Anda di halaman 1dari 12

Sabua Vol.6, No.

2: 223-234, Agustus 2014 ISSN 2085-7020

HASIL PENELITIAN

STRATEGI REVITALISASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH


DI KELURAHAN CALACA KOTA MANADO

Sarina Togubu1, Fella Warouw2 & Raymond Ch. Tarore3


1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota, Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulanggi
2&3
Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi

Abstrak. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat sehingga membentuk permukiman


yang cukup padat di Kelurahan Calaca. Masalah yang ada di kawasan permukiman kumuh
Kelurahan Calaca cenderung memiliki kawasan permukiman kumuh karena kondisi
bangunan yang sangat rapat, sarana dan prasarana yang tidak memadai dan permasalahan
lainnya, sehingga perlu adanya revitalisasi permukiman kumuh, dimana memiliki potensi-
potensi yang ada di kawasan tersebut baik dari perdagangan dan jasa, bangunan tua, dan
klenteng untuk melindungi dan melestarikan kawasan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
menentukan strategi revitalisasi kawasan kumuh yang ada di Kelurahan Calaca Kecamatan
Wenang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Identifikasi permukiman berdasarkan indikator tingkat kekumuhan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan strategis revitalisasi kawasan permukiman seperti membangun permukiman
dengan bangunan vertikal menghadap ke sungai sehingga adanya penyedian sarana tempat
bermain anak atau pengadaan sarana ruang terbuka hijau, mempertahankan potensi DAS
Tondano sebagai sarana transportasi, dan pembuatan jalan masuk dari jembatan megawati
di bantaran sungai sampai ke pasar bersehati. Meningkatkan sosial kemasyarakatan serta
peningkatan ekonomi, dan pengoptimalan potensi yang terdapat pada permukiman tersebut.
Diharapkan melalui studi penelitian ini dapat diketahui revitalisasi kawasan permukiman
kumuh di kota lama kota manado, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang terjadi serta
dapat menciptakan aktivitas permukiman yang terkendali sesuai dengan tatanan lingkungan
yang seimbang.

Kata Kunci : Revitalisasi, Permukiman Kumuh, Kelurahan Calaca

PENDAHULUAN demi sedikit permukiman kumuh pun


Pertumbuhan penduduk kian hari kian terbentuk (Rahmawati, 2012).
bertambah seiring dengan perubahan waktu Kondisi permukiman kumuh di kota
bahkan kerap terjadi urbanisasi atau Manado terdapat di kawasan lingkungan 3,
perpindahan penduduk dari desa ke kota kelurahan Calaca, permukiman tersebut
dengan tujuan mencari penghasilan atau berada di sekitar bantaran sungai DAS
pekerjaan yang layak di kota (Aliyati, 2011). Tondano dimana orientasi bangunan
Permukiman penduduk yang sangat padat membelakangi sungai dengan memiliki luas
memberikan peluang atau penyebab kondisi ukuran bangunan < 36 m2, salah satunya
lingkungan kota menjadi buruk. Kapasitas permasalahan yang ada di permukiman
ruang yang ada tidak mampu melayani rumah dengan kondisi fisik tampak dari kondisi
penduduk secara layak sehingga muncul bangunannya yang sangat rapat, dengan
permukiman kumuh. Proses terbentuknya kualitas konstruksi cukup rendah dimana
permukiman kumuh, terjadi karena para tampilan bangunan hunian yang semi
pekerja memilih tinggal di dekat tempat kerja. permanen dan tidak permanen. Jaringan jalan
Mereka kemudian mencari tempat tinggal tidak berpola dan tidak diperkeras karena
seadanya di dekat pasar dan pertokoan, sedikit sebagian badan jalan didirikan bangunan dan
jalan digunakan sebagai lahan parkir. Tidak

@Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)


Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik – Universitas Sam Ratulangi Manado
Agustus 2014
224 S.TOGUBU, F. WAROUW & R. CH. TARORE

ada penghijauan apalagi halaman rumah peningkatan kualitas dan kondisi fisik
karena masyarakat menggunakan halaman bangunan, tata hijau, sistem penghubung,
untuk tempat usaha, maka mereka membuka sistem tanda/reklame dan ruang terbuka
usaha toko industri kecil maupun warung dan kawasan; Rehabilitasi ekonomi, revitalisasi
kaki lima di rumah. yang diawali dengan proses peremajaan
Selain itu dimana sanitasi lingkungan dan artefak urban harus mendukung proses
drainase tidak berfungsi serta sampah tidak rehabilitasi kegiatan ekonomi; dan
diperhatikan oleh penduduk tersebut. Oleh Revitalisasi sosial/institusional, keberhasilan
karena itu, permukiman dengan revitalisasi sebuah kawasan akan terukur bila
membelakangi sungai, maka masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang
tersebut dengan mudahnya membuang air menarik (interesting), jadi bukan sekedar
limbah ke sungai. Sebagaimana mereka kondisi fisik yang baik.
menggunakan air sungai untuk mencuci
pakaian, piring dll. Disamping itu kurang Kawasan Permukiman Kumuh
terpeliharanya kebersihan lingkungan Kawasan pemukiman kumuh adalah
sehingga menyebabkan permukiman terlihat lingkungan hunian yang kualitasnya sangat
kumuh serta tidak ada lagi lahan yang dapat tidak layak huni, ciri-cirinya antara lain
digunakan untuk membangun sarana lainnya berada pada lahan yang tidak sesuai dengan
seperti sarana pendidikan ataupun keagamaan peruntukan/tata ruang, kepadatan bangunan
serta sarana bermain anak. sangat tinggi dalam luasan yang sangat
Berdasarkan permasalahan di atas, maka terbatas, rawan penyakit sosial dan penyakit
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini lingkungan, serta kualitas bangunan yang
untuk menentukan strategi revitalisasi sangat rendah, tidak terlayani prasarana
kawasan kumuh yang ada di Kelurahan lingkungan yang memadai dan
Calaca Kecamatan Wenang dan untuk membahayakan keberlangsungan kehidupan
menghasilkan strategi revitalisasi sebagai kota dan penghidupan penghuninya (Budiharjo:
yang bebas permukiman kumuh di Kelurahan 1997).
Calaca. Karakteristik permukiman kumuh
dikemukakan oleh Surtiani (2006), bahwa
Revitalisasi Kawasan
karakteristik permukiman kumuh terbagi atas
Menurut Piagam Burra dalam Surya
tiga point mendasar yakni :
(2009), revitalisasi adalah menghidupkan
1) Karakter fisik
kembali kegiatan sosial dan ekonomi
Karakter dari sarana dan prasarana
bangunan atau lingkungan bersejarah yang
fisiknya seperti suplai air bersih, sanitasi,
sudah kehilangan vitalitas fungsi aslinya,
listrik, jalan lingkungan.
dengan cara memasukkan fungsi baru ke
2) Karakter sosial
dalamnya sebagai daya tarik, agar bangunan
Pada umumnya masyarakat yang berada
atau lingkungan tersebut menjadi hidup
di permukiman kumuh adalah penduduk
kembali. Revitalisasi Kawasan adalah
dengan pendapatan yang rendah, sebagai
rangkaian upaya menghidupkan kembali
pekerja / buruh, informal sektor.
kawasan yang cenderung mati, dan
3) Karakter tanah
mengembangkan kawasan untuk menemukan
Biasanya masyarakat menempati tanah-
kembali potensi yang dimiliki, sehingga
tanah illegal, misalnya mereka
diharapkan dapat memberikan peningkatan
membangun rumahnya bukan diatas tana
kualitas lingkungan yang pada akhirnya
miliknya tetapi tanah milik pemerintah
berdampak pada kualitas kehidupan
atau milik swasta yang biasa tidak
masyarakat (Kimpraswil dalam Jefrizon,
digunakan karena dianggap tidak
2012).
produktif dan mereka tidak memiliki
Tahapan-tahapan revitalisasi di
sertifikat tanda kepemilikan tanah.
antaranya intervensi fisik, yaitu mengawali
kegiatan fisik revitalisasi dan dilakukan Penyebab adanya kekumuhan pada
secara bertahap, meliputi perbaikan dan pemukiman di Kelurahan Calaca (Lantang,
2013) adalah: (a) jarak antara bangunan satu Departemen Pekerjaan Umum tahun 2006.
dengan yang lain; (b) tingginya tingkat (Tabel 1). Analisis data menggunakan metode
kepadatan penduduk; (c) rendahnya Tingkat deskriptif yang digunakan untuk
Pendapatan; (d) rendahnya tingkat pendidikan menggambarkan karakteristik permukiman di
masyarakat; (e) banyaknya penduduk yang Kelurahan Calaca. Dan metode analisis
bermata pencaharian informal; (f) SWOT bertujuan untuk mendapatkan strategi
keterbatasan lahan; dan (g) rendahnya tingkat revitalisasi kawasan permukiman kumuh.
kepedulian dan kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan dan kurangnya HASIL DAN PEMBAHASAN
partisipasi masyarakat terhadap penataan Penelitian ini dilaksanakan pada
pemukiman kumuh. kawasan permukiman yang berada di
Perbaikan kualitas lingkungan Kelurahan Calaca, terdapat permukiman
permukiman yang pernah dilakukan kumuh yang begitu cukup padat dengan luas
diantaranya adalah: pemugaran rumah, wilayah ± 7 Ha dan jumlah penduduknya ±
bantuan teknik, rumah contoh, perbaikan 471 jiwa. Permukiman yang berada di
kampung yang meliputi prasarana jalan dan sempadan sungai Tondano dan berdekatan
saluran, perbaikan sanitasi, penyediaan sarana dengan pasar. Pada lokasi ini merupakan
MCK, bak sampah, dan penyediaan air bersih. salah satu wilayah pusat perdagangan dan
Program ini didukung konsep asas tri daya, jasa, dan merupakan daerah kota lama.
yaitu pemberdayaan masyarakat yang Jumlah penduduk Kelurahan Calaca tahun
bertujuan menumbuhkan dan meningkatkan 2013 sebesar 1.327 jiwa yang terdiri dari 632
kesadaran maupun kemampuan diri sendiri jiwa adalah laki-laki dan 695 jiwa adalah
untuk memenuhi kebutuhannya secara perempuan (Tabel 2).
mandiri. (Alit: 2005). Penduduk di Kelurahan Calaca
dikarenakan menuju pusat kegiatan dari jasa
Kelurahan Calaca Kecamatan Wenang
hingga perdagangan, pertokoan serta
Kelurahan Calaca terletak di Kecamatan
berdekatan dengan pasar berseh hati. Luas
Wenang Kota Manado, Kelurahan Calaca
wilayah kelurahan Calaca adalah 16 Ha,
termasuk Kawasan kota lama yakni terdapat
dengan jumlah penduduk 1.327 Jiwa. Maka
bangunan tua atau ruko, dan 1 bangunan
Kepadatan penduduk di kelurahan Calaca
Klenteng sebagai tempat peribadatan agama
adalah 259.23 Jiwa yang menunjukan
Hindu di lingkungan 3. serta 2 bangunan
Kepadatan penduduk cukup padat.
Klenteng di lingkungan 2 dan sebagian
bangunan tua atau ruko. Serta pelabuhan yang
berada di lingkungan 1. Kelurahan Calaca Analisis Karakteristik Fisik
Berdasarkan penelitian di kawasan
sebagai pusat kawasan srategis ekonomi yakni
permukiman Kelurahan Calaca, letak strategi
perdagangan dan jasa menurut RTRW Kota
kawasan tergolong sangat strategis, karena
Manado tahun 2011-2031.
lokasi tersebut berada di dekat kawasan
METODOLOGI perdaganggan dan jasa (pasar, pertokoan, dll)
Metode yang digunakan dalam penelitian dengan jarak tempuh ke tempat mata
ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pencaharian yakni <1 km, karena posisinya
metode kualitatif. Data primer diperoleh dari yang berdekatan dengan kawasan
hasil wawancara, dokumentasi dan observasi, permukiman tersebut, fungsi kawasan
dan data sekunder diperoleh dari instansi- Kelurahan Calaca sebagai perdagangan dan
instansi terkait, media internet, dan buku- jasa menurut RTRW Kota Manado 2011-
buku pendukung. Data dianalisis secara 2031. Pada kondisi bangunan permukiman
deskriptif untuk menguraikan kondisi tersebut dilihat dari orientasi bangunan yang
permukiman di Kelurahan Calaca berdasarkan membelakangi sungai, dengan kualitas
variabel dan indikator Pedoman Identifikasi konstruksi bangunan rendah yakni jenis
Kawasan Permukiman Kumuh yang rumah semi permanen dan tidak permanen
diterbitkan oleh Direktorat Pengembangan yang berada di sempadan sungai, dimana
Permukiman, Ditjen Cipta Karya, yang permanen di bagian tokoh-tokoh,
226 S.TOGUBU, F. WAROUW & R. CH. TARORE

Struktur bangunan permukiman terbuat dari penghijauan maka permukiman tersebut


bahan dinding papan/kayu, sebagian kecil terlihat cukup padat dan tidak adanya tempat
tembok/batu bata, bahan lantai rumah yakni masyarakat bersosialisasi.

Tabel 1. Analisis Kawasan Permukiman Kumuh


Pendekatan
Kriteria Variabel Indikator Bentuk data Sumber data
Penelitian
Letak Strategis Kawasan
Lokasi Jarak ke Tempat Mata Pencaharian
Fungsi Kawasan Sekitar
Keteraturan Bangunan
Kepadatan bangunan
Kondisi Fisik Bangunan temporer Data Primer,
Data
Karakter Bangunan Observasi
Umur Bangunan Diskriptif Sekunder,
Fisik Lapangan,
Building coverage Kualitatif Observasi
Instansi yang terkait
Lapangan
Jarak antar bangunan (data kelurahan, dan Lurah).
Kondisi Jalan
Kondisi Persampahan
Kondisi Prasarana
dan Sarana Kondisi Drainase
Kondisi Sanitasi
Kondisi Air Bersih
Kondisi Kepadatan penduduk
Kependudukan
Tingkat Kesehatan Data
Karakter Tingkat Instansi yang terkait
Jumlah Pendapatan Diskriptif Sekunder,
Sosial pendapatan (data kelurahan, dan Lurah),
Kualitatif Observasi
Ekonomi Observasi Lapangan
Jenis Pekerjaan Mata Pencaharian Lapangan

