Anda di halaman 1dari 19

KENAKALAN REMAJA DI DESA SUNGAI PAKU (Studi Kasusus SMP 4

Kampar Kiri Kabupaten Kampar)

Oleh: WINDA OKTAWATI


winda.oktawati0356@student.unri.ac.id
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Yusmar Yusuf, M. Psi

Jurusan Sosiologi-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik-Universitas Riau Kampus


Bina Widya Jl. H.R Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293-
Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRAK

Penelitian ini di laksanakan di Desa Sungai Paku, Studi Kasus SMP 4 Kampar Kiri
Kabupaten Kampar. Masalah yang di teliti adalah, faktor-faktor apa yang menjadi
penyebab terjadinya kenakalan remaja? Dan bentuk-bentuk kenakalan remaja yang
menimbulkan keresahan sosial di lingkungan masyarakat?. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja, dan
untuk mengetahui bentuk-bentuk kenakalan remaja yang menimbulkan keresahan
sosial di lingkungan masyarakat. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 5 (lima)
orang, yang merupakan penyebab atau propokator dalam kenakalan remaja. Peneliti
menggunakan teori Deviasi (penyimpangan), teori tindakan sosial, teori kontrol
sosial. Penulis menggunakan metode Kualitatif Deskriptif, yaitu menggambarkan
penomena-penomena terjadi dilapangan sesuai keadaan sebenarnya dengan prosedur
pemecahan masalah berdasarkan keadaan sebagaimana adanya. Dan menggunakan
teknik Accldental Sampling, yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu
yang di pandang dapat memberikan data secara maksimal. Dari hasil penelitian ini
jenis kenakalannya adalah mencuri, pemakaian Narkoba, Sabu-sabu, minuman keras,
dan terlibat Seks bebas. Mereka secara bersama-sama melakukan tindakan pencurian
dan uang yang didapat dari hasil pencurian tersebut di gunakan untuk membeli
Narkoba, Sabu-sabu, dan minuman keras, sisa dari uang yang mereka dapatkan
kemudian di bagi-bagi untuk kepentingan masing-masing. Kenakalan remaja terjadi
karena tidak adanya pengawasan dan perhatian dari orang tua dan lingkungan
terhadap pertumbuhan anak-anak, dan tidak adanya penanaman nilai agama dan nilai
kesusilaan di lingkungan di mana anak-anak itu tumbuh dan berkembang.

Kata kunci :Kenakalan remaja, Remaja, Penyimpangan

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 1


THE JUVENILE DELINCQUENCY IN SAUNGAI PAKU VILLAGE (Case Study is
Junior High School 4th Kampar Kiri Kampar resident)

By: WINDA OKTAWATI


winda.oktawati0356@student.unri.ac.id

Supervisor: Prof. Dr. Yusmar Yusuf, M. Psi

Department of Sociology-Faculty of Social and Political Sciences-University of Riau


Campus Bina Widya Jl. H.R Soebrantas Km. 12.5 New Pekanbaru Simpang 28293-
Tel / Fax. 0761-63277

ABSTRACT

This research has been held in Sungai Paku Village, with case study Junior High
School 4th Kampar Kiri in Kampar resident. The problem was examined is the cause
of juvenile delinquency whom made social unrest in people society, the kind of
juvenile delinquency. The goal is to know the cause of juvenile delinquency and to
know the kind of it. Researcher the 5 (five) persons into research as samples, they are
is the actor of the juvenile delinquency and also as provocateur. The researcher use
deviation theory, social act theory, and social control theory. The writer use
qualitative descriptive, that describe the phenomenon in the field who matching with
actual events using procedure problem solving base on reality. And also use
Accidental sampling technique, that is take the samples with considerations who will
be give the maximal information. From the result of research the kind of juvenile
delinquency are steal, drug users, crystal meth, liqour, and free sex.They are
together steal and the money use for buy drugs, crystal meth and liqour then the rest
they devide. The cause of juvenile delinquency is lack of supervision and attention
from their parents and environment impact to their grow up process, they have no
relion values and decency where they are being grow up.

