Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MASYARAKAT NTT SEBAGAI MASYARAKAT MAJEMUK

Disusun Oleh :

NAMA : MARIA APOLONIA WILHELMINA KUJI

NIM : 2103030050

KELAS :B

SEMESTER : II

PRODI :SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG


2022

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadapan hadirat TUHAN YANG MAHA KUASA atas segala berkat
serta rahmatnya dan atas campur tangan TUHAN hingga saat ini saya saya pun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat pada waktunya, makalah ini berjudul
tentang masyarakat NTT sebagai masyarakat majemuk. Makalah ini saya susun agar setiap dari
pada kita bisa memahami serta mendapatkan sebuah pemahaman atau wawasan yang lebih luas
mengenai makalah ini. Selain dari pada itu tujuan, maksud, serta penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas ujian akhir semester yang di berikan oleh bapak
Dosen dari mata kuliah Sistem sosial budaya Indonesia.

Saya juga berterima kasih kepada bapak Dosen yang telah memberikan tugas ini kepada saya
untuk dapat mencari berbagai sumber-sumber pengetahuan yang ada pada referensi yang saya
kerjakan, agar setiap pemahaman serta wawasan dan setiap pengetahuan saya dapat menjadi lebih
luas. Selain dari pada itu makalah ini bertujuan agar setiap dari pada kita bisa mendapatkan
banyak pemahaman mengenai isi dari makalah ini.

Kupang, 11 Mei 2022

Maria Apolonia Wilhelmina Kuji


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian masyarakat Majemuk


B. Sejarah perkembangan masyarakat kultural di NTT
C. Contoh masyarakat majemuk di NTT yang kamu ketahui
D. Alasanmasyarakat NTT disebut sebagai masyarakat majemuk
E. Kehidupan masyarakat NTT
F. Karakteristik masyarakat majemuk di NTT
G. Faktor yang dapat merusak kemajemukan masyarakat di NTT
H. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga mayarakat agar tetap menjadi masyarakat
yang majemuk
I. Struktur masyarakat majemuk yang kamu ketahui
J. Unsur-unsur dari masyarakat majemuk
K. Jenis-jenis dari masyarakat majemuk yang kamu ketahui

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sulit dipungkiri, Indonesia ditinjau dari aspek manapun merupakan sebuah bangsa yang
majemuk. Ini terlebih jika dikontrakan dengan bangsa-bangsa lain seperti Jepang, Korea,
Thailand, ataupun Anglo Saxon (Inggris). Kemajemukan ini tampak dalam manifestasi
kebudayaan bangsa Indonesia yang tidak “satu”. Budaya Indonesia dapat dengan mudah
dipecah kedalam budaya Jawa, Sunda, Batak, Minangkabau, atau pun Toraja, sebagai
misal.
Kemajemukan juga termanifestasi dalam masalah agama, lokasi domestik, tingkat
ekonomi ataupun perbedaan-perbedaan sikap dalam politik. Sikap politik, secara khusus,
paling mudah menampakkan diri ke dalam bentuk partai-partai politik yang bervariasi dan
hidup berkembang di bumi Indonesia.
Ciri dari masyarakat majemuk adalah secara atruktural memiliki sub-sub kebudayaan yang
bersifat diverse. Ia kurang mengalami perkembangan dalam hal sistem nilai atau konsesur
yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat. Kurang pola ditandari oleh
berkembanganya sistem nilai dari kesatuan-kesatuan sosial yang menjadi bagian-
bagiannya dengan penganutan peranggotanya masing-masing secara tegar dalam
tebentuknya yang relative murni serta sering timbulnya konflik-konflik sosial. Masyarakat
majemuk biasanya tersegmentasi kedalam kelompok yang punyai sub kebudayaan yang
berbeda.
Sebab itu, merupakan suatu kajian menarik guna melihat seperti apa manifestasi
kemajemukan struktur masyarakat Indonesia ini. Kemudian penelaahan akan dilakukan
seputar kelebihan serta kelemahan dari struktur majemuk masyarakat Indonesia ini.
Masyarakat multikultural merupakan suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur
kebudayaan.Hal tersebut disebabkan karena banyaknya suku bangsa yang memilik struktur
budaya sendiri yang berbeda dengan budaya suku bangsa yang lainnya. Masyarakat
majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup
sendiri- sendiri. Perbedaan-perbedaan sukubangsa, agama, adat, dan kedaerahan seringkali
disebut sebagai ciri masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk, suatu istilah yang mula-
mula dikenalkan oleh Furnivall untuk menggambarkan masyarakat Indonesia pada masa
Hindia Belanda. Konsep masyarakat majemuk sebagaimana yang digunakan oleh ahli-ahli
ilmu kemasyarakatan dewasa ini memang merupakan perluasan dari konsep Furnivall
tersebut.
Perbedaan merupakan kenyataan yang sudah ada sejak Dari awal ketika kehidupan umat
manusia ini diciptakan oleh Sang Maha Pencipta. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
Kehidupan umat manusia maka perbedaan merupakan suatu Kenyataan yang di
anugrahkan (as given) akan senantiasa melekat Pada diri kita dan karenanya akan tetap
sepanjang sejarah Kehidupan umat manusia. Hal tersebut bermakna bahwa dalam
Menjalani kehidupan sosialnya maka setiap individu manusia akan Senantiasa ada dalam
medan perbedaan yang sama sekali tidak Bisa untuk dihindari. Perbedaan dalam realitas
sosial merupakan Entitas yang harus diterima sebagai fakta absolut oleh setiap Individu
manusia dalam kehidupan ini.

B. Rumusan Masalah
A. Apa itu masyarakat Majemuk?
B. Sejarah perkembangan masyarakat kultural di NTT?
C. Apa contoh masyarakat majemuk di NTTyang kamu ketahui?
D. Mengapa masyarakat NTT disebut sebagai masyarakat majemuk?
E. Bagaimana kehidupan masyarakat NTT?
F. Sebutkan karakteristik masyarakat majemuk di NTT?
G. Faktor apa saja yang dapat merusak kemajemukan masyarakat di NTT?
H. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk menjaga mayarakat agar tetap menjadi
masyarakat yang majemuk?
I. Apa saja struktur masyarakat majemuk yang kamu ketahui?
J. Apa saja yang menjadi unsur-unsur dari masyarakat majemuk?
K. Sebutkan jenis-jenis dari masyarakat majemuk yang kamu ketahui?
L. Sebutkan cari- ciri masyarakat yang majemuk?
M. Apakah dalam masyarakat majemuk dapat menciptakan interaksi sosial antar
masyarakat?
C. Tujuan penulisan makalah
1. Memberi pemahaman dan menambah pengetahuan pembaca tentang kehidupan
masyarakat NTT sebagai masyarakat majemuk!
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian masyarakat majemuk

Dalam masyarakat majemuk manapun, mereka yang tergolong sebagai minoritas selalu
didiskriminasi. Ada yang didiskriminasi secara legal dan formal, seperti yang terjadi di
negara Afrika Selatan sebelum direformasi atau pada jaman penjaajhan Belanda dan
penjaajhan Jepang di Indonesia. Dan, ada yang didiskriminasi secara sosial dan budaya
dalam bentuk kebijakan pemerintah nasional dan pemerintah setempat seperti yang terjadi
di Indonesia dewasa ini. Dalam tulisan singkat ini akan ditunjukkan bahwa perjuangan hak-
hak minoritas hanya mungkin berhasil jika masyarakat majemuk Indonesia kita
perjuangkan untuk dirubah menjadi masyarakat multikultural. Karena dalam masyarakat
multikultural itulah, hak-hak untuk berbeda diakui dan dihargai. Tulisan ini akan dimulai
dengan penjelasan mengenai apa itu masyarakat Indonesia majemuk, yang seringkali salah
diidentifikasi oleh para ahli dan orang awam sebagai masyarakat multikultural. Uraian
berikutnya adalah mengenai dengan penjelasan mengenai apa itu golongan minoritas dalam
kaitan atau pertentangannya dengan golongan dominan, dan disusul dengan penjelasan
mengenai multikulturalisme. Tulisan akan diakhiri dengan saran mengenai bagaimana
memperjuangkan hak-hak minoritas di Indonesia.

Di Indonesia, sebagai salah satu karakteristik Negara berkembang diakui mempunyai


banyak pulau-pulau, tentunya secara letak geografis juga akan memiliki keragaman unsur
kebudayaan berbeda. Karena pada dasarnya, Indonesia sangat majemuk atau beraneka
ragam makna suku bangsa, bahasa, arti ras, adat istiadat, agama, golongan partai politik,
profesi, dan budaya. Dari sudut pandang historis kemajemukan masyarakat Indonesia oleh
salah satu tokoh dari kerajaan majapahit yaitu Empu Tantular menggambarkan dalam
ungkapan Bhineka Tunggal Ika yang memiliki arti berbeda-beda tetap satu jua.

Masyarakat majemuk sejatinya ialah penggambaran atas kehidupan yang terdiri dari
berbagai bentuk kelompok sosial yang hidup dan tinggal bersama dalam suatu tempat
(wilayah atau negara), namun terpisah secara garis budaya masing-masing. Sehingga
sistem sosial terkait dengan kehidupan dalam masyarakat majemuk ini memiliki berbagai
dampak positif dan negatif. Namun yang pasti, jikalau setiap pihak menjiwai arti toleransi
maka akan menimbulkan integrasi sosial untuk memilih hidup bersama-sama.Masyarakat
Majemuk juga merupakan masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas maupun
kelompok-kelompok yang secara budaya dan ekonomi terpisah secara memiliki struktur
kelembagaan yang berbeda satu dengan lainnya.

Adapun definisi masyarakat majemuk menurut para ahli, antara lain;

1. S. Furnival, Masyarakat majemuk ialah suatu masyarakat yang berada dalam  sistem nilai
yang dijadikan pedoman oleh beberapa integrasi sosial yang di dalamnya terdapat para
anggota kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan.
2. Nasikun, Definisi masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri atas dua atau banyak
suatu aturan  tertib sosial, komunitas atau kelompok yang secara kultural, ekonomi, dan politik
terisolasi, serta memiliki struktur dan kelembagaan yang berbeda-beda antara satu dengan
lainnya..
3. CliffordGeertz, Arti masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terfragmentasi ke dalam
bagian-bagian kecil sistem yang kurang lebih terdiri dari diri sendiri dan terikat ke dalam
ikatan-ikatan primordial.

Sementara itu hubungan sosial dan kultural antara masyarakat NTT, terutama ke kota
Kupangdengan daerah asalnya tidak terputus sehingga ikatantradisionalnya tidak pudar, dan hal
ini menjadi potensi konflikantar kelompok sosial sebab setiap kelompok etnis menjaga identitas
kelompoknya sendiri-sendiri. Interaksi sosial yang bersifat konflik tampak jelas dari tutur kata
warga masyarakatdalam pergaulan sehari-hari melalui pertanyaan atau ungkapanseperti: "dia
orang mana, atau dia orang apa". Pertanyaan pertama biasanya menghendaki jawaban
menyangkut asaldaerah atau etnis seseorang, seperti: " orang Timor, orangFlores, orang Rote,
Orang sabu, Orang Alor, Orang Sumba,Oranga Bugis/ Maksar, Orang Jawa, Orang Sumatera,
dansejenisnya. Sedangkan pertanyaan kedua berkaitan denganagama yang dianut seseorang
seperti orang Bhudha, OrangHindu, Orang Islam, Orang Khatolik, atau Orang Protestan.
Pengamatan di lapangan selam ini memperlihatkan bahwakelompok etnis yang berasal dar NTT
yakni Rote, Timor, dan Flores merupakan kelompok yang dominan dalam
organisasipemerintahan, tetapi dalam kegiatan perekonomian sektor informal mereka tidak
dominan, melainkan kelompok etnisyang berasal dari luar NTT, yaitu Bugis dan Jawa yang
informal dan sektor tersebutsulit dimasuki oleh kelompok etnis lain.

B. Sejarah perkembangan masyarakat Kultural di NTT

serangan Raja-raja lokal di Timor merupakan awaldibangunnya jaringan sosial tradisional


dan kelompok agama. Meskipun pemerintah kolonial tidak secara langsungmembagi kegiatan
di antara kelompok etnis yang ada, tetapikebiasaan di daerah asal masing-masing
kelompok/sub kelompok etnis menyebabkan mereka terkonsentrasi ke dalam jenis kegiatan
tertentu. Kecenderungan itu semakin kuat dengan adanya perlakuan beda oleh pemerintah
Belandakepada kelompok-kelompok etnis yang ada sehingga lambatlaun terbentuk jaringan
kegiatan ekonomi yang kokoh, seperti: penjagal hewan dan penjual daging berasal dari Rote,
penjual Siri/pinang dari Rote dan sabu, penjual rempah-rempahdan buah-buahan dari kepulan
kecil di bagian Timor Flores(Solor). Bahkan beberapa pelaku sejarah mengakui
bahwapemerintah kolonial memberikan kesempatan secaradiskriminatif kepada kelompok
etnis Rote dan Sabu untukmenduduki jabatan sipil dan militer sampaiKapten.
Segera setelah kekalahan Jepang dari sekutu, banyak diantar prajurit Belanda yang pribumi
NTT kembali kedaerahnya dengan membawa serta istri dan keluarganyayang berasal dari luar
NTT, terutama dari etnis Jawa dansunda. Kehadiran mereka di NTT tidak berarti
putusnyahubungan sosial dan kultural dengan daerah asal, bahkansebaliknya mereka
mengajak serta sanak keluarganya sambil memperkenalkan beberapa jenis kegiatan sektor
informal yang baru untuk masyarakat NTT, antara lain memproduksi dan memasarkan jenis-
jenis makanan dan jamu. Pada waktu terjadi perang saudara Timor Timur dansetelahnya,
terjadi gelombang migrasi swakarsa besar besaran dari Sulawesi Selatan, Jawa, dan Madura ke
wilayah NTT, khususnya ke Kupang. Mereka menekuni bidang-bidang kegiatan sektor
informal; yang sudah ditekuni ditempat asal mereka dan yang sudah dilakukan oleh
sesamasedaerah dan seetnis di NTT sehingga terjalin jaringankegiatan sektor informal yang
relatif kokoh dan tertutup.
Sementara itu , seperti diutarakan di atas hubungan sosial dan kultural antar mereka yang
berurbanisasi dan bermigrasi dengan daerah asalnya tidak terputus, bahkan hubungantersebut
tercenderung lebih intensif dengan tersedianyasarana tranportasi dan komunikasi.
Kesinambunganhubungan sosial kultural ini tampak dari intensitas berpergianke daerah asal
dan upaya-upaya untuk mempertahankan nilaidan tradisi daerah asalnya di daerah tujuan
(Kupang).Beberapa di antaranya adalah yang menyangkut ritus-rituskehidupan dari sejak
kehamilan, lahir, dewasa/kawani, kematian, serta ritus setelah kematian seseorang.
Sistemperkawinan ke dalam kelompok etnis yang tertutup danpenggunaan bahasa daerah asal
dalam pergaulan dengansesama sedaerah serta pemberian nama menurut tradisi daerahasal
(totem name) misalnya, adalah dua bentuk upayamempertahankan tradisi daerah asal dan
jaringan tradisionalyang lain

C. Contoh masyarakat majemuk

Contoh yang bisa disebutkan dalam kemajumukan dalam masyarakat, khususnya di Indonesia.
Antara lain;

1. Lembaga Agama

Di Indonesia sendiri dengan beragam corak agama dan kebudayaan menjadikannya


sebagai Negara yang memiliki masyarakat majemuk. Semisal saja umat islam sebagai
umat mayoritas dengan beragam kebudayaanya. Sedikit banyak yang memegang
kekuasaan dalam kebijakan dan berbagai struktur di pemerintahan tentunya memiliki
pengaruh besar terhadap kondisi sosial masyarakat.

2. Budaya

Contoh lain diantaranya ialah bisa kita lihat dalam negara Indonesia yang banyak corak
dan ragam kebudayaanyan. Semisal, dalam budaya Etnis tionghoa yang tidak terlalu
menjadi bagian kelompok mayoritas di Indonesia, namun mereka mempunyai peran yang
besar dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya di suatu negara.

Adanya peringatan hari-hari besar dalam kalender etnis tionghoa menjadikan kita
mengetahui dan menghargai cara keberagamaan mereka, adanya acara kebudayaan dalam
acara-acara kebudayaan pada etnis tersebut, menjadikan kita tahu budaya dari etnis
tersebut dan memperkaya wawasan kita akan kebudayaan.

3. Pendidikan

Perihal pendidikan adanya penggambaran atas masyarakat majemuk di Indonesia dilihat


dari adanya proses belajar di setiap daerah khususnya untuk tingkat pendidikan sekolah
dasar dan menangah yang mengharuskan untuk mengusai mata pelajaran muatan lokal.
Seperti belajar terkait dengan aksara, bahasa, dan lainnya.
D. Alasan masyarakat NTT disebut sebagai masyarakat majemuk

Indonesia sebagai suatu negara multikultural merupakan sebuahkenyataan yang tak


terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagaietnik yang menganut agama dan
kepercayaan yang berbeda-beda serta memiliki dan menggunakan berbagai macam bahasa.Hal
ini dapat dilihat dari kekayaan sosiokultural dan kondisi geografis yangbegitu beragam dan
luas. Indonesia mempunyai belasan ribu pulau besar dankecil, serta populasi penduduk ratusan
juta jiwa yang terdiri dari berbagaimacam suku dengan bahasa. Selain itu, penduduk Indonesia
menganut agamadan kepercayaan yang beragam seperti Islam, Katolik, Kristen, Hindu,
Budha, Konghucu serta berbagai macam aliran kepercayaan. Masyarakat Indonesia adalah
masyarakat yang majemuk. Disebutmasyarakat majemuk karena masyarakat Indonesia berasal
dari berbagaimacam suku, agama, ras, dan budaya. Masyarakat menjadi beragam
karenaorang-orang dari berbagai daerah di Indonesia datang dan menetap di suatutempat.
Mereka membawa kebudayaan dan adat istiadat mereka ke tempattinggal mereka yang baru.
Hal-hal yang menyebabkan keragaman budaya disuatu daerah antara lain adalah: agama, adat
istiadat, tingkat pendidikan,kesenian, dan macam-macam jenis pekerjaan.

Disebut juga sebagai masyarakat majemuk karena masyarakat Indonesia berasal dari berbagai


macam suku, agama, ras, dan budaya. Masyarakat menjadi beragam karena orang-orang dari
berbagai daerah di Indonesia datang dan menetap di suatu tempat. Mereka membawa
kebudayaan dan adat istiadat mereka ke tempat tinggal mereka yang baru.

E. Kehidupan masyarakat NTT

Kehidupan sehari-hari di NTT sangat normal seperti di daerah-daerah lain di Indonesia.


Kondisi sehari-harinya tidak sehiruk-pikuk daerah lain karena kepadatan penduduk di NTT
tidak setinggi daerah lain. Perbedaan yang paling terasa adalah pada hari minggu, karena
semua toko akan tutup, dan akan buka kembali di siang dan sore hari, atau bahkan tidak buka
sama sekali di hari minggu, dan suasana hari minggu di NTT cukup berbeda dari daerah lain
karena di minggu pagi biasanya sepi dan hanya terdengar suara-suara dari gereja. Hari minggu
di NTT juga bebas tilang dan bebas helm karena rambut yang sudah ditata dan tidak boleh
diganggu gugat lagi, polisi sudah mengerti akan hal ini sehingga mereka tidak ingin mencari
masalah lagi. Di era 2010 ke bawah, masih banyak toko di kupang yang memberlakukan jam
tidur siang, sehingga biasanya dari jam 2–5 sore toko akan tutup sementara, kalau sekarang
hanya beberapa toko lama saja yang masih memberlakukan hal tersebut.

Walaupun NTT masih bersolek menjadi daerah utama tujuan wisata, namun sejak dulu NTT
sudah dikenal para turis mancanegara, sebelum tahun 1998, penerbangan Kupang-Darwin
selalu aktif. Sehingga saat ini beberapa tempat wisata di NTT walaupun tidak begitu ramai,
namun mayoritasnya adalah turis mancanegara bukan turis dari Jawa dan sekitarnya. Sarana
Prasarana di NTT juga belum sebaik di daerah lain, terutama di wilayah-wilayah kabupaten.

Secara budaya, NTT masih sangat kental kekeluargaannya dan masih banyak acara adatnya,
sehingga masih sangat sering diadakan pesta besar walaupun memakan banyak biaya.
Berbagai jenis syukuran yang mulai dari permandian/baptis, ulang tahun, maso minta,
pernikahan, 40 hari, dan lainnya yang sangat banyak. Belis (Mahar) pernikahan di NTT juga
tidak dapat dianggap remeh karena budaya NTT yang sangat menjunjung tinggi wanita. Orang
NTT khususnya Kupang juga memiliki rasa gengsi yang tinggi, mulai dari gaya berpakaian
hingga pekerjaan, sehingga akan sangat jarang ditemui pengemis apalagi pengamen di
Kupang, karena setiap warga NTT membawa fam (marga) yang mana artinya membawa
gengsi suatu suku tertentu, dan hal tersebut sangat dijunjung tinggi, bahkan seringkali orang
akan lebih mengingat fam (marga) orang lain dibandingkan dengan nama panggilannya,
terutama dalam kehidupan persekolahan.

F. Karakteristik masyarakat majemuk NTT

Dalam kehidupan masyarakat sering kali ditemui banyak kelompok hidup dengan cara
berbeda dari kelompok lainnya. Sebagian kelompok juga membaur dengan
kelompokmasyarakat lainnya. Dalam masyarakat majemuk terdapat kelompok-kelompok yang
hidup dengan caranya sendiri dan tidak membaur satu dengan lainnya.Dilihat dari sudut
pandang atau perspektif sosiologi dan antropologi, struktur masyarakat indonesia dapat
dikatakan mencerminkan sistem sosial budaya yang kompleks.Secara horizontal ditandai
kenyataan adanya kesatuan-kesatuan etnisitas berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa,
adat, agama, dan ciri-ciri kedearahan lainnya. Sedangkan secara vertikal, ditandai oleh
perbedaan-perbedaan antar lapisan sosial yang cukup tajam.Adanya perbedaan-perbedaan ini
menyebabkan masyarakat indonesia dikenal sebagai masyarakat majemuk.

Setiap kelompok memiliki agama, kebudayaan dan bahasa, serta cita-cita, hingga cara-cara
hidup mereka masing-masing. Para individu dari masing-masing kelompok mungkin saja
bertemu serta berinteraksi di pasar dan hidup berdampingan dalam satuan politik yang sama,
tetapi sebenarnya mereka saling terpisah.

 Ada beberapa karakteristik dari masyarakat majemuk yang sering kita jumpai dalam
kehidupan di lingkungan masyarakat sehari-hari, yaitu :Dimana akan adanya suatu
struktur sosial yang mana terbagi kedalam suatu lembaga lembaha yang bersifat non-
komplementer.Dengan keberagaman masyarakat di Indonesia, misalnya saja pada
keberagaman agama yang membuat setiap agama mempunya strukturnya sendiri
sendiri. Itulah contoh nyata yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari hari. Oleh
karena itu, lembaga lembaga agama yang ada itu pun tidak bisa saling melengkapi
karena adanya karakteristik yang berbeda dari keberagaman agama tersebut. 
 Akan adanya suatu atau terjadinya konflik antara kelompok.
Memang sih konflik disini relatif. Perbadaan dalam hal keyakinan maupun
kepercayaan misalnya dalam memilih agama yang dianut.Bisa saja membawa suatu
konflik yang terjadi di masyarakat yang majemuk, karena kurangnya sikap untuk
menghargai dan menghormati satu sama lainnya.Apalagi jika ego yang dimiliki sudah
begitu tinggi atau besar, maka sikap toleransi menjujungtingga kebersamaan, tidak
akan terwujud pada masyarakat multikultural. Itulah salah satu contohnya yang bisa
kita lihat dalam kehidupan masyarakat sehari hari. Dan ini sering terjadi dalam
masyarakat kita di Indonesia. 
 Adanya suatu dominasi politik pada kelompok tertentu di masyarakat. 
Suatu kelompok tertentu yang ada di dalam masyarakat majemuk tentunya akan dapat
memiliki kekuatan politik. Dengan didapatnya kekuatan atau dominasi politik itu,
maka kelompok a bisa mengatur dan menguasai kelompok b.Itulah yang terjadi dan
menjadi suatu bentuk penguasaan dari kelompok a terhadap kelompok b.Atau
kelompok lainnya, yang mana dia tidak punya kekuatan politik. Itulah salah satunya
contohnya.
 Adanya terjadi pembagian ke dalam kelompok kelompok tersebut di masyarakat. 
Dalam kelompok yang ada di masyarakat sering mempunyai suatu sub kebudayaan
yang berbeda beda yang terjadi dalam aktivitas sehari harinya. Sehingga dia akan
membentuk identitas yang sama namun akan terjadinya segmentasi ke dalam bentuk
bentuk kelompok sosial tersebut. Misalnya seperti pada daerah pulau Jawa yang
terdapat suku jawa, sunda, madura, yang mereka punya kebudayaan berbeda
beda. Atau pada kelompok masyarakat yang ada di pulau sumatera, akan ada suku
melayu, batak, minang, dan berbagai suku yang merantau di pulau sumatera. Dengan
membawa dan memiliki kebudayaan berbeda beda. 
 Dimana integrasi sosial yang tumbuh karena dan atas paksaan serta saling
ketergantungan.
Memang sih ini relatif. Namun, jika masyarakat yang majemuk tentunya bisa
terkoordinasi dengan baik, maka integrasi sosial itu dapat terwujud. Tetapi, integrasi
sosial ini dilaksanakan dan timbul karena adanya ketergantungan atau paksaandari luar
diri individu maupun kelompok tersebut, bukan dari kesadaran. Misalnya kita bisa lihat
mengenai aturan tentang anti diskriminasi dalam penggunaan fasilitas publik. Tidak
hanta itu, dalam hal kegiatan ekonomi juga memiliki saling ketergantungan yang
timbal balik. Ini juga dapat mewujudkan integrasi sosial yang tumbuh di masyarakat
tersebut. 
 Minim atau kurangnya dalam mengembangkan suatu kesepakatan bersama 
Dimana dengan kemajemukan masyarakat tentu akan ada standar nilai dan norma itu
yang berbeda beda. Dimana diwujudkan dalam perilaku masyarakat. Tentunya itu
terjadi karena karakteristik masyarakat yang berbeda beda. Serta disesuaikan dengan
kondisi dan situasi lingkungan fisik maupun sosial. Itulah yang membuat terkadang
konsensus sukar dan sulit untuk dicapai atau kurang dikembangkan oleh masyarakat.

Dengan cara yang lebih singkat, Pierre L. vanden Berghe menyebutkan beberapa
karakteristik masyarakat majemuk, sebagai berikut.

1. terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki


sub kebudayaan yang berbeda satu sama lain,
2. memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang
bersifat non komplementer,
3. kurang mampu mengembangkan konsensus di antara para anggota-anggotanya
terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar,
4. secara relatif sering kali mengalami konflik-konflik di antara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain,
5. secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling
ketergantungan di dalam bidang ekonomi, serta
6. adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok yang lain

G. Faktor yang dapat merusak kemajemukan masyarakat NTT

Dalam sebuah masyarakat yang majemuk pasti ada suatu faktor yang dapat membuat
sebuah masyarakat majemuk itu menjadi masyarakat yang tidak harmonis lagi dan pasti
akan menimbulkan konflik yang berkepanjangan, faktor -faktor tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Perbedaan Pendirian dan Keyakinan

Faktor yang pertama ini lebih khususnya bagi individu. Faktor seperti inilah yang
biasanya melahirkan bentrokan pendirian meskipun tidak melulu ada perlakuan
kekerasan di dalamnya.Biasanya, konfliknya juga dapat berbentuk pemusnahan
simbolik atau melenyapkan pikiran-pikiran lawan yang tidak disetujui. Realitanya,
memang tidak ada satu pun individuyang memiliki karakter yang sama. Hal ini pula
yang menyebabkan perbedaan pendapat, tujuan, dan keinginan menjadi tidak
terelakkan.

2. Perbedaan Kebudayaan

Faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat yang selanjutnya adalah perbedaan


kebudayaan. Perbedaan ini tidak hanya menimbulkan konflik antar individu seperti
sebelumnya, namun dapat menjadi pemicu konflik antar kelompok pula. Pola-pola
kebudayaan yang beragam di tiap kelompok dapat menimbulkan pola-pola kepribadian
dan pola-pola perilaku yang berbeda pula di kalangan khalayak kelompok yang
luas.Dampak panjangnya, perbedaan kebudayaan ini bisa melahirkan sikap
etnosentrisme. Atau, sikap yang ditunjukkan kepada kelompok lain bahwa
kelompoknya paling baik. Sikap ini juga menjadi buntut panjang dari terciptanya
konflik antar penganut kebudayaan.

3. Perbedaan Kepentingan

Terakhir, perbedaan kepentingan juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya
konflik di masyarakat. Karena adanya tujuan kepentingan yang berbeda-beda, memicu
kelompok-kelompok akan bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan kesempatan
dan sarana

H. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga masyarakat tetap menjadi masyarakat majemuk

Masyarakat majemuk terbentuk dari mengelompoknya masyarakat-masyarakat dari berbagai


suku bangsa oleh sistem nilai yang disepakati, yang pada umumnya dilakukan secara paksa
untuk menjadi tatanan sebuah bangsa dalam bingkai negara. Dengan dilandasi keberagaman
inilah yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya konflik horizontal. Oleh sebab itu perlu
dilakukan sikap kooperatif atau saling bekerjasama untuk menjaga keberagaman tersebut,
yaitu sebagai berikut :

 Bersikap saling menghargai antar sesama

Toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati perbedaan antarsesama manusia.


Perbedaan yang dimaksud bisa bermacam-macam, mulai perbedaan suku, budaya, agama,
sampai dengan kondisi fisik. Toleransi termasuk sikap positif yang baik untuk menjaga
kerukunan dan mencegah konflik dari masyarakat. Sikap ini perlu diterapkan sejak kecil,
supaya menjaga perbedaan yang ada di masyarakat. Dengan besarnya peran toleransi
dalam masyarakat, arti toleransi yang sesungguhnya harus diketahui untuk selanjutnya
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

 Menjunjung tinggi toleransi

Toleransi ialah sikap berperilaku manusia untuk saling menghormati dan menghargai
disparitas/perbedaan, baik antar individu maupun kelompok. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), toleransi ialah sifat atau sikap toleran. Perilaku toleransi
biasanya ditunjukkan untuk menghormati adanya disparitas pendapat, kepercayaan , ras,
serta budaya pada setiap orang atau kelompok. Dengan adanya perilaku toleransi,
perseteruan dan perpecahan antar individu maupun kelompok tidak akan terjadi. Toleransi
artinya sebagai kunci primer perdamaian yang patut dijaga. Hal inilah yang sebagai dasar
untuk hidup saling berdampingan pada kehidupan bernegara serta berbangsa. Seperti
semboyan bhineka Tunggal Ika yang memiliki makna “ Berbeda tetapi tetap satu” Bangsa
Indonesia memang ditakdirkan menjadi bangsa yang mempunyai banyak perbedaan tapi
tetap satu tujuan. Prinsip inilah yang wajib di tanamkan di semua hati warga negaranya,
tetap menjunjung tinggi toleransi. Toleransi memiliki peranan penting dalam menjaga
keharmonisan beragama sebab dengan adanya toleransi, membentuk satu sama lain saling
tahu dan menghargai perbedaan.

 Menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan

Prinsip Bhineka Tunggal Ika, yaitu nasionalisme Indonesia, Kebebasan yang bertanggung
jawab, wawasan nusantara, dan persatuan pembangunan untuk mewujudkan cita-cita
reformasi.Lalu bagaimana cara memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
agar tetap terjalin dan tidak terpecah?Salah satu cara memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa dapat ditempuh melalui mengimplementasikan Pancasila. Selain itu juga
mengimplementasikan Sumpah Pemuda dan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam Pancasila yang merupakan pedoman hidup bangsa,
persatuan dan kesatuan Indonesia disebutkan dalam sila ke-3.Dalam sumpah pemuda juga
berisikan janji putra dan putri Indonesia yang bertumpah darah satu yaitu Indonesia,
berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia, dan berbahasa satu yaitu bahasa
Indonesia.SemboyanBhinneka Tunggal Ika juga mempersatukan Indonesia yang berbeda-
beda dalam kedaulatan bangsa.

 Tidak bersikap primordialis

Primordialisme adalah suatu pandangan yang menjunjung tinggi ikatan sosial berupa nilai-
nilai, norma, dan kebiasaan-kebiasaan yang bersumber dari etnik, ras, tradisi, dan
kebudayaan yang dibawa sejak seorang individu dilahirkan. Primordialisme tentunya
sangat memengaruhi sikap pola perilaku seorang individu dalam hubungan sosial. Sikap
ini menyebabkan seseorang menjunjung tinggi hasil dari kebudayaannya dengan rasa
kesetiaan yang sangat tinggi.
Apabila seseorang tidak dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat yang multikultural,
sikap primordialisme akan memicu konflik sosial. Secara lebih luas, tentunya akan
menimbulkan perpecahan kerukunan antar warga.

 Melakukan musyawarah jika terjadi konflik agar tidak berlanjut kearah perpecahan

Indonesia merupakan negara yang beragam mulai dari suku, agama, etnis, budaya dan
termasuk negara yang majemuk. Sebagai negara yang beragam, tentu Indonesia rentan
dengan perpecahan. Persatuan dan kesatuan menjadi kunci bangsa Indonesia untuk
menjaga keberagaman tersebut. Persatuan dan kesatuan adalah senjata paling ampuh bagi
bangsa Indonesia untuk menjaga dan mempertahankan keberagaman tersebut. Persatuan
dapat diartikan sebagai perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk menjadi
satu. Sementara kesatuan merupakan hasil perkumpulan tersebut yang telah menjadi satu
dan utuh. Sehingga persatuan dan kesatuan mengandung arti bersatunya macam-macam
corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.

I. Struktur masyarakat majemuk

 Vertikal

Struktur masyarakat Indonesia secara vertikal ditandai dengan adanya perbedaan yang kontras
antara masyarakat kelas atas dan masyarakat kelas bawah.Dimensi vertikal meliputi
kesenjangan politik, ekonomi, dan budaya antara perkotaan dan pedesaan, antara orang
berpendidikan Barat dan tidak berpendidikan, antara kaum elite nasional dan kaum tradisional
serta antara orang kaya dan miskin. Penduduk perkotaan, kaum elite politik nasional, dan
kaum terdidik pada umumnya memiliki budaya modern metropolitan di dalam bidang politik,
gaya hidup, dan kekayaan material.

Sementara itu, penduduk pedesaan dengan pola pertanian tradisional umumnya memiliki
budaya tradisional yang menjalankan praktik hidup berdasarkan tradisi turun-temurun dan
tolok ukur daerah masing-masing.Meskipun dalam masyarakat majemuk ada potensi
timbulnya perbedaan sosial yang tajam di antara kelompok-kelompok sosial yang ada, tetapi
bukan berarti bahwa di dalam masyarakat majemuk tidak bisa terjadi proses integrasi sosial
atau persatuan nasional. Banyak peluang dalam masyarakat majemuk untuk membentuk suatu
proses integrasi nasional.
 Horizontal

Struktur masyarakat Indonesia secara vertikal ditandai dengan adanya kesatuan sosial
berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, adat dan kedaerahan.1. Dimensi Horizontal
Masyarakat Indonesia.Dimensi horizontal mencakup keterkaitan bersama kelompok-
kelompok sosial yang berbeda-beda, seperti etnik, keluarga, bahasa, agama, dan rasial di
dalam kerangka loyalitas dan lembaga nasional.

Secara horizontal, masalah integrasi nasional di Indonesia tidak begitu mengkhawatirkan.


Tidak seperti Malaysia, Indonesia tidak terbagi secara tajam menurut garis ras, meskipun
di dalamnya terdapat minoritas Cina, India, Arab, dan lainnya. Indonesia juga tidak terbagi
secara tajam menurut garis bahasa karena di Indonesia ada bahasa pemersatu, yaitu
bahasaIndonesia.Namun, di sisi lain Indonesia juga menghadapi problem integrasi yang
serius. Misalnya, batas-batas provinsi dan kabupaten di Indonesia identik dengan batas
kesukuan.

J. Unsur-unsur masyarakat majemuk

Elemen-elemen atau unsur yang penting dan paling menonjol peranannya dalam
mempengaruhi dinamika masyarakat majemuk adalah perbedaan anggota masyarakat atas
dasar ras dan etnisitas. Keanekaragaman kultural dan kelompok sosial di masyarakat majemuk
pada umumnya bersumber dari adanya perbedaan dalam dua hal, yaitu ras dan etnisitas.

Perbedaan ras dan etnisitas merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk
pluralitas sosial budaya masyarakat majemuk. Karena itu, masyarakat majemuk sering pula
disebut masyarakat multiras atau multietnik. Elemen-elemen penting yang paling besar
pengaruhnya pada dinamika masyarakat majemuk adalah perbedaan ras dan etnisitas.
Perbedaan ras dan etnisitas itu akan diuraikan lebih lanjut berikut ini.

 Perbedaan Ras

sifat Ras merupakan pengelompokan manusia berdasarkan ciri-ciri warna kulit dan fisik
tubuh tertentu yang diturunkan secara turun-temurun. Mereka itu berbeda-beda secara fisik
karena merupakan hasil dari interaksi mereka dengan lingkungan hidup khusus
mereka.Namun, di dalam pengertian ras ini yang penting bukan bagaimana fisik tubuh tertentu
yang diperoleh secara turun-temurun, tetapi bagaimana orang mengartikan dan memberi
pandangan terhadap karakteristik kelompok ras tertentu.

Selama ini diakui paling tidak terdapat tiga macam ras besar di dunia ini. yaitu Kaukasoid,
Mongoloid, dan Negroid. Ras Kaukasoid ditandai oleh kulit putih dengan rambut yang lurus
atau bergelombang. Lalu ras Mongoloid ditandai oleh kulit kuning dan cokelat dengan mata
yang sipit.Dan ras Negroid ditandai oleh kulit hitam dengan rambut yang keriting. Selain itu,
terdapat berbagai macam ras yang memiliki ciri-ciri sangat beragam.

 Perbedaan Etnisitas (Etnis)

Jika ras berkaitan dengan ciri-ciri fisik tubuh, etnisitas lebih menunjuk pada karakteristik budaya
suatu kelompok tertentu. Karakteristik budaya ini dibentuk dan dihasilkan oleh perbedaan
bahasa, agama, suku bangsa, kedaerahan, dan tempat lahir. Kelompok etnik adalah sejumlah
besar orang yang memandang diri dan dipandang oleh kelompok lain, memiliki kesatuan budaya
yang berbeda. Hal itu terjadi akibat dari sifat-sifat budaya bersama dan interaksi timbal balik
yang terus menerus.Dalam pengertian etnisitas ini yang penting adalah anggota kelompok etnis
tersebut memiliki perasaan dan identitas yang sama berdasar asal usul, bahasa, agama, tradisi,
dan pengalaman hidup. Mereka membedakan dirinya dengan kelompok lain berdasarkan ciri-ciri
budaya khas yang mereka miliki.

Pemahaman konsep etnisitas penting untuk menjelaskan dinamika masyarakat majemuk, melalui
sikap etnosentrisme. Sikap etnosentrisme adalah sikap orang yang menggunakan pandangan dan
cara hidup dari sudut pandang sebagai tolok ukur untuk menilai kelompok lain.Kelompok orang
cenderung memandang nilai dan cara hidup kelompoknya adalah yang paling baik. Mereka
cenderung memandang kelompok lain kurang baik dan tidak bernilai. Gejala tersebut merupakan
gejala sosiologis yang umum. Secara sosiologis, sikap etnosentrisme dapat mempererat
solidaritas kelompok etnik tertentu. Namun, di lain pihak etnosentrisme dapat menimbulkan
keresahan sosial di pihak kelompok lain.

K. Jenis-jenis masyarakat majemuk


Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis masyarakat majemuk, yaitu sebagai berikut:
1). Keanekaragaman Subkultural

Menurut Parekh, Keanekaragaman subkultural adalah sutu kondisi dimana para anggota
masyarakat memiliki satu kebudayaan umum yang luas dianut, beberapa diantara mereka
menyakinkan keyakinan dan praktek yang berbeda berkenaan dengan wilayah kehidupan
tertentu atau menempuh cara hidup mereka sendiri yang relative sangat berbeda. Contoh
ini adalah Komunitas Lia Eden, kelompok-kelompok ‘sempalann” agama mainstream.

2). Keanekaragaman Perspektif

ManurutParekh, Keanekaragaman perspektif adalah suatu kondisi dimana beberapa


anggota masyatakat sangat krisis terhadap beberapa prinsip atau nilai-nilai sentral
kebudayaan yang berlaku dan berusaha untuk menyatakannya kembali disepanjang garis
kelompok yang sesuai. Gerakan-gerakan Feminis dan emansipasi perempuan merupakan
perwakilan dari keanekaragaman perspektif. Kemudian isu-isu pembentukan masyarakat
madani di Indonesia, termasuk ke dalamnya isu-isu pembentukan Negara Islam atau
Negara Pancasila, mewakili Keanekaragaman Perspektif ini.

3.Keanekaragaman Komunal

Keanekaragaman Komunal adalah suatu kondisi sebagian besar masyarakat yang


mencakup beberapa komunitas yang sadar diri dan terorganisasi dengan baik. Mereka
menjalankan dan hidup dengan sistem kayakinan dan praktek yang berlainan antara
kelompok satu dengan kelompok lainnya

L. Ciri-ciri masyarakat majemuk

Setelah mengenal apa itu masyarakat majemuk sekarang saatnya kita membahas tentang
karakteristik dan ciri – ciri dari masyarakat majemuk . Menurut salah seorang sosiologis
ternama Pierre L. Van den Berghe, karakterisitik dan ciri – ciri masyarakat majemuk secara
umum dapat dilihat dengan tanda – tanda seperti berikut:

1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk – bentuk kelompok sub kebudayaan yang


berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
2. Memiliki struktur sosial yang terbagi – bagi ke dalam lembaga – lembaga yang bersifat
non komplementer.
3. Kurang mengembangkan konsensus diantara para anggota  – anggotanya terhadapa nilai
– nilai yang berifat dasar.
4. Secara relatif seringkali mengalami konflik diantara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain.
5. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh diatas paksaan (coercion) dan saling
ketergantungan dalam bidang ekonomi.
6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lainnya.

Berdasarkan hal – hal yang sudah disebutkan sebelumnya dapat dikatakan bahwa masyarakat
majemuk bila dilihat secara umum memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

 Kesederajatan dalam kedudukan (status sosial) yang tetap bertahan meskipun ditengah –
tengah kebudayaan, adat istiadat, maupun ditengah suku, dan agama yang berbeda –
beda.
 Mengakui adanya perbedaan dan keberagaman serta kompleksitas dalam masyarakat.
 Menjunjung tinggi unsur kebersamaan, kerja sama, dan selalu hidup berdampingan dengan
damai meski terdapat perbedaan.
 Menghargai hak asasi manusia dan toleransi terhadap perbedaan.
 Tidak mempersoalkan kelompok minoritas maupun mayoritas yang ada di tengah – tengah
masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang memahami


keberagaman dalam kehidupan didunia dan juga kehidupan masyarakat serta menerima adanya
keberagaman tersebut seperti nilai – nilai, sistem budaya, kebiasaan dan politik sebagai sebuah
kekayaan yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat.

Keberadaan masyarakat multikultural dapat diakui merupakan faktor pendorong mobilitas sosial.


Dengan kehadiran masyarakat yang beragam ini juga nantinya akanmeningkatkan kualitas dari
suatu masyarakt baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

M. Hubungan masyarakat majemuk dalam menciptakan interaksi sosial antar masyarakat

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinnya integrasi sosial dalam masyarakat majemuk


yang berbeda latar belakang kebudayaannya antara lain sebagai berikut:
(1) sikap toleransi diantara kelompok-kelompok yang berada dalam suatu masyarakat
(2) kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
(3) sikap saling menghargai terhadap kebudayaan yang didukung oleh masyarakat lain
dengan mengakui kelebihan dan kekurangan masing-masing
(4) sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat, yang antara lain
diwujudkan dalam pemberian kesempatan yang sama bagi golongan minoritas
dalam berbagai bidang kehidupan sosial
(5) pengetahuan akan persamaan unsur-unsur dalam kebudayaan masing-masing
kelompok melalui berbagai penelitian kebudayaan khusus (subcultures)
(6) melalui perkawinan campuran antar berbagai  kelompok yang berbeda kebudayaan
(7) adanya ancaman musuh bersama dari luar kelompok-kelompok masyarakat
tersebut yang menyebabkan kelompok-kelompok yang ada mencari suatu
kompromi agar dapat bersama-sama menghadapi musuh dari luar yang
membahayakan masyarakat.

Manusia sebagai makhluk sosial  dalam kehidupannya pada dasarnya dalam untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan mempertahankan hidupnya membutuhkan manusia lain di sekelilingnya.
Atau dengan kata lain bahwa dalam hidupnya manusia tidak terlepas hubungannya dengan
manusia lainnya, sehingga hubungan antar manusia tersebut merupakan kebutuhan objektif.

Walaupun dalam masyarakat majemuk terdiri atas berbagai suku bangsa dengan adat-istiadat yang
berbeda, interaksi sosial diantara mereka dapat dibedakan  dalam empat bentuk yaitu kerja sama,
persaingan, pertikaian, dan akomodasi. Dijelaskan lebih lanjut bahwa, kerja sama adalah suatu
bentuk proses sosial dimana dua atau lebih perorangan atau kelompok mengadakan kegiatan
bersama guna mencapai tujuan yang sama. Timbulnya kerjasama , adalah apabila orang
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama, dan saat yang
bersamaan  mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
memenuhi kepentingan tersebut melalui kerjasama, kesadaran akan adanya kepentingan-
kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam
kerjasama yang berguna.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Jadi dalam pembahasan ini dapat kami simpulkan bahwa masyarakat majemuk
adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup
sendiri- sendiri. Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang
bersifat unik: Horizontal, Ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan social
berdasarkan perbedaan suku-bangsa, perbedaan agama, adat serta perbedaan-
perbedaan kedaerahan.Vertical ,Strukturmayarakat Indonesia ditandai adanya
perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup
dalam. Pierre L. Van dan Berghe menyebutkan beberapa karakteristik masyarakat
majemuk, sebagai berikut: Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok
yang seringkai memiliki sub kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Memiliki
struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non
komplementer. Kurang mampu mengembangkan konsensus di antara para anggota-
anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar.

DAFTAR PUSTAKA

https://kelasips.com/masyarakat-majemuk/
https://www.slideshare.net/LestariMoerdijat/kemajemukan-masyarakat-indonesia

https://kuisatu.com/untuk-menjaga-keutuhan-masyarakat-majemuk-yang-ada-di-indonesia-dapat-
dilakukan-dengan-cara/

https://agsasman3yk.wordpress.com/2011/04/06/struktur-majemuk-masyarakat-indonesia/

http://nimasayuf-fisip16.web.unair.ac.id/artikel_detail-212751-Studi%20Strategis%20Indonesia
%20I:%20NegaraBangsa%20dan%20Struktur%20Dasar-Struktur%20Masyarakat%20Majemuk
%20di%20Indonesia.html

https://www.sosiologi.info/2022/01/karakteristik-masyarakat-majemuk-multikultural-
contohnya.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai