Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepribadian adalah gambaran cara seseorang bertingkah laku
terhadap lingkungan sekitanya, yang terlihat dari kebiasaan berfikir, sikap
dan minat, serta pandangan hidupnya yang khas untuk mempunyai
keajegan.
Karena dalam kehidupan manusia sebagai individu ataupun
makhluk social, kepribadian senantiasa mengalami warna-warni
kehidupan.Ada kalanya senang, tentram, dan gembira. Akan tetapi
pengalaman hidup membuktikan bahwa manusia juga kadang-kadang
mengalami hal-hal yang pahit, gelisah, frustasi dan sebagainya.Ini
menunjukan bahwa manusia mengalami dinamika kehidupan.
Kepribadian sangat mmencerminkan perilaku seseorang. Kita bisa
tahu apa yang sedang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu
berdasarkan dpengalamn diri kita sendiri. Hal ini karena dalam banyak
segi, setiap orang adalah unik, khas. Oleh karena itu kita membutuhkan
sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku
diri sendiri dan orang lain. Kita harus memahami definisi kepribadian serta
bagaiman kepribadian itu terbentuk.Untuk itu kita membutuhkan teori-
teori tingkah laku, teori kepribadian agar gangguan-gangguan yang biasa
muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari.
Mempelajari kepribadian merupakan hal yang menarik karena
dinamika pengetahuan mengenai diri kita sendiri secara otomatis akan
bertambah. Hal ini karena hakikatnya manusia adalah yang ada dan
tumbuh berkembang dengan kepribadian yang menyertai setiap langkah
dalam hidupnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang konsep kepribadian dan perilaku
manusia.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang pengertian kepribadian manusia
b. Untuk mengetahui tentang struktur kepribadian manusia
c. Untuk mengetahui tentang ciri-ciri kepribadian manusia
d. Untuk mengetahui konsep perilaku manusia
e. Untuk mengetahui contoh-contoh kepribadian dan perilaku
manusia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepribadian
Istilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan
personality. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang
berarti topeng dan personare, yang artinya menembus. Istilah topeng
berkenaan dengan salah satu atribut yang dipakai oleh para pemain
sandiwara pada zaman Yunani kuno. Dengan topeng yang dikenakan dan
diperkuat dengan gerak-gerik dan apa yang diucapkan, karakter dari tokoh
yang diperankan tersebut dapat menembus keluar, dalam arti dapat
dipahami oleh para penonton. Dari sejarah pengertian kata personality
tersebut, kata persona yang semua berarti topeng, kemudian diartikan
sebagai pemainnya sendiri, yang memainkan peranan seperti digambarkan
dalam topeng tersebut. Dan sekarang ini istilah personality oleh para ahli
dipakai untuk menunjukkan suatu atribut tentang individu, atau untuk
menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia.
Menurut ilmu Antropologi, kepribadian ditentukan oleh akal dan
jiwa manusia itu sendiri. Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang
menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu
manusia itulah yang disebut sebagai kepribadian atau personality.
Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang
bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Pengertian kepribadian
menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1. G.W. Allport
Kepribadian adalah suatu organisasi psikofisik yang dinamis dalam
diri individu, yang menentukan tingkah laku yang khas (unik) dari
orang tersebut.
2. R.B. Cattell
Kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan kita untuk
meramalkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang dalam situasi
tertentu.
3. A. Adler
Kepribadian adalah gaya hidup individu, atau cara yang khas dari
individu tersebut dalam berespons terhadap masalah-masalah hidup.
4. J.P. Chaplin
Kepribadian adalah integrasi dari sifat-sifat tertentu yang dapat
diselidiki dan dijabarkan, untuk menyatakan kualitas yang unik dari
individu.
Dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian kepribadian sebagai
berikut:
1. Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri dari
aspek psikis, seperti : inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita, dst. serta
aspek fisik, seperti : bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dst.
2. Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya
yang mengalami perubahan secara terus-menerus, dan terwujudlah
pola tingkah laku yang khas atau unik.
3. Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan,
tetapi dalam perubahan tersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap.
4. Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai oleh individu.

B. Struktur Kepribadian Manusia


Struktur kepribadian merupakan unsur-unsur atau komponen yang
membentuk diri seseorang secara psikologis. Jung sebenarnya tidak
membahas struktur kepribadian secara khusus melainkan tentang jiwa.
Menurut Jung dalam Syamsu dkk menjelaskan bahwa “psyche embraces
all thought, feeling and behavior, conscious and unconscious” atau
kepribadian itu adalah seluruh pemikiran, perasaan dan perilaku nyata
yang disadari mapun yang tidak disadari.

