Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH GEOGRAFI

INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA: DAMPAK,


INTERAKSI, DAN FAKTOR

DISUSUN OLEH :
1. TYASA AQUILA PUTRI
2. ZAHRA DWI PURWANINGRUM

GURU PEMBIMBING :
Sulastri Tati Haryani, S.Pd

SMA NEGERI 1 CIBARUSAH


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
Pelajaran geografi yang berjudul “INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA:
DAMPAK, INTERAKSI, DAN FAKTOR” dengan tepat waktu. Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah wawasan
tentang Interaksi Keruangan Kota dan Desa. Sebagai penyusun, kami menyadari
bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa
penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima
saran dan kritik dari para pendengar yang bersifat membangun agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Interaksi antara keruangan desa dan kota telah menjadi salah satu fenomena yang
signifikan dalam perkembangan perkotaan dan pedesaan. Fenomena ini melibatkan
aliran manusia, barang, informasi, dan ide antara dua entitas ini. Interaksi tersebut
memiliki dampak yang kompleks terhadap aspek sosial, ekonomi, budaya, dan
lingkungan. Pengertian Desa menurut para ahli:
1. Menurut R. Bintarto Desa yaitu perwujudan atau kesatuan sosial, ekonomi,
geografi, politik, serta kultural yang ada di suatu daerah dalam hubungan
dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
2. Menurut Rifhi Siddiq Desa adalah suatu wilayah yang memilikii tingkat
kepadatan rendah yang dihuni oleh penduduk dengan interaksi sosial yang
bersifat homogen, bermatapencaharian di bidang agraris dan juga mampu
berinteraksi dengan wilayah lain di sekitarnya.
3. Menurut Sutardjo Kartohadikusumo Desa adalah suatu kesatuan hukum
yang di dalamnya bertempat tinggal sekelompok masyarakat yang berkuasa
mengadakan pemerintahan sendiri.
4. Menurut UU No. 6 Tahun 2014, desa ialah kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dampak positif dan negatif pada interaksi keruangn desa dan kota?
2. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi interaksi keruangan desa dan kota?
3. Bagaimana interaksi antara desa dan kota memengaruhi aspek sosial, ekonomi, dan
budaya masyarakat di kedua tempat tersebut?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui serta mempelajari mengenai dampak yang ditimbulkan adanya
interaksi keruangan antara desa dengan kota.
2. Untuk mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi interaksi antara desa dengan
kota.
3. Untuk dapat mengetahui serta menambah pengetahuan adanya tantangan dalam
interaksi keruangan desa dengan kota.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Dampak Positif dan Negatif Interaksi Keruangn Desa dan Kota


