Disusun oleh:
Kelas 2PA88
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
JULI 2017
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................... 1
PSIKOANALISIS FREUD..................................................................................... 2
I. Biografi........................................................................................... 2
II. Teori................................................................................................ 3
III. Akuisisi (Proses Pendewasaan)....................................................... 8
IV. Terapi.............................................................................................. 16
V. Materi Kasus................................................................................... 23
VI. Perkembangan Lebih Lanjut........................................................... 23
I. Pengantar......................................................................................... 25
II. Biografi........................................................................................... 25
III. Teori................................................................................................ 26
IV. Akuisisi (Proses Pendewasaan)....................................................... 35
V. Terapi.............................................................................................. 37
VI. Intervensi Terapeutik...................................................................... 40
VII. Materi Kasus................................................................................... 42
VIII. Perkembangan Lebih Lanjut........................................................... 42
1
PSIKOANALISIS FREUD
I. BIOGRAFI
2
menulis hasil karya utamanya yaitu The Interpretation of Dreams, yang
menganalisis mimpinya.Kemudian disusul dengan hasil karya utama yang
lainnya yaitu Three Contributions to the Theory of Sex, yang menelusuri
perkembangan seksualitas sejak awal masa kanak-kanak.Pada tahun 1939,
Freud meninggal dunia di London akibat penyakit kanker rahang.
II. TEORI
a. Konsep Dasar
b. Prinsip Kesenangan
c. Insting
3
yakni disebutnya sebagai istilah Eros dan insting destruktif.Eros
mencakup insting-insting pelestarian-diri, pelestarian spesies, cinta-
ego, dan cinta-objek.Energi Eros disebut libido.Sedangkan insting
destruktif merupakan insting merusak yang salah satunya adalah
dorongan berprilaku agresif.Sepanjang hidup, kedua insting dasar bisa
bekerja bersama-sama.Sebagai contoh, tindakan seksual yang
merupakan tindakan agresi atau saling menentang.
4
e. Struktur Peranti Mental
Id
Id diisi dengan energi dari insting-insting untuk selalu
berusaha mewujudkan terpuaskannya kebutuhan-kebutuhan
yang bekerja berdasarkan prinsip kepuasan.
Ego
Ego bertindak sebagai perantara antara id dan dunia luar
yang idealnya merepresentasikan alasan dan akal sehat
(common sense).ego berusaha membawa prinsip relaitas
untuk memengaruhi id sebagai pengganti untuk prinsip
kesenangan.Ego itu mengendalikan gerakan yang disengaja
(sukarela), tetapi menginterupsi pikiran diantara pemenuhan
kebutuhan dan mengambil tindakan atas pemenuhan itu.
Superego
Superego merupakan hasil interaksi dari lingkungan
sekitarnya, yang salah satunya adalah pengaruh
orangtuanya.Fungsi superego yang terlibat dalam observasi-
diri, adalah memuasakan tuntutan id melalui pengaruh moral
terhadap ego. Salah satu karakteristik superego adalah ego-
ideal, yang didasarkan pada kekaguman sang anak pada
orangtuanya sehingga ingin ditirunya.
5
f. Kecemasan
Konsep energi fisik atau mental dan ditribusi antara id, ego,
dan superego merupakan hal sentral bagi psikoanalisis.Id adalah
sumber energi fisik berbasis somatik, yang diisi dengan energi yang
didapatkannya dari insting.Salah satu contoh energi fisik yang bersifat
insting adalah rangsangan seksual.Ketika ego dan superego terbentuk,
mereka juga menjadi terisi dengan energi.
6
Kateksis merupakan muatan energi yang bersifat insting yang
berusaha menembakkan dan melepaskan, sementara itu, antikateksis
justru menjadi muatan energi yang memblokir dan menghambat
peembakan dan pelepasan tersebut.
h. Biseksualitas
7
III. AKUISISI (PROSES PENDEWASAAN)
a. Amnesia Seksualitas Masa Kanak-Kanak
b. Perkembangan Seksual
8
dianggap untuk mencari kenikmatan dan kesenangan organ
seksual yang tidak ada kaitannya dengan makanan.
Oedipus Complex
9
keinginan inses ini. Resolusi Oedipus Complex anak laki-
laki menyebabkan tersingkirnya kateksis-objek terhadap
ibunya, yang bisa mengakibatkan identifikasi diri ayahnya,
dan juga terjadi konsolidasi maskulinitas dalam karakternya.
Situasi Oedipus sering kali lebih kompleks karena
kecendrungan biseksual anak. Jadi, alih-alih afeksi terhadap
ibunya dan ambivalensi terhadap ayahnya, ia mungkin
memiliki campuran afeksi dan ambivalensi terhadap
masing-masing orangtuanya. Freud mengamati bahwa “pada
kedua jenis kelamin relatif dari kecenderungan seksual
maskulin atau feminim itu ditentukan oleh situasi Oedipus
yang teridentifikasi kepada ayahnya atau kepada ibunya”
(1923/1962: 23).Mungkin lebih akurat untuk
mempertimbangkan hasilnya sebagai identifikasi
predominan daripada identifikasi ekslusif dengan salah satu
orangtua. Freud lebih jauh menegaskan bahwa khususnya
pada penderita neurotik, sebaiknya diasumsikan sebagai
Oedipus Complex biseksual.
10
perempuan itu, ketika menemukan inferriotitas kitorisnya
dan adanya fakta bahwa ia tidak memiliki penis,
menganggap ibunyalah yang harus bertanggung jawab.
Penis envy atau keinginan memliki penis adalah ciri sifat
feminin yang sangat penting. Keinginan untuk memiliki
penis-baby dari ayahnya menggantikan keinginan untuk
memiliki penis, dan inilah tahap anak perempuan telah
memasuki situasi Oedipus-nya, yang mengidamkan
ayahnya dan ingin menyingkirkan ibunya.sekali lagi
situasinya dapat diperkompleks oleh kecenderungan
biseksualnya. Anak lelaki tetap berada dalam situasi
Oedipus-nya untuk bats waktu yang tidak tentu dan lambat
mengatasinnya dan sering kali tidak tuntas. Sementara itu,
anak perempuan terdorong untuk mengulangi oedipus
complex-nya melalui kekuatan akan kastrasi (pengebirian),
anak perempuan tidak memiliki motivasi semacam itu.
Seiring berjalannya waktu, Oedipus Complexperempuannya
melemah, sebagai akibat kekecewaan yang mau tidak mau
pasti terjadi yang diterima dari ayahnya.
Latensi itu bisa total atau parsial dan, selama periode ini,
berbagai kekangan seksual berkembang. Salah satu mekanisme
yang digunakan untuk mengalihkan energi seksual disebut
sublimation (sublimasi) atau displacement (pemindahan) libido
ke pencarian tujuan dan budaya baru.Dalam perkembangannya,
11
libido memunculkan antikateksis atau reaksi-reaksi yang
bertentangan seperti jijik, malu, dan sok moralis.
c. Identifikasi
12
ingin menjadi seperti orangtuanya, mencetak egonya dengan gaya
orang yang diambil sebagai modelnya.
d. Mekanisme Pertahanan
e. Perkembangan Normal
13
Perkembangan kepribadian normal dapat dilihat dalam
kaitannya dengan tiga uraian yang saling berkaitan:
14
Faktor biologis adalah binatang-manusia yang lahir dalam
keadaan relatif belum selesai dan oleh sebab itu harus menjalani
periode ketidakberdayaan dan dependensi yang panjang.
