"Salam" dan "bahagia" adalah dua konsep yang memiliki makna yang
mendalam dan penting dalam berbagai konteks budaya, agama, dan
kehidupan sehari-hari.
bagaimana perwujudan menuntun yang tampak dalam kontek sosial budaya di daerah
kita?
Di banyak masyarakat di seluruh dunia, konsep "menuntun" sering kali tercermin
dalam berbagai praktik sosial budaya. Di daerah Anda, ini mungkin tercermin dalam
cara-cara berikut:
Perwujudan "menuntun" dalam konteks sosial budaya di daerah Anda bisa bervariasi
tergantung pada nilai-nilai, tradisi, dan struktur masyarakat lokal. Hal ini dapat
melibatkan berbagai tokoh, praktik, dan institusi yang berperan dalam memberikan
arahan, nasihat, dan dukungan kepada anggota masyarakat dalam berbagai aspek
kehidupan.
1. Kodrat Alam: Konsep kodrat alam mengacu pada hukum-hukum alam yang
melandasi kehidupan dan interaksi manusia dengan alam sekitarnya. Dalam
konteks pendidikan, memahami dan menghormati kodrat alam membantu
mengajarkan nilai-nilai keberlanjutan, keseimbangan, dan keberagaman.
Pendidikan yang mempertimbangkan kodrat alam mengajarkan siswa untuk
menjadi warga yang bertanggung jawab terhadap lingkungan,
mempromosikan praktik-praktik yang ramah lingkungan, dan
mengembangkan kesadaran akan pentingnya melestarikan sumber daya alam
untuk generasi mendatang.
2. Kodrat Zaman: Kodrat zaman merujuk pada tuntutan atau realitas zaman saat
ini, termasuk perubahan sosial, ekonomi, teknologi, dan budaya yang terus
berubah. Pendidikan yang mempertimbangkan kodrat zaman harus mampu
mengikuti perkembangan zaman, mempersiapkan generasi muda dengan
keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan dunia
modern. Ini termasuk memasukkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dalam pembelajaran, mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti
pemecahan masalah, kreativitas, kritis, dan komunikasi, serta mengajarkan
toleransi, pluralisme, dan pemahaman antarbudaya.
3. Keseimbangan dan Integrasi: Dengan mempertimbangkan baik kodrat alam
maupun kodrat zaman, pendidikan dapat menciptakan keseimbangan yang
seimbang antara tradisi dan inovasi, antara pelestarian nilai-nilai budaya lokal
dan adaptasi terhadap perubahan global. Ini membantu memastikan bahwa
pendidikan tidak hanya menghasilkan individu yang kompeten secara teknis,
tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai
kemanusiaan, keberagaman, dan keadilan.
4. Kebijakan dan Pembangunan Berkelanjutan: Memperhitungkan kodrat
alam dan kodrat zaman dalam pendidikan juga mendukung pembangunan
berkelanjutan dan kebijakan lingkungan yang berkelanjutan. Dengan
menyadari dampak dari tindakan manusia terhadap alam, pendidikan dapat
membentuk generasi yang peduli lingkungan dan siap berkontribusi pada
solusi terhadap tantangan-tantangan lingkungan global.
1. Tergerak: Ini mengacu pada keadaan di mana guru merasa terinspirasi atau
terdorong untuk melakukan tindakan atau perubahan tertentu. Mungkin ada
faktor-faktor eksternal atau internal yang membuat guru merasa perlu untuk
bertindak atau bereaksi dalam suatu situasi. Misalnya, seorang guru dapat
merasa tergerak oleh kebutuhan siswa yang khusus atau oleh suatu isu yang
muncul dalam lingkungan sekolah.
2. Bergerak: Ini menunjukkan bahwa guru tidak hanya merasa terinspirasi atau
terdorong, tetapi juga melakukan tindakan konkret untuk menciptakan
perubahan atau kemajuan dalam pembelajaran dan perkembangan siswa.
Guru yang bergerak akan aktif mencari solusi, mengimplementasikan strategi,
atau melakukan intervensi yang diperlukan untuk memperbaiki situasi atau
membantu siswa mencapai tujuan mereka.
3. Menggerakkan: Ini menunjukkan bahwa guru tidak hanya bertindak untuk
dirinya sendiri, tetapi juga mempengaruhi atau memotivasi orang lain untuk
bertindak. Guru yang menggerakkan mungkin menjadi agen perubahan yang
memotivasi rekan-rekan sejawatnya, siswa, atau pihak lain dalam lingkungan
pendidikan untuk berpartisipasi dalam upaya perubahan atau untuk
mengambil langkah-langkah menuju tujuan bersama.
Jadi, dalam konteks "guru penggerak", istilah-istilah ini menyiratkan bahwa seorang
guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai agen perubahan
yang aktif dalam menciptakan lingkungan belajar yang dinamis, responsif, dan
bermakna, serta dalam membantu siswa mencapai potensi mereka secara penuh.
Ki Hadjar Dewantara adalah salah satu tokoh pendidikan Indonesia yang memiliki
filosofi pendidikan yang sangat berpengaruh. Beberapa poin penting dalam refleksi
atas filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara adalah:
Dalam refleksi atas filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, penting bagi kita untuk
memahami nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diusungnya serta menerapkannya dalam
konteks pendidikan kita hari ini demi mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang lebih
luas.