OLEH
NIM :1807010186
KELAS :E
SEMESTER :IV
a) Faktor Biotik
Penduduk
Tumbuh-tumbuhan/pangan
Kabupaten Manggarai kaya akan tumbuh – tumbuhan dan pangan yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat maupun hewan untuk kelangsungan hidup. Perkebunan
di kabupaten Manggarai cukup strategis dalam upaya peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat, karena produk perkebunan yang dihasilkan dapat
memenuhi kebutuhan pasar nasional dan global seperti kopi, kakao, vanili, jambu
mente, cengkeh, dan kemiri. Komoditi – komoditi tersebut tidak mengalami kesulitan
untuk dikembangkan karena sudah lama ditanam oleh petani – petani di Manggarai.
Selain itu luas lahan dan jumlah produksi padi juga meningkat setiap tahunnya. Di
wilayah Manggarai ini juga banyak ditemukan hutan – hutan serta produk – produk
pangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan menjadi sumber kekayaan.
Hutan alam di Kabupaten Manggarai luasnya sekitar 40% dari wilayah kabupaten
tersebut , yaitu 270.000 hektar dari wilayah kabupaten seluas 713.640 hektar. Taman
Wisata Alam Ruteng memiiki hutan terbaik di Kabupaten Manggarai karena
kandungan tanah vulkaniknya yang subur, merupakan perwakilan tipe ekosistem
hutan alam pegunungan, hutan alam dataran rendah dan hutan sekunder. Hutan di
Manggarai memiliki karakteristik yang berbeda dengan hutan-hutan di Kalimantan
karena keadaan iklim, jenis tanah, dan bentang lahan yang berbeda. Kalimantan
memiliki iklim yang cenderung basah dan Manggarai cenderung agak kering
`Hewan
Di wilayah Manggarai ini, kita juga dapat menemukan banyak hewan terutama
hewan ternak yang juga menjadi sumber kekayaan bagi Masyarakat Manggarai.
Seperti ternak besar ( Sapi, kerbau, kuda), ternak kecil ( babi, kambing), ternak
unggas ( ayam, itik). Ternak – ternak ini tersebar di beberapa kecamatan di seluruh
wilayah Kabupaten Manggarai. Selain itu perikanan merupakan salah satu sector
pendukung perekonomian kabupaten Manggarai.
b) Abiotik
Tanah
Jenis tanah di Wilayah Kabupaten Manggarai pada umumnya terdiri dari jenis
tanah alluvial, Mediteran, litosol, dan latosol. Berdasarkan kondisi geologi, dan
kondisi fisik permukaan kabupaten Manggarai yang merupakan wilayah pegunungan
dan perbukitan, maka secara umum wilayah kabupaten Manggarai termasuk kawasan
rawan bencana terutama gempa bumi dan longsor
Iklim
Kabupaten Manggarai termasuk daerah yang beriklim tropis terdiri dari 2 musim
yaitu musim hujan dan musim kemarau. Suhu udara rata- rata berkisar antara 15,00
℃ hingga 24,70 ℃ dengan rata – rata 19,70 ℃ dan tingkat kelembaban rata- rata
85%.
Air
Wilayah Kabupaten Manggarai memiliki sumber – sumber air yang berasal air
tanah, air permukaan, dan curah hujan. Sebagai daerah – daerah yang mempunyai
permukaan bergunung – gunung air tanah pada umumnya didapatkan dari mata air
yang berasal dari kawasan pegunungan yang masih mempunyai kondisi jenis flora
dari tumbuhan pepohonan yang cukup rapat. Sumber air tanah dan air permukaan
(sungai) yang cukup penting keberadaannya di wilayah kabupaten Manggarai ini
adalah dengan adanya gunung Golo Lusang, Poco Ranaka, dan gunung – gunung
lainnya, dimana keberadaan beberapa sungai tersebut berasal dari mata air pada
gunung tersebut.
