Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. H. Sudjarwo
Altri Mulyani, S.P., M.Sc.
Ir. Hj. Kartini, M.S.
Oleh:
1. Arif Sudibyo Permadi
(A1C012023)
2. Arifin Budi Purnomo
(A1C012025)
3. Dewi Ayuningtyas
(A1C012029)
4. Sarisetyoriyani Saraswati (A1C012031)
5. Ali Hasan
(A1C012033)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatNyalah kami dapat menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "
Pengenalan Sistem dan Kelembagaan Pertanian di Desa Beji Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas ", yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kita untuk mempelajari gambaran sistem pertanian di pedesaan. Melalui kata pengantar
ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi
makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami susun kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini
dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini
Halaman Pengesahan
Tema
Judul
: Pertanian
: Pengenalan Sistem dan Kelembagaan Pertanian di Desa Beji
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas.
Penyusun : Kelompok 4
1. Arif Sudibyo Permadi
(A1C012023)
2. Arifin Budi Purnomo
(A1C012025)
3. DewiAyuningtyas
(A1C012029)
4. Sarisetyoriyani Saraswati (A1C012031)
5. Ali Hasan
(A1C012033)
Purwokerto, 18 Desember 2012
Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian yang sangat penting. Sektor ini
memegang peranan penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan perekonomian
nasional. Pertanian memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan di Indonesia.
Sektor yang bekembang di pedesaan mampu menopang kebutuhan pangan seluruh
rakyat apabila ditangani secara serius.
Pertanian dalam artian luas mencakup pertanian tanaman, perikanan dan peternakan.
Untuk mengembangkan usaha pertanian perlu mempertimbangkan letak dan kondisi
lahan. Hal ini dikarenakan keberhasilan usaha pertanian sangat tergantung letak dan
kondisi lahan. Kondisi dan letak lahan dapat mempengaruhi suhu.
Salah satu budidaya perikanan yang potensial adalah budidaya ikan gurameh. Ikan
Gurami atau gurameh memiliki potensi pangsa pasar yang sangat bagus. Hal tersebut
karena harganya di tingkat pasar sangat tinggi serta dengan permintaan yang cukup
banyak dari konsumen dari berbagai daerah.
Desa beji merupakan daerah dataran tinggi yang terletak tidak jauh dari gunung
Slamet. Daerah tersebut cocok sebagai tempat untuk pembudidayaan ikan Gurameh.
Sehingga desa ini terkenal dengan budidaya guramehnya.
B.
Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini ada beberapa hal yang kami jadikan sebagai fokus
masalah dan di rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana profil dan keadaan wilayah desa Beji ?
2. Apa saja komoditas pertanian yang ada di desa beji ?
3. Apakah komoditas unggulan desa Beji ?
4. Bagaimana sistem pertanian di desa Beji ?
C.
Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini kami menggunakan metode kunjungan studi lapangan
dan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
wawancara langsung ke perangkat desa dan salah satu kelompok tani.
D.
Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
PROFIL DESA BEJI
A. Keadaan Wilayah Desa Beji
1.
A.
Sejarah
Geografis
1)
Kondisi Desa
Desa Beji terletak tidak jauh dari gunung Slamet. Desa ini bisa dibilang terletak di
dataran tinggi. Ketinggian desa yang terkenal dengan ikannya ini berkisar antara 90
hingga 150 meter diatas permukaan laut. Udara di desa Beji sangatlah sejuk, suhu di
desa tersebut sekitar 27 C hingga 30 C.
3)
Orbitasi
Letak desa Beji tidaklah jauh dengan Pusat Pemerintahan. Jaraknya dengan
kecamatan hanya sejauh 4 km, dan 7 km dari pemerintah
kabupaten.
Akses dari desa beji ke pusat pemerintahan sudah didukung dengan infrastruktur
jalan yang cukup memadahi. Akses ke pelosok desa juga cukup mudah yang didukung
dengan adanya moda transportasi massal berupa angkutan pedesaan.
C. Demografi Desa
Desa Beji sebagai desa terluias yang berada di kecamatan Kedungbanteng tentunya
memiliki sumberdaya manusia yang sangat potensial. Mayoritas penduduk desa Beji
bermatapencaharian sebagai petani. Sebanyak 2.342 orang penduduk Beji
menggantungkan hidupnya di sektor pertanian.
Jumlah petani yang begitu banyak menandakan bahwa sektor pertanian merupakan
sektor yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Beji. Jumlah ini jauh lebih banyak
dari jumlah penduduk yang berprofesi di bidang lain.
Kependudukan :
Jumlah penduduk tahun 2011 :
7.909 orang
Laki-laki
:
4.111 orang
Perempuan
:
3.798 orang
Jumlah Kepala Keluarga
: 2.201 orang
Pertumbuhan penduduk sepanjang tahun 2011
Lahir
:
- laki-laki
- Perempuan
Mati :
- Laki-laki
- Perempuan
Datang
:
- Laki-laki
Perempuan
Pindah :
- Laki-laki
- Perempuan
:
:
74 orang
69 orang
25 orang
24 orang
:
:
68 orang
49 orang
:
:
52 orang
47 orang
4.526 orang
Usia > 60 tahun
691 orang
pendidikan :
: 27 orang
: 321 orang
: 1.337 orang
: 2.889 orang
: 1.606 orang
: 1.394 orang
: 100 orang
: 25 orang
: 80 orang
: 126 orang
: 4 orang
mata pencaharian :
128 orang
: 626 orang
: 261 orang
: 580 orang
: 5 orang
: 2.432 orang
: 362 orang
: 134 orang
: 574 orang
: 133 orang
: 88 orang
: 10 orang
: 40 orang
: 15 orang
a) Kacang Kedelai
Nama ilmiah
: Glycine max
Habitus
: semak, semusim, tinggi 20-60 cm
b) Kacang Panjang
Nama ilmiah : Vigna sinensis
Habitus
: semak semusim, menjalar, tinggi hingga 2 m
c) Bawang Merah
Nama ilmiah
: Allium cepa var. aggregatum L.
Habitus
: Tananman semusim yang termasuk umbi yang berlapis
d) Padi
Nama ilmiah :Oryza sativa
Habitus :Terna semusim, berakar serabut; tinggi 30-50cm
e) Pisang
Nama Ilmiah : Musa paradisiacal
Habitus
: Termasuk family musaceae, tinggi 2-2.5 m
f) Jagung
Nama Ilmiah : Zea mays
Habitus
: jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berumpun
tegak tinggi 1,5 m
g) Ubi Kayu
Nama ilmiah
Habitus
h) Kelapa
Nama ilmiah
Habitus
i) Lompong/
Nama ilmiah
Habitus
j) Cabe
Nama ilmiah
Habitus
: Manihot utilisima
: ubi, tinggi hingga 1,5 m
: Cocos nucifera
: Habitus aren-arenan atau Arecaceae. Tinggi 10-15 m
kajar
: Caladium bicolor
: Termasuk family talas-talasan. Tinggi 10-20 cm
: Capsicum annum
: Termasuk family Solanaceae. Tinggi 10 cm
Laos, Kamboja) dan India. Di Indonesia, gurame berasal dari pulau Sumatera, Kalimantan
dan Jawa. Di Malaysia, sama seperti di Sumatera, gurame lebih dikenal dengan nama
ikan kaloi. Sementara di Indonesia termasuk kawasan Banyumas ikan tersebut disebut
Gurameh.
3. KEADAAAN WILAYAH DESA BEJI DAN SISTEM PERTANIANNYA
Desa Beji merupakan salah satu sentra pertanian dalam artian luas yakni perikanan dan
merupakan basis program minapolitan khususnya di Kabupaten Banyumas. Kondisi alam
yang sangat mendukung dengan ketersediaan air yang melimpah, sangat
memungkinkan bagi masyarakat desa Beji untuk berbudidaya ikan. Sebagian besar
masyarakat desa Beji memiliki usaha perikanan yang meliputi pembenihan, pendederan,
maupun pembesaran dengan produk unggulannya adalah gurami. Desa Beji merupakan
salah satu penghasil gurami terbesar di Kabupaten Banyumas bahkan untuk pembenihan
merupakan produk unggulan yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Keadaan ini menjadikan desa Beji berkesempatan mengikuti lomba UPR (Unit
Pembenihan Rakyat) Tingkat Nasional pada tanggal 13 Oktober 2011 yang diwakili oleh
Pokdakan (Kelompok Pembudidaya Perikanan) BEJI GURAMI I, dimana di dalamnya
termasuk juga kelompok Taruna Tani Enggal Jaya dan Kelompok Wanita Tani
KISMOSARI. Tim Beji Gurami I telah berusaha secara maksimal menyiapkan hal-hal
yang merupakan materi penjurian dalam lomba tersebut. Dari 5 finalis yang mengikuti
lomba tersebut dari seluruh wilayah Indonesia akhirnya kerja keras Beji Gurami I
membuahkan hasil dengan dicapainya Juara 1 Lomba UPR Tingkat Nasional.
1.
Lembaga pertanian
2. Sistem Pertanian
Pada makalah ini kami lebih mengutamakan pembahasan sektor perikanan di desa
Beji, yaitu sektor pembudidayaan ikan gurameh. Hal ini dikarenakan sektor pertanian
utama di desa Beji adalah pada budidaya ikan, meskipun lahan sawah lebih luas
daripada kolam. Pemilihan sektor perikanan sebagai pilihan utama disebabkan oleh
banyaknya hama yang menyerang tanaman padi, khususnya tikus. Selain itu, sektor
budidaya ikan juga dipilih karena dianggap lebih menguntungkan.
Berikut ini merupakan pelaksanaan sektor perikanan di desa Beji:
a) Proses Produksi
Produksi perikanan yang dilakukan di desa Beji adalah berupa telur gurameh.
Masyarakat desa Beji lebih mengutamakan produksi telurnya daripada pembesaran.
Produksi telur yang dilakukan adalah dengan cara mengawinkan induk gurameh jantan
dan induk gurameh betina.
Hal pertama yang dilakukan untuk memproduksi telur gurameh adalah menyiapkan
kolam dan indukan. Kolam yang digunakan berukuran 4m x 5m. Kolam tersebut diisi
dengan 5 induk gurameh , 4 ekor gurameh betina dan 1 ekor gurameh jantan. Induk
gurameh jantan akan membuahi induk gurameh betina dan akan menghasilkan telur.
Dalam kolam juga ditempatkan suatu sarang berupa akar-akar rumput. Sarang
tersebut digunakan sebagai tempat gurameh bertelur. Setelah limabelas hari telur
gurameh sudah bisa dipanen. Pakan yang digunakan adalah daun kajar, yaitu tanaman
sejenis talas yang berdaun lebar.
Keuntungan dalam budidaya gurame dibandingkan dengan jenis ikan yang lain adalah:
1. Permintaan gurame yang cukup tinggi sehingga pasar terjamin
2. Nilai jual yang cukup tinggi
3. Bisa dijual dalam usia atau ukuran berapa pun karena kebutuhan pasar sangat fariatif.
b) Pemasaran sampai ke luar pulau
Sejauh ini mayoritas konsumen berasal dari Jogja dan pulau Jawa, beberapa Sumatera
dan Kalimantan. Untuk wilayah Jogja sendiri mereka hanya bisa memenuhi 25% dari
permintaan. Mereka diantaranya adalah petani pembesaran, pedagang besar, rumah
makan dan sebagainya. Harga jual untuk telur Rp18,- Rp. 38,- per ekor.
Salah satu upaya kelompok ini untuk memenuhi kebutuhan pasar, mereka mencoba
memasyarakatkan budidaya gurame dengan mengadakan pelatihan rutin 1 bulan sekali.
Demi kenyamanan dan efektifitas, peserta peltihan sehari itu dibatasi 25 sampai 30
orang. Mereka juga melayani konsultasi pembudidayaan tersebut.
c)
Analisa Ekonomi:
Analisis keuangan dibuat dengan basis perhitungan
5 ekor induk gurame ditebar @ 2- 3 kg.
