Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

kONFLIK YANG TERJADI DI MASYARAKAT


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA :1. ANDIANI


2. FERA
3. ANGGA
4. FIAN
5. PRIA

KELAS : XI-B
MAPEL : SOSIOLOGI

SMA NEGERI 1 BAGAN SINEMBAH


TP 2024/2025

1
Daftar Isi

BAB 1 Pendahuluan.............................................................. 3
1.1. LATAR BELAKANG ....................................... 3
1.2. RUMUSAN MASALAH ...................................3
1.3. TUJUAN............................................................. 3
BAB 2 Kajian Teori ..............................................................5
BAB 3 Pembahasan ............................................................. 9
3.1. MASYARAKAT MULTIKULTURAL..................... 9
3.2. FAKTOR PENYEBAB ..............................................9
3.3. LATAR BELAKANG KONFLIK............................. 13
3.4. PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK ...................13
3.5. KRONOLOGI TERJADINYA KONFLIK ...............13
3.6. DAMPAK DARI KONFLIK ......................................13
3.7. TINDAKAN LEMERINTAH. ...................................13
BAB 4 Penutup .......................................................................15
4.1. KESIMPULAN........................................................... 15
4.2. DAFTAR PUSAKA................................................... 18

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau yang tak
terhitung jumlahnya. Bentuk negara kepulauan tersebutlah yang menghasilkan
berbagai macam budaya yang ada di Indonesia. Diawali dari pulau Sumatra
terbentang hingga pulau Papua, menghasilkan berbagai budaya dari masing-
masing daerah di Indonesia. Keadaan alam serta letak geografis tersebut membuat
Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tak ternilai. Merupakan kenyataan
yang tidak dapat ditolak bahwa negara Indonesia terdiri dari berbagai kelompok
etnis, budaya, agama, dan lain-lain sehingga negara-negara Indonesia secara
sederhana dapat disebut sebagai masyarakat “multikultural”. Indonesia adalah
salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kebenaran dari pernyataan ini
dapat dilihat dari sosiokultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas.
Indonesia negara kepulauan yang mencakup lebih dari 17.000 pulau yang dihuni
oleh sekitar 255 juta penduduk, sebuah angka yang membuat Indonesia menjadi
negara di urutan keempat dalam hal negara dengan jumlah populasi yang terbesar
di dunia. Angka ini juga mengimplikasikan bahwa banyak keanekaragaman
budaya, etnis, agama maupun linguistik yang dapat ditemukan di dalam negara
ini. Sebagai bangsa yang memiliki penduduk terbesar ke 4 di dunia, menjadikan
bangsa ini sebagai bangsa yang beragam jumlah suku, budaya, agama dan ras
yang memiliki perbedaan latar belakang satu sama lain. Kondisi geografis yang
berbeda- beda menjadikan lingkungan antar masyarakat satu dengan masyarakat
lain mempunyai kebudayaan dan adat istiadat yang berbeda pula. Sehingga

3
menjadi tantangan dalam menyatukan budaya masyarakat indonesia yang
multikultural.
Dalam masyarakat yang multikultural, sering terjadi pergesekan sistem nilai dan
norma sosial antara etnis yang satu dengan etnis yang lainnya. Adanya fenomena
primordialisme dan etnosentrisme yang tumbuh pada masing-masing etnis, maka
akan tumbuh pertentanganpertentangan yang memicu terjadinya konflik sosial.
Sebagai contoh, dalam perekrutan pegawai, masing-masing pemerintah daerah
akan memprioritaskan etnisnya sendiri, padahal di daerah tersebut masih ada etnis
lain. Selain itu masuknya budaya-budaya luar juga ikut menambah dan
mengakulturasikan budaya di Indonesia, membuat semakin beragam pula
kebudayaan di pelosok Indonsia. Sehingga kebudayaan-kebudayaan tersebut
mempunyai ciri khas tersendiri yang unik dijumpai di berbagai
wilayah. Namun, semakin kesini membuat masyarakat Indoneisa yang multikultur
banyak dihadapi konflik-konflik sosial. Pada kenyataan nya konflik-konflik
bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan) makin banyak terjadi.
Di beberapa tahun terkahir, kita disuguhkan oleh macam macam konflik tersebut
yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Perbedaan tersebut seakan menjadi
masalah ketika terdapat gesekan. Masyarakat Indonesia menjadi sensitif ketika
ada gesekan antar budaya. Hal tersebut tentu nya terjadi atas banyak faktor,
seperti kondisi sosial budaya, globalisasi, dan politik negara. Terkadang konflik
sering didominasi oleh isu-isu yang lebih bersifat politik dan ekonomi, namun
penolakan terhadap keragaman budaya tetap menjadi alasan yang utama.

4
2. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang di maksud masyarakat multikultural
2) Apa faktor penyebab masyarakat multikutural
3) Apa yang melatar belakangi konflik diskriminasi pengepungan
asrama mahasiswa Papua Di Surabaya
4) Apa penyebab terjadinya konflik diskriminasi pengepungan asrama
mahasiswa Papua di Surabaya
5) Bagaimana kronologi terjadinya konflik diskriminasi pengepungan
asrama mahasiswa Papua di Surabaya
6) Apa dampak dan pelanggaran yang dilakukan terhadap nilai-nilai
Pancasila dari konflik Diskriminasi pengepungan asrama
mahasiswa Papua di Surabaya
7) Apa tindakan dari pemerintah terhadap konflik pengepungan
asrama mahasiswa Papua di Surabaya

3. TUJUAN
1) Mengetahui terjadinya konflik diskriminasi pengepungan asrama
mahasiswa Papua di Surabaya
2) Menganalisis dampak dari konflik pengepungan asrama mahasiswa
Papua di Surabaya
3) Mendeskripsikan penyebab dari konflik pengepungan asrama
mahasiswa Papua di Surabaya
4) Mendeskripsikan apa saja tindakan pemerintah terhadap konflik
pengepungan asrama Mahasiswa Papua di Surabaya

4. MANFAAT

5
Manfaat dari makalah yang berjudul “Konflik sosial pada masyarakat
multikultur di Indonesia ” ini diharapkan bagi para pembaca dapat
memahami materi yang terdapat dalam Makalah ini. Makalah ini juga
dapat memberikan wawasan serta pengetahuan untuk penulis dan
Pembaca dalam mewujudkan mahasiswa indonesia yang saling
bertoleransi dalam perbedaan dan Keberagaman yang ada di inodonesia.

BAB II
KAJIAN TEORI
Masyarakat adalah satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem
adat Istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh perasaan
bersama. Multi berarti Banyak atau beranekaragam. Sedangkan kultural berarti
budaya. Jadi, masyarakat multikultural Adalah suatu masyarakat yang terdiri atas
banyak struktur kebudayaan. Disebabkan banyaknya Suku bangsa yang
mempunyai struktur budaya sendiri, yang berbeda dengan budaya suku bangsa
Lain. Menurut j.s. Furnivall, masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat
yang terdiri dari Dua tau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada
pembauran satu sama lain di dalam Satu kesatuan politik. Selain definisi yang
diungkapkan oleh j.s. Furnivall, nasikun juga Mengungkapkan definisi
multikulturalisme. Menurut nasikun, masyarakat multikultural adalah
Masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih dari tatanan sosial, masyarakat, atau
kelompok yang Secara kultural, ekonomi, dan politik dipisahkan (diisolasi), dan
memiliki struktur kelembagaan Dan berbeda satu sama lain. Karakteristik pada
masyarakat multikultural adalah keberagaman Yang terdapat dalam masyarakat
dapat membuat masyarakat membentuk kelompok tertentu Berdasarkan identitas
yang sama sehingga menghasilkan sub kebudayaan berbeda satu dengan
Kelompok lain. Misalnya, di pulau jawa terdapat suku jawa, sunda, dan madura di
mana ketiga Suku tersebut hidup di pulau jawa dan memiliki kebudayaan yang
berbeda. Masyarakat yang Beragam membuat struktur masyarakat pun mengalami
perbedaan antara masyarakat satu dengan Masyarakat lain. Perbedaan struktur

6
masyarakat itu dapat dilihat melalui lembaga-lembaga Sosial yang bersifat tidak
saling melengkapi. Misalnya, pada lembaga agama di indonesia yang
Menaungi beberapa agama memiliki stuktur yang berbeda. Lembaga-lembaga
agama tersebut Tidak saling melengkapi karena karakteristik dari keberagaman
masyarakat (agama) pun berbeda.Masyarakat yang beragam memiliki standar nilai
dan norma berbeda yang diwujudkan melalui Perilaku masyarakat. Hal itu
disebabkan karena karakteristik masyarakat yang berbeda kemudian Disesuaikan
dengan kondisi lingkungan fisik dan sosial. Karena kondisi masyarakat yang
Beragam tersebut, kesepakatan bersama cenderung susah untuk dikembangkan.
Ciri masyarakat Multikultural yaitu memiliki kebudayaan yang beragam. Salah
satu penyebab terciptanya Keragaman dalam masyarakat indonesia yaitu karena
faktor letak dan kondisi geografis, iklim, Dan juga tanah. Dengan demikian, setiap
kelompok masyarakat yang mendiami wilayah Geografis berbeda akan
menciptakan sistem kebudayaan yang berbeda pula. Pada masyarakat
multikultural biasanya terjadi suatu konflik sosial. Konflik sosial itu Sendiri suatu
proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya
Dengan jalan menantang pihak lawan dengan disertai ancaman dan kekerasan.
Konflik sosial Adalah perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan
berkenaan dengan status, kuasa, Dan sumber-sumber kekayaan yang
persediaannya terbatas. Pihak-pihak yang sedang berselisih Tidak hanya
bermaksud untuk memperoleh sumber-sumber yang diinginkan, tetapi juga
Memojokkan, merugikan atau menghancurkan lawan mereka. Sehingga dari
kesimpulan di atas Menurut saya konflik adalah suatu perselisihan antara
seseorang atau kelompok yang akan membuat berbagai pihak berusaha untuk
memenuhi tujuan nya. Konflik dilatarbelakangi oleh Perbedaan ciri-ciri yang
dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan tersebut diantaranya
Adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan,
dan lain Sebagainya. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi
berjalan sebagai Sebuah siklus di masyarakat, jika konflik terkontrol maka akan
menghasilkan integrasi, namun Ketika integrasi tidak sempurna maka akan
menyebabkan konflik. Seperti konflik yang terjadi di Surabaya yaitu diskriminasi
pengepungan asrama mahasiswa papua di surabaya yang akan dikaji Dalam

7
perumusan makalah ini. Diskriminasi adalah suatu peristiwa yang biasanya
ditemukan dalam masyarakat Manusia, itu karena kecenderungan manusia untuk
membeda-bedakan orang lain. Diskriminasi Termasuk perilaku berdasarkan
perbedaan dalam kategorisasi yang dibuat oleh alam atau Masyarakat, yang tidak
ada hubungannya dengan kemampuan individu atau jasanya. Perlakuan Yang
tidak seimbang terhadap perorangan atau kelompok, berdasarkan sesuatu biasanya
bersifat Kategorikal atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras,
kesukubangsaan, agama, atau Keanggotaan kelas-kelas sosial(theodorson,1979).
Diskriminasi lebih merujuk kepada pelayanan Yang tidak adil terhadap individu
tertentu, dimana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik Yang diwakili oleh
individu.

BAB III
PEMBAHASAN

1. Masyarakat Multikultural

Masyarakat indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman


yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut
dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Multikultural dapat diartikan
sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan
kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai
sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang
memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara
satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan
menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi
masyarakat tersebut. Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang
terdiri dari beberapa macam komunitas budaya dengan segala kelebihannya,
dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk
organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaanmasyarakat multikultural

8
merupakan suatu kondisi masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial
dengan ciri khas kebudayaan tersendiri namun membentuk satu kesatuan.
Menurut parekh, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari
berbagai komunitas budaya beserta kelebihannya, dan adanya sedikit perbedaan
dalam konsepsi tentang dunia, adat, kebiasaan, nilai, bentuk organisasi sosial, dan
sejarah. Masyarakat multikultur diwarnai dengan kelompok kebudayaan yang
sangat beragam jenis dan jumlahnya. Konsep kebudayaan bukan hanya merujuk
pada suku bangsa dan adat istiadat, namun juga mencakup nilai, kebiasaan,
pengetahuan, keyakinan, hukum dan lain sebagainya. Menurut nasikun,
masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih dari
tatanan sosial, masyarakat, atau kelompok yang secara kultural, ekonomi, dan
politik dipisahkan (diisolasi), dan memiliki struktur kelembagaan dan berbeda
satu sama lain. Indonesia dikatakan sebagai negera multikularisme karna
indonesia sebagai negara multikultural karena indonesia memiliki beragam pulau,
suku, bangsa, dan agama yang berbeda-beda. Karakteristik masyarakat
multikultural yang ada di indonesia yaitu adanya nilai dan norma yang disepakati
bersama merupakan dua hal yang mendasari terbentuknya masyarakat
multikultural dalam lingkup negara bangsa. Nilai dan norma dimaksud umumnya
bersifat mendasar. Pada konteks indonesia, pancasila dan undang-undang dasar
1945 sebagai landasan konstitusional. Perbedaan adat istiadat, ras, agama,
pengetahuan hingga kebiasaan membuat proses integrasi pada masyarakat
majemuk berjalan lambat. Ketergantungan antar kelompok masyarakat, perasaan
senasib dna cita-cita masa depan mampu mendorong terciptanya integrasi
Pada masyarakat multikultural. Pada masyarakat multikultural, isu terkait suku,
agama, ras dan antargolongan (sara) berpotensi dijadikan alat untuk memecah
belah persatuan bangsa oleh sekelompok orang dengan kepentingan tertentu.
Selain itu, ikatan primordial yang kuat pada kelompok suku tertentu juga dapat
menjadi pemicu konflik horizontal pada masyarakat

2. FAKTOR PENYEBAB MASYARAKAT MULTIKUTURAL

9
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah
terutama Dalam hal rempah-rempah. Sehingga banyak negara-negara asing ingin
menjajah seperti Portugis, belanda, inggris, dan jepang. Dengan demikian mereka
tinggal dalam jangka waktu Yang lama bahkan ada yang menikah dengan bangsa
indonesia. Kondisi inilah yang menambah Kekayaan budaya dan ras yang di
indonesia. Faktor yang mempengaruhi masyarakat multikural Yaitu letak
geografisnya, secara geografis, indonesia berada pada posisi yang strategis, yaitu
Diapit oleh samudra hindia dan samudra pasifik serta berada diantara benua asia
dan benua Australia. Sejarahnya, wilayah nusantara dulunya merupakan pusat lalu
lintas perdagangan dunia Yang memungkinkan masukanya berbagai pengaruh
kebudayaan asing. Tak sedikit para Pedagang asing yang melewati wilayah
nusantara memutuskan untuk bermukim dan pada Akhirnya terjadilah akulturasi
dan asimilasi kebudayaan dengan warga lokal. Hasil pencampuran Dengan
kebudayaan asing kemudian mendorong terciptanya bentuk-bentuk kebudayaan
baru Yang menambah kekayaan budaya di wilayah nusantara. Faktor pengaruh
kebudayaan asing, Masuknya budaya asing inilah salah satu faktor memperkaya
budaya dan membuat masyarakat Menjadi masyarakat multikultural. Pengaruh
dari luar wilayah nusantara banyak memengaruhi Keberagaman budaya dan
agama. Di mana pengaruh tersebut di antaranya dibawa oleh para Pedagang asing,
penjajah, serta imigran lainnya. Kondisi iklim dan struktur tanah, perbedaan
Curah hujan dan kesuburan tanah turut menjadi faktor pembentuk masyarakat
multikultural. Dalam hal ini, kelompok masyarakat yang kesehariannya
bergantung pada sektor agrikultur, Khususnya pertanian, telah berkontribusi
dalam mengembangkan sistem kebudayaan masyarakat. Kondisi alam menjadi
faktor pendorong kemunculan keberagaman adat istiadat di indonesia. Faktor fisik
dan geologi kalau dilihat dari struktur geologi indonesia terletak diantara tigal
Lempeng yang berbeda yaitu asia, australia, dan pasifik. Kondisi ini menjadikan
indonesia Menjadi negara berpulau-pulau dan memiliki beberapa tipe geologi
seperti: tipe asiatis, tipe Peralihan, dan tipe australis. Dengan berpulau-pulau maka
kehidupan masyarakat setiap pulau Berbeda-beda sesuai dengan kondisi
pulauanya. Masyarakat yang berada di pulau kecil akan Mengalami kesulitan
sumber daya alam, dan pulau besar memiliki sumber daya alam yang Banyak. Hal
ini lah membuat budaya setiap pulau berbeda pula. Faktor iklim berbeda, kondisi
Lingkungan pun memengaruhi keberagaman kehidupan masyarakat di nusantara.
Hal ini Disebabkan perbedaan pola penghidupan, mata pencaharian, tatanan
sosial, dan tipe Kemasyarakatan. Selain memiliki berbagai pulau di indonesia
yang mempengaruhi kebudayaan Masyarakat, iklim juga sangat mempengaruhi
kebudayaan di indonesia seperti: orang yang Berada di daerah pegunungan
dengan iklim sejuk membentuk kebudayaan masyarakat yang ramah. Sedangkan
orang yang berada di tepi pantai yang memiliki iklim panas membentuk Kontrol
emosi seseorang lebih cepat marah.

3. Latar Belakang konflik diskriminasi pengepungan asrama mahasiswa


Papua di Surabaya

10
Pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya oleh massa dari organisasi
masyarakat Menjadi perhatian publik di tahun 2019. Peristiwa pada pada Jumat
(16/8/2019) tersebut bahkan Memicu kerusuhan di beberapa wilayah di Tanah
Papua. Pengepungan asrama mahasiswa Papua Di Surabya dipicu kabar yang
menyebut mahasiswa Papua diduga mematahkan tiang bendera Merah Putih dan
membuangnya ke selokan. Kala itu, perwakilan massa mengatakan foto oknum
Mahasiswa Papua yang diduga mematahkan tiang bendera beredar di grup-grup
whatsapp.Namun saat massa datang pada Jumat sore, tiang bendera yang disebut
patah oleh massa telah Terpasang kembali di halaman asrama. Insiden yang
terjadi pada tanggal 16 Agustus 2019 di Asrama mahasiswa Papua di Surabaya
telah menimbulkan aksi demonstrasi di berbagai tempat di Tanah air. Insiden ini
diawali dengan tuduhan ormas Surabaya bahwa mahasiswa Papua tidak Mau
mengibarkan bendera Merah Putih. Menurut Ormas di Surabaya tindakan tersebut
sudah Terjadi berulang kali. Padahal, para mahasiswa tersebut tinggal di Kota
Surabaya, Kota Pahlawan. Sebelumnya, Ormas di Surabaya telah meminta Ketua
RT, Ketua RW, Lurah, bahkan Camat untuk menghimbau mahasiswa Papua
memasang bendera Merah Putih. Tampaknya ada Suatu oknum yang ingin
memecah belah persatuan anak bangsa dengan perusakan bendera merah Putih.

4. Penyebab terjadinya konflik diskriminasi pengepungan asrama


mahasiswa Papua Di Surabaya.

Penyebab kericuhan adalah adanya dugaan pelanggaran hukum, bukan soal


pengusiran Mahasiswa Papua. Konflik ini sejatinya disebabkan oleh kompleks
persoalan dan permasalahan Yang hadir sebelum sebelumnya. Adanya konflik
tersebut disebabkan oleh selain faktor sejarah Dan adanya upaya gugatan
sekaligus dukungan untuk sikap pembebasan irian barat tersebut, Konflik
mahasiswa Papua di Surabaya juga dipicu atas adanya stigma, tindakan
diskriminatif, Hingga dugaan pelanggaran HAM menjadi akumulasi sebab. Jika
isu atau informasi yang Dikembangkan orang dalam berinteraksi tidak seirama
dengan apa yang terjadi maka timbullah Konflik dalam setiap proses pertukaran
pesan, baik yang bersifat individu, kelompok, maupun Masyarakat. Akibatnya,
benturan sosial tidak dapat dihindari, baik dalam bentuk fisik maupun penekanan
Setiap ide yang berkembang dalam setiap komponen kehidupan masyarakat.
Insiden yang terjadi Pada tanggal 16 Agustus 2019 di asrama mahasiswa Papua di
Surabaya telah menimbulkan aksi Demonstrasi di berbagai tempat di tanah air.
Insiden ini diawali dengan tuduhan ormas Surabaya Bahwa mahasiswa Papua
tidak mau mengibarkan bendera Merah Putih. Menurut Ormas di Surabaya
tindakan tersebut sudah terjadi berulang kali. Padahal, para mahasiswa tersebut
tinggal Di Kota Surabaya, Kota Pahlawan. Sebelumnya, Ormas di Surabaya telah
meminta Ketua RT, Ketua RW, Lurah bahkan Camat untuk menghimbau

11
mahasiswa Papua memasang bendera Merah Putih. Upaya ini gagal. Pada
akhirnya, bendera berhasil dipasang di luar halaman asramadan keesokan harinya
tiang bendera patah dan bendera sudah berada di dalam got (Katharina, 2019).
Insiden ini menimbulkan kemarahan Ormas di Surabaya. Sekitar 700 orang
anggota Ormas di Surabaya dengan nama FKPPI, Hipakad, Pemuda Pancasila,
Patriot Garuda, Pagar Jati, dan FPI mendatangi asrama mahasiswa

5. kronologi terjadinya konflik diskriminasi pengepungan asrama


mahasiswa Papua di Surabaya

Kronologis pengepungan asrama mahasiswa papua di surabaya. Pada rabu, 14


agustus 2019, Persis pukul 09.30 wib asrama mahasiwa papua di surabaya
didatangi satuan polisi pamong praja Yang meminta izin untuk memasang
bendera merah putih di depan asrama. “pada kamis, 15 Agustus 2019 pada
pukul 09.00 wib, satuan polisi pamong praja (satpol pp), dan tni datang dan
Memasang bendera di depan asrama mahasiswa papua surabaya,” katanya,
kepada jubi melalui Releasenya, minggu (18/8/2019). Iyowau mengatakan,
pada hari jumat, 16 agustus pukul 09.02, Sejumlah satpol pp dan anggota tni
kembali datang dan menambah bendera yang dipasang di Depan asrama.
Iyowau tidak mengetahui apa yang terjadi hingga tiba-tiba pada pukul 15.45
Orang yang diduga komandan rayon militer (danramil) tambaksari datang dan
marah-marah. “ia Menendang pintu gerbang asrama, merusak pagar fiber dan
banner penutup pagar asrama, diikuti Sejumlah anak buahnya yang
berseragam dan berpakaian preman,” kata iyowau. Tentara dan Satpol pp
menuduh mahasiswa papua merusak tiang bendera merah putih di depan
asrama, dan Membuang bendera itu ke selokan. Iyowau mengatakan orang-
orang yang diduga anggota salah Satu organisasi kemasyarakatan datang ke
asrama, sebagaimana yang terlihat dalam video yang Beredar luas. ”satpol-pp,
polisi yang berpakaian dinas, dan aparat berpakaian preman pun berada Di
depan asrama, namun tak berbuat apa-apa. Ancaman pembunuhan pun datang
dari salah Seorang oknum tentara,” katanya. ”awas kamu, kalau sampai jam
12 malam kamu keluar, lihat Saja, kamu saya bantai,” teriak seorang tentara
luar pagar asrama. Ancaman tentara berseragam Itu masih lekat dalam ingatan
iyowau. Ancaman serupa pun datang dari seseorang yang berpakaian preman,
iyowau menduga dia Seorang intel. Lelaki berpakaian preman itu mengancam
seorang penghuni asrama, dengan Mengatakan jika penghuni asrama keluar,
mereka akan dibantai. Pengepung yang terus Bertambah segala macam
umpatan dan makian rasial terus bersahutan. “monyet”, “babi”, “anjing”,

12
“kera”. Makian rasial itu saling bersahutan, serta bersahutan dengan ancaman
dan Ancaman. ”kamu jangan keluar, saya tunggu kamu,” hardik salah satu
pengepung asrama pada Jumat sore itu. ”saat itu juga massa semakin
membesar, mereka menggedor pintu gerbang Asrama, melempari asrama
dengan batu, sampai beberapa kaca jendera asrama pecah. Mereka Menutup
jalan di depan asrama. Kami terkurung, berkumpul di aula asrama,” tutur
iyowau. Tak Satu pun penghuni asrama mahasiswa papua yang bisa
mengetahui secara persis apa yang terjadi Di luar asrama. Koordinator badan
pekerja komisi untuk orang hilang dan korban tindak Kekerasan atau kontras
surabaya, fatkhul khoir yang sejak jumat sore datang ke asrama dan Mencoba
bernegosiasi dengan polisi, dan terus berada di luar pagar asrama. Fatkhul
bertahan Sepanjang jumat malam, dan menjadi saksi bagaimana para anggota
organisasi kemasyarakatan Berduyun-duyun datang, semakin malam seolah
semakin bertambah. Negosiasi sepanjang jumat Malam tak membuahkan
hasil, antara lain karena polisi tidak memastikan mereka akan mengevakuasi
para mahasiswa yang terjebak di dalam asrama. Fatkhul akhirnya memutuskan
Pulang pada sabtu pukul 01.30 wib. “saya pulang pukul 1.30 wib dinihari,
para mahasiswa papua Masih berada dalam asrama. Waktu itu, massa masih
berdiri di sekitar asrama,” katanya kepada Jubi. Setelah pergi, fatkhul
menerima informasi mengejutkan. Seorang aktivis solidaritas Mahasiswa
indonesia dan seorang aktivis front mahasiswa nasional surabaya ditangkap
polisi Pada sabtu (17/8/2019) dini hari, saat mengantar makanan dan minuman
bagi 15 mahasiswa yang Tertahan dalam asrama. “mereka ditangkap setelah
saya pulang. Saat itu, mereka sedang mencoba Membawakan makanan bagi
mahasiswa papua yang terjebak di dalam asrama,” tuturnya. Pagi Pergi, siang
kembali tidak ada yang tahu persis kapan massa pengepung asrama itu
Membubarkan diri, namun ketua komite pusat aliansi mahasiswa papua (kp-
amp) jhon gobay Yang berada di yogyakarta mengabarkan suasana jalan di
depan asrama mahasiswa papua di Surabaya pada sabtu pagi lengang. “tetapi
mahasiswa papua masih berada dalam asrama. Mereka Belum bisa keluar
karena sebagian mahasiswa masih tidur, sebagian lainnya masih berjaga-jaga,”
Kata gobay. Kelegaan para mahasiswa yang bertahan di dalam asrama itu
sirna pada sabtu siang, Ketika mereka kembali mendengar teriakan makian
dan ancaman dari luar pagar asrama pada Pukul 13.20. Sekelompok anggota
organisasi kemasyarakatan kembali datang, mereka bahkan Keras-keras
menyanyikan yel rasial. “semakin lama, makian terdengar semakin kasar,”
ujar Iyowau. Tidak ada aparat yang berusaha menghentikan berbagai teriakan
ancaman, makian, Maupun yel rasial itu. Tidak ada pula aparat yang
membubarkan massa itu. Sekitar pukul 13.40, Polisi justru memakai pelantang
untuk menyeru para mahasiswa papua keluar dari dalam asrama. Seruan itu
terus diulang hingga sekitar pukul 14.20. Di sela seruan itu, salah satu aktivis
lbh Surabaya, mencoba masuk asrama dan selama lima menit berunding
dengan para mahasiswa Yang bertahan di aula asrama. Selama itu pula,
ancaman dan umpatan rasis masih terus Terdengar. Menjelang pukul 14.40,
para mahasiswa di dalam asrama melihat sejumlah anggota Satuan brigade

13
mobil mulai bersiaga dengan tameng dan senapan yang mengarah ke dalam
Asrama. Mereka mendobrak pintu, suara tembakan terdengar, asap gas air
mata dan kabut tebal Memenuhi ruang-ruang di dalam asrama. ”kami
mahasiswa berada di dalam aula, dan berusaha Melindungi dari dari tembakan
dan gas air mata. Kami semua terkena gas air mata, pedihnya Mata dan
panasnya kulit semakin menjadi-jadi,” tutur iyowau.Polisi akhirnya
merangsek masuk ke dalam asrama, dan menodongkan senjatanya kepada
Para mahasiswa. Mahasiswa dipaksa berjalan jongkok, keluar dari asrama
dengan tangan Terangkat. “semua alat komunikasi kami dirampas. Kami
dipaksa keluar menuju halaman. Kami Di angkut ke dalam empat truk polisi
yang sudah terparkir di depan asrama sejak pagi,” kata Iyowau. Sejumlah
mahasiwa yang ditangkap ditendang sepatu lars, dipopor senapan, dan dipukul
Dengan tangan kosong, hingga beberapa mahasiswa terluka dan berdarah.
Sejumlah empat orang Mahasiswa bahkan dinaikan ke truk dengan tangan
terborgol atau terikat. Mereka diangkut Menuju markas kepolisian resor kota
besar (polrestabes) surabaya. ”setelah kami tiba di markas Polrestabes
surabaya, kami diarahkan ke salah satu ruangan. Kami dimintai keterangan
dan Ditanyai nama,” katanya. Sabtu petang, para advokat kontras surabaya
dan lbh surabaya Bernegosiasi dengan polisi, meminta para mahasiswa papua
itu dibebaskan. “pada pukul 23. 20 Wib, kami dipulangkan dan tiba di asrama
mahasiswa papua dengan aman,” ujar iyowau. Tapi, Hati orang papua
terlanjur terluka. Menyembuhkan luka hati itu tidak akan mudah, luka hati itu
bahkan belum tentu akan tersembuhkan jika seluruh pengepung asrama
mahasiswa papua itu Ditangkap dan diadili karena ancaman kekerasan dan
berbagai umpatan rasial yang mereka Tujukan kepada para penghuni asrama
mahasiswa papua. Tindakan oleh aparat kepolisian dinilai represif, terlihat dari
bagaimana aparat dinilai Mengintimidasi dengan tindakan tegas terhadap
mahasiswa papua yang berada didalam asrama Papua yang berlokasi di
surabaya tersebut. Tindakan tegas yang dimaksud berupa penembakan Gas air
mata terhadap mahasiswa yang berada di dalam asrama dengan maksud untuk
memaksa Mereka keluar dengan dalil untuk diamankan agar terhindar dari
bentrokan antara massa dengan Mahasiswa asrama. Pada dasarnya pelemparan
gas air mata diperbolehkan bilamana untuk Mengamankan korban agar tidak
mengalami luka. Keterlibatan ormas dalam peristiwa ini tidak Terjadi baru-
baru ini saja. Jum’at, 13 juli 2016 di jalan kusumanegara, tanpa tahu apa
salahnya Obby kogoya, mahasiswa papua di yogyakarta dikejar-kejar,
ditendang, dipukuli, lalu ditangkap Polisi. Kejadian ini juga ikut diramaikan
ormas yang ikut mengepung asrama bersama polisi.11 Polarisasi yang terjadi
adalah sama yaitu ormas dan aparat penegak hukum terus melakukan
Tindakan represif terhadap orang papua. Padahal terdapat batasan yang
memang harus Digarisbawahi yaitu ormas dilarang melakukan kegiatan yang
menjadi tugas dan wewenang Penegak hukum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, seperti pada uu no 17 Tahun 2013 tentang
organisasi masyarakat. Jika dikontektualisasikan pada kasus pengepungan
Asrama mahasiswa papua di surabaya pada 16 agustus lalu. Ormas

14
mendatangi asrama,Melempari mahasiswa dengan batu, memaki mahasiswa
papua dengan ujaran rasis, sementara Polisi dan aparat tni hanya diam. Bukan
menentang para anggota ormas itu, polisi malah Menyerbu asrama dan
menembakkan gas air mata dengan dalih “pengamanan.”12 ormas juga
Dilarang melakukan tindakan permusuhan terhadap suku, agama, ras, atau
golongan. Jika ditinjau Dari sisi yuridis ormas yang ada di indonesia hal
tersebut tidak bisa dilakukan oleh ormas, Apalagi secara sepihak melakukan
penegakkan hukun yang bukan kewenangannya. Akibat yang Ditimbulkan
dari ketidakmampuan ormas dalam menjalankan tupoksinya bukan hanya
tindakan Represif saja tapi diskriminasi dan rasisme kerap mewarnai peristiwa
ini.

6. Dampak dari konflik konflik diskriminasi pengepungan asrama


mahasiswa Papua Di Surabaya

Dalam peristiwa pengepungan asrama mahasiswa papua di surabaya


mengakibatkan beberapa mahasiswa papua terluka. Dan hingga pada akhirnya,
mereka berhasil dibawa keluar dan dibawa oleh aparat kepolisian untuk
dilakukan pemeriksaan dan klarifikasi atas tuduhan beberapa aparat dan ormas
terkait dengan perusakan dan membuang bendera merah putih ke selokan.
Dalam kasus ini terdapat banyak pelanggaran terhadap nilai-nilai pancasila,
khususnya pada sila kemanusiaan yang adil dan beradab, penyerangan yang
dilakukan oleh beberapa aparat dan ormas ini sangat tidak adil dan tidak
memiliki nilai sebagai masyarakat pancasila. Di dalam penyerangan tersebut
jelas bahwa aparat dan ormas melakukan kekerasan tanpa melakukan
observasi lebih lanjut, tanpa penjelasan sebelumnya, mereka menyerang
sehingga mengakibatkan beberapa mahasiswa papua terluka dan hingga
kelaparan karena tidak memiliki keberanian, ini merupakan sebuah tindakan
yang menunjukkan adanya ketidakadilan dan kemanusiaan. Sila ketiga
persatuan indonesia,kasus tersebut yang melibatkan aparat keamanan dan
ormas, rupanya ada karena terdapat penyebaran hoaks serta ujaran kebencian
yang dilakukan oleh seorang oknum melalui media sosial whatsapp. Hal
tersebutlah yang akhirnya menyebabkan amarah beberapa aparat dan ormas.
Sebagai manusia yang hidup di tengah masyarakat multikultur, seharusnya
kita dapat lebih berhati-hati dalam menerima informasi, berhati-hati dalam
bertindak dan bertutur. Merupakan hal yang sangat disayangkan ketika aparat
dan ormas menelan mentah-mentah informasi palsu yang tersebar melalui
media sosial tersebut, sehingga menyebabkan kebencian antar suku bangsa.
Ujaran rasis yang dilontarkan pun sangat tidak sesuai dengan pancasila,
dimana papua juga merupakan bagian dari indonesia, tidak seharusnya sebagai
orang yang bergelar dan berpendidikan melontarkan kata rasis, jika hal ini
terus berlanjut hingga masa yang akan datang, tentu saja hal ini menjadi
ancaman bangsa indonesia. Karena hal tersebut dapat menyebabkan akar

15
kebencian dan sakit hati timbul dalam diri masyarakat papua yang
menimbulkan rasa ingin memisahkan diri dari negara indonesia. Sila
keempat : kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, melarang mahasiswa papua berpendapat. Dalam
hal ini aparat dan ormas yang terlibat melakukan tindakan main hakim sediri
dan tidak mengindahkan aturan yang berlaku. Dalam sebuah video yang
beredar, terdengar mahasiswa papua ingin meminta penjelasan dan ingin suara
mereka didengar. Akan tetapi, hal tersebut tak dihiraukan oleh aparat dan
ormas. Sungguh hal ini menyimpang dari sila keempat, karena termasuk
melakukan pemboikotan terhadap pendapat orang lain. Sila kelima, keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia dalam sila ini memiliki arti bahwa
masyarakat indonesia harus bisa hidup dengan adil. Namun kenyataannya
dalam hal tersebut, sebagai sesama rakyat indonesia tidak ada praktek
keadilan. Aparat dan ormas sebagai mayoritas hanya ingin pendapat mereka
didengar dan dianggap benar. Sehingga mereka memandang sebelah mata
kepada mahasiswa papua, penjarahan yang dilakukan di asrama tersebut juga
sangat tidak pantas dilakukan oleh orang yang mengaku bergelar dan
berpendidikan, namun kenyataannya mereka tidak memahami dan tidak bisa
mempraktekkan nilai-nilai pancasila.

7. Tindakan dari pemerintah terhadap konflik pengepungan asrama


mahasiswa Papua di Surabaya
Insiden surabaya ini telah menimbulkan kerusuhan di berbagai tempat di
papua. Kerusuhan Tersebut tampaknya telah menimbulkan kecemasan
terhadap stabilitas keamanan di papua. Hal Ini tampak dari respons
pemerintah. Walikota surabaya telah meminta maaf atas peristiwa yang
Terjadi dan menjamin mahasiswa papua di surabaya aman. Gubernur jawa
timur juga telah Meminta maaf kepada masyarakat papua melalui gubernur
papua. Pertemuan juga terus Dilakukan antara pemerintah provinsi dan tokoh
masyarakat papua di surabaya. Presiden joko Widodo juga berpidato khusus
mengenai insiden surabaya dan meminta agar masyarakat papua Mau
memberikan maaf pemerintah berjanji akan terus menjaga kehormatan dan
martabat papua, Serta akan mengusut kasus tersebut sampai tuntas. Tni dan
polri juga diminta untuk senantiasa Melaksanakan tindakan persuasif dan
terukur kepada masyarakat. Namun respons ini tidak Diterima dengan baik
oleh orang papua. Tampak dari tetap terjadi aksi massa di berbagai tempat Di
tanah papua yang menolak tindakan rasialisme dan diskriminatif terhadap
anak-anak papua di Surabaya. Walikota surabaya, tri rismarini pada akhirnya
ditolak untuk masuk ke asrama Mahasiswa papua di surabaya. Kejadian
tersebut terjadi pada tanggal 20 agustus 2019. Penolakan tersebut dilakukan
dengan membuat spanduk bertuliskan ”siapapun yang datang kami tolak”.
Bahkan, lenis kagoya, staf khusus presiden bidang kelompok kerja papua,
yang mendatangi Asrama mahasiswa ditolak masuk. Padahal, lenis juga

16
membawa masakan papeda untuk anakanak papua tersebut yang dititipkan
oleh gubernur jawa timur. Dpr ri sendiri selama ini telah Menaruh perhatian
lebih terhadap papua. Hal ini tampak dari dibentuknya tim pemantau uu no. 21
tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi papua sejak tahun 2004 hingga saat
ini. Itu Sebabnya, ketika insiden surabaya ini terjadi anggota dpr ri yang
berasal dari tim pemantau ini Yang segera turun ke lapangan pada tanggal 21
agustus 2019. Namun, tim dpr yang dipimpin Oleh wakil ketua dpr ri, fadli
zon, ditolak juga oleh para mahasiswa papua tersebut. Padahal, tim Dpr ri
datang bersama-sama anggota willem wandik, yang pernah lima tahun tinggal
di asrama Kalasan tersebut.

BAB IV

17
PENUTUP

Kesimpulan

Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari berbagai suku, ras, dan
agama. Perbedaan ini seharusnya menjadikan Indonesia sebagai salah satu
cara untuk maju dalam dunia Internasional. Tetapi dari uraian berbagai
kasus diatas, banyak sekali penyimpangan yang Dilakukan oleh
masyarakat Indonesia, baik itu dari kaum awam maupun kaum terpelajar
dan Bergelar. Banyak kasus lain ditemukan yang berlandaskan agama
maupun budaya. Mayoritas Menindas minoritas. Kesamaan pemahaman
diantara para ahli mengenai konsep Multikulturalisme dan bangunan
konsep-konsep yang mendukungnya amat diperlukan untuk Dapat
mewujudkan cita-cita ini (Indonesia perlu melakukan gerakan yang besar
untuk Menghindari masalah atau pertengkaran antar sesama anak bangsa,
sehingga bangsa Indonesia Dapat mewujudkan nilai Pancasila dan cita-cita
bangsa.

DAFTAR PUSAKA

Katharina, R. (2019, agustus). http://berkas.dpr.go.id/. Retrieved from


INSIDEN ASRAMA MAHASISWA:
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XI-16-II-
P3DI-Agustus-2019-176.pdfPembebasan, K. G. (n.d.).
http://demajusticia.org/. Retrieved from Rilis Sikap Tragedi Mahasiswa
Asrama Papua di:
http://demajusticia.org/wp-content/uploads/2019/08/Rilis-Sikap-Tragedi-
MahasiswaAsrama-Papua-di-Surabaya-1.pdf Sabrina Burhanudin, S.
(n.d.). https://www.studiobelajar.com/. Retrieved from Masyarakat
Multikultural: https://www.studiobelajar.com/masyarakat-multikultural/
Umam, C. (2021, Desember 13). https://www.kompasiana.com/. Retrieved
from Konflik Sosial pada Masyarakat Multikultural di Indonesia:
https://www.kompasiana.com/umamazharii/61b6ccdc75ead6375c4cbbd3/
konflik-sosial-padamasyarakat-multikulturarl-di-indonesia yeimo, H.
(2019, Agustus 19). https://jubi.co.id/. Retrieved from Kronologi
Pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya:
https://jubi.co.id/kronologi-pengepungan-asrama-mahasiswapapua-di-
surabaya/

18

Anda mungkin juga menyukai