Anda di halaman 1dari 14

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA WANITA DEWASA MUDA

YANG BELUM MENIKAH

Artikel E-Journal

Oleh
Nurul Latifah
NIM 10104241032

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
OKTOBER 2014
Persetujuan

Artikel e-journal yang berjudul “Kesejahteraan Psikologis pada Wanita


Dewasa Muda yang Belum Menikah” yang disusun oleh Nurul Latifah NIM
10104241032 telah disetujui pembimbing untuk dipublikasikan.

Yogyakarta, Oktober 2014

Pembimbing

Sugiyatno, M. Pd.

NIP.19711227 200112 1 004


Kesejahteraan Psikologis Pada … (Nurul Latifah) 1

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA WANITA DEWASA MUDA YANG BELUM


MENIKAH

PSYCHOLOGICAL WELL- BEING OF SINGLE EARLY WOMEN ADULT

Oleh: Nurul Latifah


Bimbingan dan Konseling, Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Negeri Yogyakarta
Nurulatifa22@yahoo.com

Abstrak

Bagi wanita yang belum menikah, kesejahteraan psikologis yang dimiliki menjadi kurang optimal
karena pernikahan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis. Beranjak dari
hal tersebut, peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai
kesejahteraan psikologis pada wanita dewasa muda yang belum menikah ditinjau dari enam aspek yaitu
kemandirian, pengembangan diri, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, hubungan positif dengan orang
lain, dan penerimaan diri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus,
dengan subyek wanita dewasa muda berusia 33 – 40 tahun. Pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara dan observasi non partisipan. Hasil penelitian menunjukkan ketiga subyek yaitu SK, TZ, dan
HN menunjukkan adanya kemandirian dan kemampuan pengembangan diri, namun pada dimensi
penguasaan lingkungan belum ditunjukkan oleh ketiga subyek. Dimensi tujuan hidup dan hubungan
positif dengan orang lain telah ditunjukkan oleh ketiga subyek, selanjutnya subyek SK belum
menunjukkan adanya penerimaan diri, sedangkan subyek TZ dan HN telah menunjukkan adanya
penerimaan diri.

Kata kunci: Kesejahteraan psikologis, wanita dewasa muda.

Abstract

For a single woman, it will be difficult for having an optimum psychological well-being, because
marriage is one of factors that effect psychological well-being. Starting from that, this research aimed to
get a description about psychological well-being of single early women adult that viewed from six
aspects, that are autonomy, personal growth, environmental-mastery, purpose of life, a positive
relationship with others, and self acceptance. This research used qualitative approach with case study
method. Subjects were early women adult with the age range from 33 – 40 years old. Data were collected
by interview and non participant observation technique. The result showed that the three subjects already
have an autonomy and personal growth, but not for environmental-mastery aspect. The three subjects
have already showed purpose of life and a positive relationship with others. SK still not showed her self
acceptance yet, while TZ and HN have already showed their self acceptance.

Keywords : psychological well being, early women adult

PENDAHULUAN pengalaman (Hurlock, 1980: 2). Setiap

Perkembangan individu merupakan pola perkembangan mempunyai ciri dan karakteristik

gerakan atau perubahan yang secara dinamis yang berbeda – beda, sehingga hal itulah yang

dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus dijadikan acuan dalam bidang Bimbingan dan

berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia Konseling untuk memberikan pelayanan bagi

yang terjadi akibat dari kematangan dan setiap individu.


