Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desa Pulosari adalah sebuah desa di kecamatan Brebes di Kabupaten Brebes, Jawa
Tengah, Indonesia. Terletak diwilayah utara kecamatan Brebes yang cukup strategis
karena menjadi salah satu lokasi yang menghubungkan antara Kecamatan Brebes dan
Kecamatan Jatibarang di desa pulosari juga terdapat sungai terpanjang di kabupaten
Brebes yaiu sungai Pamali dan termasuk desa yang dilalui oleh jalan tol Pejagan-
Pemalang. Hal ini menunjukan bahwa wilayah Pulosari memliki potensi yang sangat
besar sebagai wilayah yang memiliki sungai dan dilalui jalan tol. Sebagian besar
wilayah Desa Pulosari adalah pertanian dan perkebunan. Lahan yang luas serta keadan
tanah yang cukup subur, sehingga banyak yang berprofesi sebagai petani dan pekebun.
Contoh misalnya tanaman yang mereka tanam untuk dipanen adalah : Bawang, cabai,
padi dan masih banyak lagi.

Membahas mengenai kesejahteraan dan kelayakan rakyat, sebgian besar dirasakan


oleh masyarakat pedesaan. Hal ini terbukti kurangnya sarana dan prasarana yang
memadai demi kelangsungan hidup masyarakat pedesaan. Selain itu juga pendidikan
yang rendah juga sangat mempengaruhi rendahnya pertumbuhan yang dialami oleh
masyarakat pedesaan, sehingga masyarakat yang beprofesi sebagai petani, peternak atau
yang memiliki usaha kecil lain tidak memiliki skill lebih untuk bisa maju meningkatkan
taraf hidup yang lebih baik dalam memanfaatkan potensi alam yang ada didesa tersebut.

Semua permasalahan yag dialami masyarakat perlu mendapatkan perhatian dari


semua pihak untuk mendapatkan solusi yang efisien dalam menangani masalah yang
sedang dihadapi sehingga permasalahan tersebut tidak terjadi lagi. Salah satu
penanganan masalah terbaik yaitu berkaitan dengan mengembangkan sumber daya alam
dan pemberdayaan potensi yang ada disuatu desa, baik itu melalui penyuluhan maupun
pembekalan skill. Penanganan ini dilakukan tidak hanya oleh pemerintahan daerah saja,
akan tetapi oleh semua pihak yang merasa peduli dan mampu melaksanakannya.
Mengingat semua pihak yang dapat menangani suatu permasalahan didesa, maka
mahasiswa pun merasa bertanggug jawab dalam pengembangan sumber daya manusia
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.

1
Mengingat dengan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada
masyarakat, sehingg mahasiswa memiliki tugas yang diberikan Institut yaitu Kiliah Kerja
Nyata(KKN). Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diselenggarakan oleh Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Syeikh Nurjati yaitu berbasis PAR (Parsipatory Action Research).
Dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berbasis PAR ini menyimpan makna bahwa
kami mahasiswa ikut berpartisipasi bersama dalam penyelesaian masalah yang terjadi
didesa tersebut dimulai dengan observasi mengidentifikasi permasalahan yang sedang
dialami dan bersama-sama masyarakat menentukan solusi terbaik melalui loka karya
yang dihadiri oleh masyarakat setempat dan juga dari pihak mahasiswa, kemudian
bersama-sama melakukan aksi dalam menyelesaikan permasalahan didesa tersebut.
Disamping itu, penelitian serta kritik yang dilakukan oleh mahasiswa teradap kondisi
suatu desa yang tempati merupakan tugas mahasiswa tersendiri sebagai bentuk laporan
pertanggungjawaban keikutsertaannya dalam proses perubahan yang dilakukan bersama
masyarakat.

KKN berbasis PAR ini, mahasiswa dan masyarakat sama-sama sebagai subjek dari
proses penyelesaian masalah yang terjadi didesa tersebut. Akan tetapi, keduanya
memiliki peran yang berbeda yang mana masyarakat disini sebagai penentu masalah,
penentu solusi dari masalah serta pelaksana dari solusi yang telah ditentukan dalam
rangka penyelesaian masalah yang dihadapi desa tersebut. Sedangkan mahasiswa disini
hanya sebagai fasilitator dan mendampingi masyarakat dalam merumuskan dan
memecahka masalah yang terjadi didesa tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potensi yang ada di Desa Pulosari?
2. Apa saja masalah yang ada di Desa Pulosari?
3. Bagaimanakan solusi untuk menangani masalah tersebut?
4. Bagaimana respon dan tanggapan, serta manfaat kedepan bagi masyarakat desa
Pulosari?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui potensi yang ada di Desa Pulosari
2. Untuk mengetahui masalah yang di desa Pulosari tersebut
3. Untuk mencari solusi dari masalah tersebut

2
4. Untuk mengetahui respon dan tanggapan, serta manfaat kedepan bagi masyarakat
desa Pulosari.

3
BAB II

POTENSI DESA DAN PERMASALAHAN

A. Sejarah Desa Pulosari


Dari beberapa warga dan tokoh masyarakat yang kami mintai keterangan
mengenai sejarah Desa Pulosari, didapatkan hasil sebagai berikut :
Pada zaman dahulu kala ada sebuah sungai besar yang hilirnya tidak
beraturan. Air dari sungai tersebut ada yang mengalir ke arah timur, ada juga yang ke
arah barat. Diantara cabang-cabang aliran sungai itu terbentuklah sebuah tanah darat
(delta) yang dikelilingi oleh aliran sungai tersebut. Masyarakat sekitar menyebut
tanah darat itu sebagai PULAU/PULO.
Dipulau tersebut tinggal seorang kakek tua bernama Mbah Penthul. Mbah
Penthul dikenal sebagai orang yang sakti, bersifat ramah, baik hati dan pemberani.
Suatu hari, karena keberaniaannya itu dia berhasil mengalahkan seekor
harimau kumbang. Harimau kumbang itu dia jinakan dan dipelihara dengan baik.
Harimau kumbang itu dia beri nama Kumbang Sari.
Semakin lama kesaktian Mbah Penthul semakin termasyhur. Oleh karena itu
tempat tinggal Mbah Penthul yang berada di Pulo, diberi nama PULOSARI. Dimana
kata Pulo berasal dari Tanah datar yang dikelilingi sungai, sedangkan nama Sari
diambil dari nama Harimau Kumbang yang dijinakan oleh Mbah Penthul.
B. Profil Desa Pulosari
Desa Pulosari ini merupakan desa yang terletak di kecamatan Brebes,
kabupaten Brebes. Adapun batas-batas wilayah desa pulosari yaitu sebelah utara
berbatasan dengan kelurahan brebes, sebelah selatan berbatasan dengan desa
terlangu, sebelah timur berbatasan dengan wangandalem, sedangkan sebelah barat
berbatasan dengan desa wanasari. Desa Pulosari ini memiliki luas wilayah 209,52
Ha, yang mana penggunaannya terbagi sebagai berikut:

Luas tanah sawah 68,00 Ha

Luas tanah kering 100,00 Ha


Luas tanah basah 0,00 Ha

Luas tanah perkebunan 0,00 Ha

4
Luas fasilitas umum 41,52 Ha
Luas tanah hutan 0,00 Ha
Total luas 209,52Ha
*Berdasarkan data 2017

Adapun perkembangan penduduk di desa Pulosari sebagai berikut:

1. Jumlah Penduduk

Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan

Jumlah penduduk tahun ini 4653 orang 4475 orang

Jumlah penduduk tahun lalu 4592 orang 4401 orang

Persentase perkembangan 1.33 % 1.68 %

2. Jumlah Keluarga

Jumlah
Jumlah KK Laki-laki KK Perempuan
Total

Jumlah Kepala Keluarga tahun


2451 KK 499 KK 2950 KK
ini

Jumlah Kepala Keluarga tahun


2422 KK 487 KK 2909 KK
lalu

Prosentase Perkembangan 1.2 % 2.46 %

*Berdasarkan data 2017

C. Letak Geografis
Desa Pulosari ini merupakan desa yang terletak di kecamatan Brebes,
kabupaten Brebes. Adapun batas-batas wilayah desa pulosari yaitu sebelah utara
berbatasan dengan kelurahan brebes, sebelah selatan berbatasan dengan desa
terlangu, sebelah timur berbatasan dengan wangandalem, sedangkan sebelah barat
berbatasan dengan desa wanasari.

5
D. Kondisi Fisik
Desa Pulosari memiliki total luas sebesar 209,52 Ha dengan diantaranya
luas luas persawahan 68 Ha, luas tanah kering 100 Ha dan luasfasilitas umum
41,52 Ha. Desa Pulosari memiliki infrastruktur yang cukup baik untuk menunjang
kegiatan masyarakat sekitar. Hal tersebut ditunjukan oleh jalan yang telah
beraspal hampir seluruh bagian desa dengan panjang 6,5 km. Tidak hanya itu,
kondisisebagian besar tempat tinggal masyarakat juga telah cukup layak untuk
dihuni. Hampir setiap tempat tinggal masyarakat telah memiliki sumur gali
terdapat sekitar 123 sumur pompa yang dimanfaatkan kurang lebih oleh 621
kepala keluarga di Desa Pulosari. Beberapa masyarakat Desa Pulosari juga
memiliki sawah dan kandang ternak skala kecil yang berdekatan dengan tempat
tinggalnya.

E. Kondisi Ekonomi Wilayah


Sebagian besar masyarakat Desa Pulosari bekerja sebagai petani dan
pedagang. Sekitar 1100 orangpetani dan 1800 orang buruh tani.Masyarakat Desa
Pulosari yang bekerja sebagai pedagang sekitar 130 orang. Desa Pulosari juga
memiliki usaha di bidang peternakan sekitar 105 orang memiliki usaha peternakan
kambing. Sebagian besar hasil tani dan ternak yang dihasilkan cenderung
disimpan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain pekerjaan-
pekerjaan tersebut sebagian masyarakat Desa Pulosari miliki pekerjaan sebagai
guru, perangkat desa, pegawai negeri sipil, pengrajin industri rumah tangga dan
lain-lain. Dari pekerjaan-pekerjaan tersebut, perekonomian sebagian besar warga
Desa Pulosari cenderung tercukupi.
Sebagian besar Desa Pulosari terdiri dari lahan persawahan. Lahan
persawahan tersebut digunakan masyarakat untuk menanam berbagai macam
tanaman. Adapun jenis tanaman yang ditanam para petani itu beragam,
diantarannya bawang merah, cabai, padi dan jagung. Berdasarkan kondisi alam
yang ada di desa pulosari memungkinkan pekerjaan warga desa pulosari adalah
sebagian besar petani, selain petani warga juga bekerja sebagai buruh tani,
pengerajin batu bata, sujen (tusuk sate), namun sebagian besar masyarakat di desa
pulosari dalam berwira usaha belum mendapatkan pengetahuan dalam
meningkatkan hasil yang lebih optimal. Berikut data pata pencaharian desa
pulosari:

6
MATA PENCAHARIAN POKOK

Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan

Petani 1000 orang 100 orang

Buruh Tani 1500 orang 300 orang

Pegawai Negeri Sipil 50 orang 20 orang

Pedagang Keliling 100 orang 30 orang

Perangkat Desa 8 orang 3 orang

Pengrajin industri rumah tangga lainnya 2 orang 0 orang

Jumlah Total Penduduk 3.113 orang

*Berdasarkan data 2017

F. Kondisi Lingkungan
Desa Pulosari terletak di daerah dataran rendah. Beberapa bagian Desa
Pulosari didominasi oleh pemukiman dan persawahan milik masyarakat desa. Di
Desa Pulosari terdapat sungai yang mendukung kehidupan masyarakat desa.
Sungai tersebut ialah Sungai Pamali merupakan terbesar yang ada di Kabupaten
Brebes dengan panjang 125,4 Km mengalir dari selatan ke utara dan melewati
Desa Pulosari. Umumnya masyarakat memanfaatkan sungai pamali sebagai
sumber air untuk persawahan di Desa Pulosari dan juga sebagian masyarakat
memanfaatkan untuk sumberdaya perikanan baik secara tradisional dengan
memancing atau menjala maupun metode tambak. Sungai pamali di Desa Pulosari
terbilang cukup bersih dan tidak ada pencemaran lingkungan yang signifikan
karena untuk masalah sampah sendiri umumnya didesa pulosari masyarakat lebih
memilih untuk membakar sampah namun hal ini dapat menimbulkan polusi udara
meskipun telah ada tempat pengolahan sampah namun pengolahan sampah sendiri
masih belum dapat beroperasi dikarenakan alat pengolahan yang belum memadai
dan juga sebagian warga sekitar banyak yang tidak setuju dengan lokasi tempat
pengolahan sampah tersebut karena dikhawatirkan dengan bau yang tidak sedap.
G. Kondisi Sosial
Jumlah penduduk Desa Pulosari sekitar 9128 orang. Mayoritas Desa
Pulosari adalah masyarakat suku jawa dengan bahasa sehari-hari yang digunakan

7
adalah bahasa jawa. Desa Pulosari dibagi menjadi 7 Rukun Warga dan 25 Rukun
Tetangga. Masyarakatpun terbuka dengan hadirnya pendatang dari luar Desa
Pulosari dan dapat hidup berdampingan dengan pendatang. Masyarakat Desa
Pulosari memiliki rasa kebersamaan yang cukup kuat. Hal tersebut dapat diliat
dari hal-hal kecil seperti seringnya masyarakat melakukan makan bersama
tetangga ataupun rekan kerja, kerja bakti bersama, dan kegiatan jamiyahan desa
yang biasa malam kamis untuk laki-laki dan hari minggu untuk perempuan.
Kegiatan-kegiatan tersebut memupuk dan mempererat kebersamaan warga Desa
Pulosari.
1. Keagamaan
Sebagian besar warga desa pulosari adalah menganut agama
islam sehingga budaya islam sangat kental di tengah-tengah
masyarakat dan terdapat salah satu organisasi keagamaan yakni
Nahdhatul Ulama. Di desa pulosari terdapat tiga mushola yang di
gunakan untuk melaksanakan tiga waktu sholat yakni shubuh, magrib
dan isya, sementara dhuhur dan ashar warga masih sibuk dengan
bekerja. Biasanya setelah dhuhur dan magrib itu banyak mushola yang
di gunakan untuk kegiatan belajar al qur’an (mengaji).
Selain banyaknya mushola dan masjid yang menjadi bukti
keagamaan di desa pulosari, masyarakat di desa pulosari juga
melakukan rutinitas keagamaan lainnya misalnya tahlilan, yasinan,
manakiban dan lain-lain.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting untuk
memajukan tingkat sumber daya manusia (SDM) yang dapat
berpengaruh dalam jangka panjang dalam peningkatan perekonomian,
dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak
tingkat kecakapan masyarakat yang pada akhirnya akan mendorong
tumbuhnya keterampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru,
sehingga akan membantu program pemerintah mengentaskan
pengangguran masyarakat.
Tingkat Pendidikan di desa Pulosari cukup tinggi, karena
sebagian besar warga desa pulosari menyelesaikan pendidikan terakhir
SMA juga terdapat beberapa warga desa pulosari memiliki gelar

8
sarjana. Didesa pulosari terdapat satu pendidikan formal yaitu SDIT
Asy-Syiyadah, SDN Pulosari 1, SDN Pulosari 2, SDN pulosari 3, dan
juga terdapat dua TPQ yang terletak di RW 2 desa pulosari dan RW 5.
Selain itu juga terdapat program MD (madrasah) yang bertempat di
SDIT Asy-Syiyadah yang mana jam pembelajarannya dilaksanakan
pukul 14.00-16.30 WIB. Adapun data pendidikan desa pulosari sebagai
berikut:

A. Tingkat Pendidikan Penduduk

1653
Jumlah penduduk buta aksara dan huruf latin
orang

Jumlah penduduk usia 3-6 tahun yang masuk TK dan Kelompok


120 orang
Bermain Anak

Jumlah anak dan penduduk cacat fisik dan mental 5 orang

1305
Jumlah penduduk sedang SD/sederajat
orang

3788
Jumlah penduduk tamat SD/sederajat
orang

Jumlah penduduk tidak tamat SD/sederajat 0 orang

Jumlah penduduk sedang SLTP/sederajat 0 orang

1259
Jumlah penduduk tamat SLTP/sederajat
orang

Jumlah penduduk sedang SLTA/sederajat 0 orang

Jumlah penduduk tidak tamat SLTP/Sederajat 0 orang

Jumlah penduduk tamat SLTA/Sederajat 936 orang

Jumlah penduduk sedang D-1 0 orang

Jumlah penduduk tamat D-1 21 orang

Jumlah penduduk sedang D-2 0 orang

Jumlah penduduk tamat D-2 21 orang

9
Jumlah penduduk sedang D-3 0 orang

Jumlah penduduk tamat D-3 49 orang

Jumlah penduduk sedang S-1 0 orang

Jumlah penduduk tamat S-1 126 orang

Jumlah penduduk sedang S-2 0 orang

Jumlah penduduk tamat S-2 6 orang

Jumlah penduduk tamat S-3 2 orang

Jumlah penduduk sedang SLB A 0 orang

Jumlah penduduk tamat SLB A 0 orang

Jumlah penduduk sedang SLB B 0 orang

Jumlah penduduk tamat SLB B 0 orang

Jumlah penduduk sedang SLB C 0 orang

Jumlah penduduk tamat SLB C 0 orang

Jumlah penduduk cacat fisik dan mental 5 orang

*Berdasarkan data 2017

1. Kebudayaan
Kebudayaan yang terdapat didesa Pulosari tidak jauh berbeda dengan
kebudayaan-kebudayaan yang terdapat didesa-desa yang berada dipulau jawa seperti
puputan, 7 bulanan dan lain sebagainya. Namun kebudayaan yang berbeda dengan
desa lainnya yaitu malam tarekatan Malam tarekatan adalah malam renungan yang
selalu dilakukan rutin pada malam 17 Agustus untuk mengenang jasa-jasa pahlawan
yang gugur dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Susunan acara malam
tarekatan ini adalah masyarakat berkumpul dibalai desa lalu bersama-sama membaca
tahlil atau puji-pujian. Setelah doa selesai, dilaksanakan makan-makan bersama.

2. Kesehatan
Desa Pulosarimemiliki sarana kesehatan yang cukup memadai. Hal tersebut
dikarenakan Desa Pulosari sudah memiliki 1 Poliklinik/Balai Pengobatan dan

10
terdapat 7 posyandu dan 3 bidan yang ikut serta dalam kegiatan posyandu di Desa
Pulosari. Desa Pulosari juga sedang membangun Poliklinik di rw 2 sebagai
penunjang sarana kesehatan di Desa Pulosari
Kesehatan merupakan keadaan sejahtera yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah
upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan. Kesehatan di desa pulosari sudah
membaik, masyarakat di desa pulosari dalam pemeliharaan kesehatan di bantu oleh
beberapa bidan desa. Berikut data perkembangan kesehatan desa pulosari
berdasarkan data tahun 2017:

A. Cakupan pemenuhan kebutuhan air bersih

1. Jumlah keluarga menggunakan sumur gali 509 Keluarga

2. Jumlah keluarga pelanggan PAM 123 Keluarga

3. Jumlah keluarga menggunakan Penampung Air Hujan 0 Keluarga

4. Jumlah keluarga menggunakan sumur pompa 782 Keluarga

5. Jumlah keluarga menggunakan perpipaan air kran 0 Keluarga

6. Jumlah keluarga menggunakan hidran umum 0 Keluarga

7. Jumlah keluarga menggunakan air sungai 0 Keluarga

8. Jumlah keluarga menggunakan embung 0 Keluarga

9. Jumlah keluarga yang menggunakan mata air 0 Keluarga

10. Jumlah keluarga yang tidak mendapatkan akses air minum dari air
0 Keluarga
laut

11. Jumlah keluarga yang tidak mendapatkan akses air minum dari
0 Keluarga
sumber di atas

Total jumlah keluarga 0 Keluarga

   

I. Perilaku hidup bersih dan sehat

Kebiasaan buang air besar  

11
Jumlah keluarga memiliki WC yang sehat 3.980 Keluarga

Jumlah keluarga memiliki WC yang kurang memenuhi standar


97 Keluarga
kesehatan

Jumlah keluarga biasa buang air besar di sungai/parit/kebun/hutan 0 Keluarga

Jumlah keluarga yang menggunakan fasilitas MCK umum 46 Keluarga

   

Pola makan

Kebiasaan penduduk makan dlm sehari 1 kali Ada

Kebiasaan penduduk makan sehari 2 kali Ada

Kebiasaan penduduk makan sehari 3 kali Ada

Kebiasaan penduduk makan sehari lebih dari 3 kali Ada

Penduduk yang belum tentu sehari makan 1 kali Ada

   

