Anda di halaman 1dari 6

A.

Unsur-unsur budaya dalam kelompok


Dalam sebuah masyarakat yang majemuk, realitas keberagaman budaya
yang diakui, dihormati, dan terus berkembang. Kegiatan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari tidak dapat terlepaskan dari budaya yang yang dianut.
Budaya dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem terpola dari norma-norma yang
berasal dari tradisi, yang mempengaruhi perilaku. Norma kultural adalah proses
sebuah keadaan perubahan konstan. Budaya adalah sekelompok orang yang
mengidentifikasikan atau berasosialisasi satu dengan yang lain berdasarkan pada
kesamaan tujuan, kebutuhan atau latar belakang. Elemen bersama suatu budaya
adalah pengalaman belajar, kepercayaan dan nilai. Sementara sebuah budaya
mendefinisikan diri secara parsial dalam kaitannya dengan kesamaan fisik yang lain
mungkin menekankan kesamaan sejarah dan filosofi dan yang lain lagi mungkin
mengkombinasikan keduanya (Wibowo,2013: 6).
Pertemuan antar individu yang sekaligus antar karakter budaya. Akibatnya
adalah persoalan benturan budaya yang semakin mengemuka dan menuntut
perhatian. Persoalan yang tidak sekedar menuntut pemecahan melainkan lebih
kepada pemahaman dan kesadaran akan keberagaman budaya yang membawa pada
kemampuan beradaptasi, menerima perbedaan, membangun hubungan yang luas
dan mengatasi konflik yang berakar pada perbedaan budaya serta penanganan
komunikasi. Konseling atau bimbingan kelompok dapat memberikan bagi konselor
tantangan sekaligus peluang untuk memajukan kesadaran dan kepekaan
multibudaya bagi kelompok yang menjadi klien mereka. Asumsi ini didasarkan
kepada pengakuan bahwa: (a). Kesempatan yang ditawarkan kelompok dapat
memajukan hubungan multibudaya yang positif,(b). Peluang bagi konselor sendiri
untuk memodelkan dan dirasakan sebagai pribadi yang sadar, sensitif dan
memahami beragam populasi dengan mendekati mereka secara tepat. Menunjuk
wakil pemimpin kelompok dari salah satu minoritas budaya akan banyak membantu
suksesnya konseling kelompok multibudaya ini (Gibson & Mitchell, 2011: 311).
Setiap konselor harus menyadari latar belakang budayanya sendiri dan
bagaimana latar belakang itu memengaruhi persepsi dan perilakunya terhadap
klien. Para konselor, apapun latar belakang budayanya,harus mempersiapkan diri
dengan penuh kesadaran untuk bekerja dengan beragam kelompok budaya yang
datang meminta bantuannya. Berikut adalah unsur-unsur budaya yang harus
dipahami dalam situasi kelompok, merujuk pada suatu bangsa yang majemuk :
1. Bahasa
Menurut Wibowo (2013: 9), Bahasa adalah unsur pendukung identitas
nasional. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter
dibentuk dari unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana
berinteraksi antar manusia. Kebudayaan yang beragam sangat berpengaruh
pada bahasa yang dipakainya. Setiap daerah, khususnya Indonesia memiliki
beragam bahasa dengan dialek yang khas. Dalam situasi kelompok yang
multikultural, setiap angggota harus mampu memahami pesan yang
disampaikan melalui bahasa yang digunakan. Hal ini penting agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam komunikasi antar anggota kelompok. Sekali lagi karena
setiap daerah memiliki pola bahasa yang berbeda-beda serta dialek yang
dibawa dari penggunaan bahasa itu sendiri. Contoh: penyampaian pesan
kepada beberapa yang menggunaka bahasa Indonesia bercampur bahasa daerah
dalam situasi kelompok, tentu akan menjadi hal yang membingungkan anggota
lain yang berbeda bahasa apabila bahasa daerah yang digunakan tidak
dimengerti. Maka akan terjadi pengulangan dalam komunikasiyang
menyebabkan proses komunikasi menjadi lambat, karena kelalaian salah satu
anggota.
2. Agama
Bangsa Indonesia dikenal masyarakat yang agamais. Agama-agama yang
tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Selayaknya dalam situasi kelompok sadar
akan menghormati kepercayaan masing-masing agar tercipta dinamika
kelompok yang damai dan mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
3. Gender
Berkomunikasi ada perbedaan pola-pola perilaku yang dibedakan berdasarkan
gender. Komunikasi dalam situasi kelompok dimana etika komunikasi tiap-tiap
daerah yang berbeda-beda antara laki-laki dan perempuan, mempengaruhi pola
tingkah laku dalam situasi kelompok.
4. Suku Bangsa
Golongan sosial yang khusus bersifat askriptif (ada sejak lahir) yang sama
coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat
banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang tiga ratus
dialek bahasa.
5. Kebudayaan
Pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang menafsirkan dan memahami
lingkungan yang dihadapi dan digunakan segabai rujukan atau pedoman untuk
bertindak sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
Fokus utama yang paling menonjol dari multikulturalisme adalah keunikan
dan konsep kelompok yang terpisah yang memfasilitasi perhatian pada perbedaan
individual. Oleh karena itu, mengharuskan situasi kelompok peka dan tanggap
terhadap adanya keberagaman budaya dan adanya perbedaan budaya antar
kelompok yang satu dengan yang lainnya.

B. Dinamika Kelompok
Menurut Johnson (2012: 4), Dinamika kelompok adalah suatu lingkup
pengetahuan sosial yang lebih berkonsentrasi pada pengetahuan tentang hakikat
kehidupan berkelompok yang menunjukkan kemajuan.
Robert L. Baker dalam The Social Work Dictionary mendefinisikan Group
dynamic: the flow of information and exchanges of influence between members of
a social collective. These exchange can be modified by group leaders or helping
professionals and used to achieve certain predetermined objectives that may benefit
the members. Pengertian dari penjelasan tersebut adalah Dinamika kelompok
adalah arus informasi dan pertukaran-pertukaran ini dapat diubah oleh para
pemimpin kelompok atau para ahli pertolongan dan digunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya yang telah menguntungkan bagi anggota-
anggotanya.
Sementara itu Winkel dan Hastuti (2012:547) dinamika kelompok
adalah beberapa cara, antara lain dengan studi tentang kekuatan-
kekuatan sosial dalam suatu kelompok yang memperlancar atau
menghambat proses kerjasama dalam kelompok, metode-metode dan
teknik-teknik yang dapat diterapkan apabila jumlah orang bekerjasama
dalam kelompok, misalnya bermain berperan (role playing) dan
observasi, terhadap jalannya proses kelompok dan pemberian umpan
balik (feed back), serta cara-cara mengenai organisasi dan pengelolaan
kelompok-kelompok.

Selanjutnya Cartwright dan Zander mengemukakan bahwa dinamika


kelompok adalah suatu cara yang berkaitan dengan ideologi politik dimana
kelompok harus diorganisasikan dan dikelola. Ideologi ini menekankan pentingnya
kepemimpinan demokrasi, partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan serta
mewujudkan aktivitas kerja sama antara individu dengan masyarakat dalam
kelompok. (Huraerah, Purwanto. 2010)
Dinamika Kelompok merupakan sebuah konsep yang menggambarkan
proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan
diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.Dinamika kelompok merupakan
sinergi dari semua faktor yang ada dalam suatu kelompok, artinya merupakan
pengerahan secara serentak semua factor yang dapat digerakkan dalam
kelompok itu. Dengan demikian, dinamika kelompok merupakan jiwa yang
menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok.

1. Cara Menumbuhkan Dinamika Kelompok Dalam Konseling Kelompok


Di dalam konseling mengandung suatu proses komunikasi antar
pribadi yang berlangsung melalui saluran komunikasi verbal dan non-verbal.
Dengan menciptakan kondisi-kondisi seperti empati ( dapat merasakan
perasaan konseli), penerimaan serta penghargaan, keikhlasan serta kejujuran
dan perhatian tulus konselor, yang memungkinkan konseli untuk
merefleksikan dirinya melalui tanggapan – tanggapan verbal dan reaksi-reaksi
non-verbal. Sehingga hal ini akan menghidupkan dinamika kelompok dalam
konseling kelompok
Konselor mengkomunikasikan kondisi-kondisi ini kepada
konseli sehingga konseli menyadari dan bersedia pula untuk
berkomunikasi dengan konselor. Kondisi-kondisi tersebut dapat
dikomunikasikan melalui teknik-teknik ungkapan verbal tertentu seperti
klarifikasi, refleksi perasaan, meringkas dan menggunakan pertanyaan
(probe) ( ability potential konfrontasi, interpertasi sell disclosure &
immediacy, instruction verbal setting & information giving).

Teknik dalam menstimulasi konseling kelompok dapat dipilih


tergantung perkembangan yang terjadi dalam kelompok. Bertujuan
menstimulasi interaksi dalam kelompok agar semua anggota mendapat
kesempatan mengungkapkan dirinya, mendorong anggota agar berani
atau lebih spontan menyatakan pendapatnya. Kelompok seperti juga
individu memiliki kebutuhan yang berbeda. Jadi penting bagi konselor
untuk mengenal karakter anggota kelompok.

2. Pelaksanaan Dinamika Kelompok Dalam Konseling Kelompok

Keuntungan penggunaan kelompok menurut adalah


membangkitkan diskusi dan partisipasi, membantu memfokuskan topik
atau isu. Permainan kelompok membantu perpindahan satu fokus pada
fokus lainnya, permainan dan latihan mempromosikan pengalaman
belajar serta mengembangkan tingkatan partisipasi dan membantu
anggota untuk santao dan senang. Secara mendasar kelompok dan
permainan dapat digunakan setiap waktu dalam proses kelompok dengan
berbagai tipe yang berbeda. Penggunaan permainan harus tepat waktu
serta disertai dengan instruksi yang jelas. Pemberian bantuan dengan cara
kelompok dianggap efektif untuk mengembangkan perilaku baru yang
diharapkan dimiliki oleh individu Perencanaan kegiatan harus
merupakan hal yang disepakati bersama oleh seluruh anggota kelompok.
Penetapan aturan kelompok secara bersama menciptakan perasaan
memiliki kelompok dan mendorong anggota untuk berpartisipasi secara
aktif dalam kelompok.
Konselor perlu memiliki ketrampilan menggunakan teknik serta
permainan dinamika kelompok untuk membangun dan mempertahankan
kelompok. Menurut Gazda (1984 dalam Supriatna, 2004) permainan
dinamika kelompok berfungsi untuk memfasilitasi terjadinya konseling
kelompok. Permainan merupakan ketrampilan membantu yang
digunakan sebagai cara untuk mengaktifkan kelompok serta potensial
sebagai media rekreasi. Permainan yang digunakan harus direncanakan
secara cermat dan terstruktur agar tidak mengurangi sensivitas dan
dukungan konselor, tanggung jawab anggota serta memunculkan kondisi
atau situasi yang salah.

C. Unsur-unsur Dinamika kelompok


Pada bagian ini akan dibahas mengenai unsur-unsur dinamika
kelompok, yang juga disebut dengan variabel-variabel dinamika kelompok
atau juga disebut dengan dimensi-dimensi dinamika kelompok. Unsur-unsur
dinamika kelompok tersebut, yaitu: (1) tujuan kelompok, (2) kekompakan
kelompok, (3) struktur kelompok, (4) fungsi tugas kelompok, (5)
pengembangan dan pemeliharaan kelompok, (6) suasana kelompok, (7)
efektivitas kelompok, (8) tekanan kelompok, (9) maksud terselubung.

Anda mungkin juga menyukai