Pendidikan Tingkat Pendidikan


Status Kepemilikan Tanah Data Instansi yang terkait
Karakter Diskriptif Sekunder, (data kelurahan, dan Lurah),
Status Tanah
Tanah Kualitatif Observasi Observasi Lapangan
Status Kepemilikan Rumah
Lapangan
Sumber: dimodifikasi dari Pedoman Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh yang diterbitkan oleh
Direktorat Pengembangan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum tahun 2006

semen. Berdasarkan penelitian pada kawasan Berdasarkan penelitian jarak antar


permukiman tersebut kepadatan bangunan bangunan di kawasan permukiman tersebut,
tergolong rendah, namun dengan pola sangat dekat antara satu dengan bangunan
bermukin yang sebagian besar berada di lainnya. Bahkan terdapat bangunan yang
sempadan sungai. Selain itu, tidak ada berbatasan langsung dengan sirkulasi di
penghijauan apalagi halaman rumah, karena kawasan permukiman kumuh. Jarak bangunan
masyarakat menggunakan halaman untuk dilingkungan termasuk tinggi yakni 1.0 meter
tempat usaha seperti tempat jualan atau dan pejalan kaki sekitar 1 meter, sehingga
warung kecil, dan terlihat dari indikasi kendaraan tidak bisa melewati karena
kerapatan bangunan ≤ 5 m2, serta tidak ada jalannya kecil, apalagi jalan pejalan kaki
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kepadatan Penduduk di Kelurahan Calaca

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk


Lingkungan Luas Wilayah (Ha)
(Jiwa) (Jiwa)

1 441 5 88.2

2 415 4 103.75

3 471 7 67.28

Jumlah 1327 16 259.23


langsung menuju ke sungai. Permukiman di sering terjadi genangan air ketika hujan dan
bantaran sungai tersebut, Kebanyakan tiap tidak ada drainase, karena drainasenya sudah
rumah dengan luas <36 m² dihuni oleh 3-7 tertutup dengan tanah. Sedangkan Kondsi
anggota keluarga dan ada juga 1 bangunan jalan lingkungan pada kawasan kumuh
rumah ada 2-3 Kepala Keluarga yang terdapat struktur dari jalan tersebut berupa cor
beranggota keluarga dalam bangunan rumah beton bertulang, Namun ada beberapa jalan
tersebut sekitar 7-9 anggota keluarga dan yang kondisinya sangat buruk karena belum
adapun di beberapa bangunan memiliki mendapat bantuan, sehingga berlubang dan
jumlah kamar yang cukup banyak ± 20 kamar juga sudah rusak. Jalan inspeksi atau jalan
(kos) dan dihuni oleh 20 keluarga atau 20 khusus pada kawasan permukiman tersebut,
kepala keluarga dengan aggota 3-4 anggota dengan struktur jalan berupa papan/kayu
keluarrga. Kepadatan yang tidak tinggi tetapi berada di samping dermaga yang sering di
karena faktor lain seperti kualitas hunian, jadikan tempat mencuci dan bersantai.
infrastruktur dan lainnya yang tidak memadai Berdasarkan penelitian persampahan
sehingga kawasan tersebut termasuk ke dalam pada lokasi permukiman kumuh di Kelurahan
kawasan kumuh. Serta rawan terhadap Calaca, mereka membuang sampah ke sungai
kebakaran, banjir dan pola penggunaan lahan karena bangunan permukiman membelakangi
yang tidak teratur. Umur bangunan pada sungai. Posisi sampah yang berada di bawah
kawasan permukiman tersebut, dimana kolong-kolong rumah di mana rumah-rumah
bangunannya terdapat 4-10 tahun bangunanya mereka yang terletak diatas sungi. Sehingga
terletak di sempadan sungai, 11 – 30 tahun Banyak sampah dari rumah tangga maupun
terletak di sempadan sungai, dibagian tengah ranting-ranting pohon, hal ini membuat
dan didepan jalan, 31 – 44 tahun bangunanya lingkungan tersebut menjadi kumuh,
terletak di sempadan sungai dan di depan sebagaimana mereka mempunyai TPS yang
jalan, serta bangunan >45 tahun terletak di jarak tempat pembuangan sekitar ± 50 – 100
sempadan sungai, depan jalan, dan diluar meter. Dengan demikian masyarakat di
lokasi termasuk 1 bangunan klenteng. permukiman ini tidak mempedulikan
Berdasarkan penelitian sarana di lingkungan, karena membuang sampah
Kelurahan Calaca terdapat fasilitas penunjang sembarangan sehingga sampah-sampah
yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan berserakan di sekitar kawasan. Hal ini
pengembangan kehidupan ekonomi, sosial menunjukan kurangnya perhatian masyarakat
dan budaya. Yakni fasilitas pusat terhahap kondisi persampahan di permukiman
perbelanjaan di pasar dan pertokoan, sarana tersebut. Selain itu ada sisa sisa-sisa sampah
pemerintahan di kantor kelurahan Calaca, dan yang sudah dibakar oleh warga dibiarkan
saran peribadatan di klenteng, dan masjid di begitu saja, dan juga tidak ada petugas
dalam pasar. Selanjutnya utilitas umum di kebersihan untuk mengangkut sampah-
kawasan permukiman tersebut mengacu pada sampah di lingkungan tersebut. Untuk itu
sarana penunjang untuk pelayanan upaya menyediakan sebuah bak sampah di
lingkungan pemukiman, meliputi jaringan air tiap-tiap samping jalan atau di depan rumah.
bersih menggunakan isi ulang untuk minum, Agar mereka tidak lagi membuang
pam di permukiman memiliki 9 buah tetapi sampahnya ke samping sungai, sehingga
yang berfungsi cuman 4 buah, serta sumur bor lingkungannya menjadi bersih, nyaman dan
yang ada di permukiman memiliki 2 buah tapi indah. Kondisi drainase pada kawasan
satunya sudah rusak, dan satunya sudah tidak permukiman tersebut, drainase tidak berfungsi
berfungsi lagi, permukiman menggunakan dengan baik karena tidak melakukan
listrik. Utilitas umum membutuhkan pembersihan maka tersumbat sehingga
pengelolaan profesional dan berkelanjutan menimbulkan genangan air. Pada saat hujan
oleh suatu badan usaha. Kondisi jalan kota di air yang berada di saluran tersebut meluap ke
kawasan permukiman tersebut badan jalan pekarangan warga. Selain itu drainase yang
digunakan sebagai lahan parkir sehingga jalan berada disamping jalan sudah tidak berfungsi
kota terlihat sempit dan tidak teratur. Terlihat lagi karena sudah tertutupi oleh tanah.
dari kondisi jalan yang sudah diaspal namun
228 S.TOGUBU, F. WAROUW & R. CH. TARORE

Berdasarkan penelitian, Pembuangan jenis pekerjaan atau mata pencaharian sebagai


air limbah pada lokasi permukiman kumuh ibu rumah tangga dengan persentase 55%
Kelurahan Calaca tidak ada saluran, dikarenakan ibu rumah tangga kerjanya
kotorannya langsung ke sungai, karena cuman sebagai menjual pisang goreng, nasi
bangunan permukiman membelakangi sungai kuning, dan ada sebagiannya menjaga warung
masyarakatpun dengan mudahnya membuang atau kios. Jenis pekerjaan responden sebagai
air limbah ke sungai seperti air sabun sisa pedagang dengan berpenghasilan Rp.
mandi, sisa cuci pring, sisa-sisa makanan, 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- dengan
serta tinja hasil pembuangan manusia. presentase 32%. Sedangkan respondeng
Kondisi Sanitasi permukiman kumuh pada dengan jenis pekerjaan buruh bangunan
lokasi kawasan permukiman tersebut terdapat dengan berpenghasilan Rp.1.000.000,- s/d
sanitasi yang tidak baik bagi kesehatan, 1.200.000,- dengan presentase 9%. Dan jenis
mereka membuang air limbah langsung ke pekerjaan responden sebagai tukang jahit
sungai, dimana sebagian besar MCK mereka dengan berpenghasilan Rp. 1.000.000,-
menggunakan air sungai, serta bagunan dengan presentase 4%. Hal tersebut
pertokoan yang ada di lingkungan 3 juga menunjukan bahwa penduduk pada lokasi
membuang limbahnya ke sungai. Untuk itu lingkungan 3 kelurahan Calaca tergolong
upaya menyediakan septik tank di masing- dalam golongan ekonomi sedang.
masing rumah agar kotorannya tidak langsung Permukiman pada lokasi di lingkungan 3
ke sungai. Kondisi Air bersih pada lokasi kelurahan Calaca merupakan budaya dari
permukiman kumuh lingkungan 3 Kelurahan kebiasaan membuang sampah kesungai.
Calaca sebagian menggunakan air gelong atau Dimana mereka menggunakan kebiasaan
isi ulang untuk minum, penduduk seringkali sehari-hari kemudian menghasilkan budaya.
menggunakan air PAM dan sumur bor untuk serta masyarakat merupakan sekumpulan
masak. orang yang hidup bersama dan menghasilkan
Hal ini menjadi salah satu masalah kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan
dalam upaya menghidupkan kembali lokasi sebenarnya merupakan perwujudan dari
ini, karena ketidakseimbangan model perilaku manusia. Antara masyarakat dan
bangunan rumah ini akan berdampak pada kebudayaan dalam kehidupan yang nyata,
berkurangnya nilai estetika kawasan keduanya tidak dapat dipisahkan dalam
perancangan. Maka dari itu, hal ini menjadi kehidupan sosial bagaikan dua sisi mata uang.
salah satu masalah yang diperhatikan dalam Tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai
upaya revitalisasi kembali kawasan ini. kebudayaan atau sebaliknya tidak ada
kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah
Analisis Karakteristik Sosial dan pendukungnya. Penduduk di permukiman
Berdasarkan penelitian aktifitas kumuh ini juga berdasarkan penelitian
kegiatan masyarakat permukiman kumuh memperlihatkan hubungan sosial yang baik
pada lokasi di Kelurahan Calaca melakukan antar warga dengan melakukan interaksi pada
usaha yang berbeda-beda guna untuk saat melakukan kegiatan sehari-hari bukan
mencukupi kebutuhannya sehari-hari, Jenis karena adanya kegiatan sosial atau acara
usaha yang dijalankan mereka sesuai dengan lainnya. Penduduk di sempadan sungai lebih
bakat dan keterampilan yang dimiliki dengan gigih mempertahankan tanah yang terlanjur
melakukan usaha home industri yaitu mereka tempati sehingga sulit untuk
pembuatan genteng dari daun kelapa atau melakukan penggusuran. Tetapi mereka
masyarakat manado sebut dengan katu, merupakan penggerak kota karena bekerja
membuka usaha kecil menjahit baju, serta sebagai buruh bangunan, pedagang dan
usaha kayu atau bambu. Selain itu, sebagian tukang jahit yang membuat ekonomi berjalan
besar masyarakat yang tinggal di pinggiran terus.
sungai ini berprofesi sebagai ibu rumah
tangga. Dari hasil penelitian, sebagian besar
responden berpenghasilan diantara
Rp.700.000,- s/d Rp. 2.000.000,- memiliki
bangunan tempat kos yang di huni oleh 20-25
kepala keluarga. Dimana tidak dengan lahan

Tabel 4. Penetapan permukiman kumuh di lingkungan 3 kelurahan Calaca

Analisis Karakteristik
Sumber: Tanah 2014
Data Analisis yang digunakan karena lahan tersebut milik F.
Dari hasil penelitian, untuk status Sumilat dan pemilik kos pada lokasi tersebut
kepemilikan rumah sebagian besar ada 2 orang yang termasuk F. Sumilat.
masyarakat pada lokasi permukiman kumuh Sedangkan untuk status kepemilikan dengan
di Kelurahan Calaca status kepemilikan persentase 5%, adalah Rumah peninggalan
rumah yaitu Kos atau menyewa dengan atau warisan. Dimana lahan yang digunakan
persentase 86%. Masyarakat yang menyewa adalah miliknya sendiri yaitu F. Sumilat, yang
setiap bulan membayar Rp. 350.000/bulan, sekarang rumah tersebut sudah ditempati oleh
230 S.TOGUBU, F. WAROUW & R. CH. TARORE

anaknya. Selain itu, Status kepemilikan rumah rumah peninggalan dan sisanya kos. Dapat
dengan persentase 9%, adalah Rumah sendiri. dilihat pada gambar 1. Status Kepemilikan
Dimana tidak dengan lahan yang digunakan Rumah yang ada pada lokasi permukiman
karena lahan tersebut milik F. Sumilat. Dalam kumuh lingkungan 3 kelurahan calaca Hak
hal ini, walaupun masyarakat tersebu tidak Milik hanya 2, dan F. Sumilat itu yang
memiliki sertifikat tanah atau lahan, bukan mempunyai tanah tersebut dan sekarang para
berarti lahan yang digunakan untuk pendatang menggunakan tanah itu tetapi
membangun tempat tinggal ilegal. Karena mereka tidak membayar kepada F. Sumilat,

Gambar 1. Peta Status Kepemilikan Tanah Pada Lokasi Permukiman Kumuh

pola bermukim penduduk dari zaman dahulu mereka sudah tempati tanah tersebut sudah
sampai sekarang adalah tinggal di sempadan lama serta Umur Bangunan yang ada di
sungai menjadi kebiasaan. permukiman tersebut ± 4 - 44 Tahun.
Masyarakat yang tinggal di permukiman
kumuh bukan penduduk asli manado namun Analisis Penetapan Kriteria Kawasan
mereka berasal dari kota lain di antaranya Kumuh
seperti Gorontalo, Sanger Talaud, Bitung dll, Selain penentuan kesimpulan indikator
masyarakat tersebut mencari pekerjaan di kekumuhan, peneliti juga dapat mengukur
manado dan tinggal di permukiman kumuh tingkat kekumuhan dari tiap variabel dalam
lingkungan 3 kelurahan Calaca, serta indikator penilaian berdasarakan penetapan
pekerjaannya di pasar sebagian lagi di toko- kriteria kawasan kumuh tersebut. Menurut
toko. Berdasarkan penelitian pada lokasi hasil penelitian, diperoleh kriteria kumuh
permukiman di lingkungan 3 kelurahan calaca pada kawasan permukiman lingkungan 3
pada tahun 2013, terdapat ± 25 bangunan kelurahan Calaca yakni terurai pada tabel 4.
kumuh yang di huni oleh 3-4 kepala keluarga
dan ada juga beberapa bangunan yang Perencanaan Revitalisasi
merupakan tempat kos yang di huni oleh 20- Perencanaan revitalisasi permukiman kumuh
25 kepala keluarga. Sehingga jumlah kepala di lingkungan 3 kelurahan Calaca Kecamatan
keluarga ± 100 kk, karena tiap rumah ada 2-3 Wenang dengan menggunakan analisis swot
Kepala Keluarga. Serta berdasarkan status dan aspek-aspek revitalisasi yakni terlihat
kepemilikan rumah di Lingkungan 3 dalam Tabel 5.
Kelurahan Calaca memiliki 2 rumah sendiri, 1
a. Strategis revitalisasi non ekonomi
Tabel 5. Hitungan Tingkat Kekumuhan  Jalan inspeksi pada daerah bantaran
sungai dari jembatan megawati sampai
ke pasar bersehati ditata sehingga
dijadikan akses utama penghubung antar
kawasan.
 Mempertahankan kawasan lindung
Bobot hitungan tingkat kekumuhan dapat dalam kawasan strategis.
dikategori menjadi :  Memperlebar badan jalan di kawasan
Nilai total 2 - 2.9 = Kumuh Ringan permukiman.
Nilai total 3 - 4.9 = Kumuh Sedang b. Strategis revitalisasi ekonomi
Nilai total > 5 = Kumuh Berat  Mengembangkan fungsi bangunan usaha
dalam penataan kembali.
Tingkat kekumuhan pada kawasan  Mempertahankan bangunan bersejarah
permukiman lingkungan 3 kelurahan Calaca, sebagai kepentingan sosial ekonomi.
rata-rata total indikator yakni 3.94 termasuk  Meningkatkan penataan nilai lokasi pada
kategori Kumuh Sedang. kawasan tersebut
c. Strategis revitalisasi status tanah
Strategi Revitalisasi

Tabel 6. Matriks SWOT Aspek-aspek Revitalisasi di Lingkungan 3 Kelurahan


Calaca
232 S.TOGUBU, F. WAROUW & R. CH. TARORE

Tabel 7. Strategis Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Menurut Analisis SWOT di


Lingkungan 3 Kelurahan Calaca

 Penataan kembali orientasi bangunan  Peningkatan pengelolaan akses


menghadap ke sungai secara vertical. masyarakat terhadap pelayanan
d. Strategis revitalisasi kondisi prasarana persampahan.
sarana e. Strategis revitalisasi komitmen pemerintah
 Penyediaan tempat sampah di sepanjang daerah
jalan lingkungan.  Mengembangkan partisipasi pemerintah
dalam program penyediaan penambahan
air bersih.
Kesimpulan rendah, tingkat pendapatan rendah,
Berdasarkan penjelasan yang ada di tiap serta banyaknya penduduk yang mata
pembahasan maka penulis menarik pencaharian sektor informal.
kesimpulan bahwa Permukiman kumuh pada c. Tanah, Dilihat dari segi spasial para
lokasi di Kelurahan Calaca sebagai berikut: penduduk di permukiman bantaran
1. Strategi revitalisasi kawasan kumuh yang sungai menggunaka tanah F. Sumilat
ada di Kelurahan Calaca Kecamatan dimana mereka juga tidak memiliki
Wenang Kota Manado yakni: sertifikat. Serta status kepemilikan
a. Fisik, Permukiman kumuh dilihat dari rumah mayoritas sewa/kontrak.
lokasi dapat dikenali melalui letak
strategis kawasan Penduduk sangat 2. Strategi revitalisasi kota lama sebagai kota
strategis berdekatan dengan pasar yang bebas permukiman kumuh di
sebagai kawasan strategis ekonomi, Kelurahan Calaca Kecamatan Wenang di
jaraknya berdekatan dengan tempat Kota Manado.
tinggal, dan fungsi kawasan sebagai a. Strategis revitalisasi non ekonomi
perdagangan dan jasa. Keteraturan  Jalan inspeksi pada daerah
bangunan, bangunan berdiri diatas bantaran sungai dari jembatan
lahan kawasan lindung (catchment megawati sampai ke pasar
area) daerah lahan bantaran sungai, bersehati ditata sehingga dijadikan
dengan Orientasi bangunan akses utama penghubung antar
membelakangi sungai. Kepadatan kawasan.
bangunan rendah, bangunan temporer  Mempertahankan kawasan lindung
tergolong sedang dimana rumah- dalam kawasan strategis.
rumah terbuat dari material yang  Memperlebar badan jalan di
mudah terbakar, building coverage kawasan permukiman.
tinggi sudah tidak ada lagi ruang b. Strategis revitalisasi ekonomi
terbuka (open space), umur bangunan  Mengembangkan fungsi bangunan
tergolong sedang, jarak antar usaha dalam penataan kembali.
bangunan tergolong tinggi dimana  Mempertahankan bangunan
sangat berdekatan dan kelihatan bersejarah sebagai kepentingan
padat. Kondisi jalan sangat buruk sosial ekonomi.
dimana tidak ada tempat parkir dan  Meningkatkan penataan nilai
pedestrian jalan, drainase yang penuh lokasi pada kawasan tersebut
dengan sampah sehingga tersumbat, c. Strategis revitalisasi status tanah
kurangnya pelayanan persampahan  Penataan kembali orientasi
dan sanitasi sangat tidak baik bagi
bangunan menghadap ke sungai
kesehatan, dimana limba cair dan
secara vertical.
padat di buang langsung ke sungai, d. Strategis revitalisasi kondisi prasarana
dan DAS tondano mereka sarana
menggunakan air mencuci pakaian,
 Penyediaan tempat sampah di
piring dan lain-lain kecuali air bersih
sepanjang jalan lingkungan.
buat minum dari isi ulang,
 Peningkatan pengelolaan akses
b. Sosial Ekonomi, Permukiman kumuh
masyarakat terhadap pelayanan
dapat dikenali dari Kondisi
persampahan.
kependudukan dapat dikenali melalui
e. Strategis revitalisasi komitmen
lingkungan permukiman rendah dan
pemerintah daerah
semrawut dimana orientasi bangunan
 Mengembangkan partisipasi
rumah membelakangi sungai, maka
pemerintah dalam program
dengan mudahnya mereka membuang
penyediaan penambahan air
sampah ke sungai. Kepadatan
bersih.
penduduk tergolong rendah, tingkat
pendidikan rendah, tingkat kesehatan
234 S.TOGUBU, F. WAROUW & R. CH. TARORE

DAFTAR PUSTAKA
Aliyati, R. 2011. Permukiman Kumuh Di
Bantaran Ci- Liwung (Studi Kasus Kel
Manggarai-Srengseng Sawah Dan Kel
Kampung Melayu-Kalisari). Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam Program Pasca Sarjana Magister
Ilmu Geografi, Universitas Indonesia. Surya,F.H. 2009. Konsep revitalisasi
Budiharjo, Eko. 1997. Tata Ruang Perkotaan. Kawasan kota lama sumenep sebagai
Alumni. Bandung. upaya Mempertahankan identitas kota.
Jefrizon, & Rimadewi, S. 2012. Arahan Program Magister Teknik, Bidang
Revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Keahlian Perancangan Kota, Institut
Kota Lama Siak. Jurnal Teknik Teknologi Surabaya.
POMITS, 1:1-4 Surtiani,E.E. 2006. Faktor-faktor yang
Lantang, M. 2013. Analisis Faktor mempengaruhi terciptanya kawasan
Kekumuhan Pemukiman Di Kelurahan permukiman kumuh di kawasan pusat
Calaca Kota Manado. Jurnal Sabua. 28: kota (studi kasus: kawasan pancuran,
28-34 salatiga). Magister Teknik
Rahmawati, A. 2012. Strategi Penanganan Pembangunan Wilayah dan Kota
Permukiman Kumuh. Journal of Public Program Pasca Sarjana, Universitas
Policy and Management Review, 1: 11- Diponegoro Semarang.
20
Sari,Y.E. 2009. Persepsi dan Preferensi
Masyarakat Yang Beraktivitas Di Kota
Lama Semarang Dan Sekitarnya
Terhadap City Walk Di Jalan Merak
Semarang. Undergraduate thesis,
Universitas diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai