Anda di halaman 1dari 17

KASUS Penyakit mental

Desa Papiculo RW 21 yang berada di Kota sulawesi. Provinsi sulawesi kabupaten Bone
terdiri dari 1.334,00 jiwa yang mana RW 21 terdiri dari 400 penduduk dan RT 01 terdiri dari 200
penduduk. Desa Papiculo terbentuk saat tahun 2017 dimana masyarakatnya mengalami relokasi
karena adanya konflik di daerah tersebut. Berdasarkan data tahun 2022, jumlah masyarakat
kurang lebih 200 orang yang terdiri dari anak-anak 20 orang, remaja 45 orang, dewasa 120
orang dan lansia 15 orang, dengan total kepala keluarga 80, masyarakatnya dominan perempuan
dengan perbandingan 1: 3. Rata-rata usia masyarakat 17 – 45 tahun. Ada sekitar 40% dari kepala
keluarga yang merupakan orangtua tunggal, Agama masyarakat tersebut dominannya adalah
muslim dan sisanya nom-muslim. Berdasarkan data yang didapat dari puskesmas Papiculo ada
sekitar 15 kasus percobaan bunuh diri yang terjadi dalam 1 tahun belakang dengan 10 kasus
yang berakhir kematian, dan ada sekitar 10 kasus yang tidak terdata oleh pelayanan kesehatan
setempat.
Desa Papiculo didominasi suku mandar dan bugis (yang merupakan penduduk asli).
Masyarakat desa Papiculo mempercayai bahwa penyakit depresi merupakan kutukan dari leluhur
mereka, yang disebabkan oleh perbuatan buruk (melawan pantangan) dan masyarakat setempat
juga menganggap penyakit semacam itu adalah aib bagi keluarga nya yang harus di tutupi dan
masyarakat jika di ketahui takut akan di kucilkan dan lebih memilih berobat ke orang pintar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan perawat didapatkan bahwa lingkungan di sekitar
masyarakat kurang baik, lingkungan desa Papiculo merupakan desa padat penduduk dimana
rumah warga saling berdempetan, beberapa rumah warga tidak memiliki ventilasi yang cukup,
pencahayaan yang buruk, serta tingkat kebisingan yang tinggi, bangunan rumah rata-rata
semipermanen, beberapa rumah memiliki kerusakan struktural dan kebocoran. Didepan rumah
warga maupun dijalan terlihat banyak sampah yang berserakan, beberapa tong sampah nampak
rusak dan tidak layak pakai.
Untuk status pendidikan, rata-rata hanya lulusan SMA,, untuk fasilitas ibadah hanya ada
musholla kecil di ujung jalan. Masyarakat biasanya bekerja sebagai ojek, pemulung, tukang
parki.
Tidak terdapat pelayanan kesehatan yang memadai di desa Papiculo seperti puskesmat
ataupun posbindu, hanya ada tukang urut tradisonal dan orang pintar, tidak terdapat kader
puskemas di lingkungan tersebut.Jika ingin ke pelayana kesehatan masyarakat harus naik bus
atau angkot untuk sampai ke puskesmas yang berjarak 4 kilometer dari desa Ppaiculo.
Masyarakat lebih memilih melakukan pengobatan kepada orang pintar apabila ada anggota
keluarga yang sakit depresi.
Untuk pendapatan dari masyarakat desa Papiculo rata rata 500-900 ribu perbulan.
Beberapa kepala keluarga memiliki kebiasaan meminjam uang ke rentenir ataupun pinjaman
online guna memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Berdasarkan pengamatan perawat beberapa masyarakat sudah menggunakan sepeda
motor sebagai alat transportasi, selain itu masyarakat menggunakan bus, angkot serta ojek becak.
Untuk mengakses pelayan kesehatan masyarakat menggunakan bus dan angkot karena lumayan
jauh ( 4 kilometer ). Di desa terdapat Pos Keamanan Lingkungan ( POSKAMLING ), meski
begitu berdasarkan penturan salah satu warga di desa Papiculo masih marak tindakan kriminal
seperti maling sepeda motor dan pemerkosaan.
Pemerintah telah membuat beberapa kebijakan terkait penyakit mental : depresi seperti
