Anda di halaman 1dari 34

Peraturan, Perundangan, dan Persyaratan

Pengelolaan Lingkungan
Rumah Sakit

Oleh:
Widodo Hariyono
Penilaian Dampak Lingkungan
 Menurut American Hospital Association (1974), rumah
sakit adalah suatu organisasi tenaga medis profesional
yang terorganisasi, serta sarana kedokteran yang
permanen dalam menyelenggarakan pelayanan
kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan,
diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien.
 Suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup
harus dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL).
Terkait Penilaian Dampak Lingkungan
1. Undang-undang No. 4, Th. 1982, Ttg. Ketentuan-
ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Peraturan Pemerintah No.1, Th. 1993, Ttg. Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan dan Penjelasannya.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
928/Menkes/Per/XI/1995, Ttg. Penyusunan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Bidang Kesehatan.
4. Pedoman Teknis Penyusunan AMDAL RS.
5. Pedoman Teknis Penyusunan Upaya Kelola Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) RS.
Terkait Infeksi Nosokomial
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
986/Menkes/Per/XI/1992, Ttg. Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
2. Keputusan Dirjen P2M PLP No. HK.00.06.6.64, Tg. 18
Peb.1993, Ttg. Persyaratan dan Petunjuk Teknis Tata
Cara Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit.
3. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia.
4. Pedoman Teknis Pengelolaan Makanan dan Pencegahan
Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit.
Terkait Limbah Kimia Berbahaya
1. Keputusan Dirjen P2M PLP No. HK.00.06.6.64, Tg. 18
Peb.1993, Ttg. Persyaratan dan Petunjuk Teknis Tata
Cara Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit.
2. Peraturan Pemerintah RI No. 12, Th. 1995, Ttg.
Perubahan Peraturan Pemerintah No. 19, Th. 1994, Ttg.
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Terkait Kualitas Effluen Air Limbah
1. Peraturan pemerintah RI No. 20, Th. 1990, Ttg.
Pengendalian Pencemaran Air.
2. Keputusan menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58,
Th. 1995, Ttg. Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Rumah Sakit.
3. Keputusan Dirjen P2M PLP No. HK.00.06.6.64, Tg. 18
Peb.1993, Ttg. Persyaratan dan Petunjuk Teknis Tata
Cara Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit.
4. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia.
Terkait Sampah Padat
1. Keputusan Dirjen P2M PLP No. HK.00.06.6.64, Tg. 18
Peb.1993, Ttg. Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Ruang dan Bangunan, Serta Fasilitas Sanitasi Rumah
Sakit.
2. Keputusan Dirjen P2M PLP No. HK.00.06.6.64, Tg. 18
Peb.1993, Ttg. Persyaratan dan Petunjuk Teknis Tata
Cara Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit.
3. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia.
Terkait Limbah Radioaktif
1. Perpu No. 27, Th. 2002, Ttg. Pengelolaan Limbah
Radioaktif.
2. Keputusan Dirjen P2M PLP No. HK.00.06.6.64, Tg. 18
Peb.1993, Ttg. Persyaratan dan Petunjuk Teknis Tata
Cara Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit.
3. Pedoman Proteksi dan Paparan Radiasi, Jilid I dan II.
Aspek Lingkungan yang Tidak Diatur
Menurut Peraturan dan Perundang-undangan
1. Struktur manajemen, mengacu Keputusan Menkes RI
No. 983/Menkes/SK/1992, Ttg. Pedoman Organisasi
Rumah Sakit Umum.
2. Fasilitas dan peta lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
3. Ringkasan sejarah dan kepemilikan rumah sakit.
4. Aktivitas umum rumah sakit.
5. Alur proses perawatan kesehatan.
6. Pengendalian infeksi nosokomial.
7. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
8. Daftar bahan medik dan nonmedik.
9. Program pengendalian emisi udara.
10. Penanganan, penyimpanan, transportasi limbah domestik,
berbahaya dan beracun, kemoterapi, pengaturan
pembuangan, dan surat izin.
11. Penyediaan air, perpipaan, lay-out, dan konsumsi air.
12. Pencatatan dan kualitas effluen air limbah.
13. Sistem pengelolaan air limbah.
14. Upaya sanitasi.
15. Supply listrik, lay-out, dan penggunaan listrik.
16. Pelatihan lingkungan.
17. Pertimbangan dengan supplier mengenai masalah
lingkungan.
18. Pendekatan identifikasi material.
Daftar Bahan Medik dan Nonmedik
1. RS menguraikan sistem pengadaan obat atau material
medik.
2. RS menguraikan jadwal pengadaan obat.
3. RS menguraikan pemakaian seluruh bahan medik dan
nonmedik di RS dan di masing-masing ruangan.
4. RS menguraikan tempat penyimpanan msing-masing
bahan dan dasar pemikiran penyimpanannya.