Struktur kepribadian manusia terdiri dari:

1. Dimensi Kesadaran

Dimensi kesadaran adalah penyesuaian terhadap dunia luar


individu. Dimensi kesadaran manusia mempunyai dua komponen
pokok yaitu:

a. Fungsi Jiwa

Fungsi jiwa ialah bentuk suatu aktivitas kejiwaan yang


secara teori tidak berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda.
Jung membedakan empat fungsi jiwa yang pokok. Pikiran dan
perasaan adalah fungsi jiwa yang rasional. Pikiran dan perasaan
bekerja dengan penilaian. Penilaian menilai atas dasar benar dan
salah. Adapun perasaan menilai atas dasar menyenangkan dan
tidak menyenangkan. Kedua fungsi jiwa yang irrasional yaitu
pendirian dan intuisi tidak memberikan penilaian, melainkan
hanya semata-mata pengamatan. Pendirian mendapatkan
pengamatan dengan sadar melalui indra. Adapun intuisi
mendapat pengamatan secara tidak sadar melalui naluri. Pada
dasarnya setiap manusia memiliki keempat fungsi jiwa itu, akan
tetapi biasanya hanya salah satu fungsi saja yang paling
berkembang (dominan). Fungsi yang paling berkembang itu
merupakan fungsi superior dan menentukan tipe kepribadian
orangnya. Jadi ada tipe pemikir, tipe perasa, tipe pendirian dan
tipe intuitif.

b. Sikap Jiwa

Sikap jiwa ialah arah dari energi psikis atau libido yang
menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya.
Arah aktivitas energi psikis itu dapat keluar ataupun ke dalam
diri individu. Begitu juga arah orientasi manusia terhadap
dunianya, dapat keluar atau pun ke dalam dirinya. Tiap orang
mengadakan orientasi terhadap sekelilingnya berbeda satu sama
lain. Berdasarkan atas sikap jiwanya, manusia dapat digolongkan
menjadi dua tipe yaitu:

1) Manusia yang bertipe ekstroversi

2) Manusia yang bertipe introversi.


2. Dimensi Ketidaksadaran
Dimensi ketidaksadaran adalah suatu dimensi yang melakukan
penyesuaian terhadap dunia dalam individu. Dimensi
ketidaksadaran kepribadian seseorang mempunyai dua lingkaran
yaitu:
a. Ketidaksadaran pribadi
Ketidaksaran pribadi berisi hal yang diperoleh individu
selama hidupnya namun tertekan dan terlupakan. Ketidaksaran
pribadi terdiri dari pengalaman yang disadari tetapi kemudian di
tekan, dilupakan, diabaikan serta pengalaman yang terlalu
lemah untuk menciptakan kesan sadar pada pribadi seseorang.
Ketidaksadaran pribadi berisi hal yang teramati, terpikirkan
dan terasakan dibawah ambang kesadaran. Ketidaksadaran
pribadi berisi kompleks (konstelasi) perasaan, pikiran,
persepsi, ingatan yang terdapat dalam ketidaksadaran
pribadi. Kompleks memiliki inti yang bertindak sebagai
magnet menarik berbagai pengalaman ke arahnya.
b. Ketidaksadaran Kolektif
Ketidaksadaran kolektif atau transpersonal adalah gudang
bekas ingatan laten yang diwariskan dari masa lampau leluhur
seseorang. Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikis
perkembangan evolusi manusia yang menumpuk akibat dari
pengalaman yang berulang selama banyak generasi.
Menurut Eysenck menjelaskan bahwa struktur kepribadian terdiri
dari:
1. Specific Response, yaitu tindakan atau respon yang terjadi pada suatu
keadaan atau kejadian tertentu, jadi khusus sekali.
2. Habitual response mempunyai corak yang lebih umum daripda specific
response, yaitu respon-respon yang berulang-ulang terjadi kalau
individu menghadapai kondisi atau situasi yang sejenis.
3. Trait, yaitu sementara habitual response yang paling berhubungan satu
sama lain yang cenderung ada pada individu tertentu.
4. Type, yaitu organisasi di dalam individu yang lebih umum, lebih
mencakup lagi.
Jadi, jika ditarik kesimpulan bahwa Jung tidak membahas struktur
kepribadian secara khusus akan tetapi yang dibahas adalah pengertian
tentang jiwa. Selain itu menurut Eysenck bahwa struktur kepribadian
terdiri dari empat bagian, yaitu specific response, habitual response, trait,
type.