tertuang dalam PERPRES nomor 6 tahun 2014 tentang rencana aksi nasional kesehatan jiwa
( RAN Kes Jiwa) 2015-2019 serta peningkatan kesehatan jiwa namun, hal ini belum tampak di
desa Papiculo dimana masih tingginya angka kejadian percobaan bunuh diri akibat dari depresi
yang dialami oleh masyarakat desa papiculo, ketua RW juga mengatakan bahwa desa Papiculo
sangat jarang mendapatkan penyuluhan terkait kesehatan mental dan upaya pencegahannya.
Komunikasi dalam masyarakat tersebut menggunakan verbal dan non verbal, di beberapa
rumah masyarakat terdapat Televisi dan radio, di warung terdapat koran, selain itu masyarakat
dapat mengakses informasi melalui handphone, papan pengumuman di POSKAMLING dan
himbauan dari Ketua RW.
Di dekat desa Papiculo terdapat taman untuk kelurga namun harus menggunakan tiket
untuk menggunakan taman tersebut, beberapa masyarakat menghabiskan waktu dengan
menonton televisi di warung, masyarakat Papiculo sangat jarang rekreasi karena alasan waktu
dan uang yang terbatas.
Masyarakat Papiculo merasa tidak nyaman dengan lingkungannya, beberapa masyarakat
mengatakan cukup terganggu dengan masyarakat lain yang mengalami depresi, diantaranya
malah berfikir untuk pindah jika memiliki uang yang cukup, masyarakat juga beranggapan
bahwa penyakit depresi merupakan penyakit kutukan dari leluhur karena perbuatan buruk yang
dilakukan beberapa masyarakat dan menjadi imbas untuk masyarakat yang lain. Masyarakat
merasa kesulitan mengakses pelayanan yang cukup jauh.
Berdasarkan pengamatan perawat beranggapan masyarakat papichulo masih sangat
minim terpapar dengan informasi terkait penyakit depresi, dan memerlukan penyuluhan
berkelanjutan yang bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan secara terus
menerus kepada masyarakat terkait penyakit depresi,serta untuk meningkatkan pemahaman dan
kesadaran masyarakat tentang depresi, gejalanya, faktor risiko, cara pengelolaan, serta akses
terhadap layanan kesehatan mental.
PENGKAJIAN
A. Data primer
Desa Papiculo RW 21 yang berada di Kota sulawesi. Provinsi sulawesi kabupaten
Bone terdiri dari 1.334,00 jiwa yang mana RW 21 terdiri dari 400 penduduk dan
RT 01 terdiri dari 200 penduduk. Desa Papiculo terbentuk saat tahun 2017
dimana masyarakatnya mengalami relokasi karena adanya konflik di daerah
tersebut. Berdasarkan data tahun 2022, jumlah masyarakat kurang lebih 200
orang yang terdiri dari anak-anak 20 orang, remaja 45 orang, dewasa 120 orang
dan lansia 15 orang, dengan total kepala keluarga 80, masyarakatnya dominan
perempuan dengan perbandingan 1: 3. Rata-rata usia masyarakat 15 – 45 tahun.
Ada sekitar 40% dari kepala keluarga yang merupakan orangtua tunggal, Agama
masyarakat tersebut dominannya adalah muslim dan sisanya nom-muslim.
Berdasarkan data yang didapat dari puskesmas Papiculo ada sekitar 15 kasus
percobaan bunuh diri yang terjadi dalam 1 tahun belakang dengan 10 kasus yang
berakhir kematian, dan ada sekitar 10 kasus yang tidak terdata oleh pelayanan
kesehatan setempat.
B. Data sekunder
C. Berdasarkan data yang didapat dari puskesmas Papiculo ada sekitar 15 kasus
percobaan bunuh diri yang terjadi dalam 1 tahun belakang dengan 10 kasus yang
berakhir kematian, dan ada sekitar 10 kasus yang tidak terdata oleh pelayanan
kesehatan setempat. Desa Papiculo didominasi suku mandar dan bugis (yang
merupakan penduduk asli). Masyarakat desa Papiculo mempercayai bahwa
penyakit depresi merupakan kutukan dari leluhur mereka, yang disebabkan oleh
perbuatan buruk (melawan pantangan).

D. Community as partner
1. Core community
a. Sejarah
Desa Papiculo RW 21 RT 01 yang berada provinsi sulawesi
kabupaten Bone Desa Papiculo terbentuk saat tahun 2017 dimana
masyarakatnya mengalami relokasi karena adanya konflik di daerah
tersebut.Demografi

b. Demografi
Berdasarkan data tahun 2022, jumlah masyarakat kurang lebih 200
orang yang terdiri dari anak-anak 20 orang, remaja 45 orang, dewasa
120 orang dan lansia 15 orang, dengan total kepala keluarga 80,
masyarakatnya dominan perempuan dengan perbandingan 1: 3. Rata-
rata usia masyarakat 15 – 45 tahun. Ada sekitar 40% dari kepala
keluarga yang merupakan orangtua tunggal.
c. Vital statistik
Berdasarkan data yang didapat dari puskesmas Papiculo ada sekitar 15
kasus percobaan bunuh diri yang terjadi dalam 1 tahun belakang
dengan 5 kasus ( meninggal ) yang disebabkan oleh depresi,

d. Etnik
Desa Papiculo didominasi mandar dan bugis (masyarakat yang
mengalami relokasi ) dan ( yang merupakan penduduk asli ).
Masyarakat suku melayu mempercayai bahwa penyakit depresi
merupakan kutukan dari leluhur mereka, yang disebabkan oleh
perbuatan buruk ( melawan pantangan ).
e. Nilai dan keyakinan
Masyarakat suku melayu mempercayai bahwa penyakit depresi
merupakan kutukan dari leluhur mereka, yang disebabkan oleh
perbuatan buruk (melawan pantangan ).

E. Sub sistim
1. Lingkungan fisik
Berdasarkan kasus lingkungan di sekitar masyarakat kurang
baik, lingkungan desa Papiculo merupakan desa padat penduduk
dimana rumah warga saling berdempetan, beberapa rumah warga tidak
memiliki ventilasi yang cukup, pencahayaan yang buruk, serta tingkat
kebisingan yang tinggi, bangunan rumah rata-rata semipermanen,
beberapa rumah memiliki kerusakan struktural dan kebocoran.
Didepan rumah warga maupun dijalan terlihat banyak sampah yang
berserakan, beberapa tong sampah nampak rusak dan tidak layak
pakai.

2. Pendidikan
Dalam kasus tersebut mayoritas pendidikan warga desa Papiculo
adalah SMA.
3. Pelayanan kesehatan dan sosial
Berdasarkan kasus tidak terdapat pelayanan kesehatan yang memadai
di desa Papiculo seperti puskesmat atau posbindu, hanya ada tukang
urut tradisonal dan orang pintar, tidak terdapat kader puskemas di
lingkungan tersebut. Jika ingin ke pelayanan kesehatan masyarakat
harus naik bus atau angkot untuk sampai ke puskesmas yang berjarak
4 kilometer dari desa Ppaiculo. Masyarakat lebih memilih melakukan
pengobatan kepada orang pintar apabila ada anggota keluarga yang
sakit depresi.

4. Ekonomi
Untuk pendapatan dari masyarakat desa Papiculo rata rata 500-900
ribu perbulan. Beberapa kepala keluarga memiliki kebiasaan
meminjam uang ke rentenir ataupun pinjaman online guna memenuhi
kebutuhannya sehari-hari
5. Transfortasi dan keamanan
Berdasarkan pengamatan perawat beberapa masyarakat sudah
menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi, selain itu
masyarakat menggunakan bus, angkot serta ojek becak. Untuk
mengakses pelayan kesehatan masyarakat menggunakan bus dan
angkot karena lumayan jauh ( 4 kilometer ). Di desa terdapat Pos
Keamanan Lingkungan ( POSKAMLING ), meski begitu berdasarkan
penturan salah satu warga di desa Papiculo masih marak tindakan
kriminal seperti maling sepeda motor dan pemerkosaan.
6. Politik dan pemerintah
Pemerintah sudah melakukan kebijakan dalam pencehagan penyakit
mental seperti depresi, agar angka penyakit depresi dapat berkurang.
Pemerintah telah membuat beberapa kebijakan terkait penyakit
mental : depresi seperti tertuang dalam PERPRES nomor 6 tahun 2014
tentang rencana aksi nasional kesehatan jiwa ( RAN Kes Jiwa) 2015-
2019 serta peningkatan kesehatan jiwa. Namun, hal ini belum tampak
di desa Papiculo dimana masih tingginya angka kejadian percobaan
bunuh diri akibat dari depresi yang dialami oleh masyarakat desa
papiculo, ketua RW juga mengatakan bahwa desa Papiculo sangat
jarang mendapatkan penyuluhan terkait kesehatan mental dan upaya
pencegahannya saat perawat komunitas melakukan pemeriksaan
terdapat 25 kasus percobaan bunuh diri yang dilakukan masyarakat
akibat dari depresi selama 1 tahun belakang dan hanya 15 kasus yang
tercata oleh puskesmas terdekat.
7. Komunikasi
Komunikasi dalam masyarakat tersebut menggunakan verbal dan non
verbal, di beberapa rumah masyarakat terdapat Televisi dan radio, di
warung terdapat koran, selain itu masyarakat dapat mengakses
informasi melalui handphone, papan pengumuman di POSKAMLING
dan himbauan dari Ketua RW.
8. Rekreasi
Di dekat desa Papiculo terdapat taman untuk kelurga namun, harus
menggunakan tiket untuk menggunakan taman tersebut, beberapa
masyarakat menghabiskan waktu dengan menonton televisi di warung,
masyarakat Papiculo sangat jarang rekreasi karena alasan waktu dan
uang yang terbatas.
ANALISA DATA
Analisa Data Diagnosa Komunitas Etiologi
DS : Ketidakcukupan akses
 Ketua RW mengatakan Defisien Kesehatan Komunitas pada pemberian layanan
bahwa desa papiculo kesehatan
sangat jarang
mendapatkan
penyuluhan terkait
peny. Mental
 Masyarakat
mengatakan kesulitan
mengakses pelayanan
kesehatan yang jauh
 Pendapatan masyarakat
berkisar antara 600-900
ratus ribu rupiah.

DO :
 Pelayanan kesehatan
yang sulit dijangkau
 Pihak puskemas jarang
memberikan edukasi
terkait penyakit mental
 12 kasus percobaan
bunuh diri karena
depresi dalam 1 tahun
belakangan
DS : Ketidakefektifan manajemen KESULITAN
 Masyarakat kesehatan MENGARAHKAN
mengatakan banyak ( domain 1, kelas 2, 00078 ) SISTEM PELAYANAN
berhutang ke rentenir KESEHATAN yang
 Ketua RW mengatakan rumit
desa tersebut jarang
mendapatkan
penyuluhan terkait
penyakit mental
 Masyarakat mengaku
tidak nyaman dengan
lingkungan sekitarnya

DO :
 Masyarakat banyak
terlilit hutang
 Masyarakat tidak
terpapar informasi
terkait penyakit mental

