DISUSUN OLEH :
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
AGROBISNIS PERKEBUNAN
MEDAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari tinjauan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka pemakalah
merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Apa saja keunggulan dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia sebagai dampak
keanekaragaman yang dimilikinya?
2. Bagaimana upaya dan jalan keluar untuk menghadapi tantangan sebagai dampak
multikulturalisme Indonesia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk menambah pengetahuan masyarakat Indonesia tentang keunggulan dari
keanekaragaman bangsa Indonesia serta tantangan yang muncul sebagai akibat dari
keanekaragaman tersebut
2. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjunjung tinggi semboyan
Bhineka Tunggal Ika dan menghargai keanekaragaman suku, budaya, ras dan
agama yang ada dalam bangsa Indonesia.
3. Untuk melengkapi tugas yang diberikan oleh dosen
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Keanekaragaman budaya daerah dapat membantu meningkatkan pengembangan
kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila, sesuai Tap MPR No. II tahun
1998, yang berbunyi : Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah
perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan
daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat
sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada
pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa
3. Tertanamnya sikap untuk saling menghormati dan menghargai antar suku yang
berbeda.
4. Indonesia memiliki bahasa daerah terbanyak didunia ( ada lebih dari 746 bahasa
daerah)
5. Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman suku, agama dan budaya yang
terdapat dalam kehidupan masyarakatnya, dan keragaman tersebut dapat kita
satukan dalam satu kesatuan Bhineka Tunggal Ika.
4
Konflik antar ras pada umumnya disebabkan oleh primordialisme yang
berkembang menjadi stereotipe.
Contoh : Kekerasan terhadap etnis Tionghoa pada Mei 1998, termasuk
pemerkosaan dan pembunuhan terhadap lebih dari 100 wanita etnis Tionghoa.
(c) Konflik agama
Konflik masalah agama pada umumnya disebabkan oleh primordialisme yang
berkembang menjadi fanatisme. Konflik agama dapat berupa konflik internal umat
beragama misalnya konflik antar golongan pemeluk Islam murni dengan golongan
Ahmadiyah, maupun konflik antar umat beragama (konflik eksternal) misalnya
konflik masyarakat Ambon pemeluk Islam dengan masyarakat Ambon pemeluk
Kristen.
(d) Konflik antar golongan
Konflik antar golongan pada umumnya disebabkan oleh semangat in group yang
kuat sehingga dengan kelompok out group akan menimbulkan antipati.
Contoh : Peristiwa Kudatuli, dimana ada konflik antar pendukung Partai PDI versi
Megawati Soekarno putrid dan pendukung Partai PDI versi lainnya.
(2) Konflik Vertikal
Konflik vertikal adalah konflik yang terjadi diantara lapisan-lapisan di dalam
masyarakat. Contoh konflik vertikal :
(a) Konflik antar kelas atas dengan kelas bawah, konflik antar kelas atas dengan kelas
bawah dapat berupa konflik kolektif dan individual. Konflik kolektif misalnya
konflik antara buruh dengan pimpinan perusahaan untuk menuntut kenaikan gaji.
Konflik individual misalnya konflik antara pembantu dengan majikan yang
berakibat pada kekerasan.
(b) Konflik antara pemerintah pusat dengan daerah, misalnya pemberontakan dan
gerakan seporadis seperti OPM, GAM, dll. Selain itu konflik vertikal bisa
diterjemahkan sebagai konflik antar pihak yang berkuasa dan penentangnya,
misalnya kasus penculikan aktivis ’98 , yang merupakan kasus pelanggaran HAM
tidak pernah selesai sampai saa tini.
(c) Konflik antara orang tua dan anak, konflik antara orang tua dan anak akan
menimbulkan hambatan dalam sosialisasi nilai dan norma dan terkadang
menimbulkan kenakalan remaja.
5
b. Integrasi Karena Keterpaksaan (Coersif)
Integrasi karena keterpaksaan terjadi karena suatu ketergantungan dan mau tidak mau
antar lapisan masyarakat harus saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan. Namun
dalam integrasi yang terjadi karena paksaan biasanya ada upaya antar kelompok untuk
mendominasi satu sama lain.
Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri dari bermacam-macam etnis,
ras, agama, dan suku bangsa yang masing-masing membawa bendera primordialismenya
masing-masing. Apabila masing-masing kelompok tidak bisa saling menghargai dan
mengurangi etnosentrisme, stereotype, dan fanatisme maka akan menimbulkan konflik
SARA.
Integrasi karena keterpaksaan dilihat dari segi historis juga dapat dicontohkan pada
masa feodal. Dimana antara golongan pemerintah kolonial, golongan Asia Timur, golongan
kerabat kerajaan, dan bumiputera hidup dalam satu wilayah namun tidak dapat membaur.
Terdapat batas-batas yang tegas dan adanya upaya dari pemerintah kolonial untuk terus
menerus mendominasi dan menjajah.
Contoh lain integrasi karena keterpaksaan (coersif) dalam kehidupan sehari-hari
terjadi pada saat demonstrasi atau unjuk rasa yang ricuh, kemudian polisi akan memberikan
peringatan dengan gas air mata dengan tujuan mengatur para demonstran untuk
menyampaikan aspirasi secara tertib dan sesuai hukum.
c. Disintegrasi
Disintegrasi adalah suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian
dari suatu kesatuan masyarakat. Disintegrasi atau kesenjangan merupakan akibat dari
adanya pembangunan dimana kelas atas menguasai pembangunan yang berperan sebagai
subjek sekaligus objek pembangunan, namun disisi lain kelas tengah dan bawah hanya
berperan sebagai objek pembangunan. Akibatnya kelas tengah dan bawah akan
mengalamai eksploitasi dan diskriminasi di bidang sosial, ekonomi, dan politik.
Kesenjangan inilah yang akan mempengaruhi pola hidup dan pola hubungan antar
kelompok.
(1) Pola Hidup
Pola hidup adalah cara-cara dan kebiasaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan.
Cara dan kebiasaan hidup tersebut dapat dibedakan sebagai berikut.
Konsumtif
Materialistis
Hedonisme
6
Westernisasi
Sekulerisasi
(2) Pola Hubungan antar Kelompok
Pola hubungan antar kelompok adalah suatu bentuk dan sistem hubungan dalam
interaksi diantara anggota masyarakat. Berikut beberapa contoh permasalahan yang
berkaitan dengan pola hubungan antar kelompok.
Gejolak daerah, merupakan suatu bentuk reaksi masyarakat yang semakin kritis
menuntut hak-haknya kepada pemerintah. Rasa ketertindasan oleh kebijakan
pemerintah yang kurang berpihak pada masyarakat menyebabkan masyarakat
melakukan pemberontakan. Adanya gangguan stabilitas disetiap daerah sekarang
ini apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan perpecahan bangsa Indonesia.
Contoh : konflik yang terjadi di Mesuji merupakan suatu bentuk upaya pembelaan
masyarakat terhadap hak-haknya akibat dari monopoli atas tanah dan pengelolaan
sumber daya agraria.
7
2.3 Pancasila Sebagai Jalan Keluar Tantangan Multikulturalisme di Indonesia
Bagaimana merawat kemajemukan untuk terciptanya iklim yang aman, tanpa
konflik? Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia memerlukan common platform yang
dapat menyatukan segala macam perbedaan yang ada. Selama ini unsur pemersatu bangsa
Indonesia adalah pancasila yang sekaligus merupakan titik puncak kebudayan dan peradaban
Indonesia.
Pancasila merupakan ideologi yang menjadi dasar hidup kenegaraan. Namun
sebelumnya perlu diperhatikan bahwa di sini hendaknya diperhatikan untuk tidak
mencampuradukkan Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai ideologi atau pandangan
dunia (Weltanschauung). Maka dari itu, sifat asasi itu harus dicari dalam kehidupan
bernegara pula. Hidup kenegaraan adalah salah satu aspek dari seluruh hidup kita yang
sangat rumit dan simultan. Aspek kenegaraan tidak boleh dipisahkan dari aspek lain (moral,
agama, kebudayaan, dan sebagainya). Pancasila harus dicantumkan sebagai dasar negara
(bukan dasar hidup pada umumnya). Pancasila pertama-tama harus dipandang dalam
hubungannya dengan negara.
Ide-ide yang berasal dari Pancasila adalah ide-ide asasi hidup kenegaraan. Menegara
berarti mengadakan tata-tertib umum, menciptakan kemakmuran bersama. Negara adalah
sebuah aktivitas yang ditentukan oleh subjek yang melakukan; subjek yang menentukan
ditentukan oleh demokrasi. Maka, demokrasi menentukan aktivitas besar yang disebut
negara. Demokrasi menjadikan masyarakat (yang terdiri dari orang banyak) menjadi satu
subjek dengan cara sesuai dengan martabat manusia: artinya cara untuk membuat manusia-
manusia sebagai subjek banyak menjadi subjek satu. Dalam cara ini keluhuran dan
kedaulatan manusia diakui. Demokrasi adalah suatu hal yang fundamental sebab
menentukan sifat dan bentuk negara.
Keadilan sosial adalah tujuan karya raksasa bersama dalam menegara. Demokrasi
adalah caranya membentuk subjek yang melakukan karya itu. Subjek yang melakukan
adalah bangsa Indonesia yang tidak homogen, dari Sabang sampai Merauke. Bangsa
Indonesia adalah masyarakat Tunggal-Bhineka. Ketunggalan itu belum sempurna dan juga
tidak ada maksud untuk membuat kesatuan yang sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi
kebhinekaan. Meskipun demikian, adanya kesatuan tidak bisa dipungkiri, walaupun
prosesnya belum selesai hingga kini.
Lantas bagaimana menyampaikan ide-ide pancasila itu kepada masyarakat agar ide-
ide kebangsaan terpahami oleh masyarakat untuk membangun bangsa Indonesia yang
multikultural? Sosialisasi lewat pendidikan pancasila adalah jalur penyelesaian yang patut
8
untuk dibuat. Perlu disusun reaktualisasi akan bentuk pendidikan pancasila dengan beberapa
pembatasan. Reaktualisasi pendidikan pancasila ini akan berhasil dengan melalui tiga jalur
pendekatan pengembangan yaitu pendekatan pengembangan pendidikan pembelajaran
(psyco-paedagogic development), pengembangan sosial budaya (socio-cultural
development) dan pengembangan yang dipengaruhi oleh kekuasaan (socio-political
intervention).
Contoh proses reintegrasi dalam kehidupan bangsa Indonesia adalah proses reintegrasi
Aceh pasca pemberontakan untuk memisahkan diri dari Indonesia. Pemerintah
membentuk badan resmi BRA (Badan Reintegrasi Aceh) yang bertugas mengurusi
masalah reintegrasi dalam proses perdamaian di Aceh. Dalam BRA terdapat susunan
kepengurusan yang terdari dari wakil pemerintahan, perwakilan GAM, masyarakat sipil,
dan cendikiawan yang diharapkan mampu membangun kembali integrasi antara Aceh
dengan Indonesia.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya, karena Indonesia mempunyai potret
kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Kebhinnekaan telah menjadi kekayaan khusus bagi
bangsa Indonesia yang amat menarik, bagi bangsa Indonesia sendiri ataupun bagi bangsa-
bangsa lain yang dapat dapat menambah devisa melalui kunjungan wisata atau kunjungan
lainnya.
Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang yang ada pada diri bangsa
Indonesia merupakan keunggulan sekaligus tantangan. Tantangan-tantangan yang muncul
akibat keanekaraman bangsa Indonesia tersebut antara lain terjadinya konflik, integrasi
karena keterpaksaan dan disintegrasi.
Untuk menghadapi tantangan sebagai dampak keanekaragaman yang dimiliki
bangsa Indonesia, dapat dilakukan dengan upaya reintegrasi dan menanamkan nilai-nilai
pancasila yang merupakan ideologi yang menjadi dasar hidup kenegaraan.
3.2 Saran
Perbedaan merupakan keniscayaan yang mesti dan harus diterima oleh semua orang
dalam kehidupannya. Fakta menunjukkan bahwa manusia memang makhluk unik dan khas.
Keunikan dan kekhasan ini dalam konteks bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat akan
menimbulkan keragaman tatanan sosial dan kebudayaan. Keragaman ini yang ditunjukkan oleh
Indonesia antara lain terdiri atas beragam etnis, agama, dan bahasa. Keragaman ini perlu dikelola
secara serius dan sungguh-sungguh dalam suatu bentuk tatanan nilai yang dapatdibagi bersama.
Oleh karena itu, keanekaragaman yang ada dalam masyarakat Indonesia sungguh
merupakan tantangan yang menuntut upaya sungguh-sungguh dalam bentuk transformasi
kesadaran multikultural. Suatu kesadaran yang diarahkan kepada identitas nasional, integrasi
nasional, dan kesadaran menempatkan agama untuk kesatuan bangsa. Dengan demikian,
kesatuan Indonesia dapat ditegakkan sejalan dengan semangat kebersamaan yang terkandung
dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme
http://miftaresti.blogspot.com/2012/11/keragaman-sosial-budaya-masyarakat.html
http://serdadubudayaku.blogspot.com/2013/09/manfaat-keberagaman-budaya.html
http://wayansumendra.wordpress.com/2013/08/25/keragaman-budaya-budaya-2/
http://www.cakrawayu.org/artikel/8-guru-sukarma/65-multikulturalisme-dan-kesatuan-
indonesia.html
12