Disusun oleh:
I. PENGKAJIAN
A. Data Inti Komunitas
1. Demonografi
Kelurahan P,di Kecamatan O, Jakarta Timur, Indonesia. Kelurahan ini memiliki
penduduk sebesar 46700 jiwa dengan presentase laki laki 25% dan perempuan 75%.
Jumlah penduduknya 11.675 anak - anak dan 35.025 orang dengan usia dewasa.
Luas wilayahnya adalah 2,30 km2. Kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan G di
sebelah utara, Kelurahan TB dan KB di sebelah barat, Kelurahan S dan C di sebelah
timur dan Kelurahan K dan PKY di sebelah selatan. Masyarakatnya banyak yang
berasal dari luar daerah atau pendatang sebanyak 35% dari jawa, 25% dari sunda,
dan 15% suku batak sedangkan orang asli jakarta timur yaitu suku betawi hanya
sebanyak 25%.
6. Agama
Islam 80%, Kristen 10%, Hindu 5%, Budha 5%
4. Pemeriksaan laboratorium
TBC dan HIV/AIDS.
5. Data sensus atau studi perencanaan untuk proses mapping masyarakat, yang berarti
untuk mengumpulkan dan mengevaluasi data yang dibutuhkan sebagai dasar dalam
perencanaan.
Data puskesmas setempat dan dinas kesehatan bekerja sama dengan puskesmas
6. Pelayanan kesehatan dan sosial, perlu dikaji di komunitas, yaitu Puskesmas, klinik,
rumah sakit, dll.
Menurut data puskesmas setempat, sudah terjadi beberapa kasus TBC dan
HIV/AIDS dalam satu tahun terakhir. Dinas kesehatan menyatakan bahwa kasus
TBC dan HIV/AIDS yang sudah terungkap kemungkinan belum menggambarkan
angka kejadian yang sebenarnya.
8. Transportasi alat transportasi penduduk datang dan keluar wilayah, transportasi umum
(bus, taksi, angkot) dan sebagainya
Transportasi yang digunakan masyarakat adalah transportasi umum seperti
angkutan umum atau ojek. Namun ada pula yang menggunakan kendaraan pribadi
9. Keamanan
Banyak preman di tempat hiburan malam dan untuk diperumahan warga terdapat
hansip.
10. Politik dan pemerintahan, data pemerintahan, kelompok pelayanan masyarakat, serta
data politik, yaitu kegiatan politik yang ada di wilayah tersebut serta peran peserta
partai politik dalam pelayanan kesehatan.
Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Dinas kesehatan bekerja sama dengan puskesmas setempat menyediakan
pemeriksaan HIV/ AIDS gratis bagi para pekerja hiburan malam.
11. Komunikasi
Komunikasi yang dilakukan berupa komunikasi verbal maupun komunikasi non
verbal. Baik menggunakan kentongan ataupun pengeras suara.
12. Pendidikan
Pendidikan warganya adalah lulusan SD 30%, SMP 35%, SMA 15% , tidak
sekolah 20%
13. Rekreasi
Rekreasi yang biasa dilakukan oleh warga adalah menonton tv maupun bermain
game di gadget.
II. ANALISA DATA
Analisa Data
1. data subjektif
Banyak masyarakat yang mengeluhkan adanya tempat hiburan malam
Masyarakat merasa terganggu dengan kegiatan malam di tempat tersebut.
Masyarakat tidak bisa melakukan tindakan apapun untuk mengusir tempat
hiburan malam tersebut karena banyak preman yang melindungi tempat
tersebut.
Masyarakat merasa takut tempat itu akan merusak moral anak-anak mereka
kelak.
Masyarakat percaya bahwa HIV / AIDS merupakan kutukan.
Masyarakat juga sering terlibat bentrok dengan para pemabuk yang sering
berkumpul di perempatan jalan di dekat perbatasan.
Menurut data puskesmas setempat, sudah terjadi beberapa kasus TBC dan
HIV/AIDS dalam satu tahun terakhir.
Dinas kesehatan menyatakan bahwa kasus TBC dan HIV/AIDS yang sudah
terungkap kemungkinan belum menggambarkan angka kejadian yang
sebenarnya.
2. data objektif
Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar 46700 jiwa
Jumlah 11.675 Anak dan 35.025 orang dengan usia Dewasa
Luas 2,30 km2 kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan G di sebelah utara,
Kelurahan TB dan KB di sebelah barat, Kelurahan S dan C di sebelah timur
dan Kelurahan K dan PKY di sebelah selatan.
Dengan presentase laki laki 25% dan perempuan 75%.
Masyarakatnya banyak yang berasal dari luar daerah atau pendatang sebanyak
35% dari jawa, 25% dari sunda, dan 15% suku batak sedangkan orang asli
jakarta timur yaitu suku betawi hanya sebanyak 25%.
Pendidikan: Sd 30%Smp 35%Sma 15% Tdk sekolah 20%
Statistik vital: Kelahiran: 35% Kematian: 65% pada bayi: 15% akibat ibu
dengan hiv pada dewasa: 45% akibat menderita hiv dan tbc Angka kesakitan:
TBC 40%, HIV 40%, sehat 20%
Agama: islam 80%kristen 10%hindu 5%budha 5%
Status pernikahan: Menikah 60%, Belum menikah 40%
Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai buruh pabrik ataupun
bangunan dengan presentase buruh pabrik 25%, bangunan 25%, pekerja
malam 20%, karyawan 10%, pekerjaan lainnya 5%, tidak bekerja 15%. Para
buruh pabrik bekerja berdasarkan giliran shift jaga, pagi dan sore.
Pendidikan di kelurahan P dengan lulusan Sd 30%, Smp 35%, Sma 15%, Tdk
sekolah 20%
Kondisi di sekeliling pemukiman penduduk kurang terurus.
Di sana sini terdapat banyak sampah berserakan.
Tidak ada tempat aliran air seperti parit atau selokan. Sehingga ketika hujan
turun, tak jarang tempat tersebut terendam banjir.
Rata-rata bangunan rumah penduduk merupakan bangunan semi permanen.
Di kelurahan P terdapat sebuah rumah singgah untuk anak jalanan yang
didirikan oleh seorang warga yang ingin meningkatkan derajat hidup anak
jalanan.
Di kelurahan P terdapat sebuah bangunan mushola yang sudah cukup tua dan
merupakan satu-satunya sarana ibadah warga kelurahan P.
Transportasi yang digunakan masyarakat adalah transportasi umum seperti
angkutan umum atau ojek. Namun ada pula yang menggunakan kendaraan
pribadi.
Komunikasi yang dilakukan berupa komunikasi verbal maupun komunikasi
non verbal. Baik menggunakan kentongan ataupun pengeras suara.
Rekreasi yang biasa dilakukan oleh warga adalah menonton tv maupun
bermain game di gadget.
Banyak pekerja tempat hiburan malam yang tinggal di kelurahan P.
Di wilayah perbatasan kelurahan P terdapat sebuah lokalisasi pramuria. Meski
sering di razia oleh petugas, namun tempat hiburan itu selalu ada dan tidak
pernah mati.
Diagnosa
DO:
Banyak pekerja tempat hiburan malam
yang tinggal di kelurahan P.
Di wilayah perbatasan kelurahan P
terdapat sebuah lokalisasi pramuria.
Meski sering di razia oleh petugas,
namun tempat hiburan itu selalu ada dan
tidak pernah mati.
Dx NOC NIC
Resiko infeksi TBC 1. Kontrol Risiko Komunitas: Prevensi sekunder
dan HIV/AIDS pada Penyakit Menular (2802) 1. Manajemen Penyakit Menular
masyarakat KH: (8820)
kelurahan P Jakarta Kejadian penyakit Intervensi:
Timur berhubungan dilaporkan sebagaimana Monitor populasi yang
dengan kurangnya diamanatkan beresiko dalam rangka
pengetahuan untuk dipertahankan pada skala 3 pemenuhan regimen
menghindari ke 4 prevensi dan perawatan
pemajanan patogen. Ketersediaan layanan Monitor insiden paparan
(00004) pengobatan untuk orang penyakit menular
yang terinfeksi Monitor sanitasi
dipertahankan pada skala 3 Monitor faktor-faktor
ke 4 lingkungan yang
Penegakan program mempengaruhi
pengendalian infeksi penyebaran penyakit
dipertahankan pada skala 3 menular
ke 4 Informasikan masyarakat
2. Kontrol Resiko: Penyakit terkait penyakit dan
Menular Seksual (PMS) (1905) aktivitas yang
KH: berhubungan dengan
Mengenali faktor resiko penyakit menular
PMS dipertahankan pada Tingkatkan akses
kadang menunjukan (3) ke pendidikan kesehatan
sering menunjukan (4) yang memadai
Mengenali kemampuan sehubungan dengan
untuk merubah perilaku pencegahan dan
dipertahankan pada pengobatan terhadap
kadang menunjukan (3) ke penyakit menular dan
sering menunjukan (4) pencegahan berulangnya
Melakukan hubungan kejadian
seksual yang aman Perbaiki sistem surveilans
dipertahankan pada untuk penyakit menular
kadang menunjukan (3) ke seperti yang dibutuhkan
sering menunjukan (4) Promosikan legislasi yang
Memanfaatkan fasilitas memastikan pemantauan
masyarakat untuk dan pengobatan yang
mengurangi PMS tepat
dipertahankan pada Laporkan aktivitas pada
kadang menunjukan (3) ke lembaga yang tepat
sering menunjukan (4) seperti yang diminta
Prevensi tersier
2. Pengajaran: Seks Aman (5622)
Dapatkan riwayat seksual,
termasuk jumlah
pasangan seksual terakhir,
frekunsi hubungan, dan
kejadian serta pengobatan
masa lalu terkait dengan
infeksi menular seksual
Ajarkan pasien mengenal
anatomi dan fisiologi
reproduksi manusia
Berikan informasi akurat
berkenaan dengan
implikasi memiliki
beberapa mitra seksual
Anjurkan pasien
mengenai pentingnya
kebersihan yang baik,
menggunakan pelumas
yang larut dalam air, dan
buang air setelah
berhubungan untuk
menurunkan kerentanan
terhadap infeksi
Perilaku kesehatan 1. Perilaku Promosi Kesehatan Prevensi primer
cenderung beresiko (1602) 1. Pendidikan Kesehatan
pada masyarakat KH: (5510):
kelurahan P Jakarta Memonitor perilaku Bantu individu, keluarga,
Timur berhubungan personal terkait resiko atau kelompok
dengan kurang dipertahankan pada masyarakat untuk
pemahaman, status kadang menunjukan (3) ke memperjelas keyakinan
sosio-ekonomi sering menunjukan (4) dan nilai-nilai kesehatan
rendah, penggunaan Mendapatkan skrining Tentukan pengetahuan
alkohol berlebih. kesehatan yang kesehatan dan gaya hidup
(00188) direkomendasikan perilaku saat ini pada
dipertahankan pada individu, keluarga, atau
kadang menunjukan (3) ke kelompok sasaran
sering menunjukan (4) Libatkan individu,
Memperoleh pemeriksaan keluarga, dan kelompok
rutin dipertahankan pada dalam perencanaan dan
kadang menunjukan (3) ke rencana implementasi
sering menunjukan (4) gaya hidup atau
Mendukung kebijakan modifikasi perilaku
publik yang sehat kesehatan
dipertahankan pada Tekankan pentingnya
kadang menunjukan (3) ke pola hidup sehat
sering menunjukan (4) Anjurkan kebijakan yang
Menghindari paparan menjamin pendidikan
penyakit menular kesehatan sebagai
dipertahankan pada kepentingan
kadang menunjukan (3) ke Ajarkan strategi yang
sering menunjukan (4) dapat digunakan untuk
Menghindari menolak perilaku yang
penyalahgunaan alkohol tidak sehat atau beresiko
dipertahankan pada
kadang menunjukan (3) ke Prevensi primer
sering menunjukan (4) 2. Pengajaran : Proses
penyakit (5602)
2. Kontrol Resiko (1902) Kaji tingkat pengetahuan
KH: terkait proses penyakit
Memodifikasi gaya hidup yang spesifik
untuk mengurangi resiko Jelaskan patologi
dipertahankan pada penyakit dan bagaimana
kadang menunjukan (3) ke hubungannya dengan
sering menunjukan (4) anfis sesuai kebutuhan
Berpartisipasi dalam Jelaskan proses penyakit
skrining masalah Identifikasi kemungkinan
kesehatan dipertahankan penyebab
pada kadang menunjukan Berikan informasi
(3) ke sering menunjukan mengenai pemeriksaan
(4) diagnostik yang tersedia
Menggunakan fasilitas Diskusikan perubahan
kesehatan yang sesuai gaya hidup yang
dengan kebutuhan diperlukan
dipertahankan pada
kadang menunjukan (3) ke Prevensi sekunder
sering menunjukan (4) 3. Identifikasi resiko (6610)
Menggunakan sistem Kaji ulang riwayat
dukungan personal untuk kesehatan masa lalu dan
mengurangi resiko dokumentasikan bukti
dipertahankan pada yang menunjukkan
kadang menunjukan (3) ke adanya penyakit medis,
sering menunjukan (4) diagnosa keperawatan
serta perawatannya.
Kaji ulang data yang
didapatkan dari
pengkajian resiko secara
rutin
Identifikasi adanya
sumber-sumber agensi
untuk membantu
menurunkan faktor resiko
Pertahankan pencatatan
dan statistik yang akurat
Identifikasi resiko
biologis, lingkungan, dan
perilaku serta hubungan
timbal balik
Pertimbangkan sumber-
sumber komunitas yang
sesuai dengan kebutuhan
kesehatan dan pemenuhan
kebutuhan sehari hari
Prevensi sekunder
4. Kontrol Infeksi (5335)
Ajarkan cara cuci tangan
bagi tenaga kesehatan
Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai tanda
gejala infeksi dan kapan
harus melaporkannya
Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
bagaimana menghindar
infeksi
Libatkan individu,
keluarga, dan kelompok
dalam perencanaan dan
rencana implementasi
gaya hidup atau
modifikasi perilaku
kesehatan
Untuk menangani masalah permukiman kumuh, pemerintah melakukan dua hal yaitu
pencegahan dan perbaikan kualitas permukiman kumuh. Pencegahan dijelaskan pada pasal 95
UU No. 1 Tahun 2011 yaitu pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya permukiman
kumuh dilaksanakan melalui pengawasan, pengendalian, dan pemberdayaan masyarakat.
Usaha pencegahan yang dimaksud wajib dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau setiap orang. Sedangkan untuk peningkatan kualitas dijelaskan pada pasal 96 dan 97
UU No. 1 Tahun 2011 yaitu pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan,
strategi, serta pola penanganan yang manusiawi, berbudaya, berkeadilan, dan ekonomis yang
didahului dengan penetapan lokasi permukiman kumuh dengan pola penanganan seperti
pemugaran, peremajaan atau permukiman kembali. Pola tersebut dilanjutkan melalui
pengelolaan untuk mempertahankan tingkat kualitas perumahan dan permukiman.
b. Fungsi
1. Fungsi Independen: Perawat menjalankan peran secara mandiri
2. Fungsi Dependen: peran dilaksanakan atas instruksi tim lain
3. Fungsi Interdependen: kerjasama tim/saling ketergantungan