Anda di halaman 1dari 3

Profil Kelurahan Mojo

Kelurahan Mojo terletak pada wilayah Kecamatan Gubeng Kota Surabaya, berbatasan
langsung dengan empat kelurahan yaitu Mulyorejo, Airlangga, Manyar Sabrangan, Pacar
Kembang. Serta berbatasan juga dengan dua Kecamatan yaitu Mulyorejo, dan Tambak Sari,
tidak hanya itu, Kelurahan Mojo juga sangat dekat dengan pusat kota hanya berjarak sekitar
lima kilometer. Jojoran I merupakan kawasan Kelurahan Mojo Kecamatan Gubeng Surabaya.
Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kelurahan Mojo antara lain puskesmas dan
praktik dokter swasta. Selain itu di Kelurahan Mojo juga terdapat kegiatan untuk mendukung
kesehatan masyarakat antara lain posyandu balita, posyandu lansia, posbindu, dan kegiatan
senam bersama satu kali dalam sepekan.
Kelurahan Mojo juga memiliki fasilitas pendidikan berupa pendidikan anak usia dini
(PAUD), taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP),
sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Sarana ibadah yang
tersedia di Kelurahan Mojo berupa masjid, mushola, dan gereja.
Sarana perekonomian yang tersedia di kelurahan Mojo berupa toko kelontong,
warung, dan minimarket. Sarana transportasi yang digunakan warga adalah kendaraan pribadi
baik sepeda kayuh, motor, dan mobil. Untuk bepergian warga juga sering memanfaatkan jasa
ojek online dan taksi online. Kelurahan Mojo juga terdapat sarana keamanan yang tersedia
berupa poskamling.
No Keadaan Keterangan
1 Tinggi tanah dari permukaan laut 2m
2 Curah hujan rata-rata per tahun 1572 mm/Tahun
3 Topografi (daratan rendah, tinggi, pantai) Menengah
4 Keadaan suhu udara rata-rata 32 ºC
Hasil pengkajian windshield survey
Inti Komunitas Deskripsi
Sejarah RT 15 kelurahan Mojo merupakan daerah yang berada pada
Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya. Sejarah berdirinya kelurahan
Mojo belum diketahui secara pasti, karena keterbatasan literatur
yang ada.
Demografi Jumlah penduduk pada RT 15 Kelurahan Mojo yakni sebanyak -
jiwa dengan penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak - jiwa
dan berjenis kelamin perempuan sebanyak - jiwa. Kategori
penduduk mayoritas berusia 18 - 45 tahun sejumlah - orang,
kemudian usia 45-60 tahun sebanyak - orang dan 5-13 tahun
sebanyak - orang. Selain itu, usia 60-90 tahun sebanyak - orang, 13-
18 tahun sebanyak - orang, usia 0-5 tahun sebanyak - orang, dan
usia >90 tahun sebanyak - orang. Status pernikahan mayoritas
adalah menikah yakni mencapai -% dari total penduduk, kemudian
belum menikah sebanyak -% dan janda/duda sebanyak -%.
Kelompok Etnis Kelompok etnis mayoritas merupakan suku – dengan proporsi
mencapai - jiwa atau setara -%
Nilai dan Keyakinan Mayoritas penduduk beragama Islam yaitu sebanyak - orang,
Kristen - orang, dan lain-lain – orang
I. Subsistem
1. Lingkungan Fisik a. Bangunan: status bangunan sebagian besar merupakan milik
sendiri. Mayoritas merupakan bangunan permanen (tembok).
b. Arsitektur: bentuk antar bangunan bervariasi. Sebagian besar
rumah telah menggunakan lantai keramik.
c. Halaman: Sebagian besar rumah tidak memiliki halaman karena
terbatasnya lahan.
d. Lahan terbuka: lahan terbuka yang ada sangat sedikit. Tanaman
yang tersedia sebagian besar merupakan tanaman dalam pot.
