Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA DEWASA

Makalah disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah Keperawatan Komunitas I

Dosen pengampu : Ns. Nourmayansa Vidya Anggraini, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom

Disusun oleh:

Mustika Widiyastuti 1710711026

Anastasya Nurcahyani 1710711055

Ega Shafira Pradanawati 1710711108

Ridha Tiomanta Purba 1710711128

Firna Nahwa Firdausi 1710711139

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2019
Kasus:
Seorang perawat berkunjung ke Kelurahan P, di Kecamatan O, Jakarta Timur, Indonesia.
Kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan G di sebelah utara,Kelurahan TB dan KB di
sebelah barat,Kelurahan S dan C di sebelah timur danKelurahan K dan PKY di sebelah
selatan. Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar 46700 jiwa dengan jumlah 11.675 anak -
anak dan 35.025orang dengan usia dewasa dan luas 2,30 km2. Dengan presentase laki laki
25% danperempuan 75%. Jakarta Timur merupakan daerah pinggiran kota.Masyarakatnya
banyak yang berasal dari luar daerah atau pendatang sebanyak 35% dari jawa, 25% dari
sunda, dan 15% suku bataksedangkan orang asli jakarta timur yaitu suku betawi hanya
sebanyak 25%. Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai buruh pabrik ataupun
bangunan dengan presentase buruh pabrik 25%, buruh bangunan 25%, pekerja malam 20%,
karyawan 10%, pekerjaan lainnya, 5%, tidak bekerja 15%. Para buruh pabrik bekerja
berdasarkan giliran shift jaga, pagi dan sore. Kondisi di sekeliling pemukimanpenduduk
kurang terurus. Di sana sini terdapat banyak sampah berserakan. Tidak ada tempat aliran air
seperti parit atau selokan. Sehingga ketika hujan turun, tak jarang tempat tersebut terendam
banjir.Rata-rata bangunan rumah penduduk merupakan bangunan semi permanen. Di
kelurahan P terdapatsebuah rumah singgah untuk anak jalanan yang didirikan oleh seorang
warga yang inginmeningkatkan derajat hidup anak jalanan. Di kelurahan P terdapat sebuah
bangunan musholayang sudah cukup tua dan merupakan satu-satunya sarana ibadah warga
kelurahan P. Kehidupan malam di kelurahan P tergolong sangat ramai. Banyak pekerja
tempat hiburan malam yang tinggal di kelurahan P. Di wilayah perbatasan kelurahan P
terdapat sebuah lokalisasi pramuria. Meski sering dirazia oleh petugas, namun tempat hiburan
itu selalu ada dan tidak pernah mati. Banyak masyarakat yangmengeluhkan adanya tempat
hiburan malam tersebut.Masyarakat merasa terganggu dengan kegiatanmalam di tempat
tersebut. Tetapi masyarakat tidakbisa melakukan tindakan apapun untuk mengusirtempat
hiburan malam tersebut karena banyakpreman yang melindungi tempat tersebut.
Masyarakatmerasa takut tempat itu akan merusak moral anak-anakmereka kelak. Tipe
keluarganya adalah keluarga inti yaitu ibu, ayah, dan anak. Selain itu, masyarakat juga
seringterlibat bentrok dengan para pemabuk yang seringberkumpul di perempatan jalan di
dekat perbatasan.Menurut data puskesmas setempat, sudah terjadibeberapa kasus TBC dan
HIV/AIDS dalam satu tahunterakhir. Dinas kesehatan menyatakan bahwa kasusTBC dan
HIV/AIDS yang sudah terungkap kemungkinan belum menggambarkan angka kejadianyang
sebenarnya. Dinas kesehatan bekerja sama dengan puskesmas setempat menyediakan
pemeriksaan HIV/ AIDS gratis bagi para pekerja hiburan malam. Status perkawinan
warganya adalah menikah 60%, belum menikah 40%. Jumlah kelahiran35%, kematian yang
terjadi 65% pada bayi,15% akibat ibu dengan HIV pada dewasa, 45% akibat menderita HIV
dan TBC. Angka kesakitan yaitu TBC 40%, HIV 40%, sehat 20%. Agama yang dianut adalah
islam 80%, kristen 10%, hindu 5%, budha 5%. Tingkat pendidikan warganya adalah 30%
lulusan SD, SMP 35%, SMA 15% , tidak sekolah 20%.Transportasi yang digunakan
masyarakat adalah transportasi umum seperti angkutan umum atau ojek. Namun ada pula
yang menggunakan kendaraan pribadi. Komunikasi yang dilakukan berupa komunikasi
verbal maupun komunikasi non verbal. Baik menggunakan kentongan ataupun pengeras
suara.Rekreasi yang biasa dilakukan oleh warga adalah menonton tv maupun bermain game
di gadget. Masyarakat percaya bahwa HIV / AIDS merupakan kutukan.

I. PENGKAJIAN
A. Data Inti Komunitas
1. Demonografi
 Kelurahan P,di Kecamatan O, Jakarta Timur, Indonesia. Kelurahan ini memiliki
penduduk sebesar 46700 jiwa dengan presentase laki laki 25% dan perempuan 75%.
Jumlah penduduknya 11.675 anak - anak dan 35.025 orang dengan usia dewasa.
Luas wilayahnya adalah 2,30 km2. Kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan G di
sebelah utara, Kelurahan TB dan KB di sebelah barat, Kelurahan S dan C di sebelah
timur dan Kelurahan K dan PKY di sebelah selatan. Masyarakatnya banyak yang
berasal dari luar daerah atau pendatang sebanyak 35% dari jawa, 25% dari sunda,
dan 15% suku batak sedangkan orang asli jakarta timur yaitu suku betawi hanya
sebanyak 25%.

2. Sejarah atau riwayat (riwayat daerah dan perubahan daerah)


 Riwayat daerah
Ketika hujan turun, tak jarang tempat tersebut terendam banjir. Kehidupan malam
di kelurahan P tergolong sangat ramai. Banyak pekerja tempat hiburan malam
yang tinggal di kelurahan P
 Perubahan daerah
Terdapatsebuah rumah singgah untuk anak jalanan yang didirikan oleh seorang
warga yang ingin meningkatkan derajat hidup anak jalanan
3. Tipe keluarga (keluarga /bukan keluarga, kelompok)
 Tipe keluarganya adalah keluarga inti yaitu ibu, ayah, dan anak

4. Status perkawinan (kawin, janda/duda, single)


 Menikah 60% dan belum menikah 40%

5. Statistik vital (kelahiran, kematian kelompok usia, dan penyebab kematian);


 Kelahiran35%
 Kematian65% pada bayi, 15% akibat ibu dengan HIV pada dewasa, 45% akibat
menderita HIV dan TBC
 Angka kesakitan: TBC 40%, HIV 40%, sehat 20%

6. Agama
 Islam 80%, Kristen 10%, Hindu 5%, Budha 5%

7. Nilai dan kepercayaan


 Masyarakat percaya bahwa HIV / AIDS merupakan kutukan.

B. Data sub system komunitas


1. Lingkungan fisik (pemeriksaan fisik lingkungan komunitas)
 Di sana sini terdapat banyak sampah berserakan. Tidak ada tempat aliran air
seperti parit atau selokan. Sehingga ketika hujan turun, tak jarang tempat tersebut
terendam banjir.

2. Inspeksi, pemeriksaan dilakukan secara survey yakni berjalan di masyarakat atau


mikro-pengkajian
 Kondisi di sekeliling pemukiman penduduk kurang terurus. Di sana sini terdapat
banyak sampah berserakan. Tidak ada tempat aliran air seperti parit atau selokan.
Sehingga ketika hujan turun, tak jarang tempat tersebut terendam banjir. Rata-rata
bangunan rumah penduduk merupakan bangunan semi permanen. Di kelurahan P
terdapatsebuah rumah singgah untuk anak jalanan yang didirikan oleh seorang
warga yang ingin meningkatkan derajat hidup anak jalanan. Di kelurahan P
terdapat sebuah bangunan mushola yang sudah cukup tua dan merupakan satu-
satunya sarana ibadah warga kelurahan P. Kehidupan malam di kelurahan P
tergolong sangat ramai. Banyak pekerja tempat hiburan malam yang tinggal di
kelurahan P. Di wilayah perbatasan kelurahan P terdapat sebuah lokalisasi
pramuria.

