BAB 3
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN
DAN UPAYA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
SERTA UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Pada bab ini akan diuraikan mengenai prediksi dampak bagi lingkungan hidup yang
ditimbulkan dari rencana usaha dan/atau kegiatan Klinik Pratama Sespim Polri dan
upaya pengelolaan lingkungan hidup yang akan dilaksanakan untuk meminimalisasi
dampak yang terjadi serta upaya pemantauannya terhadap lingkungan hidup pada
beberapa tahap, antara lain :
A. Tahap Operasional
Rencana usaha dan/atau kegiatan klinik dampak yang cukup signifikan untuk
diperhatikan umumnya terdapat pada tahap operasional karena pada tahap
sebelumnya tingkat pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan masih dapat
ditolerir oleh lingkungan.
3-1
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
3-2
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
3-3
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
3) Besaran Dampak
Sampah medis yang dihasilkan sebesar 0,5 Kg/hari (asumsi :
jumlah pasien rawat jalan 10 orang x 0,1 kg/hari)
Sampah non medis yang dihasilkan sebesar 0,005 m 3/hari
(asumsi : jumlah pasien rawat jalan X 0,0005 m 3/hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Persyaratan dan tata laksana pengelolaan sampah medis dan non
medis mengacu pada PERMENKES 1204/MENKES/SK/X/2004
Tata cara dan persyaratan teknis penyimpanan sampah medis
mengacu pada Kepala Kantor Bapedal No. Kep
01/BAPEDAL/09/1995
Penyediaan wadah penyimpanan sampah medis untuk sementara
sebelum dibakar di incinerator menggunakan asumsi (volume
sampah medis per hari X peride waktu pembakaran sampah dari
DPU
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Didalam ruangan dan disekitar bangunan.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan sampah medis mengacu pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009
Dilakukan terhadap banyaknya timbulan sampah.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan dilakukan di dalam ruangan dan di luar bangunan.
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap hari dan dilaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup setiap
3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.
3-4
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
1) Sumber Dampak
Kegiatan pemeriksaan dan tindakan pasien rawat inap dapat
menimbulkan dampak timbulnya limbah cair.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas air sungai akibat pembuangan limbah
cair.
3) Besaran Dampak
Limbah cair yang dihasilkan sebesar 100 liter/hari
(Asumsi : jumlah pasien rawat inap dan penunggu 2 x 100 Liter air
bersih/hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Limbah cair dikelola dengan membuat saluran kedap air dan
terpisah dengan salurasn air hujan
Mengolah limbah cair pada IPAL sebelum dibuang ke badan air
sungai
Persyaratan saluran air limbah dan instalasi pengolahan air limbah
mengacu pada Perda Kab. Bandung Barat No. 5 Tahun 2012
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Disetiap ruangan / kegiatn penghasil limbah cair dan di areal IPAL.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan pada saluran outlet IPAL.
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali dan dilaporkan ke Dinas
Lingkungan Hidup setiap 3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.
b. Limbah Padat
1) Sumber Dampak
3-5
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
3-6
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
4. Kegiatan Persalinan
a. Limbah Cair
1) Sumber Dampak
Kegiatan persalinan dapat menimbulkan dampak timbulnya limbah
cair.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas air sungai akibat pembuangan limbah
cair.
3) Besaran Dampak
Limbah cair yang dihasilkan sebesar 100 liter/hari
(Asumsi : jumlah pasien persalinan dan penunggu 2 x 100 Liter air
bersih/hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Limbah cair dikelola dengan membuat saluran kedap air dan
terpisah dengan salurasn air hujan
Mengolah limbah cair pada IPAL sebelum dibuang ke badan air
sungai
Persyaratan saluran air limbah dan instalasi pengolahan air limbah
mengacu pada Perda Kab. Bandung Barat No. 5 Tahun 2012
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Disetiap ruangan / kegiatan penghasil limbah cair dan di areal IPAL
6) Periode pengelolaan lingkungan hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan dilakukan pada saluran outlet IPAL.
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
3-7
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
3-8
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
3-9
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
3-10
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
6. Unit Laboratorium
a. Limbah Cair
1) Sumber Dampak
Kegiatan laboratorium dapat menimbulkan dampak timbulnya limbah
cair.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas air sungai akibat pembuangan limbah
cair.
3) Besaran Dampak
Limbah cair yang dihasilkan sebesar 15 liter/hari
(Asumsi : jumlah pasien di unit laboraorium 10 x 3 Liter air bersih/hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Limbah cair dikelola dengan membuat saluran kedap air dan
terpisah dengan salurasn air hujan
Mengolah limbah cair pada IPAL sebelum dibuang ke badan air
sungai
3-11
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
3-12
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
7. Unit Farmasi
a. Limbah Cair
1) Sumber Dampak
Kegiatan farmasi dapat menimbulkan dampak timbulnya limbah cair.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas air sungai akibat pembuangan limbah
cair.
3) Besaran Dampak
Limbah cair yang dihasilkan sebesar 15 liter/hari
(Asumsi : jumlah pasien di unit farmasi 10 x 3 Liter air bersih/hari)
3-13
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
b. Limbah Padat
1) Sumber Dampak
Kegiatan farmasi dapat menimbulkan dampak timbulnya limbah padat.
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas estetika lingkungan seperti bau tidak
sedap dan penyebaran penyakit.
3) Besaran Dampak
Sampah medis yang dihasilkan sebesar 0,03 Kg/hari (asumsi :
jumlah sampah medis ruang farmasi yang dihasilkan 10 x 0,005
kg/hari)
3-14
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
3-15
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
2) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas air sungai akibat pembuangan limbah
cair.
3) Besaran Dampak
Limbah cair yang dihasilkan sebesar 1800 liter/hari
(Asumsi : jumlah karyawan 18 x 100 Liter air bersih/hari)
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Limbah cair dikelola dengan membuat saluran kedap air dan
terpisah dengan salurasn air hujan
Mengolah limbah cair pada IPAL sebelum dibuang ke badan air
sungai
Persyaratan saluran air limbah dan instalasi pengolahan air limbah
mengacu pada Perda Kab. Bandung Barat No. 5 Tahun 2012
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Disetiap ruangan / kegiatn penghasil limbah cair dan di areal IPAL
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
7) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan secara terus menerus sepanjang operasi kegiatan.
8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan dilakukan pada saluran outlet IPAL
9) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali dan dilapoorkan ke Kantor
Lingkungan Hidup setiap 3 (tiga) bulan sekali.
10)Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemrakarsa dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.
b. Limbah Padat
1) Sumber Dampak
kegiatan laundry dapat menimbulkan dampak timbulnya limbah padat.
2) Jenis Dampak
3-16
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
KLINIK PRATAMA SESPIM POLRI
3-17