I
S
U
S
N
OLEH :
KELOMPOK 3 (TIGA)
NAMA-NAMA KELOMPOK :
1. MERVIN DIANA MURNI GULO
2. KURNIAT WATI LAIA
3. SUASNI BATE’E
4. NURHAYATI WARUWU
5. LINCE MURNI ZEBUA
MAPEL : PPKN
GURU MAPEL : BPK SYUKURMAN HALAWA
KELAS : IX – A
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Makalah KERAJINAN BERBASIS MEDIA CAMPURAN
ini disusun guna memenuhi tugas dari GURU di sekolah. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang KERAJINAN BERBASIS MEDIA
CAMPURAN.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada [Bapak/Ibu] selaku [guru
mata pelajaran]. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
PENULIS
DAFTAR ISI
Keadaan sosial budaya pada masyarakat Indonesia beraneka ragam, maka dari itu
diperlukan adanya harmonisasi dalam masyarakarat. Terciptanya paduan keselarasan, saling
menghormati, menyayangi serta menyinergikan dan menyelaraskan segala macam perbedaan
secara ikhlas dan alamiah di lingkungan sosial budaya.
Kehidupan masyarakat Indonesia yang berasal dari latar belakang yang beragam
suku, budaya, agama, tradisi, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya, merupakan kodrat yang harus
diterima oleh bangsa Indonesia. Maka, di sinilah keindahan sebuah komunitas sosial bila mampu
merekatkan berbagai perbedaan itu dan menjadikannya sebagai sarana untuk saling memahami,
tepo seliro dan toleransi, yang akhirnya akan mempererat persatuan dan saling mencintai.
Keberagaman sosial pada masyarakat Indonesia melahirkan bermacam-macam
status sosial, mata pencaharian, serta kedudukan dan jabatan dalam masyarakat. Karena manusia
sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, sehingga dengan
keberagaman tersebut setiap individu dalam masyarakat akan saling membutuhkan dan saling
melengkapi.
Kekayaan bangsa Indonesia juga tampak dari keanekaragaman budaya daerahnya
yang memiliki ciri khas masing-masing, berupa alat musik tradisional, senjata tradisional, rumah,
adat, lagu-lagu daerah, kerajinan tradisional, pakaian adat, bahasa daerah, makanan tradisional,
dan lain-lain yang akan terasa harmoninya jika diselenggarakan festival budaya daerah.
2. Konflik Antaragama
Dalam konflik ini terjadi pertentangan antara kelompok dengan keyakinan atau
agama berbeda. Konflik antaragama dapat muncul secara perorangan atau kelompok.
3. Konflik Antarras
Perbedaan ras juga bisa memicu konflik sosial. Konflik ini dipicu oleh sikap rasialis
yang memperlakukan orang dengan cara berbeda hanya karena berasal dari ras yang tidak sama.
4. Konflik Antargolongan
Pada konflik ini kelompok atau golongan dalam masyarakat saling mengalami
pertentangan. Beberapa pemicunya terkait dengan pekerjaan, partai politik, asal daerah, dan
sebagainya.
Sementara itu, berbagai keberagaman yang ada di Indonesia seharusnya bisa
memperkaya kebudayaan. Perpecahan hanya akan membuat kerugian.
Hal yang perlu dilakukan adalah mengembangkan sikap toleransi dan tenggang rasa
terhadap perbedaan dan kemajemukan masyarakat. Toleransi mesti diajarkan sejak dini agar
pemahaman mengenai perbedaan telah dimengerti jauh-jauh hari.
Sikap dan perilaku tolernsi dapat membawa keberagaman yang ada di masyarakat
mengerucut dalam semangat persatuan dan kesatuan. Setiap orang saling memahami bahwa
keberagamanitu bukan aib untuk dipertentangkan.
Akan tetapi, adanya perbedaan suku, agama, ras, budaya, dan antargolongan dapat
hidup secara berdamping dalam masyarakat dengan nuansa kerukunan.
Masalah sosial dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) jenis faktor penyebab, antara lain
ekonomi, budaya, biologis, dan psikologis.
1. Faktor ekonomi
Permasalahan sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, misalnya karena tidak
seimbangnya antara pendapatan dengan pengeluaran. Tidak tercukupinya kebutuhan hidup,
terutama makanan, pakaian, tempat tinggal, dan jaminan kesehatan.
2. Faktor budaya
Kebudayaan yang berkembang saat ini, banyak dipengaruhi oleh kemajuan
teknologi serta masuknya budaya asing. Gaya hidup yang cenderung meniru budaya asing, juga
memicu munculnya masalah sosial. Faktor ini harus mendapat perhatian secara serius karena
kebudayaan pada suatu negara dapat mencerminkan kebiasaan masyarakatnya. Mempelajari atau
mendalami pendidikan agama, dapat mencegah, menyadarkan, ataupun menyaring budaya asing
yang masuk.
3. Faktor biologis
Faktor ini dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial, seperti kurang gizi,
penyakit menular, dan lain-lain. Hal ini terjadi karena kurangnya fasilitasfasilitas kesehatan yang
layak dan dapat terjadi juga karena kondisi ekonomi maupun pendidikan masyarakat yang tidak
mencukupi. Jadi, sebagian besar kondisi dari biologis masyarakat mudah terjangkit penyakit.
Untuk solusinya, pada saat ini, dengan cara meningkatkan fasilitas-fasilitas kesehatan dan
memberikan pengetahuan pada setiap anggota masyarakat tentang pencegahan serta memberi
pengetahuan pentingnya pola hidup sehat maupun pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
4. Faktor psikologis
Selain ketiga faktor di atas, ada juga faktor psikologis. Masalah dari faktor ini, dapat
muncul jika psikologis suatu masyarakat sangat lemah. Faktor psikologis juga dapat muncul jika
beban hidup yang berat misalnya dirasakan oleh masyarakat, khususnya yang ada di daerah
perkotaan pekerjaaan yang menumpuk sehingga menimbulkan stres, lalu dapat menimbulkan
luapan emosi yang nantinya dapat memicu konflik antaranggota masyarakat.
2. Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan.
5. Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku.
6. Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat,
tindakan kontorversial, dan pertentangan (konflik).
Salah satu akibat positif konflik adalah bertambah kuatnya rasa solidaritas
kelompok. Hubungan antaranggota kelompok atau masyarakat semakin kuat.
Namun konflik juga memiliki akibat yang negatif, misalnya sebagai berikut.
Nilai-nilai dan norma sosial dapat hancur akibat konflik dalam masyarakat, seperti
nilai kasih sayang, kekeluargaan, saling menolong, dan persaudaraan. Nilai-nilai ini dapat
digantikan oleh rasa dendam, curiga, tidak percaya kelompok lain, dan sebagainya.
Aturan-aturan sosial juga dapat berubah, seperti larangan bertemu dengan kelompok lain,
larangan melakukan kerja sama dengan kelompok lain, dan sebagainya.
4. Perubahan kepribadian