Anda di halaman 1dari 18

7 CONTOH KONFLIK ANTAR AGAMA

YANG PERNAH TERJADI DI INDONESIA

Konflik antar agama merupakan konflik yang dapat


ditimbulkan akibat dari perbedaan keyakinan, yang tidak bisa
disiasati dengan sikap saling menghormati dan menghargai
perbedaan. Di Indonesia kebebasan dalam menganut keyakinan
atau kepercayaan telah diatur dalam UUD 1945 pasal 28E ayat 1 dan
pasal 29 ayat 2. Kebebasan dalam memeluk agama telah diatur
secara jelas dan tidak ada satu pihakpun yang dapat ikut campur
didalamnya. Undang undang juga mengatur kebebasan dalam
beribadah dengan aman sesuai dengan keyakinan yang di anut.
Sebagai negara nultikultural tentu saja di Indonesia tidak hanya
terdiri dari 1 agama saja seperti juga contoh konflik antar ras.
Pemerintah telah mengakui 6 agama sebagai agama resmi yang bisa
dianut oleh para pemeluknya. Keenam agama tersebut antara lain
islam, kristen, khatolik, hindu, budha dan konghucu.

Sebagai bangsa yang besar dengan beragam agama dan


kepercayaan yang berbeda tentu konflik dapat muncul. Sejatinya
perbedaan merupakan hal yang bisa menyatukan jik para individu
dan kelompok menjunjung tinggi rasa toleransi seperti latar
belakang konflik kamboja . Terlebih di abad-21 ini bagaimana
informasi begitu mempengaruhi. Isu-isu sara yang dilempar oleh
orang yang tidak bertanggung jawab dapat memicu timbulnya
konflik. Kepercayaan yang beragam dengan latar belakang dan
karakter manusia lalu di bungkus dengan isu sara tentu dapat
memicu pertikaian antar agama satu dengan yang lain. Bahkan
dalam keyakinan yang samapun dapat timbul kesalahpahaman yang
jika tidak segera diatasi maka akan menimbulkam konflik yang luas.
7 contoh konflik agama yang pernah terjadi di indonesia bisa
menjadi bukti bahwa kita harus lebih bijaksana dalam mengatasi
perbedaan. Simak selengkapnya.

1. Konflik Poso (Islam VS Nasrasi)


Konflik antar agama di Poso menjadi bukti bahwa perbedaan
kepercayaan dapat menyulut konflik yang meluas. Konflik poso
menjadi salah satu konflik yang berlangsung dalam waktu yang lama
seperti juga latar belakang tragedi allepo. Salah satu penyebabnya
adalah karena kurangnya peran pemerintah dalam mengembalikan
situasi menjadi kondusif. Dimulai dari tahun 1998 hingga tahun 2000
konflik berkembang ke ranah kekerasan. Sehingga entah berapa
banyak korban jiwa yang berjatuhan. Pada tangga 20 Desember
2001 kemudin ditandatangani penjanjian Malino yang di mediasi
oleh Jusuf Kalla. Stelah penandatanganan perjanjian tersebut situasi
di Poso berangsur angsur pulih.

2. Konflik Ambon (Islam VS Nasrani)


Konflik antar agama yang terjadi di ambon pada tahun 1999.
Merupakan sebuah konflik berdarah antara kaum muslim dan
nasrasi yang menghuni wilayah tersebut. Konflik tersebut dipicu oleh
insiden pemalakan yang dilkukan oleh 2 orang muslim terhadap
warga nasrani seperti penyebab konflik sosial paling umum . Konflik
semakin berkembang saat isu isu menyebar dan membakar amarah
kedua belah pihak. Insiden ini menyebabkan 12 orang tewas dan
ratusan lainnya luka luka. Namun, konflik ini segera mereda setelah
dilakukan rekonsiliasi dilakukan oleh pemerintah setempat.

3. Konflik Tolikara (Islam VS Nasrani)


Konflik yang terjadi di Tolikara papua dipicu oleh pembakaran
sebuah masjid oleh para jemaat gereja injil indonesia. Tidak
dijelaskan apa yang memicu pembakaran tersebut seperti
pengendalian konflik sosial. Namun, insiden itu bertepatan saat akan
dilaksanakan sholat idul fitri. Akibat konflik ini, 2 orang warga tewas
dan 96 rumah warga muslim dibakar. Upaya rekonsiliasi yang cepat
dilakukan, membuat konflik ini cepat dapat diredam. Serta tidak
menimbulkan dampak yang meluas.

4. Konflik Aceh (Islam VS Kristen)


Aceh menjadi salah satu provinsi yang diberi hal istimewa untuk
dapat menjalankan hukum syariat islam. Hal ini adalah upaya
pemerintah untuk melerai keinginan masyarakat sporadis yang ingin
memerdekakan diri dan mendirikan negara khilafah. Oleh karenanya
Aceh diberikan gelar daerah istimewa Nangroe Aceh Darussalam.
Konflik antar agama pernah terjadi, tepatnya di daerah Singkil pada
tahun 2015. Konflik ini diawali dengan demonstrasi umat muslim.
Dalam demonstrasi tersebut umat muslim menuntut pemerintah
untuk membongkar sejumlah gereja kristen yang berdiri seperti
dampak konflik agama. Namun, akhirnya konflik tersebut dapat
terselesaikan dengan baik. Serta kerukunan antar umat beragama di
Aceh tetap terpelihara hingga kini.

5. Konflik di Lampung Selatan (Budha VS Islam)


Lampung, juga pernah mengalami konflik antar agama. Tepatnya di
Kabupaten Lampung Selatan, Kota Kallianda terjadi konflik berdarah
yang melibatkan masyarakan desa Balinuraga dan Desa Agom. Desa
Balinuraga mayoritas dihuni oleh penduduk dengan agama Budha.
Sedangkan Desa Agom mayoritas dihuni umat muslim. Pada
dasarnya konflik ini bukan didasari oleh hal yang bersifat dan
berhubungan dengan keyakinan yang dianut seperti juga latar
belakang konflik suriah . Penyebab yang menyulut konflik ini adalah
adanya gadis Desa Agom yang digoda oleh pemuda dari Desa
Balinuraga. Kejadian tersebut lalu menyulut amarah warga desa
Agom sehinga mengunakan cara kekerasan dengan menyerang
warga Balinuraga. Tidak terima dengan hal tersebut warga Baliuraga
membalas menyerang. Aksi yang menimbulkan reaksi, beberapa
pihak diturunkan untuk meredam suasana. Kemudian setelah
melalui proses mediasi akhirnya konflik ini dapat terselesaikan, dan
kondisi kembali kondusif.

6. Konflik Situbondo (Islam VS Kristen)


Konflik antar agama juga pernah terjadi di Situbondo, Jawa Timur.
Peristiwa tersebut terjadi pada 10 oktober 1996. Konflik ini dipicu
karena adanya ketidakpuasaan atas hukuman yang diterima oleh
seorang penghina agama islam. Kemudian si penista agama ini
disembunyikan didalam gereja seperti juga akibat konflik paletina
dan israel. Hal itulah yang kemudian memicu timbulnya kerusuhan.
Dimana ada pihak pihak yang memaksa masuk ke gereja gereja,
sekolah khatolik, dan juga toko milik orang tionghoa di situbondo.
Kondisi demikian tentu membuat timbulnya pengerusakan. Kondisi
ini kembali berangsur membaik setelah adanya perdamaian antara
kedua belah pihak.

7. Konflik Sampang (Pengikut Ahlus Sunnah Wal Jamaah VS


Penganut Islam Syiah)
Konflik antar agama yang selanjutnya terjadi di Dusun Nangkernang,
Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang,
Madura Jawa Timur. Penyerangan terjadi pada 2012 silam yang
menyebabkan dua orang warga syi’ah tewas dan enam mengalami
luka berat dan puluhan lainnya mengalami luka berat seperti
penyebab israel dan palestina perang. Konflik ini sebenarnya sudah
berlangsung lama, sejak tahun 2004. Klimaksnya adalah aksi
pembakaran rumah ketua Ikatan Jamaah Ahl Al-Bait (IJABI) dan 2
rumah jamaah syi’ah serta sebuah mushola yang digunakan sebagai
sarana ibadah. Aksi tersebut dilakukan oleh sekitar 500 orang yang
mengklaim diri sebagai pengikut Ahlus Sunnah Wal-Jamaah.

7 (tujuh) contoh konflik agama yang terjadi di Indonesia.


Menjadi pembuktian bahwa di negeri kita masih sangat rentan
untuk timbul konflik akibat perbedaan kepercayaan. Pada dasarnya
konflik terjadi bukan karena adanya perbedaan pandangan akan
keyakinan yang diyakini. Namun, lebih kepada aksi individu atau
kelompok yang menyulut kemarahan satu kelompok agama
tertentu. Tentu saja hal ini harus segera diredam, karena jika tidak
segera diatasi maka dampaknya tidak hanya meeugikan bagi mereka
yang beekonflik. Namun, juga bisa mengancam keutuhan dalan
NKRI. Toleransi dan sikap salimg menghormati harus dijunjung tinggi
sebagai upaya pengendalian timbulnya konflik. Semoga artikel ini
dapat membantu.

4 PENYEBAB KONFLIK ANTAR AGAMA DI INDONESIA


Beragam konflik memang muncul dari beragam sumber,
termasuk agama di dalamnya. Padahal tentunya, agama tidak serta
merta diciptakan untuk berbuat semena-mena terhadap yang
lainnya. Tentunya, semuanya kembali lagi ke manusia nya. Apabila
tindakan manusia tadi memang baik, maka segala hal yang
menyangkut kehidupannya pun akan ikut berimbas menjadi
kegiatan yang baik. Seperti halnya air, yang tentunya akan tetap
jernih bila tanpa dicampur dengan limbah yang beracun. Sama
dengan manusia, bila akhlak nya dirusak oleh kegiatan-kegiatan yang
buruk, pikirannya akan jatuh ke dalam lembah kebusukan.
Lalu, apakah manusia sendiri memang murni melakukan
konflik hanya karena agama? Sepertinya tidak. Perbedaan di agama
ini dijadikan momentum yang bagus bagi oknum-oknum yang ingin
mencari jalan pintas untuk memecah masyarakat. Membunuh atas
nama agama, melakukan pelecehan atas nama agama, melakukan
penghakiman atas nama agama. Padahal, tidak ada satu agamapun
yang mengajarkan itu semua. Segala kehancuran yang mereka
sebabkan sendiri itu bahkan tidak ada yang mengajarkan. Kita pasti
tahu bukan, seluruh agama pasti selalu menyerukan perdamaian.
Lalu apa yang sebenarnya menjadi penyebab konflik antar agama
terus terjadi di masyarakat?

1. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Akan Kehidupan yang


Harmonis
Nah, di pikiran kita, kita bisa membayangkan bukan bahwa
kehidupan harmonis itu sangat indah sekali untuk ditinggali. Untuk
menciptakan keharmonisan dalam berkehidupan antar sesama,
maka diperlukan juga yang namanya rasa memaklumi, tenggang
rasa, dan menghormati yang harus dimiliki oleh setiap orang.
Kadang kita lupa, bahwa kita yang sebenarnya telah merusak
keharmonisan itu sendiri. Kita tuduh teman kita sendiri
sembarangan, kita melakukan tindakan perusakan entah itu fisikal
ataupun sosiologis. Semua memang seringkali kita lakukan tanpa
sadar, namun imbasnya tetap saja berujung pada kehancuran
harmonisasi tadi sehingga jurang perpecahan akan semakin lebar
luasnya. Disitulah konflik merajalela, dan dilakukan oleh siapa saja di
dunia. Kita memaksakan kehendak untuk kepentingan pribadi
namun menyingkirkan kebutuhan golongan yang mendasar begitu
saja.
Rasa kurang simpati inilah yang membuat kita akhirnya
menjadi manusia yang individualis. Selama kita aman dengan
apapun yang kita pegang (termasuk agama), orang terluka di depan
mata pun nampaknya dibiarkan begitu saja. Sayangnya inilah yang
seringkali dilakukan oleh masyarakat mayoritas, apalagi dengan
masyarakat mayoritas agama tertentu. Jumlah suara yang begitu
banyak akan menghancurkan suatu individu begitu saja, terutama
yang minoritas. Tentunya ini tidak dibenarkan, namun itu terjadi
begitu saja.

2. Sengketa Lahan Untuk Tempat Ibadah


Tanah di Indonesia ini bisa digunakan untuk membangun
segala unit bangunan, untuk segala kebutuhan manusia yang
mendasar. Bisa saja digunakan untuk membangun bangunan pribadi
seperti rumah, atau untuk bangunan publik seperti mall atau
swalayan. Bangunan publik yang umumnya dibangun adalah tempat
ibadah, rumah Tuhan. Walaupun progress untuk membangun suatu
bangunan sudah jelas, namun ada saja pihak yang
menyelewengkannya. Contohnya, pernah terjadi perebutan tanah
entah oleh pihak mana, dan ujung-ujungnya ternyata tanah yang
akan diperebutkan akan dibangun tempat ibadah. Hal ini tentunya
tidak ada hubungan dengan agama sebenarnya.
Yang jelas bersalah disini adalah pihak manusianya, yang
senang memperebutkan sesuatu pada tempatnya. Tapi, ada saja
yang menyangkut pautkan hal ini dengan agama, dengan cara
mengutip beberapa ayat yang bisa saja mengandung makna yang
berbeda. Perlukah hal ini dilakukan? Tentunya tidak.
Menyangkutkan hal yang tidak ada kaitannya sebenarnya adalah
suatu tindakan yang tercela, dosa. Bukankah hal itu sama saja
dengan memfitnah?

3. Penyalah Artian Ayat Dalam Kitab Suci


Seperti yang kita tahu, Kitab Suci agam kita dibuat oleh
Tuhan. Tidak ada campur tangan manusia di dalamnya, bukan? Nah,
sebagai manusia kita dibekali dengan pemikiran yang diberikan
untuk melihat, mengamati, dan berpikir tentang segala hal dengan
cara yang berbeda-beda. Satu hal memiliki banyak arti, satu kalimat
bisa diartikan berbeda antar satu manusia dengan manusia yang
lain. Tentang pemahaman kitab suci inilah, kadang ada dari kita yang
salah mengartikannya. Banyak manusia yang “terlalu cepat” berpikir
tanpa melakukan ulasan lebih lanjut mengenasi suatu ayat.
Anehnya lagi, dia merasa dialah yang merasa paling benar
mengartikannya. Kemudian menjalankan segala sesuatu sesuai apa
yang dia tangkap di pikirannya. Nah, apabila kita masih belum
mengetahui betul akan sesuatu, lebih baik kita mengkajinya terlebih
dahulu, apa yang benar-benar terkandung di dalamnya agar kita bisa
lebih mengerti. Jangan hanya melihatnya dari pemahaman kita saja,
bisa saja memang kita sudah tidak paham dari awalnya. Lalu, bila
kita melakukan suatu tindakan tertentu berdasarkan apa yang
pertama kali kita tangkap di otak, maka kita melakukan kegiatan tadi
bukan berdasarkan arti yang benar-benar sesuai dengan suatu ayat.
Tapi kita hanya melakukannya berdasarkan asumsi belaka. Jangan
sampai kita melukai seseorang hanya kita salah mengartikan
tuntunan hidup yang terangkum di Kitab Suci oleh kita sendiri.

4. Pemikiran Radikal
Pada suatu agam yang damai, ada suatu kelompok yang
memaksakan kehendaknya dan berujung pada sikap merendahkan
agama lain. Inilah kelompok yang radikal. Kelompok ini selalu
menjalankan segala cara untuk semua pihak bisa “setuju” dengan
apa yang ingin dia capai. Ya, dia memaksakan kehendak seenak hati
saja tanpa memikirkan imbasnya pada orang lain. Anehnya, ada
yang setuju dengan pemikiran primitif seperti ini dan ikut bergabung
dengan kelompok itu. Tak ragu-ragu, mereka berani menjatuhkan
siapapun yang ada di jalannya. Termasuk para petinggi negara bila
perlu. Hal ini tentunya cukup disayangkan, terutama membayangkan
imbasnya yang akan mempengaruhi hubungan antar sesama agama,
ras, ataupun suku di suatu negara. Mereka yang dianggap
“menyimpang” akan ketakutan, sementara badan yang berwenang
berusaha menutup mata. Lengkap sudah, kehancuran sudah di
depan mata bila hal tersebut akan berlanjut.

Begitulah, 4 Penyebab Konflik Antar Agama yang bisa selalu


terjadi. Tidak ada manusia yang sempurna, namun ada baiaknya jika
dia berusaha menjadi orang yang baik. Bukan hanya dirinya, tapi
untuk orang lain yang hidup bersamanya di dunia.

UPAYA-UPAYA MENGATASI KONFLIK BERAGAMA

Sudah tidak asing lagi di Indonesia kerap terjadi konflik


keagamaan, disebabkan karna perbedaan pendapat setiap orang
atau kubu tertentu. Setiap agama memiliki cara beribadah yang
berbeda beda, perbedaan itu dipersatukan dengan Pancasila. 
Akan tetapi seringkali masih terjadi konflik antar umat
beragama, hal itu terjadi karena kita kurang memahami nilai nilai
yang terkandung dalam pancasila. Sebenarnya semua itu adalah hal
yang wajar, tinggal bagaimana cara kita menyikapi hal tersebut. 
Peranan agama dalam kehidupan sehari hari itu sangatlah
penting, supaya kita bisa membatasi atau bahkan tidak melakukan
hal hal yang dilarang oleh agama. Dan peranan agama juga
berpengaruh bagi masyarakat sekitar supaya tidak mucul rasa
mencurigai suatu agama tersebut dan hal itu dapat menumbuhkan
kerukunan antar umat beragama.Konflik antar umat beragama
muncul sejak dulu. Konflik agama terjadi karna perbedaan konsep
yang dijalankan oleh pemeluk agama itu sendiri. 
Munculnya penilaian satu kelompok dengan kelompok
lainnya biasanya menjadi pemicu konflik umat beragama, setiap
orang boleh memiliki pendapat/penilaian sendiri tetapi alangkah
baiknya kita tidak memprovokasi atau terprovokasi oleh orang lain
supaya konflik dapat berkurang. Apabila kita merasa ingin
mengetahui lebih dalam salah satu agama, maka tanya lah pada
pemimpin dari agama tersebut.

Apa itu konflik? Konflik yaitu berasal dari kata kerja latin
"configere". Artinya saling memukul. Secara sosiologi, konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih. Di
mana salah satu pihak berusaha yang ingin menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya.
Lalu apa itu konflik beragama? Kata agama dapat juga
didefinisikan sebagai perangkat nilai nilai atau norma norma ajaran
moral spiritual kerohanian yang mendasari dan membimbing hidup
dan kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai
masyarakat. Jadi bisa diartikan, konflik agama adalah suatu
pertikaian antar agama baik antar sesama agama, maupun dengan
agama lain.

Berikut adalah upaya-upaya penyelesainnya:


1. Masyarakat harus mempunyai rasa kehormatan antara agama
satu dengan yang lain.
2. Masyarakat harus mempererat tali persahabatan dan
berusaha mengenal lebih jauh antara satu dengan yang lain.
3. Mempunyai kesadaran bahwa setiap agama yang dianut
masyarakat membawa misi kedamaian.
4. Masyarakat yang baru saja pindah ke daerah lain harus
berbaur atau membaur ke masyarakat sekitar.
5. Dalam masyarakat harus ada keadilan dan rasa ketidakadilan
itu harus dihilangkan agar tidak menimbulkan rasa kebencian.
Dalam masyarakat masih terdapat masalah intoleransi
sehingga masyarakat sulit untuk berbaur dan membaurkan diri
antara satu dengan yang lain.Masih banyaknya masalah persoalan
tentang pembangunan rumah ibadah.
Contohnya masyarakat yang tinggal di daerah mayoritas
beragama muslim menolak untuk pembangunan gereja. Masalah ini
menjadi catatan serius oleh pemerintah bagaimana untuk
mengatasinya, namun sampai saat ini masih belum jelas
penyelesaiannya masalah tersebut. Untuk membantu penyelesaian
tersebut seharusnya masyarakat lebih bersifat terbuka antara satu
dengan yang lain, dan lebih menerima perbedaan yang terjadi di
masyarakat.
Dengan mempunyai rasa toleransi masyarakat bisa saling
mengerti antara satu dengan yang lain dan juga masyarakat bisa
bergotong royong dengan yang lain bila terjadi kesulitan. Dengan
begitu masyarakat bisa kerja sama memberikan jalan bagi
masyarakat untuk menengahi konflik secara damai.
Indonesia itu sebenarnya diakui oleh dunia sebagai kiblat
toleransi dalam beragama. Tapi kenapa sebaliknya justru di
Indonesia sering terjadi konflik antar agama dan sering kita jumpai
juga menggunakan kekerasan dalam masyarakat. Banyak dalam
masyarakat yang masih mendengarkan orang lain yang tidak
bertanggung jawab, mereka masih menganggap bahwa agama yang
dianutnya paling benar dan agama lain salah.
Hal ini dapat mengakibatkan pola piker masyarakat tidak
terbuka dan dapat juga masyarakat melakukan tindakan yang
menjurus kepada anti keragaman. Masih banyaknya teroris yang
berkeliaran di Indonesia yang membuat masyarakat tidak tenang,
seperti contoh yang terjadi di Surabaya.
Kejadian tersebut membuat ketidak nyamanan masyarakat
yang sedang beribadah di dalam gereja bahkan sampai memakan
korban jiwa. Bagaimana saat ini peran pemerintah dalam mengatasi
konflik tersebut yang diwakili kepolisian?
Masyarakat berharap tidak akan terjadi hal seperti diatas tadi
dan pemerintah supaya bekerja lebih baik lagi agar tidak ada teroris-
teroris selanjutnya dan kepolisian juga lebih ekstra berwaspada dan
berjaga-jaga agar tidak kecolongan hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam pemerintah pun juga harus memberikan contoh bagi
masyarakat dalam hal saling bertoleransi sehingga masyarakat dapat
melihat bahwa pemerintahan di Indonesia mempunyai rasa saling
menghargai satu dengan yang lain dan tidak terjadi perseteruan
antar karyawan pemerintah.
Jika pemerintah dapat memberikan contoh yang baik dalam
hal saling menghargai antar perbedaan masyarakat pun akan
mencontoh sikap pemerintah tersebut. Dalam hal ini jadi
pemerintah menjadi pusat contoh dalam masyarakat.
Pemerintah pun juga harus lebih mendekatkan lagi kepada
masyarakat agar pemerintah mengetahui apapun keluhan masalah
yang terjadi dalam masyarakat, masyarakat pun juga tidak bisa
menyalahkan kinerja pemerintah secara terus menerus.
Oleh sebab itu, antara pemerintah dan masyarakat harus
saling membantu dan memberikan informasi satu dengan yang lain
agar bila terjadi konflik antara satu dengan yang lain bisa saling
teratasi.

2 DAMPAK KONFLIK AGAMA DALAM KEHIDUPAN


BERBANGSA DAN BERNEGARA

Konflik agama dapat diartikan sebagai pertikaian antar


agama baik antar sesama agama itu sendiri ataupun antar agama
yang satu dan yang lainnya. Agama merupakan sebuah prinsip
kepercayaan terhadap tuhan dengan ajaran-ajaran, kewajiban dan
kebaktian yang bertalian dengan kepercayaan itu sendiri. Di
Indonesia sendiri kebebasan menganut beragaman diatur dalam
UUD 1945 dan merupakan hak dasar azasi bagi manusia. Hak yang
melekat secara pribadi dan tidak ada yang boleh mencampurinya.
Negara kita merupakan negara demokrasi yang mengakui kebebasan
umat beragaman untuk menganut agama apapun yang
dipercayainya. Islam, kristen, khatolik, hindu, budha dan konghucu
merupakan agama yang telah diakui secara resmi oleh pemerintah.
Setiap agama selalu mengajarkan kebaikan dan menjauhi
segala bentuk tindak kejahatan sebagai larangannya. Meskipun
begitu, terdapat hal hal yang selalu memicu adanya perselisihan
seperti juga penyebab perang padri . Padahal toleransi antar umat
bergama merupakan hal yang patutnya sangat dijunjung.
Sebagaimana kita tahu bahwa perbedaan agama bukan merupakan
alasan untuk saling membenci dan memecah belah persatuan
bangsa. Kerukunan antar umat beragama menjadi hal yang harus
diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan
demikian maka kita dapat hidup saling berdampingan, selaras,
harmonis dan saling menghormati setiap penganut agama. Namun,
ketika sebuah konflik selalu dikait kaitkan dengan agama, maka
dampak nya akan sangat krusial. Bahkan dapat memicu timbulnya
perpecahan bangsa. Sebuah konflik agama tidak akan pernah
menumbuhkan hal yang baik, bahkan yang akan terjadi adalah
kebalikan dari itu semua.
Berikut 2 dampak konflik agama dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Simak selengkapnya.

1. Dampak Langsung
Dampak secara langsung merupakan dampak yang akan
langsung dirasakan oleh individu/kelompok yang terlibat dalam
pusara konflik agama seperti juga akibat perang banjar . Hal yang
paling dasar adalah akan timbulnya ketidakharmonisan/keretakan
hubungan antara pihak pihak yang berkonflik. Keretakan ini terjadi
pada kelompok atau individu yang saling bertikai. Kelompok/individu
yang bertikai biasanya tersulut karena adanya statement yang
berkembang yang berhubungan dengan isu isu agama. Selain haL
diatas dampak langsung yang ditimbukan dari konflik agama antara
lain sebagai berikut:
 Perubahan Kepribadian Seseorang
Konflik selalu melibatkan dua pihak yang bertikai. Entah
apakah itu antar individu atau kelompok seperti juga penyebab
pertempuran bandung lautan api . Namun, dapat dipastikan bahwa
pihak pihak yang tetlibat langsung dalam konflik akan memgalami
perubahan kepribadian. Biasanya kelompok/individu yang tersulut
konflik akan mengalami kondisi curiga dan rasa benci dengan lawan
yang sedang berkonflik. Perasaan curiga dan benci ini kemudian
dapat menimbulkan adanya tindak kekerasan. Baik kekerasan verbal
ataupun kekerasan fisik dan psikis. Tentunya hal ini akan sangat
berdampak pada jiwa/psikologis seseorang/kelompok.
 Timbulnya Kehancuran Akibat Konflik Baik Pada Harta
Benda, Hingga Korban Jiwa
Saat kedua belah pihak yang tersulut konflik mulai bereaksi.
Maka, tentu ada aksi aksi yang dapat memimbulkan dampak yang
berbahaya. Saat salah satu pihak tersulut untuk menggunakan
metode kekerasan seperti penyebab negara korea terpecah menjadi
dua negara. Maka, tentu tidak ada pilihan bagi pihak lawan selain
melawan dan bertahan. Tentunya dampak dari tindak kekerasan
yang terjadi adalah tidak lain menimbulkan kerugian secara riil dan
materiil. Kerugian Harta benda bahkan nyawa dapat terjadi akibat
pertikaian yang ditimbulkan. Tentunya hal ini merupakan hal yang
sangat tidak diharapkan oleh kita semua. Apalagi jika diikuri dengan
perusakan perusakan pada fasilitas umum. Tentunya akan dapat
melumpuhkan jaringan suatu wilayah. [AdSense-C]
 Situasi Keamanan Tidak Kondusif
Konflik agama semakin meluas dan tidak hanya melibatkan
satu individu atau satu kelompok saja. Mereka yang ikut merasakan
dampak konflik dapat turut serta masuk ke pusaran konflik
seperti konflik korea utara dan korea selatan . Tentu hal ini kan
membuat susana semakin memanas. Dan pada akhirnya berimbas
pada situasi keamanan di wilayah yang bertikai. Saat ada dua kubu
yang bertikai maka jangan berharap anda akan merasa aman saat
berjalan di wilayah tersebut. Bukan hanya pihak yang berkonflik
sebagai pihak yang tidak turut dalam konflikpun akan merasakan hal
yang tidak nyaman jika berada pada wilayah tersebut. Akibatnya
aktifitas kerja tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya. Tentu saja
hal ini akan berdampak pada perekonomian secara pribadi.
Akibatnya tingkat kemiskinan akan semakin meningkat pada wilayah
yang berkonflik.
 Dapat Melumpuhkan Roda Perekonomian
Ketika tindak kekerasan mulai meningkat dalam intensitas
yang lebih keras dan tinggi. Tentu dampak yang di timbulkan dari
konflik agama juga akan semakin meluas seperti juga penyebab
konflik berlin . Kerusakan fasilitas umum ditambah situasi keamanan
yang tidak kondusif tentu akan sangat berpengaruh pada roda
perekonomian suatu wilayah. Perputaran transaksi keuangan
terhenti, kegiatan jual beli minim, orang tidak bisa bekerja dan
menghasilkan uang. Hal inilah yang kemudian akan mematikam roda
perekonomian sebuah wilayah. Tentunya hal ini tidak hanya
berdampak pada wilayah tersebut namun juga bisa berdampak
dalam skala wilayah yang lebih luas. Perekonomian nasioanal akan
semakin terpuruk dan membuat kepercayaan para investor asing
menurun.
 Terhambatnya Pendidikan Formal dan Informal
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya perusakan fasilitas
umum, yang sering dilakukan adalah dengan merusak sekolah
sekolah. Dengan kerusakan ini tentu akan sangat berdampak pada
aktivitas pendidikan. Anak anak sekolah tidak lagi memiliki ruang
kelas untuk belajar. Sehingga mereka terpaksa akan diliburkan atau
belajar di lokasi lain yang masih dirasa cukup aman seperti penyebab
perang suriah . Meskipun begitu tentunya hal ini akan sangat
berdampak pada psikologis anak-anak. [AdSense-C]
 Dominasi Kelompok Pemenang
Sebuah konflik entah itu pihak yang merasa benar atau pihak
yang disalahkan pasti menginginkan kemenangan atas konflik yang
terjadi. Kemenangan tersebut bisa menjadi indikator bahwa
merekalah pihak yang benar. Padahal dalam konflik tidak ada pihak
yang bisa mengklaim dirinya benar. Kemenangan salah satu pihak
akan menimbulkam dominasi di wilayah konflik. Kelompok yang
menang akan merasa arogan dan otoriter seperti latar belakang
konflik israel palestina . Dominasi ini kemudian akan berdampak
pada tertindasnya kaun minoritas yang kalah. Dan bahkan mereka
bisa terusir dari wilayah tersebut.

2. Dampak Tidak langsung


Dampak tidak langsung merupakan dampak yang dirasakan
oleh pihak pihak yang tidak terlibat langsung dalam konflik. Dampak
ini juga merupakan wujud dari dampak jangan panjang yang
ditimbulkan dari sebuah konflik seperti penyebab perang libya .
Dampak ini tidak langsung dirasakan oleh pihak yang berkonflik.
Dampak-dampak tersebut seperti timbulnya perpecahan antar umat
beragama. Adanya kelompok yang menyatakan dirinya benar dan
pihak lainnya salah. Arogansi, intimidasi, berkembangnya isu SARA
yang akan bisa mengancam keutuhan kehidupan bernegara.
Dampak lain yang bisa ditimbulakn adalah ketidakstabilan di bidang
perekonomian, sosial dan budaya, menurunnya jumlah kunjungan
turis, dan kaburnya para investor asing. Tentunya hal ini yang akan
kita rasakan jika konflik agama tidak ditangani secara cepat san
benar.
2 dampak konflik agama dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara merupakan hal yang sepatutnya tidak terjadi. Dengan
menyadari bahwa hidup dalam perbedaan adalah hal dasar dalam
negara demokrasi. Sikap saling menghormati antar umat beragama
serta menjunjung toleransi yang tinggi. Merupakan modal dasar
untuk menghapus konflik agama yang bisa timbul kapanpun dan
dimanapun. Mengingat bahwa negara kita terbentuk dan merdeka
bukan karena satu kelompok agama tertentu. Maka hal itu harusnya
menjadi alarm bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan yang
akan melekat bagi selurut penganut umat beragama di NKRI.
Semoga artikel ini dapat membantu.

Anda mungkin juga menyukai