Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PSIKOTERAPI

TERAPI PSIKOANALISIS JUNG

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
1. ARSYA PUTRI MAGHFIRA (11516105)
2. BELLA RAKA LA NINA (11516383)
3. HABIB AGUNG KARNOVA (13516114)

KELAS: 4PA11

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
A. STRUKTUR PSIKE
Jung tidak hanya membedakan kesadaran dengan ketidaksadaran, tetapi membagi
ketidaksadaran menjadi elemen personal dan kolektif. Jadi,ketiga tingkat psike itu adalah
(1) kesadaran ; (2) ketidaksadaran pribadi ; (3) ketidaksadaran kolektif. Meskipun Jung
tidak ingin mendorong analoginya terlalu jauh, ia melihat kesadaran itu seperti sebuah
pulau yang timbul dilautan ketidaksadaran yang sangat luas.
1. Kesadaran
Kesadaran adalah sebuah fenomena intermittent (sebentar-sebentar) ketika seseorang
memasuki ketidaksadaran setiap kali ketika seseorang memasuki ketidaksadaran setiap
kali mereka pergi tidur. Kesadaran bersifat sementara dan orang hanya bisa
mendapatan kesadaran tentang dunia luar melalui suksesi saat-saat sadar.
Ego adalah pusat kesadaran yang sangat dibutuhkan seseoang, ego memberi seseorang
perasaan identitas dan kontinuitas dan ego juga mempunyai beberapa tugas : Tugas
ekstenalnya adalah menyediakan sistem hubungan antara kesadaran dan fakta-fakta
serta data yang berasal dari lingkungan, tugas internal ego adalah menyediakan sistem
hubungan antara konten kesadaran dan proses ketidaksadaran.
2. Ketidaksadaran Pribadi
Ketidaksadaran pribadi mencakup seluruh pengalaman yang terlupakan, ditekan, atau
dipersepsikan secara sublimasi pada seseorang. Ketidaksadaran pribadi tersebut
mengandung ingatan dan impuls masa silam, kejadian yang terlupakan, serta berbagai
pengalaman yng disimpan dalam alam bawah sadar. Ketidaksadaran pribadi kita
dibentuk oleh pengalaman individual. Dengan demikian, hal tersebut akan menjadi
sangat unik bagi kita. Gambaran Ketidaksadaran pribadi ada yang dapat diingat secara
mudah atau sulit, namun ada juga beberapa bagian yang jauh dari jangkauan kesadaran
manusia. Konsep Jung ini sedikit berbeda dengan pandangan Freud mengenai
ketidaksadaran dan kombinasi bawah sadar.
Isi ketidaksadaran pribadi ini disebut dengan Kompleks. Sebuah kompleks
merupakan akumulasi dari kumpulan gagasan yang diwarnai oleh parasaan. Kompleks
secara umum dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang personal, namun kompleks
dapat pula diturunkan dari pengalaman kolektif kemanusiaan seseorang.
3. Ketidaksadaran Kolektif
Jung menganggap lapisan ketidaksadaran yang lebih dalam kehilangan keunikannya
ketika mereka semakin jauh dari kesadaran. Sementara itu, konten ketidaksadaran
pribadi berutang eksistensi pada pengalaman pribadi, konten ketidaksadaran kolektif
tidak pernah ada dalam kesadaran, tetapi berutang eksistensi pada keturunan
 Archetypes (arketipe)
Arketipe adalah kemungkinan-kemungkinan atau pola-pola untuk representasi
yang di bawa sejak lahir, arketipe meyediakan pola-pola instingtif untuk aktivitas
mental. Arketipe adalah “imaji primordial” dan “pikiran primordial” dan bukan
representasi imaji atau pikiran itu sendiri
Arketipe-arketipe yang penting dalam menentukan perkembangan kepribadian
termasuk persona, anima dan animus, shadow, dan self.
-Persona
Sisi kepribadian yang ingin ditunjukkan manusia kepada dunia didesain sebagai
persona. Konsep Jung mengenai persona mungkin sudah berakar dari pengalaman
dengan pribadi No.1 dirinya,yang harus membuat sejumlah akomodasibagi dunia luar.
Meskipun persona merupakan sisi yang dibutuhkan oleh kepribadian kita namun,kita
tidak boleh mencampuradukkan wajah public kita dengan self kita sebenarnya. Jika
kita mengidentifikasikan diri terlalu dekat dengan persona,maka kita akan tetap tidak
menyadari individualitas kita,dan terhalang untuk meraih realisasi-diri
-Anima dan Animus
Anima adalah personifikasi sifat feminim dalam ketidaksadaran seorang laki-laki,
sementara Animus adalah personifikasi maskulin dalam ketidaksadaran seorang
perempuan.
Jung percaya anima berakar dari pengalaman-pengalaman laki-lakisebelumnya
dengan perempuan-ibu,saudara perempuan,dan kekasih-yang berpadu membentuk
gambar umum perempuan.Anima tidak selalu tampak dalam mimpi sebagai sosok
perempuaan,melainkan bias di presentasikan oleh suatu perasan atau suasana hati.
Jung juga yakin bahwa animus bertanggung jawab terhadap pola piker dan opini
pada perempuan sama seperti anima menghasilkan perasaan dan suasana hati pada laki-
laki.Apabila seprang perempuan di dominasi oleh animusya,tak satupu tuntutan logis
atau emosional dapat mengguncangkannya dari keyakinan-keyakinan yang sudah
terjalin dalam dirinya.
-Shadows
Shadow,arketipe kegelapan dan represi,mereprentasikan kualitas-kualitas yang
tidak ingin kita akui namun berusaha kita sembunyikan dari orang lain,bahkan dirinya
sendiri. Meskipun begitu, jung mengakui bahwa shadow juga memperlihatkan
beberapa kualitas baik, seperti insting-insting normal, reaksi-reaksi yang tepat, insight
yang realitas, dan impuls-impuls kreatif.
-Self
Jung mempercayai bahwa setiap orang memiliki kecenderungan, untuk bergerak
menuju perubahan, kesempurnaan, dan kelengkapan, yang diwarisi. Ia menyebut
disposisi bawaan ini sebagai diri (self). Sebuah arketipe yang paling komprehensif
dibandingkan arketipe lainnya. Diri bersifat menarik arketipe jenis lain dan
menyatukan kesemuanya dalam sebuah realisasi diri. Diri disimbolkan sebagai ide
seseorang akan kesempurnaan, keutuhaan, dan kelengkapan.
Diri meliputi gambaran ketidaksadaran personal dan kolektif. Antara
ketidaksadaran dan diri secara keseluruhan tampak sangat idealistis. Banyak orang
dengan ketidaksadaran yang berlimpah dan kekurangan kepribadian “soul sparck”,
gagal menyadari kekayaan dan vitalitas dari ketidaksadaran personal dan terutama
ketidaksadaran kolektif mereka. Di lain pihak, orang-orang dengan kesadaran yang
terlalu tinggi kerap kali patologis, dengan satu sisi kepribadian
Ringkasnya, diri tersdiri atas kesadaran dan ketidaksadaran pikiraan., dan
bahwa hal tersebut menyatukan elemen-elemen yang saling bertentangan dari psike
kekuatan pria dan wanita, kebaikan dan kejahatan, serta gelap dan terang. Elemen-
elemen yang saling bertentangan tersebut kerap kali direpresentasikan dengan
sebuah symbol yin dan yang dimana diri diri disimbolkan dengan mandala. Motif
ini berarti kesatuan, totalitas, dan keteraturan yang merujuk pada realisasi diri.

B. DINAMIKA PSIKE
Dibagian dinamika kepribadian ini, kita akan melihat gagasan Jung tentang kausalitas
dan teleology dan tentang progresi dan regresi.
 Kausalitas dan Teleologi
Kausalitas meyakini bahwa peristiwa-peristiwa masa kini , memiliki asal-usul di
dalam pengalaman-pengalaman sebelumnya. Freud sangat meyakini sudut pandang
kausal dalam penjelasannya dalam perilaku orang dewasa berdasarkan pengalaman-
pengalaman sebelumnya. Freud sangat meyakini sudut pandang kausal dalam
penjelasannya mengenai perilaku orang dewasa berdasarkan pengalaman-pengalaman
masa kanak-kanak awal mereka.
Sebaliknya, teleologi meyakini bahwa peristiwa-peristiwa masa kini dimotivasikan
oleh tujuan dan aspirasi-aspirasi kedepan yang mengarahkan tujuan seseorang. Adler
memegang pandangan ini , menegaskan bahwa manusia dimotivasikan oleh persepsi-
persepsi sadar dan tidak sadar mengenai tujuan-tujuan akhir fiksional. Penekanan Jung
terhadap keseimbangan bisa dilihat dalam konsepnya tentang mimpi.
 Progresi dan Regresi
Adaptasi pada dunia luar melibatkan aliran maju energy psikis yang disebut
progresi, sedangkan adaptasi dengan dunia batin mengandalkan arus mundur energy
psikis yang disebut regresi. Keduanya progresi dan regresi sangat esensial , jika
manusia ingin mencapai pertumbuhan individual atau realisasi-diri. Progresi mencakup
seseorang yang bereaksi secara konsisten berdasarkan seperangkat kondisi lingkungan,
sedangkan regresi adalah langkah mundur yang dibutuhkan demi tercapainya suatu
tujuan sampai berhasil.
Regeresi dicontohkan dalam krisis paruh baya Jung, dimana selama periode-
periode itu hidup psikisnya bergerak kedalam menuju alam bawah sadar dan menjauh
dari pencapaian keluar apa pun yang signifikan. Jung yakin bahwa langkah regeresif
dibutuhkan untuk menciptakan sebuah kepribadian yang seimbang dan untuk tumbuh
menuju perealisasian-diri.

C. TIPE-TIPE PSIKOLOGIS
 SIKAP : Introversi dan Ekstraversi
Penyandang introver berpikir,merasakan, dan bertindak seakan-akan yang
subjeknyalah yang terpenting dan kepentingan objeknya hanya bersifat sekunder. Tipe
sikap introver ditandai oleh orientasi hidup yang sangat menggangap penting konten
psikis subjektif. Para penyandang introver cenderung pendiam,sulit dimengerti,dan
agak pemalu.
Penyandang ekstraver berpikir, merasakan dan bertindak seakan-akan objeklah
yang terpenting. Hal ini dilakukan dengan sangat langsung dan sangat jelas sehingga
tidak mungkin ada keraguan tentang ketergantungannya pada objek. Penyandang
ekstraver cenderung terbuka, bersahabat, dan ramah, atau mereka mungkin bertengkar
dengan semua orang.
 FUNGSI : Pikiran, Perasaan, Sensasi, dan Intuisi
-Pikiran individu terutama dikendalikan oleh pikiran reflektif sehingga tindakan-
tindakan penting yang terjadi itu berasal dari motif-motif yang dipertimbangkan
secara intelektual
-Perasaan individu dikendalikan oleh nila-nilai yang diletakkan pada berbagai hal
yang timbul dari perasaan
-Sensasi individu dikendalikan oleh kesadaran mereka tentang fakta-fakta eksternal
yang tersedia melalui fungsi indra
-Intuisi adalah proses yang didominasi ketidaksadaran, aspek sadar intuisi adalah
mentransmisikan imaji atau persepsi tentang hubungan di antara berbagai hal yang
tidak dapat ditransmisikan leh fungsi-fungsi lain.

D. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Jung menekankan paruh kedua hidup manusia,adalah pada usia 35 atau 40 ketika
seseorang memiliki kesempatan untuk menyatukan beragam aspek kepribadian untuk
mencapai individuasi.
Tahap – Tahap Perkembangan
Jung mengelompokkan tahap-tahap hidup menjadi empat periode umum :
 Masa kanak-kanak
 Masa muda
 Paruh baya
 Usia senja

Masa kanak – kanak


Jung membagi masa ini kedalam tiga subtahapan : anarkis; monarkis; dan dualistis.
 Fase anarkis dicirikan oleh kesadaran yang khaos dan sporadis.
 Fase monarkis, anak-anak dicirikan oleh perkembangan ego dan oleh permulaan
pemikiran logis dan verbal.
 Fase dualistik , masa kanak-kanak saat ego terbagi menjadi subjektif dan objektif

Masa Muda
Periode dari pubertas sampai paruh baya disebut masa muda. Anak muda berjuang
meraih kemandirian psikis dan fisik dari orang tua mereka, menemukan belahan
jiwanya, membentuk keluarga dan merebut sebuah tempat dipanggung dunia ini.
Kesulitan utamma yang dihadapi orang muda adalah menaklukkan kecenderungan
alamiah untuk mengandalkan kesadaran sempit kanak-kanak, agar terhindar dari
masalah-masalah yang terus mengganggu seumur hidup.
Paruh Baya
Jung percaya bahwa hidup paruh baya dimulai pada kira-kira usia 35 sampai 40 tahun,
seperti ilustrasi matahari yang melewati titik zenith dan mulai bergerak turun ke
cakrawala. Jika orang paruh baya mempertahankan nilai-nilai social dan moral dari
hidup mereka sebelumnya, maka mereka menjadi sangat kolot dan fanatik dalam
upayanya mempertahankan daya tarik fisik dan ketangkasan mereka.
Usia senja
Jung melukiskan bahwa pada masa ini orang akan mengalami penyusutan kesadaran dan
mereka mengalami rasa takut terhadap kematian. Kebanyakan pasien Jung adalah
orang-orang yang paruh baya dan berusia senja, dan banyak dari mereka menderita
kenangan masa lalu, bergantung dengan putus asa kepada tujuan dan gaya hidup masa
sebelumnya, dan berjalan mengikuti gerak hidup tanpa tujuan.

E. Empat Tahap Terapi Analitik


1. Confession (pengakuan)
Langkah ini untuk mengungkapkan berbagai rahasia dan emosi yang terhambat.
Pengakuan ini menyimpan konten ego yang seharusnya menjadi bagian normalnya dan
yang mampu menjadi sadar.
2. Elucidation (Penjelasan)
Proses menjelaskan dan menjernihkan pikiran konten yang dibangkitkan oleh
transferensi. Sebagian dilakukan dengan menganalisis mimpi klien. Efek elusidasi
adalah klien mendapatkan insight tentang ketidaksadaran dirinya dan asal muasal
infantil proyeksinya dan akhirnya lebih mudah menerima kekurangan diri
3. Education (Pendidikan)
Tahap ini membantu klien mendapat kebiasaan baru dan adaptif, sehingga mengurangi
kemungkinan klien menyakiti diri sendiri
4. Tranformation
Pada tahap ini, klien dalam tahap analisis setelah melakukan tiga tahap sebelumnya

F. Imajinasi Aktif
Imajinasi aktif adalah teknik yang dirancang oleh Jung untuk membantu orang
berhubungan dengan materi tidak-sadar. Klien mulai berkonsentrasi pada titik awal.
Setelah itu, klien membiarkan ketidaksadarannya memproduksi serangkaian imaji, yang
dapat membuat sebuah cerita lengkap. Imajinasi aktif dapat juga dilakukan dengan
melakukan kegiatan seperti melukis, menggambar, memahat, merajut, menari atau
menulis.
Jung menekankan bahwa imajinasi aktif bukan panasea dan ia hanya
menggunakannya pada beberapa klien. Ia menyarankan tidak memaksakan imajinasi aktif,
hal ini karena bakal berguna pada tahap terapi yang lebih lanjut.
G. Analisi Mimpi
Mimpi merupakan ucapan atau pernyataan dari ketidaksadaran dan juga pintu
rahasia terdalam klise. Jung dalam (Jung, 1968:147) mengatakan “mimpi mengandung
kebenaran yang tidak dapat dihindari, pernyataan filosofis, ilusi, fantasi liar, kenangan,
rencana, antisipasi, pengalaman irasional, bahkan visi telepati, dan entah apalagi selain
itu.”
Jung membedakan berbagai macam mimpi. Mimpi awal adalah mimpi yang terjadi
pada awal analisis dan mungkin berkaitan dengan sikap klien terhadap terapis. Perbedaan
lainnya adalah antara mimpi – mimpi kecil, yang berhubungan dengan hal – hal yang relatif
tidak penting, dan mimpi besar.
Mimpi – mimpi besar bersifat maximus (suci, kudus). Ini merupakan istilah Jung
untuk pengalaman yang tidak terekspresikan, misterius, menakutkan, dan sangat misterius.

Anda mungkin juga menyukai