KABUPATEN MAJALENGKA (SUATU TINJAUAN SEJARAH ANTARA TAHUN 2007-2014)
DOSEN PEMBIMBING KKN :
Drs. AGUS GUNWAN, M.Pd. A. Sejarah Desa Cikidang Desa Cikidang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bantarujeg kabupaten Majalengka. Secara administratif Desa Cikidang memiliki 08 Rukun Warga (RW) yang terbagi menjadi 25 Rukun Tetangga (RT). Keadaan daerah yang satu dengan yang lain memiliki jarak yang cukup jauh karena masing-masing daerah yang ada di Desa Cikidang memiliki wilayah yang cukup luas. Luas tanah ini dimanfaatkan menjadi areal pesawahan, walaupun roda perekonomian tidak seluruhnya berasal dari pertanian (Profil Desa Cikidang 2012). Tradisi tujuh bulanan merupakan salah satu upacara yang biasa diselenggarakan pada saat seorang ibu sedang mengandung 7 bulan. Upacara yang biasa dikenal dengan istilah Tingkeban dan Mitoni ini masih biasa ditemukan pada masyarakat Desa Cikidang. Hal ini di laksanakan agar bayi yang ada di kandungan dan ibu yang akan melahirkan diberikan keselamatan. Hidangan khas yang paling dinantikan para tamu adalah rujak dan dawet atau cendol beras. Yang menarik dari Desa Cikidang ini walaupun sudah terkena modernisasi, namun tidak seluruh budaya yang dimiliki masyarakat ikut berubah. Kerukunan hidup bertetangga walaupun sudah mulai bergeser dengan budaya materi namun masih tetap menunjukkan adanya kebersamaan. Dalam kehidupan berorganisasi di desa untuk keperluan-keperluan tertentu masih ditemukan budaya gotong-royong. Malahan dalam kehidupan beragama terasa makin membaik. B. Gambaran Umum Objek Penelitian Desa Cikidang merupakan salah satu desa dari 13 desa di wilayah Kecamatan Bantarujeg, yang terletak 3 km kearah timur dari kota kecamatan. Desa Cikidang mempunyai luas wilayah 272,702 hektar. Wilayah Desa Cikidang terbagi menjadi 3 dusun, yaitu : Dusun Cikidang : 10 RT 3 RW Dusun Cidomas : 10 RT 3 RW Dusun Cigunung : 5 RT 2 RW Adapun batas-batas wilayah Desa Cikidang sebagai berikut : Disebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Sukamenak Disebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Cinambo Disebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Bantarujeg Disebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Gununglarang Sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Cikidang Kecamatan Bantarujeg dalam menunjang kegiatan pemerintahan pembangunan kemasyarakatan adalah sebagai berikut: Sarana Pendidikan; Taman Kanak-Kanak, TKA/TPA dan SD Sarana Kesehatan; Pos KB, Posyandu Sarana Perekonomian; Rice Mill (Heller) dan Bengkel motor Sarana Transportasi; mobil dan motor Secara umum jumlah penduduk Desa Cikidang berdasarkan jumlah kelamin yaitu sebagai berikut. Laki-laki : 1.573 orang Perempuan : 1.715 orang Jumlah : 3.288 orang
a. Lulusan Pendidikan Umum
• Sekolah Dasar : 1.932 orang • SMP/SLTP : 646 orang • SMA/SLTA : 316 orang • Sarjana (S1) : 84 orang • Magister (S-2) : 2 orang • Doktor (S-3) : - orang b. Pra Sekolah : 308 orang c. Buta Huruf : - orang Mata pencaharian penduduk selengkapnya sebagai berikut: Petani : 1.213 orang Pedagang : 133 orang PNS : 62 orang Buruh : 314 orang
Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk
Desa Cikidang adalah sebagai berikut: Ayam/itik : 4.598 ekor Kambing : 46 ekor Sapi : 8 ekor Kerbau : 23 ekor Lainnya : 264 ekor 1. Latar Belakang Berdirinya Desa Cikidang Pada zaman dahulu Desa Cikidang merupakan dusun terpencil dengan nama Ciwaru Girang dan letaknya dua kilometer dari Desa Cikidang sekarang ke arah timur tepatnya didekat hulu Sungai Ciwaru. Pada saat itu Kerajaan Talaga Manggung (Kecamatan Talaga sekarang), sebuah kerajaan yang sulit ditaklukan karena kesaktian rajanya. Banyak dari utusan-utusan kerajaan jawa yang datang untuk mengalahkannya tapi tak satupun yang berhasil. Pada suatu waktu ada seorang paninggaran (pemburu) yang bernama Kiyai Mas Demang Kalangbentang, dia salah satu utusan dari kerajan jawa yang kalah dalam pertarungan melawan Raja Talaga Manggung, dia berlari ke arah barat sambil mengejar seekor binatang yaitu kidang (kijang), kidang tersebut berlari ke arah Ciwaru Girang dan masuk ke selokan besar yang ada airnya lalu menghilang. Paninggaran itu merasa kaget dan bingung, akhirnya dia beristirahat di bawah pohon kadu yang sangat besar dan rindang, sampai dia berpkir kayanya tempat ini cocok untuk tempat tinggalnya. Tiba-tiba muncul seorang perempuan yang bernama Nyi Ringgitsari, dia sebenarnya penjelmaan dari kidang tersebut. Akhirnya peninggaran itu manikah denga Nyi Ringgitsari dan menetap di dekat pohon kadu tersebut. Dan sampai sekarang tempat tersebut bernama Cikadu (makam Kiyai Mas Demang Kalangbentang) paninggaran itu jadi sesepuh Kampung Ciwaru Girang sampai akhir hayatnya, dan nama Dusun Ciwaru Girang berganti nama menjadi Cikidang, diambil dari nama binatang yang diburu dan menghilang di selokan tersebut dan letaknya di sebelah barat Cikadu. Pada zaman DI/TII Desa Cikidang habis dibakar dan penduduknya banyak yang dibunuh, akhirnya posisi desa pindah ke sebelah barat dan lagi-lagi diserang oleh gerombolan DI/TII sampai dibumihanguskan. Pada sekitar 1958 Desa Cikidang pindah lagi ke dekat Sungai Cilutung dan namanyapun tidak berubah sampai sekarang 2. Perkembangan Desa Cikidang dari Tahun 2007 sampai 2014
Data Perkembangan Desa Cikidang Tahun 2007 – 2014
No. Uraian Tahun 2007 Tahun 2014
1 Kependudukan ± 2.15 orang ± 3.288 orang
2 Keadaan Alam Pertanian Pertanian
3 Mata Pencaharian Tidak begitu kompleks Mulai kompleks
4 Adat Istiadat Dipegang teguh Mulai memudar
Kaum muda mulai diberi
5 Kelembagaan Dikuasai kaum tua kepercayaan
6 Pendidikan SD – PT (S1) TK – PT (S2)
7 Gotong Royong Masih dipertahankan Mulai memudar
8 Sapras Desa Belum lengkap Mulai lengkap
3. Keadaan Sosial Budaya Masyarakat Mata pencaharian penduduk mayoritas sebagai petani, baik petani pemilik, petani penggarap, maupun sebagai buruh tani. Sebagian penduduk bekerja sebagai PNS, pensiunan, pedagang, karyawan, dan pertukangan, yang merupakan bagian penduduk minoritas. Dengan beragamnya sosial ekonomi dan sosial budaya di Desa Cikidang menciptakan masyarakat Cikidang merupakan masyarakat yang majemuk. Adapun data berdasarkan mata pencaharian masyarakat, sebagai berikut : Petani : 1.213 orang Buruh : 314 orang Pedagang : 133 orang PNS : 62 orang Guru PNS : 30 orang Guru Honor : 35 orang ABRI : 2 orang Polisi : 2 orang Sopir : 7 orang Peternak : 5 orang Dosen : 1 orang Beberapa tradisi atau adat istiadat yang masih melekat pada masyarakat Cikidang sebagai warisan turun temurun dari leluhumya, yang hingga hingga sekarang masih dijalankan dalam kehidupan masyarakat Desa Cikidang, diantaranya ; Dalam cara menentukan jodoh untuk anak-anaknya, biasanya diawali dengan tradisi neundeun omong atau menaruh perkataan, dilanjutkan dengan nyereuhan atau melamar. Sampai pada waktu pernikahan diadakan proses seserahan, buka pintu, akad nikah, upacara nyawer, yang terakhir sekali acara nyembah atau memohon doa restu kepada sanak saudara dengan cara datang ke rumahnya. Cara mencari jodoh untuk anakpun diikat oleh status sosial. Dalam hal upacara tujuh bulanan untuk ibu hamil masih diadakan upacara tersendiri walaupun sekarang ini sudah mulai diselaraskan/disesuaikan dengan ajaran agama Islam. Masyarakat Cikidang pada saat ini, masih percaya dengan hal-hal yang berbau mistik (walaupun hanya sebagian kecil), seperti percaya dengan hitungan-hitungan apabila akan mengerjakan sesuatu pekerjaan, masih percaya dengan persembahan-persembahan sesaji yang diperuntukan roh-roh leluhumya yang telah meninggal, dan hal-hal mistik lainnya. Rencana pembangunan yang akan digarap di antaranya sebagai berikut. Meningkatkan sarana dan prasarana pemerintah desa agar dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan yang ada. Meningkatkan sarana dan prasarana yang berhubungan dengan perekonomian masyarakat khususnya sektor pertanian, perdagangan, jasa dan perhubungan. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan umum. Meningkatkan sarana dan prasarana ketertiban dan keamanan lingkungan melalui penataan Pos Kamling dan Ronda Malam. Hambatan-hambatan atau masalah di antaranya : Rencana pembangunan yang direncanakan melalui RAPBDES Tahun Anggaran 2014 belum bisa dilaksanakan karena berbagai hal terutama keterlambatan kucuran dana dari pemerintah dan urunan dari masyarakat tidak masuk sesuai yang diharapkan. Lahan belum dapat diolah secara produktif yang berorientasi komersil, sehubungan keterbatasan kemampuan belum dapat memanfaatkan kondisi tanah yang ada dan sebagian warga masyarakat mengubah kebiasaan pola pertanian secara intensif ada sedikit hambatan, sehingga belum meraih hasil yang maksimal mengikutinya C.Simpulan 1. Desa Cikidang berdiri sejak tahun 1932. Berdasarkan sejarahnya Desa Cikidang awalnya merupakan dusun terpencil dengan nama Ciwaru Girang dan letaknya dua kilometer dari Desa Cikidang sekarang ke arah timur tepatnya di dekat hulu Sungai Ciwaru. Desa Cikidang awalnya didirikan oleh seorang pemburu yang bernama Kiyai Mas Demang Kalangbentang yang menikah dengan seorang perempuan yang bernama Nyi Ringgitsari, dia sebenarnya penjelmaan dari kijang/kidang yang sedang diburunya. 2. Perkembangan Desa Cikidang sejak tahun 2007 sampai tahun 2014 mengalami perkembangan yang pesat terutama dalam hal: mata pencaharian, adat istiadat, kelembagaan, pendidikan, gotong-royong dan sarana prasarana desa. Sehingga perkembangan Desa Cikidang menunjukkan kemajuan dari tahun sebelumnya. 3. Pada dasarnya kondisi sosial budaya masyarakat Desa Cikidang adalah desa yang memiliki potensi untuk maju. Karena selain sumber daya alam yang bisa dikatakan bagus, maka sumber daya manusianya juga merupakan faktor utama yang bisa dikatakan baik. Hanya sebagian orang saja yang tidak berpendidikan atau melanjutkan sekolah. Kemudian dalam bidang sosial, Desa Cikidang sudah turun temurun bahkan dari nenek moyang telah memiliki istilah sunda “silih asih, silih asah, silih asuh, silih ajenan” (saling menolong/membantu). Selain bidang sosial, bidang ekonomi pun merupakan faktor yang paling mencolok di Desa Cikidang, mayoritas masyarakat Desa Cikidang adalah bekerja sebagai petani, pedagang, PNS, guru, dan buruh tani. Terimakasih