C. Tipe-tipe Kepribadian Manusia


Masing-masing manusia memiliki tipe kepribadian yang berbeda-
beda. Ada yang berkarakter lembut,ramah, periang, dan ada pula yang
berbanding terbalik dengan karakter itu seperti berkarakter keras kepala,
pemalu dan lain sebagainya. Ada banyak tipe kepribadian, seperti
diungkapkan oleh parah ahli, diantaranya adalah Hiprocates dan Gelanus,
C.G. Jung, Gerart Heymans, dan Eduard Spranger. Masing masing ahli ini
memandang dan memberikan pendapat tentang tipe kepribadian dari sudut
pandang yang berbeda.
1. Tipe-tipe kepribadian menurut Hipocrates dan Gelanus
Hiprocates dan Gelanus membagi tipe-tipe kepribadian menjadi
empat bagian, yaitu:
a. Sanguinis
Tipe kepribadian sanguinis ditandai dengan sifat hangat,
lincah, bersemangat, meluap-luap, dan pribadi yang
menyenangkan. Pengaruh/kejadian luar dengan gampang masuk ke
pikiran dan perasaan yang meledak-ledak. Orang sanguinis sangat
ramah kepada orang lain, sehingga dia biasanya dianggap seorang
yang sangat eksrovert.
Kekuatan:
1) Suka bicara
2) Secara fisik memegang pendengar, emosional dan
demonstrative
3) Antusias dan ekspresif
4) Ceria dan penuh rasa ingin tahu
5) Hidup di masa sekarang
6) Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
7) Berhati tulus dan kekanak-kanakan
8) Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
9) Umumnya hebat di permukaan
10) Mudah berteman dan menyukai orang lain
11) Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
12) Menyenangkan dan dicemburui orang lain
13) Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
14) Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan
yang membosankan
15) Menyukai hal-hal yang spontan
Kelemahan:
1) Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
2) Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
3) Susah untuk diam
4) Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang
lain (suka nge-Gank)
5) Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
6) RKP (Rentang Konsentrasi Pendek)
7) Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban
(awalnya saja antusias)
8) Mudah berubah-ubah
9) Susah datang tepat waktu jam kantor
10) Prioritas kegiatan kacau
11) Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah
mendengarkan dengan tuntas
12) Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-
olah masalahnya
13) Egoistis
14) Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
15) Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to
earn/save money".
b. Koleris
Tipe kepribadian koleris tampil hangat, serba cepat, aktif,
pasif, berkemauan keras, dan sangat independen. Dia cenderung
tegas dan berpendirian keras, dengan gampang dapat membuat
keputusan bagi dirinya dan bagi orang lain. dia tidak butuh
digerakan dari luar, malah mempengaruhi lingkungannya dengan
gagasan-gagasannya, rencana, tujuan, dan ambisinya yang tak
pernah surut.

Kekuatan:

1) Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif


2) Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi
kesalahan
3) Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
4) Bebas dan mandiri
5) Berani menghadapi tantangan dan masalah
6) "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih
baik dari hari ini"
7) Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
8) Mendelegasikan pekerjaan dan Orientasi berfokus pada
produktivitas
9) Membuat dan menentukan tujuan
10) Terdorong oleh tantangan dan tantangan
11) Tidak begitu perlu teman
12) Mau memimpin dan mengorganisasi
13) Biasanya benar dan punya visi ke depan
14) Unggul dalam keadaan darurat

Kelemahan:

1) Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)


2) Senang memerintah
3) Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
4) Menyukai kontroversi dan pertengkaran
5) Terlalu kaku dan kuat/ keras
6) Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
7) Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
8) Sering membuat keputusan tergesa-gesa
9) Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat
orang lain
10) Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
11) Workaholics (kerja adalah "tuhan"-nya)
12) Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
13) Mungkin selalu benar tetapi tidak popular
c. Melankolis
Tipe kepribadian melankolis adalah suka berkorban,
analisis, betipe perfektionis dengan sifat emosi yang sangat
sensitif. Tidak seorang pun yang dapat menikmati keindahan karya
seni melebihi seorang melankolis. Apabila sedang bergembira
maka sifatnya lebih ekstrovert. Namun, apabila sedang murung,
maka ia bisa menjadi seorang yang begitu antagonis.