Kebiasaan berobat bila sakit

Dukun Terlatih Tidak ada

Dokter/puskesmas/mantri kesehatan/perawat/bidan/posyandu Sedikit

Obat tradisional dari dukun pengobatan alternatif Sedikit

Paranormal Sedikit

Obat tradisional dari keluarga sendiri Tidak ada

Tidak diobati Banyak

J. Status Gizi Balita

Jumlah Balita 0 orang

12
Jumlah Balita bergizi buruk 0 orang

Jumlah Balita bergizi baik 603 orang

Jumlah Balita bergizi kurang 0 orang

Jumlah Balita bergizi lebih 0 orang

   

B. Jumlah Penderita Sakit tahun ini

Jenis penyakit Jumlah penderita Di rawat di

HIV/AIDS 0 orang Rumah

C. Perkembangan Sarana dan Prasarana Kesehatan Masyarakat

Jumlah MCK Umum 1 unit

Jumlah Posyandu 5 unit

Jumlah kader Posyandu aktif 25 orang

Jumlah pembina Posyandu 0 orang

Jumlah Dasawisma 0 Dasawisma

Jumlah pengurus Dasa Wisma aktif 0 orang

Jumlah kader bina keluarga balita aktif 0 orang

Jumlah petugas lapangan keluarga berencana aktif 0 orang

Buku rencana kegiatan Posyandu Diisi

Buku data pengunjung Posyandu Diisi

Buku kegiatan pelayanan Posyandu Diisi

Buku administrasi Posyandu lainnya 0 jenis

Jumlah kegiatan Posyandu 0 jenis

13
Jumlah kader kesehatan lainnya 0 orang

Jumlah kegiatan pengobatan gratis 0 jenis

Jumlah kegiatan pemberantasan sarang nyamuk/PSN 0 jenis

Jumlah kegiatan pembersihan lingkungan 0 jenis

Lainnya 0 jenis

14
BAB III

ANALISIS MASALAH

A. Tahap Persiapan
Sebelum menganalisis suatu permasalahan di Desa Pulosari kami melakukan
beberapa persiapan.Dalam persiapan tersebut kami telah menyusun beberapa teknik-
teknik PAR, dimana teknik tersebut dapat membantu kita untuk menemukan data
tentang masalah yang menonjol di masyarakat dengan menggunakan teknik PAR,
diantaranya :

 Mappping / Pemetaan

Pemetaan desa/kelurahan adalah menggambar kondisi wilayah (desa,


dusun, RT, atau wilayah yang lebih luas) bersama masyarakat. Kegiatan awal
yang kami lakukan dalam pengkajian wilayah adalah membuat mapping /
pemetaan tentang desa Pulosari untuk mengetahui keadaan wilayah desa tersebut
beserta lingkungannya sendiri. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu minggu di
tempat yang berbeda-beda. Dari daerah terpencil hingga kepusat Desa. Dimulai
dari mencari informasi ke Balai Desa, tokoh agama, dan Masyarakat setempat.
Dari kegiatan pemetaan ini hasilnya berupa peta atau sketsa keadaan desa
Pulosari.

 Penelusuran Wilayah (Transectoral)

15
Transek adalah menelusuri wilayah desa dengan mengikuti suatu lintasan
tertentu. Kegiatan ini dilakukan dua hari setelah kedatangan kami di Desa
Pulosari. Dalam melakukan penelusuran wilayah desa Pulosari kelompok kami di
bagi menjadi 2 yaitu wilayah sebelah kanan jalan utama dan sebelah kiri jalan
utama. Objek yang dituju yaitu mengenai keadaan sosial dan budaya masyarakat
setempat.

Dalam penelusuran wilayah desa Pulosari, pertama yang kami lakukan


yaitu melakukan perjalanan dan pengamatan langsung bersama Mas Nur selaku
warga setempat Desa Pulosari. Selama melakukan perjalanan kami mengamati
keadaan desa terutama lingkungan yang terkait dengan pengolahan sampah.
Dalam kegiatan ini kami menemukan bahwa di desa ini terdapat 3 jenis
pengelolaan sampah yaitu pengumpulan, pembakaran, dan dibuang ke sungai.
Berdasarkan hal tersebut kami mengamati beberapa hal seperti kondisi lingkungan
tempat pembuangan sampah, jenis pengolaan sampah berdasarkan jenis dan
sumber sampah, dan potensi yang dimiliki masyarakat disetiap lokasi.
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan hasilnya yaitu bahwa kondisi
lingkungan disekitar tempat ketiga jenis pengelolaan sampah kondisinya kurang
baik, banyaknya sampah bersumber dari sampah ibu rumah tangga dan
perkebunan serta potensi yang dimiliki masyarakat sekitar yaitu kerajinan tangan
bunga dan tas yang berasal dari plastik bekas. Setelah melakukan perjalanan dan
pengamatan keadaan desa, selanjutnya kami menggambarkan hasil dari
pengamatan yang telah kami lakukan yaitu dalam bentuk matriks.

TOPIK/
ASPEK

Tata Guna Permukiman Sawah Sungai


Lahan
Berwarna coklat Mengandung lempung Lumpur
Kondisi
kehitam-hitaman, gembur hitam dan kuning
Tanah
dan sumber.
Pisang, Mangga, Padi, Cabai, Bawang, -
Belimbing, Bambu, Labu Air, Singkong, Ubi,

16
Pepaya, Pendana Jagung
 Mendirikan Untuk memenuhi Air untuk irigasi sawah
bangunan kebutuhan pertanian warga
Manfaat
 Mendirikan fasilitas
umum
Masalah  Jalan rusak  Banyak hama  Pencemaran akibat
 Persebaran (Belalang, Wereng, sampah
penduduk tidak Ulat, dll)  Pada saat kemarau,
merata  Biaya irigasi debit air sungai
 Minimnya berkurang sehingga
penerangan tidak mencukupi
 Ketidakjelasan untuk kebutuhan
mengenai perbatasan sehari-hari
antar desa  Pada saat musim
penghujan sering
terjadi banjir di
daerah-daerah
tertentu.
Tindakan  Perbaikan jalan  Pengendalian hama  Pembuatan tanggul
Yang  Pemanfaatan secara dengan pestisida untuk mencegah
Pernah optimal  Penyiraman tanaman banjir
Dilakukan secara teratur  Pemanfaatan mesin
 Penyuburan tanah pompa secara
 Menekan biaya optimal
produksi
 Adanya program untuk
kesejahteraan petani
Harapan  Akses jalan yang  Produksi pertanian  Air terus mengalir
lebih memadai meningkat dapat mencukupi
 Penerangan jalan  Perbaikan kesuburan kebutuhan di lahan
yang lebih optimal tanah  Tidak ada lagi
 Pembuatan tapal  Menekan biaya daerah rawan banjir
batas desa agar produksi
perbatasan antar desa  Adanya program untuk
lebih jelas kesejahteraan petani

Potensi  Adanya keinginan  Lahan bisa untuk  Air cukup untuk


untuk maju pertanian pertanian
 Kekompakan antar  Irigasi cukup baik  Sebagai sarana
warga transportasi air
 Cocok untuk usaha
pertanian

 Diagram Venn

17
Diagram Venn adalah teknik untuk melihat hubungan masyarakat dengan
berbagai lembaga yang terdapat di desa (dan lingkungannya) serta memfasilitasi
diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi pihak-pihak apa yang berada di desa
Pulosari serta menganalisa dan mengkaji perannya, kepentingan untuk masyarakat
dan manfaat untuk masyarakat. Dalam kegiatan ini kami berkumpul bersama
beberapa masyarakat untuk mendiskusikan siapa saja pihak-pihak yang terkait
dengan pengelolaan sampah serta pengaruhnya terhadap masyarakat. Berdasarkan
hasil diskusi bahwa lembaga-lembaga yang terkait yaitu kepala desa, sekretaris
desa, ketua RT, aktivis lingkungan, petugas kebersihan desa, karang taruna,
mantri, petugas kebersihan masjid, dan masyarakat desa Pulosari.

 Time Line / Alur Sejarah

Time line adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui alur
sejarah yang terjadi di masyarakat dengan menggali peristiwa penting yang di
alami pada kurun waktu tertentu. Alur sejarah ini juga kami peroleh dari hasil
wawancara dengan aparat kelurahan dan tokoh masyarakat. Dari hasil wawancara
tersebut kami memperoleh berbagai informasi salah satunya yaitu bahwa desa
pulosari merupakan desa yang memiliki sejarah tentang sungai yang penuh
dengan legenda. Dari data-data tersebut yang kemudian kami buat menjadi
sebuah time line. Suatu peristiwa atau sejarah yang kami angkat adalah asal mula
desa Pulosari.

B. Penemuan Masalah
Berdasarkan hasil observasi selama sepuluh hari di Desa Pulosari, Kecamatan
Brebes, Kabupaten Brebes, peneliti menemukan beberapa masalah. Adapun masalah
tersebut terdapat dari berbagai bidang, diantaranya bidang kesehatan, lingkungan,
keagamaan, pendidikan dan kewirausahaan.
Pemasalahan Umum
1. Pengelolaan sampah yang kurang maksimal
Masalah yang ditemukan adalah berkaitan dengan pengelolaan sampah
yang kurang maksimal. Dibuktikan dengan ditemukan sampah-sampah yang
masih dibuang sembarangan di beberapa tempat oleh masyarakat sehingga
menimbulkan pencemaran dan lingkungan yang kotor. Kebanyakan dari
masyarakat Pulosari membuang sampah dengan cara membakar, sehingga

18
terjadi pencemaran udara. Di beberapa wilayah, ketika musim kemarau tempat
aliran sungai dialih fungsikan sebagai tempat pembuangan sampah sekaligus
pembakarannya sehingga ketika musim penghujan datang aliran sungai
menjadi terhambat dikarenakan masih adanya sisa pembakaran sampah yang
belum terurai. Ketika terjadi pencemaran lingkungan dan udara, maka
berdampak pula terhadap kesehatan masyarakat seperti penyebaran penyakit
demam berdarah disebabkan oleh jentik-jentik nyamuk yang berkembang biak
di aliran sungai yang kotor karena sampah.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memakmurkan mesjid dan
musholla
Secara garis besar masyarakat Pulosari termasuk kedalam masyarakat
yang masih kental dengan kegiatan keagamaannya. Seperti adaya pengajian
yang dikenal dengan jam’iyyahan. Kegiatan jam’iyyahan terbagi menjadi
empat, yakni untuk ibu-ibu, bapak-bapak, para pemuda dan para pemudi.
Keempat kegiatan jam’iyyahan itu dilakukan secara rutin dalam waktu yang
berbeda. Kegiatan jam’iyyahan ini terdiri dari pembacaan dibai atau barjanzi,
siraman rohani, tahlil dan do’a. Kegiatan ini berdampak positif bagi
masyarakat, selain dapat menambah keimanan dalam beragama jua dapat
menjalin hubungan sosial yang lebih erat antar masyarakat Pulosari. Disisi
lain, dalam kegiatan sehari-hari yakni sholat berjama’ah di mushola ataupun
masjid terdekat masyarakat masih kurang akan kesadaran akan keunggulan
sholat berjama’ah terutama dalam tiga waktu yaitu shubuh, maghrib dan isya
sehingga mushola dan masjid tidak begitu ramai dan menimbulkan kesan sepi.
3. Minimnya tenaga guru pengajar
Dalam bidang pendidikan, masalah yang ditemukan yakni mengenai
tenaga guru yang ada di setiap sekolah dasar yang minim, sehingga dalam
kegiatan belajar mengajar kurang kondusif dan berdampak pada proses
pembelajaran anak didik yang lamban. Contoh, kurangnya penguasaan materi
terhadap beberapa mata pelajaran yang diterima oleh anak-anak dan
kurangnya antusias belajar.
4. Kurangnya informasi mengenai kewirausahaan
Mayoritas masyarakat Pulosari adalah petani, penghidupan mereka
bergantung pada hasil pertanian salah satunya tanaman bawang. Kebanyakan
para petani langsung menjual hasil panen bawangnya kepada tengkulak, dan

19
ketika terjadi penurunan harga petani mengalami kerugian yang tidak sedikit.
Hal ini dikarenakan kurangnya informasi mengenai kewirausaan (Modal,
keterampilan, pengembangan, pemasaran), sehingga nilai jual produksi
menjadi rendah. Permasalahan ini dapat diidentifikasi langsung yang mana
adanya usaha mikro di Desa Pulosari yang dapat dikembangkan salah satunya
dari pengolahan hasil pertanian bawang atau cabai yang dapat diolah menjadi
produk makanan seperti Siwang, bawang goreng ataupun bon cabai. Dengan
mengolah kembali hasil pertanian dan tidak menjual dalam bentuk bahan baku
maka hal tersebut dapat meningkatkan nilai jual dan memberikan keuntungan
yang lebih. Oleh karena itu diperlukan suatu lembaga yang bertujuan
mengembangkan dan memberi pelatihan pelaku usaha mikro di Desa Pulosari.
Mengadakan pelatihan pengembangan usaha mikro ini masyarakat atau pelaku
usaha mikro dapat menyadari pentingnya pengetahuan dan keterampilan
dalam membuka dan mengembangkan usahanya lebih dari itu pelaku usaha
mikro dapat mengembangkan usaha agar meningkatkan pendapatan. Tentunya
hal ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat guna meningkatkan
perekonomian desa.
5. Tidak tersedianya Lokasi Pembuangan Sampah
Masyarakat Desa Pulosari memiliki kebiasaan membuang sampah
ditempat yang tidak semestinya ataupun membakar sampah. Kedua hal
tersebut tentu menimbulkan pencemaran lingkungan yang berdampak tidak
baik bagi kesehatan. Meskipun telah adanya tempat pengolahan sampah
namun warga sekitar masih ada yang tidak setuju dengan adanya lokasi
pengolahan sampah dan sampai saat ini tidak disediakan petugas kebersihan
untuk mengelola ataupun mengangkut sampah dari masyarakat. Hal tersebut
menyebabkan masyarakat desa cenderung membuang sampah sembarangan
dan membakarnya. Oleh karena itu, perlu adanya tindak lanjut dan peringatan
dari desa mengenai penanganan sampah khususnya yang berada di Desa
Pulosari agar pencemaran yang dilakukan masyarakat tidak berkelanjutan.
6. Jalan yang rusak dan tidak beraspal
Desa Pulosari umunya jalan sudah beraspal namun ada sebagian lokasi
salah satunya di RW 02 yang menjadi pintu utama Desa Pulosari dijalan
tersebut kondisi aspal telah rusak dan jalan yang bergelombang hal tersebut
dikarenakan karena kendaraan besar yang lewat umumnya truk pengangkut

20
hasil pertanian yang mengakibatkan jalanan bergelombang dan juga saat
musim hujan yang mengakibatkan aspal menjadi rusak. Namun hal tersebut
seharunya menjadi bahan koreksi agar pemeliharaan jalan beraspal dapat
diperbaiki dan dapat dilalui dengan aman dan nyaman. Adapula lokasi di Desa
Pulosari yang belum tersentuh oleh jalan beraspal yaitu di RW 07 yang
lokasinya berada paling ujung Desa Pulosari dan untuk menuju ke RW 07
cukup jauh. Kedepannya diharapkan untuk sarana jalan lebih merata di Desa
Pulosari.
7. Kurangnya penerangan jalan
Penerangan jalan di Desa Pulosari masih kurang hal ini dinilai dapat
mengganggu aktivitas masyarakat terutama pada malam hari. Faktor utama
yang menyebabkan kurangnya penerangan jalan adalah dari pihak terkait
dalam hal ini PLN yang hanya menerangi jalan-jalan besar yang mayoritas
dilewati namun di Pulosari itu terdapat banyak jalan yang memang seharunya
terdapat penerangan jalan. Hal ini mengakibatkan terhambatnya aktivitas
masyarakat yang terkadang takut untuk melewati jalan-jalan yang gelap pada
malam hari karena lokasi yang kurang penerangan yang mana dapat
menimbulkan kekhawatiran baik dari hal-hal mistis maupun dari tindakan
kriminal.
8. Peternakan Tradisional
Peternak di Desa Pulosari masih cenderung menggunakan cara
tradisional dalam pemeliharaan ternak. Salah satu contoh adalah sistem
budidaya abur atau tindakan pelepasan tanpa pengawasan. Hal tersebut
dilakukan karena peternak sudah terbiasa dengan cara tersebut. Cara beternak
yang diterapkan tersebut cenderung tidak menghasilkan produksi yang
maksimal. Beberapa kandang ternak yang dimiliki pun kurang ideal bagi
ternak yang dimilikinya. Oleh karena itu, perlu diadakan penyuluhan untuk
meningkatkan produksivitas dalam beternak di Desa Pulosari.
9. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang pemodalan
Meskipun di Desa Pulosari sudah ada BUMDes (Badan Usaha Milik
Desa) namun masyarakat masih banyak yang tidak memahami tentang proses
permodalan dan masyarakat cenderung menggunakan modal sendiri dalam
berwirausaha. Memang di Desa Pulosari ini masih minim akan lembaga
keuangan baik itu koperasi ataupun lembaga keuangan lainnya. Bahkan dalam

21
BUMDes itu sendiri pembentukan strukturalnyapun belum terealisasi
meskipun praktiknya sudah berjalan.

Permasalahan Khusus

1. Harga bawang di pengepul tidak stabil


Keluhan petani di Desa Pulosari salah satunya adalah harga bawang di
pengepul yang cenderung tidak stabil. Pada masa panen bawang harga
bawacenderung mudah turun atau dibawah harapan para petani bawang.
Begitupun pada masa panceklik bawang tentunya harga bawang pun
cenderung naik. Kasus ini cukup merugikan petani di Desa Pulosari. Meskipun
hal ini umum terjadi di Indonesia, hal tersebut perlu ditindaklanjuti agar petani
di desa lebih sejahtera.
2. Surat Keterangan Tidak Mampu yang Tidak Tepat Sasaran
Bantuan dari pemerintah pusat Brebes terhadap Desa Pulosari masih
sering terhambat atau tidak tepat waktu, terutama dibidang ekonomi dan
sosial. Hal ini ditandai dengan banyaknya masyarakat yang merasa berasal
dari tingkat ekonomi yang rendah, namun mereka tidak mendapatkan bantuan
melalui SKTM karena sebelumnya SKTM itu diberikan kepada masyarakat
yang tingkat ekonominya menengah ke atas sehingga terjadi kecemburuan
sosial.

3. Partisipasi Warga Terhadap Kegiatan Desa Rendah

Partisipasi warga atau partisipasi publik merupakan salah satu aspek dalam
pembangunan suatu desa tanpa adanya partisipasi dan dukungan warga maka sistem
pemerintahan yang telah disusun secara matang tidak akan berjalan dengan baik atau
bahkan mati. Warga sebagai objek pembangunan memang mempunyai peran yang
sangat penting dalam pemerintahan, karena peraturan ataupun kebijakan - kebijakan
yang dibuat pemerintah memang di selenggarakan untuk masyarakat itu sendiri pula.
Di Desa Pulosari, bentuk partisipasi warga disini terbilang rendah. Ini bisa dilihat dari
keikutsertaan warga dalam PEMILU, PILKADA ataupun PILKADES. Berdasarkan
keterangan yang didapat dari ketua KPPS, bahwa dalam pilkada gubernur kemarin
terlihat sekali kurangnya antusiasme masyarakat dalam memilih.

22
C. Fokus Masalah
Dari beberapa masalah diatas, peneliti memfokuskan pada masalah di bidang
lingkungan dan kewirausahaan. Untuk memudahkan dalam memahaminya peneliti
membuat pohon masalah dan pohon tujuan terkait bidang lingkungan dan
kewirausahaan, seperti berikut:

1. Bidang Lingkungan
 Pohon Masalah

Inti
Masalah Masalah
Utama

Masalah
Lingkungan di
Desa Pulosari

Faktor yang
Dampak
Mempengaruhi

a. Dampak negatif
1) Pencemaran Air (Tersumbatnya saluran air, Dangkalnya sungai)
2) Pencemaran Udara ( Polusi, Udara tidak segar, Bauh yang tidak sedap)
3) Banyak menimbulkan penyakit (DBD)
4) Banjir
5) Lingkungan yang kotor
b. Inti masalah
1) Belum adanya tindakan masyarakat akan lingkungan

23
2) Kurangnya informasi mengenai dampak negatif dari sampah
c. Masalah utama
Masyarakat lebih memilih membakar sampah (disembarang tempat)
dibandingkan menyediakan TPS disekitar lingkungan rumah
d. Penyebab utama
1) Rendahnya kesadaran masyarakat akan dampak negatif dari sampah
2) Belum adanya TPS disekitar lingkungan rumah
e. Faktor yang mempengaruhi
Masyarakat dan lingkungan
 Pohon Tujuan
a. Dampak positif
1) Terhindar dari berbagai penyakit
2) Desa lebih bersih
b. Tujuan
Mengupayakan adanya tindakan masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar
c. Hasil
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan dampak negatif sampah
d. Kegiatan
1) Sosialisasi dan penyuluhan mengenai sampah
2) Kerja bakti di lingkungan sekitar
2. Bidang Kewirausahaan
 Pohon Masalah

Inti
Masalah Masalah
Utama

Masalah
Kewirausahaan
di Desa Pulosari

Faktor yang
Dampak
Mempengaruhi

24
a. Dampak negatif
1) Nilai jual produksi menjadi rendah
2) Tidak adanya pengembangan dalam berwirausaha
b. Inti masalah
1) Belum adanya tindakan langsung pengelolaan masyarakat akan hasil
bumi.
2) Kurangnya informasi mengenai kewirausaan (Modal, keterampilan,
pengembangan, pemasaran)
c. Masalah utama
1) Masyarakat lebih memilih menjual langsung hasil bumi pada tengkulak
2) Masyarakat kurang kreatif dalam mengolah hasil bumi yang
mengakibatkan nilai jual rendah
3) Kurangnya pengetahuan mengenai pengajuan modal usaha

d. Penyebab utama
1) Kurangnya informasi mengenai dunia usaha kecil menengah
2) Masyarakat belum menyadari peluang dan potensi SDA
3) Masyarakat masih mengandalkan modal sendiri
e. Faktor yang mempengaruhi
Masyarakat, modal, dan keterampilan.

 Pohon Tujuan

Hasil

Kegiatan Tujuan Dampak

25
a. Dampak positif
1) Nilai jual produksi lebih tinggi
2) Memperluas jaringan pemasaran
b. Tujuan
Mengupayakan adanya tindakan langsung masyarakat akan
pengembangan usaha

c. Hasil
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keterampilan
dan pengembangan usaha
d. Kegiatan
Sosialisasi mengenai dunia usaha (mengenalkan produk siwang)

26
27
BAB III
ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH

Dari beberapa uraian masalah diatas, peneliti telah merealisasikan solusi hasil
kesepakatan bersama dengan masyarakat, khususnya dalam bidang lingkungan dan
kewirausahaan. Diantara bentuk realisasi tersebut adalah:

1. Bidang Lingkungan
 Pohon Masalah

Inti
Masalah Masalah
Utama

Masalah
Lingkungan di
Desa Pulosari

Faktor yang
Dampak
Mempengaruhi

a. Dampak negatif
1) Pencemaran Air (Tersumbatnya saluran air, Dangkalnya sungai)
2) Pencemaran Udara ( Polusi, Udara tidak segar, Bauh yang tidak sedap)
3) Banyak menimbulkan penyakit (DBD)
4) Banjir
5) Lingkungan yang kotor
b. Inti masalah
1) Belum adanya tindakan masyarakat akan lingkungan
2) Kurangnya informasi mengenai dampak negatif dari sampah

28
c. Masalah utama
Masyarakat lebih memilih membakar sampah (disembarang tempat)
dibandingkan menyediakan TPS disekitar lingkungan rumah
d. Penyebab utama
1) Rendahnya kesadaran masyarakat akan dampak negatif dari sampah
2) Belum adanya TPS disekitar lingkungan rumah
e. Faktor yang mempengaruhi
Masyarakat dan lingkungan
 Pohon Tujuan

Hasil

Kegiatan Tujuan Dampak

a. Dampak positif
1) Terhindar dari berbagai penyakit
2) Desa lebih bersih
b. Tujuan
Mengupayakan adanya tindakan masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar
c. Hasil
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan dampak negatif sampah
d. Kegiatan
1) Sosialisasi dan penyuluhan mengenai sampah
2) Kerja bakti di lingkungan sekitar
 Program dan Pelaksanaan
Program : Sosialisasi mengenai lingkungan dan kerja bakti di lingkungan sekitar

29
a. Deskripsi Kegiatan
 Sosialisasi dan penyuluhan mengenai sampah
Kegiatan sosialisasi dan penyuluhan mengenai sampah dilaksanakan pada
hari Jum’at tanggal 10 Agustus 2018 pukul 14.00 s/d selesai bersamaan
dengan kegiatan jam’iyyah ibu-ibu majlis Al-Munawwaroh yang
bertempatkan di kediaman Ibu Uswatun selaku pimpinan majlis Al-
Munawwaroh dan Bapak Muhammad Qori selaku Kaur Kesra Desa Pulosari.
 Kerja bakti di lingkungan sekitar
Kerja bakti dilaksanakan pada waktu yang sama, yakni pada hari Jum’at
tanggal 10 Agustus 2018 pukul 08.00 s/d 11.00 WIB. Kegiatan ini
dilaksanakan dilingkungan RW 03 Desa Pulosari. Kerja bakti dipimpin oleh
ketua RT 01 RW 03 yang menggerakan warganya bersama mahasiswa KKN
untuk membersihkan lingkungan sekitar.
Program sosialisasi dan kerja bakti ini adalah program kerjasama
antara mahasiswa KKN dengan ketua RW di lingkungan Desa Pulosari.
Program ini diawali dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat
mengenai lingkungan dan bahaya sampah bagi kehidupan, kemudian dalam
pelaksanaannya dilaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar
sebagai realisasinya.
b. Sasaran
Sasaran dari program ini adalah seluruh masyarakat Desa Pulosari
pada umumnya.
c. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam program ini adalah meningkatnya
kesadaran masyarakat mengenai sampah dan tidak membuang sampah
sembarang terutaman membakar dan membuang langsung ke sungai.
d. Output yang diharapkan
Meningkatnya kesadaran mengenai lingkungan, diharapkan dapat
membuat lingkungan Desa Pulosari lebih bersih, indah dan sehat sehingga
masyarakat merasa nyaman untuk tetap tinggal di desa ini.
e. Waktu, Tempat Pelaksanaan dan Peserta Kegiatan

30
Program sosialisasi mengenai lingkungan dan kerja bakti mulai
dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2018, dilaksanakan oleh seluruh lapisan
masyarakat di Desa Pulosari.
f. Kendala
Dalam pelaksanaannya, kegiatan sosialisasi dan kerja bakti dilakukan
pada siang hari, sehingga pasrtisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program
tersebut rendah karena sebagian besar mata pencaharian di Desa Pulosari
adalah sebagai petani yang pada siang hari mereka sibuk untuk mengolah
sawah, ladang dan kebun miliknya.
g. Evaluasi
Sebaiknya sebelum kegiatan dilaksanakan perlu dilakukan himbauan
terlebih dahulu oleh ketua RT/RW agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam
pelaksanaan program sehingga program tersebut dapat berjalan dengan baik
dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
2. Bidang Kewirausahaan
 Pohon Masalah

Inti
Masalah Masalah
Utama

Masalah
Kewirausahaan
di Desa
Pulosari

Faktor yang
Dampak
Mempengaruhi

a. Dampak negatif
1) Nilai jual produksi menjadi rendah
2) Tidak adanya pengembangan dalam berwirausaha
b. Inti masalah

31
1) Belum adanya tindakan langsung pengelolaan masyarakat akan hasil
bumi.
2) Kurangnya informasi mengenai kewirausaan (Modal, keterampilan,
pengembangan, pemasaran)
c. Masalah utama
1) Masyarakat lebih memilih menjual langsung hasil bumi pada tengkulak
2) Masyarakat kurang kreatif dalam mengolah hasil bumi yang
mengakibatkan nilai jual rendah
3) Kurangnya pengetahuan mengenai pengajuan modal usaha

d. Penyebab utama
1) Kurangnya informasi mengenai dunia usaha kecil menengah
2) Masyarakat belum menyadari peluang dan potensi SDA
3) Masyarakat masih mengandalkan modal sendiri

e. Faktor yang mempengaruhi


Masyarakat, modal, dan keterampilan.

 Pohon Tujuan

Hasil

Kegiatan Tujuan Dampak

a. Dampak positif
1) Nilai jual produksi lebih tinggi
2) Memperluas jaringan pemasaran
b. Tujuan

32
Mengupayakan adanya tindakan langsung masyarakat akan
pengembangan usaha

c. Hasil
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keterampilan
dan pengembangan usaha
d. Kegiatan
Sosialisasi mengenai dunia usaha (mengenalkan produk siwang)
 Program dan Pelaksanaan
Program : Sosialisasi mengenai dunia usaha (mengenalkan produk siwang)
a. Deskripsi Kegiatan
Program ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan semangat
masyarakat agar melakukan kegiatan home industry, dimana dalam program
ini kami mengenalkan produk siwang (terasi bawang). Produk tersebut kami
perkenalkan agar menjadi salah satu contoh untuk masyarakat agar dapat
mengolah hasil pertanian, karena dari penghasilan penjualan siwang tersebut
lebih banyak dibandingkan langsung menjual hasil pertanian ke tengkulak.
b. Sasaran
Sasaran dari program ini adalah seluruh masyarakat Desa Pulosari
pada umumnya.
c. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam program ini adalah meningkatnya
kesadaran masyarakat untuk melakukan kegiatan home industry.
d. Output yang Diharapkan
Meningkatnya kesadaran mengenai wirausaha diharapkan dapat
membuat masyarakat Desa Pulosari menjadi lebih sejahtera, makmur dan
mandiri.
e. Waktu, Tempat Pelaksanaan dan Peserta Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 08 Agustus 2018
pukul 15.00 s/d 18.00 bersamaan dengan kegiatan peringatan HUT RI yang
diadakan oleh PKK Desa Pulosari bertempatkan di Balai Desa Pulosari.
Kegiatan ini meliputi sosialisasi produk siwang hasil karya mahasiswa

33
KKN untuk pengembangan usaha Desa Pulosari dalam meningkatkan nilai
jual produk olahan bawang.
f. Kendala
Kendala dalam pelaksanaan program ini adalah masyarakat masih
merasa enggan untuk mengolah hasil pertaniannya menjadi barang jadi,
alasannya yaitu membutuhkan waktu yang lebih lama dan memerlukan
tenaga lebih keras sehingga mereka lebih memilih cara praktis yaitu dengan
menjual hasil pertaniannya langsung kepada tengkulak.
g. Evaluasi
Masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang kewirausahaan
(modal, keterampilan, pengembangan dan pemasaran), masyarakat juga
dituntut lebih kreatif untuk membuat produk-produk olahan bawang lainnya
serta masyarakat harus pintar membaca permintaan pasar.

34
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan kami di Desa Pulosari Kecamatan Brebes


Kabupaten Brebes, dapat ditarik kesimpulan bahwa di desa ini terdapat masalah yang
krusial, yaitu dalam bidang lingkungan dan kewirausahaan. Pada bidang lingkungan
masalah yang dihadapi masyarakat yaitu; belum maksimalnya sarana-prasarana
pengelolaan sampah sehingga masyarakat lebih memilih untuk membuang sampah
dengan cara dibakar tanpa mereka sadari dampak dari pembakaran tersebut akan
membahayakan lingkungan sekitar di kemudian hari. Sebaiknya masyarakat harus
menyadari akan bahaya sampah yang ditimbulkan agar tidak menyesal di kemudian
hari, langkah yang dapat ditempuh diantaranya adalah sebagai berikut: menyediakan
tempat sampah dihalaman rumah, memisahkan sampah organic dan non-organik,
sampah organic dapat masyarakat olah menjadi pupuk kompos untuk sampah non-
organik dapat masyarakat manfaatkan untuk membuat polybag, dan sebagai tempat
tanamanan hidroponik. Alternatif lain, apabila masyarakat tidak ingin mengolah
sampah non-organik, masyarakat dapat menjualnya di pengepul barang bekas, dari
penjualan tersebut akan mendapatkan penghasilan tambahan.

Pada bidang kewirausahaan masalah yang dihadapi masyarakat yaitu;kurang


kreatif dalam mengolah hasil bumi yang mengakibatkan nilai jual rendah dan juga
dalam menjalankan usahanya masyarakat masih menggunakan modal milik pribadi.
Sebaiknya masyarakat dapat memanfaat hasil pertanian mereka dengan cara yang
variatif, masyarakat tidak hanya menjual barang mentahnya saja, melainkan bisa
diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Contohnya, masyarakat dapat
mengolah bawang menjadi makanan siap santap yaitu bawang goreng dan terasi
bawang (siwang).Sehingga ketika masyarakat mengolah hasil pertanian menjadi

35
barang jadi dapat meningkatkan penghasilan mereka dibandingkan dengan menjual
barang mentah langsung kepada tengkulak.

B. Harapan Masyarakat

Harapan yang diinginkan oleh masyarakat Desa Pulosari yaitu, lebih


teroganisirnya pengelolaan sampah sehingga lingkungan menjadi bersih dan
nyaman.Masyarakat juga dapat terhindar dari dampak yang ditimbulkan sampah.Dan
masyarakat berharap adanya tim penggerak untuk mengolah sampah non-organik
menjadi barang yang memiliki nilai jual tinggi.Sehingga masyarakat mendapat
penghasilan tambahan dan sejahtera.

Dalam bidang kewirausahaan masyarakat berharap permodalan dalam


berwirausaha di dukung oleh pihak desa, sehingga tidak semua modal usaha mereka
tanggung sendiri.karena, bagaimana pun juga sebagian dana desa dialokasikan untuk
kegiatan wirausaha masyarakat. Dalam hasil pertanian masyarakat berharap agar lebih
kreatif mengolah hasil pertanian, sehingga masyarakat mendapar penghasilan yang
lebih dibandingkan dengan menjual langsung hasil pertanian kepada tengkulak.

36
37

Anda mungkin juga menyukai