Keyword: juvenile delinquency, teenager, Deviation


PENDAHULUAN sendiri maupun orang-orang di
sekitar mereka. Remaja adalah
1.1 Latar Belakang seorang anak
Remaja pada hakikatnya
sedang berjuang untuk menemukan 1
Kartono, Kartini, Patologi
dirinya sendiri. Jika dihadapkan pada
Sosial,Cv
keadaan luar atau lingkungan yang Rajawal, Jakarta
kurang serasi penuh kontradiksi dan 1988.hlm 80
labil. Maka akan mudahlah mereka
jatuh kepada kesengsaraan batin.
Hidup penuh kecemasan dan
ketidakpastian dan kebimbangan. Hal
seperti ini telah menyebabkan remaja-
remaja Indonesia jatuh pada kelainan-
kelainan kelakuan yang membawa
bahaya terhadap dirinya sendiri baik
1
sekarang, maupun dikemudian hari.
Masa remaja merupakan masa
di mana seseorang anak akan banyak
mendapatkan pembelajaran tentang
kehidupan. Seorang anak akan
produktif di usia dinitergantungorang
tua, lingkungan sekitar dan budaya
yang akan mengarahkan seorang anak
menjadi seperti apa. Salah satu
permasalahan yang sangat kompleks
tentang remaja adalah kenakalan
remaja. Kenakalan remaja (jurvenil
delinquency) adalah suatu perbuatan
yang melanggar norma, aturan hukum
dalam masyarakat yang dilakukan
pada usia remaja atau transisi masa
anak-anak dan dewasa. Saat ini,
hampir tidak terhitung beberapa
jumlah remaja yang melakukan hal-hal
negatif. Bahkan akibat kenakalan
remaja tersebut banyak sekali kerugian
yang terjadi, baik bagi remaja itu
Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 1
yang bisa dibilang berada pada usia Paku ini rentang waktu 6 bulan
tanggung. Mereka bukanlah anak kecilyang terdapat beberapakasus pencurian,
tidak mengerti apa-apa, tetapi juga penipuan, penganiayaan serta
bukan orang dewasa yang bisa dengan
pengeroyokan. Kesemuanya itu
mudah akan membedakan hal mana yang
baik dan mana yang berakibat buruk.
2 dilakukan oleh remaja. Di mana
seharusnya remaja diarahkan ke hal
Kenakalan remaja (jurvenil positif dalam kapasitas pengembangan
delinquency) adalah suatu perbuatan yang diri, namun pada kenyataan sesuai data
melanggar norma, aturan hukum dalam di atas masih ada remaja yang
masyarakat yang dilakukan pada usia melakukan tindakan di atas normal.
remaja atau transisi masa anak-anak dan Hal ini karena mereka semua memang
dewasa. Saat ini, hampir tidak terhitung sama-sama masih dalam masa mencari
beberapa jumlah remaja yang melakukan identitas. Kesalahan-kesalahan yang
hal-hal negatif. Mereka bukanlah anak
kecil yang tidak mengerti apa-apa, tetapi 2
Kartono, Kartini, Psikologi Sosial 2
juga bukan orang dewasa yang bisa dengan Kenakalan Remaja Jakarta: Rajawali 1988.
mudah akan membedakan hal mana yang Hlm 159
3
Kartono, Kartini, Psikologi Sosial 2
baik dan mana yang
3 Kenakalan Remaja Jakarta: Rajawali 1988.
berakibat buruk. Hlm 159
Kenakalan remaja di Desa Sungai

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 2


menimbulkan keresahan lingkungan adalah propokator atau biang kerok
inilah yang sering disebut sebagai pembuat masalah di Desa Sungai Paku
kenakalan remaja. Kenakalan remaja ini, mereka melakukan penyimpangan
meliputi semua prilaku yang atau kenakalan remaja sudah sangat
4
meresahkan masyarakat setempat .
menyimpang dari norma-norma
Dari hal itu peneliti tertarik untuk
hukum pidana yang dilakukan oleh mengangkat judul penelitian ini
remaja. Prilaku tersebut akan “KENAKALAN REMAJA DI DESA
merugikan diri sendiri dan orang-orang SUNGAI PAKU (Studi KasusSMP 4
sekitarnya. Masalah kenakalan remaja Kampar Kiri Kabupaten Kampar).”
mulai mendapat perhatian masyarakat
secara khusus sejak terbentuknya 1.2 Rumusan Masalah
peradilan untuk anak-anak nakal 1. Faktor-faktor apa yang menjadi
penyebab terjadinya kenakalan
(juvenile court) pada 1899 di Illinios,
remaja ?
Amerika Serikat.
2. Bentuk-bentuk kenakalan
Desa Sungai Paku merupakan
remaja yang menimbulkan
salah satu Desa yang berada di wilayah
keresahan sosial di lingkungan
Kabupaten Kampar. Dalam interaksi
masyarakat?
remaja di Desa Sungai Paku,
cenderung kurang bersosialisasi, baik
1.3 Tujuan Penelitian
dengan sesama remaja yang berbeda
1. Untuk mengetahui apa yang
latar belakang maupun dengan para menjadi faktor penyebab
orang tua yang lebih tua. Kondisi ini terjadinya kenakalan remaja.
tentu akan mempempengaruhi pola 2. Untuk mengetahui bentuk-
pikir dan kehidupan sosial para remaja, bentuk kenakalan remaja yang
baik di lingkungan keluarga, maupun menimbulkan keresahan sosial
lingkungan umumnya. Kenakalan- di lingkungan masyarakat.
kenakalan yang dilakukan oleh para
1.4 Mamfaat Penelitian
remaja ini sudah melewati batas
1. Kegunaan Secara Teoritis.
kewajaran, di mana sudah meresahkan
Sebagai sumbangan pemikiran
dan merugikan masyarakat. Ini tidak
bagi pengembangan disiplin
bisa di biarkan begitu saja harus ada
ilmu pendidikan khususnya
upaya untuk mengatasi remaja ini
bagi remaja.
melakukan tindakan-tindakan yang
2. Kegunaan Praktis
merugikan warga desa. Tindakan- a. Bagi Mahasiswa
tindakan yang tidak sewajarnya
dilakukan oleh remaja, yang membuat
keresahan di lingkungan masyarakat.
Banyak sekali penyimpangan-
penyimpangan yang dilakukan oleh
beberapa siswa yang menjadi objek 4
Paulus Hadisoprato “STUDI Tentang Makna
penelitian, siswa SMP 4 Kampar Kiri Penyimpangan Prilaku di Kalangan Remaja”
yang berjumlah 5 orang. Mereka ini (Jurnal kriminologi Inonesia Vol. 3 No. III
September 2004:9-18)
Penelitian diharapkan bisa memberikan masukan untuk pihak
memberikan mamfaat dan acuan data guru, orang tua, agar memahami anak-
awal untuk mendapatkan data-data anakatau remaja memperhatikan
lain, yang lebih komprenship di dalam hubungan anak-anak, atau remaja
penelitian yang sama, atau penelitian dengan kelompoknya atau teman
yang bersinggung dengan pokok- sepermainan. Pihak sekolah dan orang
pokok bahasa yang terdapat dalam tua dapat memberikan pengarahan
penelitian ini terhadap anak-anak dalam menghadapi
b. Bagi Remaja tekanan, dalam mencari jati diri supaya
Pada anak-anak sehingga dapat tidak jatuh dalam tindakan
hasil penelitian ini diharapan dapat menyimpang.

TINJAUAN PUSTAKA emosi, tanpa fikir panjang mereka


akan melakukan tindakan
2.1 Konsep Kenakalan Remaja menyimpang.
6

Juvenile Deliquency ialah 2.1.1 Remaja


prilaku jahat (dursila) atau kejahatan
atau kenakalan anak-anak muda, Remaja berlansung antara umur 11
merupakan gejala sakit ( patologis) tahun sampai 20 tahun bagi
secara sosial pada anak-anak remaja perempuan, dan 12 tahun sampai 21
yang disebabkan oleh satu bentuk tahun bagi laki-laki. Remaja adalah
pengabaian sosial, sehingga mereka itu ajang untuk mencari jati dirinya
mengembangkan bentuk tingkah laku setelah sekian lama mereka selalu
yang menyimpang. Anak-anak muda dikekang oleh orang tua, secara
yang deliquency atau jahat itu disebut perlahan mereka akan menuntut
pula sebagai anak cacat secara sosial. keinginan mereka sendiri agar
Mereka menderita cacat mental 7
disebabkan oleh pengaruh sosial yang mandiri.
5
ada di tengah masyarakat. Remaja itu sebetulnya tidak
mempunyai tempat yang jelas karena
Kenakalan remaja adalah prilaku
ia tidak termasuk golongan anak, tetapi
remaja melanggar status, Di mana
ia juga tidak termasuk golongan
suatu waktu nilai dan norma itu
dewasa atau orang tua. Remaja ada
dilanggar maka terjadilah kenakalan
diantara anak dan orang dewasa.
remaja, kasus kenakalan remaja sering
Remaja terletak antara masa dan masa
terjadi pada remaja atau yang biasa
orang dewasa, maka remaja dianggap
lebih dikenal dengan Anak Baru Gede
(ABG), di mana para remaja masih
6
sangat labil dalam mengendalikan Sudarsono Kenakalan Remaja Jakart: Bumi
Aksara 2004. Hlm 70
7
5 Kartono Kartini,Patologi Sosial 3
Andika,Perkembangan Psikologi Remaja, Gangguan-gangguan Kejiwaan, Jakarta: PT
Jakarta: Rineka Cipta 2009. Hlm 100 Raja Grafindo Persada 2011.hlm153
mulai ketika anak telah matang dalam 2.Lingkungan Masyarakat atau
aspek seksual kemudian berkarir Kelompok Bermain, / Teman
setelah matang secara hukum. Di Sebaya.
Amerika anak di anggap telah matang 3. Pengaruh Media Massa
secara hukum bila telah mencapai usia
18 tahun. Namun hal ini dapat diambil 2.3 Dampak Kenakalan Remaja
analisa bahwa masa remaja merupakan Kriminalitas dapat menjadi salah
salah satu priode dari perkembangan satu dampak kenakalan remaja yang
manusia. Masa ini merupakan terjebak ke hal-hal negatif bukan tidak
perubahan atau peralihan dari masa mungkin akan memilih keberanian
kanak-kanak kemasa dewasa yang untuk melakukan tindak kriminal.
meliputi perubahan biologis, Mencuri uang atau merampok untuk
perubahan psikologis, maupun mendapatkan barang berharga. Akibat
perubahan sosial. dari kenakalan yang dia lakukan akan
berdampak bagi dirinya sendiri dan
2.2 Faktor-faktor yang Menjadi sangat merugikan baik fisik maupun
Penyebab Terjadinya Kenakalan mental, walaupun perbuatan ini dapat
Remaja memberikan suatu kenikmatan akan
tetapi itu semua hanya kenikmatan
2.2.1 Faktor Internal sesaat saja. Dan hal itu terus
Yang dimaksud dengan faktor berlangsung selama tidak ada yang
internal adalah faktor yang datangnya mengarahkan.
8

dari tubuh manusia itu sendiri tanpa Bagi keluarga keluarga akan
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. menjadi malu, komunikasi orang tua
Faktor pribadi, setiap anak memiliki dan anak akan menjadi terputus, anak
kepribadian khusus, dan keadaan akan sering diluar rumah, dan
khusus pada anak ini dapat menjadi menghabiskanwaktunya bersama
sumber munculnya prilaku teman-teman untuk bersenang-senang
menyimpang. Adapun faktor internal melakukan perbuatan menyimpang.
yang mempengaruhi kenakalan remaja Keluarga akan merasa kecewa dan
adalah: malu atas apa yang dilakukan oleh
1. Faktor Umur remaja.
9

2. Kontrol Diri yang Lemah


3. Faktor Intelegensi Bagi lingkungan masyarakat, di
lingkungan masyarakat sebenarnya
2.2.2 Faktor Eskternal remaja sering bertemu orang dewa
Faktor eksternal adalah faktor
yang datangnya dari luar tubuh anak.
Faktor ini sering dikatakan faktor 8
Boeree, George,Psikologi Sosial, Jokjakarta:
lingkungan di mana anak itu Prismasophie 2008. Hlm 90
dibesarkan, yaitu antara lain: 9
Simanjuntak, latar belakang kenakalan
1. Lingkungan Keluarga anak,JakartaGunung 1995. Hlm 35
atau para orang tua, yang mana dan akibat tindakan pencurian yang di
nantinya apapun yang dilakukan oleh lakukan para anak-anak ini. Pencurian
orang dewasa atau orang tua itu akan yang dilakukan anak-anak ini seperti
menjadi panutan bagi remaja. Dan mencuri alat-alat rumah tangga, gas
pandangan masyarakat tentang sikap LPG, alat-alat rongsokan yang sudah
remaja akan jelek dan untuk merubah dikumpulkan warga di belakang
segalanya menjadi normal kembali rumah, dan sawit, yang sudah masak
membutuhkan waktu yang lama dan dan karet yang sudah lama
hati yang penuh keikhlasan. dikumpulkan oleh para petani habis di
Berdasarkan uraian di atas dapat curi oleh para anak-anak ini. Kolam
dilihat kenakalan remaja dalam bentuk ikan masyarakat juga sebagai sasaran
apapun memunyai akibat yang negatif pencurian anak-anak ini, banyak
baik bagi masyarakat maupun bagi diri tindakan lain yang dilakukan anak-
10
remaja itu sendiri. anak ini, sehingga pendapatan warga
mejadi berkurang. berhutang di
2.4 Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
warung-warung, tetapi tidak perna
yang Menimbulkan Keresahan
dibayar, mencuri tanpa sepengetahuan
Sosial di lingkungan Masyarakat
pemilik warung, ini juga merugikan
Di Desa Sungai Paku yaitu
pemilik warung.
tempat penelitian saya terdapat
beberapa anak remaja yang melakukan 2.4.2 Menimbulkan Keributan.
kenakalan remaja atau penyimpang,
dalam penelitian ini. Tindakan- Selain mencuri anak-anak ini
tindakan yang dilakukan anak-anak ini juga selalu menimbulkan kekeributan,
sudah meresahkan lingkungan seperti berkelahi dengan teman-
masyarakat. Bentuk-bentuk kenakalan temandi lingkungan tempat tinggal.
remaja yang meresahkan masyarakat Anak-anak ini merasa paling kuat
dan yang tergolong pelanggaran hebat, jika teman-temannya tidak mau
norma-norma sosial, norma agama,
menuruti apa yang dia inginkan,
antara lain yaitu:
2.4.1 Pencurian seperti memaksa meminta uang atau
Dalam hal ini anak-anak mengganggu teman-teman
remajamenimbulkan keresahan sosial perempuanya. Dengan tidak berfikir
bagi masyarak di Desa Sungai Paku. panjang anak-anak atau remaja ini
masyarakat menjadi terganggu dan dengan mudah memukul temannya
merasa tidak nyaman oleh tindakan- terebut. Seperti teman wanita tadi
tindakan yang dilakukan oleh para anak-anak ini melakukan tindakan
remaja, masyarakat juga menjadi rugi yang tidak senonoh seperti merampas
uang, aksi kejahatan ini dilakukan
dilingkungan sekolah maupun di luar
10
Tulisan ini di ambil dari jurnal lingkungan sekolah. Karena tidak
kenakalan remaja diakses melalui tahan dengan prilaku teman-teman nya
Etheses.UIN_Malang.ac.id/1713.5/064. ini para korban melaporkan pada
orangtuanya, tentunya para orang tua
korban tidak mau anaknya tersebut. Ini sudah mengganggu dan
mendapatkan perlakuan seperti itu, meresahkan masyarakat setempat.
orangtua korban pasti mencari anak- Di sini tergantung masyarakat
anak yang nakal tersebut, dengan nya harus melakukan cara untuk
mendatangi rumah pelaku. Para orang mengatasi anak remaja ini supaya
tua anak ini malah membela dan tidak tidak melakukan tindakan yang
12
meresahkan masyarakat setempat.
percaya dengan tindakan kejahatan
yang dilakukan oleh anak-anaknya. Di 2.5 Teori Deviasi / Penyimpangan
sana terjadi perdebatan antara orang Penyimpangan merupakan prilaku
tua saling membela anaknya masing- yang oleh sejumlah besar orang
masing. Ini menimbulkan keributan dianggap sebagai hal yang tercela dan
yang mengundang tetangga lainnya di luar batas toleransi (James Vander
11
bisa berujuk perkelahian. Zanden, 1979).
2.5.1 Teori Differential Association
2.4.3 Penyimpangan dan Kenakalan
( pergaulan yang bereda).
Remaja lainya
Edwin H. Sutherland,
Dalam lingkungan keluarga penyimpangan bersumber dari
beberapa orang anak ini tidak bisa di
pergaulan yang berbeda.
atur atau diarahkan oleh orang tuanya
Penyimpangan itu terjadi melalui
lagi, seperi pergi tanpa pamit, tidak
proses alih budaya, dan dari proses
pulang ke rumah, melawan kepada
tersebut seseorang mempelajari
orang tua, berpakain urak-urakan atau
subkebudayaan penyimpangan (
tidak senonoh, bolos dan tidak masuk
deviant cultural) yaitu proses
sekolah, berlaku tidak senonoh di
mempelajari budaya yang
depan umum yang menimbulkan
menyimpang.
keributan. Mekonsumsi minuman
2.5.2 Teori Labeling
keras sambil menonton film-
Edwin M. Seseorang yang baru
filmporno, kebut-kebutan di jalan dan melakukan penyimpangan pada tahap
menggau pengendara motor lainnya, pertama sudah diberi cap sebagai
merokok di usia dini. Di lingkungan penyimpangan,misalnya, disebut
sekolah selalu melawan guru di dalam penipu, pencuri, orang gila dan
kelas. Tindakan-tindakanini seperti sebagainya. pertama sudah diberi cap
sudah menjadi kebiasaan oleh anak- (labeling) sebagai penyimpangan,
anakyang menjadi objek penlitian ini. misalnya, disebut penipu, karena
Mereka tidak merasa canggung adanya label tersebut maka pelaku
melakukan hal-halyang belum sewajar mengidentifikasikan dirinya sebagai
nya dilakukan di umur mereka penyimpang Dengan demikian, pelaku
akan terdorong untuk melakukan
penyimpangan tahap berikutnya dan
11
Wijaya,Safifudin, Sastra, Beberapa 12
Kartono, Kartini, Patologi Sosial 1, Jakarta:
permasalahan Tentag Remaja, Bandung: PT
Karya Nusantara 2005. Hlm 45-50 PT Raja Gravindo, Jakarta 2013. Hlm 67
akhirnya akan menjadi kebiasaan atau tindakan, dan bukan pada kolektif
13
gaya hidup bagi pelakunya. yang terpenting adalah pembedaan
2.5.3 Teori Pengendalian yang dilakukan Weber terhadap kedua
tipe dasar tindakan rasinal.
Robert K Merton menyatakan Rasionalitas nilai, tindakan yang
bahwa teori ini muncul bahwa perilaku ditentukan oleh keyakinan penuh
menyimpang pada dasarnya kesadaran, akan nilai prilaku etis,
estetis, relegius,atau bentuk bahan
dipengaruhi oleh dua faktor:
prilaku lain, yang terlepas dari prospek
· Pengendalian dari dalam yang keberhasilan.
15
berupa norma-norma yang di 2.5.5 Teori Kontrol Sosial
hadapi.
Teori Kontrol Sosial atau
· Pengendalian yang berasal dari
sering disebut TeoriKontrol, berangkat
luar, yaitu imbalan sosial
terhadap komformitas dan dari asumsi dasar bahwa
sangksi atau hukuman bagi individudalam masyarakat mempunyai
masyarakat yang melanggar kecenderungan yang sama
norma tersebut. kemungkinannya menjadi baik atau
Untuk mencegah agar perilaku jahat. Baik jahatnya seseorang
meyimpang tidak berkembang lagi sepenuhnya tergantung pada
maka perlunya masyarakat melakukan
masyarakatnya. Ia menjadi baik kalau
peningkatan rasa ketertarikan dan
kepercayaan terhadapa lembaga dasar masyarakat membuatnya demikian dan
14 menjadi jahat apabila masyarakatnya
masyarakat.
2.5.4 Teori Tindakan Sosial. membuat demikian (John Hagan,
Max Weber membedakan Modern Criminology). Pertanyaan
tindakan dengan prilaku yang murni dasar yang dilontarkan paham ini
kreatif. Stimulusdatang dan prilaku berkaitan dengan unsur-unsur
terjadi, dengan sedikit saja jeda antara pencegahan yang mampu menangkal
stimulus respons. Ia memusatkan timbulnyaperilaku delinkuen (dalam
perhatianya pada tindakan yang jelas- hal ini perilaku jahat) di kalangan
jelasca mpur tangan proses pemikiran anggota masyarakat, utamanya pada
antara terjadinya stimulus dan respons. anak-anak, yaitu: mengapa mereka
patuh dan taat pada norma-norma
DalamTeori tindakanya, tujuan masyarakat? Atau mengapa mereka
Weber tak lain adalah memfokuskan tidak melakukan perilaku
perhatian pada individu, pola regulitas menyimpang? Pertanyaan tersebut
mencerminkan bahwa penyimpangan
bukan merupakan problematik, yang
13
Waridah Q,siti, Sosiologi Jakarta:Bumi
Aksara 2004. Hal 113 15
Dwirianto, Sabarno, Kompilasi
14
Dwirianto, Sabarno, Kompilasi Sosiologi Sosiologi Tokoh dan Teori,Pekanbaru: UR
Tokoh dan Teori, Pekanbaru: UR Press Press Pekanbaru 2013 hlm 14
Pekanbaru 2013 hlm 51
dipandang sebagai persoalan pokok Informan dalam penelitian ini
adalah ketaatan atau kepatuhan pada adalah 5 orang Informan yang telah
16
norma-norma kemasyarakatan. terpilih secara sengaja dan sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan
METODE PENELITIAN
sebelumnya, adapun nama Informan
Penelitian ini dilakukan di penelitian diinisialkan. Hal ini
Desa Sungai Paku Studi Kasus SMP 4 dilakukan untuk melindungi identitas
Kampar Kiri dengan metode penelitian Informandan juga jenis kejahatan yang
Kualitatif Deskriptif menggunakan dilakukan. Berikut nama Informan
rancangan probability yaitu rancangan yang telah di inisialkan RR melakukan
pengambilan sampel dengan tindakan pencurian dan memakai
menggunakan teknik Accldental Narkoba, Miras dan terlibat
Sampling. Informan dalam penelitian Perkelahian dan Seks bebas. TS
berjumlah 5 orang, alasan mengambil melakukan tindakan kejahatan
5 informan dari banyak siswa yang Mencuri, Miras, Perkelahian. AY