5. RS menguraikan pola distribusi bahan tersebut.
6. RS menguraikan pola transportasi obat dan bahan
medik.
7. RS menguraikan pola transportasi barang nonmedik.
Program Pengendalian Emisi Udara
1. Program yang telah dilaksanakan dalam upaya
mengendalikan kualitas udara.
2. Wewenang dan pelaksana program.
3. Daftar standar (SOP) yang digunakan.
4. Program pencatatan dan dokumentasi pengukuran emisi
udara.
Penanganan B3 dan Lainnya
1. Penanganan limbah domestik, berbahaya, dan
kemoterapi dengan cara pemisahannya, penggunaan
warna plastik yang berbeda, dan penanganan tersendiri
limbah radioaktif.
2. Penyimpanan limbah domestik, berbahaya, dan
kemoterapi.
3. Transportasi limbah domestik, berbahaya, dan
kemoterapi dengan jalur limbahnya, program tetapnya,
dan peraturan yang mengaturnya.
Penyediaan Air, Perpipaan, Lay-out, dan Konsumsi Air
1. Pola enyediaan air, seperti Perusahaan Air Minum
(PAM), air artesis, air tanah, dan lain-lain.
2. Perpipaan air dari masing-masing gedung dan ruangan.
3. Jumlah kamar mandi dan WC, serta peta letak fasilitas
tersebut.
4. Peta perpipaan air, titik kran, titik stand meter.
5. Pola konsumsi air selama 6 bulan terakhir, seperti
berdasarkan rekening PAM selama 6 bulan terakhir,
jumlah air yang dipakai berdasarkan stand meter.
Sistem Pengelolaan Air Limbah
1. Sistem pengelolaan air limbah.
2. Jumlah fasilitas pengelolaan air limbah.
3. Pengaturan pengelolaan air limbah (SOP).
Upaya Sanitasi
1. Pengendalian serangga (pest control).
2. Pengendalian mikrobiologi.
3. Pengendalian virus.
4. Pengendalian toksikologi.
5. Program.
6. Pencatatan kebisingan di dalam dan luar ruangan.
Supply Listrik, Lay-out, dan Penggunaan Listrik
1. Pola penyediaan listrik.
2. Peta titik lampu dan saklar.
3. Peta aliran listrik ke masing-masing ruangan.
4. Pola konsumsi listrik 6 bulan terakhir berdasarkan
rekening listrik selama 6 bulan terakhir, jumlah Kwh
yang dipakai berdasarkan Kwh di meter masing-masing
gedung.
Pendekatan Identifikasi Material
1. Penggunaan pada saat diperlukan pengemasan.
2. Konsumsi energi dan air.
3. Bukti-bukti terjadinya ceceran/tumpahan.
4. Limbah yang dihasilkan selama proses transportasi
logistik.
Tahapan Penerapan
Sistem Manajemen Lingkungan (SML)
1. Identifikasi aspek lingkungan.
2. Penilaian dampak lingkungan.
3. Analisis kesenjangan.
4. Penetapan tujuan dan sasaran SML RS.
5. Program pengelolaan lingkungan RS.
6. Implementasi dan operasionalisasi program.
7. Pemeriksaan dan tindakan koreksi.
Pengkajian SML
1. Persyaratan perundang-undangan dan peraturan lainnya.
2. Identifikasi aspek lingkungan penting.
3. Pemeriksaan atas semua praktik dan prosedur
manajemen lingkungan yang sudah ada.
4. Evaluasi atas umpan balik dari penyelidikan kejadian
sebelumnya.
Hal-hal Penting Dalam Identifikasi
1. Emisi ke udara.
2. Pembuangan ke air.
3. Manajemen limbah rumah sakit.
4. Kontaminasi tanah.
5. Penggunaan bahan baku dan sumber daya alam.
6. Isu kesehatan masyarakat dan lingkungan lokal lainnya.
Identifikasi Aspek Lingkungan RS
1. Pengelolaan limbah infeksius, patologis, dan nonmedik.
2. Kejadian infeksi nosokomial.
3. Pembuangan air limbah.
4. Pembuangan air gelontor limbah.
5. Sumber emisi gas yang kecil.
6. Emisi gas yang besar.
7. Kegiatan yang menggunakan zat kimia.
8. Kegiatan yang menggunakan air.
9. Kegiatan yang menggunakan energi.
10. Penggunaan sumber daya alam.
11. Produk yang sudah lama.
12. Pembuangan produk.
Peraturan Dalam Akreditasi RS
 Akreditasi RS yang dinilai oleh KARS juga telah
mengatur tentang higiene, sanitasi, dan pengolahan
limbah.
 Pada instrumen self assessment Akreditasi RS Bidang
Standar Pelayanan “Keselamatan Kerja, Kebakaran, dan
kewaspadaan Bencana”, telah diatur hal-hal yang terkait
dengan lingkungan RS.