Kekuatan:

1) Analitis, mendalam, dan penuh pikiran


2) Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
3) Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
4) Sensitif
5) Mau mengorbankan diri dan idealis
6) Standar tinggi dan perfeksionis
7) Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur
(rapi)
8) Hemat
9) Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering
terlalu kreatif)
10) Kalau sudah mulai, dituntaskan.
11) Berteman dengan hati-hati.
12) Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
13) Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
14) Sangat memperhatikan orang lain

Kelemahan:

1) Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan


tertekan)
2) Mengingat yang negatif & pendendam
3) Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
4) Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
5) Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
6) Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan
merencanakan
7) Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
8) Hidup berdasarkan definisi
9) Sulit bersosialisasi
10) Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang
dirinya
11) Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih
sayang)
12) Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
13) Memerlukan persetujuan
d. Phlegmatis
Seseorang yang memiliki tipe kepribadian phlegmatis
adalah seorang yang hidupnya tenang, gampangan, tak pernah
merasa terganggu sehingga dia hampir tak pernah marah. Dia
adalah seorang dengan tipe yang mudah bergaul , dan paling
menyenangkan diantara semua temperamen. Baginya hidup adalah
suatu kegembiraan, dan kadang menjauh dari hal-hal yang tidak
menyenangkan. Dia begitu tenang dan agak diam, sehingga tak
pernah kelihatan terhasut, bagaimanapun keadaan sekitarnya.

Kekuatan:

1) Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh


2) Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
3) Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
4) Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
5) Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya
terorganisasi
6) Penengah masalah yg baik
7) Cenderung berusaha menemukan cara termudah
8) Baik di bawah tekanan
9) Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
10) Rasa humor yg tajam
11) Senang melihat dan mengawasi
12) Berbelaskasihan dan peduli
13) Mudah diajak rukun dan damai

Kelemahan:

1) Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru


2) Takut dan khawatir
3) Menghindari konflik dan tanggung jawab
4) Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
5) Terlalu pemalu dan pendiam
6) Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
7) Kurang berorientasi pada tujuan
8) Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
9) Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
10) Tidak senang didesak-desak
11) Menunda-nunda / menggantungkan masalah.

2. Tipe-Tipe Kepribadian Menurut C. G. Jung

a. Ekstrovert
Orang yang memiliki Kepribadian Ekstrovert adalah orang
yang perhatiannya diarahkan ke luar dari dirinya. Ciri ciri atau sifat
yang dimiliki oleh orang ekstrovert adalah ia lancar dalam
berbicara, mudah bergaul, tidak malau mudah menyesuaikan diri,
ramah dan suka berteman.
b. Introvert
Orang yang memiliki kepribadiannya Introvert merupakan
kebalikan dari kepribadian ekstrovert. Perhatiannya lebih mengarah
pada dirinya. Sifat yang dimiliki oleh orang yang berkpribasian
seperti ini adalah cendrung diliputi kekhawatiran, mudah malu dan
canggung, lebih senang bekerja sendiri, sulit menyesuiakan diri
dan jiwanya agak tertutup.
3. Tipe-tipe Kepribadian Menurut Gerart Haymens
Gerart Haymens menggolongkan kepribadian ke dalam tujuh tipe
yaitu:
a. Gapasioneerden
Ciri orang yang memiliki kepribadian seperti ini akan
terlihat sifat antara lain selalu bersikap keras, ambisius, egois, dan
emosional. Selain itu sifat yang terlihat dari orang yang
mempunyai kepribadian ini antara lain memiliki rasa kekeluargaan
yang baik, dan suka menolong yang lemah.
b. Cholerici
Sifat yang terlihat dari orang yang memiliki kepribadian
seperti ini antara lain orangnya agresif, giat bekerja, pemberani,
optimistis, dan suka pada hal hal yang bersifat nyata. Selain itu ciri
lainnya adalah bahwa orang ini mempunyai sifat boros dan suka
bertindak ceroboh.
c. Sentimentil
Ciri-cirinya adalah emosional, pintar berbicara, senang
dengan kehidupan alam, dan tidak suka keramaian.
d. Nerveuzen
Sifat yang terlihat dari kepribadian semacam ini adalah
mudah naik darah, suka memprotes, tidak mau berfikir panjang,
dan tidak pendendam.
e. Flegmaciti
Sifat yang terlihat pada orang yang memiliki kepribadian
ini adalah antara lain selalu bersikap tenang dan sabar, tekun
bekerja, memiliki pemikiran yang luas, rajin dan cekatan.
f. Sanguinici
Orang yang memiliki kepribadian sanginici memiliki sifat
seperti anak-anak. Sifat yang terlihat antara lain sukar atau plinlan
dalam mengambil keputusan, ragu ragu dalam bertindak dan suka
menyendiri.
g. Amorfem
Sifat yang terlihat dari tipe kepribadian ini adalah
intelektualnya kurang, picik, tidak praktis, tidak punya jati diri dan
terombang ambing.

4. Tipe-Tipe Kepribadian Menurut Eduard Spranger


Eduard menggolongkan tipe-tipe kepribadian seseorang
berdasarkan sikap manusia yang hidup di dalam masyarakat. Tipe-tipe
kepribadian tersebut antara lain :
a. Manusia Politik
Seseorang yang memiliki kepribadian seperti ini cendrung
mempunyai sifat ingin menguasai orang lain, dan setiap langkanya
selalu berbau hal politik.
b. Manusia Ekonomi
Orang yang memiliki tipe kepribadian seperti ini segala
sesuatunya dipertimbangkan dengan hitung-hitungan bisnis. Kalau
kita ingin mengetahui orang orang bertipe kepribaidan ekonomi
kita bisa melihat pada ras china yang hidup di negara kita ini.
Kebanyakan para etnik china ini selalu mencari hal hal baik dan
berpotensi bisnis.
c. Manusia Sosial
Orang yang memiliki kepribadian ini biasanya mudah dan
suka bergaul (supel), suka menolong, dan rela berkorban untuk
orang lain.
d. Manusia Seni
Orang yang memiliki kepribadian seni adalah orang yang
jiwanya dipengaruhi oleh nilai-nilai keindahan. Untuk melihat
orang yang memiliki kepribadian seni bagi kita tidak sulit. Kita
bisa melihat para musisi, penyanyi, pelukis dan lain sebagainya,
atau kita bisa melihat orang orang yang dalam kesehariannya
menghabiskan waktunya untuk keindahan.
e. Manusia Agama
Orang yang memiliki kepribadian agama, yang terpenting
bagi mereka adalah menghambakan diri dan menghabiskan
hidupnya demi Tuhan Yang Maha Kuasa. Orang yang memiliki
kepribadian seperti ini antara lain para ulama, pastur, pendeta dan
pemuka atau tokoh tokoh agama lainnya.
f. Manusia Teori
Ciri-ciri dari orang yang memili kepribadian teori antara
lain ia adalah seorang pemikir, suka membaca, dan mengabdi pada
ilmu.

D. Konsep Perilaku Manusia


1. Pengertian Perilaku
Perilaku manusia adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri
(Notoatmodjo, 2007). Secara operasional perilaku dapat diartikan suatu
respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek
tersebut. Perilaku dapat diartikan sebagai suatu aksi reaksi organisme
terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang
diperlukan untuk menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan.
Rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.
Perilaku dapat juga diartikan sebagai aktivitas manusia yang timbul
karena adanya stimulasi dan respons serta dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2007).
Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu
tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya
stimulus atau rangsangan yang mengenai individu atau organisme itu
(Darho, 2012).
2. Jenis Perilaku
Menurut Puspitasari (2013) dilihat dari bentuk terhadap stimulus
menurut skinner, perilaku dapat dibedakan menjadi dua:
a. Perilaku tertutup (Covert Behavior)
Seorang terhadap stimulus yang masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan/ kesadaran dan sikap, belum biasa
diamati oleh orang lain
b. Perilaku Terbuka (Overt Behavior)
Seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka. Ini sudah jelas dilakukan atau praktik, yang sangat
mudah diamati atau dilihat orang lain.
Dilihat dari perspektif perilaku para ahli psikologi
menyimpulkan jenis perilaku, diantaranya:
1) Perilaku berdasarkan sudut pandang dinamika
Perilaku pengalaman masa balita, mulai fase oral-genetal
2) Perilaku berdasarkan perspektif humanistic
Perilaku tercipta karena kurangnya pemenuhan kebutuhan
pribadi
3) Perilaku berdasarkan perspektif biologi
Perilaku adalah berdasarkan fisiologi otak manusia
4) Perilaku berdasarkan sudut pandang kognitif
Perilaku tercipta karena ketertarikan perasaan dan cara pandang
terhadap dirinya
5) Perilaku berdasarkan sudut pandang social
6) Perilaku individu tercipta ketika melihat posisi individu dalam
hubungannya dengan individu lain dan masyarakat sebagai
suatu keseluruhan.
Menurut Dahro (2012), jenis perilaku dibagi menjadi dua yaitu ;
a. Perilaku yang refleksif
Perilaku yang refleksif merupakan perilaku secara spontan
yang terjadi atas reaksi terhadap stimulus yang didapatkan
organism tersebut.
b. Perilaku non refleksif
Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh kesadaran atau
otak. Perilaku ini merupakan perilaku yang dibentuk dan dapat
dikendalikan. Oleh karena itu, perilaku ini dapat berubah dari
waktu ke waktu sebagai hasil proses belajar.

Anda mungkin juga menyukai