Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena hanya
dengan berkat-Nya dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta
salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam gelap ke alam yang terang benderang, dari
alam jahiliyah ke alam yang penuh berkah ini.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas
II. Makalah ini dibuat satu jilid dengan judul “Asuhan Keperawatan
Komunitas Pada Kelompok Remaja Napza”. Kami menyusun makalah ini
dengan sungguh-sungguh dan semampunya. Kami berharap dengan adanya
makalah ini dapat memberikan pengalaman maupun pelajaran yang berarti bagi
siapa saja yang membacanya.
Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini.
Jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
TINJAUAN KASUS
Triger Case
Warga mengatakan bahwa mereka sering melihat remaja keluar dari sebuah
rumah dengan keadaan kacau diantaranya jalan sempoyongan, wajah berkeringat
dan pucat, mata cekung dan merah, bicara cedal. Saat dilakukan bersih desa,
warga menemukan banyak botol-botol miras, pil-pil ekstasi, jarum suntik di
beberapa titik yang ada di desa tersebut. Data dari polsek setempat, ditemukan
ladang ganja disalah satu perkebunan milik warga di desa X.Pihak warga maupun
polisi setempat menemukan korban kecelakaan di area tikungan,Data dari polsek
juga menunjukkan bahwa tindak kejahatan terutamanya pemalakan atau
pemerasan dilakukan oleh remaja. Warga juga mengatakan bahwa remaja sering
memaksa-maksa minta uang pada sembarang orang dan mereka akan marah jika
tidak diberikan. Mereka juga tak segan memukul jika keinginan mereka tak segera
dituruti.Banyak orang tua yang mengatakan,uang yang diberikan pada anakmya
seharusnya digunakan untuk membayar sekolah disalahgunakan untuk membeli
narkoba.
Data Dan Hasil Pengkajian
A. Pengkajian
1. Data Inti:
Demografi : Desa X Rt:05/Rw:02 di Kelurahan Sukorame, Kecamatan
Mojoroto, Kabupaten Kediri dengan jumlah penduduk ± 500 orang dan
jumlah remaja di desa itu berjumlah ± 250 orang.
Status perkawinan :warga desa x Rt 05 Rw 02 kelurahan sukorame,
kecamatan mojoroto menikah dan belum menikah.
Nilai, kepercayaan, dan agama:
Agama yang dianut oleh warga x Rt:05/Rw:02 di Kelurahan Sukorame,
Kecamatan Mojoroto, Kabupaten Kediri 70% Islam, 10% Kristen
Protestan, 10% Kristen Katolik, 10% Hindu
B. Analisa Data
Do :
Data dari BNN bahwa
sebanyak 60% remaja
menggunakan
narkotika jenis sabu –
sabu, heroin, ganja,
cimeng pada tahun
2010- 2011.
Data dari Polsek
setempat ladang ganja
disalah satu
perkebunan milik
warga.
Saat bersih desa
sering ditemukan
botol-botol miras, pil
ekstasi dan jarum
suntik di beberapa
titik desa
2. DO: Resiko peningkatan kenakalan
Ditemukan botolmiras remaja pada remaja di desa X rt.
Ditemukan putung rokok 05 rw.02 berhubungan dengan
DS:
Tokoh masyarakat/warga
mengatakan sering terjadi
tawuran antar pemuda Desa
X dengan Desa Y
Warga mengatakan di
desanya banyak remaja
yang hamil di luarnikah
Laporan dari kepala desa
setempatdan data yang ada
bahwa organisasi
masyarakat atau karang
taruna tidak aktif
Laporan dari polisi banyak
terjadi pemalakan
3. DS: Resiko tinggi cedera pada
Warga mengatakan bahwa remaja di desa X rt. 05 rw.02
mereka sering melihat remaja berhubungan dengan perilaku
keluar dari sebuah rumah dan dampak penyalahgunaan
dengan keadaan kacau NAPZA
diantaranya jalan
sempoyongan.
DO:
Pihak warga maupun polisi
setempat menemukan korban
kecelakaan di area tikungan,
setelah di periksa ternyata ada
pengaruh obat NAPZA
Resikopening
katan
1 3 3 3 9
penyalahguna
anNAPZA
2 Resiko 3 2 3 8
peningkatan
kenakalan
remaja pada
remaja
Resiko
tinggi
3 cedera 3 2 2 7
pada
remaja
Pencegahan Sekunder
1. Bentuklah hubungan dengan
pemakai dan coba tingkatkan
kesadaran akan akibat
pemakaian zat
2. Munculkan alasan untuk
berubah
3. Perkuat efikasi/kemampuan
diri untuk berubah
4. Lakukan pemeriksaan penuh
(full assessment) terhadap
pemakai
5. Anjurkan untuk
mengembangkan gaya hidup
sehat
6. Bantu pasien untuk
memutuskan langkah terbaik
untuk berubah
Perubahan tersier
1. Ajarkan beberapa
keterampilan pada pemakai
dan cara mengembangkan
starategi untuk hidup bebas
tanpa narkoba
2. Anjurkan untuk selalu
menerapkan strategi hidup
sehat tanpa narkoba untuk
mencegah kekambuhan
3. Persiapkan pemakai terlebih
dulu untuk memahai tahapan
kambuh
4. Gambarkan apa penyebab
kambuh dan bantu perbarui
kontemplasi lalu terapkan
rencana aksi lebih efektif
5. Persiapkan lingkungan dimana
pemakai tinggal agar bisa
menerima kembali
2. Kenakalan remaja Setelah dilakukan - Partnership 1. Karang taruna yang lama dan a) 80% remaja Mahasiswa
pada remaja di tindakan - Proses pokjakes membentuk pengurus mendapat
desa X rt. 05 rw.02 keperawatan Kelompok karang taruna yang baru undangan Kader
berhubungan selama 5 minggu - Pendidikan 2. Pasang poster dan pengumuman b) Poster
dengan diharapkan : Kesehatan melalui masjid dan kader untuk terpasang di Pokjakes
peningkatan - Empowerment kegiatan penyuluhan remaja. depan
penyalahgunaan 3. Berikan materi penyuluhan posyandu dan
NAPZA tentang :Tumbuh kembang di masing-
remaja Masalah yang berkaitan masing RT
dengan kenakalanremaja seperti c) 70% remaja
miras, AIDS dan 50% kader
4. Cara menanggulangikenakalan di pokjakes an
remaja. tokoh
masyarakat
hadir pada
acara
penyuluhan
d) 80% remaja
yang diberi
pertanyaan
dapat
menjawab
denganbenar
3 Resiko cedera pada Setelah dilakukan - Partnership 1. Identifikasi tingkat gejala a) 80% remaja Mahasiswa
remajadi desa X rt tindakan - Proses putus alkohol, misalnya mendapat
keperawatan
05 rw 02 Kelompok tahap I diasosiasikan undangan Kader
selama 5 minggu
berhubungan diharapkan : - Pendidikan dengan tanda/gejala b) Poster
dengan perilaku 1. Remaja tidak Kesehatan hiperaktivitas (misalnya terpasang di Pokjakes
dan dampak menggunakan Empowerment tremor, tidak dapat depan
penyalahgunaan NAPZA beristirahat, mual/muntah, posyandu dan
NAPZA diaforesis, takhikardi, di masing-
hipertensi); tahap II masing RT
dimanifestasikan dengan c) 70% remaja
peningkatan hiperaktivitas dan 50% kader
ditambah dengan di pokjakes an
halusinogen; tingkat III tokoh
gejala meliputi DTs dan masyarakat
hiperaktifitas autonomik hadir pada
yang berlebihan dengan acara
kekacauan mental berat, penyuluhan
ansietas, insomnia, demam. d) 80% remaja
yang diberi
2. Membentuk organisasi pertanyaan
karang taruna, dengan kader dapat
remaja yang sudah dilatih menjawab
untuk menyalurkan hobi denganbenar
atau mengisi waktu luang.
Hari, Diagnosa Implementasi Evaluasi
tanggal Keperawatan
dan waktu
sama dengan
keluarga, sekolah,
masyarakat
ataupun
komunitas tertentu
untuk
mengembangkan
program
pencegahan yang
menekankan pada
aspek pendidikan
( edukasi)
5. Menganjurkan
pada keluarga
untuk
meningkatkan
support system
dan memberi
dukungan
terhadap anak-
anak serta remaja
selama dalam fase
perkembangan
Prevensi Sekunder
1. Membentuk
hubungan dengan
pemakai serta
mencoba
meningkatkan
kesadaran akibat
pemakaian zat
2. Memunculkan
alasan untuk
berubah
3. Memperkuat
efikasi/kemampua
n diri untuk
berubah
4. Melakukan
pemeriksaan
penuh (full
assessment)
terhadap pemakai
5. Menganjurkan
untuk
mengembangkan
gaya hidup sehat
6. Membantu pasien
untuk
memutuskan
langkah terbaik
untuk berubah
Prevensi Tersier
1. Mengajarkan
beberapa
keterampilan pada
pemakai dan cara
mengembangkan
starategi untuk
hidup bebas tanpa
narkoba
2. Menganjurkan
untuk selalu
menerapkan
strategi hidup
sehat tanpa
narkoba untuk
mencegah
kekambuhan
3. Mempersiapkan
pemakai terlebih
dulu untuk
memahai tahapan
kambuh
4. Menggambarkan
apa penyebab
kambuh dan bantu
perbarui
kontemplasi lalu
terapkan rencana
aksi lebih efektif
5. Mempersiapkan
lingkungan
dimana pemakai
tinggal agar bisa
menerima
kembali.
Minggu, 24 Kenakalan Prevensi Primer Evaluasi struktur:
Mei 2020 remaja pada
1. Memasang poster rencana intervensi
remaja di desa X
dilakukan persiapan
rt. 05 rw.02 dan pengumuman
selama 2 hari sebelum
berhubungan melalui masjid dan pelaksanaan. Informasi
dengan
kader untuk terkait adanya
peningkatan
penyuluhan tentang cara
penyalahgunaan kegiatan
menanggulangi
NAPZA penyuluhan remaja. kenakalan remaja
2. Berikan materi berkenaan dengan
agenda mahasiswa satu
penyuluhan tentang
hari sebelum
:Tumbuh kembang pelaksanaan
remaja Masalah
Evaluasi proses:
yang berkaitan
Peserta yang hadir dalam
dengan kenakalan
setiap kegiatan +/- 100
remaja seperti orang remaja dan 20
orang kader pokjakes
miras, AIDS
dan tokoh masyarakat
Prevensi Sekunder
Evaluasi hasil:
1. Mengajak Karang
Remaja di Desa X
taruna yang lama
Rt:05/Rw:02 di
dan pokjakes untuk Kelurahan Sukorame,
membentuk Kecamatan Mojoroto,
Kabupaten Kediri mampu
pengurus karang
menjawab pertanyaan
taruna yang baru yang telah diajukan oleh
2. Memperkuat tim penyuluhan, kader
pokjakes dan tokoh
efikasi/kemampuan
masyarakat dapat
diri untuk berubah. memahami cara
3. Mengajak menanggulangikenakalan
remaja.
kelompok anak
remaja untuk ikut
serta dalam
organisasi
Prevensi Tersier
1. Mengajarkan
beberapa
keterampilan pada
pemakai dan cara
mengembangkan
starategi untuk
hidup bebas tanpa
narkoba
2. Menganjurkan
untuk selalu
menerapkan
strategi hidup sehat
dengan berkumpul
dan berteman
dengan kelompok
remaja organisasi di
kampong (Karang
taruna)
3. Menjelaskan cara
menanggulangi
kenakalan remaja.
Senin, 25 Resiko cedera Prevensi Primer Evaluasi struktur:
Mei 2020 pada remaja di
1. Menyalurkan rencana intervensi
desa X rt 05 rw
dilakukan persiapan
02 berhubungan kegiatan
selama 2 hari sebelum
dengan perilaku masyarakat pelaksanaan.
dan dampak
terutama generasi
penyalahgunaan Informasi terkait adanya
NAPZA muda yang ada penyuluhan dan kegiatan
kepada kegiatan lain berkenaan dengan
agenda mahasiswa satu
positif seperti
hari sebelum
olahraga, kesenian pelaksanaan
dan lain-lain
Evaluasi proses:
2. Melakukan kerja
Peserta yang hadir dalam
sama dengan
setiap kegiatan +/- 100
keluarga, sekolah, orang remaja dan 20
masyarakat orang kader pokjakes
dan tokoh masyarakat
ataupun komunitas
tertentu untuk Evaluasi hasil:
1. Membentuk
organisasi karang
taruna, dengan
kader remaja yang
sudah dilatih untuk
menyalurkan hobi
atau mengisi
waktu luang.
2. Memperkuat
efikasi/kemampua
n diri untuk
berubah.
3. Menganjurkan
untuk
mengembangkan
gaya hidup sehat
4. Membantu pasien
untuk memutuskan
langkah terbaik
untuk berubah
Prevensi Tersier
1. Menganjurkan
untuk selalu
menerapkan
strategi hidup
sehat tanpa
narkoba untuk
mencegah
kekambuhan.