Interaksi antara dua wilayah akan melahirkan gejala baru yang meliputi aspek
ekonomi, sosial, maupun budaya. Gejala tersebut dapat memberikan dampak bersifat
menguntungkan (positif) atau merugikan (negatif) bagi kedua wilayah. Demikian pula
halnya gejala interaksi antara dua desa dan kota. Berikut adalah dampak negatif dan
positif dari suatu Interaksi desa dan kota:
A) Dampak Interaksi bagi Desa
Interaksi antara dua atau lebih daerah yang berbeda akan berpengaruh pada masing-
masing wilayah sehingga akan memicu terjadinya perubahan tergantung dari jarak,
jumlah penduduk, dan berbagai faktor pendukung lainnya seperti sarana transportasi,
komunikasi, listrik, dll.
a. Dampak positif bagi desa akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai berikut.
 Pengetahuan penduduk desa menjadi meningkat karena banyak sekolah
dibangun di desa. Demikian pula informasi perkembangan dunia dan ilmu
pengetahuan yang diterima penduduk kota dengan mudah menyebar ke desa.
Misalnya, pengetahuan tentang bibit unggul, pengawetan kesuburan tanah, dan
pengolahan hasil panen.
 Bertambahnya jumlah guru dan sekolah yang terdapat di desa memungkinkan
menjadi penggerak kemajuan penduduk desa melalui pendidikan. Angka buta
huruf penduduk desa dapat semakin berkurang.
 Perluasan jalur jalan desa-kota dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor
sehingga hubungan desa-kota semakin terbuka. Hasil panen dari desa menjadi
mudah diangkut ke kota. Kelangkaan bahan pangan di kota dapat dihindari
karena suplai bahan pangan mudah dilakukan.
 Produktivitas desa makin meningkat dengan hadirnya teknologi tepat guna.
Kehadiran teknologi tepat guna akan meningkatkan kesejahteraan penduduk
desa. Pelestarian lingkungan hidup perdesaan, seperti pencegahan erosi dan
banjir, penyediaan air bersih, serta pengaturan pengairan dapat dilakukan
dengan hadirnya para ahli.
 Peningkatan kegiatan wiraswasta yang menghasilkan produk berkualitas,
seperti kerajinan tangan, industri rumah tangga, teknik perhubungan dan
perbengkelan, serta peternakan dapat dilakukan karena pemerintah turun
tangan.
 Pengetahuan tentang kependudukan bisa sampai ke masyarakat desa yang
umumnya memiliki banyak anggota keluarga. Kesadaran memiliki keluarga
kecil telah diterima oleh masyarakat desa.
 Koperasi dan organisasi sosial yang berkembang di pedesaan telah memberi
manfaat dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dan pembangunan desa.
b. Dampak negatif bagi desa akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai berikut.
 Modernisasi kota telah melunturkan adat istiadat dan orientasi pertanian yang
menjadi pokok kehidupan mereka.
 Siaran televisi yang dapat ditangkap di pelosok desa dapat meningkatkan
konsumerisme dan kriminalitas. Penduduk desa dengan mudah meniru iklan
dan tindak kejahatan dalam film atau sinetron yang ditayangkan televisi.
 Pengurangan tenaga produktif bidang pertanian di desa karena banyak tenaga
muda yang lebih tertarik bekerja di kota. Mereka beranggapan di kota banyak
kesempatan berkerja dengan upah yang tinggi. Akibatnya, di desa hanya tinggal
orang tua dan anak-anak yang tidak produktif.
 Perubahan tata guna lahan di pedesaan akibat perluasan wilayah kota dan
banyak orang kota yang membeli lahan di wilayah perbatasan desa-kota.
Tindakan orang kota ini akan menyebabkan lahan di perbatasan desa-kota
berubah menjadi permukiman atau bangunan lain.
 Tata cara dan kebiasaan yang menjadi budaya kota masuk ke pelosok desa dan
cenderung mengubah budaya desa. Banyak kebudayaan kota yang tidak sesuai
dengan kebudayaan atau tradisi desa, sehingga sering menimbulkan masalah
dalam kehidupan masyarakat desa.
 Ketersediaan bahan pangan yang berkurang, peningkatan pengangguran, dan
pencemaran lingkungan menjadi masalah penting akibat interaksi desa-kota.
B) Dampak Interaksi bagi Kota
Urbanisasi merupakan salah satu bentuk dari interaksi desa dengan kota. Menurut
Hope Tisdale Eldrige (1956), pengertian urbanisasi adalah proses perpindahan
penduduk ke kota atau daerah permukiman padat. Istilah urbanisasi digunakan untuk
mendeskripsikan perubahan kelompok sosial yang terjadi sebagai akibat konsentrasi
manusia. Urbanisasi dapat juga berarti proses perubahan daerah desa menjadi daerah
kota. Pengertian urbanisasi tersebut menunjukkan bahwa penduduk desa lebih
mengenal kota. Banyak penduduk desa meninggalkan daerahnya dan pindah ke kota
terdekat. Sebagian dari mereka bekerja di kota, tetapi bertempat tinggal di desa.
a. Dampak Positif bagi kota akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai berikut.
 Tercukupinya kebutuhan bahan pangan bagi penduduk perkotaan yang
sebagian besar berasal dari daerah perdesaan, seperti sayuran, buah-buahan,
beras, dan lain sebagainya.
 Jumlah tenaga kerja di perkotaan melimpah karena banyaknya penduduk dari
desa yang pergi ke kota.
 Produk-produk yang dihasilkan di daerah perkotaan dapat dipasarkan sampai
ke pelosok desa sehingga keuntungan yang diperoleh lebih besar.
b. Dampak Negatif bagi kota akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai berikut.
 Jumlah penduduk desa yang pergi ke kota tanpa keahlian menimbulkan
permasalahan bagi daerah perkotaan, yaitu semakin meningkatnya jumlah
pengangguran dan penduduk miskin.
 Penduduk dengan pendapatan rendah kesulitan mencukupi kebutuhan hidupnya
seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, hiburan, dan lain
sebagainya.
 Nilai lahan di perkotaan yang mahal, memaksa warga menggunakan lahan atau
tempat yang tidak layak untuk permukiman, misalnya di bantaran sungai,
pinggiran rel kereta api, kuburan, dan kolong jembatan. Umumnya
permukiman yang terbentuk adalah permukiman kumuh. Menurut para
geografi, wilayah perkampungan kumuh memiliki empat ciri khas, yaitu tidak
tersedia air bersih untuk minum, tidak ada saluran pembuangan air,
penumpukan sampah dan kotoran, serta akses ke luar perkampungan yang sulit.
 Terjadi degradasi kualitas lingkungan. Peningkatan jumlah penduduk kota yang
pesat mendorong pembangunan rumah-rumah di wilayah kota. Permukiman
baru muncul di kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta,
Surabaya, Medan, Balikpapan, dan Makassar. Pertumbuhan permukiman yang
cepat di perkotaan berpengaruh terhadap penurunan atau degradasi kualitas
lingkungan.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Keruangan Desa dan Kota


Dilansir dari buku The Geography of Rural Change (2014) karya Brian Ilbery,
terdapat tiga faktor utama yang mendasari atau memengaruhi timbulnya interaksi
antarwilayah yang dikemukakan oleh Edward Ullman.
Faktor tersebut sebagai berikut :
1. Wilayah-wilayah Saling Melengkapi
Terdapat wilayah-wilayah yang berbeda dalam ketersediaan atau kemampuan
sumber daya. Di satu wilayah ada yang kelebihan sumber daya, di sisi lain
kekurangan jenis sumber daya alam tersebut. Contohnya hasil pertanian.
Adanya dua wilayah yang surplus dan minus sumber daya sangat memperkuat
terjadinya interaksi. Artinya saling melengkapi kebutuhan, di mana masing-masing
wilayah berperan sebagai produsen dan konsumen.
2. Kesempatan untuk Berintervensi
Dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan perantara yang dapat menghambat
timbulnya interaksi antarwilayah. Misalnya, daerah X dan Y saling memiliki
kelebihan dan kekurangan sumber daya sehingga bisa berperan sebagai
produsen dan konsumen. Namun, ada wilayah Z yang menyuplai kebutuhan
wilayah X dan Y, maka kekuatan interaksi wilayah X dan Y menjadi lemah. Dalam
contoh tersebut, wilayah Z berperan sebagai intervening area atau wilayah
perantara. Intervening opportunity bisa diartikan sebagai suatu hal atau keadaan
yang dapat melemahkan jalinan interaksi antarwilayah karena adanya sumber
alternatif pengganti kebutuhan.
3. Kemudahan Transfer atau Pemindahan dalam Ruang
Faktor ini memengaruhi kekuatan interaksi, karena memudahkan pemindahan
manusia, barang, jasa, gagasan, dan informasi antara satu wilayah dengan
lainnya. Kemudahan pergerakan antarwilayah sangat berkaitan dengan :
a) Jarak antarwilayah, baik mutlak atau relative.
b) Biaya transportasi.
c) Kemudahan dan kelancaran prasarana dan sarana transportasi antarwilayah.

3. Pengaruh Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat


Interaksi antara desa dan kota dapat menghasilkan pertukaran budaya dan nilai-nilai
sosial. Perkembangan ekonomi di kota dapat memengaruhi tingkat kemakmuran di
desa dan sebaliknya. Konflik budaya juga dapat muncul ketika nilai-nilai tradisional
pedesaan bertentangan dengan gaya hidup perkotaan.
A) Ditinjau dari aspek Sosial
1. Terjadinya mobilitas antara keduannya.
2. Terjadinya saling ketergantungan antara desa dan kota, khususnya dalam
bidang pasokan bahan mentah.
B) Ditinjau dari aspek Ekonomi
1. Memperlancar hubungan desa dan kota.
2. Meningkatkan volume perdagangan antara desa dan kota.
3. Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa.
4. Menimbulkan Kawasan perdagangan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan
jual beli.
5. Meningkatkan pendapatan penduduk desa dan kota.
C) Ditinjau dari aspek Budaya
1. Meningkatkan tingkat Pendidikan Masyarakat desa.
2. Terjadinya tingkah laku, khususnya Masyarakat pedesaan.
3. Meningkatkan sumber daya budaya yang dapat menarik wisatawan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Interkasi desa - kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik antar unsur-
unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang
bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga
melahirkan sebuah gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik. Interaksi desa dan
kota dapat dilihat dari beralihnya mata pencaharian masyarakat desa dari agraris ke
nonagraris, munculnya pengelaju karena didukung oleh sarana transportasi yang
memadai, perdagangan hasil pertanian dan industri, dan kemajuan dibidang
pendidikan. Interaksi kota dan desa sangat menentukan pola persebaran masyarakat
desa dan kota. Adapun dampak dari interaksi desa dan kota dapat ditinjau dari aspek
ekonomi, sosial dan budaya.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada pada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurna nya
makalah ini dan penulisan makalah-makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Gischa, Serafica. (2020, Februari). Faktor dan Pengaruh Interaksi Desa dan Kota.
Diakses dari :
(https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/17/130000069/faktor-dan-
pengaruh-interaksi-desa-dan-kota?page=all)

MT, Ali. (2022, Desember). Apa Saja Faktor & Zona Interaksi Desa-Kota? | Geografi
kelas 12. Diakses dari :
(https://www.ruangguru.com/blog/faktor-dan-zona-interaksi-desa-kota)

Anda mungkin juga menyukai