Anda di halaman 1dari 17

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

BAB 3
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN
DAN UPAYA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SERTA UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Pada bab ini akan diuraikan mengenai prediksi dampak bagi lingkungan hidup yang
ditimbulkan dari rencana usaha dan/atau kegiatan Klinik Pratama Sespim Polri dan
upaya pengelolaan lingkungan hidup yang akan dilaksanakan untuk meminimalisasi
dampak yang terjadi serta upaya pemantauannya terhadap lingkungan hidup pada
beberapa tahap, antara lain :

A. Tahap Operasional
Rencana usaha dan/atau kegiatan klinik dampak yang cukup signifikan untuk
diperhatikan umumnya terdapat pada tahap operasional karena pada tahap
sebelumnya tingkat pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan masih dapat
ditolerir oleh lingkungan.

Pada tahap ini kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan dampak terhadap


lingkungan antara lain :
1. Kegiatan Pemanfaatan Lahan Bangunan
2. Kegiatan Pemeriksaan Pasien Rawat Jalan
3. Kegiatan Perawatan Pasien Rawat Inap
4. Kegiatan Persalinan
5. Kegiatan Pada Unit Gawat Darurat
6. Kegiatan Farmasi
7. Kegiatan Laboratorium
8. Kegiatan Dapur/Laundry

3-1
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

1. Kegiatan Setelah Pembangunan/Kontruksi


a. Sumber Dampak
Kegiatan setelah pembangunan/kontruksi klinik selesai dan operasional
dapat menimbulkan dampak berupa tertutupnya lahan oleh bangunan
klinik.
b. Jenis Dampak
Berkurangnya air hujan yang meresap ke dalam.
c. Besaran Dampak
Luas lahan yang tertutup bangunan sebesar 1.254,50 m 2.
d. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pembuatan sumur resapan.
e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Penempatan sumur resapan disesuiakan dengan lahan yang tersedia.
f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Air hujan dimasukkan kedalam sumur resapan secara terus menerus.
g. Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Melakukan pemantauan terhadap kondisi dan kemampuan daya serap air
pada sumur resapan.
h. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pada saluran dan aliran air hujan yang masuk ke sumur resapan.
i. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Empat kali selama musim penghujan.
j. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungna Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.

2. Kegiatan Rawat Jalan


a. Limbah Cair
1) Sumber Dampak
Kegiatan pemeriksaan dan tindakan pasien rawat jalan dapat
menimbulkan dampak timbulnya limbah cair.
2) Jenis Dampak

3-2
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

Terjadinya penurunan kualitas air sungai akibat pembuangan limbah


cair.
3) Besaran Dampak
Limbah cair yang dihasilkan sebesar 50 liter/hari.
Asumsi : jumlah pasien rawat jalan 10 orang x 10 Liter air bersih/hari.
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Limbah cair dikelola dengan membuat saluran kedap air dan
terpisah dengan salurasn air hujan
 Mengolah limbah cair pada IPAL sebelum dibuang ke badan air
sungai
 Persyaratan saluran air limbah dan instalasi pengolahan air limbah
mengacu pada Perda Kab. Bandung Barat No. 5 Tahun 2012
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Disetiap ruangan / kegiatan penghasil limbah cair dan di areal IPAL.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada saluran outlet IPAL.
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali dan dilaporkan ke Dinas
Lingkungan Hidup setiap 3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.
b. Limbah Padat
1) Sumber Dampak
Kegiatan pemeriksaan dan tindakan pasien rawat jalan dapat
menimbulkan dampak timbulnya limbah padat.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas estetika lingkungan seperti bau tidak
sedap dan penyebaran penyakit.

3-3
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

3) Besaran Dampak
 Sampah medis yang dihasilkan sebesar 0,5 Kg/hari (asumsi :
jumlah pasien rawat jalan 10 orang x 0,1 kg/hari)
 Sampah non medis yang dihasilkan sebesar 0,005 m 3/hari
(asumsi : jumlah pasien rawat jalan X 0,0005 m 3/hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Persyaratan dan tata laksana pengelolaan sampah medis dan non
medis mengacu pada PERMENKES 1204/MENKES/SK/X/2004
 Tata cara dan persyaratan teknis penyimpanan sampah medis
mengacu pada Kepala Kantor Bapedal No. Kep
01/BAPEDAL/09/1995
 Penyediaan wadah penyimpanan sampah medis untuk sementara
sebelum dibakar di incinerator menggunakan asumsi (volume
sampah medis per hari X peride waktu pembakaran sampah dari
DPU
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Didalam ruangan dan disekitar bangunan.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan sampah medis mengacu pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009
 Dilakukan terhadap banyaknya timbulan sampah.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan dilakukan di dalam ruangan dan di luar bangunan.
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap hari dan dilaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup setiap
3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.

3. Kegiatan Rawat Inap


a. Limbah Cair

3-4
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

1) Sumber Dampak
Kegiatan pemeriksaan dan tindakan pasien rawat inap dapat
menimbulkan dampak timbulnya limbah cair.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas air sungai akibat pembuangan limbah
cair.
3) Besaran Dampak
Limbah cair yang dihasilkan sebesar 100 liter/hari
(Asumsi : jumlah pasien rawat inap dan penunggu 2 x 100 Liter air
bersih/hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Limbah cair dikelola dengan membuat saluran kedap air dan
terpisah dengan salurasn air hujan
 Mengolah limbah cair pada IPAL sebelum dibuang ke badan air
sungai
 Persyaratan saluran air limbah dan instalasi pengolahan air limbah
mengacu pada Perda Kab. Bandung Barat No. 5 Tahun 2012
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Disetiap ruangan / kegiatn penghasil limbah cair dan di areal IPAL.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada saluran outlet IPAL.
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali dan dilaporkan ke Dinas
Lingkungan Hidup setiap 3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.
b. Limbah Padat
1) Sumber Dampak

3-5
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

Kegiatan pemeriksaan dan tindakan pasien rawat inap dapat


menimbulkan dampak timbulnya limbah padat.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas estetika lingkungan seperti bau tidak
sedap dan penyebaran penyakit.
3) Besaran Dampak
 Sampah medis yang dihasilkan sebesar 0,6 Kg/hari (asumsi :
jumlah pasien rawat inap 2 orang x 0,5 kg/hari)
 Sampah non medis yang dihasilkan sebesar 0,006 m 3/hari
(asumsi : jumlah pasien rawat inap 2 orang x 0,5 m 3/hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Persyaratan dan tata laksana pengelolaan sampah medis dan non
medis mengacu pada PERMENKES 1204/MENKES/SK/X/2004
 Tata cara dan persyaratan teknis penyimpanan sampah medis
mengacu pada Kepala Kantor Bapedal No. Kep
01/BAPEDAL/09/1995
 Penyediaan wadah penyimpanan sampah medis untuk sementara
sebelum dibakar di incinerator menggunakan asumsi (volume
sampah medis per hari X periode waktu pembakaran sampah dari
DPU
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Didalam ruangan dan disekitar bangunan.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan sampah medis mengacu pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009
 Dilakukan terhadap banyaknya timbulan sampah.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan dilakukan di dalam ruangan dan di luar bangunan.
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap hari dan dilaporkan ke Kantor Lingkungan Hidup
setiap 3 (tiga) bulan sekali.

3-6
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

10) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.

4. Kegiatan Persalinan
a. Limbah Cair
1) Sumber Dampak
Kegiatan persalinan dapat menimbulkan dampak timbulnya limbah
cair.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas air sungai akibat pembuangan limbah
cair.
3) Besaran Dampak
Limbah cair yang dihasilkan sebesar 100 liter/hari
(Asumsi : jumlah pasien persalinan dan penunggu 2 x 100 Liter air
bersih/hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Limbah cair dikelola dengan membuat saluran kedap air dan
terpisah dengan salurasn air hujan
 Mengolah limbah cair pada IPAL sebelum dibuang ke badan air
sungai
 Persyaratan saluran air limbah dan instalasi pengolahan air limbah
mengacu pada Perda Kab. Bandung Barat No. 5 Tahun 2012
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Disetiap ruangan / kegiatan penghasil limbah cair dan di areal IPAL
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan dilakukan pada saluran outlet IPAL.
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

3-7
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

Dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali dan dilaporkan ke Kantor


Lingkungan Hidup setiap 3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.
b. Limbah Padat
1) Sumber Dampak
Kegiatan persalinan dapat menimbulkan dampak timbulnya limbah
padat.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas estetika lingkungan seperti bau tidak
sedap dan penyebaran penyakit.
3) Besaran Dampak
 Sampah medis yang dihasilkan sebesar 0,6 Kg/hari (asumsi :
jumlah pasien persalinan 2 orang x 0,5 kg/hari)
 Sampah non medis yang dihasilkan sebesar 0,006 m 3/hari
(asumsi : jumlah pasien persalinan 2 orang x 0,002 m 3/hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Persyaratan dan tata laksana pengelolaan sampah medis dan non
medis mengacu pada PERMENKES 1204/MENKES/SK/X/2004
 Tata cara dan persyaratan teknis penyimpanan sampah medis
mengacu pada Kepala Kantor Bapedal No. Kep
01/BAPEDAL/09/1995
 Penyediaan wadah penyimpanan sampah medis untuk sementara
sebelum dibakar di incinerator menggunakan asumsi (volume
sampah medis per hari X peride waktu pembakaran sampah dari
DPU
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Didalam ruangan dan disekitar bangunan.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan sampah medis mengacu pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009

3-8
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

 Dilakukan terhadap banyaknya timbulan sampah.


8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan di dalam ruangan dan di luar bangunan
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap hari dan dilaporkan ke Kantor Lingkungan Hidup
setiap 3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.

5. Unit Gawat Darurat


a. Limbah Cair
1) Sumber Dampak
Kegiatan Unit Gawat Darurat dapat menimbulkan dampak timbulnya
limbah cair.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas air sungai akibat pembuangan limbah
cair.
3) Besaran Dampak
Limbah cair yang dihasilkan sebesar 100 liter/hari
(Asumsi : jumlah pasien di Unit Gawat Darurat dan penunggu 4 x 50
Liter air bersih/hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Limbah cair dikelola dengan membuat saluran kedap air dan
terpisah dengan salurasn air hujan
 Mengolah limbah cair pada IPAL sebelum dibuang ke badan air
sungai
 Persyaratan saluran air limbah dan instalasi pengolahan air limbah
mengacu pada Perda Kab. Bandung Barat No. 5 Tahun 2012
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Disetiap ruangan / kegiatan penghasil limbah cair dan di areal IPAL
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.

3-9
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan dilakukan pada saluran outlet IPAL.
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali dan dilapoorkan ke Kantor
Lingkungan Hidup setiap 3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingngkungan Hidup Kabupaten Bandung
Barat.
b. Limbah Padat
1) Sumber Dampak
kegiatan Unit Gawat Darurat dapat menimbulkan dampak timbulnya
limbah padat.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas estetika lingkungan seperti bau tidak
sedap dan penyebaran penyakit.
3) Besaran Dampak
 Sampah medis yang dihasilkan sebesar 0,2 Kg/hari (asumsi :
jumlah pasien Unit Gawat Darurat 4 x 0,1 kg/hari)
 Sampah non medis yang dihasilkan sebesar 0,002 m 3/hari
(asumsi : jumlah pasien persalinan 4 x 0,001 m3/hari)
4) Bentuk upaya pengelolaan lingkungan hidup
 Persyaratan dan tata laksana pengelolaan sampah medis dan non
medis mengacu pada PERMENKES 1204/MENKES/SK/X/2004
 Tata cara dan persyaratan teknis penyimpanan sampah medis
mengacu pada Kepala Kantor Bapedal No. Kep
01/BAPEDAL/09/1995
 Penyediaan wadah penyimpanan sampah medis untuk sementara
sebelum dibakar di incinerator menggunakan asumsi (volume
sampah medis per hari X peride waktu pembakaran sampah dari
DPU
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

3-10
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

Didalam ruangan dan disekitar bangunan.


6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk upaya pemantauan lingkungan hidup
 Pemantauan sampah medis mengacu pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009
 Dilakukan terhadap banyaknya timbulan sampah.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan d idalam ruangan dan di luar bangunan.
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap hari dan dilaporkan ke Kantor Lingkungan Hidup
setiap 3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.

6. Unit Laboratorium
a. Limbah Cair
1) Sumber Dampak
Kegiatan laboratorium dapat menimbulkan dampak timbulnya limbah
cair.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas air sungai akibat pembuangan limbah
cair.
3) Besaran Dampak
Limbah cair yang dihasilkan sebesar 15 liter/hari
(Asumsi : jumlah pasien di unit laboraorium 10 x 3 Liter air bersih/hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Limbah cair dikelola dengan membuat saluran kedap air dan
terpisah dengan salurasn air hujan
 Mengolah limbah cair pada IPAL sebelum dibuang ke badan air
sungai

3-11
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

 Persyaratan saluran air limbah dan instalasi pengolahan air limbah


mengacu pada Perda Kab. Bandung Barat No. 5 Tahun 2012
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Disetiap ruangan / kegiatn penghasil limbah cair dan di areal IPAL
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan dilakukan pada saluran outlet IPAL.
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali dan dilapoorkan ke Kantor
Lingkungan Hidup setiap 3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.
b. Limbah Padat
1) Sumber Dampak
Kegiatan laboratorium dapat menimbulkan dampak timbulnya limbah
padat.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas estetika lingkungan seperti bau tidak
sedap dan penyebaran penyakit.
3) Besaran Dampak
 Sampah Medis yang dihasilkan Sebesar 0,3 Kg/hari (Asumsi :
Jumlah Sampah Medis Ruang Laboratorium 10 X 0,05 Kg/Hari)
 Sampah Non Medis Yang Dihasilkan Sebesar 0,003 m 3/Hari
(Asumsi : Jumlah Sampah Non Medis di Ruang Laboratorium 10 X
0,005 M3/Hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Persyaratan dan tata laksana pengelolaan sampah medis dan non
medis mengacu pada PERMENKES 1204/MENKES/SK/X/2004

3-12
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

 Tata cara dan persyaratan teknis penyimpanan sampah medis


mengacu pada Kepala Kantor Bapedal No. Kep
01/BAPEDAL/09/1995
 Penyediaan wadah penyimpanan sampah medis untuk sementara
sebelum dibakar di incinerator menggunakan asumsi (volume
sampah medis per hari X peride waktu pembakaran sampah dari
DPU
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Didalam ruangan dan disekitar bangunan.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan sampah medis mengacu pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009
 Dilakukan terhadap banyaknya timbulan sampah.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan didalam ruangan dan di luar bangunan
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap hari dan dilaporkan ke Kantor Lingkungan Hidup
setiap 3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.

7. Unit Farmasi
a. Limbah Cair
1) Sumber Dampak
Kegiatan farmasi dapat menimbulkan dampak timbulnya limbah cair.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas air sungai akibat pembuangan limbah
cair.
3) Besaran Dampak
Limbah cair yang dihasilkan sebesar 15 liter/hari
(Asumsi : jumlah pasien di unit farmasi 10 x 3 Liter air bersih/hari)

3-13
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Limbah cair dikelola dengan membuat saluran kedap air dan
terpisah dengan salurasn air hujan
 Mengolah limbah cair pada IPAL sebelum dibuang ke badan air
sungai
 Persyaratan saluran air limbah dan instalasi pengolahan air limbah
mengacu pada Perda Kab. Bandung Barat No. 5 Tahun 2012
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Disetiap ruangan / kegiatn penghasil limbah cair dan di areal IPAL
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan dilakukan pada saluran outlet IPAL.
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali dan dilapoorkan ke Kantor
Lingkungan Hidup setiap 3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.

b. Limbah Padat
1) Sumber Dampak
Kegiatan farmasi dapat menimbulkan dampak timbulnya limbah padat.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas estetika lingkungan seperti bau tidak
sedap dan penyebaran penyakit.
3) Besaran Dampak
 Sampah medis yang dihasilkan sebesar 0,03 Kg/hari (asumsi :
jumlah sampah medis ruang farmasi yang dihasilkan 10 x 0,005
kg/hari)

3-14
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

 Sampah non medis yang dihasilkan sebesar 0,003 m 3/hari


(asumsi : jumlah sampah non medis di ruang farmasi yang
dihasilkan 10 x 0,0005 m3/hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Persyaratan dan tata laksana pengelolaan sampah medis dan non
medis mengacu pada PERMENKES 1204/MENKES/SK/X/2004
 Tata cara dan persyaratan teknis penyimpanan sampah medis
mengacu pada Kepala Kantor Bapedal No. Kep
01/BAPEDAL/09/1995
 Penyediaan wadah penyimpanan sampah medis untuk sementara
sebelum dibakar di incinerator menggunakan asumsi (volume
sampah medis per hari X periode waktu pembakaran sampah dari
DPU
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Didalam ruangan dan disekitar bangunan.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan sampah medis mengacu pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009
 Dilakukan terhadap banyaknya timbulan sampah.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan didalam ruangan dan di luar bangunan
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap hari dan dilaporkan ke Kantor Lingkungan Hidup
setiap 3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.

8. Ruang Dapur / Laundry


a. Limbah Cair
1) Sumber Dampak
Kegiatan laundry dapat menimbulkan dampak timbulnya limbah cair.

3-15
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas air sungai akibat pembuangan limbah
cair.
3) Besaran Dampak
Limbah cair yang dihasilkan sebesar 1800 liter/hari
(Asumsi : jumlah karyawan 18 x 100 Liter air bersih/hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Limbah cair dikelola dengan membuat saluran kedap air dan
terpisah dengan salurasn air hujan
 Mengolah limbah cair pada IPAL sebelum dibuang ke badan air
sungai
 Persyaratan saluran air limbah dan instalasi pengolahan air limbah
mengacu pada Perda Kab. Bandung Barat No. 5 Tahun 2012
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Disetiap ruangan / kegiatn penghasil limbah cair dan di areal IPAL
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan dilakukan pada saluran outlet IPAL
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali dan dilapoorkan ke Kantor
Lingkungan Hidup setiap 3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.

b. Limbah Padat
1) Sumber Dampak
kegiatan laundry dapat menimbulkan dampak timbulnya limbah padat.
2) Jenis Dampak

3-16
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI

Terjadinya penurunan kualitas estetika lingkungan seperti bau tidak


sedap dan penyebaran penyakit.
3) Besaran Dampak
Sampah non medis yang dihasilkan sebesar 0,009 m 3/hari (asumsi :
jumlah sampah yang dihasilkan karyawan 18 x 0,0005 m 3/hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Persyaratan dan tata laksana pengelolaan sampah medis dan non
medis mengacu pada PERMENKES 1204/MENKES/SK/X/2004
 Tata cara dan persyaratan teknis penyimpanan sampah medis
mengacu pada Kepala Kantor Bapedal No. Kep
01/BAPEDAL/09/1995
 Penyediaan wadah penyimpanan sampah medis untuk sementara
sebelum dibakar di incinerator menggunakan asumsi (volume
sampah medis per hari X peride waktu pembakaran sampah dari
DPU
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Didalam ruangan dan disekitar bangunan.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan sampah medis mengacu pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009
 Dilakukan terhadap banyaknya timbulan sampah.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan didalam ruangan dan di luar bangunan
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap hari dan dilaporkan ke Kantor Lingkungan Hidup
setiap 3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.

3-17

Anda mungkin juga menyukai