(CONTOH KASUS)
OLEH KELOMPOK:
MALUKU HUSADA
2020
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus:
Warga mengatakan bahwa mereka sering melihat remaja keluar dari sebuah
rumah dengan keadaan kacau diantaranya jalan sempoyongan, wajah berkeringat
dan pucat, mata cekung dan merah, bicara cedal.Saat dilakukan bersih desa, warga
menemukan banyak botol-botol miras, pil-pil ekstasi, jarum suntik di beberapa
titik yang ada di desa tersebut. Data dari polsek setempat, ditemukan ladang ganja
disalah satu perkebunan milik warga di desa X.Pihak warga maupun polisi
setempat menemukan korban kecelakaan di area tikungan,Data dari polsek juga
menunjukkan bahwa tindak kejahatan terutamanya pemalakan atau pemerasan
dilakukan oleh remaja. Warga juga mengatakan bahwa remaja sering memaksa-
maksa minta uang pada sembarang orang dan mereka akan marah jika tidak
diberikan. Mereka juga tak segan memukul jika keinginan mereka tak segera
dituruti.Banyak orang tua yang mengatakan,uang yang diberikan pada anakmya
seharusnya digunakan untuk membayar sekolah disalahgunakan untuk membeli
narkoba.
DATA DAN HASIL PENGKAJIAN
B. Analisa Data
DS:
Tokoh masyarakat/warga
mengatakan sering terjadi
tawuran antar pemuda Desa
X dengan Desa Y
Warga mengatakan di
desanya banyak remaja
yang hamil di luarnikah
Laporan dari kepala desa
setempatdan data yang ada
bahwa organisasi
masyarakat atau karang
taruna tidak aktif
Laporan dari polisi banyak
terjadi pemalakan
3. DS: Resiko tinggi cedera pada
Warga mengatakan bahwa remaja di desa X rt. 05 rw.02
mereka sering melihat remaja berhubungan dengan perilaku
keluar dari sebuah rumah dan dampak penyalahgunaan
dengan keadaan kacau NAPZA
diantaranya jalan
sempoyongan.
DO:
Pihak warga maupun polisi
setempat menemukan korban
kecelakaan di area tikungan,
setelah di periksa ternyata ada
pengaruh obat NAPZA
Resiko
peningkatan
1 3 3 3 9
penyalahguna
an NAPZA
Resiko
peningkatan
2 kenakalan 3 2 3 8
remaja pada
remaja
Resiko
tinggi
3 cedera 3 2 2 7
pada
remaja
Pencegahan Sekunder
1. Bentuklah hubungan dengan
pemakai dan coba tingkatkan
kesadaran akan akibat
pemakaian zat
2. Munculkan alasan untuk
berubah
3. Perkuat efikasi/kemampuan
diri untuk berubah
4. Lakukan pemeriksaan penuh
(full assessment) terhadap
pemakai
5. Anjurkan untuk
mengembangkan gaya hidup
sehat
6. Bantu pasien untuk
memutuskan langkah terbaik
untuk berubah
Perubahan tersier
1. Ajarkan beberapa
keterampilan pada pemakai
dan cara mengembangkan
starategi untuk hidup bebas
tanpa narkoba
2. Anjurkan untuk selalu
menerapkan strategi hidup
sehat tanpa narkoba untuk
mencegah kekambuhan
3. Persiapkan pemakai terlebih
dulu untuk memahai tahapan
kambuh
4. Gambarkan apa penyebab
kambuh dan bantu perbarui
kontemplasi lalu terapkan
rencana aksi lebih efektif
5. Persiapkan lingkungan dimana
pemakai tinggal agar bisa
menerima kembali
2. Kenakalan remaja Setelah dilakukan - Partnership 1. Karang taruna yang lama dan 80% remaja Mahasiswa
pada remaja di tindakan - Proses pokjakes membentuk pengurus mendapat FIK-UNIK
desa X rt. 05 rw.02 keperawatan Kelompok karang taruna yang baru undangan
berhubungan selama 5 minggu - Pendidikan Poster terpasang Kader
2. Pasang poster dan pengumuman
dengan diharapkan : Kesehatan di depan
melalui masjid dan kader untuk
peningkatan - Empowerment kegiatan penyuluhan remaja. posyandu dan di Pokjakes
penyalahgunaan masing-masing
3. Berikan materi penyuluhan
NAPZA RT
tentang :Tumbuh kembang
70% remaja dan
remaja Masalah yang berkaitan
50% kader di
dengan kenakalanremaja seperti
pokjakes an
miras, AIDS
tokoh masyarakat
4. Cara menanggulangikenakalan hadir pada acara
remaja. penyuluhan
80% remaja yang
diberi pertanyaan
dapat menjawab
denganbenar
3 Resiko cedera pada Setelah dilakukan - Partnership 1. Identifikasi tingkat gejala 80% remaja Mahasiswa
remaja di desa X rt tindakan - Proses putus alkohol, misalnya mendapat FIK-UNIK
keperawatan
05 rw 02 Kelompok tahap I diasosiasikan undangan
selama 5 minggu
berhubungan diharapkan : - Pendidikan dengan tanda/gejala Poster terpasang Kader
dengan perilaku 1. Remaja tidak Kesehatan hiperaktivitas (misalnya di depan
dan dampak menggunakan Empowerment tremor, tidak dapat posyandu dan di Pokjakes
penyalahgunaan NAPZA beristirahat, mual/muntah, masing-masing
NAPZA diaforesis, takhikardi, RT
hipertensi); tahap II 70% remaja dan
dimanifestasikan dengan 50% kader di
peningkatan hiperaktivitas pokjakes an
ditambah dengan tokoh masyarakat
halusinogen; tingkat III hadir pada acara
gejala meliputi DTs dan penyuluhan
hiperaktifitas autonomik 80% remaja yang
yang berlebihan dengan diberi pertanyaan
kekacauan mental berat, dapat menjawab
ansietas, insomnia, demam. denganbenar
2. Membentukorganisasikaran
gtaruna, dengankaderremaja
yang
sudahdilatihuntukmenyalurk
anhobiataumengisiwaktulua
ng.