Anda di halaman 1dari 27

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

“ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK REMAJA


NAPZA”
Dosen Pengampu : Arief Andriyanto, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom

KELOMPOK 2 (KELAS 3B) :

1. Himmatul Alliyah (201701051)


2. Fatimah Azzahrah (201701085)
3. Setyawan Yulian N (201701087)
4. Tri Wahyu Viva Indriyanti (201701076)
5. Yulifia Nabilla Putri (201701055)
6. Semuel Yan Dumgair (201701081)
7. Nabila Magfiroh (201701047)
8. Nurul Hidayatul Khasanah (201701079)
9. Arika Salsabila Izdihar (201701070)
10. Sita Devi (201701064)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena hanya
dengan berkat-Nya dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta
salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam gelap ke alam yang terang benderang, dari
alam jahiliyah ke alam yang penuh berkah ini.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas
II. Makalah ini dibuat satu jilid dengan judul “Asuhan Keperawatan
Komunitas Pada Kelompok Remaja Napza”. Kami menyusun makalah ini
dengan sungguh-sungguh dan semampunya. Kami berharap dengan adanya
makalah ini dapat memberikan pengalaman maupun pelajaran yang berarti bagi
siapa saja yang membacanya.
Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini.
Jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 10 Mei 2020

Penyusun
TINJAUAN KASUS

Triger Case

Desa X Rt:05/Rw:02 di Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto,


Kabupaten Kediri dengan jumlah penduduk ± 500 orang dan jumlah remaja di
desa itu berjumlah ± 250 orang. Mayoritas remajanyapernahmenyalahgunakan
narkoba. Berdasarkan data yang kami dapat dari BNN (Badan Narkotika
Nasional) di desa sukorame tersebut kami mendapatkan hasil bahwa sejumlah
60% pengguna narkotika dengn jenis sabu-sabu, heroin, ganja, cimeng dll pada
tahun 2010- 2015, dan kemungkinan meningkat dilihat dari kebiasaan remaja
dengan akses yang mudah untuk mendapatkan narkotika tersebut.

Warga mengatakan bahwa mereka sering melihat remaja keluar dari sebuah
rumah dengan keadaan kacau diantaranya jalan sempoyongan, wajah berkeringat
dan pucat, mata cekung dan merah, bicara cedal. Saat dilakukan bersih desa,
warga menemukan banyak botol-botol miras, pil-pil ekstasi, jarum suntik di
beberapa titik yang ada di desa tersebut. Data dari polsek setempat, ditemukan
ladang ganja disalah satu perkebunan milik warga di desa X.Pihak warga maupun
polisi setempat menemukan korban kecelakaan di area tikungan,Data dari polsek
juga menunjukkan bahwa tindak kejahatan terutamanya pemalakan atau
pemerasan dilakukan oleh remaja. Warga juga mengatakan bahwa remaja sering
memaksa-maksa minta uang pada sembarang orang dan mereka akan marah jika
tidak diberikan. Mereka juga tak segan memukul jika keinginan mereka tak segera
dituruti.Banyak orang tua yang mengatakan,uang yang diberikan pada anakmya
seharusnya digunakan untuk membayar sekolah disalahgunakan untuk membeli
narkoba.
Data Dan Hasil Pengkajian

A. Pengkajian
1. Data Inti:
Demografi : Desa X Rt:05/Rw:02 di Kelurahan Sukorame, Kecamatan
Mojoroto, Kabupaten Kediri dengan jumlah penduduk ± 500 orang dan
jumlah remaja di desa itu berjumlah ± 250 orang.
Status perkawinan :warga desa x Rt 05 Rw 02 kelurahan sukorame,
kecamatan mojoroto menikah dan belum menikah.
Nilai, kepercayaan, dan agama:
Agama yang dianut oleh warga x Rt:05/Rw:02 di Kelurahan Sukorame,
Kecamatan Mojoroto, Kabupaten Kediri 70% Islam, 10% Kristen
Protestan, 10% Kristen Katolik, 10% Hindu

2. 8 Data Sub Sistem


1. Lingkungan Fisik

Rumah warga sudah berpagar besi sehingga berkesan tertutup.Dan di


salah satu area perkebunan warga terdapat kebun ganja.Rumah satu
dengan rumah yang lain berdekatan. Banyak terdapat warung yang
menjual rokok dan minuman keras. Data remaja yang
ketergantungan obat sekitar 60% dari total jumlah
remaja..Kebanyakan kedua orang tua tidak memperhatikan
anaknya.Dikarenakan orang tua sibuk dengan pekerjaannya.

2. Kesehatan dan pelayanan social.


- Jarak desa X dengan Puskesmas cukup jauh, jarak tempuhnya
sekitar 5 Km. Remaja jarang mendapatkan sosialisasi tentang
bahaya penggunaan NAPZA.
- Waktu pelayanan praktik dokterpagi : pukul 05.30 sampai
07.30 dan sore : 17.00 sampai 20.00. Tetapi waktu pelayan
menjadi fleksibel jika pasien banyak atau ada kasus darurat
yang membutuhkan pertolongan segera.
- Data dari BNN (Badan Narkotika Nasional) di desa X
tersebut didapatkan hasil bahwa sejumlah 60% remaja
merupakan pengguna narkotika dengn jenis sabu-sabu,
heroin, ganja, cimeng dll pada tahun 2010- 2015, dan
kemungkinan meningkat dilihat dari kebiasaan remaja
dengan akses yang mudah untuk mendapatkan narkotika
tersebut
3. Ekonomi
- Pekerjaan penduduk 50% pengrajin pasir dan semen, sisanya
peternak, buruh, dan pekerja swasta.
- Pendapatan keluarga rata-rata Rp 2.000.000.
- Pengeluaran penduduk relative, masing-masing keluarga
mempunyai pengeluaran yang berbeda-beda
- Masyarakat di desa X rata-rata mampu menyediakan
makanan yang bergizi tapi ada juga yang kesulitan memenuhi
kebutuhan sehari-hari
- Ada sebagian masyarakat yang mempunyai tabungan
kesehatan berupa asuransi kesehatan, dan BPJS
- Data dari pamong praja sekitar 40% remaja putus sekolah
- Remaja yang putus sekolah tidak memiliki pekerjaan dan
hanya menganggur
4. Keamanan dan Transportasi
Di desa X sudah ada Poskampling.Remaja menggunakan sepeda
motor untuk beraktivitas. Para warga bersama dengan polisi sering
melakukan razia. Dalam razia tersebut ditemukan remaja yang
minum – minuman keras, menggunakan narkoba, dan jarum suntik.
5. Politik dan Pemerintahan
Remaja tidak ada yang ikut serta dalam ormas. Remaja sulit untuk
dikumpulkan atau tidak pernah mengikuti kegiatan Karang Taruna
6. Komunikasi
- Tidak adanya tempat berkumpul untuk remaja dalam bertukar
informasi.
- Alat komunikasi yang dimiliki keluarga seperti televisi,
koran, telepon dan ponsel.
- Tidak ada alat komunikasi umum yang tersedia di desa X
- Media komunikasi di masyarakat dengan arisan, PKK dan
pengajian.
- Tidak ada konsultasi oleh tenaga medis dengan masyarakat
desa X
7. Pendidikan
Remaja banyak yang putus sekolah.
8. Rekreasi
Remaja memiliki kebiasaan untuk nongkrong bersama-sama dan
sering pergi ke warnet. Terbukti dengan banyaknya warnet-warnet
yang tersedia di desa X ini

B. Analisa Data

No. Analisa data Masalah


1 Ds : warga mengatakan Resiko peningkatan
mereka sering melihat penyalahgunaan NAPZA pada
remaja keluar dari komunitas remaja di desa X rt.
sebuah rumah dengan 05 rw.02 berhubungan dengan
keadaanyang kacau kurang kondusifnya lingkungan
sepertiremaja jalannya remaja
sempoyongan, wajah
berkeringat, mata cekung
dan merah, bicara cedal

