Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TAREKAT MAULAWIYAH DAN PENJELASAN TENTANG


TARIKAT ( Thoriqoh )

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tasawuf

Dosen Pengampu:
Asep Sarifulloh, S.Ag, M.SI

DISUSUN OLEH

RIAN AHMAD F

ASEP SANI O

DINDA AYU S

SHOFYA SM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM KH. RUHIAT
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada semua anggota yang telah berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Tasikmalaya, 04 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 3
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 5
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Materi Pertama…………………..............................................................
2.1.1 Sub-Materi Pertama…………………………………………………
2.1.2 Sub-Materi Kedua…………………………………………………...
2.2 Materi Kedua……………………………..………………………….......
2.3 Materi Ketiga……………………………………………………………
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tarekat Maulawiyah adalah sebuah tarekat yang didirikan oleh para


pengikut Jalaluddin Rumi (1207 – 1273) di kota Konya, ibu kota Dinasti
Seljuk abad ke 13 (sekarang Turki). Tasawuf Maulawiyah, juga dikenal sebagai
Tariqa Maulawiyah atau Tarekat Maulawiyah, merujuk pada aliran spiritual dan
sufistik yang didirikan oleh Maulana JalaluddinRumi, seorang penyair, teologi,
dan tokoh sufi Persia yang terkenal. Tasawuf Maulawiyah didasarkan pada
ajaran-ajaran Rumi yang terdapat dalam karya monumentalnya, "Mathnawi"dan
"Divan-e Kabir".1 Maulana Jalaluddin Rumi, yang dikenal juga sebagai Mevlana
Rumi atau hanya Rumi,hidup pada abad ke-13 di Konya, wilayah yang sekarang
menjadi bagian dari Turki. Ia adalahseorang sarjana Islam yang terkemuka pada
masanya, namun pengalaman mistik dan spiritualnyayang mendalam membawa
transformasi besar dalam kehidupannya. Setelah bertemu dengan Shams Tabrizi,
seorang tokoh spiritual yang mempengaruhinya secara mendalam, Rumi
mengalami perubahan dramatis dalam pandangan dan praktik kehidupan
spiritualnya.Tasawuf Maulawiyah menekankan konsep cinta Illahi (mahabbah)
sebagai jalan untukmencapai kesatuan dengan Tuhan. Tarekat ini mengajarkan
bahwa cinta dan pengabdian kepadaTuhan dapat dicapai melalui zikir, meditasi,
dan tarian. Salah satu praktik terkenal dalamTasawuf Maulawiyah adalah "Sema"
atau "Tarian Sufi", di mana para pengikut tarekat ini berputar secara beriringan
dalam meditasi yang mendalam, menggambarkan gerakan planet ditata surya dan
pencarian jiwa manusia menuju Tuhan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip pemikiran Jalaluddin Rumi?
2. Apa prinsip ajaran tasawuf Jalaluddin Rumi?
3. Bagaimana studi sistematika dan akurasi analogi dalam ajaran tasawuf
Jalaluddin Rumi?
4. Apa pengertian dan arti Tarikat, Penjelasan tentang Syari'at,Tarikat, Hakikat
dan manfaat?
5. Apa mekanisme dan tujuan mempelajari dan mengikuti Tarikat?
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana prinsip pemikiran Jalaluddin Rumi


2. Untuk mengetahui prinsip ajaran tasawuf Jalaluddin Rumi
4
3. Untuk mengetahui studi sistematika dan akurasi analogi dalam ajaran tasawuf
Jalaluddin Rumi
4. Untuk mengetahui pengertian dan arti Tarikat, Penjelasan tentang
Syari'at,Tarikat, Hakikat dan manfaat
5. Untuk mengetahui mekanisme dan tujuan mempelajari dan mengikuti Tarikat

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Ajaran Tasawuf Jalaludin Rumi


Filsafat Jalaludin Rumi diilhami oleh gagasan monestik. Jalaludin Rumi
mengatakan, matsnawi adalah kedai kesatuan (wahdah), Setiap sesuatu yang engkau
lihat disana selain Yang Esa (Tuhan) adalah berhala. Pantheisme atau monisme sufi
meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1. Hanya satu wujud yang nyata, yang meupakan sumber seluruh keberadaan.
Realitas ini dapat dipandang sebagai tuhan (Esensi Tuhan) atau sebagai Dunia
(fenomena dengan nama Esensi yang tersembunyi )
2. Tiada penciptaan dalam waktu minefestasi dari tuhan adalah suatu bentuk
bentuk dari alam semesta selalu berubah dan hilang serta secara serempak
diperbaharui tanpa istirahat sedetikpun, pada esensinya ia adalah abadi
Bernama tuhan. Tidak pernah ada suatu waktu Ketika ia belum ada karena
seluruhnya berada dalam pengaruh-Nya.
3. Tuhan adalah subjektifitas, dalam pengertian bahwa ia tampak sebagai aspek
yang terbatas dari bentuk – bentuk fenomenal, dan cara berfikir yang
melampaui batas, dalam pengertian bahwa dia adalah realitas absolute yang
melapaui dan mengatasi setiap penampakan.
4. Esensi tuhan itu tidak dapat diketahui. Tuhan membuat Naturnya dapat
diketahui oleh kita melalui nama nama dan atributnya yang di ungkap didalam
al Qur’an. Sekalipun pada dasarnnya identik, Namun dari sudut pandangan kita
sifat sifat tuhan itu beragam dan saling bertentangan dan diferensiansi inilah
yang terdapat didunia fenomenal, yang tanpa nya kita tidak dapat
membedakann yang baik dan yang buruk serta mengetahui tuhan yang
absolute. Dalam dunia realitas (Hakikat) tiada suatu yang buruk.

6
5. Konsep Jalaludin Rumi tentang manusia sebagai mahluk dua dimensi.
Jalaludin Rumi menggap manusia sebagai mahluk yang tersusun oleh jiwa dan
badan. Setiap unsur memiliki fungsi yang sama penting nya, Namun menurut
Jalaludin Rumi secara spesifik hakikat manusia berada pada aspek jiwa nya.
Jalaludin Rumi lebih sering menggambarkan manusia dengan sebutan adam.
Alasannya karena adam adalah berwujud dan berupa manusia. Salah satu syair
jalaludin rumi mengunggkapkan bahwa lukisan manusia akan tampak sama
seperti wujud manusia. Tapi pada hakikatnya, manusia dan lukian manusia
tidaklah sama karena manusia pada lukisan tidak berjiwa. Sama hal nya seperti
Nabi Muhammad dan pamannya Abu Jahal, secara fisik memiliki kemiripann,
tapi secara hakikat mereka memiliki perbedaan yang sangat jauh dimana
perbedaan tersebut terletak pada hatinya. Nabi Muhammad digariskan menjadi
rasul terakhir dan menjadi Rahmat bagi seluruh alam, sementara Abu jahal
mendapat murka allah dan tetap tidak beriman hingga akhir hayat.
6. Salah satu ajaran inti dari Jalaluddin Rumi yaitu tentang kebebasan dan
tanggung jawab. Disisi lain Jalaluddin Rumi juga meyakini kemahakuasaan
Allah yang meliputi segala sesuatu dan bahwa Allah adalah satu-satunya
pencipta segala perbuatan.
7. Dalam pandangan Jalaluddin Rumi, setiap manusia dapat mencapai derajat
yang sempurna karena dalam setiap manusia terdapat esensi kesucian, yaitu
ruh yang berasal dari Allah, yang hanya diberikan kepada manusia sebagai
perangkat istimewa. Pemberian keistimewaan inilah yang berhubungan dengan
inti ajaran dari Rumi berupa tanggung jawab dan kebebasan manusia untuk
memilih tindakannya. Manusia telah dianugerahi kemampuan untuk
mengembangkan dimensi spiritual dalam dirinya sendiri. Menurut Jalaluddin
Rumi, barang siapa orang yang tidak memperhatikan tanggung jawab
mengenai anugerah berharga yang tersembunyi dalam dirinya, seseorang itu
tidak akan mendapatkan keuntungan.

7
8. Berdasarkan pendapat Jalaluddin Rumi, manusia harus bekerja keras untuk
mencari esensi spiritualnya sendiri, dengan tujuan menjadi manusia sempurna.
Manusia sempurna dalam konsep Rumi digambarkan sebagai sosok yang
didominasi oleh cinta, adalah manusia yang menyadari bahwa rohaninya
memiliki kesatuan dengan Tuhan dan berada pada puncak dimensi
spiritualnya. Dimensi spiritual berada sangat dekat dengan manusia yaitu
terletak pada jiwa manusia yang terdalam.
9. Untuk mencapai ke esensian spiritual manusia, hati manusia digambarkan
sebagai cermin, hati manusia harus dijernihkan dengan kesalehan, melakukan
amalan-amalan baik dan cinta agar manusia dapat melihat dalm hatinya itu
sebuah pengetahuan seperti para nabi yang memiliki ketahuan tanpa
memerlukan buku, guru, maupun pembimbing. Menurut Jalaluddin Rumi,
manusia yang telah mencapai esensi spiritual merupakan cermin ilahi yang
mencerminkan keindahan dan keagungan Allah. Jika manusia mampu
memahami hal tersebut, mereka akan benar- benar mencintai Allah dan juga
dicintai oleh Allah.
2.2 Studi Sistematika Akurasi Analogi Dalam Ajaran Tasawuf Jalaludin Rumi
Melibatkan pemahaman mendalam terhadap karya – karya Nya seperti “Mathnawi”
dan “Divan-e Shams-e Tabrizi”. Analisis terhadap metafora dan analogi dalam puisi
puisinya memungkinkan pemahaman yang lebih baik terhadap konsep knsep tasawuf.
Rumi sering menghunakan Bahasa metaforis untuk menyampaikan makna- makna
spiritual, dan memahami akurasi analog tersebut memerlukan wawasan kedalam
konteks tasawuf dan filsafat sufi.
2.3 Pengertian dan Arti Tarikat Penjelasan Syari’at, Tarikat, Hakikat Makrifat
Syari’at (islam) adalah hukuman dan aturan (islam) yang mengatur seluruh sendi
kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat (islam) juga berisi
penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh Sebagian penganut islam,

8
syari’at (islam) merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan
hidup manusia dan kehidupan dunia ini.

Tarekat berasal dari kata ‘thariqah’ yang artinya ‘jalan’. Jalan yang dimaksud di sini
adalah jalan untuk menjadi orang bertaqwa, menjadi orang yang diridhoi Allah s.w.t
secara praktisnya tarekat adalah Kumpulan amalan amalan lahir dan batin yang
bertujuan untuk membawa seseorang untuk menjadi orang bertaqwa, Ada 2 macam
tarekat yaiu tarekat wajib dan tarekat sunat.

Tarekat Wajib yaitu amalan amalan wajib, baik fardhu ain dan fardhu kifayah yang
wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Tarekat wajib yang utama adalah
mengamalkan rukun islam. Amalan-amalan wajib ini insya Allah akan membuat
pengamalnya menjadi orang bertaqwa yang dipelihara oleh Allah. Paket tarekat
wajib ini sudah ditentukan oleh allah swt melalui al- Qur’an dan Hadis. Contoh
amalan wajib yang utama adalah haikat puasa, sholat, zakat, haji. Amalan wajib yang
lain adalah menutup aurat, makan makanan halal dan lain sebagainya.

Tarekat Sunat yaitu Kumpulan amalan amalan sunat dan mubah yang diarahkan
sesuai dengan 5 syarat ibadah untuk membuat pengamalnya menjadi orang yang
bertaqwa. Orang yang hendak mengamalkan tarekat sunnah hendaklah sudah
mengamalkan tarekat wajib. Jadi tarekat sunah ini adalah tambahan amalan amalan
dari tarekat wajib. Paket tarekat sunnat ini di susun oleh seseorang guru mursyid
untuk diamalkan oleh murid murid dan pengikut. Hal hal yang dapat menjadi isi
tarekat sunat ada ribuan jumlahnya. Seperi shalat sunat, membaca Al – Qur’an, puasa
sunat, wirid, dzikir, dan masih banyak lagi.

9
Hakikat artinya I’tikad atau kepercayaan sejati (mengenai tuhan), maka hakikat ini
pekerjaan hati. Sehingga tidak ada yang dilihat didengar selain Allah, atau gerak dan
diam itu diyakini dalam hati pada hakikatnya adalah kekuasaan allah.
Hakikat adalah kebenaran, kenyataan, hakikat menyaring dan memusat aspek aspek
yang lebih rumit menjadi keterangan yang gambalng dan ringkas, hakikat
mengandung pengertian pengertian kedalam aspek yang penting dan intrinsic dari
benda yang dianalisa. Hakikat berasal dari kata Arab Haqqo, yahiqqu, haqiqotan
yang berarti kebenaran sedangkan dalam kamus ilmiah disebut bahwa hakikat adalah
yang sebenarnya, sesungguhnya, keadaan yang sebenarnya. Istillah Bahasa hakikat
berasal dari kata Al-Haqq, yang berarti kebenaran. Kalua dikatakan ilmu hakikat,
berarti ilmu yang digunakan untuk mencari suatu kebenaran.

Makrifat, Dari segi Bahasa makrifatt berasal dari kata arafa, ya’rifu, Irfan, ma’rifat,
yang artinya pengetahuan dan pengalaman. Yaitu perpaduan dari syari’at tarikat
hakikat yang nantinya menuju kepada “ mengenai allah dan keilmuan (kunci kode)
alam semesta yang termuat dalam Al-Qur’an serta mentaati syariat Rasulullah saw”.
Maka apakah makrifat itu? Makrifat adalah pandai atau mengerti atau paham dan
melaksanakan (dengan sempurna). Sayang nya dalam fase ini (makrifat), tidak ada
seorang manusia pun yang mampu mendekati makrifat apalagi duduk dalam tahap
tersebut. Alasannya karena syarat mutlak makrifat adalah “ wahyu”. Mengapa harus
mendapat wahyu untuk makrifat? Makrifat artinya pengetahuan dan pengalaman,
yaitu perpaduan dari syariat-tarikat-hakikat yang nantinya menuju kepada “mengenal
Allah dan keilmuan (kunci kode) alam semesta yang termuat dalam Al Quran serta
mentaati syariat Rasulullah SAW.” Maka bagaimana akan makrifat bila tanpa wahyu?
Bagaimana menjadi makrifat? jawabannya adalah: “tidak mungkin.” Kecuali, bila
seseorang itu adalah memiliki derajat nabi. Karena, seorang nabi pasti memperoleh
wahyu.

10
2.4 Mekanisme Dan Tujuan Mempelajari Dan Mengikuti Tarekat
Tujuan mempelajari dan mengikuti tarekat yang merupakan cabang atau jalan
dalam tradisi sufi islam mempunyai banyak segi dan mencakup tujuan sebagi
berikut :
1. Pemurnian Rohani
Tarekat bersetujuan Tarekat bertujuan membersihkan jiwa dan mengendalikan
hawa nafsu duniawi, seperti kesombongan, pamer, dan kecintaan yang
berlebihan terhadap dunia materi.
2. Memperkuat Keimanan Terhadap Syari’ah
Tarekat berupaya mempertegas keimanan terhadap hukum Islam (Syariah),
menaati ajarannya dengan rela dan spontan, serta menghilangkan kemalasan
dan penolakan terhadap hawa nafsu.
3. Mencari Kedekatan Dengan Allah
Tarekat adalah metode mendekati Allah dan bertujuan untuk mencapai-Nya
(wusul) dengan mengikuti aturan-aturan tertentu di bawah bimbingan seorang
pemimpin spiritual atau "mursyid".
4. Mendapatkan Ilmu
Meliputi pembelajaran tentang ajaran agama dan memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang prinsip-prinsip Islam.
5. Mencapai Tingkat Ma’rifat
Mencapai pemahaman mendalam tentang rahasia di balik cahaya Allah dan
Rasul-Nya, yang dapat dicapai melalui keikhlasan dan ketaatan kepada Allah.
6. Menumbuhkan Rasa Kebersamaan
Tarekat berfungsi sebagai sebuah keluarga besar, dimana seluruh anggotanya
menganggap dirinya sebagai saudara, menumbuhkan rasa persatuan dan
dukungan yang kuat.

11
7. Pengaruh Politik
Karena banyaknya pengikut, Tarekat dapat mempunyai implikasi politik,
karena para pemimpin (guru atau syekh) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap anggotanya.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
kajian dan pengamalan Tarekat dalam tradisi sufi Islam mencakup tujuan spiritual,
pendidikan, dan komunal, yang bertujuan untuk membimbing individu menuju
pertumbuhan spiritual, ketaatan pada prinsip-prinsip Islam, dan rasa persatuan dalam
masyarakat.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tarekat_(Islam)
https://www.nur-w.com/2017/02/syariat-tarekat-hakikat-makrifat.html?m=1
https://kalimahsawa.id/tasawuf-maulawiyah-maulana-jalaluddin-rumi/

14

Anda mungkin juga menyukai