Sumber: Atmowiloto
• Meningkatnya perilaku seksual dikalangan remaja
krn merosotnya kepercayaan pd agama, kurang
teratur ibadah, namun org Indonesia adalah orang
yang taat beragama
• Meningkatnya kasus KTD dan aborsi (1985) di AS
menurut Alice Radosh krn pemerintah Reagen yang
konservatif (religius) menghambat penggunaan KB
pd remaja sementara beberapa tingkah laku sesual
remaja dilakukan dengan bebas o/ remaja.
,
• Satu dekade kemudian kecenderungan ini blm
berubah, setiap thn 500 rb remaja AS hamil,
dan 70% mrk blm menikah
• Lebih dari 200 rb remaja AS punya anak
sebelum usia 18 thn, shg mrk adalah “anak-
anak yang punya anak”. Angka ini lebih dua kali
lipat dari Inggris, Prancis dan Kanada, tiga kali
lipat dari Swedia dan sembilan kali lipat negeri
belanda dan Jepang (Santrock, 2001)
• Terjadi akibat modernisasii atau westernisasi.
• Di setiap negara perilaku sex pria menunjukkan
angka yang tinggi dari dari wanita, krn norma
yang lebih longgar pd kaum pria
• Pada remaja usia pertengahan wanita di Inggris
lebih berpengalaman dlm perilaku sex ttt dr
pada rekan-rekan prianya yang sebaya, hal ini
sesuai dng ketentuan peran mrk wanita
dianggap sudah lebih dewasa dlm usia tsb dr pd
prianya, akan tetapi remaja pria lebih
berpengalaman dlm berganti-ganti pasanagn krn
tersedianya sarana pelacuran.
Di Nigeria yang pemrintahnya tdk
mengkampanyekan KB tetap terdapat angka
senggama yg tinggi yang menurut Population
Reports 1985 pd remaja usia 14-19 thn terdapt
42,5% remaja Putri dan 68,3% putra sudah
bersenggama.
Jelas alat kontra sepsi bukan faktor yang
mempengaruhi tingginya angka hub sex di
Negeria
Di Ina angka senggama pd remaja masih rendah. KB yang
intensif di programkan tdk berpengaruh pd perilaku
seksual remaja.
Di AS pd masa pegedaran alat kontrasepsi sdh berkembang
luas pd remaja (tersedia mesin penjual kondom di WC-WC
sekolah lanjutan, pusat konsultasi KB bagi remaja) masih
saja 55-75% remaja berhub sex tanpa pengaman, hal ini
krn tdk tahu dan malu membawa seakan sudah
berencana utk berhubungan sex dan sifat spontan sdg
pacaran jadi hilang dan dinilai dpt menguranmgi arti
pacaran.
Faktor lain yang brepengaruh pd perilaku seksual remaja
menurut Sanderowitz dan Paxman (1985) adalah ekosoc
sep: pendapatan, pendidikan, besar jumlah anggota klg,
dan agama.
Mengenai peran agama pd penelitian di Perguruan tinggi
Islam Bengkuku pd 82 responden menyimpulkan peranan
agama terhadap penyimpangan perilaku seksual remaja
sebesar 0,14%, 99% disebabkan faktor lain shg tdk ada
korelasi yg signifikan peranan pengetahuan agama
terhadap penyimpangan perilaku seksual mhs.
Namun agama dlm masy masih menjadi mekanisme kontrol
sosial tindakan seksual diluar batas. Shg kejadian sex pd
remaja masih rendah di Ina.
Faktor lain adalah citra diri (body image).
Dikatakan individu yang menilai keadaan tubuh
kurang sempurna cenderung
mengkompensasikan dng perilaku seksual
diperkirakan akan menutupi kekurangpuasan
terhadap keadaan tubuh sendiri.
Disisi lain Orang yg percaya mampu mengatur diri
sendiri akan berkurang perilaku seksualnya dari
pd orang yang mudah dipengrauhi.
Dibuktikan penelitian o/ Mc. Kinney pd 1210
remaja putri dan 1039 renaja putra usia 18-23
thn di Madison AS yg punya aktivitas seksual
yang tinggi.
Dengan memberikan self evaluation pd bagian
tubuh dan test locus of control (pengaturan
keadaan diri) dan mengkorelasikan dng tingkah
laku seksual mrk ternyat ketiga variabel tsb tdk
mempunyai hubungan
Keadaan hormonal remaja berpengaruh pd
perasaan individu dan perilaku seknya.
Penelitian yang dilakukan terhadap 26 siswi
usia 19-22 thn pada masa 2 siklus haid dng
memberikan VAS (verbal Anxiety scale) pd 2
atau 3 hr sebelum haid dan pd saat ovulasi.
Hasil penelitian : taraf kecemasan responden
lebih tinggi pd menjelang menstruasi dari pada
saat ovulasi.
Dpt disimpulkan pd masa subur seorang wanita
usia tsb lebih terbebas dari kecemasan yang
dapt menghambat tingkah laku dibanding
masa menjelang haid.
Faktor-faktor Masalah seksualitas pd remaja :
1. Perubahan hormonal: meningkatkan hasrat
seksual mll penyaluran tingkah laku seksual ttt
2. Penyaluran tdk dapt segera disalurkan krn
penundaan usia perkawinan,
UU perkawinan batas usia menikah (16 thn u/
wanita dan 19 thn utk pria)
Norma sosial yang makin menuntut persaratan yang
makin tinggi utk perkawinan (pddk, pekerjaan,
persiapan mentyal, dll)
3. Usia perkawinan ditunda sementara seseorang
dilarang utk berhubungan seks sebelum nikah shg
muncul tingkah laku berciuman dan masturbasi. Utk
yg tdk dpt menahan maka larangan akan dilanggar.
4. Penyebaran imformasi dan rangsangan seksual mll
media massa dengan teknologi canggih yg tdk bida
terbendung lagi
5. Ketidaktahuan dan sikap orang tua yang masih tabu
dalam membicarakan seks pd anak dan cnderung
membuat jarak
6. Kecenderungan pergaulan bebas antara pria dan
wanita dlm masy akibat berkembangnya peran dan
pendidikan wanita shg kedudukan wanita makin
sejjar.
Perilaku Seksual Remaja
• Perubahan dan perkembangn remaja
dipengaruhi hormon seksual (testosteron pd
lk-lk dan progesteron dan estrogen pd wanita)
• Permasalahan yg umum dihadapi adalah
dorongan seksual yg sudah meningkat
sementara secara normatif bagi yg blm
menikah blm diijinkan utk melakukan
hubungan seksual
• Perilaku seksual: perilaku yg bertujuan utk menarik
perhatian lawan jenis, sep: mulai dr berdandan,
mejenk, ngerling, merayu, menggoda, bersiul
• Aktivitas seksual: kegiatan yg dilakukan dlm upaya
memenuhi dorongan seksual dan kegiatan
mendapatkan kesenangan organ kelamin atau
seksual mll berbagai perilaku, sep: berfantasi,
masturbasi, cium pipi, cium bibir, petting, intercous
THANKYOU