Apabila warga ingin mengadakan pertemuan, biasanya dilakukan di
balai, dan untuk hajatan dilakukan dengan menyewa gedung
maupun menutup jalan.
e. Sanitasi: sebagian besar sampah dibuang langsung ke TPA,
melalui kantung-kantung sampah yang rutin diambil oleh petugas
kebersihan yang telah dibayar melalui iuran. Setiap warga telah
memiliki jamban leher angsa sebagai saluran pembuangan tinja.
Saluran limbah dialirkan ke gorong-gorong yang disediakan.
f. Sumber air bersih: sumber air bersih sebagian besar berasal dari
air PAM, dan air mineral.
2. Pelayanan Kesehatan Terdapat 1 puskesmas dan - praktik dokter umum. Warga pada
dan Sosial umumnya melakukan kegiatan di balai , dan kegiatan keagamaan di
masjid. Kegiatan di ceramah keagamaan dilakukan di masjid satu
bulan sekali. Kegiatan rutin yang dilakukan antara lain:
a. Anak-anak: kegiatan mengaji di masjid, sebelum pandemi anak-
anak mengaji setelah ashar hingga pukul 5 sore, pada hari senin-
sabtu. Namun setelah adanya pandemi anak-anak mengaji mulai
pukul 15.30 s.d 16.30, tiga hari dalam satu minggu bergantian tiap
kelompok.
b. Remaja: kegiatan rutin pada kelompok remaja sebelum pandemi
berupa kegiatan karang taruna. Namun setelah pandemi kegiatan
jarang dilakukan.
c. Dewasa: kegiatan yang rutin dilakukan pada kelompok dewasa
merupakan kegiatan pengajian dan dilakukan setiap 1 minggu sekali
di masjid dengan tetap menjaga prokes. Untuk kelompok ibu-ibu
terdapat kegiatan rutin PKK yang dilakukan 1 bulan sekali.
3. Ekonomi Tingkat ekonomi warga RT 15 mayoritas menengah dengan
penghasilan antara - tiap bulannya. Sebagian besar warga
merupakan -. Mata pencarian terbesar adalah sebagai -. Dalam
komunitas juga terdapat - pasar swalayan dan - toko kelontong.
4. Keamanan dan Sebagian besar warga memiliki kendaraan pribadi (motor, mobil,
Transportasi sepeda). Ada beberapa warga yang masih melakukan jalan kaki
untuk jarak yang dekat. Sebagai alteratif untuk bepergian warga
juga sering menggunakan jasa ojek online maupun taksi online.
Pada sistem keamanan terdapat poskamling.
5. Pemerintah dan Terdapat sistem pemerintahan yang terstruktur. Pertemuan RT
Politik dilakukan bergantian di rumah warga
6. Komunikasi Sebagian besar warga memiliki televisi dan telepon genggam.
Apabila ada informasi yang perlu disampaikan oleh perangkat desa,
biasanya langsung melalui grup whatsapp RT. Pengumuman yang
bersifat mendadak (kematian) biasanya diumumkan melalui
pengeras suara masjid.
7. Pendidikan Terdapat -
8. Rekreasi -
II. Persepsi
1. Penduduk Kekuatan terbesar dari RT 15 adalah kegiatan yang rutin dijalankan
(seperti kegiatan posyandu balita, posyandu lansia, perkumpulan
RT, karang taruna, dan pengajian) sehingga warga saling mengenal
satu sama lain. Apabila terdapat warga yang kesulitan atau
membutuhkan bantuan warga lainnya bahu-membahu untuk
membantu.
2. Peneliti Menurut peneliti kekuatan mereka adalah kegiatan rutin. Selain itu
program kelurahan yang tertata seperti posyandu dan program
bumantik untuk memastikan kawasan bebas jentik dan kegiatan
gotong royong untuk membersihkan lingkungan. Sebagian besar
warga juga telah sadar pentingnya mencuci tangan dan
menggunakan masker di era pandemi sepeti saat ini. Kelemahan
yang masih dialami pada Kelurahan Mojo adalah rendahnya
kegiatan olahraga,
terlebih akibat adanya pandemi Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai