Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM KONJUNGSI

Disusun oleh :

Nama : Navisa Hermania Fahra

NIM : 2014471009

Kelas : Reguler 1

Jurusan : D-III Keperawatan Kotabumi

Dosen Mata Kuliah : Nur Mei Ningsih, M.Pd.

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai “KATA
PENGHUBUNG (KONJUNGSI)”.

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan dengan rasa hormat kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis dan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... 
KATA PENGANTAR .................................................................................... 
DAFTAR ISI .................................................................................................. 

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................... 
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 
1.4. Manfaat .................................................................................................... 

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kata ........................................................................................  
2.2. Pengertian Konjungsi ...............................................................................  
2.3. Jenis-jenis konjungsi .................................................................................  
                     2.3.1. Konjungsi Antarklausa .....................................................  
                               2.3.2.1. Konjungsi Koordinatif ........................................  
                               2.3.2.2. Konjungsi Subordinatif .......................................  
                               2.3.2.3. Konjungsi Korelatif.............................................. 
                     2.3.2. Konjungsi Antarkalimat ...................................................  
                     2.3.3. Konjungsi Antarparagraf ..................................................  

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ...............................................................................................  
3.2. Saran .........................................................................................................  
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................  
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya kata adalah satu kesatuan yang utuh yang mengandung arti dan
makna. Kata penghubung merupakan rambu- rambu bahasa tulis yang
berpengaruh dalam pembuatan kalimat atau karangan. Suatu karangan deskripsi
akan sulit dimengerti jika dalam karangan deskripsi tidak dibubuhi kata
penghubung. Siswa sering sekali kurang dalam pemahaman kata penghubung
dalam suatu karangan, padahal setiap hari mereka disekolah pasti akan bertemu
dengan kegiatan menulis dan membaca, baik itu membaca buku pelajaran atau
menulis suatu karangan. Walaupun banyak buku yang menguklas pemakain
bahasa Indonresia yang baik dan benar, akan tetapi kenyataannya masih sering
dijumpai dalam penggunaan kata penghubung yang tidak tepat.

1.2 Perumusan Masalah


1.      Pengertian kata.
2.      Pengertian kata penghubung
3.      Pembagian kata penghubung
1.3 Tujuan
1.      Mengetahui apa pengertian kata.
2.      Mengetahui apa pengertian kata penghuhung.
3.      Mengetahui macam-macam kata penghubung.
1.4 Manfaat
            Kemampuan menggunakan kata penghubung ini diharapkan agar dapat
memberikan sumbangan yang berarti sebagai bahan acuan pengembangan kajian
kaidah bahasa Indonesia, sehingga memperoleh sukses dalam karir sebagai
penulis.                                              
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kata

Kata adalah sederetan huruf yang diapit dua spasi dan mempunyai arti. Menurut
Bloomfield (dalam Chaer, 1994:163), “Kata adalah Satuan bebas terkecil (a
minimal free form).” Contoh kata, kumbang, hinggap, dan bunga. Jika ditinjau
dari segi bahasa, pengertian kata adalah morfem atau kombinasi morfem yang
olehbahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai
bentuk yang bebas. Atau dengan definisi lain, sebuah satuan bahasa yang dapat
berdiri sendiri, terjadi dari morfem tungaal (misalnya pendatang, pembuat,
mahakuasa).

B. Pengertian Konjungsi

Konjungsi (Kata Sambung), Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan


dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata
hubung, dan kata penghubung.

C. Jenis-jenis konjungsi:

1. Konjungsi antarklausa, dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

a. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau


lebih yang memiliki status sintaksis yang sama. ( =konjungsi setara ).

 tetapi = penanda hubungan perlawanan

 melainkan = penanda hubungan perlawanan

 padahal = penanda hubungan pertentangan

 sedangkan = penanda hubungan pertentangan

 dan = penanda hubungan penambahan


 serta = penanda hubungan pendampingan

 atau penanda hubungan pemilihan

Konjungsi koordinatif agak berbeda dengan konjungsi lain, karena selain


menghubungkan klausa juga menghubungkan kata.

Contoh;

1. Dia menangis dan adiknya pun tersedu-sedu.

2. Kamu yang datang ke rumahku atau Aku yang datang ke rumahmu?

3. Dia terus saja berbicara, tetapi istrinya hanya terdiam saja.

4. Habib pura-pura tidak tahu, padahal tahu banyak.

5. Ayah sedang mencuci baju, sedangkan Ibu membaca Koran.

b. Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau


lebih yang memiliki status sintaksis yang tidak sama. (=konjungsi bertingkat)

Macam-macamnya:

- sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu,


sementara, sambil, seraya, selagi, selama, hingga, sampai (menyatakan waktu).

- Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala ( menyatakan syarat ).

- Andaikan, seandainya, andaikata, umpamanya, sekiranya ( menyatakan


pengandaian ).

- agar, supaya, biar ( menyatakan tujuan )

- biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun ( menyatakan


konsesif ).

- seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana ( menyatakan


pemiripan ).
- sebab, karena, oleh karena ( menyatakan sebab )

- hingga, sehingga, sampai(-sampai), maka(nya) ( menyatakan akibat ).

- bahwa ( menyatakan penjelasan ).

Konjungsi Subordinatif - Setelah sebelumnya kita telah mempelajari tentang


Konjungsi Koordinatif  kali ini kita akan mempelajari Kata Penghubung
Subordinatif.

Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat


(kalusa) yang kedudukannya tidak sederajat (Abdul Chaer, 2008: 100). Konjungsi
subordinatif dibagi menjadi tiga belas kelompok sebagai berikut:

1. Konjungsi suordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala,


ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi,
setelah, sesudah, sebelum sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.

2. Konjungsi subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila,


manakala.

3. Konjungsi subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya,


sekiranya.

4. Konjungsi subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.

5. Konjungsi subordinatif konsesif: biar(pun), walau(pun), sekalipun,


sungguhpun, kendati(pun).

6. Konjungsi subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah,


sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.

7. Konjungsi subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.

8. Konjungsi subordinatif hasil: sehingga, sampai(sampai), maka(nya).

9. Konjungsi subordinatif alat: dengan, tanpa.

10. Konjungsi subordinatif cara: dengan, tanpa.


11. Konjungsi subordinatif komplementasi: bahwa

12. Konjungsi suboerdinatif atributif: yang

13. Konjungsi subordinatif perbandingan: sama ,dengan, lebih ,dari(pada)

c. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa,


atau klausa dan kedua unsure itu memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi
korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau
klausa yang dihubungkan. Macam-macamnya:

- baik … maupun …

- tidak hanya …, tetapi ( …) juga …

- bukan hanya …, melainkan …

- (se)demikian (rupa) … sehingga…

- apa(kah) … atau … - entah … entah …

- jangankan …, …pun …

Perhatikan contoh berikut!

* Baik Andi maupun Toni ingin kursus piano.

* Tidak hanya kehilangan rumah, tetapi ia juga kehilangan seluruh keluarganya.

* Kakaknya belajar demikian tekun, sehingga ia dapat peringkat pertama.

* Entah ditanggapi entah tidak, ia akan mengajukan usul itu.

* Jangankan teriak, berbicara pun suaranya tidak bisa keluar.

2. Konjungsi Antarkalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan satu kalimat


dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai satu
kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital.

Macam-macamnya:
- biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun
demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu
( menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu )

- kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain
itu ( menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah
dinyatakan sebelumnya ).

- sebaliknya ( menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya ).

- sesungguhnya, bahwasannya ( menyatakan keadaan yang sebenarnaya ).

- malahan, bahkan ( menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan


sebelumnya).

- akan tetapi, namun, kecuali itu ( menyatakan pertentangan dengan keadaan


sebelumnya ).
- dengan demikian ( menyatakan konsekuensi )

- oleh karena itu, oleh sebab itu ( menyatakan akibat )

- sebelum itu ( menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan


sebelumnya )

3. Konjungsi Antarparagraf yaitu konjungsi yang digunakan untuk


menghubungkan paragraf tempat konjungsi itu dipakai dengan paragraf
sebelumnya. Konjungsi antarparagraf pada umumnya terletak pada awal paragraf.
Macam-macamnya:

- adapun

- akan hal

- mengenal

- dalam pada itu.

Selain keempat konjungsi antarparagraf tersebut terdapat juga konjungsi


antarparagraf berikut:

- alkisah
- arkian

- sebermula

- syahdan

Kata Penghubung

Kata penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan antar klausa, antar
kalimat, dan antar paragraf. Kata penghubung antar klausa biasanya terletak di
tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antar kalimat di awal kalimat
(setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya), dan kata penghubung antar
paragraf letaknya di awal paragraf.

Macam-macam kata penghubung dan fungsinya :

1. Kata Penghubung Aditif (gabungan) Kata Penghubung aditif (gabungan) adalah


konjungsi koordinatif yang berfungsi menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau
kalimat dalam kedudukan yang sederajat, misalnya : dan, lagi, lagi pula, dan serta.

2. Kata Penghubung Pertentangan, Kata penghubung pertentangan merupakan


konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat
dengan mempententangkan kedua bagian tersebut. Biasanya bagian yang kedua
menduduki posisi yang lebih penting daripada yang pertama, misalnya : tetapi,
akan tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, padahal, dan namun.

3. Kata Penghubung Disjungtif (pilihan), Kata penghubung pilihan merupakan


konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua unsur yang sederajat dengan
memilih salah satu dari dua hal atau lebih, misalnya: atau, atau....atau, maupun,
baik...baik..., dan entah...entah...

4. Kata Penghubung Temporal (waktu), Kata penghubung temporal menjelaskan


hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Kata-kata konjungsi temporal
berikut ini menjelaskan hubungan yang tidak sederajat, misalnya : apabila, bila,
bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama,
semwnjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala. Sementana
 konjungsi berikut ini menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat,
misalnya sebelumnya dan sesudahnya.

5. Kata Penghubung Final (tujuan), Konjungsi tujuan adalah semacam konjungsi


modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu penistiwa, atau tindakan.
Kata-kata yang biasa dipakai untuk menyatakan hubungan ini adalah : supaya,
guna, untuk, dan agar.

6. Kata Penghubung Sebab (kausal), Konjungsi sebab menjelaskan bahwa suatu


peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu. Bila anak kalimat ditandai oleh
konjungsi sebab, induk kalimat merupakan akibatnya. Kata-kata yang dipakai
untuk menyatakan hubungan sebab adalah sebab, sebab itu, karena, dan karena
itu.

7. Kata Penghubung Akibat (konsekutif), Konjungsi akibat menjelaskan bahwa


suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang lain. Dalam hal ini anak kalimat
ditandai konjungsi yang menyatakan akibat, sedangkan peristiwanya dinyatakan
dalam induk kalimat. Kata-kata yang dipakai untuk menandai konjungsi akibat
adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.

8. Kata Penghubung Syarat (kondisional), Konjungsi syarat menjelaskan bahwa


suatu hal dapat terjadi bila syarat-syarat yang disebutkan itu dipenuhi. Kata kata
yang menyatakan hubungan ini adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan
bilamana.

9. Kata Penghubung Tak Bersyarat, Kata penghubung tak bersyarat menjelaskan


bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat-syarat yang dipenuhi. Kata-
kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah walaupun, meskipun, dan biarpun.

10. Kata Penghubung Perbandingan, Kata penghubung perbandingan berfungsi


menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan kedua hal itu. Kata kata

 yang sering dipakai dalam konjungsi ini adalah sebagai, sebagaimana, seperti,
bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, umpama, dan daripada.

11. Kata Penghubung Korelatif, Konjungsi korelatif menghubungkan dua bagian


kalimat yang mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga yang satu langsung
mempenganuhi yang lain atau yang satu melengkapi yang lain. Dapat juga
dikatakan bahwa kedua kalimat mempunyai hubungan timbal-balik. Kata-kata
yang yang menyatakan konjungsi ini adalah semakin ….. . semakin, kian .. .
kian...,bertambah ... bertambah . . , tidak hanya… ….,tetapi juga..., sedemikian
rupa..., sehingga..., baik..., dan maupun.

12. Kata Penghubung Penegas (menguatkan atau intensifikasi), Konjungsi ini


berfungsi untuk menegaskan atau meningkas suatu bagian kalimat yang telah
disebut sebelumnya. Termasuk di dalam konjungsi hal-hal yang menyatakan
rincian. Kata-kata yang tenmasuk dalam konjungsi ini adalah bahkan, apalagi,
yakni, yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan akhirnya

13. Kata Penghubung Penjelas (penetap), Konjungsi penjelas berfungsi


menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. Contoh kata
dalam konjungsi ini adalah bahwa.

14. Kata Penghubung Pembenaran (konsesif), Konjungsi pembenaran adalah


konjungsi subondinatif yang menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan
atau mengakui suatu hal, sementara menolak hal yang lain yang ditandai oleh
konjungsi tadi. Pembenanan dinyatakan dalam klausa utama (induk kalimat),
sementara penolakan dinyatakan dalam anak kalimat yang didahului oleh
konjungsi seperti, meskipun, walaupun, biar, biarpun, sungguhpun, kendatipun,
dan sekalipun.

15. Kata Penghubung Urutan, Konjungsi ini menyatakan urutan sesuatu hal. Kata-
kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah mula-mula, lalu, dan kemudian.

16. Kata Penghubung Pembatasan Kata penghubung ini menyatakan pembatasan


terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbuatan dapat dikerjakan,
misalnya kecuali, selain, dan asal.

17. Kata Penghubung Penanda, Kata penghubung ini menyatakan penandaan


terhadap sesuatu hal. Kata-kata yang ada dalam konjungsi ini adalah misalnya,
umpama, dan contoh. Konjungsi lain yang masih merupakan konjungsi penanda
yaitu konjungsi penanda pengutamaan. Contoh kata-kata konjungsi ini adalah
yang penting, yang pokok, paling utama, dan terutama.
18. Kata Penghubung Situasi Kata penghubung situasi menjelaskan suatu
perbuatan terjadi atau berlangsung dalam keadaan tertentu. Kata-kata yang
dipakai dalam konjungsi ini adalah sedang, sedangkan, padahal, dan sambil.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Uraian diatas menunjukan bahwa kata penghubung Antarkalimat merupakan suatu


bidang ilmu yang penting dewasa ini. Berkat penguasaan kata penghubung para
penulis dapat meraih sukses besar dalam karirnya sebagai penulis karena kata
penghubung merupakan rambu- rambu bahasa tulis yang berpengaruh dalam
pembuata kalimat atau karangan. Suatu karangan deskripsi tidak dibubuhi kata
penghubung. Siapa yang mempelajari kata penghubung Antarkalimat dan
mempergunakannya dalam membuat suatu kalimat atau karangan akan mendapat
sukses dalam karyanya.

B. Saran

Kesanggupan untuk menguasai kata penghubung dapat dicapai dengan


memprlajari kata penghubung tersebut dalam sebuah kalimat atau karangan
dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahpendidikan.blogdetik.com/konjungsi-koordinatif-kata-penghubung-
koordinatif/

http://makalahpendidikan.blogdetik.com/konjungsi-subordinatif-kata-
penghubung-subordinatif/

http://yayan.guru-indonesia.net/artikel_detail-22040.html

Anda mungkin juga menyukai