15
IV. TERAPI
a. Tujuan terapi
Tujuan psikonalisis rangkap tiga, yaitu:
1. Id yang tidak terlalu terkonstruksi –pembebasan impuls;
2. Ego yang lebih kuat—penguatan fungsi berbasis-realitas,
termasuk memperluas persepsi-persepsinya sehingga sesuai
dengan lebih banyak id; dan
3. Superego yang lebih manusiawi –pengubahan konten superego
sehingga ia mewakili standar moral yang lebih manusiwi dan
tidak bersifat menghukum
b. Proses terapi
Freud melihat praktik psikoanalisis memiliki tiga bagianutama:
1. Menyokong ego klien yang melemah untuk berpartisipasi dalam
pekerjaan intelektual, yaitu interpretasi, untuk mengisi kesenjangan
sumber-sumber mentalnya dan mentransfer otoritas superegonya
kepada analis;
16
2. Menstimulasi ego klien untuk berjuang melawan setiap tuntutan id
dan mengalahkan resistensi yang timbul dalam kaitannya dengan
tuntutan-tuntutan id itu; dan
3. Memulihkan ego klien “dengan mendeteksi materi dan impuls-
impuls yang telah memaksnya masuk ke ketidaksadaran”
(freud,1949: 77). Materi tersebut dilacak baik ke asal muasalnya
dan dikritik.
c. Relasi Terapeutis
17
ditutupi dengan selembar permadani yang tebal.Tub chair Freud yang
menghadap ke dalam ruang diletakkan menempel ke dinding di belakang
bagian bangku panjang yang ditinggikan. Sifat dan peletakan perabot
dalam psikoanalisis menunjukan bahwa ini akan menjadi sebuah
hubungan yang jauh dari interaksi sosial normal: sebagai contoh, klien
tidak dapat melihat terapis yang, pada gilirannya, tidak dapat melihat
wajah klien secara langsung.
18
d. Intervensi Terapeutik
1) Asosiasi Bebas
2) Resistensi
19
karena mereka tidak pantas untuk membaik. Resistensi ini
merupakan yang paling kuat dan paling ditakutkan oleh analis.
20
ditunjukkan kepada klien dalam bentuk perasaan mereka pada masa kecil.
Dalm hal ini, analis harus berhati-hati agar proses tranferensi tidak
menjadi di luar kontrol.
1) Interpretasi
2) Tafsir Mimpi
21
Contoh Tafsir Mimpi
Konteksnya
Mimpinya
Tafsir mimpinya
22
V. MATERI KASUS
a. Dora adalah seorang perempuan berusia 18 tahun. Analisis Freud
mengungkapkan bahwa gejala-gejala histerianya adalah manifestasi dari
impuls-impuls seksualyang direpresi, termasuk cinta homoseksualnya
kepada istri pengagum lamanya (Freud,1905/1963);
b. Little Hans, lima thaun, takut pada seekor kuda, kalau-kalau
menggitnyasaat ia pergi ke jalan. Freud membantu ayah Hans yang dokter
dan tidak menangani Hans secara langsung. Analisisnya adalah
mendemonstrasikan bahwa ketakutan Hans mengekspresikan dinamika
fase falik, termasuk Oedipus complex dan kecemasan akut (Freud,
1909/1955);
c. Schreber adalah hakim pengadilan namding yang menulis tentang
penyakitnya yang didiagnosis paranoia. Berdasarkan tulisan Schreber,
analisi Freud menunjukkan bagaimana delusi paranoid Schreber berkaitan
dengan seksualitas latennya (Freud, 1911/1958);
d. Wolf Man, dalam usia 20-an terkena gonorrhoea, yang pada gilirannya
memicu kecemasan akan dikebiri. Analisis Freud menetapkan hubungan
antara kecemasan pengebirian dalam mimpi masa kanak-kanak yang
menakutkan sebagaimana ketakutannya terhadap serigala setelah melihat
riil atau membayangkan hubungan seksual orangtuanya (Freud,
1918/1955).
23
Hal yang sangat penting dalam praktik psikoanalisis Freudian
Kontemporer adalah interpretasi trnasferensi.Meskipun ada variasi tertentu
dlam penekanan, Freudian Kontemporer cenderung menganggap hasil
terapi berkaitan dengan reevaluasi yang sukses terhadap pola-pola
hubungan yang menjadi bisa diakses melalui analisis dan interpretasi
fenomena transferensi.
24
TERAPI ANALITIK JUNG
I. PENGANTAR
Apa yang disebut “psikologi analitik” oleh Jung sebagian berakar pada
psikoanalisis Freudian. Akan tetapi Jung mengembangkan teori dan praktik
psikodinamik yang sangat berbeda dengan Freud. Jung dan Freud sangat
berbeda dalam pandangannya tentang ketidaksadaran. Freud lebih
menekankan represi seksual, sedangkan Jung menganggap bahwa di tingkat
terdalamnya, ketidaksadaran terdiri atas arketipe, atau kemungkinan-
kemungkinan aprehensi (ketakutan atau kecemasan samar-samar terhadap
suatu peristiwa yang mungkin bisa terjadi di masa depan) dan representasi
psikologis yang dibawa sejak lahir, yang mungkin kemudian diekspresikan
dalam bentuk berbagai mitos dan simbol universal.
II. BIOGRAFI
Carl Gustav Jung lahir di Kesswil, sebuah desa kecil di tepi Danau
Constance di timur-laut Swiss pada Bulan Juli tahun 1875. Ayah Jung adalah
seorang pendeta Gereja Reformasi Swiss dan ibunya adalah putrid dari sebuah
keluarga Basel yang cukup berada.Jung adalah seorang anak yang introver,
sensitif, suka menyendiri, dan kesepian. Orangtuanya, Paul dan Emilie,
memiliki perkawinan yang penuh masalah.
Pada tahun 1879, kelaurga Jung pindah ke Klein Hungen, dekat Basel.
Jung pernah mengalami periode fainting spells (sering pingsan sebentar) yang
berkaitan dengan sekolah. Ia juga melihat dirinya sebagai dua orang yang
berbeda: anak sekolah yang kurang cerdas yang bekerja lebih keras dan lebih
sopan dibanding banyak anak laki-laki lain dan seorang laki-laki tua yang
25
tidak memercayai manusia, tetapi dekat dengan alam, mimpi, dan apapun
yang dilakukan Tuhan melalui dirinya.
Jung menjadi dosen di bidang psikiatri di University of Zurich dan
dokter senior di klinik psikiatri (1905). Mengembangkan ide tentang
ketidaksadaran kolektif selama periode konfrontasinya dengan
ketidaksadarannya sendiri.
Setelah putus hubungan dengan Freud, Jung mengalami krisis paruh-
baya berat yang berlangsung antara tahun 1913-1918, yang membawanya ke
tubir kegilaan. Ia mengembangkan ide tentang ketidaksadaran kolektif selama
periode konfrontasinya dengan ketidaksadarannya sendiri.
III. TEORI
a. Konsep-Konsep Dasar
Jung menggunakan istilah psyche untuk menyebut pikiran/jiwa,
dan membedakan tiga tingkat psikis kesadaran. Psikologinya adalah
psikologi dinamis yang memberikan perhatian pada distribusi energy
psikis diantara berbagai tingkat psikis yang berbeda. Jung juga
menyodorkan tipologi berbagai tipe kepribadian.
b. Struktur Psike
Kesadaran
Kesadaran adalah hal yang dapat dirasakan oleh ego
(pusatkesadaran, namun bukan inti dari kesadaran). Kesadaran
adalah sebuah fenomena intermittent (sebentar-sebentar) ketika
seseorang memasuki ketidaksadaran setiap kali mereka pergi
tidur. Pikiran sadar itu sempit karena pikiran itu setiap saat
hanya dapat menahan beberapa konten simultan. Kesadaran
bersifat sementara.
26
Ego member seseorang perasaan identitas dan
kontinuitas, dan ego juga mempunyai tugas-tugas ekesternal
maupun internal. Tugas eksternalnya adalah menyediakan
sistem hubungan antara kesadaran dan fakta-fakta serta data
yang berasal dari lingkungan, empat fungsi yang digunakan
ego untuk melaksanakan fungsi ini adalah sensasi, pikiran,
perasaan, dan intuisi. Tugas internal ego adalah menyediakan
sistem hubungan antara konten kesadaran dan proses
ketidaksadaran.
Ketidaksadaran pribadi
Ketidaksadaran pribadi mutlak bersifat pribadi, dan
dimasukkan ke dalam dua kategori utama.
1. Ada materi yang kehilangan intensitasnya karena
dilupakan atau direpresi.
2. Ada materi yang tidak pernah memiliki intensitas yang
cukup untuk mencapai kesadaran, tetapi entah
bagaimana telah memasuki psike (contoh: beberapa
kesan-peginderaan (sense-impression).
27
dan kadang-kadang impotensi. Contoh lain dari kompleks,
termasuk kompleks yang berkaitan dnegan inferioritas,
seks, kecantikan, estetik, dan uang.
Ketidaksadaran kolektif
Ketidaksadaran kolektif ada di tingkat ketidaksadaran
yang terdalam terdapat gudang historis kolektif dan universal
yang isinya menjadi bagian dari umat manusia secara umum.
Jika konten ketidaksadaran pribadi berutang eksistensi pada
pada pengalaman pribadi, maka ketidaksadaran kolektif
berutang eksistensi pada keturunan (sudah mengakar dari masa
lalu seluruh spesies).
Arketipe (archetype) adalah kemungkinan-
kemungkinan atau pola-pola untuk representasi yang dibawa
sejak lahir. Arketipe merupakan bayangan-bayangan leluhur
atau arkaik (arche) yang datang dari ketidaksadaran kolektif.
Jike ketidaksadaran pribadi sebagian besar terdiri dari
kompleks-kompleks, konten ketidaksadaran kolektif pada
dasarnya terdiri atas arketipe-arketipe. Arketipe menyediakan
pola-pola instingtif untuk aktivitas mental.
Arketipe-arketipe yang penting dalam menentukan
perkembangan kepribadian termasuk persona, anima dana
nimus, shadow, dan self.
1. Persona
Persona adalah sisi kepribadian yang
ditunjukkan orang kepada dunia. Di itngkat pertama,
persona adalah istema daptasi seseorang atau cara
seseorang menghadapi dunia. Di tingkat yang lain,
persona bukan sekedar topeng seseorang, tetapi topeng
28
psike kolektif, “topeng yang mempura-purakan
individualitas, yang membuat orang lain dan dirinya
percaya bahwa dirinya adalah seorang individu, orang
hanya sekedar emmainkan peran yang dijadikan sarana
oleh psike kolektif untuk berbicara.”
3. Shadow
Shadow merupakan arketipe dari kegelapan dan
represi yang menampilkan kualitas-kualitas yang tidak
kita akui keberadaannya, serta berusaha disembunyikan
dari diri sendiri dan orang lain. Sebagian besar shadow
terdiri atas berbagai cirri sifat inferior kepribadian yang
29
tidak ingin diakui individu. Meskipun Jung
menekankan aspek-aspek yang lebi hgelap dari
shadow, ia mengakui bahwa shadow juga
memperlihatkan beberapa kualitas baik, seperti insting-
insting normal, reaksi-reaksi yang teapt, insight yang
realistis, dan impuls-impuls kreatif. Shadow bersifat
kompensatorik bagi kesadaran dan efeknya bisa positif
maupun negatif.
4. Self
Self adalah arketipe sentral, arketipe ketertiban.
Self yang mengekspresikan kesatuan kepribadian
sebagai sebuah keseluruhan meliputi komponen-
komponen sadar maupun tidak sadar. Symbol utama
kestuan arketipe self adalah mandala. Kata mandala
(lingkaran) adalah bentuk lingkaran yang sering kali
mengandung quaternity (kelompok empat).
c. Dinamika Psike
Energi psikis
Energi psikis (libido), adalah semua insting, termausk
lapar, seks, dan agresi. Energy psikis juga disediakan dari
30
sumber-sumber internal maupun lingkungan eksternal melalui
indra dan perasaan seseorang.
Oposisi
Semua energi berjalan dari oposisi, psike memiliki
sebuah polaritas abtin yang merupakan prasyarat esensial untuk
kehidupannya. Ketegangan dan konflik yang timbul dari
benturan dari Sesutu yang saling berlawanan merupakan hal
yang sentral bagi dinamika kepribadian Jungian.
Kompensasi
Fungsi kompensasi adalah menyeimbangkan atau
menyesuaikan energi (kesadaran dan ketidaksadaran) yang
didistribusikan ke seluruh bagian psike. Sebagian besar
kompensasi adalah sebuah proses tidak-sadar yang melibatkan
regulasi-diri apparatus psikis.
31
2. Adanya “aktivasi spontan” konten tidak sadar, yang
kemudian bereaksi terhadap kesaran. Contohnya seperti
seseorang yang mengidap gangguan kecemasan dan
psikotik, bisa secara tiba-tiba kehilangan kesadarannya.
Fungsi transenden
Fungsi transenden adalah proses dan sekaligus metode
dalam ketidaksadaran untuk mengompensasi kekurangan-
kekurangan dalam pikiran sadar untuk membuat kemajuan kea
rah merealisasikan pembeberan potential for wholeness
original individu (potensi individu secara menyeluruh).
d. Tipe-Tipe Psikologis
Sikap: introversi dan ekstraversi
a) Introversi
Introversi adalah aliran energi psikis ke arah dalam yang
memiliki orientasi subjektif. Memiliki pemahaman yang
baik terhadap dunia dalam diri, dengan semua bias,
fantasi, mimpi, dan persepsi yan bersidat individu.
Menerima dunia luar dengan sangat selektif menurut
pandangan subjektif mereka. Introversi ditandai oleh
interes seseorang pada dunia internalnya.
b) Ekstraversi
Ekstraversi adalah sikap yang menjelaskan aliran psikis ke
arah luar sehingga orang yang bersangkutan akan
memiliki orientasi objektif dan menjauh dari subjektif.
Mudah untuk dipengaruhi oleh sekelilingnya dibanding
32
oleh kondisi diri sendiri.cenderung berfokus untuk sikap
objektif dan menekan sisi subjektifnya. Ekstraversi
ditandai oleh interes pada dunia luar.
33
Memadukan sikap dan fungsi untuk membentuk tipe
psikologis
a) Tipe Pikiran-Ekstrover
Tipe ini menjadika segala kegiatan tergantung pada
fungsi intelektual yang berorientasi pada data objektif
dalam bentuk fakta eksternal atau ide yang diterima
secara umum. Contoh: ilmuwan Charles Darwin.
b) Tipe Pikiran-Introver
Tipe ini menjadikan segala kegiatan tergantung pada
fungsi intelektual yang berorientasi pada data subjektif.
Contoh: filsuf Immanuel Kant.
c) Tipe Perasaan-Ekstraver
Tipe in inyaris secara eksklusif terdiri atas perempuan
yang dipandu oleh perasaan yang tampaknya disesuaikan
sedemikian rupa agara selaras dengan situasi objektif dan
nilai-nilai umu. Contoh: memilih laki-laki untuk dicintai.
d) Tipe Perasaan- Introver
Tipe ini didominasi oleh perasaan subjektif dan motif
mereka yang sesungguhnya tetap tersembunyi. Contoh:
Perempuan yang terlihat seperti air yang tenang, namun
dibawahnya mengalir deras.
e) Tipe Sensasi-Ekstraver
Tipe ini dipandu oleh intensitas pengaruh objektif dan
mencakup mereka yang secara umum sensual, serta
sensasinya sangat dikembangkan secara estetik.
f) Tipe Sensasi-Introver
Tipe ini dipandu oleh intensitas sensasi subjektif.
Tidak ada hubungan yang proporsional antara objek dan
34
sensasi selain hubungan yang tidak dapat diprediksi dan
acak (arbitrary).
g) Tipe Intuisi-Ekstraver
Untuk tipe ini, intuisi sebagai fungsi persepsi tidak
sadar seluruhnya, namun diarahkan pada onjek-objek
eksternal. Tipe ini menggunakan intuisi untuk memahami
rentang kemungkinan terluas dalam situasi-situasi
objektif.
h) Tipe Intuisi-Introver
Tipe ini menghasilkan pemimpi, peramal, dan
seniman. Intensifikasi intuisi bisa membuat tipe ini tidak
bersentuhan dengan relaitas nyata dan mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi dengan oranglain.
35
Masa muda (masa puber – 35-40 tahun)
Selama masa muda, tuntutan hidup mengakhiri masa
kanak-kanak, misalnya transisi ke perkawinan dan karir.
Orang-orang muda mungkin mengalami berbagai kesulitan
psikis batiniah yang berkaitan dengan insting sekssual atau
perasaan rendah diri. Prestasi, kemanfaatan, dan mencapai
kemantapan adalah ara untuk keluar dari masalah selama
periode masa muda.
36
usia sekali lagi tenggelam ke dalam ketidaksadaran dan secara
progresif hilang di dalamnya. Jung melihat masa kanak-kanak
dan amsa lanjut usia sebagai tahap-tahap kehidupan tanpa
masalah-masalah sadar dan, oleh sebab itu, mereka tidak
menjadi fokus utama Jung.
c. Individuasi
Individuasi adalah proses menjadi seseorang atau seseorang
secara utuh. Orang yang mencapai realisasi diri, mampu menempatkan
dirinya di dunia eksternal dan internalnya.
V. TERAPI
a. Tujuan Terapi
Tujuan utama terapi untuk orang muda adalah adaptasi normal
untuk mengatasi neurosis yang berhubungan dengan penyusutan
kembali ke tugas-tugas kehidupan konkret, dan difokuskan pada
mencapai tujuan-tujuan tertentu, mengatasi kompleks-kompleks dan
memperkuat kesadaran dan fungsi ego (mendidik kemauan sadar).
37
Untuk orang yang berada di paruh kedua kehidupan, tujuan
terapi adalah untuk memahami batin (inner being)-nya dan makna
kehidupannya.
Bagi individu-individu yang teradaptasi dengan baik (well-
adapted) secara sosial, yang bagi mereka normalisasi tidak memiliki
arti apapun, tujuan utama terapinya adalah realisasi diri yang
melibatkan pemahamn yang lebih mendalam tentang psike mereka dan
memasukkan lebih banyak materi tidak sadar sebagai sebuah
keseimbangan baru antara kesadaran dan ketidaksadaran yang akan
tercipta.
b. Proses Terapi
Jung membuat empat tahap dalam psikoterpai analitik,
confession, elucidation, education, dan transformation. Adaptasi
normal biasanya hanya akan dicapai dengan melalui tiga tahap yang
pertama. Tahap keempat – transformasi – memenuhi kebutuhan lebih
lanjut yang berada diluar cakupan tahap-tahap lainnya, tetapi bukan
kebenaran finalnya. Proses terapi bervariasi tergantung faktor-faktor,
seperti tahap kehidupan klien, karakteristik peribadian klien, dan sifat
masalahnya.
1. Confession (Pengakuan)
Tahap dimana klien emngungkapkan berbagai rahsaia
dan menemukan emosi-emosi yang terhambat.
2. Elucidation (Penjelasan)
Tahap ini adalah tahap dimana terapis menjelaskan dan
menjernihkan konten yang dibangkitkan oleh transferensi
(contoh: menganalisis mimpi-mimpi klien).
38
3. Education (Pendidikan)
Edukasi membantu klien mendapatkan kebiasaan baru
dan adaptif untuk menggantikan kebiasaan merusak-diri (self-
defeating) terkait neurosisnya.
4. Transformation (Trnasformasi)
Dalam hubungan pribadi diantara klien dan terapis ada
faktor-faktor yang tidak dapat diukur yang mewujudkan
sebuah transformasi yang mutual, dengan kepribadian yang
lebih kuat dan lebih stabil yang menentukan isu finalnya.
Terapis harus menjadi pendidik diri (self educator) yang baik
pula agar kepribadiannya tidak bereaksi secara negatif
terhadap klien.
c. Relasi Terapeutik
Terapi berbeda di setiap kasus dengan setiap klien yang
membutuhkan pemahaman individual. Hubungan didalam dan diantara
terapis dan klien terjaid di tingkat sadar dan tidak sadar. Oleh karena
penanganan adalah sebuah proses dialektikal yang terapisnya
berpartisipasi sama banyaknya dengan klien, maka kepribadian terapis
dank lien mungkin lebih penting bagis hasil terapi disbanding apa
yang dikatakan atau dilakukan terapis. Terapis seharusnya tidak
bersembunyi dibalik pandangan profesionalnya, tetapi cukup
manusiawi untuk membiarkan dirinya terpengaruh oleh klien.
Persis seperti pasien yang memproyeksikan materi tidak sadar
kepada terapis, hal yang sebaliknya bisa terjadi, yang akan merugikan
hasil terapeutik. Hal ini sebagai salah satu ontoh kontaminasi tidak
sadar, transferensi dapat membangkitkan countertransference.
39
Relasi dalam terapi analitik berbeda-beda menurut tahap
terapinya, misalnya, relasi yang terbangun selama tahap pengakuan
dapat menjadi dasar bagi pengembangan relasi transferensi. Relasi
terapeutik tidak hanya berlangsung melalui tatap muka. Tetapi juga
dalam mimpi dan khayalan terapis maupun klien.
40
Mimpi-mimpi besar bersifat numinous (suci, kudus),
istilah favorit Jung untuk pengalaman yang tidak
terekspresikan, misterius menakutkan, dan sangat misterius.
Mimpi Tunggal
Serangkaian Mimpi
41
VII. MATERI KASUS
Indikasi sikap Jung terhadap case material (materi kasus) dapat dilihat
dari kutipan, “Analisis setiap individu itu sendiri hany menunjukkan salah
satu bagian dari salah satu aspek proses yang lebih dalam, dan karena itu,
hanya kebingungan semata yang dapat dihasilkan dari riwayat-riwayat kasus
komparatif” (Jung, 1966: 161). Materi kasus mengilustrasikan terapi analitik
berasal dari sumber-sumber primer maupun sekunder. Dalam autobiografi-nya
Memories, Dreams, Reflection, Jung (1961) memberikan materi kasus,
termasuk banyak mimpi, dari eksplorasi dan konfrontasinya dengan
ketidaksadaran.
42
pihak analis menggantikan atau mengganggu hubungannya dnegan
pasien.
Terapi tubuh/gerakan
Dalam imajinasi aktif, melalui gerakan tubuh dan tari,
Jung percaya bahwa tubuh menyimpan, mengalami, dan
mengomunikasikan banyak, atau mungkin lebih banyak
pengalaman emosional daripada kata-kata.
43
Terapi seni
Terapi seni adalah sebuah cara sadar untuk
mengekspresikan elemen-elemen ketidaksadaran. Jung merasa
bahwa menggambar sebuah gambaran dari mimpi atau dari
imajinasi aktif sangat berharga bagi orang yang tidak
bersinggungan dengan perasaan dan yang berusaha mengatasi
pengalaman-pengalamannya melalui logika semata.
Analisis anak
Analis bukan hanya menangani si anak, tetapi bilaman
perlu mengintervensi untuk memperbaiki situasi keluarga dan
kehidupan anak itu. Analis anal lebih banyak menggunakan
beragam metode sentuhan dan nonverbal. Anak-anak didorong
unutk mengekspresikan mimpi, ketakutan, dan khayalan
mereka melalui terapi kotak pasir, seni dan kerajinan, tanah
liat, memainkan alat music, dan gerakan tubuh.
44
Analytical Psychology, meiliki lebih dari 2500 anggota analis
bersertifikat di 28 negara. Di dunia Barat, minat pada psikologi
Jungian masih kuat. Banyak jurnal-jurnal profesional yang diterbitkan,
dantaranya : British Journal of American Psychology; San Fransisco
Jung Institute Library Journal, Psychological Perspectives dari Los
Angeles Intitute, dll.
45