3. Auskultasi, mendengarkan warga masyarakat tentang lingkungan fisik.


 Banyak masyarakat yang mengeluhkan adanya tempat hiburan malam tersebut.
Masyarakat merasa terganggu dengan kegiatan malam di tempat tersebut. Tetapi
masyarakat tidak bisa melakukan tindakan apapun untuk mengusir tempat hiburan
malam tersebut karena banyak preman yang melindungi tempat tersebut.
Masyarakat merasa takut tempat itu akan merusak moral anak-anak mereka kelak.
Selain itu, masyarakat juga sering terlibat bentrok dengan para pemabuk yang
sering berkumpul di perempatan jalan di dekat perbatasan.

4. Pemeriksaan laboratorium
 TBC dan HIV/AIDS.

5. Data sensus atau studi perencanaan untuk proses mapping masyarakat, yang berarti
untuk mengumpulkan dan mengevaluasi data yang dibutuhkan sebagai dasar dalam
perencanaan.
 Data puskesmas setempat dan dinas kesehatan bekerja sama dengan puskesmas

6. Pelayanan kesehatan dan sosial, perlu dikaji di komunitas, yaitu Puskesmas, klinik,
rumah sakit, dll.
 Menurut data puskesmas setempat, sudah terjadi beberapa kasus TBC dan
HIV/AIDS dalam satu tahun terakhir. Dinas kesehatan menyatakan bahwa kasus
TBC dan HIV/AIDS yang sudah terungkap kemungkinan belum menggambarkan
angka kejadian yang sebenarnya.

7. Ekonomi, karakteristik keuangan keluarga dan individu, status pekerja, kategori


pekerjaan dan jumlah penduduk yang tidak bekerja, lokasi industri, pasar, dan pusat
bisnis.
 Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai buruh pabrik ataupun bangunan.
Para buruh pabrik bekerja berdasarkan giliran shift jaga, pagi dan sore. Buruh
pabrik 25%, buruh bangunan 25%, pekerja malam 20%, karyawan 10%, pekerjaan
lainnya, 5%, tidak bekerja 15%

8. Transportasi alat transportasi penduduk datang dan keluar wilayah, transportasi umum
(bus, taksi, angkot) dan sebagainya
 Transportasi yang digunakan masyarakat adalah transportasi umum seperti
angkutan umum atau ojek. Namun ada pula yang menggunakan kendaraan pribadi

9. Keamanan
 Banyak preman di tempat hiburan malam dan untuk diperumahan warga terdapat
hansip.

10. Politik dan pemerintahan, data pemerintahan, kelompok pelayanan masyarakat, serta
data politik, yaitu kegiatan politik yang ada di wilayah tersebut serta peran peserta
partai politik dalam pelayanan kesehatan.
 Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Dinas kesehatan bekerja sama dengan puskesmas setempat menyediakan
pemeriksaan HIV/ AIDS gratis bagi para pekerja hiburan malam.

11. Komunikasi
 Komunikasi yang dilakukan berupa komunikasi verbal maupun komunikasi non
verbal. Baik menggunakan kentongan ataupun pengeras suara.

12. Pendidikan
 Pendidikan warganya adalah lulusan SD 30%, SMP 35%, SMA 15% , tidak
sekolah 20%

13. Rekreasi
 Rekreasi yang biasa dilakukan oleh warga adalah menonton tv maupun bermain
game di gadget.
II. ANALISA DATA

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 3 KOUMUNITAS PADA DEWASA

Analisa Data

1. data subjektif
 Banyak masyarakat yang mengeluhkan adanya tempat hiburan malam
 Masyarakat merasa terganggu dengan kegiatan malam di tempat tersebut.
 Masyarakat tidak bisa melakukan tindakan apapun untuk mengusir tempat
hiburan malam tersebut karena banyak preman yang melindungi tempat
tersebut.
 Masyarakat merasa takut tempat itu akan merusak moral anak-anak mereka
kelak.
 Masyarakat percaya bahwa HIV / AIDS merupakan kutukan.
 Masyarakat juga sering terlibat bentrok dengan para pemabuk yang sering
berkumpul di perempatan jalan di dekat perbatasan.
 Menurut data puskesmas setempat, sudah terjadi beberapa kasus TBC dan
HIV/AIDS dalam satu tahun terakhir.
 Dinas kesehatan menyatakan bahwa kasus TBC dan HIV/AIDS yang sudah
terungkap kemungkinan belum menggambarkan angka kejadian yang
sebenarnya.
2. data objektif
 Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar 46700 jiwa
 Jumlah 11.675 Anak dan 35.025 orang dengan usia Dewasa
 Luas 2,30 km2 kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan G di sebelah utara,
Kelurahan TB dan KB di sebelah barat, Kelurahan S dan C di sebelah timur
dan Kelurahan K dan PKY di sebelah selatan.
 Dengan presentase laki laki 25% dan perempuan 75%.
 Masyarakatnya banyak yang berasal dari luar daerah atau pendatang sebanyak
35% dari jawa, 25% dari sunda, dan 15% suku batak sedangkan orang asli
jakarta timur yaitu suku betawi hanya sebanyak 25%.
 Pendidikan: Sd 30%Smp 35%Sma 15% Tdk sekolah 20%
 Statistik vital: Kelahiran: 35% Kematian: 65% pada bayi: 15% akibat ibu
dengan hiv pada dewasa: 45% akibat menderita hiv dan tbc Angka kesakitan:
TBC 40%, HIV 40%, sehat 20%
 Agama: islam 80%kristen 10%hindu 5%budha 5%
 Status pernikahan: Menikah 60%, Belum menikah 40%
 Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai buruh pabrik ataupun
bangunan dengan presentase buruh pabrik 25%, bangunan 25%, pekerja
malam 20%, karyawan 10%, pekerjaan lainnya 5%, tidak bekerja 15%. Para
buruh pabrik bekerja berdasarkan giliran shift jaga, pagi dan sore.
 Pendidikan di kelurahan P dengan lulusan Sd 30%, Smp 35%, Sma 15%, Tdk
sekolah 20%
 Kondisi di sekeliling pemukiman penduduk kurang terurus.
 Di sana sini terdapat banyak sampah berserakan.
 Tidak ada tempat aliran air seperti parit atau selokan. Sehingga ketika hujan
turun, tak jarang tempat tersebut terendam banjir.
 Rata-rata bangunan rumah penduduk merupakan bangunan semi permanen.
 Di kelurahan P terdapat sebuah rumah singgah untuk anak jalanan yang
didirikan oleh seorang warga yang ingin meningkatkan derajat hidup anak
jalanan.
 Di kelurahan P terdapat sebuah bangunan mushola yang sudah cukup tua dan
merupakan satu-satunya sarana ibadah warga kelurahan P.
 Transportasi yang digunakan masyarakat adalah transportasi umum seperti
angkutan umum atau ojek. Namun ada pula yang menggunakan kendaraan
pribadi.
 Komunikasi yang dilakukan berupa komunikasi verbal maupun komunikasi
non verbal. Baik menggunakan kentongan ataupun pengeras suara.
 Rekreasi yang biasa dilakukan oleh warga adalah menonton tv maupun
bermain game di gadget.
 Banyak pekerja tempat hiburan malam yang tinggal di kelurahan P.
 Di wilayah perbatasan kelurahan P terdapat sebuah lokalisasi pramuria. Meski
sering di razia oleh petugas, namun tempat hiburan itu selalu ada dan tidak
pernah mati.
Diagnosa

No Analisa data Diagnosa keperawatan


1. DS: Resiko infeksi TBC dan
 Banyak masyarakat yang mengeluhkan HIV/AIDS pada masyarakat
adanya tempat hiburan malam kelurahan P Jakarta Timur
 Masyarakat merasa terganggu dengan berhubungan dengan kurangnya
kegiatan malam di tempat tersebut. pengetahuan untuk menghindari
 Masyarakat tidak bisa melakukan pemajanan patogen. (00004)
tindakan apapun untuk mengusir tempat
hiburan malam tersebut karena banyak
preman yang melindungi tempat tersebut.
 Masyarakat merasa takut tempat itu akan
merusak moral anak-anak mereka kelak.
 Menurut data puskesmas setempat, sudah
terjadi beberapa kasus TBC dan
HIV/AIDS dalam satu tahun terakhir.
 Dinas kesehatan menyatakan bahwa
kasus TBC dan HIV/AIDS yang sudah
terungkap kemungkinan belum
menggambarkan angka kejadian yang
sebenarnya.
DO:
 Presentase pekerja malam 20% di
kelurahan P
 Banyak pekerja tempat hiburan malam
yang tinggal di kelurahan P.
 Di wilayah perbatasan kelurahan P
terdapat sebuah lokalisasi pramuria.
Meski sering di razia oleh petugas,
namun tempat hiburan itu selalu ada dan
tidak pernah mati.

2. DS: Perilaku kesehatan cenderung


 Banyak masyarakat yang mengeluhkan beresiko pada masyarakat
adanya tempat hiburan malam kelurahan P Jakarta Timur
 Masyarakat juga sering terlibat bentrok berhubungan dengan kurang
dengan para pemabuk yang sering pemahaman, status sosio-ekonomi
berkumpul di perempatan jalan di dekat rendah, penggunaan alkohol
perbatasan. berlebih. (00188)
 Menurut data puskesmas setempat, sudah
terjadi beberapa kasus TBC dan
HIV/AIDS dalam satu tahun terakhir.
 Dinas kesehatan menyatakan bahwa
kasus TBC dan HIV/AIDS yang sudah
terungkap kemungkinan belum
menggambarkan angka kejadian yang
sebenarnya.

DO:
 Banyak pekerja tempat hiburan malam
yang tinggal di kelurahan P.
 Di wilayah perbatasan kelurahan P
terdapat sebuah lokalisasi pramuria.
Meski sering di razia oleh petugas,
namun tempat hiburan itu selalu ada dan
tidak pernah mati.

Dx NOC NIC
Resiko infeksi TBC 1. Kontrol Risiko Komunitas: Prevensi sekunder
dan HIV/AIDS pada Penyakit Menular (2802) 1. Manajemen Penyakit Menular
masyarakat KH: (8820)
kelurahan P Jakarta  Kejadian penyakit Intervensi:
Timur berhubungan dilaporkan sebagaimana  Monitor populasi yang
dengan kurangnya diamanatkan beresiko dalam rangka
pengetahuan untuk dipertahankan pada skala 3 pemenuhan regimen
menghindari ke 4 prevensi dan perawatan
pemajanan patogen.  Ketersediaan layanan  Monitor insiden paparan
(00004) pengobatan untuk orang penyakit menular
yang terinfeksi  Monitor sanitasi
dipertahankan pada skala 3  Monitor faktor-faktor
ke 4 lingkungan yang
 Penegakan program mempengaruhi
pengendalian infeksi penyebaran penyakit
dipertahankan pada skala 3 menular
ke 4  Informasikan masyarakat
2. Kontrol Resiko: Penyakit terkait penyakit dan
Menular Seksual (PMS) (1905) aktivitas yang
KH: berhubungan dengan
 Mengenali faktor resiko penyakit menular
PMS dipertahankan pada  Tingkatkan akses
kadang menunjukan (3) ke pendidikan kesehatan
sering menunjukan (4) yang memadai
 Mengenali kemampuan sehubungan dengan
untuk merubah perilaku pencegahan dan
dipertahankan pada pengobatan terhadap
kadang menunjukan (3) ke penyakit menular dan
sering menunjukan (4) pencegahan berulangnya
 Melakukan hubungan kejadian
seksual yang aman  Perbaiki sistem surveilans
dipertahankan pada untuk penyakit menular
kadang menunjukan (3) ke seperti yang dibutuhkan
sering menunjukan (4)  Promosikan legislasi yang
 Memanfaatkan fasilitas memastikan pemantauan
masyarakat untuk dan pengobatan yang
mengurangi PMS tepat
dipertahankan pada  Laporkan aktivitas pada
kadang menunjukan (3) ke lembaga yang tepat
sering menunjukan (4) seperti yang diminta

Prevensi tersier
2. Pengajaran: Seks Aman (5622)
 Dapatkan riwayat seksual,
termasuk jumlah
pasangan seksual terakhir,
frekunsi hubungan, dan
kejadian serta pengobatan
masa lalu terkait dengan
infeksi menular seksual
 Ajarkan pasien mengenal
anatomi dan fisiologi
reproduksi manusia
 Berikan informasi akurat
berkenaan dengan
implikasi memiliki
beberapa mitra seksual
 Anjurkan pasien
mengenai pentingnya
kebersihan yang baik,
menggunakan pelumas
yang larut dalam air, dan
buang air setelah
berhubungan untuk
menurunkan kerentanan
terhadap infeksi
Perilaku kesehatan 1. Perilaku Promosi Kesehatan Prevensi primer
cenderung beresiko (1602) 1. Pendidikan Kesehatan
pada masyarakat KH: (5510):
kelurahan P Jakarta  Memonitor perilaku  Bantu individu, keluarga,
Timur berhubungan personal terkait resiko atau kelompok
dengan kurang dipertahankan pada masyarakat untuk
pemahaman, status kadang menunjukan (3) ke memperjelas keyakinan
sosio-ekonomi sering menunjukan (4) dan nilai-nilai kesehatan
rendah, penggunaan  Mendapatkan skrining  Tentukan pengetahuan
alkohol berlebih. kesehatan yang kesehatan dan gaya hidup
(00188) direkomendasikan perilaku saat ini pada
dipertahankan pada individu, keluarga, atau
kadang menunjukan (3) ke kelompok sasaran
sering menunjukan (4)  Libatkan individu,
 Memperoleh pemeriksaan keluarga, dan kelompok
rutin dipertahankan pada dalam perencanaan dan
kadang menunjukan (3) ke rencana implementasi
sering menunjukan (4) gaya hidup atau
 Mendukung kebijakan modifikasi perilaku
publik yang sehat kesehatan
dipertahankan pada  Tekankan pentingnya
kadang menunjukan (3) ke pola hidup sehat
sering menunjukan (4)  Anjurkan kebijakan yang
 Menghindari paparan menjamin pendidikan
penyakit menular kesehatan sebagai
dipertahankan pada kepentingan
kadang menunjukan (3) ke  Ajarkan strategi yang
sering menunjukan (4) dapat digunakan untuk
 Menghindari menolak perilaku yang
penyalahgunaan alkohol tidak sehat atau beresiko
dipertahankan pada
kadang menunjukan (3) ke Prevensi primer
sering menunjukan (4) 2. Pengajaran : Proses
penyakit (5602)
2. Kontrol Resiko (1902)  Kaji tingkat pengetahuan
KH: terkait proses penyakit
 Memodifikasi gaya hidup yang spesifik
untuk mengurangi resiko  Jelaskan patologi
dipertahankan pada penyakit dan bagaimana
kadang menunjukan (3) ke hubungannya dengan
sering menunjukan (4) anfis sesuai kebutuhan
 Berpartisipasi dalam  Jelaskan proses penyakit
skrining masalah  Identifikasi kemungkinan
kesehatan dipertahankan penyebab
pada kadang menunjukan  Berikan informasi
(3) ke sering menunjukan mengenai pemeriksaan
(4) diagnostik yang tersedia
 Menggunakan fasilitas  Diskusikan perubahan
kesehatan yang sesuai gaya hidup yang
dengan kebutuhan diperlukan
dipertahankan pada
kadang menunjukan (3) ke Prevensi sekunder
sering menunjukan (4) 3. Identifikasi resiko (6610)
 Menggunakan sistem  Kaji ulang riwayat
dukungan personal untuk kesehatan masa lalu dan
mengurangi resiko dokumentasikan bukti
dipertahankan pada yang menunjukkan
kadang menunjukan (3) ke adanya penyakit medis,
sering menunjukan (4) diagnosa keperawatan
serta perawatannya.
 Kaji ulang data yang
didapatkan dari
pengkajian resiko secara
rutin
 Identifikasi adanya
sumber-sumber agensi
untuk membantu
menurunkan faktor resiko
 Pertahankan pencatatan
dan statistik yang akurat
 Identifikasi resiko
biologis, lingkungan, dan
perilaku serta hubungan
timbal balik
 Pertimbangkan sumber-
sumber komunitas yang
sesuai dengan kebutuhan
kesehatan dan pemenuhan
kebutuhan sehari hari

Prevensi sekunder
4. Kontrol Infeksi (5335)
 Ajarkan cara cuci tangan
bagi tenaga kesehatan
 Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai tanda
gejala infeksi dan kapan
harus melaporkannya
 Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
bagaimana menghindar
infeksi
 Libatkan individu,
keluarga, dan kelompok
dalam perencanaan dan
rencana implementasi
gaya hidup atau
modifikasi perilaku
kesehatan

III. PROGRAM DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

Masyarakat didampingi konsultan dan tenaga penggerak masyarakat, ikut


berpartisipasi dalam menyusun Community Action Plan (CAP) berupa Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Upaya peningkatan kualitas lingkungan umumnya
dilakukan oleh masyarakat, kecuali lingkungan permukiman kumuh yang penanganannya
dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Peningkatan kualitas lingkungan yang dilakukan
masyarakat perkotaan maupun perdesaan sangat bervariasi sesuai dengan kondisi sosial,
ekonomi dan budayanya. Lingkungan permukimannya tidaklah terlepas dari nilai-nilai dan
kaidah-kaidah yang berlaku di masyarakat.

Untuk menangani masalah permukiman kumuh, pemerintah melakukan dua hal yaitu
pencegahan dan perbaikan kualitas permukiman kumuh. Pencegahan dijelaskan pada pasal 95
UU No. 1 Tahun 2011 yaitu pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya permukiman
kumuh dilaksanakan melalui pengawasan, pengendalian, dan pemberdayaan masyarakat.
Usaha pencegahan yang dimaksud wajib dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau setiap orang. Sedangkan untuk peningkatan kualitas dijelaskan pada pasal 96 dan 97
UU No. 1 Tahun 2011 yaitu pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan,
strategi, serta pola penanganan yang manusiawi, berbudaya, berkeadilan, dan ekonomis yang
didahului dengan penetapan lokasi permukiman kumuh dengan pola penanganan seperti
pemugaran, peremajaan atau permukiman kembali. Pola tersebut dilanjutkan melalui
pengelolaan untuk mempertahankan tingkat kualitas perumahan dan permukiman.

Berdasarkan kasus program yang diadakan dinas kesehatan bekerjasama dengan


puskemas yaitu menyediakan pemeriksaan HIV/AIDS secara gratis.

IV. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT


a. Peran
1. Pemberi Pelayanan Kesehatan
Mengkaji status kesehatan klien, menegakkan diagnosa keperawatan, merencanakan
intervensi, implementasi, dan evaluasi.
2. Edukator
Mengkaji kebutuhan akan pengetahuan klien, membuat rencana edukasi, memberikan
pendidikan kesehatan, dan evaluasi tujuan pendidikan kesehatan.
3. Konselor
Mengidentifikasi masalah, memberikan solusi alternatif, membantu klien menentukan
kriteria solusi, mengevaluasi solusi alternatif, dan evaluasi efek dari solusi, dan
membuat klien peduli terhadap proses pemecahan masalah.
4. Pembaharu
Perawat berperan menjadi pembaharu untuk merubah perilaku masyarakat menjadi
lebih baik.
5. Fasilitator
Penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan dan instansi terkait.

b. Fungsi
1. Fungsi Independen: Perawat menjalankan peran secara mandiri
2. Fungsi Dependen: peran dilaksanakan atas instruksi tim lain
3. Fungsi Interdependen: kerjasama tim/saling ketergantungan

Anda mungkin juga menyukai