Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 1, Januari

2018 ISSN: 2442–2525

PENDEKATAN LINTAS BUDAYA DALAM KONSELING INDIVIDU UNTUK


MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB PRIBADI KONSELI

Dian Riska Yanuarti


SMK Negeri 4 Jalan Semeru No. 123 Probolinggo, Jawa Timur
E_mail: dianrisyan @gmail.com

Abstrak: Dalam proses konseling terjadi hubungan interpersonal antara


konselor dan klien. Konseling lintas budaya terjadi bila dalam suatu proses
konseling terdapat perbedaan-perbedaan antara konselor dan klien.yang terjadi
antara konselor dan klien dapat terjadi karena adanya perbedaan jenis
kelamin,usia,pekerjaan,agama,afiliasi politik. Layanan konseling adalah jantung
hati layanan bimbingan secara keseluruhan.Konseling merupakan suatu upaya
bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara konselor
dan klien dengan usaha secara laras,unik,manusiawi sesuai keahlian
berdasarkan norma-norma yang berlaku agar klien memperoleh konsep
diri,kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini
dan mendatang.Dalam kehidupan sekelompok manusia dengan jumlah yang
cukup besar dipastikan terdapat perbedaan-perbedaan dalam unsur-unsur
sosial budaya yang mewarnai kehidupan mereka.Seluruh pengaruh unsur-unsur
budaya dapat membentuk unsur subyektif pada diri individu. Tanggung jawab
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja
maupun yang tidak disengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab bersifat
kodrati,artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia,bahwa setiap manusia
pasti dibebani dengan tanggung jawab.Apabila ia tidak mau bertanggung jawab
maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian
tanggung jawab itu dapat dilihat dua sisi,yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan
dari sisi kepentingan pihak lain. Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab
(berbudaya). Manusia merasa tanggung jawab karena ia menyadari akibat baik
atau buruk perbuatan itu dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan
pengabdian atau pengorbanannya.

Kata Kunci: Pendekatan lintas budaya, konseling individu, tanggung jawab


pribadi

PENDAHULUAN ketrampilan yang diperlukan dirinya,


Pendidikan adalah usaha sadar masyarakat, bangsa dan Negara.
dan terencana untuk mewujudkan Pendidikan nasional adalah
suasana belajar dan proses pembelajaran pendidikan yang berdasarkan Pancasila
agar peserta didik secara aktif dan Undang–Undang Dasar Negara
mengembangkan potensi dirinya untuk Republik Indonesia Tahun 1945 yang
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, berakar pada nilai–nilai agama,
pengendalian diri, kepribadian, kebudayaan nasional Indonesia dan
kecerdasan, akhlak mulia, serta tanggap terhadap tuntutan perubahan

1
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 1, Januari 2018
ISSN: 2442–2525

