Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Teologi Fazlurrahman dan Ismail Al-Faruqi” untuk melengkapi tugas mata kuliah Teologi
Islam.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Khairil Anwar, M.Ag. selaku
dosen pembimbing bidang studi dan teman-teman yang turut memberikan semangat atas
terbentuknya makalah ini karena berkat bantuan dari berbagai pihak penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Palangkaraya, 23 September 2017

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
i
DAFTAR ISI………......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakan………...........................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………..2
D. Tujuan Penulisan……………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pokok-pokok pemikiran Fazlur Rahman……………………………………….....3
B. Pemikiran Fazlur Rahman tentang Etika dan Estetika....................................4
C. Pokok-pokok pemikiran Ismail Al-Faruqi…………………………………….…..5
D. Membandingkan antara Pemikiran Pazlurrahman dan
Ismail Al-Faruqi………………………………………………………...............6
E. Relevasi Pemikiran Fazlur Rahman dan Ismail
Al-Faruqi Pada Konteks Sekarang……………………………………………..7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………………………………………………………………….9
B. Saran…………………………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku…………………………………………………………………………….12
B. Internet…………………………………………………………………………12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ajaran islam mengaharuskan bagi umat muslim mempunyai aqidah yang kuat
dalam masalah ketuhanan, sebab hal itu termasuk masalah yang sangat pokok dalam
sistem ajaran islam yang tidak boleh di abaikan. Al-Qur’an, menjadi sumber keagamaan
dan moral bagi islam, mempunyai ajaran-ajaran dasar (Basic Teachingss) yang bertujuan
membentuk masyarakat yang terdiri atas individu-individu yang saleh, dengan kesadaran
religius yang tinggi serta memiliki aqidah yang benar dan murni tentang tuhan.
Dalam islam sebenarnya terdapat ada beberapa aliran telogi. Yaitu ada aliran yang
bersifat liberal,tradisional, dan ada pula sifat antara liberal dan tradisional. Kedua corak
teologi ini, liberal dan tradisional, tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran islam. Pada
hakikatnya semua aliran tersebut, tidak keluar dari islam. Masalah yang dihadapi umat
islam adalah terjadinya dikotomi pendidikan islam dengan pengetahuan modern yang
berasal dari barat. Barat telah mengklaim bahwa pendidikan barat adalah pendidikan yang
maju punya solusi yang membawa cita-cita kedepan.
Banyak sarjana muslim yang belajar di barat tidak memiliki otonomi keilmuan
tersendiri karena tidak diberi oleh barat konteks mandiri. Dalam perkembangannya
pemikiran islam tidak saja hanya berkisar tentang hukum-hukum islam, akan tetapi sudah
berkembang sampai dengan teologi, dan filsafat. Bahkan saat ini sudah berkembang
sampai dengan menjadi pemikiran liberalis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pokok-pokok pemikaran Fazlurrahman ?
2. Bagaiman pemikiran Fazlurrahman tentang etika dan estetika?
3. Apa saja pokok-pokok pemikiran Ismail al-faruqi?
4. Membandingkan antara pemikiran Fazlurrahman dan Ismail al-faruqi?
5. Apa saja relevasi pemikiran fazlurrahman dan ismail al-faruqi
pada konteks sekarang ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah
1
1. Agar dapat mengetahui pemikiran teologi Fazlurrahman
2. Supaya dapat memahami pemikiran Fazlurrahman tentang etika dan estetika
3. Agar dapat mengetahu pemikiran teologi Ismail al-faruqi
4. Agar bisa dapat memahami perbandingan antara pemikiran Fazlurrahman dan Ismail
al-faruqi
6. Agar mengetahui relevasi pemikiran fazlurrahman dan ismail al-faruqi
pada konteks sekarang
D. Metode Penulisan
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu dengan
metodekepustakaan (Library Research) dan telusur internet (Web Research) sebagai
referensi yang ada kaitannya atau hubungannya dengan materi dalam makalh ini.

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Pokok-Pokok Pemikiran Fazlur Rahman
1. Wujud Tuhan
Fazlur Rahman dalam menerangkan gagasan tentang tuhan dan alam semesta
senantiasa mengacu pada Al-Quran sebagai sumber otoritas primer dan senantiasa
aktual dan kontekstual dalam setiap masa dan keadaan dimana manusia berada.
Menurut Fazlur Rahaman, semeu pernyataan Al-Qur’an tentang alam ataupun tuhan
sekalipun pada dasarnya menyatakan tentang keberadaan tentang manusia. Hal ini
ditunjukan Al-Qur’an yang dengan tegas menolak untuk menyinggung masalah
kekuasaan ilahi dengan mengutip bebera ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa,
tuhan maha kuasa sebagai pencipta alam semesta, dan manusia diberi pilihan dan
diserahi tanggung jawab. Salah satu fungsi gagasan tentang tuhan adalah menjelaskan
keteraturan alam semesta sekaligus bahwa konsep tuhan merupakan bagian dari
logika inherin yang harus ada, dengan memberi pernyataan bahwa tuhan bukan saja
transenden tetapi juga imanen. Hal ini dibuktikan oleh ayat-ayat Al-Qur’an tentang
hubungan seluruh proses dan pristiwa alam kepada tuhan.
2. Alam semesta
Menurut Fazlur Rahman, ajaran fundamental islam tentang alam bertumpu
pada 3 gagasan sebagai berikut :
a) Iahwa ia merupakan sebuah kosmos
b) Ia merupakan suatu tatanan berkembang dan dinamis
c) Ia bukanlah suatu permainan yang sia-sia tetapi sehingga harus dimanfaatkan
sebagai aktivitas yang mempunyai tujuan
3. Manusia
Menurutnya, suatu keistimewaan karakteristik manusia adalah makhluk
termulia dari seluruh ciptaan tuhan. Dalam pandangan Fazlur Rahman, kenabian dan
wahyu itu berdasarkan kepengasihan Allah mengingat ketidak dewasaan manusia dalam
persepsi dan motivasi etisnya.1

B. Pemikiran Fazlur Rahman tentang Etika dan Estetika


1. Konsep etika Rahman (pengertian)
Mengenaidefenisi etika, sekalipun dalam karyanya Fazlur Rahman tidak secara
langsung mengatakan, tetapi melalui pernyataan-pernyataan yang telah diungkapkan
dapat dipahami tentang esensi dari pengertian etika. Hal ini didasarkan atas

1
http://msibki3.blogspot.co.id/2013/03/studi-terhadap-pemikiran-fazlur-rahman_8914.html?m=(Diakses pada
tgl 04/10/2017)
3
pernyataan yang disampaikan Rahman tentang pernyataan-pernyatan moral yang
selalu menuju substansi tika, sebagaimana berikut ini.Etika adalah ilmu kebaikan dan
keburukan yang dapat dikatakan sebagai penunjang terlaksananya keinginan-
keinginan Manusia dan juga menghalangginya. Manusia yang beretika memandang
baik sesuatu di mana ia tidak (mesti) mendapatkan manfaat, kadang-kadang
memandang buruk sesuatu apa yang mungkin buruk baginya. Apabila seseorang
melihat seorang manusia atau seekor binatang yang terancam bahaya, maka ia
memandang sebagai kebaikan bila ia menyelamatkannya walaupun tidak percaya
kepada Syari’ah (hukum) dan walaupun ia tidak mengharapkan manfaat duniawi
apapun dari perbuatannya itu, dan bahkan hal itu terjadi di suatu tempat dimana tak
ada orang yang melihat perbuatannya itu dan memujinya.2
2. Konsep Estetika Rahman (pengertian)
Estetika adalah kajian berusaha menemukan nilai keindahan, nilai indah dan tidak
indah cenderung diterapkan kepada soal seni yang memiliki keluasan objek dan
subjek, tergantung suatu hal yang dinilai. Sekalipun secara tidak langsung dikatakan
Rahman, namun lewat pernyataannya dapat dipahami pengertian dari estetika.
Menurut Rahman, al-Qur’an tidak membuktikan adanya Tuhan, tetapi menunjukkan
cara untuk mengenal eksistensi Tuhan, melalui alam semesta yang ada.3

C. Pokok-pokok Pemikiran Ismail Al-Faruqi


Pemikiran Al-faruqi tentang kalam dapat ditelusuri melalui karyanya yang
berjudul Tauhid : Its Implication for Thought and life. Sesuai dengan judulnya, buku ini
mengupas hakikat tauhid secara mendalam. Al-faruqi menjelaskan hakikat tauhid sebagai
berikut.
1. Tauhid sebagai initi pengalaman agama
Inti pengalaman agama, kata Al-faruqi adalah tuhan, kalimat syahadat menempati
posisi sentral dalam setiap kedudukan, tindakan, dan pemikiran setiap muslim.
Kehadirat tuhan mengisi mengisi kesadaran muslim dalam setiap muslim. Bagi kaum
muslimin, tuhan benar-benar merupakan obsesi yang agung. Esensi pengalaman
agama dalam islam tiada lain adalah realisasi prinsip hidup dan kehidupan ini tidaklah
sia-sia.
2
Fazlur Rahman, Islam, hlm. 149.
3
Fazlur Rahman,Tema Pokok Al-Qur’an , h. 15

4
2. Tauhid sebagai pandangan dunia
Tauhid merupakan pandangan umum tentang realitas, kebenaran, dunia, sejarah
manusia, takdir, ruang dan waktu.
3. Tauhid sebagai intisari islam
Dapat dipastikan esensi peradaban islam adalah islam sendiri, dan esensi islam adalah
tauhid atau pengesaan tuhan. Tidak ada satu perintah pun dalam islam yang dapat
dilepaskan dari tauhid. Tanpa tauhid, islam tidak akan ada. Tanpa tauhid, bukan hanya
Sunnah Nabi yang patut diragukan, bahkan pranata kenabian pun menjadi sirna.
4. Tauhid sebagai prinsip sejarah
Tauhid pada penempatan manusia pada suatu etika berbuat atau bertindak, yaitu etika
ketika keberhargaan manusia sebagai pelaku moral diukur dari tingkat keberhasilan
yang dicapainya dalam mengisi aliran ruang dan waktu.
5. Tauhid sebagai prinsip pengetahuan
Berbeda dangan “iman” Kristen, iman islam adalah kebenaran yang diberikan kepada
pemikiran, atau proposi iman bukanlah misteri, hal yang sulit dipahami dan tidak
dapat diketahui dan tidak masuk akal, melainkan bersifat kritis dan rasional.
6. Tauhid sebagai metafisika
Dalam islam, alam adalah ciptaan dan anugerah. Sebagai ciptaan, ia besifat teologis,
sempurna, dan teratur. Sebagai anugerah, ia merupakan kebaikan yang tak
mengandung dosa yang disediakan untuk manusia. Tujuannya adalah memungkinkan
manusia melakukan kebaikan dan mencapai kebahagiaan.
7. Tauhid sebagai prinsip etika
Tauhid menegaskan bahwa tuhan telah member amanat-nya kepada manusia, suatu
amanat yang tidak mampu dipikul oleh langit dan bumi, amanat yang merika hindari
dengan penuh kekuatan. Amanat atau kepercayaan ilahi tersebut berupa pemenuhan
unsur etika dari kehendak ilahi, yang sifatnya mensyaratkan bahwa ia harus
direalisasikan dengan kemerdekaan, dan manusia adalah satu-satunya makhluk yang
mampu melaksanakannya. Dalam islam, etikia tidak dapat dipisahkan dari agama dan
bahkan dibangun diatasnya.
8. Tauhid sebagai tata sosial
Dalam islam, tidak ada perbedaan antara manusia satu dan yang lainnya. Masyarakat
islam adalah masyarakat terbuka dan setiap manusia boleh bergabung dengannya,
baik sebagai anggota tetap ataupun sebagai yang dilindungi (Dzimmah). Masyarakat
islam harus berusaha mengembangkan dirinya untuk mencakup seluruh umat
manusia. Jika tidak, ia akan kehilangan klaim keislamannya. Selanjutnya, ia mungkin

5
akan terus hidup sebagai suatu komunitas islam yang lain, atau boleh komunitas non-
muslim.
9. Tauhid sebagai prinsip ummah
Al-Faruqi menjelaskan prinsip ummah tauhidi dengan empat identitas :
a) Menentang etnosentrisme
b) Universalisme
c) Totalisme
d) Kemerdekaan
10. Tauhid sebagai prinsip keluarga
Al-faruqi memandang bahwa selama tetap melestarikan identitas mereka dari
gerogotan komisme dan ideolog-ideologi barat, umat islam akan menjadi masyarakat
yang selamat dan tetap menepati kedudukannya yang terhormat.Keluarga islam
memiliki peluang lebih besar untuk tetap lestari sebab ditopang oleh hokum islam dan
dideterminisi oleh hubungan erat dengan tauhid.
11. Tauhid sebagai tata politik
Al-Faruqi meningkatkan tata politik tauhidi dengan kekhalifahan. Kekhalifahan
didefinisikan sebagai kesepakatan tiga dimensi yaitu :
Kesepakatan wawasan (ijma ar-ru’yah)
Kehendak (ijma al-iradah)
Tindakan (ijma al-amal)
12. Tauhid sebagai prinsip ekonomi
Al-Faruqi melihat bahwa premis mayor implisasi islam untuk tata ekonomi dua
prinsip utama: pertma, bahwa tak ada seorang atau kelompok pun memeras yang lain,
kedua, tak ada satu kelompok pun boleh mengasingkan atau memisahkan dari umat
manusia lainnya dengan tujuan untuk membatasi kondisi ekonomi mereka pada diri
mereka sendiri.
13. Tauhid sebagai prinsip estetika
Tauhid tidak menentang kreativitas seni, juga tidak menentang kenikmatan dan
keindahan. Sebailiknya, islam memberikan keindahan. Islam menganggap bahwa
keindahan mutlak hanya ada dalam diri tuhan dan dalam kehendaknya yang
diwahyuan dalam firman-firmanya.4
D. Membandingkan antara Pemikiran Pazlurrahman dan Ismail Al-Faruqi

4
Abdul Rozak & Rosihin Anwar, ilmu kalam, Bandung:CV. Pustaka Setia, 2010, cet. 2010 hlm 227-233
6
Fazlur Rahman menerangkan gagasan tentang tuhan dan alam semesta senantiasa
mengacu pada alquran sebagai sumber otoritas primer dan senantisa actual dan kontekstual
dalam setiap masa dan keadaan dimana manusia berada.
Menurut Rahman semua pernyataan alquran tentang alam ataupun tuhan
sekalipun pada dasarnya menyatakan tentang keberadaan manusia. Hal ini ditunjukan alquran
yang dengan tegas menolak untuk menyinggung masalah kekuasaan ilahi dengan mengutip
beberapa ayat alquran yang menyatakan bahwa, tuhan maha kuasa sebagai pencipta alam
semesta, dan manusia diberi pilihan dan diserahi tanggung jawab. Salah satu fungsi gagasan
tentang tuhan adalah menjelaskan keteraturan alam semesta sekaligus bahwa konsep tuhan
merupakan bagian dari logika yang inheran yang harus ada, dengan memberi pernyataan
bahwa tuhan bukan saja teransenden tetapi juga imanen. Hal ini dibuktikan oleh ayat-ayat
alquran tentang hubungan seluruh proses dan pristiwa alam kepada tuhan.5
Sedangkan pemikiran Al-Faruqi tentang tauhid sebagai prinsip keluarga
merupakan penerjemahan Al-Faruqi atas makna tauhid. Tauhid sebagai inti ajaran islam mesti
dijadikan prinsip hidup. Bentuk implementasi pemikiran Ismail Al-Faruqi tentang tauhid
sebagai prinsip keluarga dalam pendidikan akhlak ini dapat dijelaskan bahwa gagasan Al-
Faruqi tersebut dijadikan sebagai pijakan pelaksanaan pendidikan akhlak dalam keluarga.
Artinya aspek-aspek yang ada pada tauhid sebagai prinsip keluarga sebagaimana dijelaskan
oleh Al-Faruqi tersebut diposisikan sebagai landasan membentuk dan membangun keluarga,
yakni keluarga yang setiap interaksinya akan selalu bernilai bahkan sebagai sebuah media
pendidikan akhlak.6

E. Relevasi Pemikiran Fazlur Rahman dan Ismail Al-Faruqi Pada Konteks Sekarang
Seiring dengan perkembangan zaman serta kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern, maka apabila dilihat pada kontes sekarang tentang pemikiran Fazlur
Rahman dan Ismail Al-Faruqi yang terkenal ahli perbandingan agama, seperti halnya metode
pemikiran Fazlur Rahman alquran harus ditangkap secara utuh. Agar pemikiran-pemikiran
yang merupakan yang merupakan kontribusi dalam menjawab tantangan zaman dapat
dipertanggung jawabkan karena al-quran telah memuat semua sektor pengetahuan baik
pengetahuan duniawi maupun ukhowi.
Menurut Ismail Al-faruqi tauhid sebagai pondasi bagi semua aktivitas umat islam,
maka nilainya perlu diaktualisasikan dengan perkembangan zaman, tauhid bisa dikatakan
sebagai benteng islam modern.

5
Fazlur Rahman, Islam, Pustaka Bandung, 1984, hlm.87
6
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sls/article/view/1287(Diakses pada tgl 04/10/2017)
7
Jadi pemikiran kedua tokoh diatas tidak bisa dipisahkan, keduanya saling
berkaitandan saling melengkapi. Bawha pengetahuan mungkin saja dipandang perlu, kalau
keutuhan, kesucian dan nilai positif pengetahuan barat dapat diproses secara islami.7

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tuhan
Menurut pandangan Fazlur Rahman, yang menyatakan semata-mata tuhan
sebagai zat transenden tidaklah bersumber dari Qur’an, tetapi muncul dari
perkembangan teologis islam belakangan. Jikalau di telaah secara cermat dari
kandungan Qur’an akan sampai pada kesimpulan bahwa ia menghubungkan seluruh
proses dan peristiwa alam kepada tuhan, mulai dari turunnya hujan, proses bangun
dan jatuhnya bangsa, sampai perjalanan benda-benda kosmis. Semua ini jelas “Tuhan
bukan saja yang paling transenden, tetapi juga yang paling imanen”. Karena ketidak
terhinggaan-nya merupakan eksestensi-nya bersama-sama dengan ciptaan-nya.
2. Alam semesta
Menurut Fazlur Rahman, ajaran fundamental islam tentang alam bertumpu pada
sebagai 3 gagasan sebagai berikut :
a) Ia merupakan sebuah kosmos

7
Fazlur Rahman, Tema-Tema Pokok Al-Qur’an, Pustaka, Bandung, 1984. H.97-98
8
b) Ia merupakan suatu tatanan
c) Ia bukanlah suatu permainan yang sia-sia sehingga harus di manfaatkan sebagai
aktivitas yang mempunyai tujuan.
3. Manusia
Menurutnya, suatu keistimewaan karakteristik manusia adalah makhluk termulia dari
seluruh ciptaan tuahn. Dalam pandangan rahman, kenabian dan wahyu itu berdasarkan
kepengasihan Allah mengingat ketidak dewasaan manusia dalam persepsi dan
motivasi etisnya.
Pemikiran Al-faruqi tentang kalam dapat ditelusuri melalui karyanya yang berjudul
Tauhid : Its Implication for Thought and life. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengupas
hakikat tauhid secara mendalam. Al-faruqi menjelaskan hakikat tauhid sebagai berikut.
1. Tauhid sebagai inti pengalaman agama
2. Tauhid sebagai pandangan dunia
3. Tauhid sebagai intisari islam
4. Tauhid sebagai prinsip sejarah
5. Tauhid sebagai prinsip pengetahuan
6. Tauhid sebagai prinsip metafisika
7. Tauhid sebagai prinsip etika
8. Tauhid sebagai prinsip tata sosial
9. Tauhid sebagai prinsip ummah
10. Tauhid sebagai prinsip keluarga
11. Tauhid sebagai tata politik
12. Tauhid sebagai prinsip ekonomi
13. Tauhid sebagai prinsip estetika
Fazlur Rahman menerangkan gagasan tentang tuhan dan alam semesta
senantiasa mengacu pada alquran sebagai sumber otoritas primer dan senantisa actual dan
kontekstual dalam setiap masa dan keadaan dimana manusia berada.Menurut Rahman semua
pernyataan alquran tentang alam ataupun tuhan sekalipun pada dasarnya menyatakan tentang
keberadaan manusia. Hal ini ditunjukan alquran yang dengan tegas menolak untuk
menyinggung masalah kekuasaan ilahi dengan mengutip beberapa ayat alquran yang
menyatakan bahwa, tuhan maha kuasa sebagai pencipta alam semesta, dan manusia diberi
pilihan dan diserahi tanggung jawab. Seiring dengan perkembangan zaman serta kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi modern, maka apabila dilihat pada konteks sekarang tentang
pemikiran Fazlur Rahman dan Ismail Al-faruqi yang terkenal ahli pebandinagan agama,
seperti hal-nya metode pemikiran fazlur Rahman Al-Qur’an harus ditangkap secara utuh.

9
Menurut Ismail Al-faruqi tauhid sebagai pondasi bagi semua aktivitas umat islam,
maka nilai-nya perlu diaktualisasikan dengan perkembangan zaman,tauhid bisa dikatakan
sebagai benteng islam modern.

10
Jadi, pemikiran kedua tokoh diatas tidak bisa dipisahkan, keduanya saling berkaitan
dan saling melengkapi. Bahwa pengetahuan mungkin saja dipandang perlu, kalau keutuhan,
kesucan dan nilai positif pengetahuan barat dapat diproses secara islami.
B. Saran
Dengan terselesaikannya masalah yang sederhana ini penulis berharap bisa bermanfaat untuk
diri kami sendiri dan bagi yang membacanya lain pada umumnya. Disini kami sebagai
penulis menyerahkan dengan kemajuan dan perkembangan zaman banyak pemikiran baru
dari seseorang filosof, karena banyaknya pemikiran yang baru yang bermunculan itu awal
dari kita memecahkan persoalan yang dianggap perlu untuk dicari bagaimana solusi
terbaiknya.

11
Daftar Pustaka
A. Buku
Rozak, Abdul dan Rosihun Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung CV Pustaka, 2010)
Rozak, Abdul dan Rosihun Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung CV Pustaka, 2003)
B. Internet
Maraibang,http://msibki3.blogspot.co.id/2013/03/studi-terhadap-pemikiran-fazlur-
rahman_8914.html?m(Diakses pada tgl 04/10/2017)

Journal makasar,http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/sls/article/view/1287(Diakses pada tgl 04/10/2017)

12

Anda mungkin juga menyukai