Artikel E-Journal
Oleh
Nurul Latifah
NIM 10104241032
Pembimbing
Sugiyatno, M. Pd.
Abstrak
Bagi wanita yang belum menikah, kesejahteraan psikologis yang dimiliki menjadi kurang optimal
karena pernikahan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis. Beranjak dari
hal tersebut, peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai
kesejahteraan psikologis pada wanita dewasa muda yang belum menikah ditinjau dari enam aspek yaitu
kemandirian, pengembangan diri, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, hubungan positif dengan orang
lain, dan penerimaan diri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus,
dengan subyek wanita dewasa muda berusia 33 – 40 tahun. Pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara dan observasi non partisipan. Hasil penelitian menunjukkan ketiga subyek yaitu SK, TZ, dan
HN menunjukkan adanya kemandirian dan kemampuan pengembangan diri, namun pada dimensi
penguasaan lingkungan belum ditunjukkan oleh ketiga subyek. Dimensi tujuan hidup dan hubungan
positif dengan orang lain telah ditunjukkan oleh ketiga subyek, selanjutnya subyek SK belum
menunjukkan adanya penerimaan diri, sedangkan subyek TZ dan HN telah menunjukkan adanya
penerimaan diri.
Abstract
For a single woman, it will be difficult for having an optimum psychological well-being, because
marriage is one of factors that effect psychological well-being. Starting from that, this research aimed to
get a description about psychological well-being of single early women adult that viewed from six
aspects, that are autonomy, personal growth, environmental-mastery, purpose of life, a positive
relationship with others, and self acceptance. This research used qualitative approach with case study
method. Subjects were early women adult with the age range from 33 – 40 years old. Data were collected
by interview and non participant observation technique. The result showed that the three subjects already
have an autonomy and personal growth, but not for environmental-mastery aspect. The three subjects
have already showed purpose of life and a positive relationship with others. SK still not showed her self
acceptance yet, while TZ and HN have already showed their self acceptance.
gerakan atau perubahan yang secara dinamis yang berbeda – beda, sehingga hal itulah yang
dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus dijadikan acuan dalam bidang Bimbingan dan
berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia Konseling untuk memberikan pelayanan bagi
satu kendala yang membuat hubungan mereka 5. Hubungan Mempunyai Mempunyai Mempunyai
positif hubungan hubungan hubungan
belum juga lanjut ke jenjang pernikahan, yaitu dengan hangat hangat hangat dengan
orang lain dengan rekan dengan rekan warga sekitar
masih ada ganjalan dari pihak laki-laki di mana (positive kerja selain kerja selain selain dengan
relation dengan dengan keluarga. Hn
kakak perempuannya belum juga menikah hingga with keluarga. Sk keluarga. Tz juga telah
others) juga telah juga telah mempunyai
saat ini, sehingga mereka harus menunggu karena mempunyai mempunyai kekasih.
kekasih. kekasih.
kakaknya tersebut tidak mau didahului oleh adik
6. Penerimaan Mampu Dapat Dapat
diri (self
laki - lakinya. Selain hal tersebut, HN juga acceptance)
mengenali mengenali mengenali sisi
sisi positif- sisi positif- positif-negatif
menuturkan bahwa dirinya belum begitu siap negatif negatif dalam diri
dalam diri dalam diri untuk
menikah karena masih mempunyai tanggungan untuk untuk mengatur
mengatur mengatur tingkah laku,
merawat ayahnya yang sedang sakit tua dan tingkah laku, tingkah laku, dapat
belum dapat dapat menerima
keponakannya yang masih SD. menerima menerima keadaan
keadaan keadaan dirinya yang
dirinya yang dirinya yang berstatus
Kesejahteraan psikologis dari ketiga berstatus berstatus single.
single. single.
subyek dapat dilihat dari tabel berikut :
8 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-4 2015
Aspek yang pertama yaitu kemandirian. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat
Pada subyek SK menilai kemandirian adalah dikatakan aspek kemandirian SK, TZ, dan HN
ketika dia dapat melakukan banyak hal sendiri termasuk baik, merujuk pada pendapat Ryff
tanpa banyak bergantung dengan keluarga. bahwa seseorang dapat dikatakan baik dalam
Kemudian secara finansial sudah mempunyai dimensi kemandirian jika ia mampu
pekerjaan yang tetap yang hasilnya bisa untuk mengevaluasi diri sendiri dengan standar personal
mencukupi kebutuhan hidupnya. Dengan ia sudah dan tidak mengandalkan standar orang lain,
hidup mandiri, SK mampu mengatur tingkah laku berpusat pada keyakinan diri serta tidak banyak
dan menentukan pilihan untuk hidupnya tanpa terpengaruh pandangan orang lain. Kemampuan
banyak terpengaruh oleh pihak lain. untuk mengatur dan menentukan tingkah laku
Pada subyek TZ, kemandirian dimaknai menjadi faktor kunci terbentuknya kemandirian
sebagai kemampuan untuk mengurus hidupnya seorang individu sesuai dengan konsep teori yang
sendiri dan tidak merepotkan orang lain. dikemukakan Ryff. Namun tak dipungkiri sebagai
Dibuktikan dengan ia menjadi tulang punggung makhluk sosial tentunya kita tidak bisa hidup
keluarga menghidupi dirinya dan ibunya, serta tanpa bantuan dari orang lain.
mengurus semua kebutuhan hidup mereka. Aspek kedua adalah Pengembangan diri.
Dengan ia tidak menggantungkan hidupnya Subyek SK, TZ, dan HN melakukan aktualisasi
kepada orang lain, secara otomatis TZ mampu diri diantaranya melalui ketaatan beribadah
menentukan pilihan dan mengambil keputusan kepada Tuhannya. Subyek SK mengembangkan
sesuai dengan apa yang ia yakini, tanpa mendapat kemampuannya dalam berbisnis sebagai upaya
tekanan dari orang lain. untuk terus belajar dan persiapan kehidupan
Pada subyek HN menilai dirinya belum berkeluarga di masa mendatang. SK juga bersikap
mandiri karena masih bergantung kepada terbuka kepada hal baru seperti menambah teman,
keluarga. Dalam kata lain, dia masih belum termasuk juga keterbukaannya terhadap
berkeluarga sendiri. Saat ini HN diberi tanggung perkembangan iptek. Salah satu upaya SK untuk
jawab untuk mengurusi bapaknya yang sudah melakukan usaha sampingan selain pekerjaan
sakit tua, dan juga keponakannya. Secara utamanya adalah melakukan promosi melalui
otomatis, semua urusan dan keperluan masih fasilitas dunia maya / sosial media seperti
bergantung kepada keluarga besarnya. Namun facebook, blackberry messenger, dll.
untuk urusan yang berkaitan dengan dirinya Pada subyek TZ pengembangan diri
sendiri, HN tidak mendapat campur tangan dari terlihat dalam kemauannya untuk terus belajar
keluarga dalam mengambil keputusan – melalui membaca maupun mengikuti
keputusan yang bersifat pribadi. Ia mampu perkembangan berita melalui internet, selain
menempatkan dan mengendalikan diri dalam menekuni pekerjaannya yang sekarang. Pada
menghadapi peristiwa yang terjadi dalam subyek HN, pengembangan diri terlihat pada
hidupnya. usahanya untuk bekerja. Dari keterbatasan
waktunya untuk beraktivitas di luar rumah dan
Kesejahteraan Psikologis Pada .... (Nurul Latifah) 9
disesuaikan dengan hobinya yang senang dapat dikatakan menguasai lingkungan dengan
membereskan rumah, ia tidak malu mendapatkan baik.
pekerjaan sebagai PRT. Kesenangannya dengan Aspek keempat adalah tujuan hidup.
hewan juga dijadikan sebagai hobi sekaligus Dalam hal ini, subyek SK, TZ, dan HN
pemasukan untuknya dengan beternak ayam dan mempunyai dan tujuan hidup yang sama yakni
bebek. HN juga tidak ketinggalan sebagai segera menikah dan membentuk suatu keluarga.
pengikut perkembangan iptek dan pengguna Dengan belajar dari pengalaman yang dialami
sosial media. Aktualisasi diri, kemampuan untuk dalam hidup terkait dengan penyebab mengapa
terus berkembang, dan pemahaman terhadap ketiga subyek belum menikah, mereka
potensi diri adalah ciri seseorang yang mempunyai target yang ingin dicapai dalam
mempunyai kemampuan pengembangan diri yang hidupnya.
baik (Ryff & Singer, 1996: 15). Hal tersebut Aspek yang kelima yaitu hubungan positif
dapat terlihat pada data dari ketiga subyek di atas. dengan orang lain. Ryff menekankan pentingnya
Kemudian aspek ketiga adalah menjalin hubungan saling percaya dan hangat
penguasaan lingkungan. Pada subyek SK dan TZ, dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk
mereka lebih banyak menghabiskan waktu di mencintai orang lain. Baik subyek SK, TZ, dan
tempat kerja sehingga interaksi dengan HN masing – masing telah mempunyai teman
lingkungan lebih banyak dilakukan di lingkungan dekat atau kekasih. Ketiganya mempunyai
kerja daripada di masyarakat. SK dan TZ dapat hubungan yang dekat dengan keluarga dan orang
beradaptasi dan mengembangkan sikap kreatif – orang di lingkungannya. Kedekatan tersebut
dalam bekerja. Akan tetapi mereka kurang terlihat dari interaksi subyek dan keluarga, saling
mampu menciptakan lingkungan sesuai kondisi membantu dan ikut memberikan saran dalam
dirinya ketika di masyarakat. menyelesaikan suatu permasalahan. Dari situlah
Pada subyek HN walaupun ia bekerja di muncul rasa saling percaya sehingga timbul rasa
lingkungan masyarakatnya sendiri, ia kurang empati terhadap sesama.
mampu beradaptasi karena selain bekerja, Aspek yang keenam adalah penerimaan
waktunya banyak dihabiskan di rumah. Lalu, diri. Dimensi ini merupakan ciri utama mental
ketiga subyek kurang memiliki control dan yang sehat, meliputi evaluasi diri positif maupun
kesulitan dalam menghadapi lingkungan luar. negatif serta kemampuan untuk menghargai diri
Terlihat dengan adanya kebingungan peran sosial sendiri. Subyek SK, TZ, dan HN dapat menilai
dalam masyarakat. Mereka bisa dikatakan sudah dan mengenali sisi positif dan negatif yang ada
tidak muda lagi dan terlampau jauh usianya jika dalam diri, sehingga dapat dijadikan evaluasi
bergabung dengan komunitas pemuda-pemudi, untuk bertingkah laku dan menjalani
namun belum berkeluarga atau bahkan kehidupannya. Namun, berkaitan dengan status
mempunyai anak sehingga belum masuk dalam single, subyek SK merasa terbebani karena
komunitas ibu-ibu. Ciri- ciri tersebut terkadang menjadi omongan orang di sekitarnya.
mengindikasikan bahwa seorang individu belum
10 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-4 2015
Sedangkan subyek TZ dan HN lebih bisa kedua yaitu pengembangan diri (personal
menerima keadaan tersebut dengan berbesar hati. growth), TZ dapat melakukan pengembangan
diri dengan baik. Aspek ketiga yaitu
SIMPULAN DAN SARAN penguasaan lingkungan (environmental
Simpulan mastery), TZ lebih banyak melakukan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang
aktivitasnya di lingkungan pekerjaan, sehingga
telah dipaparkan pada bab IV, dapat diambil
mengalami kebingungan peran sosial ketika
kesimpulan bahwa kesejahteraan psikologis
berada di masyarakat. Maka TZ dikatakan
dilihat dari masing – masing subyek, subyek
kurang baik dalam aspek penguasaan
pertama yaitu SK dilihat dari aspek
lingkungan.
kemandirian (autonomy) dikatakan baik dan
Aspek yang keempat yaitu tujuan
merupakan pribadi yang mandiri. Aspek kedua
hidup, TZ mempunyai tujuan hidup dan target
yaitu pengembangan diri (personal growth),
yang ingin dicapai, maka dapat dikatakan
SK telah mampu melakukan pengembangan
mempunyai tujuan hidup yang baik. Aspek
diri dengan baik.
yang kelima yaitu hubungan yang positif
Aspek ketiga yaitu penguasaan
dengan orang lain. TZ mampu mempunyai
lingkungan (environmental mastery). Subyek
hubungan yang dekat dengan keluarga dan
SK lebih banyak melakukan aktivitasnya di
orang – orang di lingkungannya. Aspek yang
lingkungan pekerjaan dan kurang berperan
keenam yaitu penerimaan diri, TZ tergolong
aktif di masyarakat, mengalami kebingungan
baik karena sudah bisa menerima keadaan
peran sosial ketika berada di masyarakat.
dirinya.
Maka SK dikatakan kurang baik dalam aspek
Subyek ketiga yaitu HN dilihat dari
penguasaan lingkungan. Aspek yang keempat
aspek kemandirian (autonomy) dikatakan baik
yaitu tujuan hidup, SK mempunyai tujuan
dan merupakan pribadi yang mandiri. Aspek
hidup dan target yang ingin dicapai, maka
kedua yaitu pengembangan diri (personal
dapat dikatakan mempunyai tujuan hidup yang
growth), HN dapat melakukan pengembangan
baik. Aspek yang kelima yaitu hubungan yang
diri dengan baik. Aspek ketiga yaitu
positif dengan orang lain. SK mampu
penguasaan lingkungan (environmental
mempunyai hubungan yang dekat dengan
mastery), HN mengalami kebingungan peran
keluarga dan orang – orang di lingkungannya.
sosial ketika berada di masyarakat. Maka HN
Aspek yang keenam yaitu penerimaan diri, SK
dikatakan kurang baik dalam aspek
belum bisa menerima keadaan dirinya dan
penguasaan lingkungan. Aspek yang keempat
dapat dikatakan memiliki penerimaan diri
yaitu tujuan hidup, HN mempunyai tujuan
yang kurang baik.
hidup dan target yang ingin dicapai, maka
Subyek kedua yaitu TZ dilihat dari
dapat dikatakan mempunyai tujuan hidup yang
aspek kemandirian (autonomy) dikatakan baik
baik. Aspek yang kelima yaitu hubungan yang
dan merupakan pribadi yang mandiri. Aspek
positif dengan orang lain. HN mampu
Kesejahteraan Psikologis Pada .... (Nurul Latifah) 11
mempunyai hubungan yang dekat dengan anak akan terbuka mengenai keadaan
keluarga dan orang – orang di lingkungannya. dirinya dan pada akhirnya orang tua
Aspek yang keenam yaitu penerimaan diri, HN dapat mengarahkan anak pada hal-hal
tergolong baik karena sudah bisa menerima yang positif.
keadaan dirinya. 5. Bagi Akademisi dan Guru BK/Konselor
a. Bagi akademisi bimbingan dan
Saran konseling diharapkan dapat melakukan
1. Bagi Subyek SK penelitian lebih lanjut mengenai
Diharapkan mampu mengambil keputusan fenomena wanita yang terlambat
yang tegas terhadap permasalahan dengan menikah untuk memperkaya keilmuan
pasangannya agar segera mendapatkan bimbingan dan konseling.
kepastian. SK juga diharapkan dapat menerima b. Bagi guru bimbingan dan konseling
keadaan dirinya yang masih single dengan diharap dapat memberikan materi dan
tidak membanding – bandingkankan dirinya pengenalan kepada siswa tentang
dengan kedua saudaranya. bimbingan pribadi – sosial yang
2. Bagi Subyek TZ berkaitan dengan perencanaan masa
Diharapkan dapat lebih banyak aktif dan depan terutama pernikahan atau
berinteraksi dengan masyarakat melalui berkeluarga.
kegiatan yang ada. Terkait permasalahan 6. Bagi Masyarakat
dengan pasangannya, TZ diharapkan mampu Jika terdapat anggota masyarakat yang
lebih tegas untuk mengambil langkah untuk mempunyai kondisi seperti pada subyek
masa depannya. penelitian, hendaknya tidak mengucilkan atau
3. Bagi Subyek HN memandang buruk kepada orang tersebut. Hal
Diharapkan subyek lebih sering yang dapat dilakukan adalah tetap mensupport
berpartisipasi dalam kegiatan dan memperlihatkan penerimaan terhadap
kemasyarakatan. Lebih giat dalam bekerja, keadaan orang tersebut, misalnya saja dengan
melakukan usaha (mencari pekerjaan lain mengajak untuk tetap aktif berkegiatan di
misalnya) jika ingin mendapat pekerjaan masyarakat.
yang lebih baik dari yang sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
4. Bagi Orang Tua
a. Memberikan pengarahan dan bimbingan Agus Dariyo. (2003). Psikologi Perkembangan
Dewasa Muda. Jakarta: PT Gramedia
kepada anak perempuannya yang mulai Widiasarana Indonesia.
dewasa agar jika terdapat permasalahan
Andi Mappiare. (1983). Psikologi Orang
dapat berdiskusi untuk mencari alternatif Dewasa. Surabaya: Usana Offset Printing.
pemecahannya.
Baron, Robert A. (2003). Psikologi Sosial Jilid 1.
b. Menjadi sahabat terbaik bagi anak dan Jakarta: Penerbit Erlangga.
tanggap akan kebutuhan anak sehingga
12 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-4 2015
Catarina Labour & Eunike Sri T. (2010). Konflik
Intrapersonal Wanita Lajang Terhadap
Tuntutan Orangtua Untuk Menikah. Jurnal
Psikologi Indonesia Vol VII. No. 1, 9 – 16.