Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PSIKOLOGI MANUSIA

MAKALAH INI DI TUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK


Mata Kuliah :Psikologi Umum
Dosen Pengampuh :YuliaWardahM.Hum

Di susun Oleh Kelompok 2


Aisyah Nasution
Taufikurahman koto
Zulfian

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH
(UNIVA MEDAN)
TAHUN 2023/202
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT yang
telah memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan bagi waktu, tenaga, maupun
pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad
Saw. Beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman, dengan diiringi upaya meneladani
akhlaknya yang mulia.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu materi tugas kegiatan
yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa dalam melaksanakan studi di tingkat
perkuliahan. Dan dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu dosen pengampu, Ibu Yulia Wardah M.Hum yang telah
mengizinkan kami mengerjakan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa aja yang membacanya.

Medan, 13 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………..…………………………………………………………………………………………………………….……ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang…………………………………………………………………. ……………………………… ……………….1

B.Rumusan Masalah……..……………………………………. ……………………………………………………………….2

C.Tujuan Pembelajaran….………………………………………………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN

A.Manusia sebagai makhluk bereksistensi dan sebagai makhluk hidup………………….. …………….4

B.Perkembangan Manusia ………………………………………………………………………….………………………………….5

C.Masa Remaja…………………………………………………………….
…………………………………………………………………….6

D.Masa dewasa…………………………………………………………………. ……….…………………………………………………….7

E.Masa Tua……………………………………………. ………………………………………………………………………………………..9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………. ……………………………………….11


BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Sifat hakiki seorang manusia adalah bahwa selain sebagai makhluk individu juga
sekaligus Sebagai makhluk sosial. Individu Merupakan penjabaran dari kata “in” dan
“divided” yang dapat dimaknai sebagai kesatuan, tidak Dapat dipisahkan, dan tidak dapat
dibagi-bagi. Artinya bahwa manusia sebagai makhluk individu Merupakan satu kesatuan
antara aspek jasmani (fisik) dan rohani (psikologis) yang tidak dapat Dipisahkan. Sementara
itu manusia sebagai makhluk sosial berasal dari kata latin “socius” yang Artinya ber-
masyarakat yang dalam makna sempit adalah mendahulukan kepentingan bersama Atau
masyarakat. Sehingga arti dari manusia sebagai makhluk sosial dapat diartikan sebagai
Makhluk yang hidup bersama dengan manusia lain dan tidak dapat melakukan kegiatannya
sendiri Tanpa adanya keterlibatan orang lain. Dalam kegiatannya tersebut manusia akan
selalu Membutuhkan orang lain dan membutuhkan wadah untuk melakukan kegiatan
tersebut. Wadah Inilah yang kemudian dikenal sebagai ruang berinteraksi bagi individu baik
secara individu Maupun secara berkelompok .Selain sebagai makhluk individu, manusia juga
merupakan makhluk sosial. Tidak ada satu Manusia pun yang dapat hidup tanpa adanya peran
dari manusia lainnya.
Oleh karena itu selain Kebutuhan akan privasi, manusia juga membutuhkan aktivitas
sosial antar sesama. Hubungan Sosial yang terjalin bisa terjadi pada sesama manusia yang
sudah saling mengenal maupun baru Pertama kali bertemu dalam kehidupan sehari-
hari.Dalam konteks ruang pribadi seperti rumah tinggal, ruang tidur, ruang kerja, dan lain-
lain, Maka aktualisasi diri tidak begitu sulit karena ruang-ruang tersebut merupakan ruang
privat yang Memang diperuntukkan bagi kegiatan yang sifatnya pribadi. Mereka dengan
bebas beraktivitas di Dalam ruang tersebut dan mengaktualisasikan dirinya sebagai makhluk
pribadi (individu). Sebagai makhluk sosial maka manusia memerlukan interaksi dengan
manusia lain. Mereka Melakukan aktivitas secara bersama-sama dalam suatu ruang sosial.
Interaksi sosial ini biasanya Dilakukan di ruang publik dimana siapa saja bisa mengaksesnya.
Pada kasus ini manusia Menampilkan identitas dirinya sebagai makhluk sosial. Namun
selama proses interaksi tersebut, Manusia tetap mempertahankan identitas mereka sebagai
makhluk individu.Aspek perilaku manusia dalam kaitannya sebagai makhluk individu
sekaligus sebagai makhluk Sosial merupakan permasalahan penelitian yang menarik untuk
dikaji pada ruang terbuka publik. Bagaimana karakter individu mereka dipertahankan dalam
suatu ruang sosial seperti halnya ruang Terbuka publik ini. Adapun tujuan penelitian ini ingin
mendapatkan gambaran bagaimana manusiaMempertahankan karakter individunya dalam
suatu ruang sosial. Apakah karakter individu iniSelalu mengikuti mereka dalam gerak ruang
sosial
B .Rumusan masalah
1.Bagaimana manusia sebagai makhluk bereksistensi dan sebagai makhluk hidup?
2.Bagaimana Perkembangan Manusia?
3.Bagaimana psikologimasa remaja?
4.bagaimana psikologi masa dewasa?
5.Bagaimana psikologi masa tua?

C. Tujuan Pembahasan
1. Manusia sebagai makhluk bereksistensi dan sebagai makhluk hidup
2.Perkembangan Manusia
3.manusia masa remaja
4.Manusia masa dewasa
5.Manusia masa tua
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia sebagai makhluk yang bereksistensi
Manusia merupakan makhluk yang dapat berperan sebagai obejek dan subjek
sekaligus dan keberadaannya di muka bumi ini perlu direnungkan dan difikirkan. Menurut
Sarlito W Sarwono, manusia adalah makhluk yang bereksistensi, yang hidup/ada di bumi ini
untuk secara aktif dituntut sadar akan keberadaannya agar mampu mengarahkan
keberadaannya ke suatu tujuan yang dikehendakinya sendiri. Manusia itu makhluk yang unik
berbeda dengan hewan atau makhluk hidup lainnya. Manusia berbeda dari makhluk hidup
lainya yang tergantung akan alam. Manusia yang eksis ini sesungguhnnya memiliki jati diri
yang terangkum dalam tiga pertanyaan, yaitu: siapa aku? Untuk apa aku hidup/eksis? Akan
kemana aku? Berdasarkan ketiga pertanyaan tersebut membuktikan bahwa hakekat eksistensi
manusia adalah dengan beragama. Beragama mampu menunjukkan manusia kepada jalan
yang benar dan tujuan yang jelas dalam menghadapi tantangan kehidupan yang silih
berganti.Manusia juga yang mempunyai sifat-sifat tersendiri yang berbeda dari segala
makhluk dunia lainnya. Oleh karena itu, dalam mempelajari manusia, kita harus mempunyai
sudut pandang yang khusus pula. Kita tidak dapat menjadikan manusia hanya sebagai objek
seperti pandangan kaum materialistis, tetapi kita juga tidak dapat mempelajari manusia hanya
dari kesadarannya solo seperti pandangan kaum idealis. Manusia adalah objek yang
terkadang juga merupakan subjek.

E. Cassierer menyatakan bahwa “manusia adalah makhluk simbolis”, dan Plato


merumuskan bahwa “manusia harus dipelajari bukan dalam kehidupan pribadinya”,
sedangkan menurut paham filsafat eksistensiatisme menyebutkan “manusia adalah makhluk
eksistensi”. Manusia tidak hanya ada atau berada di dunia ini, tetapi is secara aktif
“mengada”.

Manusia tidak semata-mata tunduk pada kodratnya dan secara pasif menerima
keadaannya, tetapi is selalu secara sadar dan aktif menjadikan dirinya sesuatu. Proses
perkembangan manusia sebagian ditentukan oleh Kehendaknya sendiri, berbeda dengan
makhluk lainnya yang sepenuhnya tergantung pada alam. Kebutuhan untuk terus-menerus
initah yang bersifat manusiawi, dan karenanya pulatah manusia bisa berkarya, bisa mengatur
dunia untuk kepentingannya, sehingga timbullah kebudayaan dalam segala bentuknya itu,
yang tidak terdapat pada makhluk lainnya. Bentuk-bentuk kebudayaan ini antara lain adalah
sistem perekonomian, kehidupan sosial dengan norma-normanya dan kehidupan politik.
Manusia sebagai makhluk hidup

Berbeda dengan eksistensi manusia, manusia adalah makhluk biologis yang sampai
pada batas-batas tertentu terikat pada kodrat alam. Manusia membutuhkan udara untuk
bernafas, dan juga membutuhkan makan dan minum untuk bertahan hidup. Untuk
mengembangkan keturunannya, manusia memerlukan pula hubungan seksual, susunan
syaraf, susunan tulang dan otot, peredaran darah, denyutan jantung, bekerjanya kelenjar-
kelenjar, dan sebagainya, yang kesemuanya sudah diatur secara tertentu dan tidak dapat lagi
diubah. Meskipun khayalan kita bisa menembus dimensi ruang dan waktu, tetapi “tubuh” kita
selalu terikat pada ruang dan waktu.

Dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain, manusia adalah satu-satunya makhluk


yang tidak dibekali alat-alat untuk bertahan dalam lingkungannya secara alamiah. Manusia
tidak mempunyai bulu tebal untuk melawan dingin, manusia tidak dapat berlari cepat,
manusia tidak dapat terbang, manusia tidak mempunyai kuku dan taring yang tajam. Semua
ini menunjukkan betapa manusia sebagai makhluk biologis sangat lemah. Hanya tingkat
kecerdasan yang tinggilah, yang merupakan satu-satunya modal manusia untuk tetap bertahan
dalam dunia ini.
Manusia sebagai makhluk psikologi adalah manusia sebagai makhluk yang bisa berpikir,
berperasaan, dan berkehendak.Prilakunya ditentukan dan dipengaruhi oleh pikiran dan
perasaannya. Dalam mengambil keputusan, manusia tentu melalui serangkaian proses
berpikir yang selanjutnya dipertimbangkan dengan perasaannya yang hasilnya akan
ditentukan oleh pola pikir dan landasan perasaan yang dimilikinya.

Semua kedudukan manusia ini, dihasilkan dari akal yang dianugerahkan kepada
manusia sebagai suatu nilai lebih yang menghasilkan berbagai keistimewaan pada diri
manusia itu sendiri.Pada dasarnya, akal inilah yang menyebabkan manusia memilikiaspek
kehidupan yang kompleks yang pada akhirnya menyebabkan manusia memiliki berbagai
kedudukan dalam hidup dan kehidupannya.
Macam macam kepribadian manusia
a. Sanguin, sanguin adalah orang yang gembira, yang senang hatinya, mudah untuk
membuat orang tertawa, dan bisa memberi semangat pada orang lain. Tapi kelemahannya
adalah dia cenderung impulsive, yaitu orang yang bertindak sesuai emosi atau keinginannya.

b. Plegmatik, tipe plegmatik adalah orang yang cenderung tenang, dari luar cenderung
tidak beremosi, tidak menampakkan perasaan sedih atau senang. Naik turun emosinya itu
tidak nampak dengan jelas. Orang ini memang cenderung bisa menguasai dirinya dengan
cukup baik, ia intorspektif sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap dan
memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Kelemahan orang plegmatik adalah
ia cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau susah, sehingga suka mengambil jalan pintas
yang paling mudah dan gampang.

c. Melankolik, Tipe melankolik adalah orang yang terobsesi dengan karya yang paling
bagus, yang paling sempurna dan dia memang adalah seseorang yang mengerti estetika
keindahan hidup ini. Perasaannya sangat kuat, sangat sensitif maka kita bisa menyimpulkan
bahwa cukup banyak seniman yang memang berdarah melankolik. Kelemahan orang
melankolik, ia mudah sekali dikuasai oleh perasaan dan cukup sering perasaan yang
mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan murung.

d. Kolerik. Seseorang yang kolerik adalah seseorang yang dikatakan berorientasi pada
pekerjaan dan tugas, dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi.
Kelebihannya adalah dia bisa melaksanakan tugas dengan setia dan akan bertanggung jawab
dengan tugas yang diembannya. Kelemahan orang yang berciri kolerik adalah kurangnya
kemampuan untuk bisa merasakan perasaan orang lain (empati), belas kasihannya terhadap
penderitaan orang lain juga agak minim, karena perasaannya kurang bermain.

B. Perkembangan manusia

Secara umum, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat tetap
Dan tidak dapat diputar kembali. Beberapa psikolog membedakan arti kata ‘pertumbuhan’
dengan ‘perkembangan’, namun beberapa tidak.
Pertumbuhan bisa diartikan sebagai bertambah besarnya ukuran badan dan fungsi fisik yang
murni, sedangkan perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala
psikologis yang muncul . Perkembangan merujuk pada pola kelanjutan dan perubahan yang
mungkin terjadi pada Seseorang manusia selama perjalanan hidupnya. Sebagian besar
perkembangan meliputi perubahan, sekali pun kemunduran menjadi bagian di dalamnya
(misalnya, kemampuan mengolah informasi menjadi lebih lambat pada orang dewasa yang
lebih tua). Para peneliti yang mempelajari perkembangan merasa tergugah keingintahuannya
pada sifat perkembagan yang universal dan variasi yang terjadi pada tiap-tiap individu. Pola
dari perkembangan.
Pada hakekatnya, perkembangan (development) itu sendiri adalah pola perubahan
Yang dimulai sejak pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang hidup. Maksudnya ialah,
Perkembangan merupakan proses yang melibatkan pertumbuhan sejak tahap
pembuahanSampai akhir kehidupan. Walaupun dalam penggunaanya, istilah perkembangan
danPertumbuhan itu digunakan untuk sesuatu yang berbeda, akan tetapi perlu digaris bawahi
Bahwa perkembangan dan pertumbuhan merupakan dua entitas yang dapat dipisahkan namun
Pada hakekatnya keduanya tidak bisa berdiri sendiri.

Aspek perkembangan manusia


Perkembangan manusia meliputi:
1.Aspek fisik. Perkembangan fisik Mencakup empat aspek yaitu, sistem syaraf, otot,
kelenjar endoktrin, dan struktur fisik.Selain itu, terdapat aspek fisiologis lainnya yang sangat
penting bagi kehidupan manusia, Aspek itu kita kenal dengan sebutan otak (brain). Gerakan
seseorang dan kemampuannya Mengendalikan bagian tubuhnya merupakan fungsi utama dari
perkembangan otak.

2, aspek emosi. Emosi merupakan warna afektif yang menyertai setiap keadaan Atau
perilaku individu yang bervariasi dalam setiap periode perkembangannya. Yang dimaksud
dengan warna afektif ialah keadaan perasaan yang dialami ketika seseorang Menghadapi
situasi tertentu. Seperti marah, benci, putus asa, senang, dan lain lain. Emosi memiliki
Banyak pengaruh terhadap setiap perilaku individu, seperti menambah semangat,
Melemahkan semangat, menghambat atau mengganggu terhadap konsentrasi belajar, serta
adanya gangguan dalam penyesuaian emosional.

3. aspek bahasa. Bahasa memiliki kaitan yang sangat erat dengan kegiatan Berfikir,
bahasa merupakan salah satu yang membedakan manusia dengan hewan. Perkembangan
bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kesehatan, intellegensi, status Sosial
ekonomi keluarga, jenis kelamin, serta hubungan keluarga. Fungsi pokok dari bahasa Ialah
sebagai alat komunikasi atau sarana pergaulan dengan orang lain.

4. aspek sosial.Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan Seseorang


untuk menyesuaikan diri terhadap sebuah norma, aturan, serta hukum yang berlaku di
masyarakat. Dalam rangka memperkenalkan tentang berbagai aspek kehidupan sosial
Haruslah melalui proses yang dikenal dengan istilah sosialisasi.

5. aspek kepribadian. Kepribadian diartikan sebagai kualitas perilaku individu Yang


tampak dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan secara unik. Keunikan
Penyesuaian tersebut berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri seperti karakter,
temperamen, sikap, stabilitas emosional, tanggung jawab, dan sosiabilitas.

C. Masa remaja
Remaja adalah asset Agama, bangsa dan Negara baik dalam peran Sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Oleh karena itu, pengembangan diri
secara menyeluruh pada semua aspek Kehidupan, baik fisik maupun psikologis sangatlah
diperlukan.
Masa remaja merupakan suatu periode penting dari rentang kehidupan, suatu periode
transisional, masa perubahan, masa usia bermasalah, masa dimana individu mencari identitas
diri, usia menyeramkan (dreaded), masa unrealism, dan ambang menuju kedewasaan.menurut
Hall (Sarwono, 2011), masa remaja merupakan masa “sturm und drang” (topan dan badai),
masa penuh emosi dan adakalanya emosinya meledak-ledak, yang muncul karena adanya
pertentangan nilai-nilai. Emosi yang menggebu-gebu ini adakalanya menyulitkan, baik bagi
si remaja maupun bagi orangtua/ orang dewasa di sekitarnya. Namun emosi yang menggebu-
gebu ini juga bermanfaat bagi remaja dalam upayanya menemukan identitas diri.
Reaksi orang-orang di sekitarnya akan menjadi pengalaman belajar bagi si remaja untuk
menentukan tindakan apa yang kelak akan dilakukannnya
Masa remaja awal dimulai pada usia 12 hingga 15 tahun dan diakhiri pada masa
remaja akhir di usia 18 hingga 21 tahun. Pada perkembangan remaja, seseorang tidak mau
diperlakukan sebagai anak-anak. Namun, belum memiliki kematangan seorang dewasa.
Ciri-ciri perkembangan remaja
1. Mengalami perubahan fisik (pertumbuhan) paling pesat, Dibandingkan dengan
periode perkembangan sebelum maupun Sesudahnya, pertumbuhan fisik pada
permulaan remaja sangat Cepat. Tulang-tulang badan memanjang lebih cepat
sehingga Tubuh nampak makin besar dan kokoh. Demikian juga jantung, Pencernaan,
ginjal dan beragai organ tubuh bagian dalam bertambah Kuat dan berfingsi sempurna.
2. Memiliki energi yang berlimpah secara fisik dan psikis yang mendorong mereka
untuk berprestasi dan beraktivitas. Periode Remaja merupaka periode paling kuat
secara fisik dan paling kreatifSecara mentual sepanjang periode kehidupan menusia.
3. Memiliki fokus perhatian yang lebih terarah kepada teman sebaya Dan secara
berangsur melepaskan diri dari keterikatan dengan Keluarga terutama orang tua.
Dalam beberapa aspek, keinginan Yang kuat untuk melepaskan diri dari orang tua
belum dibarengi Dengan kemampuannya untuk mandiri dalam bidang ekonomi.
4. Memiliki ketertarikan yang kuat dengan lawan jenis. Pada periodeIni, remaja sudah
mulai mengenal hubungan lawan jenis bukan Hanya sekedar sebagai kawan. Akan
tetapi, hubungan sudah mulaiCenderung mengarah kepada saling menyukai.
5. Memiliki keyakinan kebenaran tentang keagamaan. Pada masa Ini, remaja berusaha
menemukan kebenaran yang hakiki. Apabila Remaja mampu menemukannya dengan
cara yang baik dan benar, Maka ia akan memperoleh ketenangan dan sebaliknya bila
merasa Tidak menemukakan kebenaran hakiki, keyakinannya tentang Agama akan
menjadi goyah.
6. Memiliki kemampuan untuk menunjukkan kemandirian. Kemandirian remaja,
biasanya ditunjukkan pada kemampuan mereka

2. Tahap Perkembangan Remaja


Menurut tahap perkembangan, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap
A.Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain:
1.Lebih dekat dengan teman sebaya
2.Ingin bebas
3.Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir Abstrak
B. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain:
1.Mencari identitas diri
2.Timbulnya keinginan untuk kencan
3.Mempunyai rasa cinta yang mendalam
4. Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak
5.Berkhayal tentang aktivitasseks
C. Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas antara lain
1. Pengungkapan identitas diri
2. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
3.Mempunyai citra jasmani dirinya
4.Dapat mewujudkan rasa cinta
5. Mampu berpikir abstrak.

D. Masa dewasa
Istilah dewasa merupakan organism yang telah matang. Tetapi lazimnya Merujuk
pada manusia. Dewasa ialah orang yang bukan lagi anak-anak dan telah Menjadi pria atau
wanita seutuhnya. Setelah mengalami masa kanak-kanak dan Remaja yang panjang seorang
individu akan mengalami masa dimana ia telah Menyelesaikan pertumbuhannya dan
mengharuskan dirinya untuk berkecimpung Dengan masyarakat bersama dengan orang
dewasa lainnya. Dibandingkan dengan Masa sebelumnya, masa dewasa ialah waktu yang
paling lama dalam rentang kehidupan
Masa dewasa biasanya dimulai dari usia 18 tahun hingga kira-kira usia 40 Tahun dan
biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ Kelamin anak yang
telah berkembang dan mampu berproduksi. Pada masa ini, Individu akan mengalami suatu
perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan Dengan masalah-masalah penyesuaian diri
dan harapan-harapan terhadap perubahan tersebut
Dalam masa kedewasaaan dengan berakhirnya masa adolesensi orang muda Pada
masa kedewasaan. Bahwa ciri utama dari adolesensi ialah :
1.Mampu mengaitkan realitas dunialuar yang obyektif dengan AKU-nya (kehidupan
jiwanya)sendiri;
2.Mampu mengendalikan dorongan-dorongan dari dalam, untuk diarahkan pada tujuan yang
berarti. Batas dari adolesensi ini pun tidak jelas, dan relatifseekali. Lagi pula, pada suatu
Masing-masing individu ekspresi adolesensi tersebut mengambil bentuk yang berbeda.
Namun dapat dinyatakan di sini, bahwa cirri-ciri adolesensi itu masih banyak melekat Dalam
fase kedewasaan. KEDEWASAAN Itu dapat diartikan sebagai : satuPertanggung jawaban
penuh terhadap diri sendiri, bertanggung jawab atas nasib sendiri dan pembentukan diri
sendiri. Bertanggung jawab dapat diartikan sebagai :memahami arti norma-norma susila dan
nilai-nilai etis, dan berusaha hidup sesuai dengan norma-norma tadi.

Ciri-ciri manusia dewasa


Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap Pola-
pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, seseorang Dituntut
untuk memulai kehidupannya dalam memerankan peran ganda seperti peran Sebagai
suami/istri dan peran dalam dunia kerja (berkarier) masa dewasa juga dikatakan sebagai masa
sulit bagi seorang individu karena Pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan
ketergantungannya terhadap Orang tua dan berusaha untuk dapat mandiri. Ciri-ciri masa
dewasa yaitu :
1. Masa Pengaturan (Settle Down)
Pada masa ini, seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan mana Yang
sesuai, cocok, dan memberi kepuasan permanen. Ketika ia sudah Menemukan pola
hidup yang diyakininya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, Maka ia akan
mengembangkan pola-pola perilaku, sikap, dan nilai-nilai yang Cenderung akan
menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
2. Masa Usia Produktif
Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini merupakan Masa-
masa yang cocok dalam menentukan pasangan hidup, menikah,
danBerproduksi/menghasilkan anak. Pada masa ini, organ reproduksi sangat produktif
dalam menghasilkan keturunan (anak).
3. Masa dewasa dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Hal ini Dikarenakan
seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran barunya (perkawinan vs.
Pekerjaan). Jika ia tidak dapat mengatasinya, maka akan Menimbulkan masalah. Ada
tiga faktor yang membuat masa ini begitu rumit Yaitu; pertama, individu ini kurang
siap dalam menghadapi babak baru bagi Dirinya dan tidak dapat menyesuaikan
dengan babak/peran baru ini. Kedua, Karena kurang persiapan, maka ia kaget dengan
dua peran/lebih yang harus Diembannya secara serempak. Ketiga, ia tidak
memperoleh bantuan dari orang tua Atau siapa pun dalam menyelesaikan masalah.
4. Ketika seseorang berumur 20-an (sebelum 30-an), kondisi emosionalnya tidak
Terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada masa ini Juga
emosi seseorang sangat bergelora dan mudah tegang. Ia juga khawatir Dengan status
dalam pekerjaan yang belum tinggi dan posisinya yang baru Sebagai orang tua.
Namun, ketika ia telah berumur 30-an, maka seseorang akan Cenderung stabil dan
tenang dalam emosi.
5. Masa Keterasingan Sosial
Masa dewasa dini adalah masa di mana seseorang mengalami “krisis isolasi”, ia
Terisolasi atau terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan sosial dibatasi karena
Berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga. Hubungan dengan teman-teman sebaya
Dan juga menjadi renggang. Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat
Bersaing dan hasrat untuk maju dalam berkarir.
6. Masa Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah komitmen. Ia
mulai membentuk pola hidup, tanggung jawab, dan komitmen baru.
7. Masa Ketergantungan
Pada awal masa dewasa dini sampai akhir usia 20-an,seseorang masih punya
ketergantungan pada orang tua atau organisasi/instansi yang mengikatnya.
8. Masa Perubahan Nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada dalam masa dewasa dini berubah
Karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai sudah mulai
Dipandang dengan kacamata orang dewasa. Nilai-nilai yang berubah ini dapat
meningkatkan kesadaran positif alasan kenapa seseorang berubah nilai-nilainyadalam
kehidupan karena agar dapat diterima oleh kelompoknya yaitu dengan cara Mengikuti
aturan-aturan yang telah disepakati. Pada masa ini seseorang akan Lebih
menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam hal keyakinan.Egosentrisme
akan berubah menjadi sosial ketika ia sudah menikah..
9. Masa Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru
Ketika seseornng telah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih bertanggung
Jawab karena pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda (peran sebagai orang
tua dan pekerja).
10. Masa Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas dalam berbuat
apa yang diinginkan. Namun kreativitas tergantung pada minat, potensi, dan
kesempatan.
E. Masa Menua
Lanjut usia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Usia lanjut
Sebagaitahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan Normal yang akan di
alami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut Dan merupakan kenyataan yang tidak
dapat dihindari. Usia lanjut Adalahkelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan Yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade
Lanjut usia merupakan masa perkembangan terakhir dalam hidup Manusia yang
ditandai dengan perubahan fungsi fisik, psikologis, maupun Sosial yang saling berinteraksi
satu sama lain.Memasuki Masa tua berarti terjadi kemunduran secara fisik maupun
secaraPsikis.Kemunduran fisik ditandai dengan kulit mengendor, rambut putih, Penurunan
pendengaran, penurunan penglihatan, gerakan lambat, kelainan Fungsi organ vital,
sensitivitas emosional meningkat.Proses menua menjadi pengaruh dalam kehidupan lansia
terjadi banyak Perubahan dalam segala segi kehidupan lansia, dan setiap perubahan
Memerlukan penyesuaian diri, padahal dalam kenyataan semakin tua usia
B. PerkembanganKepribadian lansia
Seiring dengan peningkatan umur lansia maka ada sisi lain yang perlu pula untuk
dipahami lebih dalam, adalah memahami tipe kepribadian lansia, yaitu sebagai berikut
:
a. Tipe Kepribadian yang Konstruktif ( Construction Personality), dimana
dalam tipe ini lansia biasanya tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap
sampai sangat tua.
b. Tipe Kepribaddian Mandiri (Independent Personality), pada tipe ini ada
kecenderungan mengalami Post Power Sindrome, apalgi jika pada masa lansia tidak
diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
c. Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent Personality), sedang untuk tipe
ini biasanya sangat dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga
selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup
meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak
segera bangkit dari kedukaannya.
d. Tipe Kepribadian Bermusuhan ( Hostility Personality), pada tipe ini setelah
memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan
yang kadangkadang idak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan
kondisiekonominya menjadi morat-marit.
e. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hae Personality), pada lansia tipe ini
umumnya terlihat sengsara karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau
cenderung membuat sudah dirinya.

Masalah psikologis lansia


1. Demensia
Dimensia merupakan istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan kemunduran
intelektual hingga ketitik melemahkan fungsi sosial dan pekerjaan. demensia
merupakan gangguan kognitif, meliputi berkurangnya ingatan secara bertahap,
ketidakmampuan mempelajari informasi baru, kemampuan berkomunikasi,
berpendapat, dan koordinasi motorik. Sunberk, Winebarge, dan Taplin
mengemukakan bahwa demensia merupakan gangguan kompeks yang mencakup
beberapa entitas penyakit yang khas. Dimensia ditandai dengan berkurangnya fungsi
kognitif sehingga mempengaruhi kegiatan sehari-hari
2. alzheimer
Davison, Neale, dan Kring mengemukan bahwa alzheimer merupakan
pengklasifikasian paling umum dari dimensia. alzheimer istilah untuk rusaknya
jaringan otak yang tidak dapat diperbaiki. Sunberk, Winebarge, dan Taplin
mengemukakan bahwa penyakit alzheimer disebabkan oleh perubahan besar pada
otak yaitu pembentukan daerah yang mengeras pada bagian otak. Plak merupakan
bagian yang mengeras pada otak. Letak dari plak mempengaruhi gejala yang muncul.
penyakit alzheimer lebih umum terjadi pada perempuan. penyakit alzheimer secara
perlahan merampas kecerdasan, keawasan, dan bahkan kemampuan penderitanya
untuk mengontrol fungsi tubuh mereka dan pada akhirnya menyebabkan kematian.
3. Gangguan anxitas
anxietas merupakan perasaanKhawatir yang tidak nyata, tidak masuk akal, tidak
sesuai, yang berlangsung intens, atas dasar prinsip yang terjadi dan nyata. anxietas
juga dapat diartikan sebagai kondisi mood yang negatif yang ditandai dengan simtom
simptom tubuh, ketegangan fisik, dan keakutan terhadap kejadian yang akan datang.
4. Parkinson
parkinson merupakan penyakitKronis dan progresif yang ditandai oleh gemetar pada
otot, gerakan yang melambat, kelumpuhan sebagian wajah. parkinson merupakan
penyakit yang melibatkan degenerasi neurologis yang progresif, ditandai dengan
tremor, kekakuan, pergerakan lambat dan postur tubuh yang tidak stabil. Penyakit
parkinson ditangani dengan memberikan obat yang meningkatkanDopamin kepada
penderita yang berada ditahap awal penyakit, dan L-dopa, yang dapat diubah menjadi
dopamin oleh otak.
5. Delirium
delirium merupakan penggambaran untuk kondisi kaburnya kesadarana. Individu
yang menderita delirium kadang secara mendadak mengalami kesulitan untuk
berkonsentrasi dan memusatkan perhatian serta tidak mampu mempertahankan alur
pemikiran yang teratur dan terarah. mengemukakan bahwa delirium merupakan
keadaan kebingungan mental yang mengakibatkan penderitanya sulit berkonsentrasi
dan berbicara secara jelas dan masuk akal. Individu yang menderita deirium tidak
mungkin dapat terlibat dalam percakapan karena perhatian mereka yang tidak dapat
terfokus pada satu hal dan pikirannya terpecah-pecah. Pada kondisi parah, cara
berbicara menjadi parah dan tidak karuan. Delisah dan bingung, penderita delirium
dapat mengalami disorientasi waktu, tempat, dan kadang diri yaitu mereka tidak dapat
mengetahui dengan pasti hari apa sekarang dan dimana mereka sekarang
6. Hipokonriasis
hipokondriasis sangat umum terjadi dalam populasi lansia. Lansia dapat mengalami
berbagai macam masalah fisik, diantaranya sakit pada kaki dan punggung, pencernaan
yang buruk, sembelit, sesak napas dan keinginan yang amat sangat.secara kelompok
para lansia cenderung kurang melaporkan simpom somatik yang ia derita, sekali lagi
mungkin karena permasalahan kekhawatiran.para ahli
Klinis setuju bahwa secara umum tidak ada gunanya meyakinkan orang yang
bersangkutan bahwa ia sehat karena orang tersebut tidak peduli dengan hasil tes
laboratorium yang negatif atau pendapat otoritatif dari berbagai sumber resmi. Cara
yang dapat dilakukan adalah dengan mengajaknya berjalanjalan dan membantunya
mengalihkan pikirnnya dari rasa sakit. Pengalihan aktivitas dapat membuat para
individu bekerja lebih baik terlepas dari penyakitnya dan lebih memperoleh kepuasan.
7. Gangguan tidur
insomnia merupakan gangguan yang umum terjadi pada lansia. masalah tidur yang
paling sering dialami oleh lansia adalah sering terjaga pada malam hari, sering
terbangun pada dini hari, sulit untuk tidur, dan rasa lelah yang amat sangat di siang
hari. Waktu tidur lansia agak singkat dan sering terputus secara
Spontan. Selain itu lansia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat tertidur
setelah mereka terbangun. Gangguan tidur pada lansia disebabkan oleh penyakit,
obat-obatan, kafein,
Stres, kecemasan, depresi, kurang beraktivitas, dan kebiasaan tidur yang buruk.
Penanganan insomnia pada lansia dapat melalui pemberian obat obatan, namun obat-
obatan juga memiliki efek samping berupa ketergantungan.
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Adapun Kesimpulan kesimpulan dari pembahasan diatas adalah:
-Manusia adalah makhluk yang bereksistensi, yang hidup/ada di bumi ini untuk secara
aktif dituntut sadar akan keberadaannya agar mampu mengarahkan keberadaannya ke suatu
tujuan yang dikehendakinya sendiri
-Manusia sebagai makhluk hidup berbeda dengan eksistensi manusia, manusia adalah
makhluk biologis yang sampai pada batas-batas tertentu terikat pada kodrat alam. Manusia
membutuhkan udara untuk bernafas, dan juga membutuhkan makan dan minum untuk
bertahan hidup. Untuk mengembangkan keturunannya, manusia memerlukan pula hubungan
seksual, susunan syaraf, susunan tulang dan otot, peredaran darah, denyutan jantung,
bekerjanya kelenjar-kelenjar, dan sebagainya, yang kesemuanya sudah diatur dan tidak dapat
berubah lagi.
- Pada hakekatnya, perkembangan (development) itu sendiri adalah pola perubahan
Yang dimulai sejak pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang hidup. Maksudnya ialah,
Perkembangan merupakan proses yang melibatkan pertumbuhan sejak pada tahap
pembuahanSampai akhir kehidupan.
Remaja adalah asset Agama, bangsa dan Negara baik dalam peran Sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Oleh karena itu, pengembangan diri
secara menyeluruh pada semua aspek Kehidupan, baik fisik maupun psikologis sangatlah
diperlukan.
Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap Pola-
pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, seseorang Dituntut
untuk memulai kehidupannya dalam memerankan peran ganda seperti peran Sebagai
suami/istri dan peran dalam dunia kerja (berkarier) masa dewasa juga dikatakan sebagai masa
sulit bagi seorang individu karena Pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan
ketergantungannya terhadap Orang tua dan berusaha untuk dapat mandiri
Lanjut usia merupakan masa perkembangan terakhir dalam hidup Manusia yang
ditandai dengan perubahan fungsi fisik, psikologis, maupun Sosial yang saling berinteraksi
satu sama lain.Memasuki Masa tua berarti terjadi kemunduran secara fisik maupun secara
Psikis

Daftar Pustaka

Rohmah, Noer. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras, 2012.


Santrock, John, W. Adolescence, Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga, 2003
Sarwono, Sarlito W & Meinarno, Eko A. 2015. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Santosa, Slamet. 2009. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara
Ekawarna, H. 2018. Manajemen Konflik dan Stres. Jakarta: Bumi Aksara
Willis, S Sofyan. 2014. Remaja & Masalahnya. Bandung: Alfabeta.
Widyastuti, Yeni. 2014. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Graha Ilmu
Hermaini dkk. 2016. Psikologi Kelompok. Jakarta: PT Raja Grafindo Persa
Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hurlock, E.B. (1990). Developmental Psychology: A Lifespan Approach. (terjemahan oleh
Istiwidayanti). Jakarta: Erlangga Gunarsa

Anda mungkin juga menyukai