayoritas masyarakat tidak mengikuti
dapat menabung, namun kondisi
pelatihan karena pekerjaan yang dimiliki
tabungan tersebut cukup rendah karena
oleh masyarakat tersebut tidak
mereka masih dapat kesulitan untuk
memerlukan pelatihan dan hanya belajar
mendukung kebutuhan penghidupan
dari saudara atau teman yang memiliki
dengan tabungan tersebut. Masyarakat
pekerjaan yang sama.
yang menabung dengan nilai tersebut
4. Parameter selanjutnya adalah
memiliki pekerjaan sebagai buruh pabrik,
keterampilan khusus dengan mayoritas
karyawan, wiraswasta, berdagang, serta
masyarakat tidak memiliki keterampilan.
pekerja serabutan.
Masyarakat yang tidak memiliki
3. Parameter selanjutnya adalah
keterampilan terbagi menjadi dua, yaitu
kepemilikan investasi dengan mayoritas
masyarakat yang tidak memiliki
investasi masyarakat berupa uang.
keterampilan namun memiliki pekerjaan
Masyarakat yang memiliki investasi
yang tetap, dan masyarakat yang tidak
berupa uang di ketiga wilayah tersebut
memiliki keterampilan dan tidak memiliki
umumnya memiliki pekerjaan sebagai
pekerjaan tetap. Masyarakat yang tidak
buruh pabrik, pedagang, karyawan, dan
memiliki keterampilan namun memiliki
beberapa pekerja serabutan.

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019 269
KAJIAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE LIVELIHOOD) DI KELURAHAN PASAWAHAN, KABUPATEN BANDUNG

4. Parameter selanjutnya adalah 1. Kondisi fisik tempat tinggal dengan


kemudahan berhutang dimana mayoritas keseluruhan tempat tinggal adalah
masyarakat mudah dalam berhutang. Hal tempat tinggal permanen.
tersebut dikarenakan masyarakat lebih 2. Parameter status kepemilikan tempat
memilih berhutang kepada saudara tinggal dengan keseluruhan tempat
dibandingkan dengan berhutang kepada tinggal masyarakat dimiliki secara pribadi
pihak perbankan. Hal tersebut oleh masyarakat tersebut.
dikarenakan masyarakat tidak ingin 3. Parameter jumlah kepemilikan tempat
kesulitan dalam berhutang, dan tinggal dengan mayoritas masyarakat
masyarakat meyakinin berhutang kepada memiliki satu unit sepeda motor. Hal
pihak perbankan memiliki banyak tersebut dikarenakan motor lebih mudah
kesulitan dalam prosesnya. mengakses tempat yang ingin dituju dan
Aset penghidupan selanjutnya adalah memudahkan evakuasi ketika banjir
social asset dengan kondisi parameter aset datang karena motor dapat melewati
penghidupan sebagai berikut: jalan-jalan sempit dengan cepat di
1. Parameter pekerjaan sampingan wilayah tersebut. Selain kedua hal
memiliki mayoritas masyarakat yang tersebut, responden memiliki motor
tidak memiliki pekerjaan tambahan. Hal karena harga motor cukup terjangkau
tersebut dikarenakan masyarakat masih oleh masyarakat. Motor yang dimiliki
merasa pendapatan dari pekerjaan oleh masyarakat tersebut dapat menjadi
utama masih cukup untuk memenuhi aset yang dapat menguntungkan
kebutuhan sehari – hari. Selain itu, masyarakat karena sepeda motor dapat
khususnya buruh pabrik, mereka tidak digunakan untuk berbagai kegiatan, baik
memiliki waktu untuk menambah jasa maupun digunakan berdagang.
pekerjaan lain karena buruh pabrik 4. Parameter selanjutnya adalah
memiliki waktu bekerja penuh dalam kemudahan berakses dengan mayoritas
sehari. masyarakat merasa mudah dalam
2. Parameter selanjutnya adalah hubungan berakses. Di Kelurahan Pasawahan
kekerabatan dengan mayoritas mudah dalam mengakses tempet kerja
masyarakat memiliki kekerabatan hingga maupun sarana yang ingin dituju karena
lingkup RW. Bentuk permukiman yang jarak yang sebenarnya cukup dekat,
mengelompok di wilayah tersebut namun mereka kesulitan ketika banjir
membuat masyarakat dapat berinteraksi terjadi karena akses jalan yang terendam
dan memiliki hubungan kekerabatan banjir.
hingga di lingkup RW. 5. Parameter selanjutnya adalah kondisi
3. Parameter selanjutnya adalah banyaknya akses air dengan mayoritas masyarakat
lembaga yang diikuti dengan mayoritas menggunakan sumur bor sebagai sumber
masyarakat tidak mengikuti airnya. Di Kelurahan Pasawahan,
kelembagaan. Hal tersebut dikarenakan terdapat tiga jenis sumber air yang
responden terlalu sibuk dengan digunakan yaitu PDAM dengan
pekerjaan yang ada sehingga tidak bisa prosentase sebesar 4%, sumur bor
membagi waktu untuk berorganisasi. sebesar 51% dan sumber air yang berasal
4. Parameter selanjutnya adalah sumber dari pabrik dengan prosentase 45%.
informasi dengan mayoritas masyarakat Sumber air dari pabrik tersebut adalah
mendapatkan informasi dari interaksi salah satu kompensasi dari pabrik ke
langsung. Di Kelurahan Pasawahan, wilayah permukiman di sekitarnya.
interaksi langsung terkait informasi banjir Kondisi air dari pabrik tidak terlalu
didapatkan langsung dari kantor dihiraukan oleh masyarakat, namun
kelurahan karena kantor kelurahan sebagai antisipasi untuk kondisi air
berada di wilayah yang terkena banjir. tersebut, pihak kelurahan disediakan
Aset penghidupan selanjutnya adalah sumur bor yang diperuntukkan untuk
physical asset dengan kondisi parameter aset masyarakat di kelurahan tersebut.
sebagai berikut: 6. Parameter selanjutnya adalah kondisi
akses sanitasi dengan keseluruhan

270 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019
R.M. Kunta Lamona Wiria Saputra, Wawargita Permata Wijayanti, Dian Dinanti

masyarakat sudah menggunakan sanitasi Perhitungan indeks tersebut dilakukan


pribadi. dengan menggunakan range nilai dari 0 sampai 1
dan dihasilkan berdasarkan kondisi aspek
Analisis Kerentanan
kerentanan di Tabel 4. Hasil indeks tersebut
Analisis kerentanan di Kelurahan kemudian diklasifikasikan menjadi tiga klasifikasi
Pasawahan dibutuhkan untuk menggambarkan yang dihitung dengan perhitungan nilai interval
kondisi kerentanan yang diakibatkan oleh banjir untuk menentukan kelas klasifikasi kerentanan
di kelurahan tersebut. Kondisi kerentanan yang yaitu termasuk ke dalam kerentanan tinggi,
ada di Kelurahan Pasawahan dapat dilihat dalam kerentanan sedang, atau kerentanan rendah.
Tabel 4.
Tabel 6. Klasifikasi Kerentanan Wilayah
Tabel 4. Kondisi Aspek Kerentanan Desa/Kelurahan Rata-Rata Indeks Klasifikasi Kerentanan
Pasawahan 0,50 Rendah
Kelurahan Pasawahan
Jenis Aspek Kondisi Kerentanan
Analisis Pentagon Asset
Kerentanan Kerentanan Kelurahan Pasawahan
Sosial Kepadatan 68 Jiwa/Ha
Penghitungan pentagon asset didapatkan
Penduduk
Kelompok Umur 3% dari Total Penduduk berdasarkan nilai dari skoring yang telah
(Jiwa) adalah Penduduk dilakukan. Skoring tersebut dilakukan
Manula
berdasarkan hasil wawancara terhadap
Tingkat • Belum / Tidak Sekolah
Pendidikan (Jiwa) = 711 (6%) responden di Kelurahan Pasawahan. Skoring
• SD = 2.247 (20%) tersebut dilakukan terhadap semua responden
• SMP = 3.926 (34%)
untuk mendapatkan nilai indeks di setiap
• SMA = 4.168 (36%)
• Perguruan Tnggi = 442 indikator aset penghidupan yang ada. Nilai
(4%) skoring tersebut kemudian digunakan dalam
Tingkat Masyarakat menderita
perhitungan indeks aset penghidupan di masing-
Kesehatan Penyakit gatal-gatal
Ekonomi Pendapatan Pendapatan Masih Bisa masing wilayah.
Didapatkan
Kondisi 566 KK dari 3.557 KK Tabel 7. Rata-Rata Parameter Aset
Kemiskinan (16%) Penghidupan Kelurahan Pasawahan
Pengangguran 287 KK dari 3.557 KK Hasin
(8%) Aset Perhitungan
Fisik Topografi 675 mdpl No. Parameter
Penghidupan Rata-Rata Aset
Luas Genangan 11 ha (<50% terendam) Pasawahan
Banjir 1. Human Asset Kondisi Kesehatan
3,24
Frekuensi Banjir 2 – 4 Kali Masyarakat
Infrastruktur Kondisi Fasilitas Masih dapat Beroperasi Pendidikan
3,11
Umum Terakhir
Kondisi Jaringan Kurang dari 20% Akses Pelatihan Keahlian
1,28
Transportasi Jalan Terendam Banjir Pekerjaan
Sumber: Hasil Wawancara BAPPEDA Prov. Jawa Barat (2018), Keterampilan
1,33
Kecamatan Dayeuhkolot Dalam Angka (2017), Masyarakat
Hasil Wawancara Kepala Desa (2018) Nilai Rata-Rata 2,24
2. Natural Asset Produktivitas
Langkah selanjutnya setelah mendapatkan Lahan
1,01
data adalah membuat skala likert dengan range 1 Luas Lahan 1,05
– 3 untuk menggambarkan kondisi kerentanan Kepemilikan Lahan 1,09
Nilai Rata-Rata 1,05
terendah hingga tertinggi di wilayah tersebut.
3. Financial Pendapatan
Setelah dilakukan pembuatan skala likert Asset Masyarakat
2,56

maka dapat diketahui hasil skoring kerentanan Penyisihan untuk


2,53
Menabung
yang ada dan dapat dihitung dengan rumus Kepemilikan
indeks sehingga menghasilkan indeks berikut. 1,75
Investasi
Kemudahan dalam
Tabel 5. Hasil Indeks Kerentanan Berhutang
3,45
Desa/Kelurahan Nilai Rata-Rata 2,57
Indeks Kerentanan
Pasawahan 4. Social Asset Pekerjaan
Indeks Kerentanan Sosial 0,50 1,49
Sampingan
Indeks Kerentanan Ekonomi 0,44 Hubungan
4,00
Indeks Kerentanan Fisik 0,56 Kekerabatan
Indeks Kerentanan Infrastruktur 0.50 Banyaknya
Rata-Rata Indeks 0.50 Lembaga yang 1,11
Diikuti
Sumber Informasi 3,51

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019 271
KAJIAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE LIVELIHOOD) DI KELURAHAN PASAWAHAN, KABUPATEN BANDUNG

Hasin aset penghidupan yang menonjol dari hasil


Aset Perhitungan
No.
Penghidupan
Parameter
Rata-Rata Aset analisis pentagon asset. Penentuan strategi
Pasawahan penghidupan yang dilakukan terdapat pada Tabel
Nilai Rata-Rata 2,53 8.
5. Physical Status Kepemilikan
Asset Tempat Tinggal
5,00 Strategi konsolidasi terpilih dikarenakan
Kondisi Fisik masyarakat di Kelurahan Pasawahan tidak perlu
5,00
Tempat Tinggal survive dari banjir karena dampak banjir yang
Kepemilikan
Kendaraan Pribadi
2,05 rendah. Dari segi aset penghidupan, masyarakat
Kemudahan
3,62
di kelurahan tersebut memiliki kondisi
Berakses penguasaan aset penghidupan yang cukup tinggi
Akses Air 3,59
Akses Sanitasi 5,00 dengan aset tertinggi adalah physical asset. Selain
Nilai Rata-Rata 4,04 itu, kondisi pendapatan masyarakat juga tidak
terganggu dengan adanya banjir, sehingga
masyarakat dapat mempertahankan stabilitas
pendapatan dari pengolahan sumber daya yang
mereka miliki.
Jika dilihat berdasarkan mata
pencaharian, masyarakat Kelurahan Pasawahan
sebagai pelaksana strategi terbagi menjadi dua
yaitu buruh pabrik dan non-buruh pabrik. Kedua
mata pencaharian tersebut dibedakan
dikarenakan buruh pabrik adalah mata
pencaharian mayoritas masyarakat di Kelurahan
Gambar 2. Pentagon Asset Kelurahan Pasawahan Pasawahan dan memiliki pendapatan yang rutin.
Penentuan Strategi Penghidupan Sementara itu, masyarakat yang bukan buruh
pabrik mayoritas tidak memiliki pendapatan yang
Penentuan strategi penghidupan di rutin sehingga banjir yang terjadi mengganggu
Kelurahan Pasawahan dilakukan dengan pendapatan dari masyarakat tersebut.
membandingkan hasil analisis dan kondisi Berdasarkan hal tersebut, penjelasan terkait
eksisting yang ada di masing-masing wilayah. strategi penghidupan tersebut dapat disimpulkan
Kondisi yang dibandingkan adalah kondisi dalam Tabel 9.
kerentanan hasil dari analisis kerentanan, kondisi
Tabel 8. Pemilihan Strategi Penghidupan di Kelurahan Pasawahan
Fungsi Klasifikasi Kondisi Aset Penghidupan Kesimpulan Analisis
Strategi Penghidupan
Kawasan Kerentanan Banjir Aspek Nilai Pentagon Asset
1. Sebagai Rendah Human Asset • Dampak banjir terhadap
2,24 Konsolidasi
Pusat Natural Asset 1,05 kondisi aset penghidupan tidak
Kegiatan Financial Asset 2,57 terlalu signifikan karena hasil
Industri Social Asset 2,53 pentagon asset di setiap desa
Physical Asset 4,04 yang homogen.
RATA – RATA • Berdasarkan hasil pentagon
2,48
asset di Kecamatan
Dayeuhkolot, nilai physical
asset, financial asset, dan
social asset memiliki nilai
penguasaan aset yang cukup
baik sehingga dapat
dimanfaatkan dan ditingkatkan
dalam pelaksanaan strategi
penghidupan.
*Warna merah menggambarkan kondisi penguasaan aset dibawah rata – rata.

Tabel 9. Strategi Penghidupan di Kelurahan Pasawahan


Pelaksana Strategi
Desa / Strategi
Jenis Strategi Buruh
Kelurahan Penghidupan Non-Buruh Pabrik
Pabrik
Pasawahan Konsolidasi a. Menyewakan kendaraan bermotor yang dimiliki untuk
√ √
menambah pendapatan.
b. Memfokuskan pengelolaan pendapatan agar
√ √
masyarakat dapat menabung.

272 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019
R.M. Kunta Lamona Wiria Saputra, Wawargita Permata Wijayanti, Dian Dinanti

Pelaksana Strategi
Desa / Strategi
Jenis Strategi Buruh
Kelurahan Penghidupan Non-Buruh Pabrik
Pabrik
c. Memanfaatkan tabungan (bagi yang sudah ada) untuk
√ √
menghasilkan usaha sendiri.