c) Sosial Budaya
Religi/ latar belakang kepercayaan
Sistem Kekerabatan
Dalam sistem kekerabatan masyarakat (orang) Manggarai menganut sistem
patrilokal atau patrilinial, yakni garis keturunan berasal dari pihak ayah. Selain itu
mereka juga memegang sistem virilokal yakni pasangan yang telah menikah wajib
tinggal di rumah orang tua suami. Kesatuan kekerabatan yang terkecil dalam sistem
ini adalah keluarga inti yang disebut kilo. Kesatuan yang lebih luas atau besar lagi
setelah kilo adalah ame. Dan apabila lapisan tersebut sampai pada lapisan kelima atau
lebih maka kesatuan sosial ini disebut panga dan panga menjadi kesatuan yang lebih
luas lagi menjadi wa`u yang mempunyai pemukiman yang disebut ca beo
Pelapisan Sosial
Pada masa prakemerdekaan masyarakat Manggarai dibedakan menjadi golongan
kelas atas disebut kraeng;kelas menegah disebut Gelarang dan kelas bawah
disebut ata lengge. Namun pasca kemerdekaan pelapisan sosial ini pun berubah
menjadi sistem pemerintahan yang lebih modern.
Kesenian
Di Manggarai juga tumbuh dan berkembang berbagai jens kesenian khas daerah
ini seperti seni sastra, music, tari, lukis, disain,kriya. Dari berbagai jenis kesenian
itu, ada dua jenis yang sudah mencapai tingkat sebuah peradaban dan sudah
dikenal yaitu seni pertunjukkan caci dan seni rupa (kriya),songke.
Ilmu Pengetahuan
Sejak dahulu orang Manggarai memiliki pengetahuan tentang alam sekitarnya,
baik fauna maupun flora dan seluruh ekosistemnya. Sistem dan pola hidup
masyarakat yang agraris mengharuskan mereka memiliki pengetahuan yang cukup
tentang flora, tanaman,atau tumbuhan yang bermanfaat bagi kehidupan,
2. Daya Dukung Lingkungan di Kabupaten Manggarai
Ruteng dijadikan sebagai ibukota kabupaten Manggarai. Selain itu, Ruteng juga
merupakan kota terpenting di Kabupaten Manggarai. Sekitar 4% penduduknya yaitu
2000 jiwa dari total penduduk 50.000 bergantung pada keberadaan hutan. Mereka
menggantungkan hidupnya pada hasil kayu yaitu dengan menebang dan kemudian
menjualnya, termasuk pula kayu bakar. Puluhan ribu hektar kawasan hutan konservasi di
Kabupaten Manggarai mengalami kerusakan. Kerusakan ini lebih dipicu penebangan liar
oleh penduduk. Sebagian besar penduduk Manggarai pendapatan utamanya adalah dari
menjual kayu, termasuk kayu bakar. Mereka menebang hutan dan kemudian menjualnya.
Tidak ada upaya timbal balik terhadap hutan yang dilakukan penduduk sehingga hal itu
akan berdampak buruk bagi kelestarian hutan di Manggarai. Hutan di Manggarai ini
semakin lama akan menjadi semakin sedikit apabila penduduk terus menebanginya. Dan
apabila kawasan hutan semakin berkurang, penduduk akan kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan hidup mereka karena selama ini mereka menggantungkan hidup mereka pada
hasil kayu hutan. Berbagai bencana alam pun siap mengancam apabila hutan tidak dijaga
kelestariannya. Hal ini menegaskan bahwa daya tampung lingkungan sosial di kabupaten
Manggarai terlampaui.
Keterbatasan sumber daya alam merupakan tantangan nyata yang dapat menghambat
pencapaian target- target pembangunan. Diperlukan upaya dari berbagai sector untuk
mengatasi tantangan keterbatasan sumber daya alam.
DAFTAR PUSTAKA