melakukan kenakalan remaja yaitu melakukan tindakan kejahatan
peneliti hanya mengambil informan Mencuri, Miras, Perkelahian, Seks
yang memang propokator dari semua bebas. AZ melakukan tindakan
pembuat masalah kenakalan remaja di kejahatan pencurian, memakai
desa sungai paku tersebut. Narkoba, Miras, Perkelahian, Seks
bebas. RN melakukan tindakan
KARAKTERISTIK INFORMAN kejahatan memakai Narkoba, Miras,
4.1 Karakteristik Informan Perkelahian, Pencurian.
Karakterisik subjek penelitian
4.1.2 Umur
yang berhubungan dengan
permasalahan dalam penelitian ini
sehingga dapat memberikan gambaran Informasi yang peneliti peroleh
pokok permasalahan. Selain itu untuk tentang kenakalan remaja di Desa
mengetahui lebih dalam dari ciri-ciri Sungai Paku, Kecamatan Kampar Kiri,
sebagai berikut: Identitas informan, sangat mempunyai arti dan merupakan
umur informan, tingkat pendidikan, salah satu variabel yang harus dilihat,
dan gambaran umum orang tua yaitu terkait dengan aktivitas remaja
informan. dalam lingkungan masyarakat. Di sisi
lainnya bahwa umur juga menjadi
4.1.1 Identitas Informan suatu yang membedakan sikap dan
tingkah laku seseorang terhadap orang
lain. Dari hasil wawancara dengan ke
16
5 Informan di peroleh umur Informan
Sarwirini “ kenakalan anak khualitas dan
upaya penanggulanganya” (Jurnal Perspektif )
penelitian tidak terlalu jauh berbeda
Volume XVI No.4 Tahun 2011 Edisi antara kelimaInforman tersebut.
September Kisaran umur Informan dari 14-16
tahun, yaitu tiga Informan yang
berumur 16 tahun, dan dua Informan Keluarga merupakan tempat
lainya berumur 14-15 tahun. Dari hasil perkembangan awal seorang anak,
wawancara tersebut dikatakan bahwa sejak saat kelahirannya sampai proses
yang paling muda berusia 14 tahun, perkembangan jasmani dan rohani
dan yang paling tua 16 tahun berikutnya. Bagi seorang anak,
berjumlah tiga orang. keluarga memiliki arti dan fungsi yang
vital bagi kelangsungan hidup maupun
4.1.3 Tingkat Pendidikan.
dalam menemukan makna dan tujuan
Pendidikan merupakan suatu hidupnya. Berikut gambaran umum
bagian penting bagi seseorang untuk tentang orang tua informan penelitian
dapat menentukan kualitas hidup, yaitu pendidikan, pekerjaan, dan
sehingga tingkat pendidikan penghasilan orangtua informan. Hasil
merupakan salah satu landasan tingkah dari penelitian yang peneliti lakukan
laku seseorang. Pendidikan sebagai yaitu dapat diketahui bahwa ayah
suatu proses pertumbuhan dan informan yang berpendidikan (Sekolah
perkembangan individu yang Dasar) SD ada satu orang, (Sekolah
berlangsung sepanjang hayat, dalam Menengah Pertama) SMP ada dua
proses itu timbul lah interaksi antara orang dan (Sekolah Menengah Atas)
individu, individu dengan lingkungan SMA ada tiga orang. Sedangkan ibu
bermanfaat bagi tercapainya tingkat informan yang berpendidikan (Sekolah
perkembangan individu secara optimal Dasar) SD ada satu orang,
yang dapat menciptakan kesejahteraan berpendidikan (Sekolah Menengah
umat. Pendidikan dapat membawa Pertama) SMP ada tiga orang,
pengetahuan seseorang. Hasil sedangkan berpendidikan (Sekolah
wawancara dapat diketahui bahwa Menengah Atas) SMA ada satu orang.
semua informan masih berpendidikan Dan dari hasil penelitian yang
(Sekolah Menengah Pertama) SMP, dilakukan dilapangan, dapat diketahui
karana studi kasus penelitian ini yaitu bahwa pekerjaan orang tua informan
di (Sekolah Menengah Pertama) SMP kebanyakan petani ada tiga orang,
4 Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. kerja serabutan satu orang. Dapat
Pendidikan sangat mempengaruhi dijelaskan bahwa pekerjaan orang tua
seseorang akan hal yang baik karna Informan sebagian besar adalah petani.
dari segi pengetahuan seseorang Dan pendapatan orang tua informan
pendidikan kurang melakukan prilaku Dari hasil penelitian, orang tua
penyimpangan atau kenakalan, informan yang memiliki penghasilan
sedangkan sebaliknya seseorang yang diatas Rp 1.000.000- Rp 1.500.000
berpendidikan rendah cenderung sebanyak tiga orang, orang tua
sering melakukan tindak kejahatan. informan yang kerja nya serabutan
memiliki pengahisilan Rp 800.000.
4.1.4 Gambaran Umum Orangtua dari hasil penelitian maka terlihat
Informan penghasilan orang tua informan
berkisar Rp1000.000 – Rp 1.500.000
dan paling rendah Rp 800.000 diri terebut. Perilaku kenakalan
perbulanya, dikatakan kurang mampu remaja bisa disebabkan oleh
sehingga menjadi kaitan terhadap anak faktor dari remaja itu sendiri
melakukan perilaku menyimpang. (internal) faktor internal adalah
faktor yang bersumber pada diri
seseorang, baik itu gen,
HASIL PENELITIAN
PROBLEMA KENAKALAN
REMAJA DI DESA SUNGAI
PAKU( SMP 4 KAMPAR KIRI)