Pengeluaran
Bobot indukan :
2 x 5 = 10 kg
Pembelian indukan :
10 kg x Rp. 65.000,00
= Rp. 650.000,00
Total Pengeluaran
= Rp. 650.000,00
Pendapatan (satu bulan)
Penjualan telur Gurame :
5000 butir x 4 ekor x Rp. 38,00 = Rp. 760.000,00
Total Pendapatan 2 kali panen (1 bulan)
= Rp. 1.520..000,00
Keuntungan = Rp. 1.520..000,00- Rp. 760.000,00 = Rp. 870.000,00
d) Hama dan Penyakit Pengganggu
Budidaya ikan tidak lepas dari gangguan hama dan penyakit. Datangnya penyakit
disebabkan oleh beberapa hal seperti lingkungan budidaya, teknik budidaya,
penanganan panen dan pasca panen yang kurang baik serta tidak sesuainya ukuran dan
jenis bahan yang digunakan pada wadah penampungan sehingga ikan luka. Datangnya
penyakit tidak hanya merugi-kan dari sisi produktifitas, tetapi juga pada kematian gurami
yang dibudi-dayakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan datangnya
penyakit dan pengendalian penyakit yang menyerang.
Beberapa penyakit yang biasa menyerang ikan, baik dalam kolam maupun wadah lain
adalah kutu ikan, penyakit cacing ikan, white spot. Pengendaliannya dengan seleksi ikan
yang tahan penyakit. Vaksinasi Ich, mengurangi kepadatan ikan, kondosi perairan cukup
oksigen. Air kolam diusahakan mengalir terus menerus dan pemberian pakan yang baik
untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan atau menaikkan suhu air yang berkisar 2832C
Penyakit nonparasit merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh adanya penyakit,
tetapi disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor makanan (nutrisi). Faktor lingkungan
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan ikan adalah pH air yang terlalu rendah
atau terlalu tinggi, perubahan suhu air yang terlalu mendadak, zatzat beracun yang ada
dalam air, penumpukan kotoran atau sisa sisa makanan, kadar oksigen dalam air
rendah, kejenuhan gas (nitrogen, oksigen dan karbondioksida) serta kadar amoniak yang
tinggi.
Pencegahan penyakit nonparasiter dapat dilakukan dengan pemberian pakan yang tepat
(baik jumlah dan mutunya), ikan tidak diberi pakan yang telah busuk/rusak,
penyimpanan pakan ditempat yang bersih dan kering, per-baikan lingkungan parairan
kolam, meningkat-kan kualitas air, meningkatkan aerasi, mengurangi bahan organik dan
fitoplankton.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Desa Beji merupakan desa yang berbasis pada sektor perikanan dalam perkembangan
perekonomian. Hal ini didasarkan pada kondisi alam yang lebih potensial untuk
perikanan dibandingkan pertanian tanaman. Desa ini mempunyai 12 Kelompok
Pembudidayaan Ikan yang mana mayoritas fokus usahanya pada tahap produksi telur
(pembuahan) ikan gurameh. Eksistensi kedua belas kelompok budidaya ikan tersebut
dibuktikan oleh ditunjuknya desa Beji sebagai sentra percontohan pembudidayaan
gurameh tingkat nasional.
Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis menyarankan kepada para pembaca
untuk melakukan penelitian lanjut dengan pendekatan yang lebih mendalam terhadap
apa yang telah dipaparkan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Rusdi, Taufiq. 1987. Usaha budidaya Ikan Gurame CV. simplek, Jakarta
Sibarani, Nas. 2012. Banyumas Pusat Pemuliaan Ikan Gurami Nasional.
http://beji.or.id. diakses tanggal 7 Desember 2012
Tim penyusun. 2011. Data Kependudukan Desa Beji. Kelurahan Beji
Kecamatan Kedungbanteng.
Waluyo. 2012. Peningkatan Kualitas Mutu Benih Ikan Gurami. http://beji.or.id.
diakses tanggal 7 Desember 2012
Lampiran