2 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-4 2015
Untuk tujuan pengorganisasian dan pola kehidupan dan harapan sosial yang baru.
pemahaman, para ahli menggambarkan Seseorang pada masa ini diharapkan dapat
perkembangan dalam beberapa tahap yang memainkan peran baru, seperti peran suami atau
disebut dengan tahapan perkembangan (Santrock, istri, orang tua, pencari nafkah, dan
2002: 373). Tahapan perkembangan meliputi mengembangkan sikap, keinginan serta nilai-nilai
urutan sebagai berikut : periode prakelahiran, baru sesuai dengan tugas-tugas
masa bayi, masa kanak-kanak awal, masa kanak- perkembangannya. Penyesuaian diri terhadap
kanak akhir, masa remaja, masa dewasa muda, kondisi-kondisi ini menjadikan masa dewasa dini
masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut. merupakan suatu periode khusus dan sulit dari
Salah satu tahapan perkembangan yang rentang hidup seseorang (Hurlock, 1999: 246).
paling dinamis sepanjang rentang kehidupan Saxton (dalam Andi Mappiare, 1983:
manusia adalah dewasa muda, sebab seseorang 140) mengungkapkan kebutuhan utama dan kuat
mengalami banyak perubahan-perubahan yang mendorong individu untuk hidup
progresif secara fisik, kognitif, maupun berkeluarga secara umum adalah kebutuhan
psikososio-emiosional, untuk menuju integrasi material, kebutuhan seksual, dan kebutuhan
kepribadian yang semakin matang dan bijaksana. psikologis. Tetapi, dari segi psikologi, kebutuhan
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa utama dan terkuat untuk berkeluarga bagi dewasa
muda (young adulthood) adalah mereka yang muda agaknya adalah cinta, rasa aman,
berusia 20 - 40 tahun. pengakuan, dan persahabatan. Teori Erikson
Menurut Hurlock (1999: 252) tugas- tentang Keakraban vs Keterkucilan (Intimacy vs
tugas perkembangan pada masa dewasa muda Isolation) menggambarkan keintiman sebagai
mencakup mendapatkan suatu pekerjaan, memilih penemuan diri sendiri pada diri orang lain namun
pasangan hidup, belajar hidup bersama dengan kehilangan diri sendiri. Saat anak muda
suami atau istri, mulai membina keluarga, membentuk persahabatan yang sehat dan relasi
mengasuh anak-anak, mengelola rumah tangga, akrab yang intim dengan orang lain, maka
menerima tanggung jawab sebagai warga negara keintiman akan dicapai, namun bila tidak akan
dan mencari kelompok sosial yang terjadi isolasi.
menyenangkan. Tingkat penguasaan tugas-tugas Dalam hidup, seseorang mempunyai
pada tahun-tahun awal masa dewasa dini akan kodrat-kodrat yang harus dijalaninya. Kodrat
mempengaruhi tingkat keberhasilan pada masa tersebut antara lain, menikah dan meninggal
selanjutnya sampai pada tahun-tahun akhir dunia. Dalam menjalani kodratnya untuk
kehidupan mereka. menikah, manusia dibekali dorongan untuk
Pada perkembangan dewasa muda, hal menarik perhatian lawan jenisnya guna mencari
penyesuaian diri merupakan hal yang paling pasangan hidupnya. Manusia mulai mencari
utama. H.S Becker dalam “Personal Changes in pasangannya di awali dari masa pubertas yaitu
Adult Life” menyatakan bahwa masa dewasa dini masa awal ketertarikan dengan lawan jenis yang
merupakan periode penyesuaian diri terhadap berawal dari usia sekitar 12,5 - 14,5 tahun pada
Kesejahteraan Psikologis Pada .... (Nurul Latifah) 3
perempuan dan 14 - 16,5 tahun pada laki-laki menjauhkan seorang dari kegilaan serta penyakit
(Hurlock, 1980: 186). Masa berikutnya adalah mental dan fisis yang disebabkan rasa kesepian.
masa pacaran dan diakhiri dengan masa Seorang ahli ilmu jiwa, Dr. C.R. Adams,
pernikahan. Menurut teori perkembangan, masa dalam bukunya How To Pick A Mate, telah
menikah adalah saat usia dewasa awal atau mengemukakan beberapa kesimpulan,
dewasa muda yaitu 20 - 40 tahun atau usia 18 - 40 diantaranya : 1) Orang yang kawin hidup lebih
tahun (Hurlock, 1980: 187). lama dibandingkan dengan orang yang hidup
Catarina Labour & Eunika Sri T. (2010: membujang, 2) orang yang kawin jauh lebih
9) melaporkan bahwa banyak wanita di Indonesia sedikit yang bunuh diri dibandingkan dengan
pada rentang usia 20-29 tahun memilih untuk orang yang hidup membujang, 3) orang yang
menunda menikah. Koran Tempo menyebutkan, kawin jauh lebih kecil kemungkinan menjadi gila
jumlah wanita lajang meningkat dua-tiga kali dibandingkan dengan orang yang membujang.
lipat dari tahun-tahun sebelumnya. Data lain dari Jika dipandang dari gender, jenis
badan pusat statistik Indonesia (2011), pada tahun kelamin biologis dan identitas gender saling
2001 rata-rata usia wanita dan pria menikah di berkorespondensi, tidak hanya secara fisik, tetapi
kota adalah 24, 0 dan 27,4 tahun. Pada tahun juga secara psikis (Baron, 2003: 188). Laki – laki
2005, rata-rata usia wanita dan pria menikah di lebih identik dengan kuat, perkasa, dan maskulin,
kota mengalami kenaikan menjadi 24,6 dan 27,9. sedangkan wanita lebih kepada makhluk lemah,
Naiknya usia pernikahan menunjukkan lembut, dan feminim. Wanita lebih cenderung
pernikahan bukan lagi prioritas khususnya bagi menyadari emosinya, lebih berbagi penghargaan
kaum wanita, padahal di Indonesia pernikahan dan ingin mempertahankan hubungan daripada
dipandang sebagai suatu hal yang penting sebagai mengendalikannya. Nolen-Hoeksema, Laron, &
sumber dukungan sosial bagi individu dan Grayson (Dalam Baron, 2003: 202)
dianggap dapat membuat individu lebih bahagia. mendeskripsikan wanita adalah subjek terhadap
Dalam masyarakat juga masih terdapat stigma tekanan sosial yang mendorong mereka untuk
negatif terhadap perempuan dewasa yang hampir memperjuangkan dan mempertahankan kerjasama
memasuki usia tengah baya, tetapi belum dan kemurahan hati, wanita merasa terlalu
menikah. Orang – orang yang demikian sering bertanggung jawab akan kesejahteraan orang lain
mendapat cap sebagai “perawan tua”. dan sulit bersikap asertif dalam hubungannya.
Disisi lain, pernikahan dipandang sangat Depresi dapat timbul karena wanita lebih
berfaedah bagi kesehatan individu maupun cenderung mengalami situasi negatif berulang
masyarakat, sedangkan hidup melajang sangat kali.
berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental. Dengan sifat dasar wanita yang demikian
Penelitian yang dilakukan Dr. Kamal Al-Fawwal, dan ditambahkan dengan fakta dari segi
Direktur Rumah Sakit Jiwa di Iskandariyah kesehatan bahwasanya seorang perempuan
Mesir, menegaskan bahwa pernikahan dapat mempunyai batasan umur agar tidak rentan jika
hamil dan melahirkan (40 tahun), maka bagi
4 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-4 2015
wanita usia dewasa muda yang belum menikah Dari aspek kemandirian tidak akan jadi
akan ditemui permasalahan – permasalahan. permasalan yang berarti jika seseorang telah
Data kualitatif yang di dapat dari mempunyai pekerjaan dan hidup mandiri. Akan
wawancara dengan ketiga subjek penelitian, tetapi pada aspek lain seperti pengembangan diri
peneliti mendapatkan informasi bahwa subjek dan hubungan positif dengan orang lain,
SK, TZ, dan HN secara umum merasa statusnya seseorang yang belum menikah akan mengalami
yang masih lajang dalam usia 33 – 40 tahun kesulitan karena tidak percaya diri dengan status
dirasa menjadi beban baginya, terlebih lagi single-nya. Dalam penguasaan lingkungan, akan
mereka hidup di lingkungan pedesaan. Selain terjadi kebingungan peran di masyarakat karena
tekanan dari keluarga dan lingkungan dalam usia 33 – 40 tahun seharusnya seseorang
masyarakat, mereka menuturkan ada telah memantapkan peran dalam pekerjaan dan
kekhawatiran dalam dirinya akan masa terlibat aktif dalam masyarakat. Akan tetapi
depannya. karena salah satu tugas perkembangannya yaitu
Ketiga subyek sebenarnya sudah menikah dan berkeluarga belum dilaksanakan,
mempunyai pasangan, akan tetapi belum juga tugas perkembangan yang lain akan terhambat.
berlanjut ke jenjang penikahan dengan alasan Melihat urgensi yang demikian, nyata
masing – masing. Pada akhirnya hanya bisa bahwa perkawinan adalah jalan yang halal dan
pasrah dan menunggu. Dalam bermasyarakat, wajar untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan
ketiga subyek merasakan kebingungan peran rokhani manusia. Perlakuan masyarakat dan
sosial dikarenakan status single-nya dalam usia status pernikahan yang dimiliki oleh seorang
mereka yang sekarang. Sudah bukan masanya wanita juga menjadi salah satu faktor penting
untuk bergabung dengan komunitas pemuda, dalam pembentukan kesejahteraan psikologis. Hal
akan tetapi belum bisa bergabung dengan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan
komunitas ibu – ibu. Kim dan McKenry (dalam Woo dan raley, 2009),
Berdasarkan keterangan di atas, terlihat wanita yang menikah memiliki tingkat
bahwa kehidupan sehari-hari wanita dewasa kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi
muda yang belum menikah dan yang sudah dibandingkan dengan wanita yang tidak menikah.
menikah tentunya tidak sama dengan mereka Namun pada saat sekarang banyak
yang telah menikah. Dengan keputusannya yang wanita dewasa muda yang telah masuk dalam
demikian akan menimbulkan berbagai macam usia siap menikah dan telah matang secara fisik
terutama dalam kepuasaan hidup dan perasaan maupun psikis belum memenuhi salah satu tugas
bahagia yang disebut kesejahteraan psikologis, perkembangan tersebut. Melihat fenomena yang
yang terdiri dari enam aspek meliputi demikian, menggugah peneliti untuk memberikan
kemandirian, pengembangan diri, penguasaan perhatian khusus dan meneliti tentang
lingkungan, tujuan hidup, hubungan positif kesejahteraan psikologis pada wanita dewasa
dengan orang lain, dan penerimaan diri. muda yang belum menikah.
Kesejahteraan Psikologis Pada .... (Nurul Latifah) 5
METODE PENELITIAN analisis data dalam tiga langkah, yaitu reduksi
data (pemilahan, pemusatan perhatian, dan
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penyederhanaan), penyajian data, dan penarikan

kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus. kesimpulan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Subyek Penelitian
Dari hasil penelitian diperoleh tiga subyek
Subyek dalam penelitian ini adalah wanita
yang memenuhi kriteria yaitu wanita dewasa
dewasa muda yang belum menikah, dengan ciri
muda yang berusia 33 – 40 tahun, telah
dan karakteristik tertentu, yaitu 1) anita dewasa
menyelesaikan pendidikan minimal Sekolah
muda yang berusia 33 – 40 tahun; 2) telah
Menengah, mempunyai pekerjaan tetap, belum
menyelesaikan pendidikan minimal Sekolah
pernah melangsungkan pernikahan baik secara
Menengah; 3) Mempunyai pekerjaan tetap; 4)
agama maupun catatan sipil, dan berdomisili di
belum pernah melangsungkan pernikahan baik
kabupaten Sleman. Adapun profil singkat dari
secara agama maupun catatan sipil; 5) berdomisili
ketiga subyek adalah :
di kabupaten Sleman.
Tabel 1. Profil Subyek Penelitian
Setting Penelitian No Keterangan Subyek I Subyek II Subyek III

1 Nama SK (Inisal) TZ (Inisial) HN (Inisial)


Penelitian ini berlangsung di beberapa
Sleman, 04- Sleman, 17- Sleman, 9-
2 Tanggal Lahir
tempat di Yogyakarta antara lain rumah subyek 04-1976 07- 1978 12-1980
3 Umur 38 th 36 th 34 th
dan tempat subyek bekerja, disesuaikan dengan
4 Agama Islam Islam Islam
keadaan serta kepentingan subyek sehari-hari. D3 D3
Pendidikan
5 Administrasi Kehutanan SMEA
Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada bulan Terakhir
Negara UGM
Buruh
Mei 2014 – Agustus 2014. 6 Pekerjaan Pramuniaga Harian PRT
Lepas
Anak
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Posisi dalam
Anak kedua Anak kedua
keenam dari
7 dari tiga dari dua
keluarga tujuh
Teknik pengumpulan data menggunakan bersaudara bersaudara
bersaudara
Tinggal bersama bersama bersama
metode wawancara mendalam (indepth interview) 8
bersama orang tua orang tua orang tua
dan observasi non partisipan. Instrumen yang
digunakan adalah instrument pokok dan a. Subyek SK (nama samaran)
penunjang. Instrument pokok adalah manusia Subyek pertama bernama SK yang berusia
yang dalam hal ini adalah peneliti sendiri, dan 38 tahun. SK berpendidikan terakhir D3
instrument penunjang adalah pedoman Administrasi Negara. SK lahir pada tanggal 4
wawancara dan pedoman observasi. April 1976. Secara fisik, SK terlihat menarik
dengan wajah ayu dan kulit putih meskipun
Teknik Analisis Data memiliki berat badan 67 kg dan tinggi badannya
Teknik analisis data yang digunakan hanya 153 cm. Sehari-hari, SK bekerja sebagai
mengacu pada konsep Miles & Huberman yaitu pramuniaga di salah satu toko yang accessories di
interactive model yang mengklarifikasikan daerah Pathuk Yogyakarta, dengan sistem shift
6 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-4 2015
yang berganti setiap satu minggu. Shift pagi mengaku jarang sekali menggunakan celana
mulai pukul 08.00 – 14.00 WIB dn shift malam jeans.
dari pukul 14.00 – 22.00 WIB. Sebelumnya, SK Untuk memenuhi kebutuhannya, TZ
bekerja bekerja sebagai buruh harian lepas di sebuah
Untuk masalah percintaan, sebenarnya SK pabrik kayu di Jl. Wates. Baru setahun TZ
sudah memiliki kekasih dan telah menjalin kasih bekerja di pabrik tersebut setelah pindah dari
sejak tujuh tahun yang lalu dan telah melewati pabrik sebelumnya. TZ bertugas sebagai tenaga
masa putus nyambung. Kekasih SK berumur 32 administrasi yang bertugas mencatat keluar
tahun, lebih muda 6 tahun dari dirinya. SK masuknya kayu dari pabrik.
berkisah, terkadang hal tersebut yang menjadi Saat ini, TZ telah mempunyai kekasih
alasan orang-orang memandang hubungan dan telah menjalin hubungan selama tiga tahun.
mereka sebagai hal yang sulit untuk dilanjutkan Dua keluargapun sudah saling mengenal dekat.
ke tahap yang lebih serius lagi. SK menceritakan TZ sudah diterima dengan baik di keluarga
alasan utama ia belum menikah adalah belum ada kekasihnya, begitupun sebaliknya. Kemudian,
kepastian dari pihak laki-laki kapan akan yang menjadi alasan mengapa saat ini TZ belum
melamar dan menikahinya, dan alasan dari pihak menikah adalah masih menunggu dari pihak laki-
laki-lakinya adalah masih ada ganjalan mengenai laki yang masih mempunyai kakak laki-laki yang
restu dari keluarga besarnya. Sebenarnya juga belum menikah, dan kebetulan kekasih
keluarga SK sudah berkali – kali berusaha untuk kakaknya tersebut tidak lain adalah tetangga TZ
menjodohkan SK dengan orang lain, namun tidak yang tidak menyukai hubugan TZ dan kekasihnya
ditanggapi oleh SK karena dia tetap ingin karena ia tidak mau menjadi satu keluarga dengan
mempertahankan hubungannya yang sekarang TZ. Keluarga TZ pun sudah pernah mencoba
karena SK tipe orang yang tidak mudah untuk untuk menjodohkan TZ dengan orang lain dengan
suka dengan seseorang yang baru. Apalagi dia harapan bisa segera menikah, namun hanya
merasa sudah menghabiskan banyak waktu untuk ditanggapi dingin oleh TZ.
berjuang, dan tidak akan dilepaskan begitu saja. c. Subyek HN (nama samaran)
b. Subyek TZ (nama samaran) Subyek ketiga bernama HN. Ia lahir di
Subyek kedua bernama TZ yang berusia sleman, 34 tahun yang lalu, pada tanggal 19
36 tahun, dan berpendidikan terakhir D3 Desember 1980. HN berasal dari keluarga dengan
Kehutanan Universitas Gadjah Mada. TZ lahir di status ekonomi menengah ke bawah, sehingga
sleman pada tanggal 17 Juli 1978. Secara fisik, HN hanya mengenyam pendidikan sampai tamat
postur tubuhnya terlihat mungil dengan tinggi SMEA. Setelah tamat SMEA HN hanya di rumah
badan hanya 150 cm dan berat badan 43 kg. membantu orang tuanya mengurus rumah dan
Sehari-hari baik di rumah maupun di tempat mengasuh keponakannya yang ditinggal orang
kerja, penampilan TZ sangat sederhana dan tidak tuanya menjadi TKI di Malaisya. Kemudian HN
tergoda dengan perkembangan fashion saat ini. pernah ikut kakaknya bekerja di Tangerang
TZ cukup menggunakan celana atau rok kain dan menjadi buruh pabrik selama hampir tiga tahun
Kesejahteraan Psikologis Pada .... (Nurul Latifah) 7
sampai akhirnya terkena PHK dan kembali ke Tabel 2. Display Data Hasil Wawancara
kampung halaman. Setelah pulang, HN kembali N
Aspek Subjek SK Subjek TZ Subjek HN
o
diamanati oleh kakanya untuk mengurus 1. Kemandiri Telah Telah Telah bekerja
an bekerja dan bekerja dan dan dapat
keponakan. Saat in, HN bekerja sebagai
(autonomy dapat dapat membuat
) mengambil memutuskan keputusan
pembantu rumah tangga sekaligus mengasuh anak
keputusan hal pribadi sendiri tanpa
di salah satu keluarga di sekitar tempat sendiri. secara ada desakan
mandiri. dari pihak
tinggalnya. lain.
2. Pegemban Terus Kemauan Menggunakan
HN adalah anak ke enam dari tujuh gan diri mengembang untuk terus hobi pada
(personal kan belajar pekerjaan
bersaudara. Seluruh saudaranya telah berkeluarga growth) kemampuan melalui hobi rumah tangga
bisnis membaca dan binatang
dan tinggal masing-masing. HN tinggal bersama melalui buku peliharaan
inovasi maupun sebagai
ayahnya yang sekarang sudah sakit-sakitan dan melalui berita lewat lapangan
internet. internet. pekerjaan.
tidak bisa berjalan. Ibunya telah lama wafat.
3. Penguasaan Lebih Lebih Tidak begitu
lingkungan
Diakui HN, karena keadaan keluarganya yang (environmen
banyak aktif banyak aktif berperan aktif
di tempat di tempat dalam
tal mastery)
demikian juga menjadi salah satu alasan megapa kerja, pasif kerja, pasif masyarakat
di di karena
ia tidak punya banyak waktu untuk memikirkan masyarakat, masyarakat, mengalami
mengalami mengalami kebingungan
dirinya sendiri, termasuk penampilan dan kebingungan kebingungan peran.
peran sosial peran sosial
pernikahan. Penampilannya sangat sederhana di di
masyarakat. masyarakat.
sekali, tidak begitu mengikuti perkembangan
4. Tujuan Tujuan Tujuan Tujuan
mode. hidup hidupnya hidupnya hidupnya
( purpose adalah adalah adalah segera
Saat ini HN sudah memiliki kekasih of life) segera segera menikah dan
menikah dan menikah dan membentuk
yang dikenalnya lewat media sosial sekitar membentuk membentuk keluarga,
keluarga keluarga mendapat
setahun yang lalu. Kedua keluarga sudah saling sendiri. sendiri. pekerjaan
yang lebih
kenal dekat dan memberikan restu. Namun, ada baik.

satu kendala yang membuat hubungan mereka 5. Hubungan Mempunyai Mempunyai Mempunyai
positif hubungan hubungan hubungan
belum juga lanjut ke jenjang pernikahan, yaitu dengan hangat hangat hangat dengan
orang lain dengan rekan dengan rekan warga sekitar
masih ada ganjalan dari pihak laki-laki di mana (positive kerja selain kerja selain selain dengan
relation dengan dengan keluarga. Hn
kakak perempuannya belum juga menikah hingga with keluarga. Sk keluarga. Tz juga telah
others) juga telah juga telah mempunyai
saat ini, sehingga mereka harus menunggu karena mempunyai mempunyai kekasih.
kekasih. kekasih.
kakaknya tersebut tidak mau didahului oleh adik
6. Penerimaan Mampu Dapat Dapat
diri (self
laki - lakinya. Selain hal tersebut, HN juga acceptance)
mengenali mengenali mengenali sisi
sisi positif- sisi positif- positif-negatif
menuturkan bahwa dirinya belum begitu siap negatif negatif dalam diri
dalam diri dalam diri untuk
menikah karena masih mempunyai tanggungan untuk untuk mengatur
mengatur mengatur tingkah laku,
merawat ayahnya yang sedang sakit tua dan tingkah laku, tingkah laku, dapat
belum dapat dapat menerima
keponakannya yang masih SD. menerima menerima keadaan
keadaan keadaan dirinya yang
dirinya yang dirinya yang berstatus
Kesejahteraan psikologis dari ketiga berstatus berstatus single.
single. single.
subyek dapat dilihat dari tabel berikut :
8 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-4 2015
Aspek yang pertama yaitu kemandirian. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat
Pada subyek SK menilai kemandirian adalah dikatakan aspek kemandirian SK, TZ, dan HN
ketika dia dapat melakukan banyak hal sendiri termasuk baik, merujuk pada pendapat Ryff
tanpa banyak bergantung dengan keluarga. bahwa seseorang dapat dikatakan baik dalam
Kemudian secara finansial sudah mempunyai dimensi kemandirian jika ia mampu
pekerjaan yang tetap yang hasilnya bisa untuk mengevaluasi diri sendiri dengan standar personal
mencukupi kebutuhan hidupnya. Dengan ia sudah dan tidak mengandalkan standar orang lain,
hidup mandiri, SK mampu mengatur tingkah laku berpusat pada keyakinan diri serta tidak banyak
dan menentukan pilihan untuk hidupnya tanpa terpengaruh pandangan orang lain. Kemampuan
banyak terpengaruh oleh pihak lain. untuk mengatur dan menentukan tingkah laku
Pada subyek TZ, kemandirian dimaknai menjadi faktor kunci terbentuknya kemandirian
sebagai kemampuan untuk mengurus hidupnya seorang individu sesuai dengan konsep teori yang
sendiri dan tidak merepotkan orang lain. dikemukakan Ryff. Namun tak dipungkiri sebagai
Dibuktikan dengan ia menjadi tulang punggung makhluk sosial tentunya kita tidak bisa hidup
keluarga menghidupi dirinya dan ibunya, serta tanpa bantuan dari orang lain.
mengurus semua kebutuhan hidup mereka. Aspek kedua adalah Pengembangan diri.
Dengan ia tidak menggantungkan hidupnya Subyek SK, TZ, dan HN melakukan aktualisasi
kepada orang lain, secara otomatis TZ mampu diri diantaranya melalui ketaatan beribadah
menentukan pilihan dan mengambil keputusan kepada Tuhannya. Subyek SK mengembangkan
sesuai dengan apa yang ia yakini, tanpa mendapat kemampuannya dalam berbisnis sebagai upaya
tekanan dari orang lain. untuk terus belajar dan persiapan kehidupan
Pada subyek HN menilai dirinya belum berkeluarga di masa mendatang. SK juga bersikap
mandiri karena masih bergantung kepada terbuka kepada hal baru seperti menambah teman,
keluarga. Dalam kata lain, dia masih belum termasuk juga keterbukaannya terhadap
berkeluarga sendiri. Saat ini HN diberi tanggung perkembangan iptek. Salah satu upaya SK untuk
jawab untuk mengurusi bapaknya yang sudah melakukan usaha sampingan selain pekerjaan
sakit tua, dan juga keponakannya. Secara utamanya adalah melakukan promosi melalui
otomatis, semua urusan dan keperluan masih fasilitas dunia maya / sosial media seperti
bergantung kepada keluarga besarnya. Namun facebook, blackberry messenger, dll.
untuk urusan yang berkaitan dengan dirinya Pada subyek TZ pengembangan diri
sendiri, HN tidak mendapat campur tangan dari terlihat dalam kemauannya untuk terus belajar
keluarga dalam mengambil keputusan – melalui membaca maupun mengikuti
keputusan yang bersifat pribadi. Ia mampu perkembangan berita melalui internet, selain
menempatkan dan mengendalikan diri dalam menekuni pekerjaannya yang sekarang. Pada
menghadapi peristiwa yang terjadi dalam subyek HN, pengembangan diri terlihat pada
hidupnya. usahanya untuk bekerja. Dari keterbatasan
waktunya untuk beraktivitas di luar rumah dan
Kesejahteraan Psikologis Pada .... (Nurul Latifah) 9
disesuaikan dengan hobinya yang senang dapat dikatakan menguasai lingkungan dengan
membereskan rumah, ia tidak malu mendapatkan baik.
pekerjaan sebagai PRT. Kesenangannya dengan Aspek keempat adalah tujuan hidup.
hewan juga dijadikan sebagai hobi sekaligus Dalam hal ini, subyek SK, TZ, dan HN
pemasukan untuknya dengan beternak ayam dan mempunyai dan tujuan hidup yang sama yakni
bebek. HN juga tidak ketinggalan sebagai segera menikah dan membentuk suatu keluarga.
pengikut perkembangan iptek dan pengguna Dengan belajar dari pengalaman yang dialami
sosial media. Aktualisasi diri, kemampuan untuk dalam hidup terkait dengan penyebab mengapa
terus berkembang, dan pemahaman terhadap ketiga subyek belum menikah, mereka
potensi diri adalah ciri seseorang yang mempunyai target yang ingin dicapai dalam
mempunyai kemampuan pengembangan diri yang hidupnya.
baik (Ryff & Singer, 1996: 15). Hal tersebut Aspek yang kelima yaitu hubungan positif
dapat terlihat pada data dari ketiga subyek di atas. dengan orang lain. Ryff menekankan pentingnya
Kemudian aspek ketiga adalah menjalin hubungan saling percaya dan hangat
penguasaan lingkungan. Pada subyek SK dan TZ, dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk
mereka lebih banyak menghabiskan waktu di mencintai orang lain. Baik subyek SK, TZ, dan
tempat kerja sehingga interaksi dengan HN masing – masing telah mempunyai teman
lingkungan lebih banyak dilakukan di lingkungan dekat atau kekasih. Ketiganya mempunyai
kerja daripada di masyarakat. SK dan TZ dapat hubungan yang dekat dengan keluarga dan orang
beradaptasi dan mengembangkan sikap kreatif – orang di lingkungannya. Kedekatan tersebut
dalam bekerja. Akan tetapi mereka kurang terlihat dari interaksi subyek dan keluarga, saling
mampu menciptakan lingkungan sesuai kondisi membantu dan ikut memberikan saran dalam
dirinya ketika di masyarakat. menyelesaikan suatu permasalahan. Dari situlah
Pada subyek HN walaupun ia bekerja di muncul rasa saling percaya sehingga timbul rasa
lingkungan masyarakatnya sendiri, ia kurang empati terhadap sesama.
mampu beradaptasi karena selain bekerja, Aspek yang keenam adalah penerimaan
waktunya banyak dihabiskan di rumah. Lalu, diri. Dimensi ini merupakan ciri utama mental
ketiga subyek kurang memiliki control dan yang sehat, meliputi evaluasi diri positif maupun
kesulitan dalam menghadapi lingkungan luar. negatif serta kemampuan untuk menghargai diri
Terlihat dengan adanya kebingungan peran sosial sendiri. Subyek SK, TZ, dan HN dapat menilai
dalam masyarakat. Mereka bisa dikatakan sudah dan mengenali sisi positif dan negatif yang ada
tidak muda lagi dan terlampau jauh usianya jika dalam diri, sehingga dapat dijadikan evaluasi
bergabung dengan komunitas pemuda-pemudi, untuk bertingkah laku dan menjalani
namun belum berkeluarga atau bahkan kehidupannya. Namun, berkaitan dengan status
mempunyai anak sehingga belum masuk dalam single, subyek SK merasa terbebani karena
komunitas ibu-ibu. Ciri- ciri tersebut terkadang menjadi omongan orang di sekitarnya.
mengindikasikan bahwa seorang individu belum
10 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-4 2015
Sedangkan subyek TZ dan HN lebih bisa kedua yaitu pengembangan diri (personal
menerima keadaan tersebut dengan berbesar hati. growth), TZ dapat melakukan pengembangan
diri dengan baik. Aspek ketiga yaitu
SIMPULAN DAN SARAN penguasaan lingkungan (environmental
Simpulan mastery), TZ lebih banyak melakukan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang
aktivitasnya di lingkungan pekerjaan, sehingga
telah dipaparkan pada bab IV, dapat diambil
mengalami kebingungan peran sosial ketika
kesimpulan bahwa kesejahteraan psikologis
berada di masyarakat. Maka TZ dikatakan
dilihat dari masing – masing subyek, subyek
kurang baik dalam aspek penguasaan
pertama yaitu SK dilihat dari aspek
lingkungan.
kemandirian (autonomy) dikatakan baik dan
Aspek yang keempat yaitu tujuan
merupakan pribadi yang mandiri. Aspek kedua
hidup, TZ mempunyai tujuan hidup dan target
yaitu pengembangan diri (personal growth),
yang ingin dicapai, maka dapat dikatakan
SK telah mampu melakukan pengembangan
mempunyai tujuan hidup yang baik. Aspek
diri dengan baik.
yang kelima yaitu hubungan yang positif
Aspek ketiga yaitu penguasaan
dengan orang lain. TZ mampu mempunyai
lingkungan (environmental mastery). Subyek
hubungan yang dekat dengan keluarga dan
SK lebih banyak melakukan aktivitasnya di
orang – orang di lingkungannya. Aspek yang
lingkungan pekerjaan dan kurang berperan
keenam yaitu penerimaan diri, TZ tergolong
aktif di masyarakat, mengalami kebingungan
baik karena sudah bisa menerima keadaan
peran sosial ketika berada di masyarakat.
dirinya.
Maka SK dikatakan kurang baik dalam aspek
Subyek ketiga yaitu HN dilihat dari
penguasaan lingkungan. Aspek yang keempat
aspek kemandirian (autonomy) dikatakan baik
yaitu tujuan hidup, SK mempunyai tujuan
dan merupakan pribadi yang mandiri. Aspek
hidup dan target yang ingin dicapai, maka
kedua yaitu pengembangan diri (personal
dapat dikatakan mempunyai tujuan hidup yang
growth), HN dapat melakukan pengembangan
baik. Aspek yang kelima yaitu hubungan yang
diri dengan baik. Aspek ketiga yaitu
positif dengan orang lain. SK mampu
penguasaan lingkungan (environmental
mempunyai hubungan yang dekat dengan
mastery), HN mengalami kebingungan peran
keluarga dan orang – orang di lingkungannya.
sosial ketika berada di masyarakat. Maka HN
Aspek yang keenam yaitu penerimaan diri, SK
dikatakan kurang baik dalam aspek
belum bisa menerima keadaan dirinya dan
penguasaan lingkungan. Aspek yang keempat
dapat dikatakan memiliki penerimaan diri
yaitu tujuan hidup, HN mempunyai tujuan
yang kurang baik.
hidup dan target yang ingin dicapai, maka
Subyek kedua yaitu TZ dilihat dari
dapat dikatakan mempunyai tujuan hidup yang
aspek kemandirian (autonomy) dikatakan baik
baik. Aspek yang kelima yaitu hubungan yang
dan merupakan pribadi yang mandiri. Aspek
positif dengan orang lain. HN mampu
Kesejahteraan Psikologis Pada .... (Nurul Latifah) 11
mempunyai hubungan yang dekat dengan anak akan terbuka mengenai keadaan
keluarga dan orang – orang di lingkungannya. dirinya dan pada akhirnya orang tua
Aspek yang keenam yaitu penerimaan diri, HN dapat mengarahkan anak pada hal-hal
tergolong baik karena sudah bisa menerima yang positif.
keadaan dirinya. 5. Bagi Akademisi dan Guru BK/Konselor
a. Bagi akademisi bimbingan dan
Saran konseling diharapkan dapat melakukan
1. Bagi Subyek SK penelitian lebih lanjut mengenai
Diharapkan mampu mengambil keputusan fenomena wanita yang terlambat
yang tegas terhadap permasalahan dengan menikah untuk memperkaya keilmuan
pasangannya agar segera mendapatkan bimbingan dan konseling.
kepastian. SK juga diharapkan dapat menerima b. Bagi guru bimbingan dan konseling
keadaan dirinya yang masih single dengan diharap dapat memberikan materi dan
tidak membanding – bandingkankan dirinya pengenalan kepada siswa tentang
dengan kedua saudaranya. bimbingan pribadi – sosial yang
2. Bagi Subyek TZ berkaitan dengan perencanaan masa
Diharapkan dapat lebih banyak aktif dan depan terutama pernikahan atau
berinteraksi dengan masyarakat melalui berkeluarga.
kegiatan yang ada. Terkait permasalahan 6. Bagi Masyarakat
dengan pasangannya, TZ diharapkan mampu Jika terdapat anggota masyarakat yang
lebih tegas untuk mengambil langkah untuk mempunyai kondisi seperti pada subyek
masa depannya. penelitian, hendaknya tidak mengucilkan atau
3. Bagi Subyek HN memandang buruk kepada orang tersebut. Hal
Diharapkan subyek lebih sering yang dapat dilakukan adalah tetap mensupport
berpartisipasi dalam kegiatan dan memperlihatkan penerimaan terhadap
kemasyarakatan. Lebih giat dalam bekerja, keadaan orang tersebut, misalnya saja dengan
melakukan usaha (mencari pekerjaan lain mengajak untuk tetap aktif berkegiatan di
misalnya) jika ingin mendapat pekerjaan masyarakat.
yang lebih baik dari yang sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
4. Bagi Orang Tua
a. Memberikan pengarahan dan bimbingan Agus Dariyo. (2003). Psikologi Perkembangan
Dewasa Muda. Jakarta: PT Gramedia
kepada anak perempuannya yang mulai Widiasarana Indonesia.
dewasa agar jika terdapat permasalahan
Andi Mappiare. (1983). Psikologi Orang
dapat berdiskusi untuk mencari alternatif Dewasa. Surabaya: Usana Offset Printing.
pemecahannya.
Baron, Robert A. (2003). Psikologi Sosial Jilid 1.
b. Menjadi sahabat terbaik bagi anak dan Jakarta: Penerbit Erlangga.
tanggap akan kebutuhan anak sehingga
12 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-4 2015
Catarina Labour & Eunike Sri T. (2010). Konflik
Intrapersonal Wanita Lajang Terhadap
Tuntutan Orangtua Untuk Menikah. Jurnal
Psikologi Indonesia Vol VII. No. 1, 9 – 16.

Data Statistik Indonesia. (2011). Rata-rata Umur


Perkawinan Perempuan Menurut Daerah
dan Provinsi. Diakses dari
http://datastatistik-
indonesia.com/component/option.com_tabe
l/task,/Itemid,168/html. pada 11 November
2013, Jam 12. 45 WIB

Edwards, D.J. (2007). Sport Psychological Skills


Training and Psychological Well-Being in
Young Athletes. Thesis. Sport and Leisure
Sciences at The University of Pretoria.

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi


Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi
Kelima). Jakarta: Erlangga.

Miles, Mathew B. & Huberman, A. Michael.


(1992). Analisis Data Kualitatif. (Alih
bahasa: Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.

Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development


Perkembangan Masa Hidup. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai