Disusun Oleh :
NIM : 2103030050
KELAS :B
SEMESTER : II
PRODI :SOSIOLOGI
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadapan hadirat TUHAN YANG MAHA KUASA atas segala berkat
serta rahmatnya dan atas campur tangan TUHAN hingga saat ini saya saya pun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat pada waktunya, makalah ini berjudul
tentang masyarakat NTT sebagai masyarakat majemuk. Makalah ini saya susun agar setiap dari
pada kita bisa memahami serta mendapatkan sebuah pemahaman atau wawasan yang lebih luas
mengenai makalah ini. Selain dari pada itu tujuan, maksud, serta penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas ujian akhir semester yang di berikan oleh bapak
Dosen dari mata kuliah Sistem sosial budaya Indonesia.
Saya juga berterima kasih kepada bapak Dosen yang telah memberikan tugas ini kepada saya
untuk dapat mencari berbagai sumber-sumber pengetahuan yang ada pada referensi yang saya
kerjakan, agar setiap pemahaman serta wawasan dan setiap pengetahuan saya dapat menjadi lebih
luas. Selain dari pada itu makalah ini bertujuan agar setiap dari pada kita bisa mendapatkan
banyak pemahaman mengenai isi dari makalah ini.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sulit dipungkiri, Indonesia ditinjau dari aspek manapun merupakan sebuah bangsa yang
majemuk. Ini terlebih jika dikontrakan dengan bangsa-bangsa lain seperti Jepang, Korea,
Thailand, ataupun Anglo Saxon (Inggris). Kemajemukan ini tampak dalam manifestasi
kebudayaan bangsa Indonesia yang tidak “satu”. Budaya Indonesia dapat dengan mudah
dipecah kedalam budaya Jawa, Sunda, Batak, Minangkabau, atau pun Toraja, sebagai
misal.
Kemajemukan juga termanifestasi dalam masalah agama, lokasi domestik, tingkat
ekonomi ataupun perbedaan-perbedaan sikap dalam politik. Sikap politik, secara khusus,
paling mudah menampakkan diri ke dalam bentuk partai-partai politik yang bervariasi dan
hidup berkembang di bumi Indonesia.
Ciri dari masyarakat majemuk adalah secara atruktural memiliki sub-sub kebudayaan yang
bersifat diverse. Ia kurang mengalami perkembangan dalam hal sistem nilai atau konsesur
yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat. Kurang pola ditandari oleh
berkembanganya sistem nilai dari kesatuan-kesatuan sosial yang menjadi bagian-
bagiannya dengan penganutan peranggotanya masing-masing secara tegar dalam
tebentuknya yang relative murni serta sering timbulnya konflik-konflik sosial. Masyarakat
majemuk biasanya tersegmentasi kedalam kelompok yang punyai sub kebudayaan yang
berbeda.
Sebab itu, merupakan suatu kajian menarik guna melihat seperti apa manifestasi
kemajemukan struktur masyarakat Indonesia ini. Kemudian penelaahan akan dilakukan
seputar kelebihan serta kelemahan dari struktur majemuk masyarakat Indonesia ini.
Masyarakat multikultural merupakan suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur
kebudayaan.Hal tersebut disebabkan karena banyaknya suku bangsa yang memilik struktur
budaya sendiri yang berbeda dengan budaya suku bangsa yang lainnya. Masyarakat
majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup
sendiri- sendiri. Perbedaan-perbedaan sukubangsa, agama, adat, dan kedaerahan seringkali
disebut sebagai ciri masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk, suatu istilah yang mula-
mula dikenalkan oleh Furnivall untuk menggambarkan masyarakat Indonesia pada masa
Hindia Belanda. Konsep masyarakat majemuk sebagaimana yang digunakan oleh ahli-ahli
ilmu kemasyarakatan dewasa ini memang merupakan perluasan dari konsep Furnivall
tersebut.
Perbedaan merupakan kenyataan yang sudah ada sejak Dari awal ketika kehidupan umat
manusia ini diciptakan oleh Sang Maha Pencipta. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
Kehidupan umat manusia maka perbedaan merupakan suatu Kenyataan yang di
anugrahkan (as given) akan senantiasa melekat Pada diri kita dan karenanya akan tetap
sepanjang sejarah Kehidupan umat manusia. Hal tersebut bermakna bahwa dalam
Menjalani kehidupan sosialnya maka setiap individu manusia akan Senantiasa ada dalam
medan perbedaan yang sama sekali tidak Bisa untuk dihindari. Perbedaan dalam realitas
sosial merupakan Entitas yang harus diterima sebagai fakta absolut oleh setiap Individu
manusia dalam kehidupan ini.
B. Rumusan Masalah
A. Apa itu masyarakat Majemuk?
B. Sejarah perkembangan masyarakat kultural di NTT?
C. Apa contoh masyarakat majemuk di NTTyang kamu ketahui?
D. Mengapa masyarakat NTT disebut sebagai masyarakat majemuk?
E. Bagaimana kehidupan masyarakat NTT?
F. Sebutkan karakteristik masyarakat majemuk di NTT?
G. Faktor apa saja yang dapat merusak kemajemukan masyarakat di NTT?
H. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk menjaga mayarakat agar tetap menjadi
masyarakat yang majemuk?
I. Apa saja struktur masyarakat majemuk yang kamu ketahui?
J. Apa saja yang menjadi unsur-unsur dari masyarakat majemuk?
K. Sebutkan jenis-jenis dari masyarakat majemuk yang kamu ketahui?
L. Sebutkan cari- ciri masyarakat yang majemuk?
M. Apakah dalam masyarakat majemuk dapat menciptakan interaksi sosial antar
masyarakat?
C. Tujuan penulisan makalah
1. Memberi pemahaman dan menambah pengetahuan pembaca tentang kehidupan
masyarakat NTT sebagai masyarakat majemuk!
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam masyarakat majemuk manapun, mereka yang tergolong sebagai minoritas selalu
didiskriminasi. Ada yang didiskriminasi secara legal dan formal, seperti yang terjadi di
negara Afrika Selatan sebelum direformasi atau pada jaman penjaajhan Belanda dan
penjaajhan Jepang di Indonesia. Dan, ada yang didiskriminasi secara sosial dan budaya
dalam bentuk kebijakan pemerintah nasional dan pemerintah setempat seperti yang terjadi
di Indonesia dewasa ini. Dalam tulisan singkat ini akan ditunjukkan bahwa perjuangan hak-
hak minoritas hanya mungkin berhasil jika masyarakat majemuk Indonesia kita
perjuangkan untuk dirubah menjadi masyarakat multikultural. Karena dalam masyarakat
multikultural itulah, hak-hak untuk berbeda diakui dan dihargai. Tulisan ini akan dimulai
dengan penjelasan mengenai apa itu masyarakat Indonesia majemuk, yang seringkali salah
diidentifikasi oleh para ahli dan orang awam sebagai masyarakat multikultural. Uraian
berikutnya adalah mengenai dengan penjelasan mengenai apa itu golongan minoritas dalam
kaitan atau pertentangannya dengan golongan dominan, dan disusul dengan penjelasan
mengenai multikulturalisme. Tulisan akan diakhiri dengan saran mengenai bagaimana
memperjuangkan hak-hak minoritas di Indonesia.
Masyarakat majemuk sejatinya ialah penggambaran atas kehidupan yang terdiri dari
berbagai bentuk kelompok sosial yang hidup dan tinggal bersama dalam suatu tempat
(wilayah atau negara), namun terpisah secara garis budaya masing-masing. Sehingga
sistem sosial terkait dengan kehidupan dalam masyarakat majemuk ini memiliki berbagai
dampak positif dan negatif. Namun yang pasti, jikalau setiap pihak menjiwai arti toleransi
maka akan menimbulkan integrasi sosial untuk memilih hidup bersama-sama.Masyarakat
Majemuk juga merupakan masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas maupun
kelompok-kelompok yang secara budaya dan ekonomi terpisah secara memiliki struktur
kelembagaan yang berbeda satu dengan lainnya.
1. S. Furnival, Masyarakat majemuk ialah suatu masyarakat yang berada dalam sistem nilai
yang dijadikan pedoman oleh beberapa integrasi sosial yang di dalamnya terdapat para
anggota kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan.
2. Nasikun, Definisi masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri atas dua atau banyak
suatu aturan tertib sosial, komunitas atau kelompok yang secara kultural, ekonomi, dan politik
terisolasi, serta memiliki struktur dan kelembagaan yang berbeda-beda antara satu dengan
lainnya..
3. CliffordGeertz, Arti masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terfragmentasi ke dalam
bagian-bagian kecil sistem yang kurang lebih terdiri dari diri sendiri dan terikat ke dalam
ikatan-ikatan primordial.
Sementara itu hubungan sosial dan kultural antara masyarakat NTT, terutama ke kota
Kupangdengan daerah asalnya tidak terputus sehingga ikatantradisionalnya tidak pudar, dan hal
ini menjadi potensi konflikantar kelompok sosial sebab setiap kelompok etnis menjaga identitas
kelompoknya sendiri-sendiri. Interaksi sosial yang bersifat konflik tampak jelas dari tutur kata
warga masyarakatdalam pergaulan sehari-hari melalui pertanyaan atau ungkapanseperti: "dia
orang mana, atau dia orang apa". Pertanyaan pertama biasanya menghendaki jawaban
menyangkut asaldaerah atau etnis seseorang, seperti: " orang Timor, orangFlores, orang Rote,
Orang sabu, Orang Alor, Orang Sumba,Oranga Bugis/ Maksar, Orang Jawa, Orang Sumatera,
dansejenisnya. Sedangkan pertanyaan kedua berkaitan denganagama yang dianut seseorang
seperti orang Bhudha, OrangHindu, Orang Islam, Orang Khatolik, atau Orang Protestan.
Pengamatan di lapangan selam ini memperlihatkan bahwakelompok etnis yang berasal dar NTT
yakni Rote, Timor, dan Flores merupakan kelompok yang dominan dalam
organisasipemerintahan, tetapi dalam kegiatan perekonomian sektor informal mereka tidak
dominan, melainkan kelompok etnisyang berasal dari luar NTT, yaitu Bugis dan Jawa yang
informal dan sektor tersebutsulit dimasuki oleh kelompok etnis lain.
Contoh yang bisa disebutkan dalam kemajumukan dalam masyarakat, khususnya di Indonesia.
Antara lain;
1. Lembaga Agama
2. Budaya
Contoh lain diantaranya ialah bisa kita lihat dalam negara Indonesia yang banyak corak
dan ragam kebudayaanyan. Semisal, dalam budaya Etnis tionghoa yang tidak terlalu
menjadi bagian kelompok mayoritas di Indonesia, namun mereka mempunyai peran yang
besar dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya di suatu negara.
Adanya peringatan hari-hari besar dalam kalender etnis tionghoa menjadikan kita
mengetahui dan menghargai cara keberagamaan mereka, adanya acara kebudayaan dalam
acara-acara kebudayaan pada etnis tersebut, menjadikan kita tahu budaya dari etnis
tersebut dan memperkaya wawasan kita akan kebudayaan.
3. Pendidikan
Walaupun NTT masih bersolek menjadi daerah utama tujuan wisata, namun sejak dulu NTT
sudah dikenal para turis mancanegara, sebelum tahun 1998, penerbangan Kupang-Darwin
selalu aktif. Sehingga saat ini beberapa tempat wisata di NTT walaupun tidak begitu ramai,
namun mayoritasnya adalah turis mancanegara bukan turis dari Jawa dan sekitarnya. Sarana
Prasarana di NTT juga belum sebaik di daerah lain, terutama di wilayah-wilayah kabupaten.
Secara budaya, NTT masih sangat kental kekeluargaannya dan masih banyak acara adatnya,
sehingga masih sangat sering diadakan pesta besar walaupun memakan banyak biaya.
Berbagai jenis syukuran yang mulai dari permandian/baptis, ulang tahun, maso minta,
pernikahan, 40 hari, dan lainnya yang sangat banyak. Belis (Mahar) pernikahan di NTT juga
tidak dapat dianggap remeh karena budaya NTT yang sangat menjunjung tinggi wanita. Orang
NTT khususnya Kupang juga memiliki rasa gengsi yang tinggi, mulai dari gaya berpakaian
hingga pekerjaan, sehingga akan sangat jarang ditemui pengemis apalagi pengamen di
Kupang, karena setiap warga NTT membawa fam (marga) yang mana artinya membawa
gengsi suatu suku tertentu, dan hal tersebut sangat dijunjung tinggi, bahkan seringkali orang
akan lebih mengingat fam (marga) orang lain dibandingkan dengan nama panggilannya,
terutama dalam kehidupan persekolahan.
Dalam kehidupan masyarakat sering kali ditemui banyak kelompok hidup dengan cara
berbeda dari kelompok lainnya. Sebagian kelompok juga membaur dengan
kelompokmasyarakat lainnya. Dalam masyarakat majemuk terdapat kelompok-kelompok yang
hidup dengan caranya sendiri dan tidak membaur satu dengan lainnya.Dilihat dari sudut
pandang atau perspektif sosiologi dan antropologi, struktur masyarakat indonesia dapat
dikatakan mencerminkan sistem sosial budaya yang kompleks.Secara horizontal ditandai
kenyataan adanya kesatuan-kesatuan etnisitas berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa,
adat, agama, dan ciri-ciri kedearahan lainnya. Sedangkan secara vertikal, ditandai oleh
perbedaan-perbedaan antar lapisan sosial yang cukup tajam.Adanya perbedaan-perbedaan ini
menyebabkan masyarakat indonesia dikenal sebagai masyarakat majemuk.
Setiap kelompok memiliki agama, kebudayaan dan bahasa, serta cita-cita, hingga cara-cara
hidup mereka masing-masing. Para individu dari masing-masing kelompok mungkin saja
bertemu serta berinteraksi di pasar dan hidup berdampingan dalam satuan politik yang sama,
tetapi sebenarnya mereka saling terpisah.
Ada beberapa karakteristik dari masyarakat majemuk yang sering kita jumpai dalam
kehidupan di lingkungan masyarakat sehari-hari, yaitu :Dimana akan adanya suatu
struktur sosial yang mana terbagi kedalam suatu lembaga lembaha yang bersifat non-
komplementer.Dengan keberagaman masyarakat di Indonesia, misalnya saja pada
keberagaman agama yang membuat setiap agama mempunya strukturnya sendiri
sendiri. Itulah contoh nyata yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari hari. Oleh
karena itu, lembaga lembaga agama yang ada itu pun tidak bisa saling melengkapi
karena adanya karakteristik yang berbeda dari keberagaman agama tersebut.
Akan adanya suatu atau terjadinya konflik antara kelompok.
Memang sih konflik disini relatif. Perbadaan dalam hal keyakinan maupun
kepercayaan misalnya dalam memilih agama yang dianut.Bisa saja membawa suatu
konflik yang terjadi di masyarakat yang majemuk, karena kurangnya sikap untuk
menghargai dan menghormati satu sama lainnya.Apalagi jika ego yang dimiliki sudah
begitu tinggi atau besar, maka sikap toleransi menjujungtingga kebersamaan, tidak
akan terwujud pada masyarakat multikultural. Itulah salah satu contohnya yang bisa
kita lihat dalam kehidupan masyarakat sehari hari. Dan ini sering terjadi dalam
masyarakat kita di Indonesia.
Adanya suatu dominasi politik pada kelompok tertentu di masyarakat.
Suatu kelompok tertentu yang ada di dalam masyarakat majemuk tentunya akan dapat
memiliki kekuatan politik. Dengan didapatnya kekuatan atau dominasi politik itu,
maka kelompok a bisa mengatur dan menguasai kelompok b.Itulah yang terjadi dan
menjadi suatu bentuk penguasaan dari kelompok a terhadap kelompok b.Atau
kelompok lainnya, yang mana dia tidak punya kekuatan politik. Itulah salah satunya
contohnya.
Adanya terjadi pembagian ke dalam kelompok kelompok tersebut di masyarakat.
Dalam kelompok yang ada di masyarakat sering mempunyai suatu sub kebudayaan
yang berbeda beda yang terjadi dalam aktivitas sehari harinya. Sehingga dia akan
membentuk identitas yang sama namun akan terjadinya segmentasi ke dalam bentuk
bentuk kelompok sosial tersebut. Misalnya seperti pada daerah pulau Jawa yang
terdapat suku jawa, sunda, madura, yang mereka punya kebudayaan berbeda
beda. Atau pada kelompok masyarakat yang ada di pulau sumatera, akan ada suku
melayu, batak, minang, dan berbagai suku yang merantau di pulau sumatera. Dengan
membawa dan memiliki kebudayaan berbeda beda.
Dimana integrasi sosial yang tumbuh karena dan atas paksaan serta saling
ketergantungan.
Memang sih ini relatif. Namun, jika masyarakat yang majemuk tentunya bisa
terkoordinasi dengan baik, maka integrasi sosial itu dapat terwujud. Tetapi, integrasi
sosial ini dilaksanakan dan timbul karena adanya ketergantungan atau paksaandari luar
diri individu maupun kelompok tersebut, bukan dari kesadaran. Misalnya kita bisa lihat
mengenai aturan tentang anti diskriminasi dalam penggunaan fasilitas publik. Tidak
hanta itu, dalam hal kegiatan ekonomi juga memiliki saling ketergantungan yang
timbal balik. Ini juga dapat mewujudkan integrasi sosial yang tumbuh di masyarakat
tersebut.
Minim atau kurangnya dalam mengembangkan suatu kesepakatan bersama
Dimana dengan kemajemukan masyarakat tentu akan ada standar nilai dan norma itu
yang berbeda beda. Dimana diwujudkan dalam perilaku masyarakat. Tentunya itu
terjadi karena karakteristik masyarakat yang berbeda beda. Serta disesuaikan dengan
kondisi dan situasi lingkungan fisik maupun sosial. Itulah yang membuat terkadang
konsensus sukar dan sulit untuk dicapai atau kurang dikembangkan oleh masyarakat.
Dengan cara yang lebih singkat, Pierre L. vanden Berghe menyebutkan beberapa
karakteristik masyarakat majemuk, sebagai berikut.
Dalam sebuah masyarakat yang majemuk pasti ada suatu faktor yang dapat membuat
sebuah masyarakat majemuk itu menjadi masyarakat yang tidak harmonis lagi dan pasti
akan menimbulkan konflik yang berkepanjangan, faktor -faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
Faktor yang pertama ini lebih khususnya bagi individu. Faktor seperti inilah yang
biasanya melahirkan bentrokan pendirian meskipun tidak melulu ada perlakuan
kekerasan di dalamnya.Biasanya, konfliknya juga dapat berbentuk pemusnahan
simbolik atau melenyapkan pikiran-pikiran lawan yang tidak disetujui. Realitanya,
memang tidak ada satu pun individuyang memiliki karakter yang sama. Hal ini pula
yang menyebabkan perbedaan pendapat, tujuan, dan keinginan menjadi tidak
terelakkan.
2. Perbedaan Kebudayaan
3. Perbedaan Kepentingan
Terakhir, perbedaan kepentingan juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya
konflik di masyarakat. Karena adanya tujuan kepentingan yang berbeda-beda, memicu
kelompok-kelompok akan bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan kesempatan
dan sarana
H. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga masyarakat tetap menjadi masyarakat majemuk
Toleransi ialah sikap berperilaku manusia untuk saling menghormati dan menghargai
disparitas/perbedaan, baik antar individu maupun kelompok. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), toleransi ialah sifat atau sikap toleran. Perilaku toleransi
biasanya ditunjukkan untuk menghormati adanya disparitas pendapat, kepercayaan , ras,
serta budaya pada setiap orang atau kelompok. Dengan adanya perilaku toleransi,
perseteruan dan perpecahan antar individu maupun kelompok tidak akan terjadi. Toleransi
artinya sebagai kunci primer perdamaian yang patut dijaga. Hal inilah yang sebagai dasar
untuk hidup saling berdampingan pada kehidupan bernegara serta berbangsa. Seperti
semboyan bhineka Tunggal Ika yang memiliki makna “ Berbeda tetapi tetap satu” Bangsa
Indonesia memang ditakdirkan menjadi bangsa yang mempunyai banyak perbedaan tapi
tetap satu tujuan. Prinsip inilah yang wajib di tanamkan di semua hati warga negaranya,
tetap menjunjung tinggi toleransi. Toleransi memiliki peranan penting dalam menjaga
keharmonisan beragama sebab dengan adanya toleransi, membentuk satu sama lain saling
tahu dan menghargai perbedaan.
Prinsip Bhineka Tunggal Ika, yaitu nasionalisme Indonesia, Kebebasan yang bertanggung
jawab, wawasan nusantara, dan persatuan pembangunan untuk mewujudkan cita-cita
reformasi.Lalu bagaimana cara memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
agar tetap terjalin dan tidak terpecah?Salah satu cara memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa dapat ditempuh melalui mengimplementasikan Pancasila. Selain itu juga
mengimplementasikan Sumpah Pemuda dan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam Pancasila yang merupakan pedoman hidup bangsa,
persatuan dan kesatuan Indonesia disebutkan dalam sila ke-3.Dalam sumpah pemuda juga
berisikan janji putra dan putri Indonesia yang bertumpah darah satu yaitu Indonesia,
berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia, dan berbahasa satu yaitu bahasa
Indonesia.SemboyanBhinneka Tunggal Ika juga mempersatukan Indonesia yang berbeda-
beda dalam kedaulatan bangsa.
Primordialisme adalah suatu pandangan yang menjunjung tinggi ikatan sosial berupa nilai-
nilai, norma, dan kebiasaan-kebiasaan yang bersumber dari etnik, ras, tradisi, dan
kebudayaan yang dibawa sejak seorang individu dilahirkan. Primordialisme tentunya
sangat memengaruhi sikap pola perilaku seorang individu dalam hubungan sosial. Sikap
ini menyebabkan seseorang menjunjung tinggi hasil dari kebudayaannya dengan rasa
kesetiaan yang sangat tinggi.
Apabila seseorang tidak dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat yang multikultural,
sikap primordialisme akan memicu konflik sosial. Secara lebih luas, tentunya akan
menimbulkan perpecahan kerukunan antar warga.
Melakukan musyawarah jika terjadi konflik agar tidak berlanjut kearah perpecahan
Indonesia merupakan negara yang beragam mulai dari suku, agama, etnis, budaya dan
termasuk negara yang majemuk. Sebagai negara yang beragam, tentu Indonesia rentan
dengan perpecahan. Persatuan dan kesatuan menjadi kunci bangsa Indonesia untuk
menjaga keberagaman tersebut. Persatuan dan kesatuan adalah senjata paling ampuh bagi
bangsa Indonesia untuk menjaga dan mempertahankan keberagaman tersebut. Persatuan
dapat diartikan sebagai perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk menjadi
satu. Sementara kesatuan merupakan hasil perkumpulan tersebut yang telah menjadi satu
dan utuh. Sehingga persatuan dan kesatuan mengandung arti bersatunya macam-macam
corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.
Vertikal
Struktur masyarakat Indonesia secara vertikal ditandai dengan adanya perbedaan yang kontras
antara masyarakat kelas atas dan masyarakat kelas bawah.Dimensi vertikal meliputi
kesenjangan politik, ekonomi, dan budaya antara perkotaan dan pedesaan, antara orang
berpendidikan Barat dan tidak berpendidikan, antara kaum elite nasional dan kaum tradisional
serta antara orang kaya dan miskin. Penduduk perkotaan, kaum elite politik nasional, dan
kaum terdidik pada umumnya memiliki budaya modern metropolitan di dalam bidang politik,
gaya hidup, dan kekayaan material.
Sementara itu, penduduk pedesaan dengan pola pertanian tradisional umumnya memiliki
budaya tradisional yang menjalankan praktik hidup berdasarkan tradisi turun-temurun dan
tolok ukur daerah masing-masing.Meskipun dalam masyarakat majemuk ada potensi
timbulnya perbedaan sosial yang tajam di antara kelompok-kelompok sosial yang ada, tetapi
bukan berarti bahwa di dalam masyarakat majemuk tidak bisa terjadi proses integrasi sosial
atau persatuan nasional. Banyak peluang dalam masyarakat majemuk untuk membentuk suatu
proses integrasi nasional.
Horizontal
Struktur masyarakat Indonesia secara vertikal ditandai dengan adanya kesatuan sosial
berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, adat dan kedaerahan.1. Dimensi Horizontal
Masyarakat Indonesia.Dimensi horizontal mencakup keterkaitan bersama kelompok-
kelompok sosial yang berbeda-beda, seperti etnik, keluarga, bahasa, agama, dan rasial di
dalam kerangka loyalitas dan lembaga nasional.
Elemen-elemen atau unsur yang penting dan paling menonjol peranannya dalam
mempengaruhi dinamika masyarakat majemuk adalah perbedaan anggota masyarakat atas
dasar ras dan etnisitas. Keanekaragaman kultural dan kelompok sosial di masyarakat majemuk
pada umumnya bersumber dari adanya perbedaan dalam dua hal, yaitu ras dan etnisitas.
Perbedaan ras dan etnisitas merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk
pluralitas sosial budaya masyarakat majemuk. Karena itu, masyarakat majemuk sering pula
disebut masyarakat multiras atau multietnik. Elemen-elemen penting yang paling besar
pengaruhnya pada dinamika masyarakat majemuk adalah perbedaan ras dan etnisitas.
Perbedaan ras dan etnisitas itu akan diuraikan lebih lanjut berikut ini.
Perbedaan Ras
sifat Ras merupakan pengelompokan manusia berdasarkan ciri-ciri warna kulit dan fisik
tubuh tertentu yang diturunkan secara turun-temurun. Mereka itu berbeda-beda secara fisik
karena merupakan hasil dari interaksi mereka dengan lingkungan hidup khusus
mereka.Namun, di dalam pengertian ras ini yang penting bukan bagaimana fisik tubuh tertentu
yang diperoleh secara turun-temurun, tetapi bagaimana orang mengartikan dan memberi
pandangan terhadap karakteristik kelompok ras tertentu.
Selama ini diakui paling tidak terdapat tiga macam ras besar di dunia ini. yaitu Kaukasoid,
Mongoloid, dan Negroid. Ras Kaukasoid ditandai oleh kulit putih dengan rambut yang lurus
atau bergelombang. Lalu ras Mongoloid ditandai oleh kulit kuning dan cokelat dengan mata
yang sipit.Dan ras Negroid ditandai oleh kulit hitam dengan rambut yang keriting. Selain itu,
terdapat berbagai macam ras yang memiliki ciri-ciri sangat beragam.
Jika ras berkaitan dengan ciri-ciri fisik tubuh, etnisitas lebih menunjuk pada karakteristik budaya
suatu kelompok tertentu. Karakteristik budaya ini dibentuk dan dihasilkan oleh perbedaan
bahasa, agama, suku bangsa, kedaerahan, dan tempat lahir. Kelompok etnik adalah sejumlah
besar orang yang memandang diri dan dipandang oleh kelompok lain, memiliki kesatuan budaya
yang berbeda. Hal itu terjadi akibat dari sifat-sifat budaya bersama dan interaksi timbal balik
yang terus menerus.Dalam pengertian etnisitas ini yang penting adalah anggota kelompok etnis
tersebut memiliki perasaan dan identitas yang sama berdasar asal usul, bahasa, agama, tradisi,
dan pengalaman hidup. Mereka membedakan dirinya dengan kelompok lain berdasarkan ciri-ciri
budaya khas yang mereka miliki.
Pemahaman konsep etnisitas penting untuk menjelaskan dinamika masyarakat majemuk, melalui
sikap etnosentrisme. Sikap etnosentrisme adalah sikap orang yang menggunakan pandangan dan
cara hidup dari sudut pandang sebagai tolok ukur untuk menilai kelompok lain.Kelompok orang
cenderung memandang nilai dan cara hidup kelompoknya adalah yang paling baik. Mereka
cenderung memandang kelompok lain kurang baik dan tidak bernilai. Gejala tersebut merupakan
gejala sosiologis yang umum. Secara sosiologis, sikap etnosentrisme dapat mempererat
solidaritas kelompok etnik tertentu. Namun, di lain pihak etnosentrisme dapat menimbulkan
keresahan sosial di pihak kelompok lain.
Menurut Parekh, Keanekaragaman subkultural adalah sutu kondisi dimana para anggota
masyarakat memiliki satu kebudayaan umum yang luas dianut, beberapa diantara mereka
menyakinkan keyakinan dan praktek yang berbeda berkenaan dengan wilayah kehidupan
tertentu atau menempuh cara hidup mereka sendiri yang relative sangat berbeda. Contoh
ini adalah Komunitas Lia Eden, kelompok-kelompok ‘sempalann” agama mainstream.
3.Keanekaragaman Komunal
Setelah mengenal apa itu masyarakat majemuk sekarang saatnya kita membahas tentang
karakteristik dan ciri – ciri dari masyarakat majemuk . Menurut salah seorang sosiologis
ternama Pierre L. Van den Berghe, karakterisitik dan ciri – ciri masyarakat majemuk secara
umum dapat dilihat dengan tanda – tanda seperti berikut:
Berdasarkan hal – hal yang sudah disebutkan sebelumnya dapat dikatakan bahwa masyarakat
majemuk bila dilihat secara umum memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
Kesederajatan dalam kedudukan (status sosial) yang tetap bertahan meskipun ditengah –
tengah kebudayaan, adat istiadat, maupun ditengah suku, dan agama yang berbeda –
beda.
Mengakui adanya perbedaan dan keberagaman serta kompleksitas dalam masyarakat.
Menjunjung tinggi unsur kebersamaan, kerja sama, dan selalu hidup berdampingan dengan
damai meski terdapat perbedaan.
Menghargai hak asasi manusia dan toleransi terhadap perbedaan.
Tidak mempersoalkan kelompok minoritas maupun mayoritas yang ada di tengah – tengah
masyarakat.
Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya pada dasarnya dalam untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan mempertahankan hidupnya membutuhkan manusia lain di sekelilingnya.
Atau dengan kata lain bahwa dalam hidupnya manusia tidak terlepas hubungannya dengan
manusia lainnya, sehingga hubungan antar manusia tersebut merupakan kebutuhan objektif.
Walaupun dalam masyarakat majemuk terdiri atas berbagai suku bangsa dengan adat-istiadat yang
berbeda, interaksi sosial diantara mereka dapat dibedakan dalam empat bentuk yaitu kerja sama,
persaingan, pertikaian, dan akomodasi. Dijelaskan lebih lanjut bahwa, kerja sama adalah suatu
bentuk proses sosial dimana dua atau lebih perorangan atau kelompok mengadakan kegiatan
bersama guna mencapai tujuan yang sama. Timbulnya kerjasama , adalah apabila orang
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama, dan saat yang
bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
memenuhi kepentingan tersebut melalui kerjasama, kesadaran akan adanya kepentingan-
kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam
kerjasama yang berguna.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi dalam pembahasan ini dapat kami simpulkan bahwa masyarakat majemuk
adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup
sendiri- sendiri. Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang
bersifat unik: Horizontal, Ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan social
berdasarkan perbedaan suku-bangsa, perbedaan agama, adat serta perbedaan-
perbedaan kedaerahan.Vertical ,Strukturmayarakat Indonesia ditandai adanya
perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup
dalam. Pierre L. Van dan Berghe menyebutkan beberapa karakteristik masyarakat
majemuk, sebagai berikut: Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok
yang seringkai memiliki sub kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Memiliki
struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non
komplementer. Kurang mampu mengembangkan konsensus di antara para anggota-
anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar.
DAFTAR PUSTAKA
https://kelasips.com/masyarakat-majemuk/
https://www.slideshare.net/LestariMoerdijat/kemajemukan-masyarakat-indonesia
https://kuisatu.com/untuk-menjaga-keutuhan-masyarakat-majemuk-yang-ada-di-indonesia-dapat-
dilakukan-dengan-cara/
https://agsasman3yk.wordpress.com/2011/04/06/struktur-majemuk-masyarakat-indonesia/
http://nimasayuf-fisip16.web.unair.ac.id/artikel_detail-212751-Studi%20Strategis%20Indonesia
%20I:%20NegaraBangsa%20dan%20Struktur%20Dasar-Struktur%20Masyarakat%20Majemuk
%20di%20Indonesia.html
https://www.sosiologi.info/2022/01/karakteristik-masyarakat-majemuk-multikultural-
contohnya.html?m=1