zaman (Undang–Undang No. 20 Tahun Peran konselor sebagai salah satu


2003). komponen student support services,
Penyelenggaraan pendidikan adalah mensuport perkembangan aspek-
dinyatakan sebagai suatu proses aspek pribadi, sosial, karier dan
pembudayaan dan pemberdayaan akademik peserta didik melalui
peserta didik yang berlangsung pengembangan menu program
sepanjang hayat, dimana dalam proses bimbingan dan konseling pembantuan
tersebut harus ada pendidik yang kepada peserta didik dalam individual
memberikan keteladanan dan mampu student planning, pemberian pelayanan
membangun kemauan serta responsive dan pengembangan system
mengembangkan potensi dan kreativitas support (Departemen Pendidikan
peserta didik. Adanya pandangan Nasional, 2007).
terhadap keberadaan peserta didik yang Pelayanan bimbingan dan
terintegrasi dengan lingkungan sosial- konseling pada hakikatnya merupakan
kulturalnya dan pada gilirannya akan usaha memfasilitasi pengembangan nilai-
menumbuhkan individu sebagai pribadi nilai dan kompetensi kehidupan melalui
dan anggota masyarakat mandiri yang proses interaksi yang empatik antara
berbudaya. Hal ini sejalan dengan proses konselor dengan siswa. Konselor
pentahapan aktualisasi intelektual, membantu siswa untuk mengenal
emosional dan spiritual peserta didik kelebihan dan kelemahan dalam
didalam memahami sesuatu, mulai dari berbagai aspek perkembangan dirinya,
tahapan paling sederhana dan bersifat memahami peluang dan tantangan yang
eksternal, sampai tahapan yang paling ditemukan di lingkungannya, serta
rumit dan bersifat internal yang mendorong penumbuhan kemandirian
berkenaan dengan pemahaman dirinya siswa untuk mengambil berbagai
dan lingkungan kulturalnya. Tanggung keputusan penting dalam perjalanan
jawab adalah aspek penting karakter hidupnya secara bertanggung jawab dan
yang meliputi kewajiban moral dalam mampu mewujudkan kehidupan yang
memilih sikap, ucapan, tindakan dan produktif, sejahtera, bahagia serta peduli
kewajiban untuk menerima tanggung kemaslahatan umat (Modul 2
jawab pribadi sebagai konsekuensi Implementasi Kurikulum 2013 untuk
sebuah pilihan. Guru BK).
Secara hukum posisi konselor Kondisi sesungguhnya tingkat
(penyelenggara profesi pelayanan tanggungjawab pribadi peserta didik
bimbingan dan konseling) di tingkat masih rendah yang ditandai dengan
sekolah menengah telah ada sejak tahun banyaknya masalah seperti sering
1975, yaitu sejak diberlakukannya membolos,terlambat,kurang tertib dalam
kurikulum Bimbingan dan Konseling. pengumpulan pekerjaan sekolah dan
Dalam sistem pendidikan Indonesia, lain-lain.Dengan mempelajari latar
konselor di sekolah menengah mendapat belakang sosial budaya pada peserta
peran dan posisi/tempat yang jelas. didik diharapkan dapat membantu

2
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 1, Januari
2018 ISSN: 2442–2525

proses penanganan masalah tersebut. memperbaiki tingkah lakunya pada saat


Hal ini perlu penanganan yang efisien ini dan mendatang. Dalam kehidupan
dan efektif melalaui pendekatan sekelompok manusia dengan jumlah
Konseling Lintas Budaya. yang cukup besar dipastikan terdapat
perbedaan-perbedaan dalam unsur-
Konseling Lintas Budaya unsur sosial budaya yang mewarnai
Budaya sangat mempengaruhi kehidupan mereka. Seluruh pengaruh
cara seseorang mengenai keberadaanya, unsur-unsur budaya dapat membentuk
prilakunya, hubungan interpersonal, unsur subyektif pada diri individu.
pengertian tentang suatu makna dan Dalam bidang konseling dan
Sebagainya (Lago, 2006 dalam psikologi, pendekatan lintas budaya
Chrismastuti, dkk., 2014). Sedangkan dipandang sebagai kekuatan keempat
konseling merupakan suatu proses untuk setelah pendekatan psikodinamik,
membantu individu mengatasi behavioral dan humanistik (Paul
hambatan-hambatan perkembangn Pedersen, 1991 dalam Suharmawan,
dirinya, dan untuk mencapai 2010)
perkembangan yang optimal Menurut Pedersen dalam Prayitno
kemampuan pribadi yang dimilikinya. dan Amti (1999) aspek dan seluk beluk
Konseling meliputi pemahaman dan konseling budaya adalah sebagai berikut:
hubungan individu untuk 1)Makin besar kesamaan harapan
mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, tentang tujuan konseling antar budaya
motivasi, dan potensi-potensi yang yang yang ada pada diri klien dan
unik dari individu dan membantu konselornya maka dimungkinkan
individu yang bersangkutan untuk konseling itu akan berhasil. 2)Makin
mengapresiasikan ketiga hal tersebut besar kesamaan pemahamn tentang
(Berdnard & Fullmer, 1969 dalam ketergantungan,komunikasi terbuka dan
Suharmawan, 2010). berbagai aspek hubungan konseling
Konseling sebagai suatu proses lainnya pada diri klien dan konselornya
hubungan seorang dengan seorang, (dalam konseling antar budaya) makin
dimana yang seorang dibantu oleh orang besar kemungkinaan konseling itu
lainnya untuk meningkatkan pengertian berhasil. 3)Makin besar kemugkinan
dan kemampuannya dalam menghapi penyederhanaa harapan yang ingin
masalahnya. dicapai oleh klien menjadi tujuan-tujuan
Konseling merupakan suatu operasional yang bersifat tingkah laku
upaya bantuan yang dilakukan dengan (dalam konseling antar budaya) makin
empat mata atau tatap muka antara efektiflah konseling dengan klien
konselor dan klien dengan usaha secara tersebut. 4)Makin bersifat personal dan
laras, unik, manusiawi sesuai keahlian penuh dengan suasana emosional
berdasarkan norma-norma yang berlaku suasana konseling antar budaya makin
agar klien memperoleh konsep diri, mungkinlah klien menanggapi
kepercayaan diri sendiri dalam pembicaraan dalam konseling dengan

3
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 1, Januari
2018 ISSN: 2442–2525

bahasa ibunya dan makin mungkinlah budaya satu ke budaya lainnya dan
konselor memahami sosialisasi klien dengan pemahaman konselor tentang
dalam budayanya. 5)Keefektifan berbagai ketrampilan yang diperlukan
konseling antar budaya tergantung pada bagi klien untuk memasuki budaya yang
kesensitifan konselor terhadap proses baru. 11)Meskipun konseling antar
komunikasi pada umumnya (baik verbal budaya yang efektif memerlukan
maupun nonverbal) dan terhadap gaya pertimbangan tentang kehidupan
kominikasi dalam budaya klien. 6)Latar sekarang dan kemungkinan tugas / tugas
belakang dan latihan khusus serta atau kegiatan yang akan datang namun
pemahaman terhadap permasalahan fokus yang paling utama adalah hal-hal
hidup sehari-hari yang relevan dengan yang amat dipentingkan oleh klien.
budaya tertentu akan meningkatkan 12)Meskipun terdapat perbedaan yang
keefektifan konseling dengan klien yang besar tentang berbagai aspek dalam
berasal dari latar belakang budaya budaya yang berlainan bahasa dan teori-
tersebut. 7)Makin klien (antarbudaya) teori konseling, sebagian besar elemen
kurang memahami proses konseling pokok dalam konseling anatar budaya
mkain perlu konselor atau program sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
konseling antar budaya memberikan elemen-elemen pokok dalam konseling
pengarahan / pengajaran / latihan kepad pada umumnya. Elemen-elemen tersebut
klien (antar budaya) itu tentang meliputi ciri-ciri konselor sebagai
ketrampilan berkomunikasi, seseorang yang bertoleransi tinggi
pengambilan keputusan dan transfer terhadap kecemasan klien, luwes dalam
(mempergunakan ketrampilan tertentu pemberian respon secara positif kepada
pada situasi-situasi yang berbeda). klien, meyakinkan dalam pemberian
8)Keefektifan konseling anatarbudaya informasi dan sistem kepercayaannya,
akan meningkat sesuai dengan serta memberikan perhatian besar
pemahaman (klien dan konselor) tentang terhadap klien sebagai seorang pribadi.
nilai-nilai dan kerangka buadaya asli 13)Model konseling yang khusus
klien dalam hubungannya dengan dirancang untuk pola budaya tetentu
budaya sekarang dan yang akan datang. akan efektif digunakan terhadap klien-
9)Konseling antar budaya akan klien yang berasal dari budaya tersebut
meningkat keefektifannya dengan daripada budaya lainnya. 14)Konseling
adanya pengetahuan dan dimanfaatkan antar budaya akan efektif apabila
kelompok-kelompok antar budaya yang konselor memperlihatkan perhatian
berpandangan amat menguntungkan kepada kliennya sebagai seorang
klien. 10)Keefektifan konseling antar individu yang spesial.
budaya akan bertambah dengan Dalam proses konseling terjadi
meningkatnya kesadaran konselor hubungan interpersonal antara konselor
tentang proses adaptasi terhadap dan klien. Konseling lintas budaya terjadi
kecemasan dan kebingungan yang bila dalam suatu proses konseling
dihadapi individu yang berpindah dari terdapat perbedaan-perbedaan antara

5
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 1, Januari
2018 ISSN: 2442–2525

konselor dan klien yang terjadi antara Menurut Sudrajat (2008) secara
konselor dan klien dapat terjadi karena umum tahapan konseling individual
adanya perbedaan jenis kelamin, usia, terdiri dari tiga tahapan, yaitu: 1)Tahap
pekerjaan, agama, afiliasi politik. awal, 2)Tahap kerja (inti), dan 3)Tahap
Perbedaan antara konselor dan klien kerja (tahap akhir).
dapat juga terjadi karena mereka berasal Tahap awal (tahap
dari kelompok masyarakat tertentu mendefinisikan masalah), tahap ini
(Handarini,1994). terjadi dimulai sejak klien menemui
konselor hingga berjalan sampai
Konseling Individu konselor dan klien menemukan masalah
Konseling merupakan salah satu klien. Pada tahap ini beberapa hal yang
cara pemberian bantuan secara perlu dilaksanakan diantaranya:
perseorangan dan secara langsung. (1)Membangun hubungan konseling
Pemberian bantuan dilaksanakan secara yang melibatkan klien (rapport). Kunci
face to face relationship (hubungan keberhasilan membangun hubungan
langsung tatap muka atau. hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas
empat mata antar konselor dan klien). bimbingan dan konseling, terutama asas
Biasanya masalah-masalah yang kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan
dipecahkan melalui teknik konseling dan kegiatan. (2)Memperjelas dan
individual ini adalah masalah-masalah mendefinisikan masalah. Jika hubungan
yang bersifat pribadi. Dalam konseling sudah terjalin dengan baik
konseling,konselor bersikap penuh dank lien telah melibatkan diri maka
simpati dan empati.Simpati artinya konselor harus dapat membantu
menunjukkan sikap turut merasakan apa memperjelas masalah klien. (3)Membuat
yang sedang dirasakan oleh klien.Adapun penaksiran dan penjajagan. Konselor
empati artinya berusaha menempatkan berusaha menjajagi atau menaksir
diri dalam situasi diri klien dengan kemungkinan masalah dan merancang
segala masalah yang dihadapinya bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu
(Salahudin, 2010). dengan membangkitkan semua potensi
Adapun tujuan konseling menurut klien dan menentukan berbagai
Shertzer dan Stone dalam (Juntika dan alternative yang sesuai untuk
Nurihsan, 2006) adalah: 1)Mengadakan mengantisipasi masalah yang dihadapi
perubahan perilaku pada klien sehingga klien. (4)Menegosiasikan kontrak.
memungkinkan hidupnya lebih produktif Membangun perjanjian antara konselor
dan memuaskan. 2)Memelihara dan dan klien yang berisi: (a)Kontrak waktu,
mencapai kesehatan mental yang positif. yaitu berapa lama waktu pertemuan
3)Penyelesaian masalah. 4)Mencapai yang diinginkan klien dan konselor.
keefektifan pribadi. 5)Mendorong (b)Kontrak tugas, yaitu berbagi tugas
individu mampu mengambil keputusan antar konselor dan klien. (c)Kontrak
yang penting bagi dirinya. kerjasama, yaitu terbinanya peran dan
tanggung jawab bersama antar konselor

5
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 1, Januari
2018 ISSN: 2442–2525

dan klien dalam keseluruhan proses sesuatunya. Tanggung jawab adalah


konseling. kesadaran manusia akan tingkah laku
Tahap kerja (inti), pada tahap ini atau perbuatan yang disengaja maupun
ada beberapa hal yang harus dilakukan: yang tidak disengaja. Tanggung jawab
(1)Menjelajah dan mengeksplorasi juga berarti berbuat sebagai perwujudan
masalah klien lebih dalam. Penjelajahan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung
masalah dimaksudkan agar klien jawab bersifat kodrati, artinya sudah
mempunyai perspektif dan alternative menjadi bagian kehidupan manusia,
baru terhadap masalah yang sedang bahwa setiap manusia pasti dibebani
dialaminya. (2)Konselor melakukan dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak
reassessment (penilain kembali) mau bertanggung jawab maka ada pihak
bersama-sama klien meninjau kembali lain yang memaksakan tanggung jawab
permasalahan yang dihadapi klien. itu. Dengan demikian tanggung jawab itu
(3)Menjaga agar hubungan konseling dapat dilihat dua sisi, yaitu dari sisi pihak
tetap terpelihara. yang berbuat dan dari sisi kepentingan
Tahap tindakan (tahap akhir), pihak lain. Tanggung jawab adalah ciri
pada tahap ini terdapat beberapa hal manusia beradab (berbudaya). Manusia
yang perlu dilakukan, yaitu: (a)Konselor merasa tanggung jawab karena ia
bersama klien membuat kesimpulan menyadari akibat baik atau buruk
mengenai hasil proses konseling. perbuatan itu dan menyadari pula bahwa
(b)Menyusun rencana tindakan yang pihak lain memerlukan pengabdian atau
akan dilakukan berdasarkan pengorbanannya. Untuk memperoleh
kesepakatan yang telah terbangun dari atau meningkatkan kesadaran
proses konseling sebelumnya. bertanggung jawab perlu ditempuh
(c)Mengevaluasi jalannya proses dan usaha melalui pendidikan, penyuluhan,
hasil konseling (penilaian segera). keteladanan dan takwa kepada Tuhan
(d)Membuat perjanjian untuk pertemuan Yang Maha Esa.
berikutnya. Tanggung jawab pribadi / pada
Pada tahap akhir ditandai diri sendiri menuntut kesadaran setiap
beberapa hal, yaitu: (1)Menurunnya orang untuk memenuhi kewajibannya
kecemasan klien. (2)Perubahan perilaku sendiri dalam mengembangkan
klien ke arah yang lebih positif, sehat dan kepribadian sebagai manusia pribadi.
dinamis. (3)Pemahaman baru dari klien Dengan demikian bisa memecahkan
tentang masalah yang dihadapinya. masalah-masalah kemanusiaan
(4)Adanya rencana hidup yang akan mengenai diri sendiri. Tanggung jawab
datang dengan program yang jelas. adalah sebuah nilai kompleks yang
mencakup 12 konsep utama.
Tanggung jawab pribadi Konsep-konsep itu adalah:
Tanggung jawab menurut kamus (1)Berani menanggung konsekuensi,
umum Bahasa Indonesia adalah yaitu orang yang bertanggung jawab
keadaaan wajib menanggung segala adalah orang yang berani menanggung

5
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 1, Januari
2018 ISSN: 2442–2525

resiko atas pilihannya. (2)Melatih pribadi yang bertanggung jawab


kendali diri, yaitu remaja yang memikirkan kembali apa yang telah ia
bertanggung jawab akan menghindari lakukan dan tidak lakukan agar lebih
perilaku berbahaya akibat dorongan hati paham atas sebuah pilihan.
impilsif yang dipacu oleh hawa (11)Memberikan contoh yang baik, yaitu
nafsu.Mengendalikan diri dimulai dengan pribadi yang bertanggung jawab paham
kemampuan menangani emosi dan bahwa tindakannya sering
suasana hati secara konstruktif melalui mempengaruhi nilai dan perilaku orang
penggunaan logika dan kehendak bebas. lain. (12)Mempunyai otonomi moral,
(3)Merencanakan dan menentukan yaitu pribadi yang bertanggung jawab
tujuan, yaitu salah satu cara mengajari sanngup berpikir sendiri dalam
remaja proses penentuan tujuan adalah menentukan keputusan yang
mengajak remaja menulis tujuan yang mendiri,rasioanl dan etis berdasarkan
ingin ia capai dan kemudian melakukan penilaian benar salah yang sudah
inventarisasi langkah-langkah yang bisa terintegrasi dalam dirinya.
diambil untuk mencapai tujuan itu.
(4)Memilih sikap positif, yaitu manusia Pendekatan Lintas Budaya Dalam
yang bertanggung jawab memilih sikap Konseling Individu untuk
positif karena ia bersedia mengendalikan Meningkatkan Tanggung Jawab
emosinya dan dengan demikian ia juga Pribadi Konseli
mengendalikan kebahagiaan hidupnya. Tanggung jawab adalah
(5)Melakukan kewajiban, yaitu manusia kesadaran manusia akan tingkah laku
yang bertanggung jawab melakukan apa atau perbuatan yang disengaja maupun
yang menjadi kewajibannya. (6)Mandiri, yang tidak disengaja. Tanggung jawab
yaitu orang yang bertanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
mampu mengatur hidupnya sehingga kesadaran akan kewajibannya. Tanggung
tidak membebani orang lain. jawab bersifat kodrati, artinya sudah
(7)Berusaha mencapai kesempurnaan, menjadi bagian kehidupan manusia,
yaitu pribadi yang bertanggung jawab bahwa setiap manusia pasti dibebani
berusaha mencapai kesempurnaan dan dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak
berusaha memberikan hasil yang terbaik. mau bertanggung jawab maka ada pihak
(8)Bersikap proaktif, yaitu pribadi yang lain yang memaksakan tanggung jawab
bertanggung jawab bersikap proaktif dan itu. Dengan demikian tanggung jawab itu
berinisiatif untuk meningkatkan dapat dilihat dua sisi,yaitu dari sisi pihak
diri,kondisi dan komunitasnya. yang berbuat dan dari sisi kepentingan
(9)Bersikap tekun, yaitu pribadi yang pihak lain. Tanggung jawab adalah ciri
bertangung jawab meyadari bahwa manusia beradab (berbudaya). Manusia
tidaklah mudah melakukan hal yang merasa tanggung jawab karena ia
bermanfaat, menunjukkan ketekunan menyadari akibat baik atau buruk
dan tekad yang kuat untuk mengejar perbuatan itu dan menyadari pula bahwa
tujuannya. (10)Mau merenung, yaitu pihak lain memerlukan pengabdian atau

6
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 1, Januari
2018 ISSN: 2442–2525

pengorbanannya. Untuk memperoleh pembimbing/BK terhadap budaya


atau meningkatkan kesadaran sehari-hari konseli dalam lingkungan
bertanggung jawab perlu ditempuh keluarga dan lingkungannya. Kunci
usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keberhasilan membangun hubungan
keteladanan dan takwa kepada Tuhan terletak pada terpenuhinya asas-asas
Yang Maha Esa. Tanggung jawab pribadi bimbingan dan konseling, terutama asas
/ pada diri sendiri menuntut kesadaran kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan
setiap orang untuk memenuhi dan kegiatan. Memperjelas dan
kewajibannya sendiri dalam mendefinisikan masalah jika hubungan
mengembangkan kepribadian sebagai konseling sudah terjalin dengan baik dan
manusia pribadi. Dengan demikian bisa klien telah melibatkan diri maka
memecahkan masalah-masalah konselor harus dapat membantu
kemanusiaan mengenai diri sendiri. memperjelas masalah klien. Menjelajah
Untuk membantu mengatasi dan mengeksplorasi masalah klien lebih
masalah tanggung jawab bagi konseli dalam. Penjelajahan masalah
sebagai seorang guru pembimbing/BK dimaksudkan agar klien mempunyai
maka diperlukan pendekatan tertentu perspektif dan alternative baru terhadap
dalam pelaksannan konseling. Mengingat masalah yang sedang dialaminya.
berbagai latar belakang sosial yang Menyusun rencana tindakan yang
dimiliki konseli maka diperlukan akan dilakukan berdasarkan kesepakat-
pendekatan lintas budaya dalam an yang telah terbangun dari proses
konseling individu. Seluruh pengaruh konseling sebelumnya. Mengevaluasi
unsur-unsur budaya dapat membentuk jalannya proses dan hasil konseling
unsur subyektif pada diri individu. (penilaian segera). Membuat perjanjian
Konseling merupakan salah satu cara untuk pertemuan berikutnya. Pada tahap
pemberian bantuan secara perseorangan akhir ditandai beberapa hal, yaitu:
dan secara langsung. Pemberian bantuan Menurunnya kecemasan klien,
dilaksanakan secara face to face perubahan perilaku klien ke arah yang
relationship ( hubungan langsung tatap lebih positif, sehat dan dinamis,
muka atau. hubungan empat mata antar pemahaman baru dari klien tentang
konselor dan klien). Biasanya masalah- masalah yang dihadapinya, adanya
masalah yang dipecahkan melalui teknik rencana hidup yang akan datang dengan
konseling individual ini adalah masalah- program yang jelas.
masalah yang bersifat pribadi. Dalam
konseling,konselor bersikap penuh METODE PENELITIAN
simpati dan empati.Simpati artinya Penelitian yang dilakukan oleh
menunjukkan sikap turut merasakan apa peneliti dalam penelitian ini termasuk
yang sedang dirasakan oleh klien. jenis Penelitian Tindakan Kelas
Membangun hubungan konseling Bimbingan Konseling (PTK BK). Secara
yang melibatkan klien (rapport) umum dalam penelitian tindakan kelas
diperlukan kejelian seorang guru ini mengandung empat kegiatan, dan

6
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 1, Januari
2018 ISSN: 2442–2525

selalu berulang pada kegiatan dimulai dengan kemampuan menangani


selanjutnya. Empat kegiatan yang emosi dan suasana hati secara
dimaksud adalah: (1)Perencanaan, konstruktif melalui penggunaan logika
(2)Tindakan, (3)Observasi dan evaluasi, dan kehendak bebas, (3)Merencanakan
(4)refleksi. Dan karakteristik Penelitian dan menentukan tujuan, salah satu cara
Tindakan Kelas Bimbingan Konseling mengajari remaja proses penentuan
(PTK BK) dilaksanakan dengan tujuan adalah mengajak remaja menulis
menggunakan cara–cara baru untuk tujuan yang ingin ia capai dan kemudian
meningkatkan kualitas proses layanan melakukan inventarisasi langkah-
dengan cara mengatasi masalah yang langkah yang bisa diambil untuk
ditemui dalam praktik pelayanan BK mencapai tujuan itu, (4)Memilih sikap
(Sukiman, 2014). sportif, manusia yang bertanggung jawab
Subjek penelitian adalah enam memilih sikap positif karena ia bersedia
orang klien atau enam orang siswa yang mengendalikan emosinya dan dengan
sedang menghadapi permasalahan dan demikian ia juga mengendalikan
perlu mendapatkan layanan. Sumber kebahagiaan hidupnya, (5)Melakukan
data peristiwa berdasarkan hasil kewajiban, manusia yang bertanggung
observasi, hasil analisis dokumen (rekap jawab melakukan apa yang menjadi
daftar hadir siswa, buku catatan wali kewajibannya, (6)Mandiri, orang yang
kelas). bertanggung jawab mampu mengatur
hidupnya sehingga tidak membebani
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN orang lain, (7)Berusaha mencapai
Berdasarkan penelitian tindakan kesempurnaan, pribadi yang
kelas yang dilakukan dalam kegiatan bertanggung jawab berusaha mencapai
konseling individu bagi klien yang kesempurnaan dan berusaha
memiliki tanggung jawab pribadi rendah, memberikan hasil yang terbaik,
maka diperlukan 3 siklus umtuk (8)Bersikap proaktif, pribadi yang
penelitian ini. Pada setiap siklus bertanggung jawab bersikap proaktif dan
dilakukan 2 (dua ) kegiatan konseling berinisiatif untuk meningkatkan diri,
individu untuk mengetahui kondisi dan komunitasnya, (9)Bersikap
perkembangan tanggung jawab pribadi tekun, pribadi yang bertangung jawab
klien. Pada setiap siklus terdapat menyadari bahwa tidaklah mudah
keberhasilan konseling dengan adanya melakukan hal yang bermanfaat,
peningkatan tanggung jawab konseli. menunjukkan ketekunan dan tekad yang
Pendekatan lintas budaya dalam setiap kuat untuk mengejar tujuannya, (10)Mau
pelaksanaan konseling budaya sangat merenung, pribadi yang bertanggung
berpengaruh terhadap pembentukan jawab memikirkan kembali apa yang
perilaku klien diantaranya sebagai telah ia lakukan dan tidak lakukan agar
berikut: (1)Berani menanggung lebih paham atas sebuah pilihan,
konsekuensi terhadap resiko atas (11)Memberikan contoh yang baik,
pilihannya, (2)Melatih kendali diri pribadi yang bertanggung jawab paham

6
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 1, Januari
2018 ISSN: 2442–2525

bahwa tindakannya sering mempenga- Departemen Pendidikan Nasional, 2007,


ruhi nilai dan perilaku orang lain, Rambu-rambu Penyelenggaraan
(12)Mempunyai otonomi moral, pribadi Bimbingan dan Konseling Dalam
yang bertanggung jawab sanngup Jalur Pendidikan Formal, Jakarta ,
berpikir sendiri dalam menentukan Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidikan dan
keputusan yang mendiri, rasioanl dan
Kependidikan
etis berdasarkan penilaian benar salah Handarini, Dany M. 1994. Konseling
yang sudah terintegrasi dalam dirinya. Lintas Budaya. Malang: PPS
Juntika, Achmad dan Nurihsan. 2006.
KESIMPULAN Bimbingan dan Konseling Dalam
Berdasarkan hasil analisa data Berbagai Latar Kehidupan.
maka hal-hal yang dapat disimpulkan Bandung: Refika Aditama.
Juntika, Achmad dan Nurihsan. 2006.
bahwa pendekatan lintas budaya dalam
Bimbingan dan Konseling Dalam
konseling individual untuk Berbagai Latar Kehidupan.
meningkatkan tanggung jawab pribadi Bandung: Refika Aditama.
pada konseli telah sesuai dengan teori Kementrian Pendidikan dan kebudayaan,
konseling lintas budaya. Pelaksanaan 2013, Modul Pelatihan
konseling tersebut membutuhkan Implementasi Kurikulum 2013
pertemuan yang berulang-ulang dan Untuk Guru BK, Jakarta, PPPPTK
Penjas dan BK
membutuhkan ketrampilan khusus bagi
Prayitno dan Amti, Erman. 1999. Dasar –
guru Bimbingan dan Konseling ( BK ) Dasar Bimbingan dan Konseling.
untuk dapt memahami kondisi konseli Jakarta: Rineka Cipta
yang sesungguhnya, sehingga muncul Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan
kesadran diri dari konseli sesuai dengan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.
tujuan konseling individual. Keberhasilan Sudrajat, Akhmad. 2008. Tahapan
konseling dapat ditandai dengan Konseling Individual. http:
//akhmad sudrajat.word
menuruinnya tingkat kecemasan konseli
press.com/2008/tahapan
dalam menghadapi masalah tanggung konseling individual, diakses
jawab pribadi, perubahn perilaku kearah tanggal 30-3-2015
yang lebih positif, dinamis, pmahaman Suharmawan, Wahid. 2010. Konseling
baru tentang masalah yang dihadapi dan Lintas Budaya.
adanya rencana hidup yang akan datang http://konselorindonesia.blogspo
t.co.id/2010/11/konseling-lintas-
dengan program yang jelas.
budaya_29.html
Sukiman. 2014. Penelitian Tindakan Kelas
Untuk Guru Pembimbing.
DAFTAR RUJUKAN : Yogjakarta: Paramitra Publishing.
Chrismastuti, dkk. 2014. Konseling Undang-Undang No. 20 Tahun 2013
Multikultural. Tentang Sistem Pendidikan
http://www.academia.edu/99464 Nasional.
55/Konseling_Lintas_Budaya

Anda mungkin juga menyukai