Diagnosa Keperawatan Komunitas

 Defisien Kesehatan Komunitas


 Ketidakefektifan manajemen kesehatan
 Hambatan rasa nyaman
Intervensi Keperawatan Komunitas
nomo Diagnosa keperawatan NOC NIC
r
1 Defisien kesehatan PREVENSI PRIMER
komunitas Level 1,
Domain 7 : komunitas
Level 2
Kelas C : Peningkatan
kesehatan komunitas
Level 3
Intervensi : 5510 pendidikan
kesehatan
 Targetkan sasaran
pada kelompok
beresiko tinggi dan
rentang usia yang akan
mendapat manfaat
besar dari pendidikan
kesehatan
 Identifikasi faktor
internal dan eksternal
yang apat
meningkatkan atau
mengurangi motivasi
untuk berperilaku
hidup sehat.
 Tentukan pengetahuan
kesehatan dan gaya
hidup perilaku saat ini
pada kelompok
sasaran.
 Rumuskan tujuan
dalam program
pen.kes
 Identifikasi sumber
daya ( tenaga, ruang,
peralatan dll.)
PREVENSI SEKUNDER
Level 1,
Domain 7 : Komunitas,
Level 2
Kelas d : Manajemen Risiko
komunitas
Level 3
Intervensi : 6520
Skrinning Kesehatan
 Tentukan populasi
target untuk
( dilakukan )
pemeriksaan
kesehatan.
 Iklankan layanan
kesehatan untuk
meningkatkan
kesadaran masyarakat
 Sediakan akses yang
mudah bagi layanan
skrinning
 Jadwalkan pertemuan
untuk meningkatkan
efisiensi dan
perawatan individual
TERSIER
Level 1,
Domain 6 : Sistem Kesehatan,
Level 2
Kelas Y : Mediasi sistem
kesehatan
Level 3
Intervensi : 7320 Manajemen
kasus
 Identifikasi individu
atau pasie yang akan
mendapatkan manfaat
dari sistem manajemen
kasus ( misalnya
tingginya biaya )
 Identifikasi sumber
pembayaran
 Jelaskan biaya
pelayanan kepada
pasien dan keluarga
 Menggunakan sistem
komunikasi yang
efektif pada pasien,
keluarga, dan tenaga
kesehatan lainnya.

Ketidakefektifan PREVENSI PRIMER


manajemen kesehatan Level 1,
Domain 7: Komunitas
Level 2
Kelas c : peningkatan
kesehatan komunitas
Level 3
Intervens : Pengembangan
kesehatan komunitas
 Identifikasi bersama
komunitas mengenai
masalah, kekuatan, dan
prioritas kesehatan
 Bantu anggota
komunitas untuk
meningkatkan
kesadaran dan
memberikan perhatian
mengenai masalah-
masalah kesehatan
 Identifikasi dan bina
pemimpin komunitas
yang potensial
PREVENSI SEKUNDER
Level 1,
Domain 6 : sistem kesehatan
Level 2
Kelas Y : mediasi sistem
kesehatan
Level3
Intervensi :7400 panduan
sistem pelayanan kesehatan
 Bantu keluarga dan
komunitas untuk
mengkoordinasikan
dan
mengkomunikasikan
perawatan kesehatan
 Bantu keluarga dan
komunitas memilih
profeisonnal
perawatan yang tepat
 Informasikan
mengenai perbedaan
berbagai jenis fasilitas
pelayanan
kesehatan( misalnya
rumah sakit umum,
puskesmas, dll )
PREVENSI TERSIER
Level 1
Domain 6 : sistem
kesehatan
level 2,
kelas Y : Mediasi sistem
kesehatan
level 3
intervensi : 8180 Tindak
lanjut melalui telepon
 Identifiikasi diri
dengan nama dan
identitas
 Gunakan jasa
perantara seperti
layanan bahasa, tau
teknologi
telekomunikasi
yang berkembang (
seperti WA )
 Berikan informasi
mengenai sumber
daya masyarakat,
program
pendidikan,
dankelompok-
kelompok
swadaya
 jaga kerahasiaan
Hambatan rasa nyaman Prevensi Primer
Level 1
Domain 1 : Fisiologis Dasar
Level 2
Kelas E : Peningkatan
Kenyaman Fisik
Level 3
Intervensi : 6482 Manajemen
lingkungan : komunitas
 Inisiasi skrinning
risiko kesehatan yang
berasal dari
lingkungan
 Berpartisipasi dalam
tim multidisipin untuk
mengidentifikasi
ancaman terhadap
keselamatan di
komunitas
 Koordinasikan layanan
terhadap kelompok
dan komunitas
beresiko
 Lakukan program
edukasi untuk
kelompok beresiko
Prevensi Sekunder
Level 1
Domain 5 : keluarga
Level 2
Kelas X : Perawatan
sepanjang hidup
Level 3
Intervensi 7180 : bantuan
pemeliharaan rumah
 Anjurkan untuk
menghilangkan bau
yang tida sedap
 Sarankan pelayanan
untuk mengontrol
hama,ssesuai
kebutuhan
 Tawarkann solusi
terhdap adanya
kesulitan keuangan
 Koordinasikan
penggunaan sumbber-
sumber di komunitas

Prevensi Tersier

Anda mungkin juga menyukai