Anda di halaman 1dari 16

TEORI KEPRIBADIAN CARL GUSTAV JUNG

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Personality Education

Dosen pengampu:

Masruroh, S.M., M.M

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Yuliatul Adawiyah (20383032160)

Amrul kholisin (21383031075)

Fathur Nor Sofi (21383031092)

Diana Atika (21383032085)

Fitriatul Hasanah (21383032096)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah.. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha


Esa Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang masih sangat sederhana dengan tepat waktu, yang tersimpul dalam
judul: “TEORI KEPRIBADIAN CARL GUSTAV JUNG.”
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
besar kita, Nabi Muhammad SAW. Karena beliau telah mendidik kita dengan
iman dan islam sehingga kita bisa terlepas dari zaman kebodohan, jurang
kenistaan, menuju peradaban yang penuh dengan kehangatan cahaya Islam setiap
paginya hingga malam kembali menjelang.

Harapan kami, semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan maupun
profesi keguruan.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih sangat minim. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah kami kedepannya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amiin..

Pamekasan, 12 November 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….…………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………….………………ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….1

A. Latar Belakang…………………………………………….………...1

B. Rumusan Masalah ………………………………………….……….2

C. Tujuan Pembahasan………………………………………….….…..2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………..…………....3

A. Biografi Carl Gustav Jung……………………………….……….....3


B. Teori Konsep Dasar Carl Gustav Jung….………….………….….....4
C. Struktur kepribadian menurut Carl Gustav Jung………………….....5
D. pengembangan kepribadian menurut Carl Gustav Jung….………....9
BAB III PENUTUP………………………………………………………..…...11

A. Kesimpulan………………………………………………….……...11

B. Saran…………………………………………….…………….……12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………….…………….....13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Teori kepribadian, Carl Gustav Jung dikenal sebagai penemu Teori
Psikologi Analitik. Pemikiran-pemikiran Carl Gustav Jung dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan filosofi pada abad ke-19, seperti
contoh aplikasi tentang teori evolusi dalam pengertian kehidupan manusia,
penemuan-penemuan dalam arkeologi, ilmu tentang perbandingan budaya
manusia. Sebagai orang yang terlahir dari ayah yang pendeta dan ibunya
adalah putri seorang Teolog, kehidupan Jung banyak dipengaruhi oleh
aktivitas spiritual dan mistik. Hal ini juga yang kemudian memberikan
pengaruh pada pemikiran Jung bahwa kepribadian manusia tidak terlepas
dari apa yang terjadi di masa lalu terkait dengan kegiatan spiritual dan
mistik.
Selain sebagai ahli psikologi, Carl Gustav Jung juga tertarik untuk
membahas filsafat, astrologi, sosiologi, sastra dan seni. Hal ini dibuktikan
dengan karya-karyanya dalam bidang tersebut. Namun yang paling
kontroversial adalah teorinya tentang ketidaksadaran kolektif (collective
unconscious) sebagai salah satu dari konsepnya tentang kepribadian
manusia yang tersusun dari ego, ketidaksadaran personal, dan
ketidaksadaran kolektif.
Pemikiran Jung tentang kepribadian manusia menarik untuk ditelaah
karena berhasil mengungkap hubungan antara kejadian masa lalu dengan
kejadian saat ini yang terjadi pada individu, sebab Jung meyakini bahwa
manusia saat ini secara psikis dipengaruhi oleh bayangan-bayangan masa
lampau dari nenek moyangnya. Pengaruh itu yang secara tidak sadar telah
membentuk kebiasaan atau tingkah laku manusia saat ini. Menurut Jung,
manusia dilahirkan dengan membawa banyak kecenderungan yang
diwariskan oleh leluhurnya, kecenderungan ini membimbing tingkah
lakunya dan sebagian menentukan apa yang akan disadarinya dan responnya
dalam dunia pengalaman.

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Biografi Carl Gustav Jung?
2. Bagaimana Teori Konsep Dasar Carl Gustav Jung?
3. Bagaimana Struktur kepribadian menurut Carl Gustav Jung?
4. Bagaimanakah pengembangan kepribadian menurut Carl Gustav Jung?
C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui Biografi Carl Gustav Jung.
2. Untuk mengetahui Teori Konsep Dasar Carl Gustav Jung.
3. Untuk mengetahui Struktur kepribadian menurut Carl Gustav Jung.
4. Untuk mengetahui pengembangan kepribadian menurut Carl Gustav
Jung.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Carl Gustav Jung
Carl Gustav Jung lahir pada 26 Juli 1875 di sebuah desa kecil di Swiss bernama
Kesswil Ayahnya bernama Paul Jung, seorang pendeta desa dan ibunya bemama
Emilie Preiswerk Jung Dia lahir di tengah keluarga besar yang cukup
berpendidikan. Di antara anggota keluarga besar Jung senior ada yang jadi pendeta
dan punya pikiran yang eksentrik. Jung senior mulai mengajari Jung bahasa Latin
ketika dia berumur 6 tahun, dan inilah yang menjadi awal minatnya pada bahasa
dan sastra khususnya sastra kuno. Di samping bahasa bahasa Eropa Barat modem.
Jung dapat membaca beberapa bahasa kuno, termasuk Sansekerta. bahasa asli kitab
suci umat Hindu.
Semasa remaja, Jung adalah seorang penyendiri, tertutup dan sedikit tidak
peduli dengan masalah sekolah, apalagi dia tidak punya semangat bersaing. Dia
kemudian dimasukkan ke dalam sekolah asrama di Basel, Swiss. Di sini dia merasa
tertekan karena dicemburui oleh teman temannya Lalu dia mulai sering bolos dan
pulang ke rumah dengan alasan sakit, mulai belajar hidup dalam
perasaan tertekan.1
Jung adalah murid Sigmund Freud dan bekerja sama dengan penggagas
psikoanalisis yang merupakan seorang jerman keturunan Yahudi Karena
perbedaan perbedaan pendirian, akhirnya Gustav Jung memisahkan diri dan
mendirikan aliran sendiri yang diberi nama Psikologi analitis Berbeda dengan teori
Sigmund Freud tentang kepribadian yang lebih bersifat mekanis dan berdasar ilmu
alam, konsep analitis Gustav Jung mengenai kepribadian untuk
menginterpretasikan tingkah laku manusia dari sudut pandang filsafat, agama,
mistik. Teori Gustav Jung dibedakan juga dengan teori psikoanalisis Sigmund
Freud pada penekanannya yang lebih kuat pada tujuan tingkah laku (teleologi).
Gustav Jung juga menekankan adanya dasar dasar rasial dan filogenetis dari
kepribadian dan sangat kurang mementingkan arti dorongan dorongan seksual
dalam perkembangan kepribadian (Sarwono, 1978187).

1
Reny Reken, Biografi Carl Gustav Jung, 2021.

3
Jung (dalam Sarwono, 1978 188) dalam menerangkan kepribadian.
sebagaimana juga Freud menggunakan konsep libido. Namun berbeda dengan
Freud Jung tidak melihat libido sebagai dorongan dorongan seksual, melainkan ia
melihatnya sebagai energi yang mendasari bermacam macam proses mental seperti
berpikir, merasa, berhasrat. menghindar, dan sebagainya. Aktivitas psikis tidak
ditentukan oleh prinsip kesenangan (pleasure principle), tetapi muncul secara
otonom melalui libido dan ditentukan terutama oleh prinsip pelepasan energi.

B. Teori Konsep Dasar Carl Gustav Jung


Teori kepribadian Jung dipandang sebagai teori psikoanalitik karena
tekanannya pada proses-proses tak sadar, namun berbeda dalam sejumlah hal
penting dengan teori kepribadian Freud. Menurut Jung, tingkah laku manusia
ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu dan rasi (kausalitas) tetapi juga oleh
tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi (teleologi). Baik masa lampau sebagai
aktualitas maupun masa depan sebagai potensialitas sama-sama membimbing
tingkah laku orang sekarang. Pandangan Jung tentang kepribadian adalah
prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan ke arah garis perkembangan sang
pribadi di masa depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia memperhatikan masa
lampau. Bagi Freud, hanya ada pengulangan yang tak habis-habisnya atas tema-
tema insting sampai ajal menjelang. Bagi Jung, ada perkembangan yang konstan
dan sering kali kreatif, pencarian ke arah keparipurnaan dan kepenuhan, serta
kerinduan untuk lahir kembali.
Dalam lapangan psikiatri dia terpengaruh oleh Pierre Janet & terlebih-lebih
Sigmund Freud. Beberapa tahun lamanya Jung menempatkan diri sebagai pengikut
Freud, dan banyak membela psikoanalisis terhadap berbagai kritik. Tetapi
kemudian ada perbedaan pandangan sehingga dia memisahkan diri (1913) dan
mendirikan aliran sendiri yang diberinya nama Psikologi Analitis atau Psikologi
Kompleks. Kalau disederhanakan, teori Jung dapat dimengerti dalam rangka
struktur, dinamika, serta perkembangan kepribadian (psyche). (Suryabrata, 1983).
Adapun konsep dasar Jung, dalam Monte & Sollod (2003) adalah:
1. Jung setuju dengan Freud bahwa dinamika energi penting bagi jiwa, tapi dia
berpikir bahwa energi fundamental, atau libido, tidak secara spesifik bersifat

4
seksual secara alami, namun justru merupakan jenis yang lebih umum dari
energi.
2. Ketidaksadaran pribadi (personal unconscious) dijelaskan oleh Freud
melapisi apa yang Jung sebut "ketidaksadaran kolektif", yang terdiri dari
gambaran (images) universal dan kecenderungan perilaku yang diwariskan
(insting).
3. Semua aspek cerminan psikologis seseorang, termasuk semua aspek
kesadaran dan ketidaksadaran, merupakan bagian dari keseluruhan, jiwa
(psyche).

4. Kepribadian merupakan aspek penting tetapi sebagian besar di permukaan


jiwa (surface aspect of psyche).
5. Jiwa (psyche) ini dipandu menuju satu kesatuan yang harmonis dan integratif.
Banyak krisis dan konflik dapat dianggap sebagai bagian dari proses
teleologis atau purposif pertumbuhan dan perkembangan bukan hanya sebagai
bentuk patologi.
6. Pertumbuhan rohani merupakan pusat pengembangan kepribadian.
Jung mengembangkan tipologi kepribadian atau temperamen untuk membantu
memahami dan mengkategorikan perbedaan dalam hal bagaimana orang
mengalami dan mendekati kehidupan.2

C. Struktur kepribadian menurut Carl Gustav Jung


Pandangan Jung tentang manusia terfokus pada keberadaan totalitas
kepribadian yang disebut sebagai psyche, yang terdiri dari sejumlah sistem yang
berbeda tetapi saling memiliki keterkaitan. Melalui psyche, energi psikis yang
bersifat real mengalir secara kontinu dengan arah yang beragam dari
ketidaksadaran menuju ke kesadaran dan kembali lagi, serta dari dalam ke luar
realitas dan kembali lagi (Budiraharjo, 1997: 41). Dapat dikatakan bahwa psyche
adalah suatu sistem dinamis yang mengatur diri secara spontan, tanpa adanya
pertentangan-pertentangan, tidak akan ada keseimbangan psikis dan tidak ada pula
sistem regulasi ini (Jung, 1987: 26).

2
Diva Salsabila, dkk, Psikologi Perilaku, (Universitas Negeri Makassar, 2018).

5
Struktur kepribadian diri dalam pandangan Jung terarah pada sistem yang
menyusunnya, antara lain yang terpenting adalah: ego, ketidaksadaran pribadi, dan
ketidaksadaran kolektif:
1. Ego muncul pada awal kehidupan, bahkan ego sudah ada sebelum manusia
manusia dilahirkan. Ego memiliki peranan penting dalam menentukan
persepsi pikiran, perasaan dan ingatan yang bisa masuk kesadaran.3
Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran, dan
perasaan sadar (Lindzey, 1993: 182). Ego tersebut berkedudukan di
kesadaran yang menekankan adanya perasaan identitas dan kontinuitas
seseorang. Ego membantu menyesuaikan diri dengan realitas yang
khususnya realitas luar. Ego dapat dikatakan sebagai pusat dari bidang
kesadaran, dan sejauh mencakup kepribadian empiris (Jung, 1987: 93).
2. Self unconscious atau ketidaksadaran pribadi merupakan bagian dari psyche
yang berada dibawah ego. Ketidaksadaran pribadi terdiri dari pengalaman-
pengalaman yang pernah berada dalam kesadaran tetapi direpresi,
disekresikan, dilupakan atau diabaikan (Lindzey, 1993: 183). Pengalaman tak
sadar ini merupakan rangkaian pengalaman dan kesan-kesan yang hadir
dalam kehidupan sehari-hari tetapi terlalu lemah untuk diterima di alam sadar.
berpengaruh dalam tingkah laku secara tidak sadar.
3. Collective unconscious merupakan bagian terpenting dalam struktur
kepribadian dalam pandangan Jung. Isi dari ketidaksadaran kolektif ini adalah
apa yang dikatakan sebagai arketipe, yang merupakan bentuk bawaan lahir
dari psyche, pola dari psikis yang selalu ada secara potensial sebagai
kemungkinan (Jung, 1987: 7). Ketidaksadaran kolektif ini adalah bagian
paling dalam dari kepribadian. Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikis
perkembangan evolusi manusia, sisa yang menumpuk sebagai akibat dari
pengalaman-pengalaman yang berulang selama banyak generasi (Lindzey,
1993: 184). Dalam hal ini Jung menghubungkannya dengan kesamaan
struktur otak tiap ras manusia yang disebabkan oleh evolusi umum, dan

3
Areli Tabitha Rumenta, jurnal kepribadian manusia dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung
sebagai sumber ide penciptaan hiasan dinding dengan pola profile silhouette, (perpustakaan
Yogyakarta), 2018.

6
ketidaksadaran kolektif pada dasarnya memiliki sifat universal dan kurang
lebih sama pada setiap manusia.4
Dalam ketidaksadaran kolektif terdiri dari Arkhetipe, Arkhetipe adalah salah
satu konsep yang cukup dikenal dalam teori Jung. Arketipe merupakan suatu
bentuk-bentuk tidak langsung dari bagian struktur insting yang hanya dapat
disimpulkan dengan bayangan visual ataupun dengan bahasa (Nimpoeno, 2003
55). Arketipe memberi suatu gambaran dan berbagai visi yang dalam kehidupan
sadar akan berkaitan dengan situasi tertentu dan perkembangan arketipe yang
terbentuk secara baik akan cukup mempengaruhi fungsi kepribadian manusia.
Arkhetipe merupakan pengalaman-pengalaman umum yang biasa dilalui oleh
manusia, yang dicatat dan diturunkan dalam bentuk kecenderungan untuk
merespons secara emosional terhadap suatu pengalaman tertentu.5 Didalam
Arketipe terdiri dari, pesona, anima, dan animus, archetype bayangan (the
shadow), dan diri (the self):
a. Pesona yang merupakan topeng yang dipakai individu akibat tuntutan
kebiasaan dan tradisi masyarakat sebagai kepribadian publik lawan dari
kepribadian privat yang berada di balik wajah sosial.6pesona merupakan
topeng yang membantu seseorang menyesuaikan dirinya dengan orang
lain. tetapi pesona juga dapat memiliki sisi negatif yaitu saat seseorang
terperangkap dalam peran tertentu dan kehilangan sifat-sifat individunya
yang berkaitan dengan perasaan yang sebenarnya (Budiraharjo 1997 45).7
b. Anima dan Animus, Anima merupakan sisi feminin kepribadian pria dan
animus merupakan sisi maskulin kepribadian perempuan, hal ini memiliki
peran sebagai gambaran kolektif yang memotivasi untuk tertarik dan

4
John Abraham Ziswan Suryosumunar, KONSEP KEPRIBADIAN DALAM PEMIKIRAN CARL GUSTAV
JUNG DAN EVALUASINYA DENGAN FILSAFAT ORGANISME WHITEHEAD, (STAHN Gde Pudja
Mataram, 2019). Vol 2, No 1. 2
5
Rafifah hasna utami, Ayu devi Anisa, DKK, Carl Gustav Jung, 2019.
https://www.ocw.upj.ac.id/files/pdf.
6
Areli Tabitha Rumenta, jurnal kepribadian manusia dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung
sebagai sumber ide penciptaan hiasan dinding dengan pola profile silhouette, (perpustakaan
Yogyakarta), 2018.
7
John Abraham Ziswan Suryosumunar, KONSEP KEPRIBADIAN DALAM PEMIKIRAN CARL GUSTAV
JUNG DAN EVALUASINYA DENGAN FILSAFAT ORGANISME WHITEHEAD, (STAHN Gde Pudja
Mataram, 2019). Vol 2, No 1.

7
memahami anggota lawan jenisnya.8 Jung menemukan dunia rendah
sendiri dibagi dan di bumi oleh kepribadian otonom. Itu hanya langkah
kecil dan pengalaman divisi pribadi untuk pengusulan universal.berbasis
gender yang berlawanan maka, tidak ada orang yang bisa sepenuhnya
maskulin atau semata-mata poa Unsur feminin, sikap, dan institusi adalah
bagian dan karakter setiap orang Hal ini tidak seting jelas karena, secara
tradisional, orang berusaha untuk menekan kelemahan mereka,
kelembutan. sifat-sifat feminin mereka. Kesan yang diproyeksikan
kewanitaan dan ketidaksadaran kolektif pua adalah anima milik pua
seperti pengalaman sadar wanita dari apa yang dianggap sifat-sifat
femmin Demikian juga. wanita telah mewarisi kesan maskulin. animus
milik wanita yang juga merupakan rasa sadar dari sifat-sifat maskulin pada
pria. Bahaya dari anima dan animus terletak pada kemungkinan bahwa
seluruh uwa mungkin datang mempengaruhi sendiri kesan ini, sehingga
seorang pria kehilangan maskulinitas dan seorang wanita
kehilangan kewanitaannya.9
c. Arkhetipe bayangan (the shadow) Shadow atau bayang-bayang
mencerminkan sisi binatang pada kodrat manusia yang diwarisi manusia
dalam evolusinya dari bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah
(Lindzey 1993 190) Dapat dikatakan bahwa arketipe shadow ini adalah
suatu sisi gelap dalam kepribadian manusia Shadow ini dapat dikatakan
sebagai suatu problem moral yang menantang keseluruhan kepribadian
ego. karena tidak seorang pun dapat menyadari shadow-nya tanpa usaha
moral yang besar (Jung. 1987 99) Dalam hal ini menjelaskan bahwa
shadow mengarahkan pada tindakan-tindakan yang bersifat emosional
karena keberadaan adaptasi yang sangat lemah Dapat dikatakan konsep

8
Areli Tabitha Rumenta, jurnal kepribadian manusia dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung
sebagai sumber ide penciptaan hiasan dinding dengan pola profile silhouette, (perpustakaan
Yogyakarta), 2018.

9
Diva Salsabila, dkk, Psikologi Perilaku, (Universitas Negeri Makassar, 2018).

8
shadaw ini memiliki kemiripan dengan pandangan Hidup oleh Freud. yang
mengarahkan pada proses pemuasan insting biologis Perbedaan yang
mendasar adalah bahwa shadow ini berhubungan dengan ketidaksadaran
kolektif. shadow mengandung sifat universal dari kejahatan dalam psyche
manusia (Budiraharjo, 1997 45) Shadow hadir dalam seluruh kepribadian
manusia dalam berbagai bentuk seperti perasaan ingin merusak,
menghancurkan dan berbagai tindakan tidak menyenangkan yang patut
dicela dalam kesadaran.
d. Self atau diri dapat juga dikatakan sebagai psyche yang merupakan
kepribadian secara keseluruhan. Tetapi dalam hal ini self yang dimaksud
adalah suatu arketipe yang mencerminkan perjuangan manusia ke arah
kesatuan (Lindzey, 1993 1991) Hal tersebut dilambangkan dengan
Mandala Diri ini merupakan puncak arketipe yang dituju setiap manusia,
didalamnya terdapat dorongan untuk mendapatkan kebulatan diri. Diri
dikonsepsikan sebagai suatu cetak biru energy yang memiliki kemampuan
merealisasikan atau yang disebut sebagai individuası.10

D. pengembangan kepribadian menurut Carl Gustav Jung


Jung memperlakukan berbagai pasien setengah baya yang meskipun tidak sakit
mental menurut definisi apapun, namun merasa tidak puas. Mereka tidak nyaman
dengan diri mereka sendiri dan terasingkan dari kepuasan kemungkinan dalam
hidup. Disatu sisi, Jung berfikir bahwa pasien sudah berkembang. Singkatnya,
proses individuasi, penciptaan diri sebagai pendamai berlawanan, tidak terjadi bagi
mereka.
Untuk Jung, perkembangan psikologis individu tidak dimulai sembarangan. Ini
adalah purposive atau teleologis, dan dengan demikian terbentuk oleh tujuan.
Tujuan hidup individu dicapai ketika seseorang yang terintegrasi penuh, benar-
benar selaras dengan diri. Beberapa individu menemukan tujuan mereka dalam

10
John Abraham Ziswan Suryosumunar, KONSEP KEPRIBADIAN DALAM PEMIKIRAN CARL GUSTAV
JUNG DAN EVALUASINYA DENGAN FILSAFAT ORGANISME WHITEHEAD, (STAHN Gde Pudja
Mataram, 2019). Vol 2, No 1.

9
agama, beberapa menemukan tujuan hidup mereka dalam membantu sesama
manusia, dan yang lain masih mencari tujuan mereka setiap hari dengan hati-hati.
Namun, dalam setiap kasus individu aktualisasi diri telah menerima enantiodromia
dasar, atau memainkan sesuatu yang bertentangan dengan kehidupan.
Ada 2 pengembangan diri menurut Jung yaitu:
1. Self Sebagai Arketipe
Konsep keutuhan dan dan kesatuan kepribadian dipandang sangat penting
oleh Jung. Self adalah arketipe yang memotivasi perjuangan orang menuju
keutuhan. Arketip self menyatakan diri dalam berbagai simbol, seperti
lingkaran magis atau Mandala, dimana self menjadi pusat lingkaran itu.
Bentuk mandala itu di dalamnya sering terdapat segiempat. Lingkaran menjadi
simbol dari kesatuan-keutuhan, dan segi empat mempunyai banyak makna,
bias arah mata angin, bias empat elemen dunia, air,api, tanah, angin.
Self menjadi pusat kepribadian, dikelilingi oleh semua system lainnya. Self
mengarahkan proses individualisasi, melalui self aspek kreativitas dalam
ketidaksadaran diubah menjadi disadari dan disalurkan ke aktivitas produktif.
2. Pernyataan harmoni diri ini: lukisan mandala
Dalam eksplorasinya, Jung menemukan di dalam mitologi dan alkimia
bahwa diri atau kepribadian yang harmonis, sering kali tipe archetip di
lambangkan dengan mandala. Mandala adalah kata sansekerta yang berarti
“lingkaran”. Dalam berbagai mitologi, ritual keagamaan, dan dalam mimpi dan
khayalan pasiennya, berbagai mandala bagaikan tokoh yang dapat
dinikmati.Lukisan mandala Jung sendiri menunjukkan usahanya untuk
menyembuhkan sakit self-division ia pendam. Lukisannya menunjukkan
perjuangannya untuk membentuk kesatuan dan ketertiban dari kekacauan
dalam dirinya.11

11
Nimpoeno, John S, konsep Arketipe Carl Gustav Jung dalam psikoanalisis dan sastra Lembaga
penelitian UI Jakarta, (Jakarta, 2003).

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori kepribadian dari Carl Gustav Jung memberikan suatu
gambaran yang cukup kompleks tentang proses yang terjadi dalam struktur
susunan kepribadian manusia. Pandangan yang banyak terpengaruh oleh
hasil penelitian terhadap alam ketidaksadaran yang diinterpretasi dalam
paralel-paralel bidang sejarah dan mitologi tersebut menyingkap bagian
terdalam dari psyche yaitu ketidaksadaran kolektif Ketidaksadaran kolektif
tersebut merupakan salah satu ide utama dalam teori kepribadian Jung ist
dari ketidaksadaran kolektif ini adalah arketipe-arketipe yang merupakan
gambaran primordial atau pola perilaku yang didasari oleh pengalaman-
pengalaman perkembangan umat manusia dari generasi satu ke generasi
lainnya yang terjadi secara berulang-ulang.
Pandangan Jung dalam teori psikologi analitiknya memiliki
persamaan dengan filsafat organisme Whitehead dalam beberapa aspek. Hal
tersebut terutama nampak dalam pandangan tentang perkembangan
kepribadian manusia yang baik Jung ataupun Whitehead menganggap
adanya suatu proses yang bergerak tanpa menutup kemungkinan perubahan
Proses perkembangan tersebut terjadi sepanjang kehidupan manusia dan
tidak terbatas hanya pada masa kanak-kanak seperti dalam pandangan Freud
Tetapi kedua nya memiliki perbedaan yang mendasar dalam pemahaman
tentang daya penggerak perubahan tersebut. Bagi Jung terdapat tegangan-
tegangan antar sistem yang saling berkonflik anime dengan elemen
maskulin, animus dengan elemen fimmin. perasaan dan pikiran dengan
sensasi dan intuisi maupun ketidaksadaran dengan ego, sikap ekstrovert
dengan introvert, dan hal tersebut mengarah pada self (proses individuasi)
dan terbuka atas perubahan baik bersifat progresif maupun regresif
Sedangkan dalam filsafat organisme Whitehead. perubahan tersebut
didasari atas keberadaan rasio yang memiliki daya kreativitas yang

11
menuntun manusia yang satu dengan yang lainnya memiliki kekhasan
masing-masing serta memiliki kemungkinan perubahan dalam dirinya.
B. Saran
Dari makalah yang telah kami susun di atas kami telah menjelaskan
teori kepribadian carl gustav jung dengan detail sehingga dapat dengan
mudah dipahami oleh pembaca. Namun jika masih ada yang kurang
dipahami, pembaca dapat mengajukan pertanyaan kepada kami terima
kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA
Rumenta, Tabhita areli, 2018. jurnal kepribadian manusia dalam psikoanalisis
Carl Gustav Jung sebagai sumber ide penciptaan hiasan dinding dengan pola
profile silhouette, perpustakaan Yogyakarta.

Reken Reny, 2021. Biografi Carl Gustav Jung, Jakarta:Balai Pustaka.

Sumunar Suryo. 2019. John Abraham Ziswan, KONSEP KEPRIBADIAN DALAM


PEMIKIRAN CARL GUSTAV JUNG DAN EVALUASINYA DENGAN FILSAFAT
ORGANISME WHITEHEAD, STAHN Gde Pudja Mataram.

Utami Rafifah hasna, Ayu devi Anisa, DKK. 2019. Carl Gustav Jung.

https://www.ocw.upj.ac.id/files/pdf

13

Anda mungkin juga menyukai