Anda di halaman 1dari 3

Konflik antar agama merupakan konflik yang dapat ditimbulkan akibat dari perbedaan

keyakinan, yang tidak bisa disiasati dengan sikap saling menghormati dan menghargai
perbedaan. Di Indonesia kebebasan dalam menganut keyakinan atau kepercayaan telah diatur
dalam UUD 1945 pasal 28E ayat 1 dan pasal 29 ayat 2. Kebebasan dalam memeluk agama
telah diatur secara jelas dan tidak ada satu pihakpun yang dapat ikut campur didalamnya.
Undang undang juga mengatur kebebasan dalam beribadah dengan aman sesuai dengan
keyakinan yang di anut. Sebagai negara nultikultural tentu saja di Indonesia tidak hanya terdiri
dari 1 agama saja seperti juga contoh konflik antar ras . Pemerintah telah mengakui 6 agama
sebagai agama resmi yang bisa dianut oleh para pemeluknya. Keenam agama tersebut antara
lain islam, kristen, khatolik, hindu, budha dan konghucu.1. Konflik Poso (Islam VS Nasrasi)

Konflik antar agama di Poso menjadi bukti bahwa perbedaan kepercayaan dapat menyulut
konflik yang meluas. Konflik poso menjadi salah satu konflik yang berlangsung dalam waktu
yang lama seperti juga latar belakang tragedi allepo . Salah satu penyebabnya adalah karena
kurangnya peran pemerintah dalam mengembalikan situasi menjadi kondusif. Dimulai dari
tahun 1998 hingga tahun 2000 konflik berkembang ke ranah kekerasan. Sehingga entah berapa
banyak korban jiwa yang berjatuhan. Pada tangga 20 Desember 2001 kemudin ditandatangani
penjanjian Malino yang di mediasi oleh Jusuf Kalla. Stelah penandatanganan perjanjian
tersebut situasi di Poso berangsur angsur pulih.

2. Konflik Ambon (Islam VS Nasrani)

Konflik antar agama yang terjadi di ambon pada tahun 1999. Merupakan sebuah konflik
berdarah antara kaum muslim dan nasrasi yang menghuni wilayah tersebut. Konflik tersebut
dipicu oleh insiden pemalakan yang dilkukan oleh 2 orang muslim terhadap warga nasrani
seperti penyebab konflik sosial paling umum . Konflik semakin berkembang saat isu isu
menyebar dan membakar amarah kedua belah pihak. Insiden ini menyebabkan 12 orang tewas
dan ratusan lainnya luka luka. Namun, konflik ini segera mereda setelah dilakukan rekonsiliasi
dilakukan oleh pemerintah setempat.

3. Konflik Tolikara (Islam VS Nasrani)

Konflik yang terjadi di Tolikara papua dipicu oleh pembakaran sebuah masjid oleh para jemaat
gereja injil indonesia. Tidak dijelaskan apa yang memicu pembakaran tersebut seperti
pengendalian konflik sosial . Namun, insiden itu bertepatan saat akan dilaksanakan sholat idul
fitri. Akibat konflik ini, 2 orang warga tewas dan 96 rumah warga muslim dibakar. Upaya
rekonsiliasi yang cepat dilakukan, membuat konflik ini cepat dapat diredam. Serta tidak
menimbulkan dampak yang meluas.

4. Konflik Aceh (Islam VS Kristen)

Aceh menjadi salah satu provinsi yang diberi hal istimewa untuk dapat menjalankan hukum
syariat islam. Hal ini adalah upaya pemerintah untuk melerai keinginan masyarakat sporadis
yang ingin memerdekakan diri dan mendirikan negara khilafah. Oleh karenanya Aceh diberikan
gelar daerah istimewa Nangroe Aceh Darussalam. Konflik antar agama pernah terjadi, tepatnya
di daerah Singkil pada tahun 2015. Konflik ini diawali dengan demonstrasi umat muslim. Dalam
demonstrasi tersebut umat muslim menuntut pemerintah untuk membongkar sejumlah gereja
kristen yang berdiri seperti dampak konflik agama . Namun, akhirnya konflik tersebut dapat
terselesaikan dengan baik. Serta kerukunan antar umat beragama di Aceh tetap terpelihara
hingga kini.

5. Konflik di Lampung Selatan (Budha VS Islam)

Lampung, juga pernah mengalami konflik antar agama. Tepatnya di Kabupaten Lampung
Selatan, Kota Kallianda terjadi konflik berdarah yang melibatkan masyarakan desa Balinuraga
dan Desa Agom. Desa Balinuraga mayoritas dihuni oleh penduduk dengan agama Budha.
Sedangkan Desa Agom mayoritas dihuni umat muslim. Pada dasarnya konflik ini bukan didasari
oleh hal yang bersifat dan berhubungan dengan keyakinan yang dianut seperti juga latar
belakang konflik suriah . Penyebab yang menyulut konflik ini adalah adanya gadis Desa Agom
yang digoda oleh pemuda dari Desa Balinuraga. Kejadian tersebut lalu menyulut amarah warga
desa Agom sehinga mengunakan cara kekerasan dengan menyerang warga Balinuraga. Tidak
terima dengan hal tersebut warga Baliuraga membalas menyerang. Aksi yang menimbulkan
reaksi, beberapa pihak diturunkan untuk meredam suasana. Kemudian setelah melalui proses
mediasi akhirnya konflik ini dapat terselesaikan, dan kondisi kembali kondusif.

6. Konflik Situbondo (Islam VS Kristen)

Konflik antar agama juga pernah terjadi di Situbondo, Jawa Timur. Peristiwa tersebut terjadi
pada 10 oktober 1996. Konflik ini dipicu karena adanya ketidakpuasaan atas hukuman yang
diterima oleh seorang penghina agama islam. Kemudian si penista agama ini disembunyikan
didalam gereja seperti juga akibat konflik paletina dan israel . Hal itulah yang kemudian memicu
timbulnya kerusuhan. Dimana ada pihak pihak yang memaksa masuk ke gereja gereja, sekolah
khatolik, dan juga toko milik orang tionghoa di situbondo. Kondisi demikian tentu membuat
timbulnya pengerusakan. Kondisi ini kembali berangsur membaik setelah adanya perdamaian
antara kedua belah pihak.

7. Konflik Sampang (Pengikut Ahlus Sunnah Wal Jamaah VS Penganut Islam Syiah)

Konflik antar agama yang selanjutnya terjadi di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam,
Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura Jawa Timur. Penyerangan terjadi pada 2012
silam yang menyebabkan dua orang warga syi’ah tewas dan enam mengalami luka berat dan
puluhan lainnya mengalami luka berat seperti penyebab israel dan palestina perang . Konflik ini
sebenarnya sudah berlangsung lama, sejak tahun 2004. Klimaksnya adalah aksi pembakaran
rumah ketua Ikatan Jamaah Ahl Al-Bait (IJABI) dan 2 rumah jamaah syi’ah serta sebuah
mushola yang digunakan sebagai sarana ibadah. Aksi tersebut dilakukan oleh sekitar 500 orang
yang mengklaim diri sebagai pengikut Ahlus Sunnah Wal-Jamaah.

7 contoh konflik agama yang terjadi di Indonesia. Menjadi pembuktian bahwa di negeri kita
masih sangat rentan untuk timbul konflik akibat perbedaan kepercayaan. Pada dasarnya konflik
terjadi bukan karena adanya perbedaan pandangan akan keyakinan yang diyakini. Namun,
lebih kepada aksi individu atau kelompok yang menyulut kemarahan satu kelompok agama
tertentu. Tentu saja hal ini harus segera diredam, karena jika tidak segera diatasi maka
dampaknya tidak hanya meeugikan bagi mereka yang beekonflik. Namun, juga bisa
mengancam keutuhan dalan NKRI. Toleransi dan sikap salimg menghormati harus dijunjung
tinggi sebagai upaya pengendalian timbulnya konflik. Semoga artikel ini dapat membantu.

Anda mungkin juga menyukai