Anda di halaman 1dari 21

TINJAUAN KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN

1.1 Skenario Kasus


Di desa Sukolilo, nama Sukolilo berasal dari kejadian ketika utusan Raja
Demak akan meninggal dunia, dia berkata “Saya suka dan rela (Suko lan Lilo
dalam bahasa Jawanya) kalau saya mati di sini”. Desa ini terletak di sebelah barat
Madura. Akses jalan menuju desa termasuk sulit karena terdapat beberapa jalan
yang rusak dan berlubang. Pemukiman di Desa Sukolilo cukup bagus, namun
penerangan jalan cukup minim dan hanya tersedia di beberapa titik saja dan jarak
antar rumah saling berdempetan. Desa tersebut terdiri dari 282 KK dan 2.135
jiwa. Jarak dari desa tersebut ke puskesmas terdekat adalah sejauh 1 km. Disana
juga hanya mempunyai 1 SD, SMP, MTS dan 2 SMA dan MA. Selain itu, di desa
ini juga terdapat 1 posyandu. 
Kehidupan masyarakat Desa Sukolilo bergantung pada laut. Mereka
menggunakan air laut yang disuling untuk kebutuhan sehari-hari. Pada saat musim
panas tiba, puskesmas desa Sukolilo tiba-tiba kedatangan sejumlah orang dalam
keadaan lemah dan pucat. Dari keterangan masyarakat yang mengalami diare saat
itu, dalam sehari mereka BAB dengan frekuensi lebih dari 5x/sehari, dengan
konsistensi feses cair, mengeluh tidak mau makan dan minum. Saat dilakukan
pemeriksaan sebagian besar warga terlihat kurus, terdapat nyeri tekan pada
abdomen, peristaltik usus meningkat, bising usus 30x/menit.
Setelah ditelusuri ternyata desa Sukolilo mempunyai kebiasaan PHBS yang
buruk. Seperti warga Desa Sukolilo masih membuang sampah ke laut dan
pembuangan limbah air dari rumah warga juga diarahkan langsung ke laut. Lalu,
sebagian besar warganya tidak menjaga kebersihan kandang hewan. 
Penduduk Desa Sukolilo tidak memiliki pengalaman tentang KB serta tidak
mengetahui apa dan bagaimana KB tersebut. Mereka sering bertanya
permasalahan tentang KB namun sumber yang didapat ialah dari mulut ke mulut
warga yang notabene tidak mengetahui secara benar dan jelas mengenai KB
sehingga mereka bisa jadi mendapatkan informasi yang salah. Warga Desa
Sukolilo jarang berolahraga karena sibuk bekerja bagi laki-laki dan sibuk
mengurus kebutuhan rumah tangga serta anak-anak mereka bagi ibu-ibu. Tingkat
pengetahuan dan pendidikan juga rendah, banyak anak-anak yang telah lulus SD
tidak meneruskan sekolah karena harus membantu orang tua bekerja, untuk anak
laki–laki membantu ayahnya mencari ikan dan untuk anak perempuan membantu
ibu membuat ikan asin. Ibu – ibu di sana belum terbiasa membawa anaknya untuk
imunisasi dengan alasan puskesmas yang letaknya cukup jauh dari desa, mereka
beranggapan bahwa meskipun anak-anak tidak diimunisasi mereka akan tetap
hidup sehat.

USG (Urgency-Seriousness-Growth) 
Kami mengundang 30 orang untuk memusyawarahkan masalah yang terjadi di
Desa Sukolilo. 26 orang tersebut terdiri dari 7 orang pemuda/i karang taruna, 10
orang perwakilan dari warga, 4 orang RT, 1 RW, kepala desa beserta jajarannya 4
orang, kader posyandu 2 orang, dan 2 orang perwakilan dari puskesmas.
Kami menyimpulkan masalah A adalah Diare, B adalah Defisit Nutrisi, dan C
adalah Defisit Pengetahuan. Berdasarkan aspek urgency, 30 orang setuju bahwa
lebih mendesak dibanding masalah B dan C, lalu 17 orang setuju masalah deficit
pengetahuan lebih mendesak dari pada masalah deficit nutrisi, karena mereka
beranggapan bahwa dengan badan yang kurus mereka tetap bertenaga dan bisa
bekerja. Lalu untuk aspek keseriusan, sama dengan urgency 30 orang setuju
bahwa masalah diare ini merupakan masalah yang serius dibandingkan masalah B
dan C, lalu untuk masalah B : C, 15 orang memilih masalah B, namun 16 orang
memilih masalah C. Dan yang terakhir untuk aspek perkembangan masih sama
dengan kedua aspek diatas 30 orang setuju masalah A lebih cepat berkembang
disbanding masalah B dan C, lalu terdapat 19 orang memilih masalah C lebih
cepat berkembang, sementara yang memilih masalah B hanya 11 orang.

Table USG
No Masalah U S G Total
1 Masalah A 2 2 2 6
2 Masalah B 0 0 0 0
3 Masalah C 1 1 1 3
Berdasarkan musyawarah diatas dapat disimpulkan diagnosa prioritas satu
adalah diare, prioritas 2 adalah defisit pengetahuan, dan defisit 3 adalah defisit
nutrisi.

1.2 Asuhan Keperawatan


1.2.1 Assessment Community Core
Sejarah desa Sukolilo Barat berkaitan dengan masuknya agama islam ke
Madura yang penyebarannya dilakukan oleh raja Demak bernama Raden
Fatahillah. Beliau memerintah kan utusannya untuk menyebarkan agama
islam ke Madura melalui lintas perairan Gresik dan Socah Bangkalan.
Kemudian utusan raja Demak menyisiri pantai selatan Madura menuju ke
arah timur, hingga tiba di daerah Sukolilo. Karena ikatan historis itu pula
sehingga setiap desa pesisir yang disinggahi oleh utusan raja Demak
mempunyai dialek bahasa yang sama. Kata Sukolilo berasal dari kejadian
ketika utusan raja Demak akan meninggal dunia, dia berkata “Saya suka dan
rela (Suko lan lilo dalam bahasa Jawanya) kalau saya mati di sini”. Sejak saat
itu para pengikut dan masyarakat di tempat itu menamai daerahnya dengan
nama “Sukolilo”. Dari kata Suko lan Lilo ini oleh orang-orang dulu
diabadikan menjadi nama desa yaitu Desa Sukolilo. Dan karena letaknya di
bagian barat menjadi Sukolilo Barat.
Desa Sukolilo Barat terletak di Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan,
Madura. Secara geografis, luas wilayah desa Sukolilo Barat adalah 1,76 km².
Batas administratif desa Sukolilo Barat terbagi menjadi empat bagian.
Sebelah utara desa Bunajih, sebelah timur desa sukolilo timur, di sebelah
selatan selat madura dan sebelah barat desa kesek. Desa ini memiliki delapan
dusun antara lain, dusun jarat lanjang, dusun kejawan, dusun bara’ lorong,
dusun sekar ungu, dusun pandih, dusun kesek timur, dusun kolak dan dusun
tengginah.
Menurut sensus penduduk, jumlah penduduk yang terdaftar di RW 02
Dusun Kejawan Desa Sukolilo Barat jumlah penduduk sejumlah 2.135 jiwa
dengan 282 KK yang terdaftar. Proporsi jumlah penduduk laki-laki di wilayah
ini terdapat 1.281 jiwa (60%), sedangkan untuk jumlah penduduk
perempuannya di wilayah ini terdapat 854 jiwa (40%). Jumlah warga sesuai
dengan kelompok usia balita (0-5 tahun) sebanyak 470 jiwa (22%), anak-anak
(5-11 tahun) sebanyak 320 jiwa (15%), remaja (12-25 tahun) sebanyak 427
jiwa (20%), dewasa (26-45 tahun) sebanyak 534 jiwa (25%), lansia (46-65
tahun) sebanyak 320 jiwa, dan manula (>65 tahun) sebanyak 64 jiwa (3%).
Untuk jumlah warga yang berstatus sudah menikah sebanyak 416 jiwa, dan
yang berstatus duda/janda sebanyak 148 jiwa. Jenis keluarga yang terdapat di
wilayah ini kebanyakan adalah keluarga besar (extended family) sebanyak
169 KK (60%) dan keluarga inti (nuclear family) sebanyak 113 KK (40%). Di
wilayah ini didominasi oleh suku Madura sebanyak 1.602 jiwa (75%)
sedangkan sisanya adalah warga pendatang sebanyak 534 jiwa (25%).
Tingkat pendidikan terakhir dari warga di wilayah ini adalah tidak tamat SD
sebanyak 363 jiwa (17%), tamat SD sebanyak 705 jiwa (33%), tamat SLTP
sebanyak 576 jiwa (27%), tamat SLTA sebanyak 278 jiwa (13%), dan tamat
akademi/perguruan tinggi sebanyak 213 jiwa (10%). Bahasa yang digunakan
untuk berkomunikasi sehari-hari adalah bahasa Madura dan bahasa Jawa.
Agama yang dianut oleh warga setempat adalah Islam (100%). Mayoritas
warga setempat bekerja sebagai nelayan. Warga yang bekerja sebagai nelayan
sebanyak 1.281 jiwa (60%), warga yang berdagang sebanyak 427 jiwa (20%),
pelayaran sebanyak 320 jiwa (15%), dan guru sebanyak 107 jiwa (5%).
Warga di daerah tersebut mempercayai bahwa saat mengalami menstruasi
dilarang membakar pembalut karena dikhawatirkan dapat menyebabkan rasa
panas di daerah kelamin.

Assessment 8 Community Subsystems

A. LINGKUNGAN FISIK
1. Data Lingkungan fisik dengan menggunakan metode windshield
survey, yaitu dengan berjalan mengelilingi wilayah komunitas
dengan melihat beberapa komponen seperti:
Luas daerah desa sukolilo barat Rw 02 adalah 480 Km² dengan jumlah
penduduk sebanyak 2.135 jiwa. Lingkungan fisik di desa sukolilo
barat tepatnya di Rw 02 membutuhkan perhatian khusus karena warga
sekitar membuang sampah ke laut dan sungai menyebabkan laut
tercemar dan adanya penumpukan sampah pinggir laut. Dengan jarak
dari rumah ke sungai dan lautsekitar 4 meter. Sedangkan untuk jarak
jalan raya ke rumah sekitar 3 meter. Selain itu, pencahayaan setiap
rumah di desa sukolilo barat Rw 02 ini tergolong cukup bagus, namun
lampu di setiap jalan masih sangat minim karena hanya ada di
beberapa titik saja. Jarak antar satu rumah dengan rumah yang lain
sangat berdempetan bahkan mayoritas rumah di desa sukolilo barat
Rw 02 ini tidak memiliki halaman depan rumah. Sehingga mayoritas
rumah di sana tergolong lembab. Selain itu, warga rata-rata memiliki
peliharaan hewan seperti ayam. Dan kandang ayam biasanya terletak
disekitar rumah namun kebersihan kandang ayam cukup kotor. Selain
itu, di desa sukolilo barat ini juga tersedia layanan kesehatan yaitu
puskesmas yang berjarak sejauh 1 km dari desa.
2. Menggunakan metode interview kepada warga sekitar
Mayoritas warga sukolilo barat Rw 02 masih menggunakan air laut
yang disuling untuk kesediaan air bersih. Air tersebut juga digunakan
untuk memasak dan minum. Namun warga sekitar rutin menguras
tempat penampungan air setiap satu bulan sekali. Status kepemilikan
rumah di desa ini sekitar 90% rumah adalah milik pribadi.
3. Menggunakan metode interview kepada kepala desa
Proses pengelolaan limbah di desa sukolilo barat Rw 02 adalah
dengan cara dibakar atau dibuang ke laut. Warga sekita rutin
melakukan gotong royong setiap dua bulan sekali namun hanya pada
jalan dan kuburan saja. Daerah pembuangan limbah seperti laut tidak
dibersihkan sehingga sampah sangat menumpuk dilaut yang
menyebabkan sampah tersebut tidak bisa dibawa oleh arus. Biasaya
gotong royong dilakukan oleh seluruh warga remaja sampai dewasa.
Selain itu, di desa ini juga memiliki kegiatan rutin yang dilakukan
oleh masyarakat yaitu pengajian rutin yang dilakukan setiap hari
jum’at.
B. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI
1. Keamanan
a. Sistem keamanan lingkungan
Keamanan di desa sukolilo barat Rw 02 terbilang sangat aman,
sehingga tidak petugas khusus unutk menjaga lingkungan sekitar.
Selain keamanan lingkungan desa, keamanan di setiap rumah juga
perlu diperhatikan. Namun sayangnya, mayoritas disetiap rumah
memiliki tangga tapi tidak disertai dengan pegangannya. Dan
mayoritas juga warga sekitar tidak memiliki pagar yang
mengelilingi rumah karna factor rumah yang sangat berdempetan
tersebut.
b. Penanggulangan polusi, udara, air tanah dan bencana
Penanggulanagn polusi, udara dan air tanah di desa sukolilo barat
Rw 02 terbilang cukup karena mayoritas warga sekitar masih
menggunakan kipas angin dan ketika memasak warga sekitar sudah
menggunakan gas elpiji. Setiap rumah di desa memiliki system
ventilasi udara yang kurang sehingga menyebab rumah menjadi
lembab dan di sekitar rumah terdapat selokan sebagai pembuangan
air yang diarahkan menuju sungai atau laut. System
penanggulangan bencana di desa ini belum tersedia. Namun jika
terjadi kebakaran, biasanya warga bergotong royong dalam
memadamkan kebakaran selagi memanggil bantuan pemadam
kebakaran dari luar daerah.
2. Transportasi
Kondisi jalan di desa sukolilo barat Rw 02 tergolong rusak dan banyak
lubang. Dan mayoritas warga sekitar memiliki kendaraan pribadi berupa
sepeda motor. Selain kendaraan pribadi, di desa juga masih tersedia
sarana transportasi umum seperti len (angkutan umum). Jarak dari desa
ke tempat umum seperti pasar terbilang dekat.

C. POLITIK DAN PEMERINTAHAN


Organisasi yang aktif berjalan di desa ini hanyalah karang taruna dan tidak
ada kegiatan karang taruna yang berhubungan dengan kesehatan. Untuk
layanan kesehatan masyarakat yang diberikan oleh pemerintah setempat ada
posyandu dan puskesmas. Untuk layanan kesehatan yang ada di masyarakat
ada puskesmas, bidan desa, posyandu, dan praktik perawat.

D. PENDIDIKAN
Fasilitas pendidikan yang ada di desa ini ada dari tingkatan Sekolah Dasar
(SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). Jarak
tempuh untuk dapat menjangkau fasilitas pendidikan tergolong dekat dan
mudah untuk diakses. Mayoritas masyarakat di desa ini pendidikan
terakhirnya adalah tamat SD, hanya sedikit yang menempuh pendidikan
sampai ke jenjang perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan menurut kebanyakan
masyarakat tidak perlu menempuh pendidikan setinggi mungkin, karena
setelah tamat SD sudah langsung bekerja sebagai nelayan sehingga tidak
memerlukan pendidikan yang tinggi. Walaupun mayoritas masyarakat hanya
tamat SD, akan tetapi mayoritas bisa membaca dan hanya seditik yang buta
huruf.

E. KOMUNIKASI
Bahasa komunikasi yang digunakan warga di desa tersebut dominan
menggunakann bahasa madura dan bahasa jawa, masyarakat biasanya lebih
sering mengumpul di pinggir laut dan pasar sambil berbincang-bincang
santai.Warga didesa biasanya mendapatkan informasi mengenai kesehatan
di poster yang ada di balai desa, namun selain poster yang terpasang dibalai
desa warga juga telah menggunakan TV sebagai alat komunikasi
untuk menambah innformasi yang berada diluar daerah serta menambah
informasi mengenai isu-isu yang sedang hangat di perbincangkan di
Indonesia.

F. REKREASI
Mengenai tempat rekreasi ada beberapa yang bisa dikunjungi yaitu kuliner
pantai dan goa petapa dimana destinasi tersebut dapat membantu
perekonomian warga setempat, untuk warganya sendiri setiap satu tahun
sekali rutin berrekreasi ke tempat religi tanpa mengajak balita dan anak-
anak. Namun selain itu jika ada waktu luang warga setempat akan
berbincang-bincang tukar informasi dengan gaya bahasa yang santai.

G. EKONOMI
Dari segi ekonomi pekerjaan mayoritas di daerah ini yaitu sebagai nelayan,
untuk jumlah penghasilan rata-rata setiap bulan pada warga ekonomi kelas
bawah, serta dengan kepala keluarga wanita yaitu kurang dari 1 juta, jumlah
pengeluaran rata-rata setiap bulan kurang lebih 1 juta, biaya tersebut untuk
sekolah dan sisanya untuk kehidupan sehari-hari. Jumlah pekerja yang berada
dibawah umur sebanyak 363 orang, ibu rumah tangga sebanyak 412 orang
dan lanjut usia sebanyak 320 orang. Sedangkan untuk keluarga yang
mendapatkan bantuan sosial sebanyak 141 KK. Jumlah keluarga dengan
kepala keluarga wanita tidak ada, untuk jumlah usia produktif/bekerja pada
daerah tersebut sebanyak 961 jiwa sedangkan untuk angka pengangguran di
daerah tersebut tidak ada, masyarakat bekerja dengan status ketergantungan
sebagian besar tidak ada yang ketergantungan.

H. LAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL


Terdapat tempat pelayanan kesehatan di desa yaitu puskesmas yang buka
24 jam, untuk sistem rujukan pelayanan kesehatan masyarakat tidak mengerti
alur rujukan sehingga mereka menganggap susah karena kurangnya
pengetahuan. Pelayanan sosial (pelayanan dukungan konseling dan pelayanan
khusus) di desa ini tidak ada. Dalam hal pemahaman dan kemudahan
prosedur pelayanan kesehatan di desa mayoritas masyarakat kurang
memahami prosedur pelayanan kesehatan yang benar dan petugas pelayanan
kesehatan tidak memberikan pelayanan yang optimal mengenai informasi.
Menurut masyarakat mengenai kewajaran biaya atau tarif dalam pelayanan
kesehatan di desa tergolong murah karena banyaknya perawat yang membuka
praktek mandiri, mengenai kompetensi dan tugas dalam memberikan
pelayanan kesehatan di desa bagus, petugas kesehatan berkompetensi dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Dalam hal kualitas sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan di desa kurang lengkap. Menurut pendapat masyarakat
di sesa sudah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang DM dan PHBS. Di
desa sukolilo barat ini posyandu dilakukan dalam 1 hari sekali.
Jumlah keluarga yang mengikuti program KB hanya sebanyak 70 KK
(25%), jenis KB yang digunakan untuk melakukan program KB mayoritas
masyarakat menggunakan pil KB sebanyak 65 KK (93%), selain itu ada juga
yang menggunakan program KB IUD Sebanyak 5 KK ( 7%). Untuk data
jumlah ibu hamil di RW 2 pada trimester 1 sebanyak 91 jiwa, trimester 2
sebanyak 94 jiwa, sebanyak trimester 3: 65 jiwa. Data jumlah ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan kehamilan di puskesmas ada 112 orang (45%). Pada
data jumlah kehamilan yang direncanakan sebesar 70 kehamilan (28%), dan
tidak merencanakannya 180 kehamilan (72%).
Permasalahan yang ada pada ibu hamil di RW 2 ini yaitu mual muntah
pada awal kehamilan 131 orang 53%, pendarahan 12 orang 5%, kram perut
50 orang 20%, preeklamsia 118 orang 47%, anemia 28 orang 11%, bengkak
pada kaki 65 orang 26%. Untuk jumlah data kehamilan keberapa yaitu
multigravida 62%, 155 orang dan primi gravida 38%, 95 orang. Jumlah ibu
menyusui 68%, 82 ibu dan tidak 32%, 55 ibu. Jumlah Keguguran 12% 50
orang. Dari segi penolong persalinan terdapat bidan desa 154 orang, 85%,
dukun 12%, 22 orang, dokter 3% 5 orang, untuk metode persalinan yaitu
normal 97% , 176 orang, sesar 3%, 5 orang. Data mengenai jumlah kematian
ibu tidak ada.
Data balita usia saat lahir (normal dan premature) 90% 423 orang, 10% 47
orang. Jumlah BB saat lahir (< 2500 10%, 47 orang, > 2500 90%, 423 orang),
permasalahan yang terjadi saat lahir (ikterik 70 bayi 15%, penyakit kongenital
5%, 23 bayi. Terdapat 117 balita (25%) memiliki BB kurang (underweight).
Jumlah balita yang melakukan imunisasi di posyandu hanya 174 balita (37%)
yang terdata di posyandu yang melakukan imunisasi. Dengan jumlah balita
yang sudah mendapatkan imunisasi dasar vaksin BCG sebanyak 28 balita
(16%), jumlah balita yang sudah mendapatkan imunisasi dasar vaksin DPT
sebanyak 23 balita (13%), jumlah balita yang sudah mendapatkan imunisasi
dasar vaksin Polio sebanyak 34 balita (19%), jumlah balita yang sudah
mendapatkan imunisasi dasar vaksin campak sebanyak 37 balita (22%),
jumlah balita yang sudah mendapatkan imunisasi dasar vaksin HB0 (hepatitis
B) sebanyak 28 balita (16%), jumlah balita yang sudah mendapatkan
imunisasi vaksin pentabio (DPT, HB, HiB) sebanyak 24 balita (14%),
sedangkan untuk angka kematian bayi dan balita sebanyak 61 jiwa.
Dari data permasalahan anak-anak usia 6-11 tahun ada sekitar 25% anak
terdiagnosa stunting, dibuktikan dengan terdapat 80 anak memiliki berat
badan rendah dan bertubuh kecil. Untuk BB (normal (109 orang) 34%, kurus
(192 anak) 60%, gemuk 6% (19 orang). Penyakit pada anak di daerah ini
yaitu ispa 32 anak (10%), diare 128 orang (40%), scabies 64 orang (20%),
alergi makanan 48 orang (15%), mata ikan (clavus) (27%) 86 orang,
sedangkan untuk angka kematian pada anak sebanyak 27 anak.
Dari data remaja mengenai seks education yaitu pengetahuan tentang
organ reproduksi sebanyak 39% (166 orang), usia menarche pada 12-14 tahun
(75%) 150 orang, (15-17 tahun) 25% (50 orang), penggunaan alat kontrasepsi
sebanyak 3% (13 orang). Kebiasaan buruk yang dilakukan remaja di RW ini
yaitu merokok 45% (192 orang), konsumsi alcohol 30% (128 orang),
pergaulan bebas 32% (138 orang). Untuk penyakit yang diderita remaja
diantaranya desminore: 57% (114 orang), thypoid: 62% (265 org), anemia:
28% (120 org), sedangkan untuk angka kematian remaja sebanyak 87 orang.
Data dewasa dengan kebiasaan buruk yaitu merokok sebanyak 54 % (288
orang), sedangkan untuk kebiasaan carok/berkelahi 36 % (192 orang). Data
dewasa yang memiliki penyakit yaitu HT 58 % (309 orang), DM 25 % (133
orang), gagal ginjal 2 % (10 orang), serosis hepatis 3 % (16), kanker 0,5 % (2
orang).sedangkan angka kematian deawa sebanyak 107 orang.
Dari data mengenai lansia dan manula yang memiliki penyakit yaitu stroke
9 % (34 orang), glaukoma/katarak 24 % (92 orang), osteoporosis 50 % (192
orang), demensia 17 % (65 orang). Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan
ADL yaitu lansia dengan pendampingan sedang 48% (184 orang), dan total
22% (84 orang), lansia mandiri 30% (115 orang).

1.2.2 Diagnosa Keperawatan


DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Sanitasi lingkungan Dx : Diare Pada Anak-Anak
- Para ibu mengatakan anak- yang buruk Do : 0020
anak diare dengan frekuensi Kategori : Fisiologis
lebih dari 5x/ hari, feses cair, Subkategori : Nutrisi dan
dan mengeluh tidak mau Cairan
makan dan minum.
- Narasumber mengatakan
kebersihan lingkungan
kurang bagus karena warga
sekitar membuang sampah ke
laut menyebabkan laut
tercemar dan adanya
penumpukan sampah pinggir
pantai.
- Narasumber mengatakan
mayoritas warga sekitar
masih menggunakan air laut
yang disuling untuk
kesediaan air bersih
- Narasumber mengatakan
pengolahan limbah ada yang
dibuang ke laut
- Narasumber mengatakan
pembuangan air diarahkan ke
sungai atau laut
DO :
- Prevalensi diare pada anak-
anak sebanyak 128 anak
(40%)
- Terdapat banyak sampah di
tepian laut/pantai

DS : Kurang terpapar Dx: Defisit Pengetahuan


- Narasumber mengatakan informasi tentang Penggunaan KB
penduduk desa rata-rata tidak Do : 0111
memiliki pengalaman tentang Kategori :Perilaku
KB Subkategori : Penyuluhan
- Narasumber mengatakan dan pembelajaran
tidak tau apa itu KB dan
bagaimana KB itu digunakan
DO :
- Prevalensi keluarga yang
mengikuti program KB
sebanyak 70 KK (25%) dari
282 KK
- Prevalensi kehamilah yang
tidak direncanakan sebanyak
180 kehamilan (72%)
- Masyarakat sering bertanya
permasalahan tentang KB
namun sumber yang didapat
ialah dari mulut ke mulut
DS: Kebanyakan orang tua Dx: Defisit Pengetahuan
yang sibuk bekerja dan tentang Imunisasi
- Ibu-ibu mengatakan tidak kurang minat untuk Do : 0111
membawa anaknya untuk mencari informasi Kategori :Perilaku
imunisasi dengan alasan tentang imunisasi Subkategori : Penyuluhan
jarak puskesmas yang jauh dan pembelajaran
- Ibu-ibu beranggapan
meskipun anak-anak tidak
diimunisasi mereka akan
tetap hidup

DO :
- Jumlah balita yang
melakukan imunisasi di
posyandu sebanyak 174
balita (37%) dari total 470
balita.
DS : Kurangnya asupan Dx : Defisit Nutrisi pada
- Narasumber mengatakan makanan balita
makan dan minum seadanya Do : 0019
sesuai penghasilan yang Kategori : Fisiologis
didapatkan perhari Subkategori : Nutrisi dan
- Para ibu mengatakan anak- Cairan
anak tidak mau makan dan
minum

DO :
- Terdapat 117 balita (25%)
memiliki BB kurang
(underweight).
.2.3 Plan of Action
Rencana Waktu
No. Topik Masalah Tujuan Tempat Sasaran Dana PJ
Kegiatan Pelaksanaan
1. Diare pada anak- Meningkatka Edukasi mengenai Sabtu, 7 Balai Masyarakat Rw Rp. 100.000,- Mahasiswa S1
anak b/d sanitasi n perilaku hidup November Desa 02 Desa Sukolilo Ilmu
lingkungan yang pengetahuan bersih dan sehat 2020 Sukolilo Keperawatan
buruk masyarakat (PHBS) 09.00
mengenai
PHBS
Membantu Mengajak Minggu, 8 Area tepi Masyarakat Rw Rp. 50.000,- Mahasiswa S1
masyarakat masyarakat untuk November pantai 02 desa Sukolilo Ilmu
dalam gotong royong 2020 Keperawatan
menciptakan dalam 07.00
lingkungan membersihkan
yang bersih sampah di area
dan sehat tepi pantai
2. Defisit Meningkatka Edukasi mengenai Selasa, 10 Balai desa Ibu-ibu RW 02 Rp. 100.000,- Mahasiswa S1
Pengetahuan n penggunaan KB November Sukolilo Desa Sukolilo Ilmu
tentang pengetahaun dan manfaatnya 2020 Keperawatan
Penggunaan KB ibu-ibu RW 08.00
b/d defisit 02 desa
pengetahuan Sukolilo
tentang mengenai
penggunaan KB penggunaan
KB dan
manfaatnya
3. Defisit Meningkatka Edukasi mengenai Kamis, 12 Balai desa Ibu-ibu RW 02 Rp. 100.000,- Mahasiswa S1
Pengetahuan n imunisasi dan November Sukolilo Desa Sukolilo Ilmu
tentang pengetahaun manfaatnya 2020 Keperawatan
Imunisasi b/d ibu-ibu RW 08.00
kebanyakan 02 desa
orang tua yang Sukolilo
sibuk bekerja mengenai
dan kurang imunisasi
minat untuk dan
mencari manfaatnya
informasi
tentang
imunisasi
4. Defisit Nutrisi Meningkatka Eduka mengenai Sabtu, 14 Balai desa Ibu-ibu RW 02 Rp. 100.000,- Mahasiswa S1
pada balita b/d n kebutuhan gizi November Sukolilo Desa Sukolilo Ilmu
kurangnya pengetahuan yang seimbang 2020 Keperawatan
asupan makanan ibu-ibu RW dan manfaatnya 08.00
02 desa
Sukolilo
tentang
kebutuhan
gizi yang
seimbang
untuk si kecil

3.2.4 Intervensi Keperawatan Komunitas


No. Diagnosa Tujuan Tujuan Strategi Rencana Evaluasi
Kriteria Standart Penanggung
Keperawata Umum Khusus Intervensi Kegiatan Sumber Tempat
Jawab
n
1. Diare pada Meningkatka Memberikan Mahasiswa Edukasi Masyaraka 100 % Mahasiswa RW 02 Mahasiswa
anak-anak n informasi S1 Ilmu mengenai t mampu Masyarakat S1 Imu Desa S1 Imu
b/d sanitasi pengetahuan kepada Keperawatan PHBS memahami mampu Keperawata Sukolil Keperawatan
lingkungan masyarakat masyarakat memberikan penerapan menciptaka n o
yang buruk mengenai mengenai edukasi PHBS n
d/d ibu-ibu PHBS dan PHBS dan mengenai lingkungan
mengatakan menciptakan mengajak perilaku yang bersih
banyak anak lingkungan masyarakat hidup bersih dan sehat
yang terkena yang bersih untuk menjaga dan sehat dan
diare, dan sehat di lingkungannya (PHBS) dan menerapkan
prevalensi RW 02 desa tetap bersih mengajak PHBS
diare pada Sukolilo dan sehat masyarakat dalam
anak-anak untuk gotong kehidupan
sebanyak 128 royong dalam sehari-hari
anak (40%), membersihka
terdapat n sampah di
banyak area tepi
sampah di pantai
tepian
laut/pantai
2. Defisit Meningkatka Memberikan Mahasiswa Edukasi Ibu-ibu 100 % Ibu- Mahasiswa Balai Mahasiswa
Pengetahuan n informasi S1 Ilmu mengenai RW 02 ibu RW 02 S1 Imu desa S1 Imu
tentang pengetahaun seputar Keperawatan KB desa desa Keperawata Desa Keperawatan
Penggunaan ibu-ibu RW penggunaan memberikan Sukolilo Sukolilo n Sukolil
KB b/d 02 desa KB dan edukasi mampu mampu o
defisit Sukolilo manfaat mengenai memahami menjelaska
pengetahuan mengenai penggunaanny prosedur prosedur n dan
tentang penggunaan a kepada ibu- penggunaan penggunaa menerapkan
penggunaan KB dan ibu RW 02 KB dan n KB dan penggunaan
KB d/d manfaatnya desa Sukolilo manfaat yang manfaatny KB
masyarakat bisa a
tidak didapatkan
memiliki ketika
pengalaman menggunakan
tentang KB, KB
prevalensi
keluarga
yang
mengikuti
KB sebanyak
70 KK (25%)
dari 282 KK,
dan
prevalensi
kehamilan
yang tidak
direncanakan
sebanyak 180
kehamilan
(72%)
3. Defisit Meningkatka Memberikan Mahasiswa Edukasi Ibu-ibu 100 % Ibu- Mahasiswa Balai Mahasiswa
Pengetahuan n informasi S1 Ilmu mengenai RW 02 ibu RW 02 S1 Imu desa S1 Imu
tentang pengetahaun seputar Keperawatan imunisasi desa desa Keperawata Desa Keperawatan
Imunisasi b/d ibu-ibu RW program memberikan Sukolilo Sukolilo n Sukolil
kebanyakan 02 desa imunisasi dan edukasi mampu mampu o
orang tua Sukolilo manfaat mengenai memahami menjelaska
yang sibuk mengenai penggunaanny program program n dan
bekerja dan program a kepada ibu- imunisasi dan imunisasi menerapkan
kurang minat imunisasi ibu RW 02 manfaat yang dan imunisasi
untuk dan desa Sukolilo bisa manfaatny
mencari manfaatnya didapatkan a
informasi ketika para
tentang ibu mematuhi
imunisasi d/d program
jumlah balita imunisasi
yang untuk
melakukan anaknya
imunisasi di
posyandu
sebanyak 174
balita (37%)
dari total 470
balita, ibu-
ibu
mengatakan
walaupun
tidak
melakukan
imunisasi
anak-
anaknya
tidak akan
mati
4. Defisit Meningkatka Memberikan Mahasiswa Edukasi Ibu-ibu 100% Mahasiswa Balai Mahasiswa
Nutrisi pada n informasi S1 Ilmu mengenai RW 02 Ibu-ibu RW S1 Imu desa S1 Imu
anak-anak pengetahuan tentang Keperawatan pemenuha desa 02 desa Keperawata Desa Keperawatan
b/d ibu-ibu RW pemenuhan memberikan n gizi yang Sukolilo Sukolilo n Sukolil
kurangnya 02 desa gizi yang edukasi seimbang mampu mampu o
asupan Sukolilo seimbang pada mengenai bagi balita memahami menjelaska
makanan d/d tentang balita pemenuhan edukasi n dan
masyarakat kebutuhan gizi yang yang kami menerapkan
makan gizi yang seimbang berikan dalam
seadanya seimbang bagi anak- kebidupan
sesuai untuk si kecil anak dan sehari-hari
dengan manfaat yang
penghasilan bisa
yang didapatkan
didapatkan ketika para
perhari, ibu
anak-anak memberikan
tidak makan gizi yang
dan minum, tepat untuk
117 balita anaknya
(25%)
memiliki BB
kurang
(underweight
).

Anda mungkin juga menyukai