KESIMPULAN Spatial Scales. IWA Publishing: Water


Science and Technology:2571 – 2580
Berdasarkan hasil penelitian “Kajian Dinanti, D. Wijayanti, W.P. Taufiq, A.R. (2015).
Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Keberlanjutan Livelihood Asset Pada
Livelihood) di Kelurahan Pasawahan, Kabupaten Kawasan Terdampak Bencana
Bandung”, kesimpulan yang didapat dari masing- Lumpur Sidoarjo. Jurnal Tata Kota dan
masing wilayah studi adalah sebagai berikut. Daerah 7:2.
1. Kondisi Kerentanan Martopo, A., Hardiman, G., Suharyanto. (2012).
Kelurahan Pasawahan termasuk kedalam Kajian Tingkat Penghidupan
klasifikasi kerentanan banjir yang rendah, Berkelanjutan (Sustainable
sehingga masyarakatnya tidak perlu Livelihood) di Kawasan Dieng (Kasus
survive dan mereka dapat fokus untuk di Dua Desa Kecamatan Kejajar
meningkatkan kondisi penghidupannya Kabupaten Wonosobo). Semarang:
saat ini. Prosiding Seminar Nasional
2. Kondisi Aset Penghidupan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Kondisi aset penghidupan dengan Lingkungan Hal. 412 – 418
penguasaan aset tertinggi di Kelurahan Masud, M., Kari, F., Yahaya, S., Al-Amin, A.
Pasawahan adalah physical asset. Selain (2016). Livelihood Asset and
itu, nilai penguasaan financial asset dan Vulnerability Context of Marine Park
social asset juga tergolong cukup tinggi Community Development in
sehingga dapat dimanfaatkan dan Malaysia. Malaysia: Springer Science
ditingkatkan dalam pelaksanaan strategi and Business Media Dordrect pg. 771
penghidupan. – 792
3. Strategi Penghidupan Morse, S., McNamara, N. (2013). Sustainable
Strategi yang dilakukan di Kelurahan Livelihood Approach: A Critique of
Pasawahan adalah strategi konsolidasi. Theory and Practice. London:
Strategi konsolidasi yang dapat dilakukan Springer.
adalah menyewakan kendaraan bermotor Nurdin., Suprayogi, I. (2015). Pemetaan Kawasan
yang dimiliki untuk menambah Rentan Banjir dalam Kota Pekanbaru
pendapatan, memfokuskan pengelolaan Menggunakan Perangkat SIG.
pendapatan agar masyarakat dapat Pekanbaru: Annual Civil Engineering
menabung, dan memanfaatkan tabungan Seminar:257 – 262
(bagi yang sudah ada) untuk menghasilkan Peraturan Kepala Badan Nasional
usaha sendiri. Penanggulangan Bencana no. 02
tahun 2012 tentang Pedoman Umum
DAFTAR PUSTAKA Pengkajian Risiko Bencana
Anggraeni, Mustika., Ari, Ismu R.D., Santosa, E.B., Peraturan Presiden No. 45 tentang RTR Kawasan
Widayanti, R. (2014). Climate Change Perkotaan Cekungan Bandung
and Home Location in Flood Prone Prayudhatama, A., Nursetiawan, Faizah, R.
Areas of Bojonegoro Regency. (2017). Kajian Bahaya dan
ScienceDirect: Procedia Kerentanan Banjir di Yogyakarta.
Environmental Sciences 20:703-711 Yogyakarta. UMY
Badan Pusat Statistik. (2017). Kecamatan RTRW Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2036
Dayeuhkolot dalam Angka. Rosyidie, Arif. (2013). Banjir: Fakta dan
Kabupaten Bandung: BPS. Dampaknya, Serta Perubahan Guna
Balica, F.S., Douben, N., Wright, N.G. (2009). Lahan. Bandung: Jurnal Perencanaan
Flood Vulnerability Indices at Varying Wilayah dan Kota 24(3): 241 – 249.

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019 273
KAJIAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE LIVELIHOOD) DI KELURAHAN PASAWAHAN, KABUPATEN BANDUNG

Saleh, S.E. (2014). Strategi Penghidupan Berkelanjutan. Jakarta: Hivos


Penduduk Sekitar Danau Limboto Southeast Asia Office.
Provinsi Gorontalo. Disertasi. Wijayanti, Rathna. Baiquni, M. Harini, Rika.
Gorontalo: Universitas Negeri (2016). Strategi Penghidupan
Gorontalo. Berkelanjutan Masyarakat Berbasis
Saragih, Sebastian. Jonathan, Lassa. Afan, Ramli. Aset di Sub DAS Pusur, DAS Bengawan
(2007). Kerangka Penghidupan Solo. Jurnal Wilayah dan Lingkungan:
Universitas Diponegoro 4(2):133-152

274 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 3, Juli 2019

Anda mungkin juga menyukai