5.1 Faktor Penyebab Kenakalan


Remaja di Desa Sungai Paku
Kecamatan Kampar Kiri

Kejahatan remaja yang


merupakan gejala penyimpangan dan
patologi secara sosial itu juga dapat
dikelompokkan dalam satu kelas
detektif secara sosial. Perilaku
kenakalan yang dilakukan oleh para
remaja dapat terjadi karena faktor
keluarga sendiri, seperti keluarga
broken home, lingkungan sosial,
seperti pergaulan dengan remaja
lainnya yang telah melakukan
kenakalan, dan kebudayaan yang telah
melekat dalam lingkungan tersebut,
sehingga remaja dapat terjerumus
kedalam kenakalan remaja Dan hal ini
sangat sulit di cari solusinya karena
masa transisi seorang remaja itu sangat
sulit diatur dan itu akan dirasakan oleh
setiap orang remaja. Remaja yang
melakukan kejahatan pada umumnya
kurang memiliki kontrol diri, atau
mungkin menyalah gunakan kontrol

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 12


keadaan psikologis yang tertekan, dimilikinya tanpa sepengetahuan
penyimpangan kepribadian, ataupun pemiliknya. Sebagaimana kita ketahui
rendahnya tingkat rohani seseorang. mencuri itu adalah haram. Berikut
Perilaku “nakal” remaja bisa disebabkan hasil wawancara peneliti dengan
oleh faktor yang ada di dalam diri remaja beberapa informan penelitian.
yaitu kontrol diri yang lemah. Sedangkan Pencurian yang dilakukan anak-anak
faktor eksternal dari luar diri seseorang itu, remaja ini sudah tidak bisa dibiarkan
baik itu disebabkan oleh lagi, kalau tidak ada teguran bisa
ketidakharmonisan keluarga, teman berujung ke tindakan kriminal yang
sebaya, dan pengaruh lingkungan menyebabkan lingkungan menjadi
masyarakat dan media massa. tidak aman, dan akan meresahkan
masyarakat. Mereka melakukan
5.2 Bentuk Kenakalan yang tindakan pencurian disebabkan oleh
menimbulkan ketersediaan uang untuk jajan dan
KeresahanMasyarakat untuk membeli minuman dan obat-obat
5.2.1 Pencurian terlarang, sehingga membuat anak-
anak ini tidak berfikir panjang dan
Pencurian merupakan suatu bentuk menghalalkan segala cara untuk
tindak pidana, Mencuri adalah mengambil mendapatkan uang.
harta milik orang lain dengan tidak untuk

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 12


5.2.2 Narkotika mudah masuk kedalam hal
Narkotika adalah zat atau obat yang
yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintesis maupun semi 17
Undang-Undang Republik
sintesis yang dapat menyebabkan Indonesia
penurunan atau perubahan kesadaran, Nomor 22 tahun
hilangnya rasa, mengurangi sampai 1997
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan atau
17
ketagihan yang sangat berat.
Rata-rata remaja yang sering
keluar malam dan nongkrong-
nongkrong bersama teman-temanya
lebih mudah untuk kecanduan
narkoba. Hal ini karena merasa kalah
dan tidak gaul apabila teman-temanya
mengosumsi narkoba dan dia tidak.
Itulah mengapa banyak orangtua
melarang anaknya untuk tidak keluar
rumah pada malam hari kecuali untuk
alasan yang dan medidik.

5.2.3 MINUMAN KERAS

Minuman keras atau beralkohol


adalah minuman yang mengandung
etanol, etanol adalah bahan psikoaktif
dan konsumsinya menyebabkan
penurunan kesadaran. Awal mulanya
remaja yang melakukan perilaku
minuman keras pada umumnya adalah
dengan mencoba baik itu diberi oleh
temannya atau membeli sendiri
minuman tersebut. Remaja yang
meminum-minuman keras itu juga
disebabkan oleh sifat remaja yang
mudah terpengaruh oleh hal yang
bersifat positif maupun bersifat negatif
hal ini menyebabkan remaja tersebut
Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 1
bersifat negatif seperti minuman keras, KESIMPULAN DAN SARAN
merokok dan narkoba. Para remaja
melakukan kegiatan minuman keras 6.1 Kesimpulan
memiliki alasan sendiri, mengapa mereka Remaja adalah mereka yang
melakukan kegiatan minuman keras, berusia 13-18 tahun, yang mana usia
sebagaimana diketahui usia mereka tersebut seseorang sudah melampaui
dikatakan usia yang belum boleh masa kanak-kanak namun masih
meminum-minuman keras, mereka belum cukup matang untuk dapat
mengatakan alasan karena segan sama dikatakan dewasa dan berada di masa
teman sendiri, di mana untuk menghargai transisi. Perilaku tersebut akan
keberadaan mereka dalam kelompok merugikan dirinya sendiri dan orang-
bermain. Mereka melakukan kegiatan orang di sekitarnya. Faktor yang
minuman keras hingga larut malam dan melatarbelakangi terjadinya kenakalan
juga di iringi dengan bernyanyi dan remaja yaitu faktor internal dan faktor
bergitar. Kadang membuat keributan eksternal, faktor internal faktor berupa
seperti berantam, merasa paling kuat krisis identitas, faktor eksternal yaitu
dan hebat sehingga memicu perkelahian berupa kurangnya perhatian dari orang
antar remaja. Sehingga menyebabkan tua, minimnya pengetahuan tentang
masyarakat sangat resah dengan perilaku agama, pengaruh lingkungan sekitar
minuman keras. dan budaya. Jenis kenakalan remaja

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 2


seperti mencuri, menggunakan meminialisir penggunaa kata-
narkoba, minum-minuman keras dan kata atau sikap yang dapat
terjebak perkelahian sehingga menurunkan konsep diri siswa.
menyebabkan keributan meresahkan 3. Masyarakat Umum, agar
masyarakat. Tidak adanya kontrol dari melaksanakan nilai-nilai
orang tua menyebabkan semakin agama, menjaga norma yang
memudahkan anak berbuat semaunya. baik dan memberikan contoh
Bahkan terjebak seks bebas. yang baik bagi anak-anak
Kenakalan yang dilakukan oleh remaja dengan budi pekerti yang
karena tidak adanya perhatian dari luhur, serta menanamkan nilai-
orang tua dan lingkungan terhadap nilai moral yang baik dalam
perkembangan pertumbuhan anak- pergaulan sehari-hari, dan
anak, dan penanaman nilai-nilai agama kepada masyarakat hendak
di lingkungan di mana anak itu tumbuh nyaikut berpartisipasi guna
dan berkembang. pencegahannya. Apabila
melihat hal-hal yang tidak
6.2 Saran wajar dilakukan oleh para
1. Kepada Orang tua, disarankan remaja, segera laporkan ke
kepada orang tua untuk dapat penegak hukum setempat agar
menjaga hubungan yang hangat diberi penyuluhan dan
dalam keluarga, dengan cara pengarahan supaya remaja
saling menghargai, pengertian, tidak melakukan kenakalan-
dan penuh kasih sayang serta kenakalan lagi.
tidak bertengkar di depan anak.
Menanamkan nilai-nilai agama DAFTAR PUSTAKA
pada anak, dan pengarahan Andika, (2009) Perkembangan
tentang cara bergaul, orang tua Psikologi Remaja, Jakarta: Rineka
harus bisa menjadi teman, Cipta.
selalu berdiskusi dengan anak Abdullah Idi, (2011) Sosiologi
tentang sekolah, masalah Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
pelajaran, serta mendiskusikan Boeree, George, (2008) Psikologi
setiap kejadian yang terjadi Sosial, Jokjakarta:Prismasophie.
orang tuaanak.
kepada sebagaiAgaranak
seorang Dwirianto, Sabarno, Pekanbaru: UR
(2013 )Kompilasi
sahabat terpercaya. Sosiologi Tokoh dan Teori, Press
terbuka, dan dapat menjadikan
2. Pihak Sekolah, pihak sekolah Kartono, Kartini, (1986)
disarankan dapat membantu .........................,
Patologi (1988) Psikologi

siswa untuk mengenali potensi- Sosial 2.Kenakalan remaja.


potensi yang dimiliki siswa. Jakarta: Rajawali.
Sehingga dapat meningkatkan .........................., (1988) Patologi
konsep diri siswa, serta dapat Sosial. Cv Rajawali, Jakarta.
.........................., (2011) Patologi Simanjuntak,(2005)
Sosial 3 Gangguan-gangguan Pengantar
Kejiwaan, Kriminologi dan
Jakarta: PT Raja Sosiologi.
Grafindo Bandug: Tarsito.
Persada,
.........................., (2013) Patologi
Sosial 1, Jakarta: PT Raja
Grafindo, Jakarta.
.........................., (2014) Patologi
Sosial 11 Kenakalan Remaja,
PT Raja Grafindo,
Jakarta.
Santrock, John W. (2003).
Adolescence
Perkembangan
Remaja.Jakarta:
ERLANGGA
Sarwono, Sarlito W. (2010). Psikologi
Remaja Edisi Revisi,
Jakarta: Rajawali
Pers.
Sarlito Wirawan Sarwono. (2012).
Psikologi
Remaja.Jakarta:
Rawajali Pers.
Soerjono, Soekanto, (1998) Sosiologi
Penyimpangan, Jakarta:
Rajawali.
Sofyan S. Willis. (2005) Remaja &
Permaslahannya.Bandung:
Alfabeta
………………., (2010) Remaja &
Permaslahannya.Bandung:
Alfabeta.
Simanjuntak, (1995) Latar Belakang
Kenakalan Anak, “
Jakarta: Gunung.

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 15


Subadana, (2004) Rokok dan
Kesehatan,Edisi ketiga. Jakarata:
UII Pres
Sudarsono, (2008) Kenakalan Remaja,
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
…………, (1995) Kenakalan Remaja,
Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono,
(2014) Memahami
Penelitian Kualitatif,
ALFABETA, CV
Tjipto, Subandi, (2009) Sosiologi dan
Sosiologi pendidikan,
Surakarta:Fairus
Media.
Waridah Q, Siti, (2004) Sosiologi, Jakarta:
Bumi Aksara.
Walgito, Bimo, (2005) Kenakalan Remaja,
Bandung: PT Karya Nusantara.
Wijaya, Safifudin, (2005) Beberapa
Permasalahan tentang Remaja, Bandung:
PT Karya Nuantara
W.J.S Poerwadarminta, (2013) Kamus
Umum Bahasa Indonesia
Edisi ke-3
Jakarta: Balai Pustaka

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 15

Anda mungkin juga menyukai