Disusun Oleh:
PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penyusunan makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Islam.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Abdul Wahib, M.Ag
selaku dosen mata kuliah Psikologi Islam yang telah membimbing penulis agar dapat
menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian pula penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan, sehingga makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun,
penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun penulis harapkan sebagai masukan dan perbaikan pada makalah
penulis selanjutnya. Maka dari itu, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3
KESIMPULAN .................................................................................................................... 9
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka dapat diambil tujuan
sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepribadian
Kepribadian atau personality berasal dari bahasa Latin persona yang berarti
topeng atau kedok. Yaitu tutup muka yang biasa dipakai oleh pemain-pemain
panggung, untuk menggambarkan prilaku, watak atau pribadi seseorang (Sujanto,
Lubis dan Hadi 2001). Ada pula yang mengatakan kepribadian berasal dari bahasa
latin persum yang berarti wajah yang sesungguhnya (Rab 2008). Dalam ilmu jiwa,
kajian kepribadian lebih banyak menyangkut wajah sebenarnya, yang berada di
balik topeng.
3
2. Tipe kedua adalah koleris, seorang koleris berorientasi pada pekerjaan, dan
pada tugas. Dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat
tinggi. Kelebihannya adalah dia bisa melaksanakan tugas dengan setia dan
bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya. Kelemahan orang
dengan tipe ini adalah kemampuannya untuk bisa merasakan perasaan orang
lain agak kurang, belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain juga agak
minim, karena perasaannya kurang bermain.
3. Tipe ketiga adalah melankolis. Orang tipe ini adalah orang yang terobsesi
dengan karya yang paling bagus, yang paling sempurna, mengerti estetika
keindahan hidup ini dan perasaannya sangat kuat, sangat sensitif. Kelemahan
orang tipe ini adalah mudah sekali dikuasai oleh perasaan dan cukup sering
perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang murung.
4. Tipe keempat adalah phlegmatis, orang tipe ini adalah orang yang cenderung
tenang dan dari luar cenderung tidak beremosi. Dia tidak menampakkan
emosi, misalnya, sedih atau senang. Jadi naik turun emosinya tidak nampak
dengan jelas. Orang ini cenderung bisa menguasai dirinya dengan cukup baik
dan introspektif sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap dan
memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Jadi dia adalah
seorang pengamat yang kuat, penonton yang tajam dan juga seorang
pengkritik yang berbobot. Kelemahannya adalah cenderung mau ambil
mudahnya, tidak mau susah. Kelemahannya ini membuat dia jadi orang yang
kurang mau berkorban bagi yang lain.
4
B. Aspek Kepribadian
Freud memperkenalkan tiga aspek kepribadian, yakni Id, Ego, dan Superego
(Fikri et all., 2023).
Kedua, Ego atau yang sering disebut sebagai "aku," berkembang dari id melalui
interaksinya dengan dunia eksternal. Kegiatan ego dapat bersifat sadar, prasadar, atau
taksadar, walaupun sebagian besar kegiatan ego bersifat sadar. Ini melibatkan persepsi
eksternal (contohnya: melihat pohon), persepsi internal (contohnya: merasa sedih), dan
proses-proses intelektual. Ego beroperasi berdasarkan prinsip realitas, di mana
pemenuhan impuls dari id harus ditunda hingga situasi yang tepat ditemukan.
Ketiga, Superego merupakan kekuatan moral dan etika dalam kepribadian yang
beroperasi di wilayah sadar, mengikuti prinsip idealistik sebagai lawan dari prinsip
kesenangan id dan prinsip realistik ego. Superego memiliki dua komponen utama, yaitu:
5
1) suara hati atau nurani, yang merupakan hasil internalisasi dari hukuman dan
peringatan (reward and punishment), dan 2) ego-ideal yang berasal dari pujian dan
teladan positif yang diberikan kepada anak. Pada tahap penerimaan anak terhadap konsep
benar dan salah dari orang tua, disebut sebagai introyeksi (introjection), dan seiring
perkembangannya, kontrol pribadi akan menggantikan kontrol orang tua.
Oleh karena itu, tuntutan yang berasal dari id dan superego cenderung bersifat
kontradiktif. Jika kedua aspek ini tidak dapat disatukan atau seimbang oleh ego sebagai
badan eksekutif kepribadian, maka dapat terjadi konflik batin yang berkelanjutan,
menjadi akar dari munculnya gejala neurotik atau gangguan jiwa.
Kepribadian Muslim terdiri dari dua kata, yakni "kepribadian" dan "Muslim."
Istilah "kepribadian" dalam bahasa Arab dikenal sebagai "al-Syakhsiyah," yang berarti
kepribadian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "kepribadian" diartikan sebagai
sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa, membedakannya
dengan orang atau bangsa lain. Oleh karena itu, kepribadian merupakan sesuatu yang
sangat penting dimiliki oleh setiap manusia. Kepribadian adalah ekspresi dari sikap
pribadi atau ciri khas yang dimiliki oleh seseorang atau suatu bangsa.
6
utuh. Ini berarti bahwa meskipun setiap individu memiliki faktor bawaan yang berbeda,
namun semua diarahkan menuju pembentukan pribadi dan pandangan hidup yang
seragam
Karakteristik kepribadian Muslim memiliki dimensi yang lebih luas daripada sekadar
aspek fisik. Dalam Islam, kepribadian tidak hanya terdiri dari jasad dan organ-organ tubuh yang
terlihat semata. Kepribadian juga mencakup ruh, qalb, dan aql yang memiliki nilai dan fungsinya
sendiri. Ruh, qalb, dan aql adalah konsep penting dalam pemahaman Islam tentang aspek
spiritual dan mental manusia. Mari kita jelajahi makna dan peran masing-masing:
1. Ruh ()روح:
Ruh adalah esensi spiritual yang dianugerahkan oleh Allah kepada setiap
manusia. Ini adalah bagian dari diri kita yang tidak terlihat secara fisik. Ruh sebagai
sumber kehidupan dan kesadaran kita. Ketika seseorang meninggal, ruhnya berpisah dari
tubuh fisik. Ruh berasal dari Allah dan kembali kepada-Nya setelah kematian. Ruh juga
memiliki hubungan langsung dengan keimanan dan ketakwaan.
2. Qalb ()قلب:
Qalb adalah hati atau pusat emosi dan spiritual dalam diri manusia. Ini bukan
hanya organ fisik, tetapi juga melibatkan aspek batiniah. Qalb memainkan peran sentral
dalam mengarahkan perilaku dan keputusan kita. Ini adalah tempat di mana iman, cinta,
takut, dan harapan bersemayam. Qalb yang suci dan bersih akan mendekatkan kita pada
Allah. Sebaliknya, hati yang keras dan tercemar akan menjauhkan kita dari-Nya.
3. Aql ()عقل:
7
Aql adalah akal atau kemampuan berpikir rasional yang diberikan oleh Allah
kepada manusia. Aql memungkinkan kita untuk memahami, berpikir, dan membuat
keputusan. Ini membantu kita membedakan antara benar dan salah. Aql digunakan untuk
memahami ajaran agama dan mengambil tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
8
BAB III
KESIMPULAN
Kepribadian berasal dari bahasa Latin "persona" yang artinya topeng atau kedok, yang
digunakan oleh pemain panggung untuk menggambarkan prilaku, watak, atau pribadi seseorang
(Sujanto, Lubis, dan Hadi 2001). Ada juga yang berpendapat bahwa kepribadian berasal dari
bahasa Latin "persum" yang artinya wajah yang sesungguhnya (Rab 2008). Dalam ilmu jiwa,
kepribadian menyangkut wajah sebenarnya di balik topeng, merupakan intisari kejiwaan
seseorang dan interaksi biologis dengan budayanya, yang mencorakkan tingkah laku, sikap, cara,
dan pikiran (Saifurrahman, 2016).
Kepribadian Muslim adalah identitas pribadi seseorang yang selaras dengan pedoman
ajaran Islam. Kepribadian tersebut tercermin dalam tingkah laku dan perbuatan yang sesuai
dengan petunjuk yang telah dijelaskan dalam Islam. Kepribadian Muslim merupakan wujud
kepribadian yang taat dan tunduk kepada kehendak Allah SWT.dalam kerangka nilai-nilai Islam.
Kepribadian mencakup ruh, qalb, dan aql yang memiliki nilai dan fungsinya sendiri. Ruh,
qalb, dan aql adalah konsep penting dalam pemahaman Islam tentang aspek spiritual dan mental
manusia. Ahmad Marimba mendefinisikan unsur-unsur kepribadian sebagai berikut: Aspek
kejasmanian, Aspek kejiawaan, Aspek keruhanian yang luhur.
9
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 111.
Fikri, I. F., Ismail, S. N., Zainiyati, H. S., & Kholis, N. (2023). STRUKTUR KEPRIBADIAN
MANUSIA DALAM PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD: PERSPEKTIF FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM. Edupedia: Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam, 8(1),
71-88.
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Cet I (Jakarta: Raja Grafindo Persada, tt), hlm. 171
10
11