Do :
 Data dari BNN bahwa
sebanyak 60% remaja
menggunakan
narkotika jenis sabu –
sabu, heroin, ganja,
cimeng pada tahun
2010- 2011.
 Data dari Polsek
setempat ladang ganja
disalah satu
perkebunan milik
warga.
 Saat bersih desa
sering ditemukan
botol-botol miras, pil
ekstasi dan jarum
suntik di beberapa
titik desa
2. DO: Resiko peningkatan kenakalan
 Ditemukan botolmiras remaja pada remaja di desa X rt.
 Ditemukan putung rokok 05 rw.02 berhubungan dengan

 Ditemukan alat hisap perilaku penyalahgunaan

 Ditemukan jarum suntik NAPZA

DS:
 Tokoh masyarakat/warga
mengatakan sering terjadi
tawuran antar pemuda Desa
X dengan Desa Y
 Warga mengatakan di
desanya banyak remaja
yang hamil di luarnikah
 Laporan dari kepala desa
setempatdan data yang ada
bahwa organisasi
masyarakat atau karang
taruna tidak aktif
 Laporan dari polisi banyak
terjadi pemalakan
3. DS: Resiko tinggi cedera pada
Warga mengatakan bahwa remaja di desa X rt. 05 rw.02
mereka sering melihat remaja berhubungan dengan perilaku
keluar dari sebuah rumah dan dampak penyalahgunaan
dengan keadaan kacau NAPZA
diantaranya jalan
sempoyongan.

DO:
Pihak warga maupun polisi
setempat menemukan korban
kecelakaan di area tikungan,
setelah di periksa ternyata ada
pengaruh obat NAPZA

SKORING KEPERAWATAN KOMUNITAS


1.Paper And Pencil Tool (Ervin,2002)

Pentingnya masalah Kemungkina Peningkatan


untuk dipecahkan: n perubahan terhadap
1: Rendah positif jika kualitas hidup
2 :sedang diatasi : bila diatasi:
No Masalah Total
3 :Tinggi 0 : tidak ada 0 : tidak ada
1 : rendah 1 : rendah
2 : sedang 2 : sedang
3 : tinggi 3 : Tinggi

Resikopening
katan
1 3 3 3 9
penyalahguna
anNAPZA

2 Resiko 3 2 3 8
peningkatan
kenakalan
remaja pada
remaja

Resiko
tinggi
3 cedera 3 2 2 7
pada
remaja

Diagnosa keperawatan prioritas berdasarkan skoring :


1. Resiko peningkatan penyalahgunaan NAPZA pada komunitas remaja di desa X
rt. 05 rw.02 berhubungan dengan kurang kondusifnya lingkungan remaja
2. Kenakalan remaja pada remaja di desa X rt. 05 rw.02 berhubungan dengan
peningkatan penyalahgunaan NAPZA
3. Resiko cedera pada remaja di desa X rt 05 rw 02 berhubungan dengan perilaku
dan dampak penyalahgunaan NAPZA
Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas

Dx.Kep. Rencana Kegiatan Evaluasi


No Tujuan
Komunitas Strategi Intervensi Kriteria Hasil Evaluator
1. Resiko Setelah dilakukan - Partnership Pencegahan primer a) 80% remaja Mahasiswa
peningkatan tindakan - Proses 1. Berikan penyuluhan tentang mendapat
penyalahgunaan keperawatan Kelompok dampak dari penyalahgunaan undangan Kader
NAPZA pada selama 5 minggu - Pendidikan narkoba b) Poster
komunitas remaja diharapkan : Kesehatan 2. Berikan bimbingan atau terpasang di Pokjakes
di desa X rt. 05 - Empowerment penyuluhan untuk taat depan
rw.02 berhubungan beragama dan patuh terhadap posyandu dan
dengan kurang hukum kepada semua lapisan di masing-
kondusifnya masyarakat masing RT
lingkungan remaja 3. Salurkan kegiatan masyarakat c) 70% remaja
terutama generasi muda yang dan 50% kader
ada kepada kegiatan positif di pokjakes an
seperti olahraga, kesenian dan tokoh
lain-lain masyarakat
4. Lakukan kerja sama dengan hadir pada
keluarga, sekolah, masyarakat acara
ataupun komunitas tertentu penyuluhan
untuk mengembangkan d) 80% remaja
program pencegahan yang yang diberi
menekankan pada aspek pertanyaan
pendidikan ( edukasi dapat
5. Anjurkan pada keluarga untuk menjawab
meningkatkan support system denganbenar
dan memberi dukungan
terhadap anak-anak serta
remaja selama dalam fase
perkembangan

Pencegahan Sekunder
1. Bentuklah hubungan dengan
pemakai dan coba tingkatkan
kesadaran akan akibat
pemakaian zat
2. Munculkan alasan untuk
berubah
3. Perkuat efikasi/kemampuan
diri untuk berubah
4. Lakukan pemeriksaan penuh
(full assessment) terhadap
pemakai
5. Anjurkan untuk
mengembangkan gaya hidup
sehat
6. Bantu pasien untuk
memutuskan langkah terbaik
untuk berubah

Perubahan tersier
1. Ajarkan beberapa
keterampilan pada pemakai
dan cara mengembangkan
starategi untuk hidup bebas
tanpa narkoba
2. Anjurkan untuk selalu
menerapkan strategi hidup
sehat tanpa narkoba untuk
mencegah kekambuhan
3. Persiapkan pemakai terlebih
dulu untuk memahai tahapan
kambuh
4. Gambarkan apa penyebab
kambuh dan bantu perbarui
kontemplasi lalu terapkan
rencana aksi lebih efektif
5. Persiapkan lingkungan dimana
pemakai tinggal agar bisa
menerima kembali
2. Kenakalan remaja Setelah dilakukan - Partnership 1. Karang taruna yang lama dan a) 80% remaja Mahasiswa
pada remaja di tindakan - Proses pokjakes membentuk pengurus mendapat
desa X rt. 05 rw.02 keperawatan Kelompok karang taruna yang baru undangan Kader
berhubungan selama 5 minggu - Pendidikan 2. Pasang poster dan pengumuman b) Poster
dengan diharapkan : Kesehatan melalui masjid dan kader untuk terpasang di Pokjakes
peningkatan - Empowerment kegiatan penyuluhan remaja. depan
penyalahgunaan 3. Berikan materi penyuluhan posyandu dan
NAPZA tentang :Tumbuh kembang di masing-
remaja Masalah yang berkaitan masing RT
dengan kenakalanremaja seperti c) 70% remaja
miras, AIDS dan 50% kader
4. Cara menanggulangikenakalan di pokjakes an
remaja. tokoh
masyarakat
hadir pada
acara
penyuluhan
d) 80% remaja
yang diberi
pertanyaan
dapat
menjawab
denganbenar
3 Resiko cedera pada Setelah dilakukan - Partnership 1. Identifikasi tingkat gejala a) 80% remaja Mahasiswa
remajadi desa X rt tindakan - Proses putus alkohol, misalnya mendapat
keperawatan
05 rw 02 Kelompok tahap I diasosiasikan undangan Kader
selama 5 minggu
berhubungan diharapkan : - Pendidikan dengan tanda/gejala b) Poster
dengan perilaku 1. Remaja tidak Kesehatan hiperaktivitas (misalnya terpasang di Pokjakes
dan dampak menggunakan Empowerment tremor, tidak dapat depan
penyalahgunaan NAPZA beristirahat, mual/muntah, posyandu dan
NAPZA diaforesis, takhikardi, di masing-
hipertensi); tahap II masing RT
dimanifestasikan dengan c) 70% remaja
peningkatan hiperaktivitas dan 50% kader
ditambah dengan di pokjakes an
halusinogen; tingkat III tokoh
gejala meliputi DTs dan masyarakat
hiperaktifitas autonomik hadir pada
yang berlebihan dengan acara
kekacauan mental berat, penyuluhan
ansietas, insomnia, demam. d) 80% remaja
yang diberi
2. Membentuk organisasi pertanyaan
karang taruna, dengan kader dapat
remaja yang sudah dilatih menjawab
untuk menyalurkan hobi denganbenar
atau mengisi waktu luang.
Hari, Diagnosa Implementasi Evaluasi
tanggal Keperawatan
dan waktu

Sabtu, 23 Resiko Prevensi Primer Evaluasi struktur:


Mei 2020 peningkatan
1. Memberikan rencana intervensi
penyalahgunaan
dilakukan persiapan
NAPZA pada penyuluhan
selama 3 hari sebelum
komunitas tentang dampak pelaksanaan. Informasi
remaja di desa X
dari terkait adanya
rt. 05 rw.02
penyuluhan dampak dari
berhubungan penyalahgunaan
penyalahgunaan narkoba
dengan kurang narkoba dan kegiatan lain
kondusifnya
2. Memberikan berkenaan dengan
lingkungan agenda mahasiswa satu
remaja bimbingan atau
hari sebelum
penyuluhan untuk pelaksanaan
taat beragama dan
Evaluasi proses:
patuh terhadap
Peserta yang hadir dalam
hukum kepada
setiap kegiatan +/- 100
semua lapisan orang
masyarakat
Evaluasi hasil:
3. Menyalurkan
Remaja di Desa X
kegiatan
Rt:05/Rw:02 di
masyarakat Kelurahan Sukorame,
terutama generasi Kecamatan Mojoroto,
Kabupaten Kediri mampu
muda yang ada
menyebutkan tentang
kepada kegiatan materi yang telah
positif seperti diberikan, dan juga
mampu menjawab
olahraga, kesenian
pertanyaan yang telah
dan lain-lain diajukan oleh tim
4. Melakukan kerja penyuluhan

sama dengan
keluarga, sekolah,
masyarakat
ataupun
komunitas tertentu
untuk
mengembangkan
program
pencegahan yang
menekankan pada
aspek pendidikan
( edukasi)
5. Menganjurkan
pada keluarga
untuk
meningkatkan
support system
dan memberi
dukungan
terhadap anak-
anak serta remaja
selama dalam fase
perkembangan
Prevensi Sekunder

1. Membentuk
hubungan dengan
pemakai serta
mencoba
meningkatkan
kesadaran akibat
pemakaian zat
2. Memunculkan
alasan untuk
berubah
3. Memperkuat
efikasi/kemampua
n diri untuk
berubah
4. Melakukan
pemeriksaan
penuh (full
assessment)
terhadap pemakai
5. Menganjurkan
untuk
mengembangkan
gaya hidup sehat
6. Membantu pasien
untuk
memutuskan
langkah terbaik
untuk berubah
Prevensi Tersier

1. Mengajarkan
beberapa
keterampilan pada
pemakai dan cara
mengembangkan
starategi untuk
hidup bebas tanpa
narkoba
2. Menganjurkan
untuk selalu
menerapkan
strategi hidup
sehat tanpa
narkoba untuk
mencegah
kekambuhan
3. Mempersiapkan
pemakai terlebih
dulu untuk
memahai tahapan
kambuh
4. Menggambarkan
apa penyebab
kambuh dan bantu
perbarui
kontemplasi lalu
terapkan rencana
aksi lebih efektif
5. Mempersiapkan
lingkungan
dimana pemakai
tinggal agar bisa
menerima
kembali.
Minggu, 24 Kenakalan Prevensi Primer Evaluasi struktur:
Mei 2020 remaja pada
1. Memasang poster rencana intervensi
remaja di desa X
dilakukan persiapan
rt. 05 rw.02 dan pengumuman
selama 2 hari sebelum
berhubungan melalui masjid dan pelaksanaan. Informasi
dengan
kader untuk terkait adanya
peningkatan
penyuluhan tentang cara
penyalahgunaan kegiatan
menanggulangi
NAPZA penyuluhan remaja. kenakalan remaja
2. Berikan materi berkenaan dengan
agenda mahasiswa satu
penyuluhan tentang
hari sebelum
:Tumbuh kembang pelaksanaan
remaja Masalah
Evaluasi proses:
yang berkaitan
Peserta yang hadir dalam
dengan kenakalan
setiap kegiatan +/- 100
remaja seperti orang remaja dan 20
orang kader pokjakes
miras, AIDS
dan tokoh masyarakat
Prevensi Sekunder
Evaluasi hasil:
1. Mengajak Karang
Remaja di Desa X
taruna yang lama
Rt:05/Rw:02 di
dan pokjakes untuk Kelurahan Sukorame,
membentuk Kecamatan Mojoroto,
Kabupaten Kediri mampu
pengurus karang
menjawab pertanyaan
taruna yang baru yang telah diajukan oleh
2. Memperkuat tim penyuluhan, kader
pokjakes dan tokoh
efikasi/kemampuan
masyarakat dapat
diri untuk berubah. memahami cara
3. Mengajak menanggulangikenakalan
remaja.
kelompok anak
remaja untuk ikut
serta dalam
organisasi
Prevensi Tersier

1. Mengajarkan
beberapa
keterampilan pada
pemakai dan cara
mengembangkan
starategi untuk
hidup bebas tanpa
narkoba
2. Menganjurkan
untuk selalu
menerapkan
strategi hidup sehat
dengan berkumpul
dan berteman
dengan kelompok
remaja organisasi di
kampong (Karang
taruna)
3. Menjelaskan cara
menanggulangi
kenakalan remaja.
Senin, 25 Resiko cedera Prevensi Primer Evaluasi struktur:
Mei 2020 pada remaja di
1. Menyalurkan rencana intervensi
desa X rt 05 rw
dilakukan persiapan
02 berhubungan kegiatan
selama 2 hari sebelum
dengan perilaku masyarakat pelaksanaan.
dan dampak
terutama generasi
penyalahgunaan Informasi terkait adanya
NAPZA muda yang ada penyuluhan dan kegiatan
kepada kegiatan lain berkenaan dengan
agenda mahasiswa satu
positif seperti
hari sebelum
olahraga, kesenian pelaksanaan
dan lain-lain
Evaluasi proses:
2. Melakukan kerja
Peserta yang hadir dalam
sama dengan
setiap kegiatan +/- 100
keluarga, sekolah, orang remaja dan 20
masyarakat orang kader pokjakes
dan tokoh masyarakat
ataupun komunitas
tertentu untuk Evaluasi hasil:

mengembangkan Remaja di Desa X


program Rt:05/Rw:02 di
Kelurahan Sukorame,
pencegahan yang
Kecamatan Mojoroto,
menekankan pada Kabupaten Kediri mampu
aspek pendidikan ( menjawab pertanyaan
yang telah diajukan oleh
edukasi)
tim penyuluhan, kader
3. Menganjurkan pokjakes dan tokoh
pada keluarga masyarakat dapat
memahami cara
untuk menanggulangi
meningkatkan kenakalan remaja.
support system
dan memberi
dukungan terhadap
anak-anak serta
remaja selama
dalam fase
perkembangan
4. Memasang poster
dan pengumuman
melalui masjid dan
kader untuk
kegiatan
penyuluhan
remaja.
5. Menyalurkan
kegiatan
masyarakat
terutama generasi
muda yang ada
kepada kegiatan
positif seperti
olahraga, kesenian
dan lain-lain
6. Mengidentifikasi
tingkat gejala
putus alkohol,
misalnya tahap I
diasosiasikan
dengan
tanda/gejala
hiperaktivitas
(misalnya tremor,
tidak dapat
beristirahat,
mual/muntah,
diaforesis,
takhikardi,
hipertensi); tahap
II
dimanifestasikan
dengan
peningkatan
hiperaktivitas
ditambah dengan
halusinogen;
tingkat III gejala
meliputi DTs dan
hiperaktifitas
autonomik yang
berlebihan dengan
kekacauan mental
berat, ansietas,
insomnia, demam.
Prevensi Sekunder

1. Membentuk
organisasi karang
taruna, dengan
kader remaja yang
sudah dilatih untuk
menyalurkan hobi
atau mengisi
waktu luang.

2. Memperkuat
efikasi/kemampua
n diri untuk
berubah.

3. Menganjurkan
untuk
mengembangkan
gaya hidup sehat

4. Membantu pasien
untuk memutuskan
langkah terbaik
untuk berubah

Prevensi Tersier

1. Menganjurkan
untuk selalu
menerapkan
strategi hidup
sehat tanpa
narkoba untuk
mencegah
kekambuhan.

Anda mungkin juga menyukai