 Kewajiban bagi seluruh RS di Indonesia untuk
diakreditasi, menunjukkan bahwa persoalan pengeloaan
lingkungan RS, harus dimengerti oleh pihak manajer RS,
sehingga terpenuhi segenap aspek peraturannya.
Contoh: S4 (P9)
 “Tersedia fasilitas sanitasi yang memenuhi persyaratan”.
 Skor 5 = Ada fasilitas sanitasi lengkap, memenuhi
persyaratan.
 DO: (1) Yang dimaksud dengan fasilitas sanitasi
sederhana adalah jika tersedia fasilitas penyediaan air,
toilet, kamar mandi, dan pembuangan sampah. (2)
Fasilitas sanitasi lengkap adalah fasilitas penyediaan air,
toilet, kamar mandi, pembuangan sampah, pengendalian
tikus dan serangga, pembuangan limbah.
 (3) Fasilitas sanitasi memenuhi persyaratan jika sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Keputusan
Menkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004, Ttg.
Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS, dan Keputusan
Menkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002, Ttg.
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri.
 D: Program sanitasi RS, petunjuk pelaksanaan, dan
prosedur.
Contoh: S4 (P10)
 “Tersedia fasilitas untuk menangani limbah padat, cair,
dan gas”.
 Skor 5 = Ada fasilitas untuk limbah padat, cair, dan gas,
disertai program pemeliharaannya, disertai evaluasi
berkala, dengan hasil pengolahan masih dalam
standar/nilai normal/fasilitas masih berfungsi dengan
baik.
 DO: (1) Limbah padat adalah bahan atau barang buangan,
baik medis maupun nonmedis, akibat kegiatan pelayanan
RS. (2) Limbah gas adalah bahan buangan sebagai hasil
proses kimiawi.
 (3) Limbah cair adalah cairan yang mengandung bahan
kimia, bahan infeksius, dan radio aktif.
 (4) Yang diartikan dengan fasilitas adalah bangunan atau
peralatan untuk menangani limbah, dilengkapi dengan
prosedur dan jadwal pemantauan.
 D: Program pemeliharaan fasilitas pengolahan limbah.
Contoh: S5 (P2)
 “Ada ketentuan tertulis tentang cara menanggulangi
apabila terjadi kontaminasi Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3)”.
 Skor 5 = Ada ketentuan tertulis, ditetapkan pimpinan RS,
sudah ada pelatihan; sudah dilakukan evaluasi,
rekomendasi, dan tindak lanjut terhadap ketentuan
tertulis.
 DO: (1) Yang dimaksud dengan ketentuan tertulis adalah
kebijakan dan prosedur menangani, menentukan tempat
menyimpan, cara menyimpan B3, langkah-langkah jika
terjadi kontaminasi, alur pelaporan, dan tindak lanjutnya.
 (2) Kontaminasi adalah, misalnya terkena tumpahan
bahan kimia, radio aktif, dan lain-lain.
 D: Kebijakan, prosedur, program pelatihan, dan
pelaksanaan pelatihan; dokumen evaluasi dan tindak
lanjutnya.
Contoh: S5 (P4)
 “Ditetapkan program penyehatan lingkungan RS”.
 Skor 5 = Ada ketentuan tertulis, lengkap, ditetapkan
pimpinan RS, disertai evaluasi dan tindak lanjut.
 DO: (1) Program penyehatan lingkungan RS meliputi:
(1) penyehatan lingkungan kerja, (2) penyehatan makanan
dan minuman, (3) penyehatan air, (4) penyehatan tempat
pencucian, (5) penanganan sampah dan limbah, (6)
pengendalian serangga dan tikus, (7) sterilisasi/desinfeksi,
(8) perlindungan radiasi, (9) upaya penyuluhan kesehatan
lingkungan.
 (2) Yang dimaksud dengan “ketentuan tertulis” adalah
ditetapkan program kegiatan secara tertulis, dilengkapi
dengan kerangka acuan program, jadwal kegiatan, dan
laporan pelaksanaan kegiatan.
 (3) Evaluasi yang diharapkan adalah peninjauan terhadap
pelaksanaan program.
 (4) Yang dimaksud dengan lengkap adalah jika ketentuan
meliputi 9 cakupan program kegiatan yang tersebut di DO
parameter ini.
 (5) Rujukan yang digunakan membuat program ini adalah
Keputusan Menkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004, Ttg.
Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS, Keputusan
Menkes RI No. 907/Menkes/SK/V/2002, Ttg. Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, Keputusan
Menkes RI No. 1335/Menkes/SK/X/2002, Ttg. Standar
Operasional Pengambilan dan pengukuran Sampel
Kualitas Udara Ruangan RS.
 D: Program kerja, pelaksanaan kegiatan, laporan
pelaksanaan kegiatan, hasil evaluasi.
 O: Dapur, CSSD, penampungan sampah, laundry, dll.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai